Makalah Gue Nih

28
MAKALAH BAHAYA ROKOK BAGI KESEHATAN TUBUH MANUSIA BLOK 1 Pratama Satrio Wibowo 1361050187 FAKULTAS KEDOKTERAN

description

fk

Transcript of Makalah Gue Nih

Page 1: Makalah Gue Nih

MAKALAH

BAHAYA ROKOK BAGI KESEHATAN TUBUH MANUSIA

BLOK 1

Pratama Satrio Wibowo

1361050187

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

Page 2: Makalah Gue Nih

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kelimpahan

Rahmat,Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk

maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini bertujuan untuk membahas dan menjelaskan bahayanya rokok pada

tubuh manusia dari definisi sampai ke upaya yang nantinya akan di jelaskan di

isi makalah ini berserta kesimpulannya.

Jakarta, 17 Februari 2015

Pratama Satrio Wibowo

Page 3: Makalah Gue Nih

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

E. Tinjauan Pustaka

BAB 2 : ISI

A. Definisi

B. Kandungan Rokok

C. Epidemiologi

D. Faktor Pendorong Seseorang Merokok

E. Dampak Perokok Aktif

F. Dampak Perokok Pasif

G. Upaya Pencegahan

BAB 3 : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Gue Nih

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merokok merupakan salah satu kekhawatiran terbesar yang dihadapi dunia kesehatan

karena menyebabkan hampir 6 juta orang meninggal dalam setahun. Lebih dari 5 juta orang

meninggal karena menghisap langsung rokok, sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

karena terpapar asap rokok (WHO, 2013). Indonesia merupakan salah satu negara dengan

prevalensi perokok yang terbesar di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO),

pada tahun 2012 persentase prevalensi perokok pria yaitu 67% jauh lebih besar daripada

perokok wanita yaitu 2,7%. Diantara para perokok tersebut terdapat 56,7% pria dan 1,8%

wanita merokok setiap hari. Terdapat gap yang besar antara jumlah perokok dewasa pria dan

perokok wanita yang merokok setiap hari (OECD, 2013). Diperkirakan sebanyak seperempat

perokok aktif akan meninggal pada usia 25-69 tahun dan mereka kehilangan angka harapan

hidup sekitar 20 tahun (Gajalakshmi dkk., 2003).

Pada tahun 2005, WHO memulai program World Health Organization Framework

Convention on Tobacco Control (WHO FCTC) yang bertugas untuk mengidentifikasi

kerugian yang diakibatkan oleh aktivitas merokok dan hal yang terkait dengan upaya

pencegahan. Pada tahun 2008, WHO mengidentifikasi 6 elemen pengendalian rokok yang

dikenal dengan MPOWER yang merupakan 2 singkatan dari Monitoring, Protecting,

Offering, Warning, Enforcing dan Raising. Hingga saat ini Indonesia belum menandatangani

WHO FCTC sehingga masalah pengendalian rokok di Indonesia masih belum tertangani

dengan baik karena tidak adanya program pendampingan dalam pengendalian rokok.

Keinginan seseorang untuk merokok disebabkan karena beberapa hal. Selain untuk

memberikan image danmelepas penat, mengurangi stres juga menjadi penyebabnya. Faktor

sosiodemografi yang terdiri dari berbagai hal juga dapat menjadi pencetus untuk merokok

(Ǒncel dkk., 2011; Nazary dkk., 2010; Rozi dkk., 2007). Klaster atau jenis pendidikan

mempunyai hubungan dengan status merokok (Chatterjee dkk., 2011). Memperoleh

pengetahuan akan dampak serta bahaya merokok dapat mempengaruhi persepsi seseorang

dalam mengambil tindakan dalam memandang kebiasaan merokok. Seseorang yang

mempunyai latar belakang pendidikan kesehatan cenderung untuk tidak merokok

(Alexopoulos dkk., 2010; Chatterjee dkk., 2011). Aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari

Page 5: Makalah Gue Nih

memiliki hubungan dengan status merokok (Alexopoulos dkk., 2010). Begitu pula dengan

riwayat merokok orang tua. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Alexopoulos dkk. (2010)

bahwa memiliki orang tua yang merokok akan cenderung membuat seseorang untuk merokok

terutama apabila yang merokok adalah ibu.

