makalah hukum.docx

42
0 Pembajakan kapal di Laut Lepas ditinjau dari hukum internasional (studi kasus kapal MV Jahan Moni) Hardianto 2012010171 Tugas Makalah Hukum Teknik Elektro Arus Kuat Universitas Pamulang 2015 Hardianto home 1/1/2015

Transcript of makalah hukum.docx

Hardianto2012010171Tugas Makalah HukumTeknik Elektro Arus KuatUniversitas Pamulang0KATA PENGANTARPembajakan dilautlepasbaikyangdilakukan olehkapal-kapal asing, maupun oleh kapal-kapaldomestik di wilayah perairan internasionalakhir-akhirini telah menimbulkan keresahanbagi pelayaraninternasional Penindakankejahatanpembajakan laut lepas tersebut, didasarkanpadaberlakunyahukuminternasional yang berkaitan dengan pembajakan laut lepas !ebuah kapal "# $ahan "oniberbendera %angladesh di lepaspantai&ndiadi'autArabdibajak oleh orang!omaliaParapembajakan !omalia mulainaik kapalsetelah mengejar"#$ahan "oni di 'autArabPermasalahanyangdiajukandalampenelitianiniadalah bagaimana pengaturan pembajakandi lautlepasberdasarkanhukum internasional,bagaimanapembajakankapal "# $ahan "oni dan bagaimana upaya-upaya dalam menangani permasalahan pembajakandi laut lepas padakasus kapal "# $ahan "oni(Adapun metode penelitian dilakukandengan Penelitian hukum normati) atau penelitian hukum kepustakaan dilakukan dengan *ara menelit bahankepustakaan, dan Penelitian hukum empiris Penelitianhukum yangdigunakan adalahpenelitian hukum normati)ataudisebut jugadenganstudikepustakaan+libraryresearch,denganperolehan datasekunderyang bersumber darimajalah, buku-buku, jurnal, surat kabar, website online,dan dokumenpustakalainnya%erdasarkanpenjelasanyangtelah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,maka dapatdisimpulkanbeberapa halsebagaiberikut Aksipembajakan dilautlepastersebut padaawalnya danpada umumnya adalah dilatarbelakangioleh)aktor-)aktor ekonomi Namun pada perkembangannya dan dalam situasi dewasa ini, )enomena pembajakan dalam konteks tindakan kekerasan di'aut 'epas yang lebihluas -al ini mengingat semakin dimungkinkannyaan*aman aksi terorismedi kedua !elat ini yang dilatarbelakangimasalahnonekonomi+ideologi,, dimana sangat dimungkinkan bahwa aksi-aksi tersebut juga dilakukan di'aut 'epas, serta kapal-kapaldilaut Pengaturan pembajakandi 'aut 'epas berdasarkan hukum internasionalyakni berdasarkan Kon.ensi -ukum 'aut P%% /012 Kon.ensi $enewa juga senada dengan Pasal /34 5N6'7!yang menyatakan8i'aut'epas, ataudisetiaptempatlaindiluaryurisdiksiNegaramanapun setiap Negaradapatmenyitasuatukapalatau pesawatudarapembajakanatau suatukapal atau pesawat udarayang telah diambil oleh pembajakan dan berada di bawah pengendalianpembajakandan menangkaporang-orang yang menyita barang yang ada di kapal Perubahan atau peninjauan ulang +re.isi, dapat dilakukan dengan *ara memperluas yurisdiksi internasional dengan proto*ol tambahan,menambah proto*ol dalam United NationsConvention OnLawoftheSea+5N6'7!/012, 1mengenai mekanisme untuk mengadili para perompak,amandemen 5N6'7!