MAKALAH HIDROMETALURGI DAN PIROMETALURGI.docx

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia pertambangan, terdapat tiga bagian besar bahan galian atau bahan tambang, antara lain : bahan galian logam, bahan galian energi, dan bahan galian industri. Bahan galian yang termasuk ke dalam bahan galian logam antara lain emas, perak, besi, alumunium, dan lain lain. Bahan galian yang termasuk ke dalam bahan galian energi antara lain batubara, minyak bumi, gas alam, panas bumi, dan lain – lain, dan yang terakhir bahan galian yang termasuk ke dalam bahan galian industri antara lain pasir, batu – batu mulia, dan lain - lain. Industri pengolahan bahan galian tambang saat ini diprediksi akan mengalami peningkatan. Hal itu dikarenakan adanya Undang – Undang baru tentang pertambangan dimana intinya menyatakan bahwa bahan tambang yang telah ditambang wajib diolah dahulu di dalam negeri sebelum diekspor.Salah satu metode pengolahan bahan tambang adalah metalurgi. Metalurgi sesuai dengan namanya merupakan suatu proses pengolahan bahan galian dimana hanya difokuskan untuk logam atau bijih saja. Secara umum metalurgi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : pirometalurgi dan hidrometalurgi. 1.2 Maksud dan Tujuan

Transcript of MAKALAH HIDROMETALURGI DAN PIROMETALURGI.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam dunia pertambangan, terdapat tiga bagian besar bahan galian

atau bahan tambang, antara lain : bahan galian logam, bahan galian energi, dan

bahan galian industri.

Bahan galian yang termasuk ke dalam bahan galian logam antara lain

emas, perak, besi, alumunium, dan lain lain. Bahan galian yang termasuk ke

dalam bahan galian energi antara lain batubara, minyak bumi, gas alam, panas

bumi, dan lain – lain, dan yang terakhir bahan galian yang termasuk ke dalam

bahan galian industri antara lain pasir, batu – batu mulia, dan lain - lain.

Industri pengolahan bahan galian tambang saat ini diprediksi akan

mengalami peningkatan. Hal itu dikarenakan adanya Undang – Undang baru

tentang pertambangan dimana intinya menyatakan bahwa bahan tambang yang

telah ditambang wajib diolah dahulu di dalam negeri sebelum diekspor.Salah

satu metode pengolahan bahan tambang adalah metalurgi.

Metalurgi sesuai dengan namanya merupakan suatu proses pengolahan

bahan galian dimana hanya difokuskan untuk logam atau bijih saja. Secara

umum metalurgi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : pirometalurgi dan

hidrometalurgi.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi salah

satu tugas mata kuliah metalurgi umum juga menambah pengetahuan khusus

mengenai pirometalurgi dan hidrometalurgi.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah membandingkan proses

pirometalurgi dan hidrometalurgi.

BAB II

ISI

1.3 Metalurgi

1.3.1 Definisi

Metalurgi adalah ilmu, seni, dan teknologi yang mengkaji proses

pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam. Yang termasuk ke dalam

metalurgi antara lain :

Pengolahan Mineral (Mineral Dressing)

Ekstraksi Logam/Metalurgi Ekstraksi

Proses Produksi Logam (Metalurgi Mekanik)

Perekayasaan Sifat Fisik Logam (Metalurgi Fisik)

1.1.1 Sejarah

Sejarah ilmu metalurgi diawali dari teknologi pengolahan hasil

pertambangan. Logam yang pertama kali diolah secara metalurgi adalah emas,

karena dapat di temukan secara bebas (tidak terikat dengan senyawa lain)

walaupun dalam jumlah yang kecil. Sejumlah kecil emas ditemukan telah

digunakan di gua-gua di Spanyol pada masa Paleolitikum, sekitar 40.000 SM.

Selain emas, logam – logam yang juga sering diolah (dalam jumlah

terbatas) antara lain :perak, tembaga, timah dan besi meteor. Senjata Mesir yang

dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000 SM dikenal sangat kuat sehingga

disebut sebagai "belati dari langit".

Dengan pengetahuan untuk mendapatkan tembaga dan timah dengan

memanaskan bebatuan, serta mengkombinasikan tembaga dan timah untuk

mendapatkan logam paduan yang dinamakan sebagai perunggu, teknologi

metalurgi dimulai sekitar tahun 3500 SM pada masa Zaman Perunggu.