Angka jumlah perokok pada kelompok dewasa muda meningkat setiap tahunnya

(CDC, 1999). Data Global Youth Tobacco Survey (GTYS) (2009) mendapatkan bahwa

persentase anak-anak usia 13-15 tahun yang merokok di Indonesia mencapai 20,3%.

Alexopoulos dkk. (2010) menyatakan bahwa 3 merokok pada usia dini merupakan masalah

yang serius dan akan sulit untuk dikendalikan sehingga perlu penanganan khusus dan segera

agar angka perokok dewasa dapat ditekan. Hingga saat ini belum tersedia data jumlah

perokok di kalangan mahasiswa. Data terbaru di Indonesia menurut Global Health

Professions Student Survey (GHPSS) (2006) menunjukkan bahwa mahasiswa klaster

kesehatan di Indonesia yangmerokok sebanyak 8,6%. Tidak menutup kemungkinan bahwa

saat ini jumlah perokok dewasa muda pada kelompok mahasiswa maupun non-mahasiswa

semakin bertambah. Peningkatan tersebut dapat terjadi disebabkan oleh peningkatan jumlah

perokok pada kelompok pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas

(USDHHS, 2000). Pemasaran industri rokok yang menargetkan penduduk dewasa muda (18-

24 tahun) sebagai target konsumen utama juga memegang peranan dalam peningkatan angka

ini (Weschler, 2001). Mudahnya seseorang yang berumur kurang dari 18 tahun mendapatkan

rokok karena tidak adanya regulasi yang ketat juga memegang peran dalam peningkatan

jumlah perokok pada dewasa muda (Alexopoulos dkk., 2010). Sebanyak 59% penjual rokok

tidak memerdulikan konsumen rokok yang masih termasuk kelompok anak-anak (13-15

tahun) dan tetap menjualnya (GYTS, 2009).

Kualitas hidup seseorang dipengaruhi oleh berbagai macam kebiasaan. Dintaranya

dapat dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi, status merokok dan perilaku merokok. Faktor

sosiodemografi yang memiliki hubungan dengan kualitas hidup, dua diantaranya adalah

klaster atau jenis pendidikan dan kebiasaan 4 olahraga. Klaster pendidikan memiliki

hubungan dengan kualitas hidup (Pekmezovic dkk., 2011; Zhang dkk., 2012). Seseorang

yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan memiliki kualitas hidup yang lebih baik

(Zhang dkk., 2012). Kebiasaan olahraga atau aktivitas fisik juga memiliki hubungan dengan

kualitas hidup (Pekmezovic dkk., 2011; Sabbah dkk., 2013; Zhang dkk., 2012). Sebuah

penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa perokok memiliki kualitas hidup lebih

buruk daripada nonperokok (Strine dkk., 2005). Pada penelitian di Massachusetts, orang-

orang yang berhenti merokok selama penelitian memiliki skor kualitas hidup yang lebih baik,

Page 6: Makalah Gue Nih

terutama pada ranah kesehatan mental, energi dan vitalitas, serta kesehatan secara umum

(Mitra dkk., 2004). Bagi perokok, jumlah rokok yang dikonsumsi dalam sehari memiliki

hubungan dengan kualitas hidup (Bedmar dkk., 2009; Vogl dkk., 2012). Sebuah penelitian di

Inggris menyatakan bahwa semakin banyak rokok yang dikonsumsi dalam sehari maka akan

semakin buruk pula kualitas hidup (Vogl dkk., 2012). Sebagai salah satu instrumen

pengukuran kualitas hidup, WHOQOL-BREF telah digunakan dalam beberapa penelitian

yang menggunakan responden mahasiswa (Li dkk., 2009; Zhang dkk., 2012). Menurut Zhang

dkk. (2012) yang meneliti kualitas hidup mahasiswa dengan gender menggunakan

WHOQOL- BREF menyatakan bahwa domain psikologi dan domain sosial dari kualitas

hidup lah yang berpengaruh terhadap mahasiswa. Penggunaan instrumen tersebut dalam

