Makalah Ikd 3 (Pak Alwi)
-
Upload
yumni-rumiwang -
Category
Documents
-
view
24 -
download
1
Transcript of Makalah Ikd 3 (Pak Alwi)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntunan kerja dan membentuk
keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena kesuksesan
karier mereka dan kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga menghadapi krisis
seperti merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia. Kemungkinan kehilangan
pekerjaan dengan berubah lingkungan ekonomi dan menghadapi kebutuhan
perkembangan mereka sendiri seperti juga kebutuhan anggota keluarga mereka.
Perkembangan kedewasaan mencakup perubahan yang teratur dan dalam
karakter dan sikap perubahan perkembangan berdasarkan karakter awal yang
membantu membentuk perilaku dan karakteristik selanjutnya. Perkembangan setiap
orang, bagaimanapun, merupakan sebuah proses yang unik (Haber et al,1992).
perubahan itu dialami oleh dewasa awal termasuk prose salami maturasi dan
sosialisasi. Dewasa awal melewati periode pergantian stabilitas dan perubahan.
Selama masa periode stabilitas, mereka membuat beberapa pilihan dan membangun
struktur di sekeliling mereka. Dalam periode perubahan, mereka mengefaluasi
kembali pilihan ini dan mempertimbangkan alternative baru (Erickson,1968,1982).
Masa dewasa awal adalah periode antara remaja akhir dan pertengahan sampai
akhir 30-an(Edelman N magle,1994). Dewasa awal kira 26% dari populasi. Selama
masa dewasa awal idividu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun
tujuan karier dalam memutuskan apakah akan menikah dan memulai sebuah keluarga
atau tetap sendiri. Dewasa awal ini aktif dan harus beradaptasi dengan pengalaman
baru. Transisi menjadi ke usia pertengahan terjadi ketika orang muda menjadi sadar
bahwa perubahan dalam kemampuan reproduksi dan fisik menandakan dimulainya
tahap yang lain dalam kehidupan. Usia baya adalah waktu transisi lanjutan ketika
individu memperhitungkaan tujuan hidupnya dan menambahkan tujuan baru. Pada
tahun 1990, hamper 84 juta orang di AS berusia antara 35 dan 64, atau kira-kira 34%
dari populasi AS adalah dewasa usia baya (US. Dept. Of Commerse,1992).
Seorang dikatakan mencpai Maturitas ketika mereka sudah menapai
keseimbangan pertumbuhan psikologis, psikososial, dan kognitif. Individu yang matur
meresa nyaman dengan kemampuan, pengetahuan, dan respon yang telah mereka
kembangkan selama bertahun-tahun. Mereka melihat dunia dengan pandangan yang
1
luas, berdasarkan paduan penglihatan, emosi, dan imajinasi mereka menghadapi
masalah yang dapat dipecahkan tapi mengenali dan belajar untuk hidup dengan
masalah yang tidak terpecahkan
Orang-orang yang matang terbuka untuk menerima saran dan kritik yang
membangun tanpa kehilangan kepercayaan diri. Mereka mempertimbangkan masukan
dan rekomendasi orang lain ketika membuat keputusan tetapi tidak terlalu terpengaruh
atau terintimidasi oleh orang lain. Diatas semua itu, orang yang matur berkembang
dengan belajar dari diri sendiri atau pengalaman orang lain.
Karakteristik lain dari maturitas dikaitkan dengan komunikasi dan berperilaku
interpersonal. Orang yang matur mengakui kelebihan dan kekurangan. Dewasa matur
menghadapi tugas secara terbuka, menggunakan tekhink pembuatan keputusan untuk
memecahkan masalah dan perbuatan mereka dapat diperhitungkan dan
dipertanggungjawabkan.
2
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melihat dan membaca makalah ini, kami berharap agar :
a. Semua orang mampu melaksanakan apa yang tercantum dalam makalah ini
b. Semua orang mengetahui apa itu perspektif dewasa
2. Tujuan KhusuS
a. Mahasiswa mampu menjelaskan apa itu perspektif dewasa kepada orang
lain
b. Mahasiswa mampu memberikan diri mereka sebagai contoh
c. Mahasiswa mengetahui apa saja komponen-komponen yang terkait dengan
perspektif dewasa kepada orang lain
d. Mahasiswa mampu menjelaskan semua komponen-komponen yang terkait
perspektif dewasa kepada orang lain
e. Mahasiwa mampu menjelaskan proses keperawatan pada perspektif dewasa
1.3 Ruang Lingkup Materi
a. Paradigma keperawatan
b. Falsafah keperawatan
c. Teori dewasa awal dan tengah
d. Ciri-ciri dewasa awal dan tengah
e. Perkembangan fisiologis, kognitif dan psikososial
f. Tugas dan tanggungjawab dewasa awal dan tengah
g. Masalah kesehatan dewasa awal dan tengah
h. Proses keperawatan dewasa awal dan tengah
3
BAB 2
LANDASAN TEORITIS
2.1 Dewasa Awal
Masa perkembangan dewasa muda atau remaja akhir ditandai dengan
keinginan mengaktualisasikan segala ide pikiran yang dimatangkan selama mengikuti
pendidikan tinggi. Mereka bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi
yang tinggi. Karena itu. Mereka berlomba dan bersaing dengan orang lain guna
membuktikan kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai
keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti. Sebab dengan keberhasilan itu. Ia akan
meningkatkan harkat dan martabat hidup mereka di mata orang lain untuk itu akan
dibahas hal-hal yang mengenai pandangan beberapa teori tentang perkembangan pada
masa remaja.
