Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014
-
Upload
ahmad-yusuf-bahtiar -
Category
Documents
-
view
135 -
download
7
description
Transcript of Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014
MAKALAH HUKUM LEMBAGA
PEMBIAYAAN
MODAL VENTURA
Disusun Oleh :
NAMA : Ahmad Yusuf Bahtiar
NIM : 201110110311097
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya, perusahaan tidak hanya memerlukan modal atau penyertaan untuk
menjalankan bisnisnya. Modal bukanlah pertimbangan utama dalam menjalankan bisnis.
Selain modal, pelaku bisnis seharunya mengutamakan pengelolaan dan jejaring dari
perusahaan yang dimilikinya.
Hal tersebut tercermin dengan tanpa adanya pengelolaan yang baik dan benar, modal yang
sebesar apapun bisa saja bangkrut seketika. Artinya diperlukan sebuah sistem pengelolaan
yang baik dan sistematis dan jejaring bisnis yang bail pula untuk bertahan dan memenangkan
sebuah persaingan.
Modal bagi sebuah perusahaan harus tersedia sebelumnya. Sekecil apapun, yang penting
modal harus tersedia untuk memulai bisnis. Selain itu, modal juga diperlukan saat
peningkatan volume bisnis. Modal atau pembiayaan sebuah usaha dapat berasal dari berbagai
sumber. Salah satu dari pembiayaan adalah Modal ventura.
Modal ventura merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha untuk jangka waktu
tertentu. Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan modal secara tunai
yang ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.
Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu risiko yang tinggi namun
memberikan imbal hasil yang tinggi pula. Dalam dunia ekonomi, modal ventura ini sangat
penting dalam membantu banyak perusahaan guna mengembangkan usahanya agar dapat
menjadi lebih berkembang.
Penyertaan modal yang dilakukan oleh modal ventura ini kebanyakan dilakukan terhadap
perusahaan-perusahaan baru berdiri sehingga belum memiliki suatu riwayat operasionil yang
dapat menjadi catatan guna memperoleh suatu pinjaman. Sebagai bentuk kewirausahaan,
pemilik modal ventura biasanya memiliki hak suara sebagai penentu arah
kebijakan perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dan karakteristik dari modal ventura
2. Pihak-pihak dalam transaksi modal ventura
3. Prinsip dasar dan mekanisme pembiayaan modal ventura
4. Perspektif hukum terhadap pembiayaan dengan modal ventura
5. Jenis pembiayaan modal ventura
6. Sumber Dana Modal Ventura
7. Contoh Perusahaan Modal Ventura
8. Pembiayaan UKM dengan modal ventura
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengkaji pengertian, karakteristik dan perspektif hukum terhadap pembiayaan
dengan modal ventura.
2. Untuk mengetahui seberapa jauh fungsi modal ventura sebagai lembaga pembiayaan bagi
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan bukan hanya untuk Perusahaan-Perusahaan
Besar.
3. Untuk memenuhi tugas Ujian Ahkir Semester Ganjil Mata Kuliah Hukum Pembiayaan
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang Tahun Akademik 2014/2015
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Karakteristik Modal Ventura
2.1.1. Pengertian Modal Ventura
Istilah ventura berasal dari kata venture yang secara bahasa bisa berarti sesuatu yang
mengandung resiko atau dapat juga diartikan sebagai usaha. Dengan demikian, secara bahasa
modal ventura (venture capital) adalah modal yang ditanamkan pada usaha yang
mengandung resiko.
Berikut ini pengertian modal ventura menurut beberapa ahli, antara lain:
1. Menurut Robert White, modal ventura adalah usaha penyedia pembiayaan untuk
memungkinkan pembentukan dan pengembangan usaha-usaha baru diberbagai badang.
2. Menurut Tony Lorenz, modal ventura adalah investasi jangka panjang dalam bentuk
pemberian modal yang mengandung resiko, dengan penyedia dana (vebture capital
company) terutama mengharapkan capital gain disamping pendapatan bunga atau dividen.