Penelitian yang terkait dengan kebiasaan merokok belum banyak dilakukan, terutama

pengunaannya pada kalangan muda yang berstatus mahasiswa. 5 Universitas Gadjah Mada

merupakan salah satu perguruan tinggi tertua di Indonesia yang terletak di Kampus

Bulaksumur Yogyakarta. Saat ini sudah terdapat 18 Fakultas, 1 sekolah Pascasarjana dan 1

sekolah Vokasi. Jumlah mahasiswa pada tahun 2012 sebanyak 51,796 orang yang berpotensi

sebagai perokok aktif dan pasif yang cukup besar (UGM, 2013).Sayangnya belum ada

peraturan pengendalian rokok denganpenegakan hukum yang jelas di wilayah kampus.

Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian fakultas mengijinkan mahasiswa merokok di

lingkungan kampus. Dampak buruk rokok ini dapat dirasakan langsung maupun tidak

langsung oleh para mahasiswa. Penelitian untuk mengukur kualitas hidup berdasarkan

sosiodemografi dan status merokok dengan instrumen WHOQOL BREF diperlukan untuk

memberikan informasi kepada pembuat kebijakan kampus agar wilayah kampus Universitas

Gadjah Mada bebas dari asap rokok sehingga staff pendidikan maupun kependidikan serta

mahasiswa dapat menjalani hidup dengan lebih sehat.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat disusun rumusan

masalah pada kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran variabel sosiodemografi (klaster, kebiasaan olahraga dan riwayat

merokok orang tua), status merokok, perilaku merokok dan kualitas hidup pada domain

fisik, domain psikologi, domain sosial dan domain lingkungan mahasiswa.

2. Bagaimana hubungan variabel sosiodemografi (klaster, kebiasaan olahraga dan riwayat

merokok orang tua) dengan status merokok mahasiswa.

Page 7: Makalah Gue Nih

3. Bagaimana hubungan variabel sosiodemografi (klaster dan kebiasaan olahraga) dengan

kualitas hidupmahasiswa.

4. Bagaimana hubungan status merokokdengan kualitas hidup mahasiswa.

5. Bagaimana hubungan perilaku merokokdengan kualitas hidup mahasiswa.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada dengan

tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran variabel sosiodemografi (klaster, kebiasaan olahraga dan riwayat

merokok orang tua), status merokok, perilaku merokokdan kualitas hidup pada domain

fisik,domain psikologi, domain sosial dan domain lingkungan mahasiswa.

2. Mengetahui hubungan variabel sosiodemografi (klaster, kebiasaan olahraga dan riwayat

merokok orang tua) dengan status merokok mahasiswa.

3. Mengetahui hubungan variabel sosiodemografi (klaster dan kebiasaan olahraga) dengan

kualitas hidup mahasiswa.

4. Mengetahui hubungan status merokokdengan kualitas hidup mahasiswa.

5. Mengetahui hubungan perilaku merokokdengan kualitas hidup mahasiswa.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

7 Penelitian ini sebagai penambah wawasan, pengetahuan ilmiah, serta informasi terkait

dengan kualitas hidup kelompok mahasiswa

2. Bagi Pembuat kebijakan di Universitas

khususnya Universitas Gadjah Mada Hasil penelitian ini dapat menyediakan informasi

terbaru bagi pembuat kebijakan di Universitas terkait kebijakan pengendalian rokok di

lingkungan kampus.

3. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terbaru mengenai dampak

merokok terhadap kualitas hidup mahasiswa, khususnya di Universitas Gadjah Mada.

Dengan adanya informasi ini maka mahasiswa diharapkan dapat ikut serta mendukung

kebijakan kampus bebas asap rokok dan menjaga perilaku merokok di dalam

bermasyarakat.