2.2 Falsafah keperawatan
Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan
yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Hakekat manusia yang
dimaksud disini adalah manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial dan
spiritual, sedangkan esensinya adalah falsafah keperawatan yang meliputi :
1. Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik) yang harus
dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan
spiritual yang diberikan secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara
sepihak atau sebagian dari kebutuhannya.
2. Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan
memperhatikan aspek kemanusiaan.
3. Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan suku,
kepercayaan, status sosial, agama dan ekonomi.
4. Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-
sendiri.
5. Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan seorang
penerima jasa yang pasif.
4
2.3 Paradigma keperawatan
Paradigma keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang persoalan
dalam suatu cabang ilmu pengetahuan(Masterman,1970).
Paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tanggi dan
sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang
dasar kas dalam memikirkan,memyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu
kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu
pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok
persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu
pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu
pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan
terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik
pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya
dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (ahmad sihabudin dalam
Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43).
Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang
mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan
memilih tindakanterhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan
demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam
melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional.
Penjelasan paradigma fakta sosial berasal dari pendapat Durkheim. Fakta
sosial dianggap sebagai barang sesuatu yang berbeda dengan ide yang menjadi obyek
penyelidikan seluruh ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan
mental murni. Tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil di luar
pemikiran manusia. Fakta sosial ini terdiri atas dua jenis, yaitu :
1. Bentuk material, berupa barang sesuatu yang dapat dilihat, ditangkap dan
diobservasi,
2. Dalam bentuk non material, merupakan fenomena yang terkandung dalam diri
manusia hanya muncul dalam kesadaran manusia (zamroni, 1992:24).
Penjelasan paradigma definisi sosial bersumber dari karya Weber yang
konsepsinya tentang fakta sosial sangat berbeda dengan konsep Durkheim. Weber
tidak memisahkan antara struktur sosial dengan pranata sosial karena keduanya sama-
5
sama membantu untuk membentuk tindakan manusia yang penuh makna (Zamroni,
1992 : 53).
2.4 Komponen Paradigma Keperawatan
1. Konsep manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan
ini bersifat individu,kelompok dan masyarakat daam suatu sistem.sistem tersebut
dapat meliputi:
1. Sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan di paengaruhi oleh
lingkungan baik fisik,psikologis,sosial maupun spiritual sehingga proses
perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan
kebutuhan dasar.
2. sistem adaptif, manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di
lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.
3. Sistem personal,interpersonal dan social,manusia memiliki persepsi,pola
kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda.
a. Konsep keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat profesional
dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada
individu,keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat sakit.dengan demikian konsep
ini memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien
dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak
mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.
b. Konsep sehat sakit
Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu bahwa bentuk pelayanan
yang diberikan pada manusia dalam rentang sehat sakit.
c. Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998)
a) Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan
b) Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial
tertinggi untuk sehat
6
c) Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah
putus, kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and
now.”
d) Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan,
ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan
sekitar.
e) Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan,
pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.
f) Sehat adalah penerimaan terhadap diri.
d.Konsep lingkungan
Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang
bahwa lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi
kebutuhan dasar manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan
meminimalkan dampak atau pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan
keperawatan dapat tercapai.
2.5 Ciri-ciri Masa Dewasa Awal
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada
masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua
dan berusaha untuk bias mandiri. Di bawah ini ada 10 ciri-ciri masa dewasa dini yaitu;
Pada masa ini seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana
yang sesuai, cocok, dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia sudah menemukan
pola hidup yang diyakini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan
mengembangkan pola-pola prilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan
menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
2. Masa Usia Produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini adalah masa-
masa yang cocok untuk menentukan pasangan hidup, menikah, dan
berproduksi/menghasilkan anak. Pada masa ini organ reproduksi sangat produktif
dalam menghasilkan individu baru (anak)
7
3. Masa Bermasalah
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal ini
dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya
(perkawinan VS pekerjaan). Jika ia tidak bias mengatasinya maka akan menimbulkan
masalah. Ada 3 faktor yang membuat masa ini begitu rumit yaitu; Pertama, individu
tersebut kurang siap dalam menghadapi babak baru bagi dirinya dan tidak bisa
menyesuaikan dengan babak/peran baru tersebut. Kedua, karena kurang persiapan
maka ia kaget dengan 2 peran/lebih yang harus diembannya secara serempak. Ketiga,
ia tidak memperoleh bantuan dari orang tua atau siapapun dalam menyelesaikan
masalah.
