Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang dibentuk. Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal oleh tubuh. Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas. Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau 1

Transcript of Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

Page 1: Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen.

Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya.

Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya

tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh

disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil tidaknya

tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang

dibentuk.

Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang

kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal oleh tubuh.

Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.

Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk

antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai

“pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya,

tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi

antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen

atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.

Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar

dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.

Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi perlawanan

terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin

akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi,

setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga

imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali

oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan.

1

Page 2: Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

B. Rumusan Masalah

a. Apa saja definisi dari imunisasi?

b. Reaksi apa saja yang akan timbul?

c. Apa saja jenis vaksin?

d. Perbedaan imunisasi aktif dan pasif?

e. Penyakit apa saja yang harus dicega dengan vaksin?

f. Bagaimana cara pemberian imunisasi?

g. Apa saja efek samping dari imunisasi?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui apa saja definisi dari imunisasi.

b. Untuk mengetahui reaksiapa saja pada imunisasi.

c. Untuk mengetahui apa saja jenis imunisasi.

d. Untuk mengetahui perbedaan imunisasi akti dan pasif.

2

Page 3: Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah

dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga

melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh

memproduksi antibodi. "Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam

tubuh," ujarnya.

Imunisasi merupakan salah satu usaha memberikan kekebalan bayi dan anak

dengan cara vaksin ke dalam tubuh. Tujuan imunisasi sendiri adalah agar tubuh

terlindung dari beberapa penyakit berbahaya. Jikapun bayi dan anak sakit, dapat

menghindarkan dari perkembangan penyakit yang menyebabkan cacat atau meninggal

dunia.

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit.

Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi

terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga

membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.

Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan

vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya

vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah

jarang ditemukan.

B. Reaksi aantigen-antibodi

Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai

antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein

racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai

reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat

tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil

3

Page 4: Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti

yang dibentuk.

Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat.

Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal

oleh tubuh. Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.

Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk

antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai

“pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya,

tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi

antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen

atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.

Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda

terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.

Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi

perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang

mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan

tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang,

sehingga imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan

kembali oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan.

Sebagai ringkasan mengenai pengertian dasar Imunologi ialah:

1) Bila ada antigen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman) memasuki tubuh,

maka tubuh akan berusaha untuk menolaknya. Tubuh membuat zat anti yang berupa

antibodi atau antitoksin

2) Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen, berlangsung lambat dan lemah,

sehingga tidak cukup banyak antibodi terbentuk.

3) Pada reaksi atau respons yang kedua, ketiga dan seterusnya tubuh sudah lebih

mengenal jenis antigen tersebut. Tubuh sudah lebih pandai membuat zat anti, sehingga

dalam waktu yang lebih singkat akan dibentuk zat anti cukup banyak.

4

Page 5: Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

4) Setelah beberapa waktu, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk

mempertahankan agar tubuh tetap kebal, perlu diberikan antigen/ suntikan/imunisasi

ulang. Ini merupakan rangsangan bagi tubuh untuk membuat zat anti kembali.

Di manakah zat anti tersebut dibentuk tubuhyaitu pada tempat-tempat yang

strategis terdapat alat tubuh yang dapat memproduksi zat anti. Tempat itu adalah hati,

limpa , kelenjar timus dan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening misalnya,

tersebar luas di seluruh jaringan tubuh, seperti di sekitar rongga hidung dan mulut, leher,

ketiak, selangkangan, rongga perut.

“Amandel” atau tonil merupakan kelenjar getah bening yang terdapat pada rongga

mulut sebelah dalam. Berbagai alat tubuh yang disebutkan tadi merupakan pusat jaringan

terbentuknya kekebalan pada manusia. Kerusakan pada alat ini akan menyebabkan

seringnya anak terserang berbagai jenis infeksi: lazimnya dikatakan “daya tahan tubuh

anak merendah”.

C. Jenis vaksin

Ada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya bagi anak,dapat dilakukan

dengan pemberian imunisasi. Diantara penyakit berbahaya tersebut termasuk penyakit

cacar, tbc, difteri, tetanus, batuk rejan, poliomielitis, kolera, tifus, para tifus campak,

hepatitis B dan demam kuning terhadap penyakit tersebut telah dapat dibuat vaksinnya

dalam jumlah besar, sehingga harganya terjangkau oleh masyarakat luas. Di negara yang

sudah berkembang beberapa vaksin khusus telah pula diproduksi, misalnya terhadap

penyakit radang otak, penyakit gondok, campak Jerman (rubela) dan sebagainya. Bahkan

beberapa vaksin yang sangat khusus dapat pula dibuat, tetapi harganya akan sangat mahal

karena penggunaan yang terbatas. Untuk kepentingan masyarakat luas, di beberapa

negara sedang dijajagi kemungkinan pembuatan vaksin berbahaya dan merugikan,

misalnya vaksin terhadap malaria dan demam berdarah.

