MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

28
MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR “KENAKALAN REMAJA” Oleh: 1. Carissa Firdausi C. 13030194043 2. Ilfa Hidayatun Ni’mah 13030194067 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA

Transcript of MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

Page 1: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

DASAR

“KENAKALAN REMAJA”

Oleh:

1. Carissa Firdausi C. 13030194043

2. Ilfa Hidayatun Ni’mah 13030194067

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

2014

KATA PENGANTAR

Page 2: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah kami ini

berjudul “Kenakalan Remaja”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Imu Sosial dan Budaya Dasar di Universitas Negeri Surabaya.

Makalah ini disusun dengan tujuan agar dapat berguna bagi semua pembaca dan

diharapkan dapat memberikan wawasan serta pengetahuan kepada para pembaca tentang

permasalahan sosial dalam kehidupan saat ini utamanya menyangkut kenakalan remaja.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu kami

dalam menyusun makalah ini, khususnya kepada Bapak Drs. Sukarman M.Si selaku dosen

pembina sekaligus pembimbing kami, yang telah memberikan banyak ilmu mengenai ilmu

sosial dan budaya dasar selama ini serta semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

serta dapat memenuhi tugas akhir dalam mata kuliah Pendidikan Jasmani.

Surabaya, November 2013

Penyusun

BAB I

Page 3: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali nilai-nilai dari

kehidupan bangsa Indonesia yang berubah. Bukan hanya itu saja gaya hidup masyarakat

juga sangat berbeda dari beberapa tahun yang lalu. Pengaruh kecanggihan teknologi dan

semakin berkembangnya ilmu pengetahuan menyebabkan banyak terjadi perubahan pada

sendi-sendi kehidupan manusia. Tidak luput juga kehidupan para remaja, dimana banyak

sekali hal yang berubah dimulai dari gaya hidup, gaya berteman, dan pergaulan yang saat

ini semakin bebas. Hal ini mengakibatkan perilaku remaja saat ini banyak bertentangan

dengan nilai-nilai kehidupan sosial yang baik yang berkembang dimasyarakat.

Kenakalan remaja bukanlah merupakan suatu masalah yang baru muncul

kepermukaan, tetapi masalah ini sudah ada sejak berabad-abad yang lampau dan menjadi

persoalan yang aktual hampir di semua negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia,

dan masalah ini bukan hanya terjadi di wilayah perkotaan bahkan sekarang sampai ke

wilayah pedesaan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Romli Atmasasmita (1983:23) bahwa:

“Kenakalan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang anak yang dianggap

bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum yang bcrlaku di suatu negara yang oleh

masyarakat itu sendiri dirasakan serta ditafsirkan sebagai perbuatan tercela”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kenakalan merupakan suatu

pengertian yang memuat segi-segi juridis maupun segi-segi sosiologis. Selanjutnya

pengertian remaja dikemukakan oleh Zakiah Daradjat (1974:35) adalah:“Remaja adalah

usia transisi. Seseorang individu telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah dan

penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung

jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa transisi ini

tergantung kepada keadaan dan tingkat sosial masyarakat dimana dia hidup. Semakin

maju masyarakat semakin panjang usia remaja karena ia harus mempersiapkan diri untuk

menyesuaikan dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya”.

Berdasarkan pada kenyataan ini, sangat dituntut peranan keluarga ataupun orang

tua untuk mengarahkan anak-anak remaja, sehingga tidak terjerumus kenakalan remaja.

Disamping itu masyarakat juga harus turut berpartisipasi untuk mencegah timbulnya

Page 4: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

kenakalan remaja karena adaiah kewajiban setiap orang untuk ikut berpikir dan bertindak

mengarahkan kehidupan para remaja untuk menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan

ncgara. Dalam hal ini turut pula peranan pihak kepolosian sebagai salah satu instansi yang

paling berwenang dalam mengatasi dan mengantisipasi kenakalan remaja.

Remaja pada belakangan ini sangat memprihatikan dalam keadaan moralnya.