4. Masa Ketegangan Emosional
Ketika seseorang berumur duapuluhan (sebelum 30-an), kondisi emosionalnya
tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini
juga emosi seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan
status dalam pekerjaan yang belum tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang tua.
Maka kebanyakan akan tidak terkendali dan berakhir pada stress bahkan bunuh diri.
Namun, ketika sudah berumur 30-an, seseorang akan cenderung stabil dan tenang
dalam emosi.
5. Masa Keterasingan Sosial
Masa dewasa dini adalah masa dimana seseorang mengalami “krisis isolas”, ia
terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan social dibatasi karena
berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya juga
menjadi renggang. Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan
hasrat untuk maju dalam berkarir.
6. Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah
komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup, tanggungjawab, dan komitmen baru.
7. Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya
ketergantungan pada orang tua atau organisasi/instnasi yang mengikatnya.
8. Masa Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah
karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah mulai
dipandang dengan kaca mata orang dewasa. Nilai-nilai yang berubah ini dapat
8
meningkatkan kesadaran positif. Alasan kenapa seseorang berubah nilia-nilainya
dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh kelompoknya yaitu dengan cara
mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa ini juga seseorang akan
lebih menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan.
Egosentrisme akan berubah menjadi social ketika ia sudah menikah.
9. Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
Ketika seseorang sudah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih
bertanggungjawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda. (peran
sebagai orang tua dan sebagai pekerja.
10. Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk
berbuat apa yang diinginkan. Namun kreatifitas tergantung pada minat, potensi, dan
kesempatan.
a).Perkembangan Kognitif Dewasa Awal
Masa perkembangan dewasa muda (young adulthood] ditandai dengan
keinginan mengaktualisasikan segala ide-pemikiran yang dimatangkan selama
mengikuti pendidikan tinggi (universitas/akademi). Mereka bersemangat untuk
meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan). Karena itu, mereka beriomba
dan bersaing dengan orang lain guna mem-buktikan kemampuannya. Segala daya
upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan
diikuti sebab dengan keberhasilan itu, ia akan meningkatkan harkat dan martabat
hidup di mata orang lain.
Ketika memasuki masa dewasa muda, biasanya individu telah mencapai
penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan modal itu,
seorang individu akan siap untuk menerapkan keahlian tersebut ke dalam dunia
pekerjaan. Dengan demikian, individu akan mampu memecahkan masalah secara
sistematis dan mampu mengembangkan daya inisiatif-kreatimya sehingga ia akan
memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Dengan pengalaman-pengalaman
tersebut, akan semakin mematangkan kualitas mentalnya.
9
2.6 Tugas Perkembangan Masa Dewasa Dini
Pada masa dewasa dini, banyak sekali harapan-harapan yang ditujukan
masyakat pada mereka yang memang berada pada masa ini. Banyak sekali tugas-tugas
yang harus dikembangkan, dan tingkat penguasaan tugas-tugas ini akan sangat
mempengaruhi tingkat keberhasilan mereka ketika sudah berusia setengah baya.
Tugas perkembangan masa dewasa dini meliputi:
1. Pekerjaan
Seorang individu diharapkan sudah mendapatkan suatu pekerjaan yang layak
ketika ia berada pada masa dewasa dini sehingga ia bisa dianggap mampu dan
mempunyai peran atau posisi dalam masyarakat.
2. Pengakuan Sosial
Masa ini adalah masa dimana seseorang ingin mendapatkan legalitas dan
pengakuan dari masyarakat/kelompok sekitarnya. Ia menerima tanggungjawab
sebagai warga Negara dan akan bergabung dengan komunitas social yang cocok
dengannya.
3. Keluarga
Pada masa ini seseorang mulai mencari dan memilih pasangan hidup yang
cocok, lalu menikah, mempunyai anak, kemudian membina rumah tangga. Ia
mempunyai peran baru yaitu sebagai orang tua.