Ekstraksi besi dari bijihnya ke dalam logam yang dapat diolah jauh lebih

sulit. Proses ini tampaknya telah diciptakan oleh orang-orang Hittit pada sekitar

1200 SM, pada awal Zaman Besi. Rahasia ekstraksi dan pengolahan besi adalah

faktor kunci dalam keberhasilan orang-orang Filistin.

2

1.2 Pirometalurgi

Pirometalurgi adalah suatu proses ekstraksi metal dengan penggunaan

energi panas/kalor. Suhu yang digunakanmulai dari 500C– 2500C (proses Mond

untuk pemurnian nikel), hingga mencapai 2.0000 C (proses pembuatan campuran

baja). Yang umum dipakai hanya berkisar 5000C - 1.6000C. Pada suhu tersebut

kebanyakan logam ataupun campurannya sudah dalam fase cair bahkan

kadang-kadang dalam fase gas.

Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar

dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat

juga dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik

(exothermic).

Sumber energi panas dapat berasal dari :

Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).

Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.

Energi listrik

Energi terselubung/tersembunyi, panas buangan dipakai untuk pemanasan

awal (preheating process).

Peralatan yang umumnya dipakai adalah :

Tanur tiup (blast furnace).

Reverberatory furnace.

Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :

Pierce-Smith converter.

Bessemer converter.

Kaldo cenverter.

Linz-Donawitz (L-D) converter.

Open hearth furnace.

Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu :

1.2.1 Pengeringan (Drying)

Adalah proses pemindahan panas kelembapan cairan dari material.

Pengeringan biasanya terjadi dari kontak padatan lembap denganpembakaran

gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada beberapa kasus,

panas pada pengeringan bisa disediakan oleh udara panas gas yang secara

tidak langsung memanaskan.

Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai diatas titik didih air sekitar

1200C.Pada kasus tertentu, seperti pengeringan air garam yang dapat larut,

sushu pengeringan yang lebih tinggi diperlukan.

1.2.2 Kalsinasi (Calcining)

Kalsinasi adalah suatu proses dekomposisi panas material. Contohnya

dekomposisi hidrat seperti besi (III) hidroksida menjadi besi (III) oksida dan uap

air atau dekomposisi kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon

diosida dan atau besi karbonat menjadi besi oksida.Proses ini terjadi dalam

variasi tungku/furnace termasuk shaft furnace,rotary kilns dan fluidized bed

reactor.

1.2.3 Pemanggangan (Roasting)

Pemanggangan adalah suatu proses pemanasan dengan kelebihan udara

dimana udara dihembuskan pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan

reagen kimia. Proses ini tidak mencapai titik didih dari logam tersebut.

Jenis-jenis roasting, antara lain :

Oxydating Roasting

Biasanya dilakukan terhadap mineral-mineral sulfida pada temperatur tinggi

(direduksi langsung). Pada temperatur rendah :

- sulfida logam dapat direduksi dengan karbon membentuk CS dan CS2.

MS + C M M + CS

M2S + C 2M + CS2

- Tidak dapat direduksi langsung karena sulfida logam-logam lebih stabil dari CS

dan CS2.

MS + 3/2 O2 MO + SO2

Reducting Roasting

Adalah suatu proses pemanggangan dimana suatu oksida mengalami

proses reduksi oleh suatu reduktor gas yang dimaksudkan untuk menurunkan

derajat oksidasi suatu logam. Peristiwa reduksi ini tidak dapat tercapai untuk

suatu oksida yang sangat stabil..

Chlor Roasting

Dalam proses ini, bijih/konsentrat dipanggang bersama senyawa klorida

(CaCl2,NaCl) atau dengan gas Cl2.

Tujuan chlor roasting adalah untuk menghasilkan senyawa klorida logam

dalam air (di ekstraksi), serta menghasilkan senyawa klorida logam-logam yang

mudah menguap agar dapat dipisahkan dari mineral-mineral pengganggu

(Metalurgi Halida).

Fluor Roasting

Pemanggangan ini menggunakan reagent F2.

Yodium Roasting

Pemanggangan ini menggunakan reagent I2.

Kegunaan proses ini antara lain :

Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari persenyawaannya

Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur

2 ZnS + 3O2 2ZnO + 2SO4

Membentuk material menjadi porous

Menguapkan impurity yang volatile.

Jenis – Jenis oven yang digunakan antara lain :Hazard Vloer

OvenSuspensionRoasting Oven, Fluiized bed roasting.