3. Menurut Clinton Richardson, modal ventura adalah dana yang diinvestasikan pada
perusahaan atau individu yang memiliki resiko tinggi.
Menurut Kepres No. 61 Tahun 1988, modal ventura adalah usaha pembiayaan dalam
bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan
dalam jangka waktu tertentu.Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa, Perusahaan modal
ventura (venture capital company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha (PPU/Investee
company) untuk jangka waktu tertentu.
Pembiayaan oleh perusahaan modal ventura (PMV) adalah pembiayaan dalam bentuk
penyertaan modal (investasi) ke dalam perusahaan pasangan usaha (PPU) untuk jangka waktu
tertentu, tidak permanen. Investasi oleh modal ventura bukanlah investasi biasa, melainkan
investasi bersifat kemitraan untuk pengembangan usaha dengan pendekatan holistik. Dengan
demikian, perusahaan pasangan usaha dan perusahaan modal ventura bersama-sama akan
mengembangkan perusahaan, baik dari segi permodalan maupun dari segi manajemen
perusahaan.
Dengan demikian diharapkan agar perusahaan pasangan usaha dapat meningkatkan
produktivitas usaha, kualitas barang dan jasa yang diproduksi, volume penjualan maupun
pangsa pasar. Dalam model ini perusahaan pasangan usaha tidak dibebani dengan kewajiban
keuangan seperti pembayaran pokok pinjaman, bunga maupun penyediaan agunan seperti
yang dilakukan dalam model perbankan. Resiko dan keuntungan bisnis dalam model
pembiayaan ini ditanggung dan dinikmati secara bersama-sama oleh perusahaan modal
ventura dan perusahaan pasangan usaha.
Perusahaan Modal ventura (PMV) di Indonesia secara formal diperkenalkan sejak tahun
1988 melalui Paket Kebijakan Deregulasi bulan Desember 1988, yaitu dengan ditetapkannya
Keppres Nomor 61 Tahun 1988 tentang lembaga pembiayaan. Pengembangan PMV tersebut
dimaksudkan untuk memperluas alternatif sumber pembiayaan bagi dunia usaha di samping
sumber-sumber pembiayaan yang sudah ada. Seiring dengan hal tersebut, Pemerintah telah
mengeluarkan berbagai fasilitas guna mendorong perkembangan PMV, yang diharapkan
dapat dinikmati dan dimanfaatkan oleh semua pihak yang berkepentingan, terutama dalam
meningkatkan pemupukan modal dan pertumbuhan PMV, yang pada gilirannya akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kemandirian perusahaan yang menjadi pasangan
usahanya, yaitu pengusaha kecil, menengah dan koperasi.
2.1.2. Karateristik Modal Ventura
Kegiatan PMV berkepentingan atas keberhasilan perkembangan dan pertumbuhan
kegiatan PPU-nya. Oleh karena itu, PMV tidak hanya sekedar memberikan bantuan
pembiayaannya, namun juga ikut dalam pengelolaan manajemen, dan bantuan teknis lainnya
misalnya sejak tahap perencanaan, pelaksanaan hingga pengembangan usahanya.
Mengingat waktu penyertaan modal yang hanya berlangsung selama 10 tahun, serta
proses divestasi selama 3 bulan harus sudah diselesaikannya, maka divestasi tersebut dapat
dilakukan dengan menjual saham PMV atau mengalihkan penyertaan modal PPU-nya,
kepada: 1) pemegang saham pendiri atau pengelola PPU-nya, 2) investor melalui penawaran
tebatas, atau 3) masyarakat melalui kegiatan pasar modal. Dengan demikian, PMV akan
membantu dunia usaha dan pengendalian risiko yang dihadapinya.
Karakteristik Modal Ventura antara lain adalah:
1. Penyertaan modal berjangka waktu tertentu (10 tahun) dan bersifat sementara;
2. Bertujuan memperoleh return atas investasinya secara maksimal
3. Dapat disertai dengan keterlibatan dalam proses pengelolaan atau pemberian bantuan
teknis lainnya;
4. Pembiayaan dilakukan berdasarkan pertimbangan kuat atau lemahnya kondisi pengelolaan
perusahaan.