2.7 Tugas-tugas Perkembangan Dewasa Muda
Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan
sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam
pekerjaannya. Kehidupan psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan
dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan
pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan tetap hams
memperhaukan orang tua yang makin tua. Selain itu, dewasa muda mulai membentuk
kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak masa
remaja/masa sebelumnya. Havighurst (Turner dan Helms, 1995} mengemukakan tugas-
tugas perkembangan dewasa muda, di antaranya
a. mencari dan menemukan calon pasangan hidup,
b. membina kehidupan rumah tangga,
c. meniti karier dalam rangka rnemantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga, dan
10
d. menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
a). Mencari dan Menemukan Calon Pasangan Hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi,yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya,asalkan
memenuhi persyaratan yang syah(perkawinan resmi)
b). Membina Kehidupan Rumah Tangga
Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001} menyatakan bahwa golongan
dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang
cukup panjang, yaitu dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang
waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umum-nya
telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah
Menengah Umum), akademi atau uni-versitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka
yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan
guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mem-persiapkan dan membukukan diri
bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi
pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena
sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang
baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga hams dapat membentuk, membina, dan
mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat
mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja
sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga hams dapat melahirkan,
membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap
menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara.
c).Meniti Karier dalam Rangka Memantapkan Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau
universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu
dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat
yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka
merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan
dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan
jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan
selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang
11
ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan
bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai),
mereka akan dapat mem-bangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan
mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan
semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan
bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan
prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu
memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya. melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya,
asalkan memenuhi persyarat-an yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara
waktu, dorong-an biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka
akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan
dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya.
Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa
tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang
berbeda-beda.
d). Menjadi Warga Negara yang Bertanggung Jawab
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang, damai, dan baliagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik
adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang
ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti
a) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat
paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri),
b) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor,
pajak penghasilan),
c) menjaga ketertiban dan ke-amanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar
tidak ter-cela di mata masyarakat, dan
d) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat
dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memper-baiki
jalan, dan sebagainya).Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan
yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di
masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup
sendu^ selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian, yaitu
12
mencari pasangan hidup dan bagian B membina kehidupan rumah tangga. Baik
disadari atau tidak, bagian C dan D, setiap orang dewasa muda akan melakukan
tugas perkembangan tersebut dengan baik.
2.8 Teori Perkembangan Mental Menurut Turner dan Helms
Para ahli psikologi perkembangan, seperti Turner dan Helms (1995)
mengemukakan bahwa ada dua dimensi perkembangan mental, yaitu (1) dimensi
perkembangan mental kualitatif (qualitative mental dimensions] dan (2) dimensi
perkembangan mental kuantitatif (quantitative mental dimensions}.
1).Dimensi Mental Kualitatif (Qualitative Mental Dimensions)
Untuk mengetahui sejauh mana kualitas perkembangan mental yang dicapai
seorang dewasa muda, perlu diperbandingkan dengan taraf mental yang dicapai
individu yang berada pada tahap remaja atau anak-anak. Walaupun Piaget
mengatakan bahwa remaja ataupun dewasa muda sama-sama berada pada tahap
operasi formal, yang membedakan adalah bagaimana kemampu-an individu dalam
memecahkan suatu masalah. Bagi remaja, kadang kala masih mengalami hambatan,
terutama cara me-mahami suatu persoalan masih bersifat harfiah, artinya individu
memahami suatu permasalahan yang tersurat pada tuHsan dan belum memahami
sesuatu yang tersirat dalam masalah tersebut. Hal ini bisa dipahami karena sifat-sifat
karakteristik kognitif ini merupakan kelanjutan dari tahap operasi konkret
sebelumnya.
Sementara itu, menurut Turner dan Helms (1995), dewasa muda bukan hanya
mencapai taraf operasi formal, nielainkan telah memasuki penalaran postformal (post-
formal reasoning). Kemampuan ini ditandai dengan pemikiran yang bersifat
dialektikal (dialectical thought], yaitu kemampuan untuk memahami, menganalisis
dan mencari titik temu dari ide-ide, gagasan-gagasan, teori-teori, pendapat-pendapat,
dan pemikiran-pemikir-an yang saling kontradiktif (bertentangan) sehingga individu
mampu menyintesiskan dalam pemikiran yang baru dan kreatif. Gisela Labouvie-Vief
(dalam Turner dan Helms, 1995} setuju kalau operasi formal lebih tepat untuk remaja,
sedangkan dewasa muda mampu memahami masalah-masalan secara logis dan
mampu mencari intisari dari hal-hal yang bersifat paradoksal sehingga diperoleh
pemikiran baru.
13
Menurut seorang ahli perkembangan kognitif, Jan Sinnot (1984, 1998, dikutip
dari Papalia, Olds, dan Feldman, 2001), ada empat ciri perkembangan kognitif masa
post-formal berikut ini. a. Shifting gears. Yang dimaksud dengan shifting gears adalah
kemampuan mengaitkan penalaran abstrak (abstracts reasoning) dengan hal-hal yang
bersifat praktis. Artinya, individu bukan hanya mampu melahirkan pemikiran abstrak,
melain-kan juga mampu menjelaskanymenjabarkan hal-hal abstrak (konsep ide)
menjadi sesuatu yang praktis yang dapat diterap-kan langsung. Dalam hal ini akan
dikenal dengan ungkap-an seperti, “This might work on paper but not in real life”. b.
