Makalah IMD

17
GIZI DAUR HIDUP INISIASI MENYUSU DINI Disusun oleh: Fitriana Kusuma Wardani 25010110120170 Rias Istyanti Fajri 25010110120170 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Transcript of Makalah IMD

Page 1: Makalah IMD

GIZI DAUR HIDUP

INISIASI MENYUSU DINI

Disusun oleh:

Fitriana Kusuma Wardani 25010110120170

Rias Istyanti Fajri 25010110120170

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 2: Makalah IMD

INISIASI MENYUSU DINI

Inisiasi Menyusu Dini adalah pemberian ASI segera setelah bayi

dilahirkan yaitu 30 menit pertama setelah kelahiran bayi. Menurut Depkes, inisiasi

menyusu dini adalah meletakkan bayi menempel di dada atau perut ibu setelah

lahir, membiarkannya merayap mencari puting kemudian menyusu sampai puas.

Manfaat IMD

Depkes (2007) manfaat menyusu dini dan kontak kulit dengan ibu adalah:

1. Keuntungan kontak kulit ibu dengan kulit untuk bayi

Kontak memastikan perilaku optimum menyusui berdasarkan insting dan

bisa diperkirakan akan dapat menstabilkan pernafasan, mengendalikan

temperatur tubuh bayi, memperbaiki atau mempunyai pola tidur dengan

lebih baik, mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu dengan lebih

cepatdan efektif, meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat

lahirnya dengan lebih cepat), meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi,

tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama, menjaga

kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga

perlindungan terhadap infeksi, bilirubin akan lebih normal dan

mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian

ikterus. Pada bayi baru lahir, kadar gula dan parameter biokimia lain yang

lebih baik selama beberapa jam pertama.

2. Kontak kulit untuk ibu

Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu. Oksitosin

berfungsi membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca

persalinan lebih rendah, merangsang pengeluaran kolostrum, penting

untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi, ibu lebih tenang dan lebih tidak

merasa nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan

lainnya. Prolaktin berfungsi meningkatkan produksi ASI, membantu ibu

1

Page 3: Makalah IMD

mengatasi stress. Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi

selesai menyusu, menunda ovulasi.

3. Keuntungan inisiasi menyusu dini untuk bayi

a. Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum

segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi

b. Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera

kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi

c. Meningkatkan kecerdasan

d. Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan, dan napas

e. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi

f. Mencegah kehilangan panas

g. Merangsang kolostrum segera keluar

4. Keuntungan menyusu dini untuk ibu

a. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin

b. Meningkatkan keberhasilan produksi ASI

c. Meningkatkan jalinan kasih sayang Ibu-bayi

5. Memulai menyusu dini akan:

a. Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah. Menurut

penelitian Edmond (2006) dalam roesli (2008) bahwa jika bayi

diberi kesempatan menyusu dalam satu jam pertama dengan

dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu (setidaknya selama satu jam)

maka 22% nyawa bayi di bawah 28 hari dapat diselamatkan.

Sedangkan jika menyusu pertama dimulai saat bayi berusia di atas

dua jam dan dibawah 24 jam pertama maka tinggal 16% nyawa

bayi dibawah 28 hari yang dapat diselamatkan.

b. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan

meningkatkan lamanya bayi disusui. Menurut penelitan Fikawati

(2003) yang dilakukan di Jakarta Indonesia ini menunjukkan bayi

yang diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya delapan kali

berhasil ASI eksklusif.

c. Merangsang produksi susu

2

Page 4: Makalah IMD

d. Memperkuat refleks menghisap bayi, refleks menghisap awal pada

bayi paling kuat beberapa jam pertama setelah lahir.

Pengertian Kolostrum

Kolostrum adalah cairan pertama yang disekresi oleh kelenjar payudara

(Soetjiningsih, 1997). Kolostrum dikeluarkan pada hari pertama sampai hari

keempat atau ke tujuh setelah melahirkan. Kolostrum berwarna kuning keemasan

yang disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.