1.1.1 Peleburan (Smelting)

Adalah proses peleburan logam pada temperatur tinggi sehingga

logam ,eleleh dan mecair setelah mencapai titik didihnya.

Oven yang digunakan antara lain :Schacht Oven, Scraal Oven

(revergeratory FurnaceElectric Oven (Electric Furnace)

Smelting terbagi beberapa jenis, yaitu :

Reduksi smelting

Oksidasi smelting

Netral smelting

Sementasi smelting

Sulfida smelting

Presipitasi smelting

Flash smelting (peleburan semprot)

Ekstraksi timbal dan seng secara simultan

1.1.2 Refining (Pemurnian)

Adalah suatu proses pemindahan kotoran dari material dengan proses

panas.

Berikut ini merupakan alat yang digunakan untuk pirometalurgi yakni:

a. Tanur Tiup (Blast Furnace)

Tanur tiup (Blast Furnace) adalah suatu jenis tungku metalurgi yang

digunakan untuk peleburan logam industri, umumnya besi.Pada tungku ini,

bahan bakar dan bijih dan fluks (kapur) yang terus menerusdiberikan melalui

bagian atas tungku, sementara udara (kadang-kadang denganpengayaan

oksigen) ditiupkan ke bagian bawah ruang, sehingga reaksi kimiaberlangsung

sepanjang tungku sebagai bahan bergerak ke bawah. Produk akhir

yangbiasanya logam cair dan terak fase disadap dari bawah, dan gas buang

keluar dari bagian atas tungku.

Gambar 1Mekanisme Blast Furnace

Keterangan :

Uap panas dari Tungku Cowper Hot blast from Cowper stoves

2.Zona Peleburan (bosh)

3. Zona Reduksi oksida besi (II) (barrel)

4. Zona Reduksi oksida besi (III)  (stack)

5. Zona Pra-pemanasan (throat)

6. Jalur masuk bijih, gamping, atau kokas

7.Pipa asap pembuangan

8. Kolom kokas/gamping/bijih

9.Pembersihan slag

10. Penyadapan larutan pig iron

11.Kumpulan gas buang

Gambar 2Alat Blast Furnace

Foto 1Alat Blast Furnace

Spesifikasi

Suhu : hingga 11500 C

Tekanan : (HV, < 10-3, >10-8 torr)

Dimensi

Tinggi : 2896 mm

Panjang : 1067 mm

Lebar : 1880 mm

Kapasitas : 76.46 liter

Konfigurasi : Bell

Atmosfir : Inert ; Vacuum oven /furnace

Pengontrol : PLC

Voltase : 480 VAC ±5%, 3 phase, 60 Hz

Sumber Panas : Listrik / Resisten

b. Kiln

Gambar 2Alat Kiln

Spesifikasi

Suhu : hingga 22000F

Kapasitas : 40 kaki kubik

External : Continous dan Shuttle

Aplikasi : Pembakaran Skala Industri (Kalsinasi)

Sumber panas : Listrik

Fitur : Pendinginan (opsional); Timer, Display Panel Depan

Pengontrol : Poin Set Tunggal ; dapat diprogram

Foto 2Kiln Cement

c. Oven

Gambar 3Oven

Spesifikasi

Suhu : hingga 14000F

Kapasitas : 8 kaki kubik

External : Continous dan Shuttle

Aplikasi : Penguatan

Sumber panas : Pembakaran (opsional); Listrik; Gas Alam

Pengontrol : Dapat diprogram

d. Tanur Metalisasi

Gambar 4Tanur Metalisasi

Spesifikasi

Suhu : 400 – 10000C

Tekanan : 120 psi

Dimensi

Tinggi : 2007 mm

Lebar : 1600 mm

Panjang : 12827 mm

Kapasitas : 76.46 liter

Konfigurasi : Bell

Atmosfir : Udara

Voltase : 3 fase 208 – 480 50/60 Hz

Sumber Panas : Listrik / Resisten

Kapasitas : 8 kaki kubik

External : Continous dan Shuttle

Aplikasi : Pengeringan; Pembakaran

Sumber panas : Listrik

2.3 Hidrometalurgi

Hidrometalurgi merupakan cabang tersendiri dari metalurgi. Secara

harfiah hidrometalurgi dapat diartikan sebagai cara pengolahan logam dari

batuan atau bijihnya dengan menggunakan pelarut berair (aqueous solution).