Banyak kasus-kasus yang ditangani oleh pihak kepolisian karena kelakuan remaja yang

berada diluar garis moralitas remaja. Sehingga moral remaja saat ini berada di garis

keparahan. Masalah kenakalan remaja ini merupakan salah satu masalah sosial yang

cukup kompleks. Dimana banyak pihak-pihak yang harus berperan aktif untuk

menanggulangi masalah sosial kenakalan remaja ini. Oleh karena itulah maka, makalah

kami ini mengangkat judul “Kenakalan Remaja”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah dalam makalah ini

sebagai berikut:

1. Apakah pengertian masalah sosial?

2. Apakah pengertian kenakalan remaja?

3. Teori apa saja yang berkembang tentang perilaku kenakalan remaja?

4. Apa penyebab kenakalan remaja?

5. Apa saja ciri – ciri kenakalan remaja?

6. Apa saja jenis-jenis kenakalan remaja?

7. Apa saja dampak kenakalan remaja serta bagaimana cara mengatasinya?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui pengertian maslah sosial

2. Dapat mengetahui apakah pengertian dari kenakalan remaja

3. Dapat mengetahui teori apa saja tentang perilaku remaja

4. Dapat mengetahui penyebab kenakalan remaja

5. Dapat mengetahui ciri-ciri kenakalan remaja

6. Mengetahui jenis-jenis kenakalan remaja

7. Mengetahui dampak kenakalan remaja serta cara mengatasinya.

Page 5: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masalah Sosial

Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara

unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok

sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan

hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai

dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial

yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat

ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat,

pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara

lain :

1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.

2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.

3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.

4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

2.2 Pengertian Kenakalan Remaja

Dalam kehidupan para remaja seringkali kita temui  hal-hal yang positif ataupun

negative dalam pergaulannya  dengan lingkungan sekitar, baik lingkungan dengan teman-

temannya di sekolah maupun di lingkungan tempat ia tinggal karena masa remaja

merupakan masa transisi dimana seorang remaja masih mencari jati diri sehingga masih

dalam hal pergaulan tingkat emosinya masih sangat labil dan mudah terombang-ambing.

Oleh karena itu mereka sering ingin mencoba sesuatu hal yang baru, misalnya soal

penampilan dan gaya hidup. Ada sebagian dari mereka lebih suka berfoya-foya dan

melakukan hal-hal yang menyimpang yang menurut anggapan mereka itu adalah bagian

dari gaya hidup masa kini, padahal itu merupakan sebuah bentuk kenakalan. Kenakalan 

Remaja menurut definisi para ahli adalah sebagai berikut:

Page 6: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

1. Menurut Kartono (2003), Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah latin

“Juveniledelinquere”. Juvenile, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik

pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja. Delinquere  yang berarti

terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti

sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, durjana dan lain

sebagainya.

Jadi, Juveniledelinquency atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau

kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada

anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian  sosial, sehingga

mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Istilah kenakalan remaja

mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah  laku yang tidak dapat diterima

sosial sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal.(Kartono, 2003).

2. Mussen dkk (1994), mendefinisikan kenakalan remaja sebagai perilaku yang

melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak remaja  yang

berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa maka  akan

mendapat sangsi hukum.

3. Hurlock (1973), juga menyatakan kenakalan remaja  adalah tindakan pelanggaran

hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat membuat

seseorang individu yang melakukannya masuk penjara. Sama halnya dengan Conger

(1976) & Dusek (1977) mendefinisikan kenakalan remaja sebagai suatu kenakalan

yang dilakukan oleh  seseorang individu yangberumur di bawah 16 dan 18 tahun yang

melakukan perilaku yang dapat dikenai sangsi atau hukuman.

4. Sarwono (2002)  mengungkapkan kenakalan remaja sebagai tingkah laku yang

menyimpang dari norma-norma hukum pidana.

5. Fuhrmann (1990),menyebutkan bahwa kenakalan remaja suatu tindakan anak muda

yang dapat merusak dan menggangu, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan

kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang

melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian  dan kerusakan baik terhadap

dirinya sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun.