Kolostrum penuh dengan zat antibody (zat pertahanan tubuh untuk melawan zat

asing yang masuk ke dalam tubuh) dan immunoglobulin (zat kekebalan tubuh

untuk melawan infeksi penyakit). Kandungan dari kolostrum antara lain:

1. Protein : 8,5%

2. Lemak : 2,5%

3. Karbohidarat : 3,5%

4. Garam dan Mineral : 0,4%

5. Air : 85,1%

6. Vitamin A,B,C,D,E, dan vitamin K dalam jumlah yang sangat sedikit.

7. Leukosit (sel darah putih)

8. Sisa epitel yang mati.

Kekebalan bayi akan bertambah dengan adanya kandungan zat-zat dan vitamin

yang terdapat pada air susu ibu tersebut, serta volume kolostrum yang meningkat

dan ditambah dengan adanya isapan bayi baru lahir secara terus menerus. Hal ini

yang mengharuskan bayi segera setelah lahir ditempelkan ke payudara ibu, agar

bayi dapat sesering mungkin menyusui.

Manfaat Kolostrum

Kolostrum sangat penting bagi pertahanan tubuh bayi karena kolostrum

merupakan imunisasi pertama bagi bayi. Manfaat kolostrum antara lain :

1. Membantu mengeluarkan mekonium dari usus bayi karena kolostrum

merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan

3

Page 5: Makalah IMD

mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan

siap menerima ASI.

2. Melindungi bayi dari diare karena kolostrum mengandung zat kekebalan

tubuh 10-17 kali lebih banyak dibandingkan susu matang.

3. Melawan zat asing yang masuk ke tubuh bayi

4. Melawan infeksi penyakit oleh zat-zat kekebalan tubuh

5. Menghalangi saluran pencernaan menghidrolisis (menguraikan) protein

6. Mengeluarkan kelebihan bilirubin sehingga bayi tidak mengalami jaundice

(kuning) dimana kolostrum mempunyai efek laktasif (Pencahar).

7. Berperan dalam gerak peristaltik usus (gerakan mendorong makanan)

8. Menjaga keseimbangan cairan sel

9. Merangsang produksi susu matang (mature)

10. Mencegah perkembangan kuman-kuman patogen

Aspek kekebalan Tubuh Pada Kolostrum

Aspek-aspek kekebalan tubuh pada kolostrum antara lain :

1. Immunoglobin

Fraksi protein dari kolostrum mengandung antibody yang serupa dengan

antibody yang terdapat di dalam darah ibu dan yang melindungi terhadap

penyakit karena bakteri dan virus yang pernah diderita ibu atau yang telah

memberikan immunitas pada ibu. Immunoglobulin ini bekerja setempat

dalam saluran usus dan dapat juga diserap melalui dinding usus dalam

sistem sirkulasi bayi. Yang termasuk dalam antibody ini adalah IgA, IgB,

IgM, IgD, dan IgE.

2. Laktoferin

Laktoferin merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tinggi

terhadap zat besi. Bersamaan dengan salah satu immunoglobulin (IgA),

laktoferin mengambil zat besi yang diperlukan untuk perkembangan

kuman E.coli, stafilokokus dan ragi. Kadar yang paling tinggi dalam

kolostrum adalah 7 hari hari pertama postpartum. Efek immunologis

laktoferin akan hilang apabila makanan bayi ditambah zat besi.

4

Page 6: Makalah IMD

3. Lisosom

Bersama dengan IgA mempunyai fungsi anti bakteri dan juga menghambat

pertumbuhan berbagai macam-macam virus. Kadar lisosom dalam

kolostrum dan ASI lebih besar dibandingkan dalam air susu sapi.

4. Faktor antitripsin.

Enzim tripsin berada di saluran usus dan fungsinya adalah untuk memecah

protein, maka antitripsin di dalam kolostrum akan menghambat kerja

tripsin.

5. Faktor bifidus

Lactobacilli ada di dalam usus bayi yang membutuhkan gula yang

mengandung nitrogen, yaitu faktor bifidus. Faktor bifidus berfungsi

mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, seperti E.coli,

dan ini hanya terdapat di dalam kolostrum dan ASI.

6. Lipase

Berfungsi sebagai zat anti virus.

7. Anti stafilokokus

Berfungsi melindungi bayi terhadap bakteri stafilokokus

8. Laktoferoksidase

Berfungsi membunuh streptokokus

9. Komponen komplemen

Mengandung komplemen C3 dan C4 yang berfungsi sebagai faktor

pertahanan.

10. Sel-sel fagositosis

Dapat melakukan fagositosis terutama terhadap stafilokokus, E.coli dan

candida albican.