Multiple causality, multiple solutions. Seorang individu mampu memahami suatu
masalah u’dak disebabkan satu faktor, tetapi berbagai faktor (multiple factors).
Karena itu, untuk dapat menyelesaikannya, diperlukan kemampuan berpikir untuk
mencari berbagai alternatif solusi (divergent thinking). Dengan demikian, seorang
individu tidak berpikir kaku (rigid thinking] pada satu jenis penyelesaian saja. Oleh
karena itu, masa ini dikenal dengan istilah, “Let’s try it your way, if that doesn’t work,
we can try my way”. c. Pragmatism. Orang yang berpikir postformal biasanya ber-
sikap pragmatis, artinya ia mampu menyadari dan memilih beberapa solusi yang
terbaik dalam memecahkan suatu masalah. Pemikiran praktis yang dilahirkan dalam
memecahkan suatu masalah pada tahap ini harus benar-benar mengenai sasaran (goal
oriented). Namun, dalam hal ini, individu dapat menghargai pilihan solusi orang lain.
Sebab, cara penyelesai- an masalah bagi tiap orang berbeda-beda, tergantung cara
orang itu berpikir. Ungkapan yang tepat untuk masa pragmatisme ini adalah, “If you
want the most practical solution, do this. If you want the quickest solution, do that”.
d. Awareness of paradox. Seorang yang memasuki masa postformal benar-benar
menyadari bahwa sering kali ia me-nemukan hal-hal yang bersifat paradoks
(kontradiktif) dalam mengambil suatu keputusan guna menyelesaikan suatu masalah.
Yang dimaksud paradoks (kontradiktif) adalah penyelesaian suatu masalah akan
dihadapkan suatu dilema yang saling bertentangan antara dua hal dari masalah
tersebut Bila ia mengambil suatu keputusan, keputusan tersebut akan memberi
dampak positif ataupun negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Hal yang positif
tentunya akan memberi keuntungan diri-sendiri, tetapi mungkin akan merugikan
orang lain. Atau sebaliknya, hal yang negatif akan merugikan diri sendiri, tetapi akan
memberi keuntungan bagi orang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan keberanian
(ketegasan) untuk menghadapi suatu konflik, tanpa harus melanggar prinsip
14
kebenaran ataupun keadilan. Dalam hal ini, dikenal ungkapan, “Doing this will give
him what he wants, but it will only make kirn unhappy in the end”.
2).Dimensi Mental Kuantltatif (Quantitative Mental Dimensions)
Biasanya, menurut Turner dan Helms (1995), untuk menge-tahui kemampuan
mental secara kuantitatif diperlukan suatu pengukuran yang menggunakan skala
angka secara eksak atau pasti. Dalam suatu penelitian longitudinal yang dilakukan
sekitar tahun 1930 dan 1940, ditemukan bahwa taraf inteligensi cenderung menurun.
Latar belakang proses penurunan ini dikarenakan perbedaan faktor pendidikan
ataupun status sosial ekonomi (status of econo-sociafy. Individu yang memiliki latar
belakang pendidikan ataupun status sosio-ekonomi rendah karena jarang memperoleh
tantangan tugas yang mengasah kemampuan kecerdasan sehingga cenderung menurun
kemampuan intelektualnya secara kuann’tauf. Sebaliknya, individu yang memiliki
taraf pendidikan ataupun status sosio-ekonomi yang mapan, berarti ketika bekerja
banyak menuntut aspek pemikiran intelektual sehingga intelektualnya terasah. Dengan
demikian, kemampuan kecerdasannya makin baik.
2.9 Dewasa Muda sebagai Masa Transisi
1. Transisi Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa
muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada
masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi
sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak
lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya
seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap
melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan
mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun
orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan
aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari
tindakannya akan memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum
pidana atau perdata}. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya
tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
15
2. Transisi Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999;
Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa
operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal
(Turner &
Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu memecahkan
masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Dari
sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari SMU dan masuk ke
perguruan tinggi (uniiversitas/akademi). Kemudian, setelah lulus tingkat universitas,
mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya.
Namun demikian, dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara
mereka yang bekerja, sambil terns melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi,
misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan
perkembangan zaman yang ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks
dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.
3. Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya
(dating), untuk segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara kehidupan
rumah tangga yang bam, yakni ter-pisah dari kedua orang tuanya. Di dalam kehidupan
rumah tangga yang baru inilah, masing-masing pihak baik laki-laki maupun wanita
dewasa, memiliki peran ganda, yakni sebagai individu yang bekerja di lembaga
pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu bagi anak-anaknyal Seorang laki-laki sebagai
kepala rumah tangga, sedangkan seorang wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa me-,
ninggalkan tugas karier tempat mereka bekerja Namun demikian, L tak sedikit seorang
wanita mau meninggalkan kariernya untuk • menekuni tugas-tugas kehidupan sebagai
ibu rumah tangga (domestic tasks), agar dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya
dengan baik. Sebagai anggota masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-
aktivitas sosial, misalnya dalam kegiatan pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK)
dan pengurus RT/RW.
