Makalah Insomnia Dan Monopause

download Makalah Insomnia Dan Monopause

of 22

Transcript of Makalah Insomnia Dan Monopause

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    1/22

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangIstirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang

    baik dengan nutrisi yang baik dan olahraga yang cukup. Tiap individu

    membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan

    emosivtergantung pada kemampuan untuk memnuhi kebutuhan dasar manusia.

    Tanpa jumlah istirahat dan tidur yan cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi,

    membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun, dan

    meningkatkan iritabilitas. Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati,

    secara umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan

    munculnya insomnia.

    Insomnia merupakan ganggguan tidur yang paling sering dikeluhkan.

    Penelitian menunjukkan bahwa kurang lebih 1/3 dari orang dewasa pernah

    menderita insomnia setiap tahunnya. Gangguan tidur ini dapt mempengaruhi

    pekerjaan, aktifitas social dan status kesehatan penderitanya. Bukti lain

    menunjukkan bahwa adanya korelasi yang bermakna antara kurang tidur dan

    kecelakaan lalulintas.

    Kesulitan untuk memulai tidur ( initiating sleep ) lebih sering dijumpai pada

    wanita, sedangkan kesulitan mempertahankan tidur dan terbangun pada pagi hari

    memiliki prevalensi yang sama antara wanita dan pria . Keluhan insomnia lebih

    sering didapat pada orang yang mudah cemas atau depresi, orang dengan sosial

    ekonomi yang rendah, bercerai , mereka dengan penyakit kronis, dan padapeminum alkohol berat.

    Adapun pengertian dari konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan

    dan nilai yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep

    diri berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan

    dirinya dengan orang lain. Konsep diri terdiri dari beberapa komponen yaitu

    gambaran diri, ideal diri, haraga diri, penampilan peran dan identitas. Tanda dan

    gejala seseorang dengan gangguan konsep diri yaitu cenderung kurang percaya

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    2/22

    2

    diri, malu memandang dirinya sendiri, menganggap dirinya kurang berharga dan

    cenderung menarik diri dari kontak sosial. Bila hal tersebut tidak segera ditangani

    akan berdampak yang sangat negatif, seperti malas melakukan aktifitas perawatan

    diri, resiko mencederai diri bahkan perilaku bunuh diri.

    1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan Umum

    Setelah dilakukan pembelajaran/ seminar diharapkan mahasiswa dapat

    mengetahui dan mengaplikasikan asuhan keperawatan klien dengan gangguan

    tidur; insomnia.

    1.2.2 Tujuan Khususa. Menjelaskan definisi insomnia dan gangguan konsep diri wanita

    monopause

    b. Menjelaskan etiologi insomnia dan gangguan konsep diri wanitamonopause

    c. Menjelaskan klasifikasi insomnia dan gangguan konsep diri wanitamonopause

    d. Menjelaskan manifestasi insomnia dan gangguan konsep diri wanitamonopause

    e. Menjelaskan komplikasi insomnia dan gangguan konsep diri wanitamonopause

    f. Menjelaskan penatalaksanaan insomniadan gangguan konsep diri wanitamonopause

    g. Menjelaskan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan insomnia dangangguan konsep diri wanita monopause

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    3/22

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Insomnia2.1.1 Pengertian

    Insomnia didefinisikan sebagai suatu persepsi dimana seseorang merasa

    tidak cukup tidur atau merasakan kualitas tidur yang buruk walaupun orang

    tersebut sebenarnya memiliki kesempatan tidur yang cukup, sehingga

    mengakibatkan perasaan yang tidak bugar sewaktu atau setelah terbangun dari

    tidur .

    Penderita insomnia berbeda dengan orang yang memang waktu tidurnya

    pendek ( short sleepers ), dimana pada short sleepers meskipun waktu tidur

    mereka pendek, mereka tetap merasa bugar sewaktu bangun tidur, berfungsi

    secara normal di siang hari, dan mereka tidak mengeluh tentang tidur mereka di

    malam hari.