Dua cabang metalurgi lainnya adalah pirometalurgi dan elektrometalurgi.

Saat ini hidrometalurgi adalah teknik metalurgi yang paling banyak

mendapat perhatian peneliti.Hal ini terlihat dari banyaknya publikasi ilmiah

semisal jurnal kimia berskala internasional yang membahas pereduksian logam

secara hidrometalurgi.Logam-logam yang banyak mendapat perhatian adalah

nikel (Ni), magnesium (Mg), besi (Fe) dan mangan (Mn). Hidrometalurgi

memberikan beberapa keuntungan:

Bijih tidak harus dipekatkan, melainkan hanya harus dihancurkan menjadi

bagian-bagian yang lebih kecil.

Pemakaian batubara dan kokas pada pemanggangan bijih dan sekaligus

sebagai reduktor dalam jumlah besar dapat dihilangkan.

Polusi atmosfer oleh hasil samping pirometalurgi sebagai belerang

dioksida, arsenik(III)oksida, dan debu tungku dapat dihindarkan.

Untuk bijih-bijih peringkat rendah (low grade), metode ini lebih efektif.

Suhu prosesnya relatif lebih rendah.

Reagen yang digunakan relatif murah dan mudah didapatkan.

Produk yang dihasilkan memilki struktur nanometer dengan kemurnian

yang tinggi

Pada prinsipnya hidrometalurgi melewati beberapa proses yang dapat

disederhanakan tergantung pada logam yang ingin dimurnikan. Salah satu yang

saat ini banyak mendapat perhatian adalah logam mangan dikarenakan

aplikasinya yang terus berkembang terutama sebagai material sel katodik pada

baterai isi ulang.Baterial ion litium konvensional telah lama dikenal dan diketahui

memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Namum jika

katodanya dilapisi lagi dengan logam mangan oksida maka kapasitas

penyimpanan energi baterai tersebut menjadi jauh lebih besar.Secara garis

besar, proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu:

Leaching atau pengikisan logam dari batuan dengan bantuan reduktan

organik.

Pemekatan larutan hasil leaching dan pemurniannya.

Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching.

Reduktan organik adalah hal yang sangat penting dalam proses ini.

Reduktan yang dipilih diusahakan tidak berbahaya bagi lingkungan, baik

reduktan itu sendiri maupun produk hasil oksidasinya.Kebanyakan reduktan yang

digunakan adalah kelompok monomer karbohidrat, turunan aldehid dan keton

karena punya gugus fungsi yang mudah teroksidasi. Contohnya adalah proses

reduksi mangan dengan adanya glukosa sebagai reduktan:

C6H12O6 + 12MnO2 + 24H+ = 6CO2 + 12Mn2+ + 18H2O

Larutan hasil leaching tersebut kemudian dipekatkan dan dimurnikan. Ada

tiga proses pemurnian yang umum digunakan yaitu evaporasi, ekstraksi pelarut

dan presipitasi (pengendapan). Di antara ketiganya, presipitasi adalah yang

paling mudah dilakukan, juga lebih cepat. Namun cara ini kurang efektif untuk

beberapa logam.

Logam hasil pemurnian biasanya diaktivasi dengan asam tertentu terlebih

dahulu sebelum diambil dari larutannya.Cara ini menjamin didapatkannya logam

dalam struktur nanometer dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi.Logam

yang berstruktur nanometer harganya bisa puluhan kali lipat dibandingkan

dengan logam yang berstruktur biasa.

Suhu selama proses leaching, konsentrasi reaktan, ukuran partikel

sampel dan PH larutan merupakan faktor-faktor yang paling menentukan

keberhasilan proses hidrometalurgi. Apabila kita mampu menemukan kombinasi

yang tepat dari keempat faktor ini maka proses hidrometalurgi akan semakin

optimal. Kedepan diharapkan para ahli teknik kimia dapat menciptakan teknologi

yang mampu mengaplikasikan hidrometalurgi agar terpakai lebih luas dalam

dunia industri.

Feed / ROM

Tahap Preparasi

Konsentrat

LEACHING

SOLID - LIQUID SEPARATION

Filtrat

RECOVERY

Logam

Gambar 6Diagram Alir Hidrometalurgi

Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi adalah :

Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah.

Metal yang larut tersebut harus dapat “diambil” dari larutannya dengan

mudah dan murah

Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada

proses berikutnya.

Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak

menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut yang dipakai.

Zat pelarutnya harus dapat “diperoleh kembali” untuk didaur ulang.

Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung

lempung (clay minerals), karena akan sulit memisahkannya.

Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang

luas agar mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah.

Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive

and non-toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator.

Peralatan yang dipergunakan dalam proses Hidrometalurgi adalah :

1. Electrolysis / electrolytic cell.

2. Bejana pelindian (leaching box).

Secara garis besar, proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu:

a. Leaching atau pengikisan logam dari batuan dengan bantuan reduktan

organik.

b. Pemekatan larutan hasil leaching dan pemurniannya

c. Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching.

a. Leaching

Leaching adalah proses pelarutan selektif dimana hanya logam-logam

tertentu yang dapat larut. Pemilihan metode pelindian tergantung pada

kandungan logam berharga dalam bijih dan karakteristik bijih khususnya mudah

tidaknya bijih dilindi oleh reagen kimia tertentu. Secara hidrometalurgi terdapat

beberapa jenis leaching, yaitu :

a. Leaching in Place (In-situ Leaching)

b. Heap Leaching

c. Vat Leaching /Percolation Leaching

d. Agitation Leaching

e. Autoclaving

Reduktan organik adalah hal yang sangat penting dalam proses ini. Reduktan

yang dipilih diusahakan tidak berbahaya bagi lingkungan, baik reduktan itu

sendiri maupun produk hasil oksidasinya. Kebanyakan reduktan yang digunakan

adalah kelompok monomer karbohidrat, turunan aldehid dan keton karena punya

gugus fungsi yang mudah teroksidasi.

Larutan hasil leaching tersebut kemudian dipekatkan dan dimurnikan. Ada

tiga proses pemurnian yang umum digunakan yaitu evaporasi, ekstraksi pelarut

dan presipitasi (pengendapan). Di antara ketiganya, presipitasi adalah yang

paling mudah dilakukan, juga lebih cepat. Namun cara ini kurang efektif untuk

metalurgi adalah :

Foto 3Proses Leaching

Pencucian melibatkan penggunaan solusi berair yang mengandung

lixiviant yang dibawa ke dalam kontak dengan bahan yang mengandung logam

berharga.Para lixiviant dalam larutan asam atau mungkin dasar di alam. Jenis

dan konsentrasi lixiviant ini biasanya dikendalikan untuk memungkinkan

beberapa derajat selektivitas untuk logam atau logam yang akan dipulihkan.

Dalam proses pencucian, potensi oksidasi, suhu, dan pH larutan adalah

parameter penting, dan sering dimanipulasi untuk mengoptimalkan pembubaran

komponen logam yang diinginkan ke dalam fase berair.

b. In-situ pencucian

In-situ pencucian juga disebut "solusiPertambangan." Proses ini awalnya

melibatkan pengeboran lubang ke deposit bijih. Bahan peledak atau patahan

hidrolik digunakan untuk membuat jalur terbuka dalam deposit untuk solusi untuk

menembus ke dalam. Solusi pencucian dipompa ke deposit di mana ia membuat

kontak dengan bijih. Larutan tersebut kemudian dikumpulkan dan diproses.

Deposit uranium Beverley adalah contoh in-situ pencucian.

c. Heap pencucian

Dalam proses pencucian tumpukan, hancur (dan kadang-kadang

diaglomerasi) bijih ditumpuk di tumpukan yang berjajar dengan lapisan kedap air.

Leach solusi disemprotkan dari atas tumpukan, dan dibiarkan meresap ke bawah

melalui tumpukan. Desain tumpukan genangan air biasanya menggabungkan

koleksi yang memungkinkan "hamil" solusi resapan (yaitu solusi dengan logam

berharga terlarut) harus dipompa untuk diproses lebih lanjut.

d. Pencucian Dump

Pencucian Dump menggabungkan karakteristik pencucian tumpukan dan

in-situ pencucian.Di tempat pembuangan resapan, lapisan kedap mungkin atau

tidak dapat digunakan tergantung pada lokasi pembuangan.Bijih dibuang untuk

memungkinkan pengolahan yang mirip dengan pencucian tumpukan, tetapi

karakteristik fisik dari lokasi memungkinkan untuk sebuah lembah atau lubang

untuk bertindak sebagai bah tersebut.

e. Ppn pencucian

Pencucian Ppn melibatkan materi menghubungi, yang telah mengalami

pengurangan ukuran biasanya dan klasifikasi, dengan larutan lindi dalam tangki

besar atau tangki-tangki. Seringkali tong dilengkapi dengan agitator untuk

menjaga padatan dalam suspensi dalam tong dan meningkatkan padat untuk

menghubungi cair. Setelah pencucian tong, padatan tercuci dan solusi hamil

biasanya dipisahkan sebelum diproses lebih lanjut.