16
2.9.1 Aspek-aspek Perkembangan Fisik
Aspek-aspek perkembangan fisik meliputi:
1. Kekuatan dan Energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha
menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembang-kan diri melalui jalur karier.
Kehidupan karier, sering kali me-nyita perhatian dan energi bagi seorang individu.
Hal ini karena mereka sedang rnerintis dan membangun kehidupan ekonomi agar
benar-benar mandiri dari orang tua. Selain itu, mereka yang menikah hams
rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, mereka memiliki energi
yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik dengan
pekerjaannya.
2. Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically established),
seseorang harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika
menemukan posisi kerja yang sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang
pendidikannya, mereka umumnya akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerja-
annya dengan baik, Ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam
meraih suatu karier pekerjaan. Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan
ekonomi keluarga yang baik pula; sebaliknya bila karier yang suram (gagal),
kehidupan ekonomi seseorang pun suram. Namun, tak sedikit seorang individu yang
belum cocok dengan pekerjaan dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan
mereka segera pindah dan mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini
biasanya dilakukan mereka yang masih membujang atau belum menikah. Kalau
mereka telah menikah, umumnya akan menekuni bidang kariernya walaupun hasil
gajinya masih pas-pasan, dengan alasan sulimya mencari jenis pekerjaan yang baru
dan takut dibayangi kegagalan.
3. Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran diri
sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain,
motivasi yang dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki motivasi
Internal, biasanya ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi lingkungan
eksternal, arSnya seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai
suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupuri memperoleh hambatan atau
rintang-an dari lingkungan eksternal.
17
2.9.2 Perkembangan emosi Dewasa awal
Orang dewasa awal yang matang secara emosi dapat dilihat dari kemandirian
emosi. Dan orang ini tidak mudah terpanguruhi oleh emosi orang lain. Dan dapat
menampakan kontrol emosi yang tinggi seperti sabar. Dan dapat menampakkan
kontrol emosi yang tinggi seperti sabar, gembira. Usia dan tenang dalam menghadapi
masalah kesulitan apapun. Juga selalu berfikir positif. Baik dalam masalah ataupun
karir.
a.Emosi yang menonjol.
Pada masa dewasa emosi yang paling berperan adalah emosi cinta. Emosi
cinta merupakan tingkah laku yang bidangnya sangat luas dan kompleks. Pada masa
ini ada beberapa jenis cinta yang harus tumbuh dalam diri seseorang, yaitu cinta
altruistik, cinta teman sejati, cinta erotik tau romantis dan cinta penuh kasih sayang.
b. Emosi kesepian
Keadaaan perkembangan emosi yang menyimpang adalah emosi kesepian.
Sebagian orang dewasa akan mengalami kesepian dalam kehidupannya. Dia merasa
tidak ada orang yang tertarik atau mau bersahabat dengannya.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesepian dalam kehidupan orang dewasa
adalah :
1. kurang mendapatkan kasih sayang pada masa bayi dan kanak-kanak
2. kekurangan waktu dalam membina keakraban dengan sesama atau lawan jenis.
3. pengalaman yang menyakitkan ditolak oleh orang tua dalam membina hubungan
akrab atau kehilangan orang yang dikasihi (orang tua atau kekasih)
4. kurang keterampilan untuk membina keakraban dengan orang lain.
5. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian (Peplau dan
Perlman : 1982) adalah :
1) mengubah hubungan sosial yang telah ada
2) mengubah kainginan sosial dan kebutuhan
3) cobalah konsultasi kepada konselor untuk mengetahui cara-cara membina
hubungan sosial dan mengatasi kesepian.
18
2.9.3 Kesehatan Dewasa Awal
Kondlsi kesehatan seseorang berhubungan erat dengan beberapa kebiasaan
perilaku individu yang bersangkutan. Untuk mencapai kehidupan yang sehat,
diperlukan kebiasaan-kebiasaan perilaku yang sehat pula. Ada beberapa perilaku sehat
yang dapat menopang kesehatan seseorang, di antaranya
1. makan secara teratur (tiga kali: sarapan, makan siang, dan makan malam, tidak
termasuk snack);
2. perlu mengonsumsi makan-makanan yang sehat (mengandung gizi, nutrisi,
protein, vitamin, karbohidrat, mineral, zat besi), misalnya empat sehat lima
sempuma; (3) melakukan aktivitas secara seimbang antara kegiatan
bekerja/belajar dengan kegiatan olahraga;
3. pola tidur yang sehat dan normal selama 7-8 jam;
4. membiasakan diri untuk tidak merokok;
5. membiasakan diri untuk tidak mengonsumsi narkoba (narkotik, alkohol, dan obat-
obatan);
6. tidak mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi {daging
sapi/kambing, fast-food/sea food (udang, cumi).
