Makalah impassing
-
Upload
imam-bukhori -
Category
Education
-
view
16 -
download
2
Transcript of Makalah impassing
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem
penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan
berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperharui. Reformasi birokrasi
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah
strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan
berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional. Selain itu dengan sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan strategis
menuntut birokrasi pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan
dinamika tuntutan masyarakat. Oleh karena itu harus segera diambil langkah-
langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistematik, sehingga tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
Reformasi di sini merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara
bertahap dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk upaya dan/atau tindakan
yang bersifat radikal dan revolusioner.
Imigrasi merupakan pergerakan atau berpindahnya seseorang dari
negara yang satu ke negara lain, dengan tujuan menetap ataupun sementara.
Perkembangan ekonomi, tekhnologi dan informasi global memicu pergerakan
manusia secara massal serentak di seluruh belahan dunia tanpa membedakan
agama, ras dan golongan, dimana dikarenakan alasan tersebut perlu diadakan
suatu peraturan pergerakan orang yang umumnya disertai dengan motif-motif
tertentu. Pemahaman akan ilmu dan pengetahuan tentang pemeriksaan
dokumen perjalanan adalah suatu kebutuhan mutlak dalam mengatasi
permasalahan pergerakan manusia di perbatasan negara. Dengan ilmu dan
pengetahuan tersebut pihak yang berwenang mengatur lalu-lintas orang
diperbatasan dapat bekerja secara efisien dan efektif. Ada beberapa alasan
mengapa manusia melakukan pergerakan lintas negara, antara lain karena
alasan ekonomi (kemiskinan, dsb), politik (perbedaan idiologi, dsb) maupun
alasan pribadi dan alasan lain sebagainya.
Motif yang berbeda tersebut tentu saja memerlukan suatu penangan yang
berbeda pula, sebagai petugas imigrasi di lapangan harus mampu menegakkan
hukum sekaligus memberikan pelayanan secara profesional sehingga terciptalah
citra yang baik dari hasil revormasi birokrasi tersebut. Seringkali ditemukan
benturan-benturan antara petugas imigrasi dengan penumpang khususnya bagi
dokumen perjalanan yang dicurigai palsu. Hal tersebut tentunya tidak akan
terjadi jika petugas dilengkapi dengan pengetahuan yang memadai sehingga
secara gamblang dan rasional dapat dijelaskan bukan saja kepada pemilik
paspor tapi juga kepada instansi terkait lainnya seperti penerbangan dan
kepolisian.
B. PERMASALAHAN
Pada era Revormasi Birokrasi diberlakukan, apa yang menjadi kendala
petugas Imigrasi di lapangan dalam rangka melakukan pemeriksaan dokumen
perjalanan ?
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. REVORMASI BIROKRASI
Reformasi Birokrasi merupakan perubahan signifikan elemen-elemen
birokrasi, antara lain kelembagaan, sumber daya manusia aparatur,
ketatalaksanaan, akuntabilitas aparatur, pengawasan, dan pelayanan publik.
Dan juga sebagai langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar
lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum
pemerintah dan pembangunan nasional
B. KEIMIGRASIAN
Istilah imigrasi berasal dari bahasa Latin migratio yang artinya
perpindahan orang dari suatu tempat atau negara menuju ke tempat atau
negara lain. Ada istilah emigratio yang mempunyai pengertian berbeda, yaitu
perpindahan penduduk dari suatu wilayah atau negara ke luar menuju wilayah
atau negara lain. Sebaliknya, istilah immigratio dalam bahasa Latin
mempunyai arti perpindahan penduduk dari suatu negara untuk masuk ke
dalam negara lain. Pada hakikatnya emigrasi dan imigrasi menyangkut hal
yang sama yaitu perpindahan penduduk antar negara, tetapi yang berbeda
adalah cara memandangnya. Ketika seseorang pindah ke negara lain,
peristiwa ini dipandang sebagai peristiwa emigrasi, namun bagi negara yang
didatangi orang tersebut peristiwa itu disebut sebagai peristiwa imigrasi.
Oxford Dictionary of Law juga memberikan definisi imigrasi sebagai
berikut : “Immigration is the act of entering a country other than one’s native
country with the intention of living there permanently.” Dari definisi ini
dipahami bahwa perpindahan itu mempunyai maksud yang pasti, yakni untuk
tinggal menetap dan mencari nafkah di suatu tempat yang baru. Oleh karena
itu, orang asing yang bertamasya, atau mengunjungi suatu konferensi
internasional, atau merupakan rombongan misi kesenian atau olahraga, atau
juga menjadi diplomat tidak dapat disebut sebagai seorang imigran.