Sementara itu, dalam hal pembiayaan modal ventura memiliki beberapa manfaat dari segi
operasional dan keuangan PPU-nya antara lain untuk mendukung :
1. Keberhasilan usaha dan distribusi produk;
2. Peningkatan status dan akses pada bank;
3. Peningkatan likuiditas dan profitabilitas; dan
4. Memperbaiki struktur keuangan yang lebih sehat.
Mengacu kepada Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/1988, perusahaan modal
ventura dapat membantu permodalan maupun bantuan teknis yang diperlukan calon
pengusaha maupun usaha yang sudah berjalan guna:
Pengembangan suatu penemuan baru.
Pengembangan perusahaan yang pada tahap awal usahanya mengalami kesulitan dana.
Membantu perusahaan yang berada pada tahap pengembangan.
Membantu perusahaan yang berada dalam tahap kemunduran usaha.
Pengembangan projek penelitian dan rekayasa.
Pengembangan berbagai penggunaan teknologi baru dan alih teknologi baik dari dalam
maupun luar negeri.
Membantu pengalihan pemilikan perusahaan
Beberapa cara pembiayaan yang dilakukan oleh modal ventura di Indonesia, yaitu dengan
cara :
Penyertaan saham secara langsung kepada perusahaan yang menjadi pasangan usaha.
Dengan membeli obligasi konversi yang setelah waktu yang disepakati bersama dapat
dikonversi menjadi saham / penyertaan modal pada perseroan.
Dengan pola bagi hasil dimana persentase tertentu dari keuntungan setiap bulan akan
diberikan kepada perusahaan modal ventura oleh perusahaan pasangan usaha. Pola bagi
hasil yang mungkin dilakukan adalah sbb:
Bagi hasil berdasarkan pendapatan yang diperoleh (revenue sharing).
Bagi hasil berdasarkan keuntungan bersih (net profit sharing).
Bagi hasil berdasarkan perjanjian.
2.2 Mekanisme Pembiayaan Modal Ventura
Dilihat dari aspek pembiayaannya, pada umumnya kondisi perusahaan digolongkan menjadi
6 tahapan perkembangan tergantung dari perencanaan strateginya, yaitu;
1. Seed Financing, merupakan konsep persiapan tahap awal, dalam hal ini biasanya masih
menggunakan biaya perusahaan sendiri;
2. Start Up, kegiatan usaha sudah diformulasikan secara jelas dan bahkan produksi barang
atau jasa sudah mulai dilaksanakan, dalam tahap ini pembiayaan modal ventura
diharapkan dapat memperbesar permodalan, dan membantu cash flow;
3. Expansion, pada tahapan ini biasanya perusahaan dalam kondisi break even, dan bahkan
sudah menikmati laba tetapi masih perlu pengembangan;
4. Mezzaxine, perusahaan sudah berkembang pesat dan bahkan sedang mempersiapkan diri
untuk go-public;
5. Buy-out, pembiayaan modal ventura diperlukan untuk membantu pengelola perusahaan
agar mampu membeli suatu product line, atau bisnis tertentu dari PPUnya; dan
6. Turn-around, pembiayaan modal ventura diperlukan dalam rangka untuk menata kembali
bisnis yang mulai mengalami penurunan dalam kegiatannya.
Proses pembiayaan modal ventura dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu
1. Evaluasi atau negosiasi awal, yaitu evaluasi terhadap permohonan pembiayaan yang
diajukan calon PPU.
2. Pemeriksaan dan evaluasi lanjutan, yaitu evaluasi secara mendalam terhadap rencana
usaha yang diajukan oleh calon PPU.
3. Negosiasi penyelesaian akhir, yaitu pemeriksaan dan evaluasi atas calon PPU.
4. Pemantauan, yaitu terhadap kegiatan usaha dan perkembangan PPU, serta
5. Divestasi, dimana PMV melakukan penarikan kembali penyertaannya dengan cara yang
tepat dan lazim.
