makalah greenpeace nuklir

26
KETERLIBATAN Non-Government Organitation DALAM MENGENDALIKAN PENGGUNAAN NUKLIR SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DUNIA TERKAIT ISU LINGKUNGAN GLOBAL Oleh: Bernadette Aderi P, 1006694321 Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hubungan Internasional B Universitas Indonesia, Depok

Transcript of makalah greenpeace nuklir

Page 1: makalah greenpeace nuklir

KETERLIBATAN Non-Government Organitation

DALAM MENGENDALIKAN PENGGUNAAN NUKLIR

SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DUNIA

TERKAIT ISU LINGKUNGAN GLOBAL

Oleh:

Bernadette Aderi P, 1006694321

Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hubungan Internasional B

Universitas Indonesia, Depok

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

2011

Page 2: makalah greenpeace nuklir

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan energi dunia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.1 Sektor

industri sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi merupakan pasar terbesar pengguna energi

suatu negara. Kecenderungan terus melonjaknya permintaan energi dunia tidak dapat

terbantahkan. Tidak hanya untuk negara maju yang terus mempertahankan produksinya,

sektor energi negara berkembang disisi lain mulai muncul untuk berusaha mengimbangi

bahkan melampau kekuatan pasar yang telah ada. Munculnya India sebagai kekuatan baru

Asia abad ini merupakan salah satu bukti kebangkitan negara berkembang yang didukung

oleh kekuatan sektor industrinya. Sayangnya, kebutuhan energi dunia yang terus meningkat

karena dorongan sektor industri ini berbanding terbalik dengan ketersediaan bahan baku

energi di dunia.

Batu bara sekarang ini masih menjadi bahan baku energy paling dicari di dunia.

Sebesar 39 % kebutuhan energy dunia masih bergantung pada ketersediaan bahan baku ini

(grafik 2.1).2 Akan tetapi batu bara sebagai energy yang tidak terbaharukan juga merupakan

sumber daya yang kurang bersahabat dengan lingkungan. Peningkatan jumlah emisi karbon

dunia yang mengakibatkan kenaikan temperature bumi berasal dari negara – negara maju

sebagai pengguna batu bara terbesar dunia untuk mendukung sektor industrinya. Oleh karena

itu untuk mengataasi permasalahan ini dibutuhkan energy alternatif yang tidak hanya

memiliki jumlah yang melimpah di bumi namun juga ramah terhadap lingkungan.

Uranium sebagai bahan baku nuklir memiliki keuntungan sebagai sumber energi yang

sangat terkonsentrasi yang mudah dan murah diangkut. Kuantitas yang dibutuhkan jauh lebih

sedikit daripada batubara atau minyak. Satu kilogram uranium alam akan menghasilkan

sekitar 20.000 kali energi sebanyak jumlah yang sama batubara.3 Oleh karena penggunaan

uranium sebagai bahan baku energi adalah salah satu alternatif yang berusaha dikembangkan

oleh beberapa negara industri melalui penggunaan energy nuklir dalam pemenuhan

1 BP Statistical Review of World EnergyJune 2010, diakses dari http://www.bp.com/liveassets/bp_internet/globalbp/globalbp_uk_english/reports_and_publications/statistical_energy_review_2008/STAGING/local_assets/2010_downloads/statistical_review_of_world_energy_full_report_2010.pdf pada tanggal 29 Mei 2011 pukul 22.37 WIB.2 World Energy Needs and Nuclear Power, diperbaharui December 2010, diakses dari http://www.world-nuclear.org/info/inf16.html, pada tanggal 29 Mei 14.54 WIB.3 Energi Nuklir Untuk Kelistrikan Nasional, diakses dari www.bapeda.kalbarprov.go.id, pada tanggal 29 Mei 2011 pukul 20.22 WIB.

1

Page 3: makalah greenpeace nuklir

kebutuhan energy negaranya. Namun seperti yang kita ketahui, energy yang sangat besar dari

tenaga nuklir masih dikhawatirkan keamanannya oleh masyarakat dunia.

