Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

15
1 HAKIKAT OTONOMI DAERAH BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, kebijakan tentang Pemerintahan Daerah mengalami perubahan yang cukup mendasar. Perubahan tersebut dilatarbelakangi oleh kehendak untuk menampung semangat otonomi daerah dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat daerah. Sebelumnya, Pemerintah Pusat sangat dominan (sentralistis) dalam mengatur dan mengendalikan daerah. Di era sekarang, daerah diberi keleluasaan untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri secara demokratis dan bertanggung jawab dalam NKRI. Pemerintah Daerah boleh mengatur dan mengendalikan daerahnya selama tidak bertentangan dengan tata urutan Perundang-undangan yang lebih tinggi dari peraturan daerah. 1 B. RUMUSAN MASALAH Kebanyakan orang menganggap bahwa Otonomi Daerah di Indonesia sudah sempurna, sebenarnya masih banyak persoalan-persoalan yang belum terselesaikan, seperti contoh lambatnya pengesahan Peraturan Daerah (Qanun) yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Kemudian masih banyaknya Rancangan Peraturan Daerah yang bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang kedudukannya lebih tinggi dari Peraturan Daerah, sehingga peraturan tersebut dianulir oleh Kementerian Dalam Negeri. Selain itu, Permasalahan lain dari adanya Otonomi Daerah yaitu merebaknya kasus korupsi di daerah. 2 1 Tata urutan peraturan perundang-undangan berubah lagi pada tahun 2004 melalui UU. Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, sehingga TAP MPR No. HI/MPR/2000 dinyatakan tidak berlaku lagi. Dengan demikian, tata peraturan perundang-undangan yang baru menjadi : a. UUD 1945 b. UU atau Peraturan Pemerintah Pengganti UU c. Peraturan Pemerintah d. Peraturan Presiden e. Peraturan Daerah terdiri dari : 1) Perda Provinsi 2) Perda Kabupaten 3) Perda desa/peraturan setingkat 2 http://otonomidaerah.com/otonomi-daerah-dan-permasalahannya diakses pada 03 November 2014

Transcript of Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

Page 1: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

1

HAKIKAT OTONOMI DAERAH

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945, kebijakan tentang Pemerintahan Daerah mengalami perubahan yang cukup mendasar.

Perubahan tersebut dilatarbelakangi oleh kehendak untuk menampung semangat otonomi

daerah dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat daerah. Sebelumnya, Pemerintah

Pusat sangat dominan (sentralistis) dalam mengatur dan mengendalikan daerah. Di era

sekarang, daerah diberi keleluasaan untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri secara

demokratis dan bertanggung jawab dalam NKRI. Pemerintah Daerah boleh mengatur dan

mengendalikan daerahnya selama tidak bertentangan dengan tata urutan Perundang-undangan

yang lebih tinggi dari peraturan daerah.1

B. RUMUSAN MASALAH

Kebanyakan orang menganggap bahwa Otonomi Daerah di Indonesia sudah sempurna,

sebenarnya masih banyak persoalan-persoalan yang belum terselesaikan, seperti contoh

lambatnya pengesahan Peraturan Daerah (Qanun) yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat.

Kemudian masih banyaknya Rancangan Peraturan Daerah yang bertentangan dengan

Peraturan Perundang-undangan yang kedudukannya lebih tinggi dari Peraturan Daerah,

sehingga peraturan tersebut dianulir oleh Kementerian Dalam Negeri. Selain itu,

Permasalahan lain dari adanya Otonomi Daerah yaitu merebaknya kasus korupsi di daerah.2

1 Tata urutan peraturan perundang-undangan berubah lagi pada tahun 2004 melalui UU. Nomor 10 tahun 2004

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, sehingga TAP MPR No. HI/MPR/2000 dinyatakan tidak

berlaku lagi. Dengan demikian, tata peraturan perundang-undangan yang baru menjadi :

a. UUD 1945

b. UU atau Peraturan Pemerintah Pengganti UU

c. Peraturan Pemerintah

d. Peraturan Presiden

e. Peraturan Daerah terdiri dari :

1) Perda Provinsi

2) Perda Kabupaten

3) Perda desa/peraturan setingkat 2 http://otonomidaerah.com/otonomi-daerah-dan-permasalahannya diakses pada 03 November 2014

Page 2: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

2

C. TUJUAN

1. Apa pengertian dari Otonomi Daerah dan Hakikat otonomi daerah?

2. Apa yang anda anda ketahui dengan pemasalahan otonomi daerah ?

3. Apa Kewajiban, kewenangan dan hak Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ?

4. Bagaimana Pelaksanaan Otonomi Daerah di daerah masing-masing ?

5. Apa landasan hukum Otonomi Daerah ?

6. Apa asas-asas dari Otonomi daerah ?

7. Siapa pelaksana Otonomi Daerah?

Page 3: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN HAKIKAT OTONOMI DAERAH

Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa

Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti

aturan atau undang-undang, sehingga dapat dikatakan sebagai kewenangan untuk mengatur

sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri.

Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa

sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.3 Ini

merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan

kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah. Maju atau

tidaknya suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan

yaitu Pemerintah Daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi dan berekspresi dalam rangka

membangun daerahnya, tentu saja dengan tidak melanggar ketentuan hukum yaitu

perundang-undangan.4

Menurut UU nomor 32 tahun 20014 tentang Pemerintah Daerah, otonomi daerah adalah

hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai peraturan perundang-undangan.

Menurut UU nomor 32 tahun 2004, terdapat beberapa istilah dalam pelaksanaan otonomi

daerah.5

Pemerintah Pusat adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri

dari Presiden beserta para menteri. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta

perangkat daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah. DPRD adalah Badan

legislatif daerah.

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh Pemerintah kepada

Daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3 http://komunitasgurupkn.blogspot.com/2011/09/otonomi-daerah.html diakses pada 03 November 2014

4http://wikipedia.org/otonomi_daerah diakses pada 12 November 2014 5 Muhammad Yusuf Husein, PENDIDIKAN KEWAARGANEGARAAN (CIVIL EDUCATION) , (------------------,

2014) hlm. 97.

Page 4: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

4

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada Gubernur

sebagai Wakil Pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah pusat kepada daerah dan desa

serta dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan,

sarana, prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya

dan mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskan.

Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah

tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Wilayah Administrasi adalah wilayah kerja Gubernur selaku wakil pemerintah.

Instansi vertikal adalah perangkat departemen dan/atau lembaga pemerintah non

departemen di daerah. Pejabat yang berwenang adalah pejabat pemerintah di tingkat pusat

dan/atau pejabat pemerintah di daerah provinsi yang berwenang membina dan mengawasi

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah

kota. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan/atau

daerah kota di bawah kecamatan dan Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan

berada di daerah kabupaten.

B. LANDASAN HUKUM OTONOMI DAERAH

Pada zaman Hindia Belanda, prinsip-prinsip otonomi daerah sudah diterapkan.

Sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) otonomi daerah sudah

diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia.

Hal tersebut bisa dilihat dari adanya berbagai macam peraturan perundang-

undangan mengenai otonomi daerah sejak kemerdekaan hingga sekarang.

Page 5: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

5

Undang-undang mengenai otonomi daerah yang pernah berlaku di Indonesia

adalah :

a. UU Nomor 1/1945 (menganut sistem otonomi daerah rumah tangga formil).

b. UU Nomor 2/1948 (menganut otonomi dan mebedewind yang seluas-

luasnya).

c. UU Nomor 1/1957 (menganut otonomi rill yang seluas-luasnya)

d. UU Nomor 5/1974 (menganut otonomi daerah yang nyata dan bertanggung

jawab)

e. UU Nomr 22 /1999 (menganut otonomi daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab)

f. UU Nomor 32/2004 (menganut otonomi daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab).

C. TUJUAN OTONOMI DAERAH

Adapun tujuan utama dikeluarkannya atau diterapkannya otonomi daerah tahun

1999 adalah di satu pihak membebaskan pemerintah pusat dari beban-beban yang

tidak perlu dalam menangani urusan domestik, sehingga ia berkesempatan

mempelajari, memahami, merespon berbagai kecenderungan global dan mengambil

manfaat daripadanya.

Pada saat yang sama Pemerintah Pusat diharapkan lebih mampu berkonsentrasi

pada perumusan kebijakan makro (luas atau bersifat umum dan mendasar) yang

bersifat strategis. Di lain pihak, dengan desentralisasi daerah akan mengalami proses

pemberdayaan yang optimal.

Kemampuan prakarsa dan kreativitas pemerintah daerah akan terpacu, sehingga

kemampuan daerah dalam mengatasi berbagai masalah domestik atau daerah akan

semakin kuat.

Desentralisasi merupakan simbol atau tanda adanya kepercayaan pemerintah

pusat kepada daerah. Ini dengan sendirinya akan mengembalikan harga diri

pemerintah dan masyarakat daerah( Syaukani, Gaffar dan Rasyid , 2002 :172 ).

Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah :

a. Peningkatan pelayanan dari kesejahteraan masyarakat yang semakin baik

b. Pengembangan kehidupan demokrasi

c. Keadilan

Page 6: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

6

d. Pemerataan

e. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pemerintah Pusat dengan

Pemerintah Daerah serta antardaerah dalam rangka keutuhan NKRI.

f. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat

g. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta

masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi DPRD.

Dengan diberlakukan Undang-Undang nomor 32 dan 33 tahun 2004, kewenangan

pemerintah pusat didesentralisasikan ke daerah, ini mengandung makna, pemerintah pusat

tidak lagi mengurus kepentingan rumah tangga daerah-daerah. Kewenangan mengurus,

mengatur dan mengatur rumah tangga daerah diserahkan kepada masyarakat di daerah. Jadi

dari uraian ini dapat disimpulkan, bahwa pemerintah pusat hanya berperan sebagai

supervisor, pemantau, pengawas dan penilai.

Menurut Syakauni dan kawan-kawan, (2002 : 173-184) visi otonomi daerah dapat

dirumuskan dalam tiga ruang lingkup interaksinya yang utama, yaitu : Politik, Ekonomi

serta Sosial dan Budaya.

Di bidang politik, karena otonomi adalah buah dari kebijakan desentralisasi dan

dekonsentrasi, maka pelaksanaan otonomi harus dipahami sebagai proses untuk membuka

ruang bagi lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih secara demokratis,

memungkinkan berlangsungnya penyelenggaraan pemerintahan yang responsif terhadap

kepentingan masyarakat luas, dan memelihara suatu mekanisme pengambilan keputusan yang

taat pada asas pertanggungjawaban publik.

Gejala yang muncul dewasa ini, khususnya dalam pemilihan Kepala Daerah, baik

provinsi, kabupaten maupun kota begitu besar partisipasi masyarakat. Ini bisa dibuktikan dari

membanjirnya calon-calon Kepala Daerah dalam setiap pemilihan, baik di tingkat provinsi

maupun kabupaten atau kota. Bahkan yang berminat dan mendaftarkan diri untuk menjadi

bakal calon Kepala Pemerintahan Daerah, bukan hanya datang dari lapisan masyarakat

tertentu saja, tetapi juga datang dari berbagai lapisan, mulai dari Partai Politik, Pegawai

Pemda, Pegawai dari kantor lainnya, pegawai swasta, wiraswasta, bahkan ada juga dari unsur

abang becak dan lain-lain. Ini menandakan, bahwa kehidupan demokrasi di negara kita sudah

semakin terbuka dan berkembang dengan pesat.6

6 http://komunitasgurupkn.blogspot.com/2011/09/otonomi-daerah.html diakses pada 03 November 2014

Page 7: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

7

Di bidang ekonomi, otonomi daerah di satu pihak harus menjamin lancarnya

pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah, dan di pihak lain terbukanya peluang bagi

pemerintah daerah mengembangkan kebijakan regional dan lokal untuk

mengoptimalkan pendayagunaan potensi ekonomi di daerahnya.

Dalam konteks ini, otonomi daerah akan memungkinkan lahirnya berbagai prakarsa

pemerintah daerah untuk menawarkan fasilitas investasi, memudahkan proses perizinan

usaha, dan membangun berbagai infrastruktur yang menunjang perputaran ekonomi di

daerahnya. Dengan demikian otonomi daerah akan membawa masyarakat ke tingkat

kesejahteraan yang lebih tinggi dari waktu ke waktu.

Di bidang sosial budaya, otonomi daerah harus dikelola sebaik mungkin demi

menciptakan harmoni sosial, dan pada saat yang sama, juga memelihara nilai-nilai lokal

yang dipandang kondusif7 terhadap kemampuan masyarakat dalam merespon dinamika

kehidupan di sekitarnya.

D. PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH

Otonomi daerah diselenggarakan dengan tujuan tertentu. Agar otonomi daerah dapat

mencapai tujuan tersebut, maka dalam penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Pusat

menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Sedangkan

Pemerintah Daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan, sesuai dengan amanat

UUD pasal 18 ayat (2) ditegaskan bahwa “ Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten,

dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan”. Dengan demikian terdapat dua asas yang digunakan dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah yaitu asas otonomi dan tugas pembantuan.