Pada waktu lahir sampai beberapa bulan sesudahnya bayi belum dapat

membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. Faktor – faktor pelindung ini

semua ada di dalam ASI yang mature maupun di dalam kolostrum. Pemberian

kolostrum secara awal pada bayi dan pemberian ASI terus menerus merupakan

perlindungan terbaik yang dapat diberikan kepada bayi terhadap penyakit

(Pusdiknakes, 2003).

5

Page 7: Makalah IMD

Permasalahan Inisiasi Menyusui Dini

1. Terganggunya kemampuan alami bayi untuk mencari dan menemukan

payudara ibunya.

Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alam bayi

untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya:

a. Pemberian obat kimiawi pada ibusaat melahirkan karena obat tersebut

bisa sampai ke janin melalui ari – ari dan mungkin menyebabkan bayi

sulit menyusu pada payudara ibu

b. Kelahiran dengan obat – obatan atau tibdakan seperti operasi Caesar,

vakum, forcep.

c. Perasaan sakit di saerah kulit yang dilakukan episiotomy dapat

mengganggu kemampuan alamiah bayi.

2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat kolustrum.

Kandungan kolostrum inilah yang tidak diketahui ibu sehingga banyak ibu

dimasa setelah persalinan tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru

lahir. Keseluruhan manfaat daripada kolostrum banyak tidak diketahui

oleh ibu-ibu setelah melahirkan. Padahal manfaat tersebut sudah seringkali

diberitakan melalui media, ataupun melalui penyuluhan yang diberikan

oleh bidan desa. Namun banyak ibu tetap tidak mau segera memberikan

kolostrum kepada bayi baru lahir dengan alasan mereka belum diberitahu

tentang manfaat kolostrum tersebut.

3. Persepsi

Hal ini dibuktikan oleh penelitian survey yang dilakukan oleh Cahyaning

(2000), tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI

pertama kali menunjukkan bahwa persepsi merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI segera setelah bayi

dilahirkan selain umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, nasehat, berat

badan bayi saat lahir, tempat persalinan dan tidak adanya kunjungan

petugas kesehatan.

4. Dukungan social

Menurut Lubis (1993), jika seorang ibu tidak pernah mendapatkan nasehat

6

Page 8: Makalah IMD

dan penyuluhan tentang ASI dari keluarganya maka dapat mempengaruhi

sikapnya pada saat ibu tersebut menyusui sendiri bayinya. Selain itu

dukungan dari petugas kesehatan seperti bidan juga mempengaruhi

perilaku pemberian ASI. Berdasarkan penelitian survey yangdilakukan

Yefrida (1997), tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku

ibu dalam pemberian ASI exklusif, menunjukkan hasil bahwa dukungan

petugas kesehatan dan dorongan dari keluarga sangat mempengaruhi

perilaku ibu dalam memberikan ASI exklusif termasuk dukungan terhadap

pemberian ASI kolostrum.pada bayi.

5. Sosial budaya

Menurut Green (1980) dalam Notoatmodo (2003), budaya merupakan

faktor predisposisi yang dapat menjadi faktor pendukung atau faktor

penghambat suatu perilaku kesehatan seperti perilaku pemberian ASI

kolostrum. Adat kebiasaan atau sosial budaya yang sering dilakukan dalam

masa menyusui seperti menunda menyusui 2-3 hari setelah melahirkan,

membuang kolostrum sebelum menyusui bayi dan memberi makanan

selain ASI sebelum ASI keluar.

6. Sumber informasi

Menurut Widjaja (2004) salah satu faktor keengganan menyusui apalagi

memberikan kolostrum adalah kurangnya informasi tentang manfaat dan

keunggulan ASI terutama pentingnya kolostrum.

7. Penghambat inisiasi menyusu dini

Berikut ini beberapa pendapat masyarakat yang tidak benar yang dapat

menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi:

a. Bayi kedinginan. Bayi berada dalam suhu aman jika melakukan kontak

kulit dengan ibu. Suhu payudara ibu akan meningkat 0,50C dalam dua

menit jika bayi diletakkan di dada ibu

b. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui.

c. Tenaga kesehatan kurang tersedia

d. Ibu harus dijahit. Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area

payudara sedangkan yang dijahit adalah perineum ibu.

7

Page 9: Makalah IMD

e. Suntikan vitamin K dan tetes mata harus diberikan setelah lahir.