Sejarah mencatat lebih dari 100.000 orang penduduk Jepang meninggal dunia akibat

radiasi dalam jumlah besar yang dipanjarkan nuklir itu sendiri. Senjata nuklir yang mampu

menewaskan ratusan ribu orang dalam sekejap itu memang di design berbeda menurut bentuk

dan tujuan pembuatannya. Akan tetapi masyarakat dunia telah menyaksikan dampak yang

dihasilkan oleh radisasi senjata nuklir tersebut. Disamping itu berbagai faktor pendukung

berfungsinya tenaga nuklir ini masih mengkhawatirkan masyarakat karena tidak hanya dapat

berakibat pada manusia namun juga pada lingkungan di sekitarnya. Hal ini lah yang

kemudian menjadi perhatian banyak NGO terutama yang bergerak dalam upaya

penyelamatan lingkungan melakukan berbagai aksi dan penelitian sebagi pendukung

penolakan mereka akan di gunakannya nuklir sebagai energy alternative dunia.

Menyadari hal tersebut, makalah ini akan berusaha menggambarakan sejauhmana

keterlibatan NGO’s sebagai non-state actor dalam mempengaruhi penggunaan energy nuklir

di dunia. Hal tersebut akan dijelaskan terlebih dahulu dengan melihat jumlah negara

pengguna nuklir dan besar penggunaannya di dunia sebagai salah satu indicator penentu

keberhasilan misi penyelamatan lingkungan oleh NGO’s selanjutnya. Selanjutnya dijelaskan

pula mengenai alasan yang sesungguhnya mendasari gerakan NGO’s tersebut. Dengan

demikian diharapkan dapat ditemukan solusi yang kiranya dapat memenuhi kepentingan

negara sebagai pendorong ekonomi maupun NGO’s yang turur memperhatikan kelestarian

dan keselamatan bumi.

1.2 Pertanyaan Permasalahan

Bagaimana keterlibatan non-state actor/ NGO’s dalam mengendalikan penggunaan

nuklir sebagai energi alterlatif dunia terkait isu lingkungan global?

1.3 Kerangka Pemikiran

Dalam membahas masalah ini, penulis menggunakan pandangan pruralis yang

memperhitungkan non-state aktor sebagai bagian penting dalam hubungan internasional.4

Pandangan Pruralis berasumsi bahwa state is not a rasional actor. Hal ini dikarenakan dalam

pengambian keputusan atau pembuatan foreign policy merupakan hasil dari negosiasi dan

kompromi dari pihak-pihak yang berkepentingan. Disisi lain asumsi pruralis bahwa state in

4 Paul R Viooti . Mark V. Kauppi, Internasional Relation Theory, ed. 2 (New York: Macmillan Publishing Company, 1993), hal. 7-8.

2

Page 4: makalah greenpeace nuklir

not a unitary actor, juga menekankan bahwa perspektif pruralism mengaanggap semua kasus

dalam hubungan internasional adalah penting. Dengan demikian pandangan pruralis

menganggap bahwa hubungan internasional tidak hanya mengenai hubungan antar negara

saja namun juga interaksi antar individu maupun lembaga atau organisasi diluar

pemerintahan. Selanjutnya dua pemikiran dalam isu lingkungan hidup, yaitu pemikiran

modernis dan ekoradikal dalam menemukan sebab, menganalisis, serta memberikan solusi

dalam masalah ini.

Pandangan modernis berasumsi bahwa masalah lingkungan bukanlah masalah yang

serius dan mendesak. Modernis meyakini bahwa kerusakan lingkungan dapat diatasi dengan

kemajuan teknologi manusia.5 Kerusakan lingkungan yang timbul, menurut kaum modernis,

adalah konsekuensi jangka pendek dari kemajuan teknologi manusia. Pandangan modernis

didasari oleh pemikiran antroposentris, yang mempercayai bahwa prinsip-prinsip etika hanya

dapat berlaku pada manusia dan kebutuhannya. Kebutuhan manusia adalah hal yang paling

penting dan signifikan; manusia adalah pusat alam semesta, terpisah dari alam, dan memiliki

nilai-nilai yang berbeda.6 Pandangan ini berakar dari tradisi kegamaan besar dunia, yaitu