2.3 Dasar Hukum Modal Ventura
Dasar Hukum bagi modal ventura di Indonesia, antara lain meliputi :
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 61 tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988,
tentang Lembaga Pembiayaan;
2. Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 1992 tanggal 10 September 1992, tentang sector-
sektor usaha PPU dan PMV dalam pelaksanaan Undang-Undang No. 7 Tahun 1983,
tentang Pajak Penghasilan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 tahun
1991;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4 Tahun 1995 tanggal 8 Februari 1995,
tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan PMV dari transaksi penjualan saham atau
pengalihan penyertaan modal modal pada PPU-nya;
4. Keppres Nomor 62 Tahun 1992 yang kemudian dijabarkan dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 227/KMK.01/1994.
5. Keputusan Ketua Badan Koordinasi Penamaan Modal Nomor : 19/SK/1991 tanggal 9
Desember 1991, tentang Penyertaan PMV dalam PMA dan PMDN;
6. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 250/KMK.04/1995 tanggal 2 Juni
1995, tentang Perusahaan Kecil dan Menengah, PPU dan PMV, serta perlakukan
perpajakan atas penyertaan modal PMV;
7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 469/KMK.017/1995 tanggal 2
Desember 1995, tentang pendirian dan pembinaan PMV, serta
8. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 58/KMK.017/1999 tanggal 15
Februari 1999, tentang Pengawasan Kegiatan PMV Daerah.
9. Keputuan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor :
81.1/Kep/M.KUKM/VIII/2002 tentang petunjuk teknis perkuatan permodalan usaha kecil,
menengah, koperasi dan lembaga keuangannya dengan penyediaan modal awal padanan
(MAP) – yaitu pendampingan melalui modal ventura.
2.4 Jenis pembiayaan modal ventura
Pembiayaan modal ventura yang selama ini dikenal adalah pembiayaan kepada
perusahaanperusahaan yang telah memiliki badan hukum perseroan dalam bentuk penyertaan
saham. Jenis pembiayaan ini merupakan kendala utama dalam operasional modal ventura
dibandingkan dengan pembiayaan kredit yang diberikan sektor perbankan. Adanya keharusan
bentuk hukum PT bagi perusahaan pasangan usaha mengakibatkan terbatasnya pangsa pasar
modal ventura. Di sisi lain, bagi perusahaan-perusahaan masih terdapat keengganan untuk
menggunakan modal ventura sebagai sumber pembiayaan, karena umumnya, mereka tidak
berminat atau tidak bersedia apabila sebagian saham perusahaan berpindah kepada pihak
lain. Untuk mengatasi kendala tersebut, Departemen Keuangan memberikan alternatif
pembiayaan berdasarkan pola bagi hasil. Dengan pembiayaan bagi hasil ini memungkinkan
semua bentuk usaha dapat memperoleh pembiayaan melalui modal ventura, termasuk usaha
kecil. Pembiayaan yang dapat diberikan perusahaan modal ventura dapat dilakukan dalam
beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
1. Penyertaan Modal Langsung
Penyertaan modal langsung adalah penyertaan modal perusahaan modal ventura (PMV)
pada perusahaan pasangan usaha, dengan cara mengambil sejumlah tertentu dari saham
perusahaan pasangan usaha (PPU) yang bersangkutan. Pola pembiayaan ini dikenal
dengan equity financing atau pembiayaan langsung. Karena pembiayaannya berupa
penyertaan saham, maka perusahaan pasangan usaha haruslah berbentuk badan hukum
perseroan terbatas. Penyertaan modal dalam bentuk saham dapat dilakukan dengan cara:
Bersama-sama mendirikan suatu perusahaan.
Dalam pembiayaan modal ventura yang dilakukan dengan cara mendirikan PT bersama.
Penyertaan modal PMV dalam bentuk pengambilan sejumlah portofolio saham
PPU. Penyertaan ini dilakukan oleh PMV, dalam hal, suatu PPU yang hendak dibiayai
telah berbentuk badan hokum.