    Tidur tidak sekadar mengistirahatkan tubuh, tapi juga mengistirahatkan

    otak, khususnya serebral korteks, yakni bagian otak terpenting atau fungsi mental

    tertinggi, yang digunakan untuk mengingat, memvisualkan serta membayangkan,

    menilai dan memberikan alasan sesuatu.

    Tes yang pernah dilakukan terhadap beberapa ratus pria yang bersedia

    menjadi sukarelawan untuk tidak tidur selama berhari-hari menunjukkan, setelah

    4 - 8 hari, memang tidak terjadi kemerosotan fisik yang berarti. Namun dalam 24

    jam saja tidak tidur, gejala gangguan mental serius sudah terlihat, seperti cepat

    marah, memori hilang, timbul halusinasi, ilusi, dll. Meski begitu, dengan tidurkembali keesokan harinya semua gangguan itu hilang. Malah ada ahli

    menyatakan, mendingan orang tidak makan dan minum daripada tidak tidur. Tes

    laboratorium pada hewan menunjukkan, mereka bisa bertahan hidup tanpa makan

    dan minum sampai 20 hari, tapi tidak tidur hanya bertahan tidak lebih dari lima

    hari.

    Sejumlah ahli yang memonitor aktivitas tubuh menuju tidur menambahkan,

    saat tidur pikiran dan otot-otot kita saling merangsang. Ketegangan otot

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    4/22

    4

    menyebabkan korteks terus aktif sedangkan ketegangan otak menyebabkan otot

    terus aktif. Kelelahan akan mengurangi irama kerja otot, demikian juga di kala

    beristirahat, sehingga semua ini akan menurunkan kegiatan dalam korteks.

    Menurunnya aktivitas dalam korteks akan membiarkan otot-otot kita

    semakin rileks. Begitu rangsangan antara pikiran dan otot menurun, kita akan

    mengantuk lalu tertidur. Selagi tidur, jantung kita akan berdetak lebih lamban,

    tekanan darah menurun, dan pembuluh-pembuluh darah melebar. Suhu badan

    turun sekitar 0,5oF (-17,5oC) tetapi perut dan usus tetap bekerja. Sementara tidur,

    tubuh sekali-kali bergerak. Gerakan sebanyak 20 - 40 kali masih dianggap normal.

    Terganggu insomnia berarti kerja pikiran dan otot tidak berjalan seiring. Pikiran

    kita akan sulit tertidur bila otot masih tegang. Sebaliknya, akan sulit bagi otot

    untuk tertidur jika pikiran masih terjaga, tegang, dsb.

    2.1.2 EtiologiBeberapa factor yang merupakan penyebab Insomnia yaitu :

    a. Faktor Psikologi :Stres yang berkepanjangan paling sering menjadi penyabab dari Insomnia

    jenis kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat menjadi

    penyebab insomnia transient.

    b. Problem PsikiatriDepresi paling sering ditemukan. Jika bangun lebih pagi dari biasanya

    yang tidak diingininkan, adalah gejala paling umum dari awal depresi,

    Cemas, Neorosa, dan gangguan psikologi lainnya sering menjadi penyebab

    dari gangguan tidur.

    c.

    Sakit FisikSesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga hidung

    yang tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan tidur. Selama

    penyebab fisik atau sakit fisik tersebut belum dapat ditanggulangi dengan

    baik, gangguan tidur atau sulit tidur akan dapat tetap dapat terjadi.

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    5/22

    5

    d. Faktor LingkunganLingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet, lintasan

    kereta api, pabrik atau bahkan TV tetangga dapat menjadi faktor penyebab

    susah tidur.

    e. Gaya HidupAlkohol, rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak

    teratur, juga dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur.