/012 melalui ketentuan pasal 9// menambahkanpembajakan dilaut sebagai salahsatutindakpidana yangdapat diadili dalam "ahkamah Pidana &nternasionalatau InternationalCriminal Court +&66, dan membentukpengadilankhususyang menanganipembajakan di lautPerumusanMasalahAdapun permasalahanyang diajukandalam penelitianini adalah:/ %agaimanapengaturanpembajakandi laut lepas berdasarkan hokum internasional(2 %agaimanapembajakankapal"# $ahan "oni(9 %agaimanaupaya-upaya dalammenanganipermasalahan pembajakandilautlepas pada kasuskapal "# $ahan "oni(8ata dan !umber8ata%ahan atau datayangdi*ari berupa data sekunderyang terdiridari :a %ahan hukum primeryaitubahan-bahanhukum yang isinya mempunyai kekuatanmengikat8alam penelitian ini bahan hukum primer : subjek hukum internasionaldan kejahatanpelayaranlautyang terkaitdengan pembahasanb %ahan hukum sekunderyaitu bahan hukum yang isinya menjelaskanmengenai bahanhukumprimer8alam penelitianiniadalahbuku-buku,makalah,artikel dari suratkabar,majalah ,dan artikeldari internet2PembahasanA. KetentuanPembajakanlautlepasberdasarkan konvensiJenewa1958 dan KonvensiHukum laut P 198!Pembajakan di 'aut 'epas ini telah diatur berdasarkan hokum kebiasaan internasional,karenadianggap telah mengganggu kelan*aranpelayaran da n Negara memiliki hak untuk melaksanakan yurisdiksiberdasarkanhukum ya ng berlakudalam negaranyaKon.ensi Roma /011, Pasal ; ayat +/, dan +2, berbunyi sebagai berikut,/ menetapkan yurisdiksi atas tindak pidana yang ditetapkan dalam pasal 9 ketika kejahatan dilakukan: +a,melawan untuk mengibarkan bendera Negara padawaktu kejahatan dilakukandiatas kapal< +b, dalam wilayah negara yang bersangkutan, termasuk lautteritorial< +*,dilakukan olehseorangwarga negara darinegara tersebut2 !etiap negara pihak juga dapat menerapkanyurisdiksinyaatas suatu pelanggaran jika:+a, tindakan itudilakukan olehseseorangyangberkewarganegaraan darinegara yang bersangkutan< +b, selama pelaku darinegara tersebut, mengan*am untuk membunuh atau melukai orang lain < + * , tindakan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memaksa negara yang bersangkutan untuk melakukan atau tidak melakukansuatu tindakan,Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap negara pihak harus mengambil tindakan untuk menetapkanyurisdiksi atas tindak pidana sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Pasal 9 kon.ensidiatas dan juga dapat menerapkanyurisdiksinyaatas suatu pelanggaran seperti yang ditetapkan dalam kon.ensi tersebut 8alam pelaksanaan yurisdiksi sebagaimana yang dimaksud diatas, negara-negara ya ng berhasil 3menangkap para pelaku pembajakanbolehsajamengirimkan para pelakutersebutkeNegaralainyang memilikiperaturanhukumtentanghalitu untuk diadilidinegara tersebut ,sebagai *ontoh, &nggris pernah menangkap pelakupembajakandi!omalia,namunpelaku tersebut diserahkankepadapengadilanKenya-alinidilakukanapabilasuatunegara tidak memiliki aturan nasional mengenai kejahatan demikian, maka Negara yang bersangkutan boleh menyerahkanpelaku tersebut kepada Negara lain untuk diadili, dengan syarat bahwa negara itu harus memilikiketentuanhukum mengenaihal tersebut Terkaitmasalahini diaturdalam Pasal1 kon.ensiRoma/011ayat+/),The masterofashiofaState!arty"t h e# f l a $S t at e # )m a yd e l i v e rt ot h eauthoritiesofany otherState!arty"the#receivin$State#)anyersonwhohehasreasonable$roundsto believehascommittedoneoftheoffences