Semi Equity Financing
Pembiayaan dalam bentuk semi equity dilakukan dengan membeli obligasi konversi
atau convertible bond yang diterbitkan oleh perusahaan pasangan usaha. Cara ini
banyak disukai oleh perusahaan modal ventura maupun perusahaan pasangan usaha,
karena sifatnya yang lebih fleksibel. Obligasi konversi lebih menarik bagi perusahaan
modal ventura karena dalam periode pembiayaan tersebut, perusahaan
modal ventura memiliki pendapatan tetap dalam bentuk bunga sementara apabila
kinerja perusahaan semakin membaik sehingga nilai perusahaan yang dibiayai tersebut
semakin baik, maka perusahaan modal ventura akan menggunakan hak konversinya
(call option).
2. Pembiayaan Bagi Hasil
Instrumen pembiayaan ini dilakukan, dalam hal usaha yang akan dibiayai tidak berbentuk
badan hukum atau syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk penyertaan langsung belum
atau tidak dipenuhi oleh PPU. Bentuk instrumen pembiayaan ini menekankan pada aspek
bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai.
Pembiayaan modal ventura dalam bentuk penyertaan langsung, baik dengan cara
bersamasama mendirikan perusahaan baru maupun dengan cara mengambil bagian atau
membeli sejumlah saham perusahaan target, umumnya dilakukan oleh PMV terhadap PPU
yang telah berbentuk badan hukum perseroan. Umumnya, PMV lebih suka membiayai
perusahaan yang telah berjalan, namun membutuhkan tambahan pembiayaan. Sedangkan
pembiayaan dengan pola bagi hasil terutama disediakan bagi usaha kecil atau perusahaan
yang belum berstatus badan hukum PT.
Pembiayaan modal ventura berbeda dengan kegiatan pembiayaan melalui sektor
perbankan (debt financing).Modal ventura tidak menentukan besarnya return yang akan
diperoleh sehingga perusahaan yang dibiayai, yang disebut perusahaan pasangan usaha
(PPU), tidak memiliki suatu kewajiban pembayaran keuntungan secara tetap kepada
perusahaan modal ventura, sebagaimana halnya dengan bank. Keuntungan yang diharapkan
terutama dalam bentuk capital gain.
2.5 Sumber Dana Modal Ventura
Sumber dana modal ventura dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain sebagai berikut:
1. Investor Perseorangan
Umumnya, investor perseorangan lebih menyukai dan cenderung melakukan investasi
pada usaha yang telah berjalan lancar dan bersifat jangka pendek. Investor individu yang
memiliki kesabaran dan kesiapan untuk menerima dan menanggung risiko tinggi dalam
suatu usaha dianggap sebagai seorang venture capitalist murni karena dalam usaha modal
ventura sulit diharapkan akan memberi hasil yang besar atas investasi yang ditanam dalam
kurun waktu satu atau dua tahun.
2. Investor Institusi
Biasanya perusahaan-perusahaan besar, terutama di negara-negara industri, memiliki suatu
divisi tersendiri yang khusus menangani bisnis modal ventura. Tugas divisi khusus ini
adalah menampung dan mengevaluasi suatu ide-ide, terutama dalam bidang teknologi,
yang dapat dikembangkan menjadi suatu produk teknologi baru yang dapat dipasarkan.
Keikutsertaan investor institusi ini merupakan alternatif sumber dana modal ventura.
3. Perusahaan Asruransi dan Dana Pensiun.
Lembaga keuangan non-bank ini merupakan sumber dana modal ventura yang cukup
besar. Potensi lembaga ini sebagai investor dalam usaha modal ventura didukung oleh
sumber dananya yang berjangka panjang.
4. Perbankan
Sumber dana modal ventura dapat diperoleh dari bank-bank yang tertarik melakukan
bisnis modal ventura. Namun, perlu dipertimbangkan mengenai dana bank yang bersifat
jangka pendek, sementara modal ventura bersifat jangka panjang. Dana-dana yang berasal
dari bank sebaiknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dengan pola bagi
hasil yang berjangka waktu pendek.