    2.1.3 Klasifikasi InsomniaAdapun macam-macam dari tipe insomnia yaitu :

    a. Insomnia sementara (transient)Yakni insomnia yang berlangsung beberapa malam dan biasanya

    berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang berlangsung

    sementara dan biasanya menimbulkan stress dan dapat dikenali dengan

    mudah oleh pasien sendiri. Diagnosis transient insomnia biasanya dibuat

    secara retrospektif setelah keluhan pasien sudah hilang. Keluhan ini

    kurang lebih ditemukan sama pada pria dan wanita dan episode berulang

    juga cukup sering ditemukan, faktor yang memicu antara lain akibat

    lingkungan tidur yang berbeda, gangguan irama sirkadian sementara akibat

    jet lag atau rotasi waktu kerja, stress situasional akibat lingkungan kerja

    baru, dan lain-lainnya. Transient insomnia biasanya tidak memerlukan

    terapi khusus dan jarang membawa pasien ke dokter.

    b. Insomnia jangka pendekYakni gangguan tidur yang terjadi dalam jangka waktu dua sampai tiga

    minggu. Kedua jenis insomnia ini biasanya menyerang orang yang sedangmengalami stress, berada di lingkungan yang ribut-ramai, berada di

    lingkungan yang mengalami perubahan temperatur ekstrim, masalah

    dengan jadwal tidur-bangun seperti yang terjadi saat jetlag, efek samping

    pengobatan.

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    6/22

    6

    c. Insomnia kronisKesulitan tidur yang dialami hampir setiap malam selama sebulan atau

    lebih. Salah satu penyebab chronic insomnia yang paling umum adalah

    depresi. Penyebab lainnya bisa berupa arthritis, gangguan ginjal, gagal

    jantung, sleep apnea, sindrom restless legs, Parkinson, dan

    hyperthyroidism. Namun demikian, insomnia kronis bisa juga disebabkan

    oleh faktor perilaku, termasuk penyalahgunaan kafein, alkohol, dan

    substansi lain, siklus tidur/bangun yang disebabkan oleh kerja lembur dan

    kegiatan malam hari lainnya, dan stres kronis.

    2.1.4 Manifestasi Insomniaa. Perasaan sulit tidur, bangun terlalu awalb. Wajah kelihatan kusamc. Mata merah, hingga timbul bayangan gelap di bawah matad. Lemas, mudah mengantuke. Resah dan mudah cemasf. Sulit berkonsentrasi, depresi, gangguan memori, dan gampang

    tersinggung.

    2.1.5 Komplikasi Insomniaa. Efek fisiologis. Karena kebanyakan insomnia diakibatkan oleh stress,

    terdapat peningkatan noradrenalin serum, peningkatan ACTH dan kortisol,

    juga penurunan produksi melatonin.

    b. Efek psikologis. Dapat berupa gangguan memori, gangguanberkonsentrasi , irritable, kehilangan motivasi, depresi, dan sebagainya.

    c. Efek fisik/somatik. Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dansebagainya.

    d. Efek sosial. Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susahmendapat promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati

    hubungan sosial dan keluarga.

    e. Kematian. Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angkaharapan hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. Hal ini

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    7/22

    7

    mungkin disebabkan karena penyakit yang menginduksi insomnia yang

    memperpendek angka harapan hidup atau karena high arousal state yang

    terdapat pada insomnia mempertinggi angka mortalitas atau mengurangi

    kemungkinan sembuh dari penyakit. Selain itu, orang yang menderita

    insomnia memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami

    kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan orang normal.

    2.1.6 PenatalaksanaanPrinsip penanganan gangguan tidur selain menjelaskan, memastikan dan

    memberikan saran juga mengoptimalkan pola tidur yang sehat, baik dari segi

    kualitas ataupun waktunya. Terapi insomnia dapat dilakukan dengan

    menggunakan obat ataupun tanpa obat. Terapi tersebut dapat berupa :

    1. PsikoterapiKeberhasilan mengatasi insomnia, sangat tergantung dari kemampuan

    pasien untuk santai dan belajar bagaimana cara-cara tidur yang benar.

    Terapi perilaku bisa menyembuhkan insomnia kronik dan terapi ini efektif

    untuk segala usia, terutama pada pasien usia tua.