Karena penyakit tersebut di atas sangat berbahaya, pemberian imunisasi dengan

cara penyuntikan kuman/antigen murni akan menyebabkan anak anda benar-benar

menjadi sakit. Maka untuk itu diperlukan pembuatan suatu jenis vaksin dari kuman yang

telah dilemahkan atau dimatikan terlebih dahulu, sehingga tidak membahayakan dan tidak

akan menimbulkan penyakit. Bahkan sebaliknya, kuman penyakit yang sudah dilemahkan

itu merupakan rangsangan bagi tubuh anak untuk membuat zat anti terhadap penyakit

5

Page 6: Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

tersebut. Akibat suntikan imunisasi dengan jenis kuman tersebut reaksi tubuh anak pun

hanya berupa demam ringan yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari.

D. Imunisasi aktif dan pasif

Pada dasarnya ada 2 (dua) jenis imunisasi :a. Imunisasi pasif (passive

immunization)Imunisasi pasif ini adalah “Immunoglobulin” jenis imunisasi ini dapat

mencegah penyakitcampak (measles pada anak-anak). b. Imunisasi aktif (active

immunization)Imunisasi yang diberikan pada anak adalah :1. BCG, untuk mencegah

penyakit TBC2. DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, pertusis dan tetanus3.

Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis4. Campak, untuk mencegah penyakit

campak (measles)5. Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis B

Perbedaan yang penting antara jenis imunisasi aktif dan imunisasi pasif ialah:

a. Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus

meningkat; pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lebih lama untuk membuat

zat anti itu dibandingkan dengan imunisasi pasif.

b. Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-tahun),

sedangkan pada imunisasi pasif hanya berlangsung untuk 1 – 2 bulan.

• Imunisasi aktif: tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama

bertahun-tahun.

• Imunisasi pasif: tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti. Si anak mendapatnya dari

luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan/serum yang telah mengandung zat anti.

• Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama.

Kadang-kadang imunisasi aktif dan pasif diberikan dalam waktu yang bersamaan,

misalnya pada penyakit tetanus. Bila seorang anak terluka dan diduga akan terinfeksi

kuman tetanus, maka ia memerlukan pertolongan sementara yang harus cepat dilakukan.

Saat itu belum pernah mendapat imunisasi tetanus, karena itu ia diberi imunisasi pasif

dengan penyuntikan serum anti tetanus. Untuk memperoleh kekebalan yang langgeng,

saat itu juga sebaiknya mulai diberikan imunisasi aktif berupa penyuntikan toksoid

tetanus. Kekebalan pasif yang diperoleh dengan penyuntikan serum anti tetanus hanya

berlangsung selama 1 – 2 bulan.

6

Page 7: Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

Secara alamiah imunisasi aktif mungkin terjadi, sehingga tanpa disadari sebenarnya tubuh

si anak telah menjadi kebal. Keadaan demikian pada umumnya hanya terjadi pada

penyakit yang tergolong ringan, tetapi jarang sekali pada penyakit yang berat. Misalnya

penyakit tifus, yang pada anak tidak tergolong penyakit berat. Tanpa disadari seorang

anak dapat menjadi kebal terhadap penyakit tifus secara alamiah. Mungkin ia telah

mendapat kuman tifus tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit, misalnya dari makanan

yang kurang bersih, jajan dan sebagainya. Akan tetapi kekebalan yang diperoleh secara

alamiah ini sukar diramalkan, karena seandainya jumlah kuman tifus yang masuk dalam

tubuh itu cukup banyak, maka penting pula untuk diperhatikan bahwa jaminan imunisasi

terhadap tertundanya anjak dari suatu penyakit, tidaklah mutlak 100%. Dengan demikian

mungkin saja anak anda terjangkit difteria, meskipun ia telah mendapat imunisasi difteria.