5. Lembaga Keuangan Internasional
Lembaga keuangan internasional dapat menjadi sumber dana modal ventura, terutama
yang berkaitan dengan upaya untuk membantu pengembangan sektor-sektor tertentu.
Kelebihan sumber dana ini, di samping berbiaya murah, juga biasanya memiliki jangka
waktu panjang dengan masa tenggang waktu.
2.6 Contoh Perusahaan Modal Ventura
1. PT Multi Investama Ventura
2. PT Astra Mitra Ventura
3. PT Freefort Finance Indonesia
4. PT Bahana Artha Ventura
5. PT Bahana Bina Ventura
6. PT Ventura Investasi Utama
7. PT Multi Ventura Kapitalindo
8. PT Bhakti Sarana Ventura
9. PT Batavia Internasional Ventura
10. PT Arsi Bina Venturindo
11. PT. Pertamina Dana Ventura (PDV)
2.7 Modal Ventura Sebagai Alternatif Pembiayaan UKM
2.7.1. Pengenalan dan Karateristik UMK
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi
dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan.
Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana
banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.
Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak
berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit
usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum
mampu bersaing dengan unit usaha lainnya.
Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah
maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi
lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan
berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan
UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara
pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusianya.
2.7.2. Pembiayaan Modal Ventura dalam UKM
Krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997, dan hingga kini belum juga
berakhir, telah menimbulkan stagnasi di berbagai sektor ekonomi. Meningkatnya biaya
produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan baku dan bahan pembantu di satu sisi, dan
menurunnya daya beli masyarakat di sisi yang lain, telah menjadi pukulan yang amat telak
bagi para pelaku usaha di sektor riil, tak terkecuali usaha skala kecil menengah (UKM).
Kondisi tersebut makin diperparah oleh sikap kalangan perbankan yang dirasakan hiper-
prudent dalam melakukan penyaluran kredit untuk UKM. Bisa dipahami mengingat di masa
lalu mereka teramat ekspansif dalam penyaluran kredit dengan terkadang mengabaikan
berbagai aturan main yang berlaku. Akibatnya, kini mereka harus menuai petaka. Sebagian
besar kredit yang disalurkan kalangan perbankan dalam status macet dan menjadi beban
negara. Akhirnya rakyat jugalah yang menanggung.
Namun walau begitu, semestinya kalangan perbankan tidak menjadikan UKM sebagai
pihak yang dikorbankan. Karena faktanya sebagian besar kredit yang macet itu justru lebih
banyak dinikmati oleh para pengusaha besar (konglomerat). Sementara porsi kredit untuk
UKM, bila dibandingkan dengan kredit korporasi saat itu amatlah kecil. Tidaklah adil bila
UKM yang akhirnya menerima dampaknya.
Berbagai keluhan para pelaku UKM muncul ke permukaan tentang betapa sulitnya
mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan. Pada sektor moneter, perbankan tidak lagi
mampu secara efektif memerankan fungsi dasarnya sebagai lembaga intermediary yang
menjadi jembatan antara sisi supply of fund (tabungan masyarakat, dana pemerintah dll) dan
demand untuk pengembangan sektor ekonomi produktif.
Secara ideal, antara kebijakan sektor riil dan sektor moneter memiliki keterkaitan yang
amat erat dan tak terpisahkan. Pengembangan sektor riil hanya bisa berwujud optimal bila
mana didukung penuh oleh keberpihakan pemerintah melalui kebijakan moneter dan
perbankan yang dikeluarkannya. Demikian pula sebaliknya, pengembangan sektor moneter
(perbankan) akan mengalami kendala yang serius bila tidak dibarengi oleh upaya
pengembangan di sektor riil. Seandainya pun selama ini indikator moneter nasional dianggap
cukup baik, tetap akan sulit untuk dipertahankan dalam jangka panjang karena hanya
ditopang oleh sisi pengeluaran konsumtif yang sifatnya sementara. Tidaklah bijak bila kita
mempercayakan pondasi ekonomi nasional pada kekuatan yang sifatnya jangka pendek.