Menurut American College of Obstetric and Gynecology dan Academy

Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda

setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa

membahayakan bayi

f. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan diukur.

Menunda memandikan bayi berarti mencegah hilangnya panas tubuh

bayi. Selain itu memberi kesempatan verniks untuk meresap,

melunakkan dan melindungi bayi lebih besar. Bayi dapat dikering

segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda

sampai menyusu awal selesai.

g. Bayi kurang siaga

Pada 1 – 2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga. Setelah itu,

bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat

yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi

memerlukan bantuan lebih untuk bounding. Menurut Hamilton (1995)

periode reaktivitaas (pada 30-60 menit setelah lahir) bayi dalam

keadaan terjaga dengan mata terbuka, memberikan respon terhadap

stimulus, menghisap dengan penuh semangat dan menangis, kecepatan

pernapasan sampai 82x/menit, denyut jantung sampai 180x/menit.

h. Kolustrum tidak keluar atau jumlahnya tidak memadai sehingga perlu

cairan lain. Kolustrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru

lahir. Volume kolustrum berkisar 150-300 ml/24 jam

Solusi:

1. Petugas kesehatan setempat disarankan untuk memberi informasi kepada

ibu selama proses kehamilan tentang manfaat inisiasi menyusu dini. Peran

petugas kesehatan sangat penting karena dapat sebagai factor penguat

terhadap persepsi ibu mengenai inisiasi menyusu dini.

2. Disarankan suami atau keluarga mendampingi ibu saaat persalinan serta

sarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat

8

Page 10: Makalah IMD

persalinan yang dapat diganti dengan cara non-kimiawi misalnya pijat,

aromaterapi, gerakan atau hypnobirthing.

3. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit bayi ibunya

setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama

sebelum satu jam. Jika belum menemukan putting payudara ibunya dalam

waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya

sampai berhasil menyusu pertama (Roesli, 2008)

4. Usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar tidak dapat

dilakukan pada persalinan operasi Caesar. Namun, jika diberikan anestesi

spinal atau epidural dan ibu dalam keadaan sadar sehingga dapat segera

memberi respon pada bayi. Bayi dapat segera diposisikan untuk terjadi

kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi. Usahakan menyusu pertama

dilakukan di kamar operasi. Jika keadaan ibu atau bayi belum

memungkinkan, bayi diberikan ke ibu pada kesempatan tercepat. Jika

dilakukan anestesi umum, kontak dapat terjadi di ruang pulih saat ibu

sudah dapat merespon walaupun masih mengantuk atau dalam pengaruh

obat bius. (Roesli, 2008)

5. Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi atau bayi

harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu

ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan.

9

Page 11: Makalah IMD

REFERENSI

Cahyaning, R (2000). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Pertama Kali di Puwarkarta. Jabar. Skripsi FKM-UI.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Panduan Konseling Menyusui, Direktorat Bina kesehatan Gizi Masyarakat, Jakarta

Fikawati, Sandra dan Ahmad Syafiq. 2003. Hubungan Antara Menyusui Segera (Immediate Berastfeeding) dan Pemberian Asi Eksklusif samapai Empat Bulan. Jakarta: Kedokteran Trisakti.

Hubungan Karakteristik Pengetahuan dan sikap Ibu Dengan Praktek Inisiasi Menyusu Dini Pada Bayi Baru Lahir di RSUP Fatmawati Tahun 2011. 2011. Jakarta: Keperawatan Universitas Veteran Jakarta http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FIKESS1KEPERAWATAN/1010712033/BAB%20II.pdf diakses pada 19 April 2013

Notoatmojo, Soekijo. 2007. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Aneka Cipta

Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Bidan Kelurahan Siaga dalam Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kota Dumai. Medan: Universitas Sumatra Utara http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29086/4/Chapter%20II.pdf diakses pada 19 April 2013

Purnamasari Nazara. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Ibu Tidak Memberikan Kolostrum Kepada Bayi Baru Lahir di Desa Sifalaete Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kabupaten Nias Tahun 2007. Medan: Universitas Sumatra Utara http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23781/4/Chapter%20II.pdf diakses pada 19 April 2013

PUSDIKNAKES. 2003. Buku 4 Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta : Pusdiknakes.

Roesli (2008). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Ekslusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk V Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC.

Utami, Roesli. 2004. ASI Eksklusif. Edisi II. Jakarta : Trubus Agrundaya

10