    2. HerbalBahan-bahan seperti valerian (untuk relaksasi otot), melatonin (untuk

    gangguan irama sirkadian seperti jetlag). Melatonin menurunkan fase tidur

    laten, meningkatkan efisiensi tidur, dan meningkatkan persentasi tidur

    REM (Rapid Eye Movement), dan chamomile (untuk mengurangi

    kecemasan) banyak dipakai untuk terapi insomnia.

    3. Terapi cahayaPrinsip terapi ini adalah bahwa cahaya terang dapat mengurangi rasamengantuk dan kegelapan bisa menyebabkan mengantuk.

    4. FarmakoterapiTujuan pengobatan dengan obat-obatan hipnotik bukan hanya untuk

    meningkatkan kualitas dan durasi tidur, tapi juga untuk meningkatkan

    derajat kewaspadaan pada siang harinya dan untuk menghilangkan

    hyperarousal state. Sayangnya, banyak dosis obat hipnotik yang

    dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas tidur pada malam hari juga

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    8/22

    8

    menyebabkan sedasi pada siang harinya. Untuk menghindari komplikasi

    ini, short acting benzodiazepine dapat digunakan. Obat hipnotik long

    acting bisa mengganggu kualitas psikomotorik yang bisa menyebabkan

    kecelakaan yang berhubungan dengan kendaraan bermotor Terapi dengan

    obat-obatan hipnotik sedatif harus dimulai dengan dosis kecil dan untuk

    maintenancenya menggunakan dosis efektif yang terkecil. Efek toleransi

    terjadi pada penggunaan kebanyakan obat hipnotik, karena itu penggunaan

    obat ini tidak boleh lebih dari 1 bulan. . Rebound insomnia bisa terjadi jika

    penghentian obat dilakukan secara mendadak. Untuk menghindari efek ini,

    digunakan obat dengan dosis kecil dan tappering off.

    2.2 Gangguan Konsep Diri2.2.1 Pengertian

    Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan

    kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan

    mempengaruhi hubungan dengan orang lain, atau cara individu memandang

    dirinya secara utuh baik fisik, emosi, intelektual, sosial dan spritual. (Susilawati,

    dkk, 2005 : 89).

    Konsep diri termasuk persepsi individu akan sifat kemampuannya,

    interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai nilai yang berkaitan dengan

    pengalaman dan objek, tujuan serta keinginan. (Menurut Stuart dan Sundeen

    dalam keliat, 1992:2).

    Konsep diri merupakan semua perasaan dana pemikiran seseorang

    mengenai dirinya sendiri, dimana hal ini meliputi kemampuan, karakter diri,

    sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diri. ( menurut www.google.comsearch for Asuhan Keperawatan Pada Harga Diri Rendah, diana Apriana, 2005).

    Dari beberapa pengertian di atas, konsep diri dapat dikatakan juga

    merupakan semua pikiran, keyakinan, perasaan dan kepercayaan mengenai

    dirinya sendiri yang meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup,

    kebutuhn dan penampilan diri yang dapat mempengaruhi hubungan dengan

    orang lain tetapi konsep diri ini belum ada saat lahir, di pelajari melalui kontak

    sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Individu dengan konsep

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    9/22

    9

    diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif, sedangkan konsep diri negatif

    dapat dilihat dari hubungan dan sosial yang mal adaftif.

    2.2.2 Komponen Konsep DiriKomponen-komponen konsep diri menurut (Tarwoto, 2003) terdiri dari:

    a. Citra Tubuh ( Body Image )Adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar,

    mencangkup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi

    penampilan tubuh saat ini dan masa lalu.

    b. Ideal DiriPersepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai dengan

    standar prilaku.

    c. Harga DiriAdalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis, sejauh

    mana perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh dari diri sendiri

    dan orang lain.

    d. Peran DiriAdalah pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang

    berdasarkan posisinya di masyarakat.

    e. Identitas DiriAdalah kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi

    dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri

    sebagai suatu kesatuan yang utuh.

    2.2.3

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep DiriFaktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut (Tarwoto, 2003)

    adalah sebagai berikut:

    a. Tingkat perkembangan dan kematanganPerkembangan anak yaitu dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan

    anak akan mempengaruhi konsep dirinya.