2.7.3 Modal Ventura sebagai alternatif solusi.
Menyikapi berbagai hambatan dalam hal pembiayaan melalui perbankan tersebut,
tampaknya pelaku UKM sudah harus mulai mencari dan menemukan solusi pembiayaan lain
sebagai alternatif jalan tengah. Dalam dunia pembiayaan atau permodalan, selain dikenal
istilah lembaga keuangan perbankan, kita juga mengenal lembaga keuangan bukan bank.
Berbeda dengan lembaga perbankan, lembaga keuangan bukan bank ini tidak diperbolehkan
mengumpulkan dan mengelola dana masyarakat dalam menjalankan core business-nya.
Sumber dana diperoleh dari setoran para pemilik, baik lembaga non pemerintah maupun
pemerintah.
Salah satu bentuk lembaga keuangan non-bank yang cukup berkembang saat ini adalah
lembaga ventura atau venture capital. Modal ventura sangat mungkin bisa dijadikan salah
satu alternatif pembiayaan karena sifatnya yang lebih fleksibel dibanding perbankan. Bila
semua aturan perbankan harus mengacu kepada aturan
Bank Indonesia, maka lembaga ventura (venture capital) mengacu pada aturan main
yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh sebuah komite internal atau kalangan profesional yang
ditunjuk oleh para pemegang saham. Sehingga dimungkinkan produk kebijakan yang
dihasilkan akan menjadi lebih marketable dan aplicable.
Selain hal tersebut diatas, ada beberapa hal mendasar lain yang membedakan venture capital
dengan perbankan sebagai lembaga pembiayaan, yaitu:
1. Modal Ventura amat peduli terhadap bisnis mitra
Dalam tataran praktek, modal ventura menempatkan kelayakan usaha sebagai faktor yang
paling dominan dalam pengambilan keputusan pembiayaan. Suatu prospektus yang
ditinjau dari sisi perbankan tidak bankable, sangat mungkin dapat diupayakan untuk
memperoleh pembiayaan ventura selama usaha itu memang peasable.
2. Dalam beberapa kasus, terkadang Perbankan terkesan sama sekali tidak melihat proposal
kelayakan usaha. Asalkan agunan dan persyaratan administratif cukup dan usahanya
tampak berjalan baik, maka aplikasi kredit sudah barang tentu akan disetujui. Seandainya
pun suatu saat ternyata agunannya tidak mencukupi, maka serta merta nilai kredit akan
“disesuaikan” dengan nilai agunan yang ada. Dalam kasus ini, rencana cashflow usaha,
kebutuhan riil pengembangan usaha seperti yang tercantum dalam proposal tidak lagi
menjadi satu hal yang diprioritaskan.
3. Berbeda dengan modal ventura, bila ternyata agunan yang disyaratkan tidak mencukupi
dengan nilai pengajuan, maka yang dilakukan adalah mengupayakan penambahan agunan
hingga sesuai persyaratan, atau melakukan review terhadap proposal kelayakan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui secara pasti apakah bisnis akan tetap berjalan optimal
bila kapasitasnya dikurangi karena penurunan nilai pengajuan itu. Memang di satu sisi
terkesan malah menjadi bertele-tele, namun di sisi lain justru hal tersebut memberikan
gambaran kepada kita bahwa modal ventura sangat peduli dan berkepentingan terhadap
proposal bisnis yang realistis.
4. Pendekatan business partnership
Dalam bisnis apapun, resiko menjadi suatu hal yang lumrah. Selalu saja akan dijumpai,
baik yang sebelumnya telah diprediksi maupun di luar prediksi. Modal ventura lebih
menganggap UKM sebagai mitra. Sehingga ketika suatu saat bisnis mitranya mengalami
kendala atau permasalah, maka berbagai adjustment ataupun toleransi yang berkaitan
dengan berbagai kewajiban mitra sangat mungkin diupayakan secara bijak.