Akan tetapi penyakit difteria yang diderita oleh anak anda yang telah mendapat imunisasi

akan berlangsung sangat ringan dan tidak membahayakan jiwanya. Namun demikian

tetap dianjurkan: “Meskipun bayi/anak anda telah mendapat imunisasi, hindarkanlah ia

dari hubungan dengan anak lain yang sedang sakit”.

E. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

a. TBC

Untuk mencegah timbulnya tuberkolosis (TBC) dapat dilakukan imunisasi BCG.

Imunisasi BCG adalah singkatan dari Basillus Calmatto Guenin. Nama ini diambil

dari nama penemu kumanyaitu Calmotto dan Guenin yang digunakan tersebut sejak

tahun 1920 dibiakkan sampai 230 kaliselama 13 tahunDi Negara yang telah maju,

imunisasi BCG diberikan kepada mereka yang mempunyai resikokontak dengan

penderita TBC dan uji tuberkulinya masih negative, misalnya dokter,

mahasiswakedokteran, dan perawat. Uji tuberculin adalah suatu tes (uji) untuk

mengetahui apakah seseorang telah memiliki zat anti terhadap penyakit TBC atau

belum. Di Indonesia pemberian imunisasi BCG tidak hanya terbatas pada mereka

yang memiliki resikotinggi mengingat tingginya kemungkinan infeksi kuman TBC.

Imunisasi BCG diberikan padasemua bayi baru lahir sampai usia kurang dari dua

bulan.

Penyuntikan biasanya dilakukandibagian atas lengan kanan (region deltoid) dengan

dosis 0,05 ml reaksi yang mungkin timbul setelah penyuntikan adalah :Kemerah-

merahan disekitar suntikan, dapat timbul luka yang lama sembuh di daerah

7

Page 8: Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

suntikan,dan terjadi pembengkakan di kelenjar sekitar daerah suntikan (biasanya di

daerah ketiak).Bila terjadi hal tersebut di atas yang penting adalah menjaga

kebersihan terutama daerah sekitar luka dan segera bawa ke dokter.

b. Difteri, Pertusis dan Tetanus

Penderita difteri, pertusis, dan tetanus ini bila tidak segera mendapat pertolongan yang

memadaimaka berakibat fatal. Imunisasi DPT dimaksudkan untuk mencegah ketiga

penyakit tersebut diatas. Imunisasi dasar diberikan tiga kali, pertama kali bersama

dengan BCG dan polio, kemudian berturut-turut dua kali dengan jarak masing-masing

4 minggu (1 bulan). Imunisasi ulangan dapatdilakukan 1 tahun setelah imunisasi

ketiga dan pada saat usia masuk sekolah dasar (5-6 tahun).Imunisasi selanjutnya

dianjurkan tiap lima tahun dengan imunisasi DT (tanpa pertusis).

c. Poliomyelitis

Penderita poliomyelitis apabila terhindar dari kematian banyak yang menderita

kecacatan sehingga imunisasi sebagai usaha pencegahan sangat dianjurkan.Imunisasi

polio di Indonesia dilakukan dengan cara meneteskan vaksin sabin sebanyak 2 tetes

dimulut. Pertama kali diberikan bersama BCG dan DPT pertama pada usia dua bulan.

Kemudiandiulang dengan jarak 4 minggu sebanyak 4 kali. Imunisasi ulangan

dilakukan satu tahun, setelahimunisasi dasar ke-4 dan saat masuk SD (6-7 tahun).

Imunisasi tambahan dapat diberikan apabilaada resiko kontak dengan virus ganas.

d. Hepatitis B

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksin hepatitis B yang dipakai untuk

program pemerintah di Indonesia adalah vaksin buatan Korean Green Cross yang

dibuat dari plasmadarah penderita hepatitis B. Adapula vaksin yang dibuat secara

sintetis. Vaksin ini dibuat dari selragi, misalnya H-B Vak II yang dikembangkan oleh

MSD (Merck Sharp dan Dohme). Adapuncara pemakaiannya (vaksin dari Koerean

Green Cross) sebagai berikut :1.Imunisasi dasar dilakukan tiga kali. Dua kali pertama

untuk merangsang tubuhmenghasilkan zat anti dan yang ketiga untuk meningkatkan

jumlah zat anti yang sudahada2.Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah untuk bayi

8

Page 9: Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

baru lahir (0 – 11 bulan) dengan satukali suntikan dosis 0,5 ml satu bulan kemudian

mendapat satu kali lagi. Setelah itu,imunisasi ketiga diberikan pada saat bayi berusia 6

bulan, mengenai waktu pemberiansuntikan yang ketiga ada beberapa pendapat. Untuk

pelaksanaan program diberikan 1 bulan setelah suntikan kedua. Hal ini semata-mata

untuk kemudahan dalam pelaksanaan,tetapi kekebalan yang didapat tidaklah berbeda.