Sementara itu Hamid Awaludin mantan Menteri Hukum dan HAM RI
semasa menjabatnya memberikan suatu pemahaman tentang imigrasi :
Imigrasi adalah pelantaran depan Indonesia yang pertama kali dijejak
warga asing. Senyum Indonesia yang pertama menyambut orang-
orang yang hendak memasuki wilayah kedaulatan Indonesia adalah
senyum petugas imigrasi, segala coreng moreng citra dan wajah
bangsa ini sedikit banyak ditentukan oleh coreng moreng wajah
imigrasi, etalase bangsa kita.
Maka dari itulah semua terkait dengan adanya revormasi birokrasi yang
kita jalani sekarang ini. Hak dan kewajinban dari para petugas juga harus
jelas, sehingga Good governance benar tercipta.
A. DOKUMEN PERJALANAN
Adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang dari
suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk
perjalanan antar negara (Undang-Undang No. 9 Tahun 1992 Tentang
Keimigrasian), atau dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang yang diberikan kepada waga negaranya atau penduduk asing
(umumnya stateless) yang diterbitkan oleh suatu negara tertentu (Travel
Information Manual – TIM)
Jadi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dokumen perjalan
merupakan dokumen resmi negara yang dikeluarkan oeh pejabat berwenang
yang digunakan untuk melakukan perjalanan, di dalamnya dijelaskan tentang
kebangsaannya,. Jati diri pemilik serta permohonan untuk mendapatkan
perlindungan selama melakukan perlintasan atau kunjungan.
Setiap penumpang harus memiliki dokumen perjalanan yang masih
berlaku untuk melintasi atau singgah, kecuali :
1. Kepentingan/tujuan tertentu ;
2. Transit tanpa meninggalkan pelabuhan, namun demikian ada
beberapa negara yang tetap mewajibkannya.
Penggunaan paspor dalam melakukan perlintasan antar negara
merupakan pengakuan terhadap suatu wilayah tertentu. Paspor adalah pas
atau ijin melewati pelabuhan atau pintu masuk, baik darat, udara maupun laut.
Paspor berasal dari kata pass yang berarti melewati dan port yaitu pelabuhan
atau pintu masuk. Paspor ini biasanya memuat identitas pemegangnya serta
negara yang mengeluarkannya. Disamping itu paspor juga akan menunjukkan
identitas kewarganegaraan pemegangnya. Oleh karena itu negara yang
mengeluarkan berkewajiban memberi perlindungan hukum dimanapun
pemegang berada. Selain itu di dalam paspor dicantumkan kepada semua
pihak yang berkepentingan untuk mengizinkan pemegang paspor berlalu
secara leluasa, memberi bantuan, dan perlindungan kepadanya di dalam
melintasi batas suatu negara.
Kemudian, dalam rangka menyeleksi orang asing yang ingin masuk
dan melakukan perjalanan ke negara lain, dibutuhkan visa. Istilah visa berasal
dari kata Latin visum yang artinya laporan atau keterangan telah diperiksa.
Kemudian, istilah visa dipergunakan sebagai istilah teknis di bidang
keimigrasian yang artinya adalah cap atau tanda yang diterakan pada paspor,
yang menunjukkan telah diperiksa atau disetujui oleh pejabat negara tujuan,
di luar negeri, untuk memasuki negara asal pejabat negara asing itu.
Pemeriksaan paspor dan visa merupakan bagian dari proses keimigrasin
pada saat kedatangan orang asing di suatu negara.
Pada dasarnya fungsi dan peranan keimigrasian bersifat universal,
yaitu melaksanakan pengaturan lalu lintas orang masuk atau keluar wilayah
suatu negara sesuai dengan kebijakan negara yang telah
ditetapkam/digariskan oleh pemerintahnya dan peraturan perundang-
undangannya.
BAB III
PEMERIKSAAN DOKUMEN PERJALANAN
Kantor Imigrasi Klas I Khusus Soekarno-Hatta secara eksklusif merupakan
kantor Imigrasi yang khusus membawahi sebuah Tempat Pemeriksaan Imigrasi
yaitu Temapat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Sebagai bandar udara internasional terbesar di Indonesia dan terletak di
wilayah pusat kegiatan di Indonesia, yaitu ibukota Jakarta maka aktivitas atau lalu
lintas kedatangan dan keberangkatan orang, baik warga negara Indonesia maupun
warga negara asing banyak kita jumpai di sini. Aktivitas penerbangan baik
internasional maupun domestik berlangsung terus-menerus. Oleh sebab itu dapat
dikatakan bahwa kegiatan yang paling banyak terdapat pada Kantor Imigrasi Klas I
Khusus Soekarno-Hatta yaitu kegiatan terhadap pemeriksaan keimigrasian di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) baik kedatangan maupun keberangkatan.