Yahudi-Kristen yang berkembang di dunia barat. Dalam kitab kejadian, tertulis bahwa

manusia diberi kekuasaan oleh Tuhan atas ikan di laut, burung-burung di udara, atas ternak,

binatang melata, dan atas seluruh bumi.7

Pandangan modernis ini dipertegas lagi pada zaman pencerahan abad ke-16 dan ke-

17. Salah satu pemikir abad itu, Sir Francis Bacon, berpendapat bahwa dengan ilmu

pengetahuan manusia dapat mengendalikan dan memanipulasi alam sesuai dengan keinginan

manusia.8 Pandangan seperti ini menjadi pembenaran atas terjadinya kerusakan alam seperti

meningkatnya limbah dan polusi udara pasca revolusi industri di abad ke-18. Lebih jauh lagi,

kaum modernis meyakini bahwa dengan ilmu pengetahuan manusia dapat mengetahui

kerusakan lingkungan, dampaknya bagi manusia, dan bagaimana cara mengatasi kerusakan

tersebut.

Pandangan modernis dikritisi oleh penganut eko-radikal atau ekosentris. Menurut

mereka, lingkungan hidup adalah masalah yang serius. Pandangan ekosentris berangkat dari

asumsi bahwa lingkungan memiliki daya dukung yang terbatas. Jika manusia terus

5 Robert Jackson & Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, (Jogjakarta, Pustaka Pelajar, 2005), 326.6 Neil Carter, the Politics of the Environment: Ideas, Activism, Policy, (Cambridge, Cambridge University Press, 2007), hlm 15.7 Kitab Kejadian 1:26 diakses dari http://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=kejadian%201:26-28#n1 pada tanggal 30 April 2011 pukul 18.41 WIB.8 Carter, op.cit., 16.

3

Page 5: makalah greenpeace nuklir

mengeksploitasi alam dengan laju yang tidak berubah, akan terjadi suatu bencana besar bagi

kemanusiaan seperti kelangkaan makanan, air bersih, udara bersih, serta energi. Untuk

menghindari bencana-bencana tersebut, menurut kaum ekoradikal, manusia perlu mengubah

gaya hidup dan mengendalikan populasi serta menerapkan pembangunan berkelanjutan.9

Sementara itu, manusia dalam pandangan ekosentris adalah bagian dari lingkungan yang

harus menyelaraskan dan menyeimbangkan diri dengan elemen-elemen lain di dalam

lingkungan baik biologis maupun non-biologis. Penerapan dari asumsi-asumsi ekosentris ini

akan memaksa manusia merubah cara hidupnya, dimulai dari kehidupan sehari-hari di rumah

hingga tatanan berpolitik agar menjadi selaras dengan lingkungan dan mendorong

pembangunan berkelanjutan.

Pandangan ekoradikal adalah turunan dari pandangan environmentalis yang terdiri

dari tiga pandangan, yaitu environmentalis dasar, menengah, dan radikal.10 Pandangan dasar

adalah paham yang mulai menyadari akan pentingnya masalah lingkungan, tetapi dalam

penyelesaian masalah lingkungan tetap memandang kepentingan manusia sebagai hal utama.

Contohnya adalah gerakan hemat energi dan sumber daya alam lainnya. Pandangan

menengah lebih mengedepankan lingkungan secara lebih jauh, tetapi masih menyeimbangkan

kepentingan manusia dan alam. Environmentalis menengah beranggapan bahwa kepentingan

manusia memang penting, tetapi konsiderasi moral terhadap alam harus diterapkan.

Sedangkan pandangan radikal beranggapan bahwa manusia adalah bagian tak terpisahkan

dari alam dan harus menyelaraskan diri dengan alam. Gerakan ekoradikal mencakup gerakan

hak-hak hewan, tanaman, dan gerakan ekstrimis lingkungan lainnya. Penulis menggunakan

asumsi-asumsi ekoradikal karena asumsi ekoradikal adalah bentuk ekstrim dari

environmentalis, sehingga dapat dibedakan dengan jelas dengan asumsi modernis.