4. Bagi Penelitian lain

Page 8: Makalah Gue Nih

Hasil penelitian ini diharapakn dapat menjadi referensi penelitian sosiodemografi dan

status merokok dalam hubungan dengan kualitas hidup di kalangan mahasiswa.

E. Tinjauan Pustaka

Tembakau merupakan tanaman yang mengakibatkan kecanduan yang mengandung

nikotin, zat karsinogen dan zat toksik. Ketika diubah menjadi suatu produk yang di desain

untuk melepaskan nikotin secara efisien maka zat toksik bertanggung jawab dalam

menyebabkan berbagai macam penyakit (WHO, 2006). Menurut PP No. 109 tahun 2012,

definisi rokok adalah salah satu produk

Page 9: Makalah Gue Nih

BAB II

ISI

A. Definisi

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan

(Organisasi, 2007). Rokok (tembakau) termasuk bahan atau zat adiktif sifatnya yaitu

menimbulkan ketagihan dan kecanduan (Hawari, 2004). Perilaku merokok adalah aktivitas

seseorang yang merupakan respons orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu

faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara

langsung.

B. Kandungan Rokok

1. Nikotin

Rokok mengandung nikotin yang sangat tinggi. Zat nikotin dalam rokok berasal

dari tembakau. Nikotin dapat mengakibatkan kanker serta merusak struktur DNA.

Nikotin yang terbawa melalui peredaran darah hanya membutuhkan waktu 7 detik

untuk sampai ke organ jantung. Bahaya nikotin dapat meningkatkan resiko serangan

jantung. Zat racun ini mampu membuat pembuluh arteri mengeras, serta

menimbulkan penumpukan lemak di saluran arteri pada jantung, akibatnya darah tidak

terpompa secara baik melalui jantung. Gangguan ini memicu terjadinya serangan

jantung pada perokok. Ditambah lagi zat ini secara cepat akan meningkatkan denyut

jantung segera setelah ia masuk ke dalam tubuh, maka terjadilah gangguan pada organ

ini, antara lain aritmia atau gangguan irama jantung. Sementara pada paru-paru,

nikotin berpotensi besar menimbulkan gangguan bahkan kerusakan sel yang memicu

terjadinya kanker paru.

2. Benzene

Benzena adalah salah satu komponen dalam minyak bumi, dan merupakan salah

satu bahan petrokimia yang paling dasar serta pelarut yang penting dalam dunia

industri.Benzena juga bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet

Page 10: Makalah Gue Nih

buatan, dan pewarna. Bahkan kandungan benzene adalah karsinogen yang dapat

mengakibatkan kanker darah.

3. Arsenik

Arsenik adalah logam yang bisa meracuni darah, Ini adalah bahan metaloid yang

terkenal beracun. Arsenik dan senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida,

insektisida.. Kemampuan sel untuk memperbarui diri dapat tergganggu karena

akumulasi arsenik. Akumulasi : pengupulan atau penimbunan

4. Tar

Tar yang sifatnya karsinogenik timbul ketika rokok dibakar. Tar bisa menyebabkan

beraneka ragam penyakit seperti kanker, impotensi, penyakit jantung, penyakit darah,

bronkitis kronik, enfisema serta gangguan kehamilan dan janin. Dalam bentuk padat,

tar berwarna cokelat, lengket dan mudah menempel. Penyebab  gigi seorang perokok

menjadi cokelat. Bayangkan noda lengket  itu menetap ke jaringan merah halus dari

paru-paru. Tar dapat hadir dalam semua rokok karena rokok dibakar, dan hisapan

terakhir mengandung tar sebanyak dua kali lipat dibandingkan hisapan rokok pertama

kali dibakar. Tar dalam asap rokok melumpuhkan silia di paru-paru, dan berkontribusi

terhadap penyakit paru-paru seperti emfisema, kronis bronkitis, dan kanker paru-paru

5. Formaldehida

Formaldehida merupakan bahan kimia yang berfungsi untuk mengawetkan mayat.