Penerbangan internasional yang berkesinambungan memjadikan petugas
imigrasi harus membekali diri dengan pengetahuan mengenai segala sesuatunya
dengan cukup. Saat ini di seluruh dunia tercatat kurang lebih ada 250 paspor
dengan fitur pengaman yang berbeda-beda. Sehingga adalah hal yang mustahil
untuk mengetahui semua ciri-ciri paspor tersebut terlebih lagi menghafalkannya satu
persatu. Namun demikian ada hal-hal yang harus diketahui seorang petugas imigrasi
untuk lebih memudahkan dirinya dalam memahami hal di atas, yaitu dengan
memahami hal-hal mendasar seperti proses pembuatan kertas, percetakan,
penjahitan, penjilidan dan penerbitan paspor, sehingga petugas imigrasi dapat
menemukan dokumen-dokumen palsu. Perlu diperhatikan bahwa proses
pemeriksaan tersebut harus menggunakan tata cara pemeriksaan yang baik, benar
dan jujur.
Kualitas dokumen palsu sangat beragam, sehingga menuntut kita untuk
meneliti dokumen secara menyeluruh. Dalam hal ini alat bantu akan sangat berguna
dalam pemeriksaan paspor, namun demikian kemampuan mata telanjang juga
mampu mendeteksi kesalahan dalam pemalsuan dokumen secara langsung.
Pemalsuan yang sering dilakukan yaitu : impostor, merubah data, memalsukan
identitas diri dan menerbitkan dokumen palsu.
Namun demikian dalam pelaksanaan di lapangan ternyata tidaklah begitu
mudah, karena alat-alat yang seharusnya tersedia dalam rangka memudahkan
pemeriksaan paspor tahap awal tidak tersedia. Seperti contohnya penyediaan alat
bantu sinar ultraviolet (UV) ternyata tidak tersedia, padahal alat ini sangatlah penting
dalam melakukan pemeriksaan awal terhadap sebuah paspor yang dicurigai oleh
petugas imigrasi.
Memang ada juga yang membawa alat sinar ultraviolet dengan swadaya
sendiri akan tetapi lagi-lagi mengalami kendala jika batere dari alat tersebut habis,
tentunya membutuhkan waktu dan biaya sendiri untuk membeli batere tersebut.
BAB IV
ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH
A. ANALISA
Berdasarkan keadaan-keadaan pada bab sebelumnya, dapat diambil suatu
analisa yang setidaknya mendekati kebenaran terhadap suatu kebutuhan.
Adapun analisa yang dapat penulis uraikan adalah kendala yang dihadapi
saat ini dalam melakukan pemeriksaan dokumen keimigrasian, antara lain :
1. Sumber Daya Manusia
Petugas Imigrasi masih kurang memahami mengenai proses pemeriksaan
dokumen perjalan yang baik dan benar.
2. Alat-alat Pendukung
Sangat kurangnya alat-alat yang tersedia dalam melakukan pemeriksaan
terhadap suatu dokumen perjalanan, dimana padahal harusnya alat-alat
pendukung sangat diperlukan dalam melakukan pemeriksaan.
3. Prasarana
Kurang bagusnya lay out imigrasi bandara Soekarno-Hatta, contohnya
jarak antar counter yang terlalu berdekatan.
B. PENYELESAIAN MASALAH
Untuk mencapai suatu penyelesaian dari keadaan yang ada, maka penulis
perlu memberikan solusi untuk memberikan jalan keluar yang baik, yaitu :
1. Perlu peningkatan kualitas sumber daya manusia petugas imigrasi dalam
rangka pemeriksaan paspor, dengan cara memberikan pelatihan-
pelatihan pemeriksaan paspor secara rutin dan juga menurut pendapat
penulis diperlukan juga pemberian kursus bahasa asing selain dari
bahasa Inggris, agar juga dapat memperkaya bahasa dan dapat juga
digunakan untuk pemeriksaan pemilik dokumen.
2. Perlunya penyediaan alat-alat pendukung dalam melakukan pemeriksaan
dokumen perjalanan agar dapat memperlancar pemeriksaan yang
dilakukan oleh petugas imigrasi.
3. Perlunya perubahan lay out yang lebih baik, agar pelayanan dapat
berjalan dengan lebih lancar.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemeriksaan dokumen keimigrasian di bandara Soekarno-Hatta saat ini
mengalami kendala yaitu kurangnya ketersediaan alat-alat pendukung dalam
melakukan pemeriksaan dokumen keimigrasian, contohnya ketiadaan alat
sinar ultraviolet yang dapat mengidentifikasi pengaman-pengaman yang
terdapat dalam paspor.
B. SARAN
1. Perlu ditingkatkan sumber daya manusia petugas Imigrasi.
2. Perlu pengadaan alat-alat pendukung dalam melakukan pemeriksaan
paspor.
3. Perlu perubahan lay out imigrasi yang lebih baik.