BAB II9 Jackson & Sorensen, op.cit., 326.10 Carter, op.cit., 17.

4

Page 6: makalah greenpeace nuklir

Analisis Keterlibatan NGO dalam Mengendalikan Penggunaan Energi

Nuklir Terkait Isu Lingkungan

2.1 Negara – negara pengguna energi nuklir dan kecelakaan pada reaktor nuklir

yang pernah terjadi.

Energi nuklir mulai dikembangkan pada tahun 1940-an oleh Amerika Serikat guna

memenangkan Perang Dunia II. Penggunaan energi nuklir didasarkan dari persamaan

Einstein, dan pertama kali dikembangkan oleh Fisikawan Robert Oppenheimer sebagai

pimpinan proyek bom atom. Sebelum mengebom Jepang, tanggal 16 Juli 1945, Amerika

Serikat menguji bom atom di Trinity Site (New Mexico). Tanggal 6 Agustus 1945 bom atom

uranium dijatuhkan di Hiroshima dan bom atom plutonium di Nagasaki (9 Agustus). Kedua

bom tersebut menewaskan lebih 120.000 orang dalam waktu seketika.

Barulah setelah tahun 1950-an, energi nuklir digunakan untuk tujuan sipil yakni

sebagai pembangkit tenaga listrik Berbagai negara yang menguasi teknologi mulai

memanfaatkan energi nuklir secara besar-besaran. Hal ini dikarenakan efisiensi dari

pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) cukup tinggi terutama dengan massa kecil (‘bahan

bakar’) dapat menghasilkan energi besar. Dan hingga saat ini, energi nuklir menyumbang

16% dari total kebutuhan energi listrik dunia yang hanya tersebar di 30 negara.11

Kengerian Perang Dunia Kedua, yang berpuncak pada ledakan nuklir di Hiroshima

dan Nagasaki, menyisakan kesadaran dunia untuk mengatasi masalah nuklir. Hari ini, 439

reaktor nuklir memproduksi sekitar 16 persen listrik dunia. Di sembilan negara, lebih dari 40

persen dari produksi energi berasal dari tenaga nuklir. IAEA, sebuah organisasi internasional

dalam keluarga PBB, mendorong menggunakan aman dan damai energi atom dan membantu

memastikan penggunaan teknologi nuklir untuk pembangunan berkelanjutan. Di bawah

Perjanjian 1968 pada Non-Proliferasi Senjata Nuklir ( NPT ), IAEA melakukan inspeksi di

lokasi untuk memastikan bahwa bahan nuklir yang digunakan hanya digunakan untuk tujuan

damai.

Kini penggunaan tenaga nuklir sebagai energy alternatif mengalami sedikit

pergeseran tujuan. Desakan lingkungan dan terbatasnya ketersediaan bahan baku listrik yang

umumnya digunakan menjadi alasan utama mulai digunakannya energy nuklir di beberapa

negara. Kebutuhan akan energi yang terus bertambah berbanding terbalik dengan

11 World Energy Needs and Nuclear Power, diperbaharui December 2010, diakses dari http://www.world-nuclear.org/info/inf16.html, pada tanggal 29 Mei 14.54 WIB.

5

Page 7: makalah greenpeace nuklir

ketersediaan batu bara maupun bahan baku lain yang berasal dari endapan fosil selama

berjuta-juta tahun. oleh karena itu untuk tetap mempertahankan pembangunan sektor industru

guna mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, energy nuklir menjadi alternatif utama.

Energy nuklir menghasilkan energy yang berlipat-lipat kali jumlahnya dibandingkan batu

bara. Disisi lain energi nuklir tidak menghasilkan gas-gas tertentu yang membahayakan

lingkungan seperti emisi karbon yang dihasilkan oleh energy batu bara.