5. Tidak mengenal pembatasan sektoral
Bila Perbankan menjadikan negative list industries sebagai salah satu dasar pembatasan
sektoral dalam penyaluran kredit, maka di dalam khasanah modal ventura mestinya tidak
ada istilah pembatasan sektoral secara general.
6. Memiliki unsur pembinaan (business advisory)
Sebagai mitra, tak pelak lembaga ventura juga turut bertanggung jawab secara bersama
terhadap kelangsungan usaha pengusaha mitra, atau dikenal dengan istilah pengusaha
pasangan usaha (PPU). Konkritnya adalah lembaga ventura, melalui tenaga
profesionalnya, harus turut memberikan pengawasan, techical assistance, dan
pendampingan (advisory), walaupun mungkin hanya dalam batasan tertentu.
7. Suku bunga relatif amat stabil
Modal Ventura, sebagaimana lembaga keuangan non bank lainnya, tidak diperbolehkan
melakukan aktivitas pengumpulan dana dari masyarakat. Modal yang diperoleh hanya
berasal dari setoran pemegang saham yang rate-nya relatif tetap (fixed). Hal ini
berpengaruh langsung terhadap kebijakan tingkat suku bunga. Suku bunga menjadi tidak
terlalu dipengaruhi oleh fluktuasi tingkat suku bunga pasar.
8. Fleksibel dalam mendesain model atau pola pembiayaan
Karena sifatnya yang fleksibel, lembaga ventura sangat mungkin menerbitkan berbagai
pola atau skim pembiayaan yang market driven. Selain pola bagi hasil, kita juga sering
mengenal istilah obligasi konversi, leasing, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah ventura berasal dari kata venture yang secara bahasa bisa berarti sesuatu yang
mengandung resiko atau dapat juga diartikan sebagai usaha. Dengan demikian, secara
bahasa modal ventura (venture capital) adalah modal yang ditanamkan pada usaha yang
mengandung resiko.
Karakteristik Modal Ventura antara lain adalah:
1. Penyertaan modal berjangka waktu tertentu (10 tahun) dan bersifat sementara;
2. Bertujuan memperoleh return atas investasinya secara maksimal
3. Dapat disertai dengan keterlibatan dalam proses pengelolaan atau pemberian bantuan
teknis lainnya;
4. Pembiayaan dilakukan berdasarkan pertimbangan kuat atau lemahnya kondisi
pengelolaan perusahaan.
Proses pembiayaan modal ventura dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu
1. Evaluasi atau negosiasi awal, yaitu evaluasi terhadap permohonan pembiayaan yang
diajukan calon PPU.
2. Pemeriksaan dan evaluasi lanjutan, yaitu evaluasi secara mendalam terhadap rencana
usaha yang diajukan oleh calon PPU.
3. Negosiasi penyelesaian akhir, yaitu pemeriksaan dan evaluasi atas calon PPU.
4. Pemantauan, yaitu terhadap kegiatan usaha dan perkembangan PPU, serta
5. Divestasi, dimana PMV melakukan penarikan kembali penyertaannya dengan cara yang
tepat dan lazim.
Modal ventura dapat dijadikan sebagai alternatif perolehan permodalan bagi UMK dimana
untuk memperoleh kredit atau pembiayaan lainnya yang relatif sulit. Modal ventura
memiliki berbagai kelebihan dan kelemahan dibanding dengan pembiayaan lainnya.
Perusahaan modal ventura merupakan lembaga yang sangat cocok bagi calon pengusaha
kecil dalam merealisasikan dan mengembangkan ide usahanya, ataupun membesarkan
usaha yang sudah berjalan.
Di Indonesia, peran modal ventura dalam pembiayaan kepada UKM tidak bisa dilepaskan
dari orientasi modal ventura sebagai lembaga pembiayaan pembangunan (development
financing institution) yang menerapkan pembiayaan yang tetap mengindahkan cara
berusaha yang sehat. Peran lainnya, yang terutama, adalah membina UKM yang belum
bankable menjadi bankable (layak mendapat kredit).