Nah, zat berbahaya ini bahkan terdapat pada rokok.

6. Aseton

Aseton merupakan bahan kimia yang terdapat pada penghilang cat kuku. Rokok juga

memiliki kandungan aseton. Berbahaya jika zat aseton masuk melewati saluran udara

serta bersemayam di paru-paru.

7. Karbon Monoksida

5% dari asap rokok merupakan karbon monoksida. Karbon monoksida adalah gas

beracun yang bisa menempel pada sel darah merah serta mengganggu pengangkutan

oksigen dalam darah sehingga menimbulkan kerusakan pada paru-paru serta

berpotensi menyebabkan penyakit koroner.

8. Amonia

Page 11: Makalah Gue Nih

Aroma amonia bisanya tercium pada pembersih toilet. Bahan kimia ini dapat

mengakibatkan rasa pusing tatapi menyebabkan kebiasaan merokok menjadi sangat

candu.

9. Kadmium

Kadmium merupakan satu diantara logam-logam bahan untuk membuat baterai. Bagi

orang yang merokok, zat kadmiun yang terhirup akan tersimpan di lapisan ginjal

sehingga dapat mengakibatkan kerusakan ginjal.

10. Nitrogen Oksida

Pabrik dan mobil menghasilkan polutan udara berupa nitrogen oksida. Zat ini juga

terkandung dalam asap rokok. Gas beracun ini bisa mengakibatkan radang paru-paru.

11. Kromium

Kromium adalah logam yang terbukti mengakibatkan kanker. Kromium menempel

pada DNA serta merusaknya, sehingga membuat zat kromium lebih berbahaya untuk

kesehatan.

12. Naftalena

Naftalena adalah bahan kapur barus yang berfungsi untuk mengusir serangga ataupun

tikus dari pakaian. Bahkan rokok juga mengandung bahan berbahaya ini. Betapa

berbahayanya menghisap bahan kapur barus dari mulut.

13. Hidrogen Sianida

Masyarakat umum telah mengetahui kalau sianida merupakan racun paling cepat di

dunia. Jika dikombinasikan dengan hidrogen, zat kimia ini mampu membuat rusak

silia di saluran bronkial serta paru-paru. Sebenarnya manfaat rambut halus seperti silia

mampu mengeluarkan racun dalam udara yang dihirup.

14. Timbal

Timbal juga merupakan karsinogen. Kenaikan kadar timbal pada darah bisa

mengakibatkan keracunan, terlebih lagi bisa mengakibatkan kematian.

3 Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok

1. Pengaruh orang lain, terutama orang tua dan orang lain yang dikagumi seperti orang

yang berada di iklan rokok. Meskipun anak-anak menyadari bahaya merokok,

pengaruh orang tua perokok sangat kuat.

2. Tekanan kelompok sebaya, supaya diterima di dalam kelompok, anak-anak belasan

tahun sering merokok karena teman-temannya juga merokok.

Page 12: Makalah Gue Nih

3. Keinginan untuk menyesuaikan diri, kebanyakan orang tidak suka berbeda dari orang

lain, terutama pada orang  muda.

4. Kedewasaan, merokok dianggap sebagai kebiasaan orang dewasa, jadi anak-anak

belasan tahun mencoba membuktikan kedewasaan dan kebebasan mereka dengan

merokok.

5. Keinginan untuk mencoba, orang muda belasan tahun ingin mencoba sendiri, ingin

bergembira dan melakukan sesuatu yang lain ( Hardinge dan Shryock, 2001).

C. Epidemiologi

Konsumsi Rokok Hampir 1 juta milyar laki-laki di dunia merokok, sekitar 35% dari

mereka berada di negara maju dan 50% berada di negara berkembang. Sekitar 250 juta

perempuan di dunia merupakan perokok. Sekitar 22% dari perempuan tersebut berada di

negara maju dan 9% berada di negara berkembang. Rendahnya tingkat konsumsi

tembakau pada perempuan di seluruh dunia tidak mencerminkan kesadaran akan

kesehatan, namun lebih kepada tradisi sosial dan rendahnya sumber ekonomi pada

perempuan. Jumlah perokok di dunia akan terus bertambah terutama karena terjadi

pertambahan jumlah populasi. Pada tahun 2030 akan ada sekitar 2 milyar orang di dunia.