Penggunaan Energi nuklir dilain pihak juga memiliki sisi ekonomis. Selain

kompensasi untuk asumsi optimis industri, biaya sebenarnya dari setiap sumber daya harus

mencakup biaya eksternal. Biaya tenaga dari luar nuklir termasuk biaya kerusakan

lingkungan, efek pada kesehatan manusia dan masyarakat setelah kecelakaan, kerusakan pada

kesehatan manusia dan lingkungan selama operasi rutin fasilitas nuklir dan juga masalah-

masalah jangka panjang terkait dengan limbah nuklir dan dekomisioning nuklir fasilitas.

'Eksternalitas' yang meminjamkan diri untuk kuantifikasi moneter mencakup dampak

ekonomi, ketenagakerjaan, lingkungan, dampak lingkungan, efek kesehatan dan subsidi

pemerintah (Gambar 2.2).12

Diluar dari alasan penggunaan energy nuklir di beberapa negara, sejarah mencatat tiga

kecelakaan yang signifikan dalam sejarah pembangkit listriktenaga nuklir, yaitu: Pertama,

Three Mile Island (USA 1979) di mana reaktor itu rusak berat tetapi tidak ada konsekuensi

yang merugikan atau kesehatan maupun radiasi lingkungan. Chernobyl (Ukraina 1986) di

mana penghancuran reaktor oleh ledakan api uap dan menewaskan sejumlah orang.

Fukushima (Jepang 2011) di mana tiga reaktor lama dihapuskan tetapi efek kehilangan

pendinginan akibat tsunami yang besar sebagian besar terkandung.

The Three Mile Island kecelakaan pada tahun 1979 menunjukkan pentingnya fitur

keselamatan melekat. Terlepas dari kenyataan bahwa sekitar setengah dari teras reaktor

meleleh, radionuklida dilepaskan dari bahan bakar yang sebagian besar dilapisi meleleh

keluar di bagian dalam pabrik atau dilarutkan dalam kondensasi uap. Bangunan penahanan

yang disimpan reaktor lebih lanjut dicegah setiap peluncuran signifikan radioaktivitas.

Kecelakaan itu disebabkan kegagalan mekanis dan kebingungan operator. sistem lain yang

reaktor perlindungan juga berfungsi seperti yang dirancang. Inti sistem pendingin darurat

akan mencegah kerusakan ke reaktor, tetapi karena intervensi dari operator.

Kecelakaan kedua terjadi pada reaktor pertama yang dirancang Soviet The April 1986

bencana pada PLTN Chernobyl di Ukraina merupakan hasil dari kekurangan desain utama

dalam tipe RBMK reaktor, pelanggaran prosedur operasi dan tidak adanya budaya 12 World Energy Needs and Nuclear Power, Ibid.

6

Page 8: makalah greenpeace nuklir

keselamatan. Salah satu ciri khas dari desain RBMK adalah bahwa kegagalan pendingin

dapat menyebabkan peningkatan tajam dalam output daya dari proses fisi (void koefisien

positif). Namun, ini bukan penyebab utama dari kecelakaan Chernobyl.

Kecelakaan itu menghancurkan reaktor dan menewaskan 56 orang, 28 di antaranya

meninggal dalam minggu dari paparan radiasi.13 Hal ini juga menyebabkan sebanya 200-300

staf terkena radiasi bahkan hingga petugas pemadam kebakaran yang bertugas memadamkan

api akibat ledakan. Dalam kecelakaan ini, daerah yang terkontaminasi area besar Belarus,

Ukraina, Rusia dan seterusnya. Diperkirakan bahwa setidaknya 5% dari total bahan

radioaktif di inti-4 reaktor Chernobyl dibebaskan dari tanaman, karena tidak adanya struktur

penahanan. Sebagian besar ini diendapkan sebagai dekat debu oleh. Beberapa dilakukan

oleh angin di daerah yang luas.

Sekitar 130.000 orang menerima signifikan dosis radiasi (misalnya di atas batas ICRP

diterima secara internasional) dan terus dipantau. Sekitar 4000 kasus kanker tiroid pada

anak-anak telah dikaitkan dengan kecelakaan itu.14 Sebagian dari mereka dapat disembuhkan,

walaupun tentang sembilan fatal. Tidak ada peningkatan leukemia atau kanker lain belum

muncul, tetapi beberapa yang diharapkan. Organisasi Kesehatan Dunia sedang memantau

sebagian besar dari mereka yang terkena dampak.