Page 7: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

2.3 Teori Perilaku Remaja

Berikut ini adalah beberapa teori tentang penyebab kelakuan kenakalan remaja :

1. Teori Differential Asociation

Teori yang dikemukakan oleh E. Sutherland ini pada dasarnya melandaskan diri

pada proses belajar. Kejahatan seperti juga perilaku pada umumnya merupakan suatu

yang dipelajari.

2. Teori Anomie

Teori anomie yang diajukan Robert Merton merupakan teori yang berorientasi

pada kelas-kelas sosial. Istilah anomie sendiri sebetulnya berasal dari seorang pakar

sosiologi Perancis, Emile Durkeim, yang berarti suatu keadaan tanpa norma. Konsep

anomie ini kemudian oleh Merton diformulasikan dalam rangka menjelaskan keterkaitan

antara kelas-kelas sosial dengan kecenderungan pengadaptasiannya dalam sikap dan

perilaku kelompok. Merton berusaha menunjukkan bahwa berbagai struktur sosial yang

mungkin terdapat di masyarakat dalam realitasnya telah mendorong orang-orang dengan

kualitas tertentu cenderung berperilaku menyimpang ketimbang mematuhi norma-norma

kemasyarakatan.

3. Teori Sub-budaya Delinkuen

Teori ini dilontarkan oleh Albert K Cohen, yang menjelaskan terjadinya

peningkatan perilaku delinkuen[4] di daerah kumuh. Fokus perhatiannya terarah pada

satu pemahaman bahwa perilaku delinkuen di kalangan usia muda, kelas bawah

merupakan cerminan ketidakpuasan mereka terhadap norma-norma dan nilai kelompok

kelas menengah yang mendominasi.

4. Teori Netralisasi

Pada dasarnya teori netralisasi ini beranggapan bahwa aktivitas manusia selalu

dikendalikan oleh pikirannya. Menurut teori ini orang-orang berperilaku jahat atau

menyimpang disebabkan adanya kecenderungan di kalangan mereka untuk merasionalkan

norma-norma dan nilai-nilai (yang seharusnya berfungsi sebagai pencegah perilaku jahat)

menurut persepsi dan kepentingan mereka sendiri.

5. Teori Kontrol

Teori kontrol atau sering juga disebut teori kontrol sosial berangkat dari asumsi

atau anggapan bahwa individu di masyarakat mempunyai kecenderungan yang sama

kemungkinannya, menjadi ‘baik’ atau ‘jahat’. Baik jahatnya seseorang sepenuhnya

tergantung pada masyarakatnya membuatnya demikian, dan menjadi jahat apabila

masyarakatnya membuatnya demikian.

Page 8: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

2.4 Penyebab Kenakalan Remaja

Faktor-faktor kenakalan remaja menurut Santrock, (1996) lebih rinci dijelaskan

sebagai berikut:

A. Faktor Internal

1. Identitas

Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson (dalam Santrock,

1996) masa remaja ada pada tahap di mana  krisis identitas versus difusi identitas harus di

atasi. Perubahan biologis dan sosial memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi

terjadi pada kepribadian remaja: (1)terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam

kehidupannya dan (2)tercapainya identitas peran, kurang lebih dengan cara

menggabungkan motivasi, nilai-nilai, kemampuan dan gaya yang dimiliki remaja dengan

peran yang dituntut dari remaja. Erikson percaya bahwa delinkuensi pada remaja terutama

ditandai dengan kegagalan remaja untuk mencapai integrasi yang kedua, yang melibatkan

aspek-aspek peran identitas. Ia mengatakan bahwa remaja yang memiliki masa balita,

masa kanak-kanak atau masa remaja yang membatasi mereka dari berbagai peranan sosial

yang dapat diterima atau yang membuat mereka merasa tidak mampu memenuhi tuntutan

yang dibebankan pada mereka,mungkin akan memiliki perkembangan identitas yang

negatif. Beberapa dari remaja ini mungkin akan mengambil bagian dalam tindak

kenakalan, oleh karena itu bagi Erikson, kenakalan adalah suatu upaya untuk membentuk

suatu identitas, walaupun identitas tersebut negatif.