Meskipun angka prevalensi ini salah, jumlah perokok akan tetap meningkat. Konsumsi

tembakau telah mencapai proporsi epidemik global (Mackay & Eriksen, 2002). Indonesia

adalah salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia. Secara nasional, konsumsi

rokok di Indonesia pada tahun 2002 berjumlah 182 milyar batang yang merupakan urutan

ke-5 diantara 10 negara di dunia dengan konsumsi tertinggi pada tahun yang sama

(Depkes RI, 2004). Konsumsi rokok di Indonesia meningkat 7 kali lipat selama periode

1970-2000 dari 33 milyar batang pada tahun 1970 menjadi 217 milyar batang pada tahun

2000. Antara tahun 1970 dan 1980 konsumsi meningkat sebesar 159%, yaitu dari 33

milyar batang menjadi 84 milyar batang. Antara tahun 1990 dan 2000 peningkatan lebih

jauh sebesar 54% terjadi dalam konsumsi tembakau walaupun terjadi krisis ekonomi.

Prevalensi merokok di kalangan dewasa meningkat menjadi 31,5% pada tahun 2001 dari

26,9% pada tahun 1995 (Depkes RI, 2003). Prevalensi merokok penduduk usia 15 tahun

ke atas adalah 31,5 %, lebih tinggi dibandingkan tahun 1995 yang sebesar 26,9%.

Prevalensi ini berbeda menurut jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, kelompok umur,

tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan. Prevalensi merokok dewasa (umur 15 tahun

Universitas Sumatera Utarake atas) pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan

prevalensi pada perempuan. Pada tahun 2001, prevalensi merokok pada laki-laki sebesar

Page 13: Makalah Gue Nih

62,2% dan perempuan sebesar 1,3%. Penduduk yang tinggal di pedesaan mempunyai

prevalensi merokok yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tinggal di perkotaan.

Prevalensi merokok di pedesaan adalah sebesar 34% dan di perkotaan sebesar 28,2%.

Prevalensi merokok laki-laki umur 15 tahun ke atas yang tinggal di desa adalah sebesar

67% dan yang tinggal di kota 56,1% sedangkan prevalensi wanita umur 15 tahun ke atas

di desa 1,5% dan di kota 1,1%. Di tingkat provinsi, angka tertinggi laki-laki yang merokok

adalah di Gorontalo (69%) dibandingkan Bali (45,7%). Prevalensi merokok wanita

meningkat menjadi lebih dari dua kali lipat antara tahun 1995 dan 2001 di Papua,

Kalimantan timur, Jawa Tengah, dan Bali, meskipun secara menyeluruh prevalensinya

masih tetap sangat rendah (Depkes RI, 2004). Menurut Surkesnas (2004), hasil Survei

Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2004 menunjukkan bahwa perokok umur ≥ 1 5 tahun

di Ind onesia sebesar 35%, kisaran menurut provinsi terendah di Nanggroe Aceh

Darussalam (24%) dan tertinggi di Maluku Utara (42%), persentase di atas rata-rata angka

nasional meliputi 13 provinsi. Perokok laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan (63%

dibanding 4,5%). Sebanyak 63% perokok yang merokok ≥ 10 batang per hari, kisaran

menurut provinsi terendah di Maluku (22%) dan tertinggi di Sumatera Utara (84%).

D. Faktor Pendorong Seseorang Merokok

A. Faktor Lingkungan

Situasi dan kondisi yang dialami oleh seseorang sejak lahir, masa kanak-kanak hingga

masa dewasa baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitarnya akan

memberikan pengaruh yang berbeda pada perkembangan masing-masing.