Kecelakaan Chernobyl adalah peristiwa unik dan satu-satunya saat dalam sejarah tenaga

nuklir komersial yang terkait radiasi kematian terjadi. Unit menghancurkan 4 adalah tertutup

di sebuah tempat penampungan beton yang sekarang memerlukan pekerjaan perbaikan.

Seorang pakar OECD laporan itu menyimpulkan bahwa "kecelakaan Chernobyl tidak dibawa

ke cahaya, fenomena baru yang sebelumnya tidak diketahui atau isu-isu keselamatan yang

tidak diselesaikan atau ditutupi oleh program keselamatan reaktor saat reaktor daya komersial

di negara-negara anggota OECD.

Kecelakaan terakhir terjadi di Fukushima Daiichi Jepang, Maret 2011. Tiga reaktor

operasi menutup secara otomatis, dan sedang didinginkan yang didesain oleh sistem panas

penghapusan normal residu menggunakan daya dari generator back-up, sampai tsunami

membanjiri satu jam kemudian. Inti sistem pendingin darurat kemudian gagal. kolam bahan

bakar hari kemudian, sebuah masalah tersendiri muncul sebagai menghabiskan hilang air.

2.2 Dampak lingkungan akibatnya penggunaan energy nuklir

13 Safety of Nuclear Power Reactors, diakses dari http://www.world-nuclear.org/info/inf06.html pada tanggal 29 Mei 2011 pukul 15.44 WIB.14 Safety of Nuclear Power Reactors, Ibid.

7

Page 9: makalah greenpeace nuklir

Energi nuklir diharapkan menjadi energi alternatif yang efisien dan ramah

lingkungan. Energi nuklir telah diusulkan sebagai jawaban atas kebutuhan sumber energi

bersih sebagai lawan tanaman penghasil CO2. Kesadaran masyarakkat dunia akan lingkungan

dan bumi yang ditinggalinya menyebabkan banyak bermunculannya NGO’s berorientasi

lingkungan yang berjuang menentang segala bentuk pengrusakan alam dan mendukung

segala upaya peremajaan lingkungan di seluruh dunia. Global Warming merupakan salah satu

isu terpenting yang mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Peningkatan kadar emisi

karbon yang mengakibatkan peningkatan temperature bumi ditenggarai merupakan dampak

dari perkembangan industri dunia. Meskipun beroprasinya sektor industri tersebut merupakan

salah satu indicator penggerak pertumbuhan ekonomi, efek yang dihasilkan berbanding

terbalik bagi lingkungan sekitarnya.

Energi nuklir tidak selalu merupakan sumber energi bersih. Energi nuklir memiliki

dampak terhadap lingkungan yang menimbulkan keprihatinan serius yang perlu

dipertimbangkan, terutama sebelum keputusan untuk membangun pembangkit tambahan

tenaga nuklir dilakukan.15 Tenaga nuklir telah disebut sumber energi bersih karena

pembangkit listrik tidak melepaskan karbon dioksida. Akan tetapi hal ini tidak sepenuhnya

benar. Pembangkit listrik tenaga nuklir tidak mungkin memancarkan karbon dioksida selama

operasi, namun karbon dioksida dalam jumlah yang tinggi dipancarkan dalam kegiatan yang

berkaitan dengan penambangan. Pembangkit tenaga nuklir menggunakan uranium sebagai

bahan bakar. Proses penambangan uranium menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah

tinggi ke lingkungan. Karbon dioksida juga dilepaskan ke lingkungan ketika pembangkit

listrik tenaga nuklir yang baru dibangun. Akhirnya, pengangkutan limbah radioaktif juga

menyebabkan emisi karbon dioksida.

Meskipun jumlah sampah yang dihasilkan di pembangkit nuklir relatif kecil, limbah

radioaktif tersebut menimbulkan risiko kesehatan yang melebihi dari sumber lain listrik.

Limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir dapat tetap aktif selama ratusan ribu tahun.