Dalam beberapa kasus, proses pencucian khusus karena sifat tahan api

bahan yang diperlukan. Teknik-teknik ini meliputi tekanan atau pencucian

autoklaf dan pencucian berkonsentrasi.Setelah pencucian, cairan lindi biasanya

harus menjalani konsentrasi ion logam yang akan dipulihkan. Selain itu,

beberapa logam yang tidak diinginkan mungkin juga telah diambil ke dalam

larutan selama proses pelindian. Solusinya sering dimurnikan untuk

menghilangkan komponen yang tidak diinginkan. Proses digunakan untuk

konsentrasi larutan dan pemurnian meliputi:

Pengendapan

Penyemenan

Ekstraksi Larutan

Ion Bursa

Pelarut ekstraksi

Sebuah campuran dari ekstraktan dalam pengencer digunakan untuk

mengekstrak logam dari satu fase ke yang lain. Dalam ekstraksi pelarut

campuran ini sering disebut sebagai "organik" karena konstituen utama

(pengencer) adalah beberapa jenis minyak.

f. Pertukaran ion

Agen chelating, zeolit alam, karbon aktif, resin, dan organik cair diresapi

dengan agen chelating semua digunakan untuk kation anion pertukaran atau

dengan solusi.Selektivitas dan pemulihan fungsi dari reagen yang digunakan dan

hadir kontaminan.

g. Pemulihan Logam

Pemulihan logam adalah langkah akhir dalam proses Hidrometalurgi.

Logam yang cocok untuk dijual sebagai bahan baku sering langsung diproduksi

di langkah pemulihan logam. Kadang-kadang, bagaimanapun, pemurnian lebih

lanjut diperlukan jika ultra-tinggi kemurnian logam harus diproduksi. Jenis utama

dari proses pemulihan logam elektrolisis, reduksi gas, dan curah hujan.

h. Elektrolisa

Elektrowinning dan electrorefining masing-masing melibatkan pemulihan

dan pemurnian logam menggunakan elektrodeposisi logam pada katoda, dan

baik pembubaran logam atau reaksi oksidasi pada anoda bersaing.

i. Pengendapan

Curah hujan di hidrometalurgi melibatkan pengendapan kimia dan

senyawa logam baik mereka atau dari kontaminan dari larutan berair. Air hujan

akan dilanjutkan ketika, melalui penambahan reagen, penguapan,

perubahan pH atau suhu manipulasi, setiap spesies tertentu yang melebihi batas

kelarutan. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dalam proses hilir, pembenihan

untuk memulai kristalisasi sering digunakan.

j. Link Eksternal

Elektrowinning dan electrorefining masing-masing melibatkan pemulihan

dan pemurnian logam menggunakan elektrodeposisi logam pada katoda, dan

baik pembubaran logam atau reaksi oksidasi pada anoda bersaing

BAB III

KESIMPULAN

Metalurgi ekstraksi terdiri dari pirometalurgi dan hidrometalurgi.Proses

pyrometallurgy adalah proses ini menggunakan temperatur tinggi yang diperoleh

dari pembakaran bahan bakar. Dimana bahan bakar berupa api tersebut

digunakan untuk mengeringkan dan meleburkan logam. Sedangkan untuk

hidrometalurgi merupakan proses pengolahan logam dari batuan atau bijihnya

dengan menggunakan pelarut berair (aqueous solution).

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyarto, Kristian H. 2003. Dasar-dasar Kimia Anorganik Logam. Jurusan

Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Hal:

5.46-5.49.

Anonim. Pirometalurgi http://belajarmetalurgi.blogspot.com/2011/02/tugas-

pirometalurgi.html .2013 Diakses 21 Oktober 2013, Blogger.

Pagnanelli.F, Garavini.M, Veglio.F, Toro.L. Journal of Hydrometallurgy 71;

Fathi Habashi.Extractive Metallurgy Vol.2 Hydrometallurgy.