Internal

Rasa Ingin tahu

seseorang merokok karena rasa ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa

sakit fisik atau jiwa untuk membebaskan diri dari kebosanan. Karena

seseorang tersebut mendapatkan gambaran mengenai merokok dengan cara

mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan. Hal ini dapat menimbulkan minat

untuk merokok sehingga ia meneruskan untuk mencoba-coba merokok.

Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif

Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif.

Misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat.

Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi sehingga

terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.

Page 14: Makalah Gue Nih

Anticipatory beliefs, yaitu anggapan bahwa jika memakai narkoba, orang akan

menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode, dsb.

Reliefing beliefs, untuk menghilangkan kekecewaan.

Eksternal

Pengaruh orang tua

Salah satu temuan seseorang merokok adalah mungkin karna berasal dr rmah

tangga yg tdak bahagia, dmna org tua tidak begitu memperhatikan anak-

anaknya sehingga lebih mudah untuk meerokok dibanding anak2 yg berasal dr

lingkungan keluarga yg bahagia.

Pengaruh Teman

Disini dapat kita lihat, biasanya semakin banyak orang merokok maka semakin

banyak kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian

sebaliknya.Dorongan dari teman yang mendesak remaja untuk merokok atau

kalau tidak merokok dianggap tidak solider dengan lingkungan sosialnya.

E. Dampak Perokok Aktif

1. Rambut bau dan kotor

2. Efek terhadap otak dan kejiwaan, stroke, ketagihan dan kecemasan

3. Mata berair, kebutaan dan katarak

4. Penurunan indera penciuman dan mudah flu

5. Merusak dan mengotori gigi, kanker mulut, tenggorokan, laring, dan bau mulut

6. Kulit keriput dan cepat rusak

7. Kanker esofagus

8. Gangguan sirkulasi darah di lengan hingga tangan

9. Kanker paru (90%), Penyakit Paru Obstruktif Kronik atau PPOK (75%), Asthma

10. Penyumbatan arteri jantung (jantung ischemia – 25%), serangan jantung

11. Kanker hati

12. Kanker darah (leukemia) dan gangguan ginjal

13. Radang usus, kanker usus, dan pankreas

14. Osteoporosis , patah tulang punggung, patah tulang pinggul

15. Sakit menstruasi, menopause dini

16. Kanker serviks, infertilitas pada perempuan

17. Infertilitas dan impotensi pada laki-laki

Page 15: Makalah Gue Nih

18. Luka sukar sembuh, Diabetes Mellitus, gangren dan gangguan sirkulasi darah pada

kaki

19. Penurunan sistem kekebalan tubuh

F. Dampak Perokok Pasif

Perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya perokok

pasif 3 kali lipat dari perokok aktif. Dokter budhi antariksa, spesialis paru dari rmah sakit

royal taruma mengatakan, sebanyak 25% zat berbahaya yg terkandung dlm rokok masuk

ke tubuh perokok sedangkan 75%persennya beredar diudara bebas yg berisiko masuk ke

tubuh org disekitarnya.

Konsentrasi zat berbahaya didalam tubuh perokok pasif lebih besar karna racun yg

terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam

tubuh perokok aktif telfilter melalui ujung rokok yg dihisap. Namun konsentrasi racun

perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yg ia

hembuskan.

Pada dewasa:

1. Efek terhadap Otak dan Kejiwaan, Stroke

2. Rambut berbau tidak sedap

3. Mata berair, kebutaan

4. Iritasi hidung

5. Kanker paru , Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Asthma, Emphysema

6. Penyumbatan Pembuluh Arteri, Serangan jantung, Angina

7. Pada wanita hamil; Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), keguguran spontan, lahir mati,

komplikasi saat melahirkan.