Individu yang secara tekun mengikuti kebiasaan-kebiasaan tersebut,
umumnya akan memiliki taraf kondisi kesehatan yang baik daripada individu yang
tidak melakukannya.
2.9.4 Perilaku dan Status Kesehatan
Status kesehatan seseorang sangat berkaitan dengan seberapa jauh pola
kebiasaan perilaku orang tersebut. Kebiasaan perilaku yang sehat akan memberi
pengaruh positif pada kesehatannya, sebaliknya kebiasaan yang salah cenderung
memberi dampak negatif. Akibatnya, individu mudah terserang penyakit. Kasl &
Cobb (dalam Sarafino, 1994) mengemukakan tiga jenis upaya individu untuk
mengatasi suatu penyakit dan menipertahankan taraf kesehatan, yakni (1} health
behavior; (2) illness behavior; (3) sick-role behavior.
1) Health behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini
akan dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau
menanggulangi ganggu-an penyakitnya.
19
2) Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna
memperoleh informasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat
kembali.
3) Sick role behavior adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses
penyembuhan dari rasa sakitnya.
2.9.5 Masalah Kesehatan pada dewasa awal
1. Masalah Fisiologis
Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama
minimum. Akan tetapi, gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka pada resiko
penyakit atau kecacatan selama masa dewasa tengah atau akhir. Dewasa tengah
mungkin juga rentan secara genetic terhadap penyakit kronis tertentu seperti DM dan
hiperkolesterolemia keturunan ( Price dan Wilson, 1992 )
Factor resiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya hidup
dan riwayat keluarga. Factor-faktor ini mempunyai kategori sebagai berikut,
1. Kematian dan cedera karena kekerasan
2. Penyalahgunaan zat
3. Kehamilan yang tidak diinginkan
4. Penyakit menular seksual
5. Factor lingkungan dan pekerjaan
6. Gaya hidup
2. Masalah psikososial
Masalah kesehatan psikososial dewasa awal sering berhubungan dengan stress, seperti
stress karena pekerjaan dan keluarga.
1).Stres pekerjaan
Stress pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu. Stress
situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki tempat
pekerjaan, tenggat waktu hampir dekat, atau diberi tanggungjawab yang baru.
2). Stress keluarga
Stresor keluarga dapat terjadi setiap waktu dalam kehidupan keluarga.
Kehidupan keluarga ada puncaknya, ketika setiap orang dalam keluarga bekerja sama
dan sampai pada lembahnya, ketika setiap orang dalam keluarga memisahkan diri.
Stresor situasi terjadi pada peristiwa seperti kelahiran, kematian, penyakit,dll.
20
2.10 Dewasa tengah dan dewasa akhir
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman hidup
dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai
kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita
fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh
yang bagus dan sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa
mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan
hygiene yang baik.
2.10.1 Teori perkembangan Dewasa Tengah
. 1.Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang utama pada
usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah
keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat
mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial
dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan
terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya
atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.
2.Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh perkembangan
untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas perkembangan tersebut
meliputi:
a. Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa
b. Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
c. Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
d. Mengembangkan aktivitas luang
e. Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f. Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan
g. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
21
2.10.2 Tahap-tahap perkembangan tengah
1.Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun. Perubahan yang
paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang membesar.
Kebotakan biasanya terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi
pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran sering
terlihat pada periode ini.
2.Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena
sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan informasi baru.
Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk
mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaan.
3.Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang
diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam
pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang
dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.
2.10.3 Masalah kesehatan pada dewasa akhir
a.Masalah fisiologis
1. Stress
2. Adanya penyakit kronis
3. Tingkat kesejahteraan
4. Membentuk kebiasaan sehat yang positif
b.Masalah Psikososial
a).Ansietas
Ansietas adalah fenomena maturasi kritis yang berhubungan dengan perubahan,
konflik dan pengendalian lingkungan yang diterima (Haber et al,1992)
b).Depresi
Depresi adalah gangguan alam perasaan yang dimanifestasikan dalam berbagai cara.
22
2.10.4 Fase Drwasa akhir
Fase Dewasa akhir (41-50/55 tahun) ditandai karya produktif, sukses-sukses,
berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini dapat dicapai
kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.