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    10/22

    10

    b. BudayaPada usia anak-anak dan nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuannya,

    kelompoknya dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan

    membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.

    c. Sumber eksternal dan internalSumber internal misalnya orang yang humoris koping individunya lebih

    efektif. Sumber eksternal misalnya adanya dukungan dari masyarakat dan

    ekonomi yang kuat.

    d. Pengalaman sukses dan gagalAda kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri

    demikian sebaliknya.

    e. StresorDalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan

    ketakutan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan

    depresi, menarik diri dan kecemasan.

    f. UsiaKeadaan sakit dan trauma misalnya usia tua, keadaan sakit akan

    mempengaruhi persepsi dirinya.

    2.2.4 Kriteria kepribadian yang sehatKriteria-kriteria kepribadian yang sehat menurut (Tarwoto, 2003) adalah

    sebagai berikut:

    a. Citra tubuh positif dan akuratKesadaran akan diri berdasar atas observasi mandiri dan perhatian yang

    sesuai akan kesehatan diri. Termasuk persepsi saat ini dan masa lalu.b. Ideal dan realitas

    Individu mempunyai ideal diri yang realitas dan mempunyai tujuan hidup

    yang dapat dicapai.

    c. Konsep diri yang positif menunjukan bahwa individu akan sesuai dalamhidupnya.

    d. Seseorang yang mempunyai harga diri yang tinggi akan memandangdirinya sebagai seseorang yang berarti dan bermanfaat.

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    11/22

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    12/22

    12

    b. Gangguan citra tubuh (Body image)1. Hilangnya bagian tubuh2. Perubahaan perkembangan3. Kecacatan

    c. Gangguan harga diri1. Hubungan interpersonal yang tidak hurmonis2. Kegagalan perkembangan3. Kegagalan mencapai tujuan hidup4. Kegagalan dalam mengikuti aturan moral

    d. Gangguan peran1. Kehilangan peran2. Peran ganda3. Konflik peran4. Ketidakmampuan menampilkan peran

    2.3 Monopause2.3.1 Pengertian

    Menopause merupakan suatu proses fisiologi yang ditandai dengan

    berhentinya siklus haid secara menetap pada akhir masa subur wanita.

    2.3.2 Etiologio Terbatasnya pasokan folikel ovarium saat lahiro Ketidakmampuan neurohormonal untuk berstimulasi secara periodic pada

    sistem endokrin.

    2.3.3 PatofisiologiSeiring dengan pertambahan usia, sistem neurohormonal tidak mampu

    untuk berstimulasi periodik pada sistem endokrin yang menyebabkan ovarium

    tidak memproduksi progesterone dan 17--estradiol dalam jumlah yang

    bermakna. Estrogen hanya dibentuk dalam jumlah kecil melalui aromatisasi

    androsteredion dalam sirkulasi. penurunan fungsi ovarium menyebabkan

    ovarium mengecil dan akhirnya folikel juga menghilang.

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    13/22

    13

    Tidak adanya estrogen ovarium merupakan penyebab timbulnya

    perubahan-perubahan pasca menopause, misalnya: kekeringan vagina, yang

    dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sewaktu berhubungan seks, dan atrofi

    gradual organ-organ genetalia, serta perubahan fisik lainnya. Namun wanita

    pasca menopause tetap memiliki dorongan seks karena androgen adrenal

    mereka. Masih tidak jelas apakah gejala-gejala emosional yang berkaitan

    dengan fungsi ovarium, misalnya depresi dan iritabilitas, disebabkan oleh

    penurunan estrogen akan merupakan reaksi psikologis terhadap dampak

    menopause.