Pada Anak-anak:

1. Rambut berbau tidak sedap

2. Berhubungan dengan tumor otak, yang berefek jangka panjang, dan berpengaruh

terhadap kejiwaan

3. Mata berair, kebutaan

4. Otitis Media Kronik

5. Pneumonia, Asthma, gejala saluran pernafasan kronik, dan penurunan fungsi paru

6. Menurunnya penyerapan oksigen

7. Meningkatnya penyerapan nikotin

8. Berhubungan dengan limfoma (kanker kelenjar getah bening)

Page 16: Makalah Gue Nih

F. Upaya Pencegahan

1. Pemerintah

• PP no 109 Tahun 2012 akan diberlakukan mulai tahun 2014

• Mencakup: Kewajiban produsen rokok mencantumkan graphic warnings dengan

40% dari luas permukaan kemasan

• Pelarangan iklan rokok di semua media

• Larangan khusus iklan rokok di media cetak

• Pembatasan iklan rokok dalam bentuk baliho, dengan melarang iklan di jalan

protokol, kawasan tanpa rokok, dan ukuran baliho maksimal 72 meter persegi

"Dalam hal pencegahan, upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan

menjauhkan anak dari akses rokok, perlindungan dari sasaran pemasaran industri

rokok (dengan pelarangan iklan, promosi dan sponsor rokok), pemberian informasi

yang benar tentang bahaya rokok (edukasi, peringatan kesehatan bergambar) dan

perlindungan dari terpapar asap rokok, jelas Tjandra.

Lebih lanjut, Prof. Tjandra menerangkan bahwa Pemerintah telah menyusun

Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengamanan Produk Tembakau

sebagai zat adiktif bagi Kesehatan.

Selanjutnya, hal-hal yang diatur dalam RPP tentang Pengamanan Produk Tembakau

sebagai Zat Adiktif bagi Kesehatan, yaitu: Pencantuman peringatan bahaya

kesehatan berupa gambar dan tulisan sebesar 40% pada masing-masing sisi depan

dan belakang pada bungkus rokok; Larangan pencantuman informasi yang

menyesatkan, termasuk kata light, ultralight, mild, extra mild, low tar, slim, full

flavor dan sejenisnya; Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), termasuk ketentuan

bahwa tempat khusus untuk merokok di tempat kerja dan tempat umum, harus

merupakan terbuka dan berhubungan langsung dengan udara luar; Larangan iklan,

promosi dan sponsorship; serta pengendalian iklan produk tembakau dan iklan di

media penyiaran, karena berbagai studi yang menunjukkan sasaran iklan adalah

anak-anak dan remaja.

"Hingga saat ini sekitar 76 Kabupaten/Kota yang telah diadvokasi. beberapa

diantara Kabupaten/Kota tersebut telah menyampaikan keinginannya untuk

mengembangkan kebijakan terkait pengembangan KTR. Saat ini tercatat sudah

sekitar 32 Kabupaten/Kota memiliki kebijakan KTR, serta 3 Provinsi DKI Jakarta,

Bali, dan Sumatera Barat", kata Tjandra.

Page 17: Makalah Gue Nih

2. Diri sendiri

Bisa menahan diri untuk tidak mengonsumsi rokok, mendekatkan diri kepada

keluarga.

Page 18: Makalah Gue Nih

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rokok sangat berbahaya bagi tubuh manusia karena di dalam rokok terdapat kandungan

zat – zat yang berbahaya seperti nikotin, karbon monoksida, dan tar.

B. Saran

Disarankan kepada seluruh masyarakat agar menjauhi rokok, karena rokok mengandung

zat berbahaya bukan hanya bagi tubuh kita sendiri melainkan juga untuk orang-orang

disekitar kita.

Page 19: Makalah Gue Nih

DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, A.M. Data dan Situasi Rokok (cigarette) Indonesia Terbaru. [online]2011. [citied 2014 Februari 10] Avalible from:http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=143:data-dan-situasi-rokok-cigarette-indonesia-terbaru&catid=40:data&Itemid=54.

Anonymous. Rokok. 1 Februari 2012. <http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok> (5 FEBRUARI 2012).

http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=27687957Rokok. http://id.wikipedia.org./wiki/Rokok Diunduh 13 Januari 2011