Imunisasi hepatitis B ulangan dilakukansetiap 5 tahun sekali.

e. Campak

Pencegahan penyakit campak dapat dilakukan melalui imunisasi. Imunisasi campak

dilakukan ketika bayi berumur sekitar 9 bulan. Imunisasi campak hanya dilakukan

satu kali dan kekebalannya bisa berlangsung seumur hidup. Imunisasi campak bisa

diberikan sendiri atau bersama dalam imunisasi MMR (Sudarmanto, 1997 : 22).

F. Cara pemberian

BCG (Bacillus Calmatte Guerin)

o Dosis pemberian 1 kali pada usia 0-1 bulan.

o Setelah penyuntikan imunisasi ini, akan timbul bebjolan putih pada lengan bekas

suntikan yang akan membentuk luka serta reaksi panas. Jangan dipecahkan.

DPT + Hb (Kombo)

o Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan.

o Anak akan mengalami panas dan nyeri pada tempat yang diimunisasi. Beri obat

penurun panas ¼ tablet dan jangan membungkus bayi dengan selimut tebal.

Polio

o Dosis pemberian 4 kali melalui tetes mulut (2 tetes) pada usia 0-11 bulan

o Setelah imunisasi, tidak ada efek samping. Jika anak menderita kelumpuhan setelah

imunisasi polio, kemungkinan sebelum di vaksin sudah terkena virus polio.

9

Page 10: Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

Campak

o Dosis pemberian 1 kali pada usia 9 bulan.

o Setelah 1 minggu imunisasi, terkadang bayi akan panas dan muncul kemerahan.

Cukup beri ¼ tablet penurun panas.

G. Efek samping dan penataklasanaan

BCG

Pembengkakan kelenjar regional menjadi pecah; ulkus, luka dibiarkan (tidak perlu

diinsisiataupun kompres).

DPT

Efek samping dan penatalaksanaan imunisasi DPT adalah sebagai berikut:1. Demam

ringan berikan kompres dan anti piretik,2. Rasa sakit di daerah suntikan (1-2) hari

kapan perlu berikan analgetik,3. Jarang demam tinggi atau kejang,4. Penanganan

kejang positif, berikan anti convulsan.

Polio

Efek samping imunisasi polio adalah sebagai berikut :1. Sangat jarang; bila terjadi

kelumpuhan ekstremitas segera konsul,2. Diare,3. Dehidrasi (tergantung derajat diare,

biasanya hanya diare ringan).

Hepatitis B

Tidak ada efek sampingnya.

Campak

Efek samping dan penatalaksanaan imunisasi campak adalah sebagai berikut :1.

Demam ringan berikan kompres dan obat antipiretik,2. Nampak sedikit bercak merah

pada pipi dan bawah telinga pada hari 7-8 setelah penyuntikantidak berbahaya

lakukan observasi.(Dick. George, 1992 : 37)

10

Page 11: Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin

membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap

penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi

penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.

Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin

jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka

banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.

Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin

terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk

mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai

membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan

kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah

menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.

Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar

dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan

B. Saran

Jika dalam penuilisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon

maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami

dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.

11

Page 12: Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764

DAFTAR PUSTAKA

http://landasanteori.blogspot.com/2010/10/makalah-imunisasi.html yang dikases pada 1 Oktober

2012

http://kuliahiskandar.blogspot.com/2012/05/makalah-imunisasi.html yang dikases pada 1 Oktober

2012

http://muhsakirmsg.blogspot.com/2011/06/makalah-imunisasi.html yang dikases pada 1 Oktober

2012

Aguslina, S., 1997, Hepatitis B Ditinjau dari kesehatan Masyrakat dan Upaya Pencegahan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Depkes RI, 2002, Imunisasi Hepatitis B, Jakarta.

_______,2001, Penanggulangan Penyakit Hepatitis B, Jakarta

http://www.dokteranak.net/arti-dari-imunisasi-23.html yang dikases pada 1 Oktober 2012

12