    2.3.4 Gambaran Kliniko Tidak mendapat haido Hot flush, berdebar-debar, sakit kepala, tangan dan kaki dingin, mudah

    tersinggung, vertigo, cemas, depresi, insomnia, keringat pada malam hari,

    pelupa, tidak dapat berkonsentrasi, penambahan BB.

    o Tanda khas kulit merah dan hangat terutama pada kepala dan leher, kapansaja selama beberapa detik sampai 2 menit diikuti menggigil, kedinginan.

    o Kulit genetalia, dinding vagina, uretra menipis dan lebih kering sehinggamudah terjadi iritasi, infeksi, disparemia, labia, klitoris, uterus, ovarium

    mengecil/atrofi. Bertambahnya pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh

    akibat menurunnya kadar estrogen dan efek androgen dalam sirkulasi yang

    tidak terimbangi.

    o Osteoporosis pada sekitar 25 % wanita dalam waktu 15 - 20 bulan setelahmenopause.

    2.3.5 PenatalaksanaanPada menopause, penatalaksanaan dilakukan secara individual dengan

    terapi penggantian estrogen untuk menurunkan insiden fraktur dalam

    oesteofuratik, mencegah atau memulihkan atrofi genetalia, dan perubahan

    dinding uretra, menghilangkan hot flush, mungkin juga untuk mengurangi

    penyakit osteosklerotik koroner.

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    14/22

    14

    Terapi pengganti estrogen tidak dapat diberikan pada wanita dengan

    riwayat tumor payudara, uterus, ginjal yang penyebabnya tidak diketahui.

    Estrogen dan suatu progesterone diberi secara siklik guna meniru siklus

    endometrium dan mencegah hiperplasia endometrium. Dapat juga diberikan

    dengan obat-obat suplemen seperti vitamin-vitamin dan mineral serta

    pengaturan diet.

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    15/22

    15

    BAB III

    PROSES ASUHAN KEPERAWATAN

    3.1 Klien dengan Masalah Gangguan Tidur : Insomnia3.1.1 Pengkajian

    1. Kaji riwayat tidur klien Apakah anda mengalami sakit kepala ketika bangun? Kapan pertama kali anda menyadari masalah ini? Sudah berapa lama masalah ini terjadi? Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk tertidur? Bagaimana pengaruh kurang tidur bagi anda?

    2. Kaji pola tidur biasa Seberapa jauh perbedaan tidur anda saat ini dari tidur anda yang dulu?

    3. Kaji penyakit fisik, TTV Apakah anda menderita penyakit fisik yang dapat mengganggu tidur

    anda?

    4. Kaji terhadap peristiwa hidup yang baru terjadi5. Kaji status emosional dan mental6. Kaji rutinitas menjelang tidur

    Seberapa jauh perbedaan tidur anda saat ini dari tidur anda yang dulu?7. Kaji lingkungan tidur

    3.1.2 Diagnosa1. Gangguan pola tidur (kesulitan tertidur) b.d kekhawatiran kehilangan

    pekerjaan (Potter & Perry, 2005)

    2. Kemampuan koping keluarga tidak efektif b.d pemahaman klien danpasangan yang buruk tentang insomnia (Potter & Perry, 2005)

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    16/22

    16

    3.1.3 Intervensi1. Gangguan pola tidur (kesulitan tertidur) b.d kekhawatiran kehilangan

    pekerjaan

    a. Anjurkan agar kafein dan alcohol dihilangkan dari diet klien di malamhari

    b. Minta klien mengikuti ritual tidur, naik ke tempat tidur pada jam yangsama setiap malam, dan meminum segelas susu

    c. Tentukan waktu sebelum klien pergi tidur untuk latihan relaksasi yangtenang, dan mandi

    d. Kendalikan sumber-sumber kebisingan di lingkungan dan pastikanbahwa kamar tidur sudah digelapkan dan memiliki ventilasi yang baik

    2. Kemampuan koping keluarga tidak efektif b.d pemahaman klien danpasangan yang buruk tentang insomnia

    a. Minta klien dan pasangan untuk menjelaskan sifat dari masalah tidurb. Tanyakan pada klien dan pasangan apakah masalah tidur

    mempengaruhi hubungan mereka

    c. Buat catatan tidur bangn selama seminggud. Berikan pendidikan kesehatan mengenai gangguan tidur

    3.2 Klien dengan Gangguan Konsep Diri3.2.1 Pengkajian

    Pengkajian pada klien dengan gangguan psikososial adalah:

    a. Status emosional1. Apakah emosi sesuai perilaku?2.