Masalah-masalah yang mungkin muncul yaitu
a. Menurunnya keadaan jasmaniah
b. Perubahan susunan keluarga
c. Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam bidang pekerjaan
atau perbaikan kesehatan yang lalu
d. Penurunan fungsi tubuh
Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi pegawai
menghadapi sepi dan masa memasuki peniun. Biasanya ada PPS (Post Power
Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan
down sindrom.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas perkembangan ini,
individu mengalami PPS. Miasalnya adalah
a. Tingkat perkembangan yang mundur
b. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan
c. Tidak ada motivasi
d. Kesehatan yang buruk
e. Cacat tubuh
f. Tingkat kecerdasan yang rendah
g. Tingkat adaptasi yang jelek
Masalah-masalah psikososial
a. Ansietas
Fenomena maturasi kritis yang berhubungan dengan perubahan, konflik dan
pengendalian lingkungan yang diterima (Habert at al, 1992)
b. Depresi
Gangguan alam perasaan yang dimanifestasikan dalam berbagai cara (Habert
at al,1992)
23
2.10.5 Tugas- tugas pada perkembangan Dewasa
a.Tugas perkembangan masa dewasa awal
1. Memilih pasangan hidup
2. Belajar hidup dengan suami atau istri
3. Memulai kehidupan berkeluarga
4. Membimbing dan merawat anak
5. Mengolah rumah tangga
6. Memulai suatu jabatan
7. Menerima tanggung jawab sebagai warga negara
8. Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik
b.Tugas Perkembangan masa setengah baya
1. Memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara
2. Membangun dan memperthankan standar ekonomi
3. Membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab
dan bahagia
4. Membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa
5. Membina hubungan dengan pasanga hidup sebagai pribadi
6. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sendiri
Menyesuaikan diri dengan pertambahan umur
c. Tugas perkembangan orang tua
1. Menyesuaikan diri dengan menurunya kesehatan dan kekuatan fisik
2. Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunya pendapatan
3. Menyesuaikan diri yterhadap meninggalnya suami/istri
4. Menjalin hubuingan dengan perkumpulan manusia usia lanjut
5. Memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara
6. Membangun kehidupan fisik yang memuaskan Menurut Havighurst setiap tahap
perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek lainya,
yaitu fisik, psikis serta emosional, moral dan sosial.
24
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Usia dewasa awal dimulai dari 21 tahun sampai 40 tahun
b. Usia dewasa tengah mulai dari 40 tahun samapi 55 tahun
c. Factor eksternal lain yang mempengaruhi pertumbuhan manusia yaitu
perkembangan teknologi, imigrasi.
d. Stabilitas yang besar pada usia tenang adalah bahwa pada usia itu, seseorang
sudah mengalami kestabilan segala sesuatu. Jadi jika ada masalah dia sudah
mampu mengahadapinya dengan tenang karena sudah siap.
e. Yang dilakukan jika adanya hambatan dalam tumbang dewasa adalah
menperkecil hambatan tersebut dengan cara mengenali apa saja penghambatnya
sehingga dengan demikian kita dapat mengurangi dampak negative dari hal itu
sehingga tumbang tetap berjalan dengan baik.
f. Yang perlu dikaji untuk mengatasi masalah pada usia dewasa yaitu psikososial,
fisiologis
g. Peran perawat untuk memberikan motivasi kepada sesorang untuk
memperhatikan kesehatannya dan lingkungannya adalah dengan cara
menjelaskan kepadanya bahwa kesehatan itu sangat penting dan jika tidak
memperhatikan kebersihan maka akan banyak penyakit dan keluarga atau dirinya
akan mengalami banyak masalah dalam bentuk kesehatan terutama. Satu hal yang
perlu diingat bahwa pada masa dewasa awal dan tengah ini dia suadah tau mana
yang baik bagi dia dan mana yang tidak baik bagi dirinya jadi dia sudah tau
bahwa jika ia tidak melakukan budaya sehat maka ada banyak penyakit yang
menggangu kesehatannya. Walaupun kita mati-matian member atau mengatakan
hal yang baik bagi kesehatannya jika ia tidak mau berubah , maka dia tidak akan
berubah.
h. Lingkungan dapat mempengaruhi tumbang karena jika kita berada pada tempat
yang baik maka kita akan meniru hal yang baik, sebaliknya jika kita berada pada
lingkungan yang tidak baik maka sikap kitapun akan mengikuti lingkungan yang
berada disamping kita karena yang selalu kita lihat adalah hal-hal yang berada
dilingkungan kita.
25
3.2 Usul dan Saran
Usul : untuk memahami lebih lanjut tentang perspektif dewasa ini, kami penulis
mengusulkan agar pembaca tidak bosan membca dan melaksanakannya.
Saran : bagi pembaca makalah ini, jangan hanya dibaca tapi dilaksanakan
26
Daftar Pustaka
http://adehura.blogspot.com/2012/04/persfektif-dewasa.html
Ircham Machfoedz dan Eko Suryani dan.2008.Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan.Yogyakarta :Fitramaya. Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.Notoatmodjo,Soekidjo.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.-----.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta.
Salan,Rudy.1988.Perilaku Kesakitan dan Peranan Sakit(suatu
introduksi).Jakarta:http//www.depkes.go.id.
27
28
29