Asas otonomi dalam ketentuan tersebut memiliki makna bahwa pelaksanaan urusan

pemerintahan oleh daerah dapat diselenggarakan secara langsung oleh pemerintahan daerah

itu sendiri. Sedangkan asas tugas pembantuan dimaksudkan bahwa pelaksanaan urusan

pemerintahan tersebut dapat dilaksanakan melalui penugasan oleh pemerintah provinsi ke

pemerintah kabupaten/kota dan desa atau penugasan dari pemerintah kabupaten/kota ke desa

(penjelasan UU RI No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah).

Berdasarkan uraian di atas, asas otonomi sering disebut asas desentralisasi. Apa yang

dimaksud desentralisasi? Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

Pemerintah (pusat) kepada Daerah Otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan

7 dukungan

Page 8: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

8

pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No.32 tahun 2004).

Perlu diingat bahwa sekalipun daerah diberi keleluasaan untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahannya sendiri, tetapi tetap berada dalam bingkai dan kedaulatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Artinya, pemerintah daerah berkewajiban untuk patuh dan

menghormati kewenangan yang dimiliki pemerintah pusat.

Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari pemerintah pusat

kepada Gubernur sebagai wakil pemerintahan dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah

tertentu. Asas yang kedua adalah tugas pembantuan yaitu penugasan dari Pemerintah (pusat)

kepada daerah dan/atau desa, dan dari pemerintah provinsi kepada kabupaten /kota dan/atau desa serta

dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Adapun prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut :

a. Digunakannya asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan;

b. Penyelenggaraan asas desntralisasi secara utuh dan bulat yang dilaksanakan di

Daerah Kabupaten dan Daerah Kota, dan

c. Asas tugas pembantuan yang dapat dilaksanakan di Daerah Pprovinsi, Daerah

Kabupaten; Daerah Kota, dan Desa.

Kewenangan otonomi luas adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan

pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali

: kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,

moneter8, dan fiskal9, agama serta kewenangan di bidang lainnya10 yang akan

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, termasuk kewenangan yang utuh

dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.

Selain ketiga asas diatas, ada sembilan asas lain yang menjadi pedoman

penyelenggaraan pemerintahan. Kesembilan asas tersebut disebut asas umum

penyelenggaraan negara, yaitu :

1. Asas kepastian hukum, maksudnya adapun yang dilakukan pemerintah pemerintah

daerah haruslah berdasarkan hukum yang berlaku.

2. Asas tertib penyelenggaranan negara, maksudnya penyelenggaraan pemerintah daerah

harus dilaksanakan sesuai dengan tertib administrasi negara.

3. Asas kepentingan umum, maksudnya apapun yang dilakukan oleh pemerintah daerah

haruslah untuk kepentingan umum.

8 keuangan 9 Berkenaan tentang urusan pajak atau pendapatan negara 10 Contoh kewenangan dibidang lainnya seperti sekarang sedang populernya kenaikan harga BBM, kenaikan

gaji PNS, dan sebagainya.

Page 9: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

9

4. Asas keterbukaan, maksudnya masyarakat harus tahu apa yang dilakukkan oleh

pemerintahnya dan tidak boleh ditutup-tutupi.

5. Asas proporsionalitas, maksudnya penyelenggaraan negara harus seimbang, tidak boleh

berat sebelah.

6. Asas profesionalitas, maksudnya penyelenggaraan pemerintah daerah harus dilakukan

oleh orang yang ahli dibidang masing-masing.

7. Asas akuntabilitas, maksudnya pemerintah harus bisa mempertanggung jawabkan

tindakannya kepada masyarakat.

8. Asas efisiensi, maksudnya penyelenggaraan pemerintah daerah harus bisa dijalankan

dengan baik tanpa menghabiskan waktu dan tenaga.

9. Asas efektivitas, maksudnya penyelenggaraan pemerintah daerah harus bekerja dengan

baik, sesuai dengan tujuan semula.

Dalam penyelenggaraan otonomi, daerah memiliki hak, yaitu :

a. Mengatur dn mengurus sendiri urusan pemerintahannya

b. Memilih pimpinan daerah

c. Mengelola aparatur daerah

d. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah

e. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya

lainnya yang berada di daerah.

f. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah

Selain memiliki hak, daerah juga memiliki kewajiban, yaitu :

a. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional, serta

keutuhan NKRI.

b. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

c. Mengembangkan kehidupan demokrasi

d. Mewujudkan keadilan dan pemerintahan

e. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan

f. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan

g. Menyediakan fasilitas umum sosial dan umum yang layak

h. Mengembangkan sistem jaminan sosial

i. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah

j. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah

Page 10: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

10

k. Melestarikan lingkungan hidup

l. Mengelola admininstrasi penduduk

m. Melestarikan nilai sosial budaya

n. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan

kewenangannya

o. Kewajiban lain yang di atur dalam peraturan perundang-undangan

Siapa yang melaksanakan otonomi daerah? Otonomi daerah dilaksanakan oleh

Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakialan Rakyat Daerah (DPRD).

E. KEWENANGAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

Dikeluarkannya kebijakan tentang pelaksanaan otonomi daerah membawa dampak pada

terjadinya berbagai perubahan kewenangan sebagaimana diatur dalam pasal 13 dan 14

Undang-undang RI nomor 32 tahun 2004. Adapun uraian rinci mengenai berbagai

kewenangan provinsi diatur dalam pasal 13 yang dapat diuraikan sebagai berikut :

(1) Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan dalam

skala provinsi yang meliputi :

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

d. Penyediaan sarana dan prasarana umum

e. Penanganan bidang kesehatan

f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial

g. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota

h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota

i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah termasuk lintas

kabupaten/kota

j. Pengendalian lingkungan hidup

k. Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota

l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil

m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan

n. Pelayanan administrasi penanaman modal, termasuk lintas kabupaten/kota

Page 11: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

11

o. penyelenggraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh

kabupaten/kota, dan

p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

(2) Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang

secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan

kondisi kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

Sementara itu uraian rinci mengenai berbagai kewenangan kabupaten/kota diatur dalam

pasal 14 yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat

4. Penyediaan sarana dan prasarana umum

5. Penanganan bidang kesehatan

6. Penyelenggaraan pendidikan

7. Penanggulangan masalah sosial

8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan

9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah

10. Pengendalian lingkungan hidup

11. Pelayanan pertanahan

12. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil

13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan

14. Pelayanan administrasi penanaman modal,

15. Penyelenggraan pelayanan dasar lainnya dan

16. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

F. SUSUNAN PEMERINTAH DAERAH

1. DPRD

DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana untuk

melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila. DPRD sebagai Badan Legislatif Daerah

berkedudukan sejajar dan menjadi mitra dari Pemerintah Daerah.

Dalam pasal 40 UU RI nomor 32 tahun 2004 dinyatakan, bahwa DPRD merupakan

lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan

Page 12: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

12

pemerintahan daerah. Sementara itu dalam pasal 41 dinyatakan, bahwa DPRD memiliki

fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan.

DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dalam kedudukannya seperti itu, DPRD memiliki

fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.

Fungsi legislasi berkaitan dengan pembentukan peraturan daerah, yang meliputi

pembahasan dan memberikan persetujuan terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda),

serta hak anggota DPRD mengajukan Rapenda. Fungsi anggaran berkaitan dengan

kewenangannya dalam hal anggaran daerah (APBD). Sedangkan fungsi pengawasan

berkaitan dengan mengontrol pelaksanaan Perda dan peraturan lainnya serta kebijakan

pemerintah daerah.

1.1 Tugas dan Wewenang DPRD

a. Membentuk Perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat persetujuan

bersama;

b. Membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama dengan Kepala

Daerah;

c. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-

undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah

dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerjasama internasional di

daerah;

d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/Wakil kepala daerah/wakil

kepala daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD Provinsi

dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi DPR kabupaten/kota;

e. Memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala

daerah;

f. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana

perjanjian internasional di daerah;

g. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang dilakukan

oleh pemerintah daerah;

h. Menerima laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah;

i. Membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah;

Page 13: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

13

j. Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan

pemilihan kepala daerah;

k. memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama antardaerah dan dengan pihak

ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.

1.2 Hak DPRD

DPRD juga mempunyai hak-hak sebagaimana diatur dalam Pasal 43 UU RI No. 32

Tahun 2004, yaitu hak interpelasi, angket dan hak menyatakan pendapat. Hak angket adalah

hak untuk melakukan penyelidikan yang dimiliki oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang

memutuskan bahwa pelaksanaan suatu undang-undang dalam kebijakan Pemerintah yang

berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, hak

interpelasi ialah hak anggota DPRD untuk anggota DPRD untuk meminta keterangan

keterangan atau pertanggungjawaban kepada Pemerintah Daerah mengenai kebijakannya

dalam suatu bidang.

2. Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah provinsi dipimpin oleh Gubernur, sedangkan pemerintah daerah

kabupaten/kota dipimpin oleh Bupati/Walikota. Gubernur/Bupati/Walikota yang biasa

disebut kepala daerah memiliki kedudukan yang sederajat dan seimbang dengan DPRD

masing-masing daerah.

2.1. Tugas dan Wewenang Pemerintah Daerah

a) Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan

bersama DPRD;

b) Mengajukan rancangan Perda;

c) Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;

d) Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas

dan ditetapkan bersama;

e) Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;

f) Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum

untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

g) Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 14: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

14

3. PERMASALAHAN OTONOMI DAERAH DI DAERAH

Perubahan regulasi yang terlalu sering dilakukan tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa konsepsi otonomi daerah yang dilaksanakan bukan hanya sedang mengikuti

perkembangan yang terjadi di masyarakat, melainkan pada dasarnya memang belum komprehensif dan masih mencari bentuk yang paling tepat. Faktanya saat ini kita masih membahas persoalan mekanisme pemilihan Gubernur yang rencananya akan dikembalikan

dari pemilihan langsung menjadi pemilihan tidak langsung atau melalui lembaga perwakilan rakyat daerah. Artinya regulasi yang telah ditetapkan melalui undang-undang pemerintahan

daerah akan diubah kembali ke bentuk semula.11

Selain itu, terdapat permasalahan lain, yang dapat membuat pemerintah daerah bimbang dalam membuat keputusan, yaitu lambatnya penetapan peraturan pelaksana atas undang-undang. Salah satu contohnya adalah lambatnya penetapan peraturan pemerintah tentang

tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan terbatas. Peraturan pemerintah tersebut baru disahkan pada tahun 2012 padahal Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas yang telah

memerintahkan pembentukan pemerintah tersebut telah disahkan sejak tahun 2007. Butuh waktu sekitar 5 tahun untuk menyusun peraturan pemerintah yang semestinya dapat segera ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah untuk menyusun peraturan daerah.

Peraturan serupa yang memiliki gejala yang hampir sama adalah Undang-Undang

tentang Kesehatan yang telah ditetapkan pada tahun 2009. Hingga saat ini pemerintah belum menetapkan seluruh peraturan pelaksana yang telah diperintahkan oleh undang-undang

tersebut. Diantaranya adalah kewajiban bagi daerah untuk mengalokasikan anggaran minimal sebesar 10% dari APBD untuk kesehatan

Selanjutnya adalah pelaksanaan otonomi daerah dan permasalahannya di daerah. Daerah juga hingga saat ini dianggap belum siap dalam melaksanakan otonomi daerah. Salah satu

indikasinya adalah lemahnya kemampuan daerah dalam menyusun peraturan daerah yang sesuai dengan ketentuan. Sejumlah peraturan daerah telah dianulir oleh Kementerian Dalam

Negeri karena dianggap tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan berpotensi menghambat laju pertumbuhan ekonomi daerah.

Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah merebaknya kasus korupsi di daerah.

Masyarakat luas bisa melihat sendiri melalui media massa sejumlah kepala daerah dan pejabatnya yang menjadi tersangka kasus korupsi. Ini membuktikan bahwa Otonomi daerah masih menjadi ‘pekerjaan rumah’ bagi kita semua.

11 http://otonomidaerah.com/otonomi -daerah-dan-permasalahannya di akses pada 03 November 2014

Page 15: Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus

15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan :

1. Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Menurut UU nomor 32 tahun 2004, terdapat beberapa istilah dalam pelaksanaan

otonomi daerah, yaitu : Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, DPRD,

Desentralisas, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, Otonomi daerah, Daerah

otonom, Wilayah Administrasi, Instansi vertikal, Pejabat yang berwenang,

Kecamatan, Kelurahan, dan Desa.

3. Terdapat dua asas yang digunakan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yaitu

asas otonomi dan tugas pembantuan.

4. Susunan pemerintah daerah terdiri atas DPRD dan Kepala Pemerintah Daerah.

5. Otonomi daerah masih memiliki banyak kekurangan, seperti lambatnya tanggapan

Pemerintah Pusat tentang UU Daerah (Qanun), banyaknya pejabat daerah yang

terlibat korupsi.

6. Tujuan dibentuknya Otonomi Daerah ialah untuk membebaskan pemerintah pusat dari

beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan domestik, sehingga ia

berkesempatan mempelajari, memahami, merespon berbagai kecenderungan global

dan mengambil manfaat daripadanya.