    Apakah klien dapat mengendalikan emosi?

    3. Bagaimana perasaan klien yang tampil seperti biasanya?4. Apakah perasaan hati sekarang merupakan ciri khas klien?5. Apa yang klien lakukan jika marah atau sedih?

    b. Konsep diri1) Bagaimana klien menilai dirinya sebagai manusia?2) Bagaimana orang lain menilai diri klien?3) Apakan klien suka akan dirinya?

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    17/22

    17

    c. Cara komunikasi1) Apakah klien mudah merespon?2) Apakah spontanitas atau hanya jika ditanya?3) Bagaimana perilaku non verbal klien dalam berkomunikasi?4) Apakah klien menolak untuk memberi respons?

    d. Pola interaksi1) Kepada siapa klien mau berinterkasi?2) Siapa yang paling penting atau berpengaruh bagi klien?3) Bagaimana sifat asli klien: mendominasi atau positif?

    e. Pendidikan dan pekerjaan1) Pendidikan terakhir2) Keterampilan yang mampu dilakukan3) Pekerjaan klien4) Status keuangan

    f. Hubungan sosial1) Teman dekat klien2) Bagaimana klien menggunakan waktu luang?3) Apakah klien berkecimpung dalam kelompok masyarakat?

    g. Faktor kultur sosial1) Apakah agama dan kebudayaan klien?2) Bagaimana tingkat pemahaman klien tentang agama?3) Apakah bahasa klien memadai untuk berkomunikasi dengan orang

    lain?

    h. Pola hidup1)

    Dimana tempat tinggal klien?

    2) Bagaimana tempat tinggal klien?3) Dengan siapa klien tinggal?4) Apa yang klien lakukan untuk meyenangkan diri?

    i. Keluarga1) Apakah klien sudah menikah?2) Apakah klien sudah mempunyai anak?3) Bagaimana status kesehatan klien dan keluarga?

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    18/22

    18

    4) Masalah apa yang terutama dalam keluarga?5) Bagaimana tingkat kecemasaan klien?

    3.2.2 DiagnosaDiagnosa keperawatan pada klien menurut Tarwoto tahun 2003 adalah

    sebagai berikut:

    a. Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah b.d kesehatan.b. Gangguan konsep diri: Body Image b.d hilangnya bagian tubuh.c. Gangguan konsep diri: Perubahan Peran b.d kesehatan.d. Gangguan konsep diri: Identitas Diri b.d kesehatan.

    3.2.3 IntervensiIntervensi pada klien menurut Tarwoto tahun 2003 adalah:

    a. Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah b.d kesehatan.Tujuan: Klien menunjukkan harga diri yang positif.

    Kriteria Hasil:

    1) Klien tidak merasa malu dengan kondisinya.2) Klien merasa percaya diri.3) Klien mau berinteraksi dengan orang lain.Intervensi:

    1) Bina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur dantujuan dengan singkat dan jelas.

    2) Kaji penyebab gangguan harga diri rendah.3)

    Berikan dukungan emosi untuk klien/orang terdekat selama tesdiagnostik.

    4) Sampaikan hal-hal positif secara mutlak.5) Gunakan sentuhan tangan jika diterima.6) Libatkan keluarga dan orang terdekat untuk memberikan support.7) Berikan reinforcement yang positif.

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    19/22

    19

    b. Gangguan konsep diri: Body Image b.d hilangnya bagian tubuh.Tujuan: Gambaran diri klien positif

    Kriteria Hasil:

    1) Klien menyukai anggota tubuhnya.2) Klien tidak merasa malu.3) Klien mau berinteraksi dengan orang lain.

    Intervensi: .

    1) Binalah hubungan saling percaya.2) Kajilah penyebab gangguan body image.3) Kajilah kemampuan yang dimiliki klien.4) Eksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan.5) Berikan dukungan yang positif dan dukungan emosi.6) Gunakan sentuhan tangan jika diterima.

    c. Gangguan konsep diri: Perubahan Peran b.d kesehatan.Tujuan: Klien dapat melakukan perannya.