2. Kontrol diri

Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan untuk

mengembangkan kontrol diri yang  cukup dalam hal tingkah laku. Beberapa anak gagal

dalam mengembangkan kontrol diri yang esensial yang sudahdimiliki orang lain selama

proses pertumbuhan. Kebanyakan remaja telah mempelajari perbedaan antara tingkah

laku yang dapat diterima dan tingkah laku yang tidak dapat diterima, namun remaja yang

melakukan kenakalan tidak mengenali hal ini. Mereka mungkin gagal membedakan

tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima,  atau mungkin mereka

sebenarnya sudah mengetahui perbedaan antara keduanya namun gagal mengembangkan

kontrol yang memadai dalam menggunakan perbedaan itu untuk membimbing tingkah

laku mereka. Hasil penelitian yang dilakukan baru-baru ini Santrock(1996) menunjukkan

bahwa ternyata kontrol diri mempunyai peranan penting dalam kenakalan remaja. Pola

asuh orangtua yang efektif di masa kanak-kanak (penerapan strategi yang konsisten,

berpusat  pada anak dan tidak aversif) berhubungan dengan dicapainya pengaturan diri

Page 9: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

oleh anak. Selanjutnya, dengan memiliki ketrampilan ini sebagai atribut internal akan

berpengaruh pada menurunnya tingkat kenakalan remaja.

3. Usia

Munculnya tingkah laku anti sosial di usia dini berhubungan dengan penyerangan

serius nantinya di masa remaja, namun demikian tidak semua anak yang bertingkah laku

seperti ini nantinya akan menjadi pelaku kenakalan, seperti hasil penelitian dari McCord (

2003) yang menunjukkan bahwa pada usia dewasa, mayoritas remaja nakal tipe terisolir

meninggalkan tingkah laku kriminalnya. Paling sedikit 60 % dari mereka menghentikan

perbuatannya pada usia 21 sampai 23 tahun.

4. Jenis kelamin

Remaja laki-laki lebih banyak melakukan tingkah laku anti sosial daripada

perempuan. Menurut catatan kepolisian,Kartono (2003) menyebutkan Bahwa  pada

umumnya jumlah remaja laki-laki yang melakukan kejahatan dalam kelompok gang

diperkirakan 50 kali lipat daripada gang remaja perempuan.

B. Faktor Eksternal

1. Harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah

Remaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rendah

terhadap pendidikan di sekolah. Mereka merasa bahwa sekolah tidak begitu bermanfaat

untuk kehidupannya sehingga biasanya nilai-nilai mereka terhadap sekolah cenderung

rendah. Mereka tidak mempunyai motivasi untuk sekolah. Riset yang dilakukan olehJanet

Chang dan Thao N. Lee (2005) mengenai pengaruh orangtua, kenakalan teman sebaya,

dan sikap sekolah terhadap prestasi akademik siswa di Cina, Kamboja,  Laos, dan remaja

Vietnam menunjukkan bahwa faktor yang berkenaan dengan orangtua secara umum tidak

mendukung banyak, sedangkan sikap sekolah ternyata dapat menjembatani hubungan

antara kenakalan teman sebaya dan prestasi akademik.

2. Proses keluarga

Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja.

Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas

anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat

menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja.Penelitian yang dilakukan oleh Gerald

Patterson dan rekan-rekannya ( 1996) menunjukkan bahwa pengawasan orangtua yang

tidakmemadai terhadap keberadaan remaja dan penerapan disiplin  yang tidak efektif dan

tidak sesuai merupakan faktor keluarga  yang penting dalam menentukan munculnya

Page 10: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

kenakalan remaja. Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga

berhubungan dengan kenakalan. Faktor genetik juga termasuk pemicu timbulnya

kenakalan remaja, meskipun persentasenya tidak begitu besar.

3. Pengaruh teman sebaya

Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko

remaja untuk menjadi nakal. Pada sebuah penelitianSantrock(1996) terhadap 500 pelaku

kenakalan dan 500 remaja yang tidak melakukankenakalan di Boston, ditemukan

persentase kenakalan yang lebih tinggi pada remaja yang memiliki hubungan reguler

dengan teman  sebaya yangmelakukan kenakalan.