setforthinarticle%&+ Pemilik kapal suatu negara benderadapatmenyerahkansetiaporangyangdi*urigaitelahmela kukansalah satutindakpidanayangditetapkandalam Pasal9 kepadapihakyangberwenangdari negara pihaklainnya +negara penerima,Kon.ensi $enewa /011 di atas sejalan dengan prinsip=asashukum uni.ersal yangterdapat dalam hukuminternasional, yang menyatakan bahwa, >!emua negaratanpa terke*uali dapat mengklaimdan menyatakan kewenangannya atas suatu tindak pidana ya ng bertentangan dengan nilai-nilaikemanusiaan dankeadilan 8alamhukumpositi)internasional, de)inisiataubatasanpengertian pembajakan di laut telahditentukanberdasarkanperumusandalam Kon.ensi $enewa l041 dan Kon.ensi -ukum'autP%%/012Kon.ensi$enewal041dalamPasall4merumuskan pembajakandi laut yaitu bahwa:Pembajakanterdiridari salah satu tindakanberikut:/, !etiap tindakan ilegal kekerasan, penahanan atau tindakan 4penyusutan,berkomitmen untuktujuanpribadiolehawakatau penumpangkapalswastaataupesawatpribadi, dan diarahkan:a, 8ilautlepas,terhadap kapallainataupesawat udara,atau terhadaporangatau propertidi atas kapal atau pesawat udarab, Terhadapkapal, pesawat udara, orangatau barang di suatutempat diluar yurisdiksiNegaramanapun2, !etiap tindakan partisipasi sukarela dalam operasi pesawat terbang denganmengetahui )aktayangmembuatnyamenjadibajaklaut kapal ataupesawat udara9, !etiaptindakanmengajakataudengansengajamembantu tindakanyangdisebutkan di sub-ayat+/, atau sub-ayat+2, pasalini%erdasarkan ketentuan diatas,makaunsuresensial dari kejahatan pembajakan adalah: +/, Pembajakanharusmenggunakan suatukapaluntukmembajakkapallain -al iniuntuk membedakan dengan tindakan pemberontakan anak buah kapal terhadap kapalnya sendiricrimesof universalinterest+kejahatankepentingan yanguni.ersal,?, sehingga setiapnegaradapat menahanperbuatanyangdinyatakansebagai pembajakanyang terjadidi luarwilayahnya atau wilayah negara lain yaitu di 'aut 'epas, dan berhak melaksanakan penegakan yurisdiksidan ketentuan-ketentuanhukumnya

8alam hal ini setiap negara boleh menangkap pembajak di laut lepas, dan menyeret kepelabuhannya untukdiadiliolehpengadilan Negaratersebut, denganalas an pembajakan dilautlepastersebut adalah>hosteshumani$eneris?+musuhsemuaumat manusia, Tetapi hakinihanyaberlakuterhadaporang-orangyangdianggapmelakukanpembajakandilaut berdasarkankriteriayang ditentukan oleh hukum internasional-al itu disebabkan mungkin terdapat perbuatan yang dianggap pembajakanoleh undang-undang suatunegaratertentu,tetapi menuruthukuminternasionalbukanpembajakan "isalnya, bahwa dalam hukum kejahatan &nggris, bekerja dalam perdagangan budak dianggap sama denganpembajakan8ewan Pertimbangan Agung &nggristelah mempelajari sedalam-dalamnya de)inisiyangdiberikanolehahli-ahlihokuminternasional mengenai pembajakan, tanpa memberikansatu de)inisi sendiri8ewan telah mengemukakanpendapatnya,bahwa perompakanitu sendiri bukanlahsatuunsurpokokdalamkejahatantersebut,danbahwa satu per*obaan yang sia-sia untuk melakukan satuperompakan=membajak samalah denganmembajak8oronganyang biasauntuk sesuatu perbuatanmembajaktentulah satu niathendakmerampok, tetapijika unsur-unsurlaindaripembajakanituadapula,maka