    Kriteria Hasil:

    1) Klien tidak merasa malu dengan kondisinya.2) Klien merasa percaya diri.3) Klien mau berinteraksi dengan orang lain.

    Intervensi:

    1) Bina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur dantujuan dengan singkat dan jelas.

    2) Kaji penyebab perubahan peran.3) Berikan dukungan emosi untuk klien/orang terdekat selama tes

    diagnostik.

    4) Sampaikan hal-hal positif secara mutlak.5) Gunakan sentuhan tangan jika diterima.6) Libatkan keluarga dan orang terdekat untuk memberikan support.7) Berikan reinforcement yang positif.

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    20/22

    20

    d. Gangguan konsep diri: Identitas Diri b.d kesehatan.Tujuan: Klien dapat menidentifikasi identitasnya yang positif.

    Kriteria Hasil:

    1) Klien tidak merasa malu dengan kondisinya.2) Klien merasa percaya diri.3) Klien mau berinteraksi dengan orang lain.

    Intervensi:

    1) Bina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur dantujuan dengan singkat dan jelas.

    2) Kaji penyebab gangguan identitas diri klien.3) Berikan dukungan emosi untuk klien/orang terdekat selama tes

    diagnostik.

    4) Sampaikan hal-hal positif secara mutlak.5) Gunakan sentuhan tangan jika diterima.6) Libatkan keluarga dan orang terdekat untuk memberikan support.7) Berikan reinforcement yang positif.

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    21/22

    21

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 KESIMPULANInsomnia adalah suatu persepsi dimana seseorang merasa tidak cukup tidur

    atau merasakan kualitas tidur yang buruk walaupun orang tersebut sebenarnya

    memiliki kesempatan tidur yang cukup, sehingga mengakibatkan perasaan yang

    tidak bugar sewaktu atau setelah terbangun dari tidur.

    Etiologi insomnia dapat berupa faktor psikologi, problem psikiatri, sakit

    fisik, faktor lingkungan, dan gaya hidup. Insomnia dapat diklasifikasian menjadi 3

    macam, yaitu transient insomnia, insomnia jangka pendek, dan insomnia kronis.

    Gejala insomnia antara lain; perasaan sulit tidur, bangun terlalu awal, wajah

    kelihatan kusam, mata merah, lemas, mudah mengantuk, mudah cemas, sulit

    berkonsentrasi, dll.

    Konsep diri termasuk persepsi individu akan sifat kemampuannya, interaksi

    dengan orang lain dan lingkungan, nilai nilai yang berkaitan dengan pengalaman

    dan objek, tujuan serta keinginan. (Menurut Stuart dan Sundeen dalam keliat,

    1992:2).

    Konsep diri merupakan semua perasaan dana pemikiran seseorang mengenai

    dirinya sendiri, dimana hal ini meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan

    hidup, kebutuhan dan penampilan diri. ( menurut www.google.com search for

    Asuhan Keperawatan Pada Harga Diri Rendah, diana Apriana, 2005).

  • 7/31/2019 Makalah Insomnia Dan Monopause

    22/22

    22

    DAFTAR PUSTAKA

    http://resumecheri.blogspot.com/2008/06/insomnia.html

    https://www.docstoc.com/pass?doc_id=79963500

    Carpenito, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

    Doenges, M.E, dkk.1996. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC

    Keliat, B.A. 1992. Gangguan Konsep Diri. Buku Kedokteran. Jakarta : EGC

    Stuart G.W, dkk. 1995. Keperawatan Jiwa, Buku Kedokteran. Jakarta : EGC

    Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

    Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika. Ed 1

    http://resumecheri.blogspot.com/2008/06/insomnia.htmlhttps://www.docstoc.com/pass?doc_id=79963500https://www.docstoc.com/pass?doc_id=79963500http://resumecheri.blogspot.com/2008/06/insomnia.html