4. Kelas sosial ekonomi

Ada kecenderungan bahwa pelaku kenakalan lebih banyak berasal dari kelas

sosial ekonomi yang lebih rendah dengan perbandingan jumlah remaja nakal di antara

daerah perkampungan miskin yang rawan dengan daerah yang memiliki banyak  privilege

diperkirakan 50 : 1 (Kartono, 2003). Hal ini disebabkan kurangnya kesempatan remaja

dari kelas sosial rendah untuk mengembangkan ketrampilan yang diterima oleh

masyarakat. Mereka mungkin saja merasa bahwa mereka akan mendapatkan perhatian

dan status dengan cara melakukan tindakan anti sosial. Menjadi “tangguh” dan“maskulin”

adalah contoh status yang tinggi bagi remaja dari kelas sosial yang lebih rendah, dan

status seperti ini sering ditentukan oleh keberhasilan remaja dalam melakukan kenakalan

dan berhasil meloloskan diri setelah melakukan kenakalan.

5. Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal

Komunitas juga dapat berperan serta dalam memunculkan kenakalan remaja.

Masyarakat dengan tingkat kriminalitas tinggi memungkinkan remaja mengamati

berbagai model yang melakukan aktivitas kriminal dan memperoleh hasil atau

penghargaan atas aktivitas kriminal mereka.Masyarakat seperti ini sering ditandai dengan

kemiskinan, pengangguran, dan perasaan tersisih dari kaum kelas menengah. Kualitas

sekolah, pendanaan pendidikan, dan aktivitas lingkungan yang terorganisir adalah faktor-

faktor lain dalam masyarakat yang juga berhubungan dengan kenakalan remaja.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling berperan

menyebabkan timbulnya kecenderungan kenakalan remaja adalah faktor keluarga yang

kurang harmonis dan faktor lingkungan terutama teman sebaya yang kurang baik, karena

pada masa ini remaja mulai bergerak meninggalkan rumah dan menuju teman sebaya,

sehingga minat, nilai, dan norma yang ditanamkan oleh kelompok lebih menentukan

Page 11: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

perilaku  remaja dibandingkan dengan norma, nilai yang ada dalam keluarga dan

masyarakat.

2.5 Ciri-ciri Kenakalan Remaja

Menurut Kartono (2003), remaja nakal itu mempunyai karakteristik umum yang

sangat berbeda dengan remaja tidak nakal. Perbedaan itu mencakup :

a. Perbedaan struktur intelektual

Pada umumnya inteligensi mereka tidak berbeda dengan inteligensi remaja yang

normal, namun jelas terdapat fungsi-fungsi kognitif khusus yang berbeda biasanya remaja

nakal ini mendapatkan nilai lebih tinggi untuk tugas-tugas prestasi daripada nilai untuk

ketrampilan verbal (tes Wechsler). Mereka kurang toleran terhadap hal-hal yang ambigius

biasanya mereka kurang mampu memperhitungkan tingkah laku orang lain bahkan tidak

menghargai pribadi lain dan menganggap orang lain sebagai cerminan dari diri sendiri.

b. Perbedaan fisik dan psikis

Remaja yang nakal ini lebih “idiot secara moral” dan memiliki perbedaan ciri

karakteristik yang jasmaniah sejak lahir jika dibandingkan dengan remaja normal. Bentuk

tubuh mereka lebih kekar, berotot, kuat, dan pada umumnya bersikap lebih agresif. Hasil

penelitian juga menunjukkan ditemukannya fungsi fisiologis dan neurologis yang khas

pada remaja nakal ini, yaitu:mereka kurang bereaksi terhadap stimulus kesakitan  dan

menunjukkan ketidakmatangan jasmaniah atau anomali perkembangan tertentu.

c. Ciri karakteristik individual

Remaja yang nakal ini mempunyai sifat kepribadian khusus yang menyimpang,

seperti :

1. Rata-rata remaja nakal ini hanya berorientasi pada masa sekarang,bersenang-senang

dan puas pada hari ini tanpa memikirkan masa depan.