niattadi mungkintidakpenting8isampingitubarangkaliadana)suhendak membunuh atau hanyauntuk merusakkan"asalah pembajakandan Prinsip 5ni.ersalitasini dibahas dan dikukuhkandi Kon.ensi $enewa /0@0 berkenaan dengan,tawanan-tawanan perang, perlindungan penduduk sipil dan personelyang menderita sakit dan luka-luka serta dilengkapidengan protokol& dan && yang disahkan pada tahun /0AAoleh Kon)erensi8iplomatikdi $enewa tentangpenanggulangannya, baikpen*egahanmaupun pemberantasanya, tidaklah*ukup bilahanyadilakukanolehnegara-negra se*arasendiri-sendiri, melainkanmembutuhkan kerjasama !internasional Kerjasama Pen*egahan dan Pemberantasan baik lembaga- lembaga internasional seperti &nternational *riminal !olice Or$ani'ation maupun kerjasama bilateral danmultilateral UnitedCharter,atau PiagamP%%adalahnorma tertinggibagiorganisasi internasional P%%!e*arategasdanjelaster*antumpadaawal %ab Pertama Pasal / ayat / bahwa: Tujuan P%% adalah menjaga perdamaian dan keamanan internasional dengan *aramengambil tindakanse*arabersama-sama dengan tujuan men*egah dan menghindari an*aman keamanan serta menekan seluruh aksi penyeranganatau pemutusanterhadapkeamanan, dan mengadakan,se*ara damai, sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan hukum internasional,penyesuaian atau menyelesaikanperbedaan atausituasi,yangbersi)atinternasional, yangdapatdiubahke arahter*iptanyaperdamaian%erdasarkanpiagam ini, sangat jelas diatur bahwa sebagai anggota P%% berhak menuntut kepada P%% agar segera men*iptakan keamanan diwilayah Teluk Aden Bilayah wilayah tersebut adalahlaut territorial !omalia, namun dikarenakan lemahnya Penegakanhokum di !omaliasertaberbagai krisisyangmelandaNegara tersebut,maka Pemerintah !omalia tidakdapat berbuat banyak dalam rangka mengamankan wilayah tersebut !alah satu jalan yang dapat dilakukan oleh P%% adalah dengan meningkatkan keamanan di wilayah tersebut, melalui organ keamanannya dan bekerjasama dengan negara-negara tetanggaatauNegara yangmemiliki kepentingan melewati jalur tersebut !elainketentuandiatas,pengaturanterhadappembajakan se*arakhusustelahdilakukan olehP%%,yaitudengandisahkannyaKon.ensi-ukum'aut,/38esember/012+K-'/012,8idalam Kon.ensi inise*ara umumtelahdibahas mengenai pembajakan 'aut 'epas padaPasal/33-/3A 8idalamPasal-Pasal tersebut ter*antum ketentuan sebagai berikut :/, !asal())men$enai*ewa+ibanbe*er+asamaterhada 7emberantasan emba+a*an laut,2, !asal()( men$enaidefinisi emba+a*anlaut,9, !asal(),men$enai emba+a*an oleh *aaleran$, *aal ne$ara atau esawat dimanadi$una*anuntu* memberonta*,@, !asal()- men$enaidefinis *aal dan esawatemba+a*,4, !asal(). men$enai*eemili*anatau hilan$nyawar$a ne$ara emba+a*,;, !asal()/ men$enaienan$*aan*aal atau esawat emba+a*,A, !asal()0men$enai tan$$un$ +awab *eti*amela*u*anenan$$*a tana ertimban$an,1, !asal()1men$enai *aaldanesawatyan$berwenan$mela*u*anenan$*aan untu*alasan emba+a*an%Kon.ensiiniberlakubagisetiapnegarayang telahmerati)ikasi dan jugaberlaku bagiNegarayangbelummerati)ikasi-alini dikarenakanpermasalahan dalamkon.ensi inimenyangkut keamanan se*araumumdankejahatannya bersi)atumum,yaituseluruh Negara mengakui bahwa perompakanmerupakan kejahatan 8alam peristiwa hokum internasionalini,yangperludiangkatdandijadikandasar pelaksanaanpenegakanhokum olehP%% adalahPasal />!emua Negara akanbekerja sama sejauh mungkin dengan pemberantasan pembajakan laut di laut lepas atau di tiap tempat lain di luar daerah kekuasaanhokumsesuatuNegara?!elanjutnya halinidipertegas oleh Pasal/34yang memberikan kewenangankepada setiap negara untuk menangkapperompakan lalu memberikan sanksi terhadap pelaku perompakan tersebut !elain negara, organisasi internasionalsebagai subjek hukum internasionalberhak melakukan pengamanan atau penangkapan terhadap pembajakan"isalnyayang dilakukan oleh North2tlantic Treaty Or$ani'ation+NAT7,, organisasi internasional ini memiliki misi khusus menjaga perdamaiandan keamanandi wilayah AtlantikPasal 2 dari Kon.ensi$enewa mengatakan bahwa 'aut 'epas "harus terbuka bagi semua negara Tidak ada satu negarapunyang boleh meng-klaimbahwa laut lepas adalah bagian dari wilayahnya 8alam laut 'epas terdapat kebebasan untuk berlayar, meman*ing, meletakkan kabel-kabel bawahlautdanpipa-pipa sejenis serta kebebasan untukterbang diatasudaralautlepastersebut Kebebasan tersebut dilanjutkan dengan dijamin menurutPasal 1A dari 5N6'7! Pasal ; dari Kon.ensi $enewa menegaskan bahwakapalyangberlayardalamwilayahlautlepas harusmenunjukkanbenderaNegara kapal dan dengan demikian memiliki kewenangan eksklusi) untuk memberlakukan hokumNegara benderakapaluntukwilayahdidalamkapaltersebut,halinijuga dijamin dalam Pasal02 5N6'7!!ebagaimonumenhukum internasionalmodern,Kon.ensi-ukum 'aut &&& /012 tersebutsangatpentingartinyabagimasyarakat &nternasionalterkaitdenganpengaturan laut Persoalan-persoalan yang tidak terpe*ahkandalam kon)erensi-kon)erensi hukum laut sebelumnya, sejak /093 seperti persoalan pembakuan lebar laut wilayah telah dipe*ahkan oleh kon.ensi ini Kon.ensiini juga memberikan keseimbangankepentingan antara kepentingan negara-negara pantai dan kepentingan negara-negara maju RejimNegara Kepulauan, 'aut Bilayah,$alurTambahan, 'andasKontinen, ConaEkonomiEksklusi) memberikan jaminan terhadap kepentingan negara-negara pantai !ebaliknya, lintas damai,lintastransitmelaluiselatyangdipergunakan bagipelayananinternasional, rejim lintas alur kepulauan danjalur penerbangan di atas alur kepulauan serta kebebasan pelayaran, penerbangan dan pemasangan kabel bawah laut diatas Cona Ekonomi Eksklusi)memberikan jaminanataskepentingannegara-negaramaritimeyangumumnya merupakannegara-negaramajuKetentuan Kon.ensi -ukum 'aut P%% tahun /012 yang mengatur tentang pembajakan,sebenarnyamengambilalih ketentuan-ketentuan yang terdapatdi dalam Kon.ensi -ukum'aut$enewatahun/041 #tentang'aut'epasPengaturannya sebagai berikut :A Pasal/3/K-'/012,menjelaskantentangde)inisidanruang lingkuppembajakandilaut sebagaiberikut:/ Pembajakandi laut terdiriatas salah satu di antara tindakanberikut ini :+a, setiap tindakan kekerasan atau penahananyang tidak sah, atau setiap tindakan memusnahkan, yang dilakukanuntuk tujuan pribadi oleh awak kapal atau penumpangdari suatu kapal atau pesawatudaraswasta,dan dilakukan :+b, di'aut'epas,terhadapkapalataupesawatudaralainatau terhadaporangatau barangyang ada di ataskapal atau pesawatudara