2. Kebanyakan dari mereka terganggu secara emosional.

3. Mereka kurang bersosialisasi dengan masyarakat normal, sehingga tidak mampu

mengenal norma-norma kesusilaan, dan tidak bertanggung jawab secara sosial.

4. Mereka senang menceburkan diri dalam kegiatan tanpa berpikir yang merangsang

rasa kejantanan, walaupun mereka menyadari besarnya risiko dan bahaya yang

terkandung di dalamnya.

5. Pada umumnya mereka sangat impulsif dan suka tantangan dan bahaya.

6. Hati nurani tidak atau kurang lancar fungsinya.

Page 12: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

7. Kurang memiliki disiplin diri dan kontrol diri sehingga mereka menjadi liar dan

jahat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja nakal biasanya berbeda

dengan remaja yang tidak nakal. Remaja nakal biasanya lebih ambivalen terhadap

otoritas, percaya diri pemberontak, mempunyai control diri yang kurang, tidak

mempunyai orientasi pada masa depan dan kurangnya kemasakan sosial, sehingga sulit

bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

2.6 Jenis-jenis Kenakalan Remaja

Jenis- jenis kenakalan remaja ada 3 antara lain yaitu:

1. Kenakalan remaja di sekolah, misal :

a. Tidak masuk sekolah tanpa keterangan.

b. Meninggalkan sekolah pada saat jam pelajaran.

c. Membawa senjata tajam ketika sekolah.

2. Kenakalan remaja di luar sekolah (masyarakat), misal :

a. Ikut balapan tiar antar geng.

b. Ikut tawuran antar geng.

c. Minum minuman keras.

d. Mengkonsumsi obat-obatan terlarang seperti narkoba dan lain sebagainya.

3. Kenakalan remaja di lingkungan keluarga, misal :

a. Tidak mendengarkan nasehat orang tua.

b. Tidak mentaati perintah orang tua.

c. Melanggar norma yang telah di sepakati bersama keluarga.

2.7 Dampak Kenakalan Remaja dan Solusinya

A. Dampak Kenakalan Remaja

Secara umum dampak yang ditimbulkan dari kenakalan remaja ada 3, antara lain:

1. Bagi diri remaja itu sendiri

Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan

sangat merugikan baik fisik dan  mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu

kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Kenakalan yang

dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena

karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku

kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang lembek,

Page 13: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan

endingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung

selama tidak ada yang mengarahkan.

2. Bagi Keluarga 

Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung

keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh para orang tuanya

apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi

ketidak harmonisan didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan

terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik,  Sehingga mengakibatkan anak remaja sering

keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya

untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba

dan narkotika. Dan menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah

dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa

kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya.

3. Bagi lingkungan masyarakat

Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang

dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang

mana nantinya apapun yang dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan

menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan

dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat menganggap

remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu

ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan

pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah

semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh

keikhlasan.

B. Upaya yang Dilakukan untuk Menanggulangi Kenakalan Remaja

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja adalah

sebagai berikut:

1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau

diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak

mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan

baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada

tahap ini.

Page 14: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.

3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga

yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.

4. Remaja dididik untuk pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua

memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.

5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman

sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

6. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi

masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan

masalah kenakalan dapat terbagi ke dalam :

a. Tindakan Preventif

Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum:

1. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja.

2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja.

Kesulitan-kesulitan manakah yang biasanya menjadi sebab timbulnya

penyaluran dalam bentuk kenakalan.

3. Usaha pembinaan remaja :

Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan

yang dihadapinya.

Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan

keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran

agama, budi pekerti dan etiket.

Menyediakan sarana-sarana dan meciptakan suasana yang optimal demi

perkembangan pribadi yang wajar.

Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga

maupun masyarakat di mana terjadi banyak kenakalan remaja.

Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus

Dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkahlaku para remaja.

Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog

sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Sarana pendidikan lainya mengambil

peranan penting dalam pembentukan pribadi yang wajar dengan mental yang sehat dan

kuat. Misalnya kepramukaan, dan yang lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap

Page 15: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap

penyimpangan tingkahlaku remaja di rumah dan di sekolah.

Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian

remaja mengenai:

a. Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.

b. Penyesuaian diri: mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan

tuntutan tersebut.

c. Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan

sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan etik.

Bimbingan yang dilakukan dengan dua pendekatan:

1. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada si remaja

itui sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan si remaja danmembantu

mengatasinya.

2. Pendekatan melalui kelompok di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau

kelompok kecil tersebut:

Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.

Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingklaku baik dan merangsang

hubungan sosial yang baik.

Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan

mengemukaka pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan

pengarahan yang positif.

Dengan melakukan permainan bersama dan bekerja dalam kelompok dipupuk

solidaritas dan persekutuan denga Pembimbing.

b. Tindakan Represif

Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan

dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran.

1. Rumah, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku. Disamping itu

perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran

tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanan tata tertib harus dilakukan dengan

konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama.

Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai

dengan perkembangan dan umur.

Page 16: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

2. Di sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman

terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal guru juga berhak

bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran

dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru san staf pembimbing

bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-

kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif

diberikan diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun

tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala

sekolah dan team guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara

atau seterusnya tergabtung dari macam pelanggaran tata tertib sekolah yang

digariskan.

c. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

Dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu

mengubah tingkahlaku si pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi.

Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus, hal mana sering ditanggulangi

oleh lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.

Page 17: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan.Masa remaja adalah masa

terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.Perkembangan psikologis

ditekankan pada keadaan emosi remaja. kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja

untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian 

dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja di

bawah umur 17 tahun. Kenakalan remaja itu sendiri merupakan perbuatan pelanggaran

norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial. Faktor-faktor yang melatar

belakangi terjadinya kenakalan remaja adalah sebagai berikut bagai berikut:

1.      Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang;

2.      Minimnya pemahaman tentang keagamaan;

3.      Pengaruh lingkungan dan pergaulan.

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja ada 3 antara lain:

1.      Bagi diri remaja itu sendiri;

2.      Bagi keluarga;

3.      Bagi lingkungan masyarakat.

Upaya penanggulangan masalah kebakalan dapat di bagi dalam:

1.      Tindakan Preventif;

2.      Tindakan Represif;

3.      Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi.

B. Saran

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa kenakalan remaja merupakan salah

satu permasalahan sosial yang sangat perlu diperhatikan karena dapat mendatangkan

dampak buruk bagi para remaja yang merupakan generasi penerus bangsa. Oleh karena

itulah kita semua baik dari keluarga, sekolah maupun masyarakat harus mampu bekerja

sama untuk membimbing remaja-remaja yang ada disekitar kira agar terhindar dari

kenakalan remaja yang akan sangat merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain.

Page 18: MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.docx

DAFTAR PUSTAKA

Amilia, Rifka. 2013. Makalah Kenakalan Remaja. Diakses pada tanggal 20 November 2014

(online: http://rifkaamilia.blogspot.com/2013/10/makalah-kenakalan-remaja.html).

Irfani, Mohammad. 2013. Makalah Psikologi Perkembangan (Kenakalan Remaja). Diakses

pada tanggal 20 November 2014 (online:

http://erfanys.blogspot.com/2013/11/makalah-psikologi-perkembangan.html).

Kartono, kartini. 2003. Patologi sosial II Kenakalan Remaja. Jakarta. PT Raja Grafindo

Persada

Novianis, Rizky. 2013. Masyarakat , Masalah Sosial Masyarakat & Contoh Masalah Sosial

Masyarakat di Indonesia. Diakses pada tanggal 20 November 2014 (online:

http://rizkynovianis.wordpress .com/2013/05/16/99/ ).

Nugroho. 2012. Makalah Tentang Kenakalan Remaja. Diakses pada tanggal 20 November

2014 (online: http://nugococom030108.blogspot.com/2012/06/makalah-tentang-

kenakalan-remaja.html).