Saat ini, banyak limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir telah disimpan di

pembangkit listrik. Karena keterbatasan ruang, akhirnya limbah radioaktif perlu direlokasi.

Rencana telah diusulkan untuk memendam limbah radioaktif yang terkandung dalam tong di

Pegunungan Yucca di Nevada.

15 Rose Kivi, Nuclear Energy Affect Environment., updated February 02, 2011, diakses dari http://www.ehow.com/how-does_4566966_nuclear-energy-affect-environment.html, pada tanggal 28 Mei 2011 pukul 22.17 WIB.

8

Page 10: makalah greenpeace nuklir

Namun demikian, terdapat beberapa permasalahan yang dikhawatirkan akan muncul

akibat pemendaman limbah radioaktif ini. Pertama,mengenai proses pemindahan limbah

radiasi. Potensi kecelakaan yang mungkin terjadi dapat mengakibatkan limbah radioaktif

tersebut mengalami kebocoran. Masalah lain adalah ketidakpastian tentang keamanan

kebocoran dalam masa pemendaman limbah radisasi. Pada dasarnya, saat ini belum ada

solusi menangani masalah limbah radioaktif. Beberapa ilmuwan merasa bahwa gagasan

untuk membangun pembangkit listrik lebih nuklir dan dikawatirkan penanganan sampah atau

lilmbah radiasi nanti memiliki potensi hasil yang berbahaya.

Kegagalan utama dalam nuklir pembangkit listrik sistem pendingin bisa menciptakan

krisis nuklir, di mana batang bahan bakar meleleh dalam hitungan detik. Panas dari reaksi

yang tidak terkontrol dapat melelehkan segala sesuatu yang datang ke dalam reaktor. Reaktor

Nuklir bergantung pada air untuk sekali-melalui sistem pendinginan memerlukan-dan-a-

setengah kali dua air sebanyak tanaman bahan bakar fosil. Dampak pada sumber daya air,

habitat perairan, dan ikan karena itu lebih signifikan dengan pembangkit listrik tenaga nuklir

dibandingkan teknologi generasi daya lainnya. Sistem pendingin yang digunakan untuk

menjaga pembangkit listrik tenaga nuklir dari overheating.

Ada dua masalah lingkungan utama yang berkaitan dengan sistem pendingin

pembangkit listrik tenaga nuklir. Pertama, sistem pendingin menarik air dari sumber laut

atau sungai. Ikan secara tidak sengaja tertangkap dalam asupan sistem pendingin dan

dibunuh. Kedua, setelah air digunakan untuk mendinginkan pembangkit listrik, itu

dikembalikan ke laut atau sungai. Air yang dikembalikan adalah sekitar 25 derajat lebih

hangat daripada air pada awalnya. Air hangat membunuh beberapa spesies ikan dan

tumbuhan.

Selain itu, pembangkit listrik tenaga nuklir terus-menerus memancarkan radiasi

tingkat rendah ke lingkungan. Ada perbedaan pendapat di antara para ilmuwan atas dampak

yang disebabkan oleh tingkat rendah radiasi konstan. Berbagai studi ilmiah telah

menunjukkan tingkat peningkatan kanker di antara orang-orang yang tinggal di dekat

pembangkit listrik tenaga nuklir. paparan jangka panjang untuk radiasi tingkat rendah telah

terbukti kerusakan DNA. Tingkat kerusakan yang terjadi cukup rendah, sehingga

menyebabkan radiasi satwa liar, tanaman dan lapisan ozon tidak sepenuhnya dipahami.

Lebih banyak penelitian sedang dilakukan untuk menentukan besarnya dampak yang

disebabkan oleh rendahnya tingkat radiasi di lingkungan.

Menurut beberapailmuan, prosedur keselamatan diatur tidak diikuti untuk memastikan

bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir yang aman. Bahkan jika semua tindakan pencegahan

9

Page 11: makalah greenpeace nuklir

keamanan yang diikuti, maka tidak ada jaminan bahwa sebuah kecelakaan pembangkit tenaga

nuklir tidak akan terjadi. Jika kecelakaan PLTN terjadi, lingkungan dan masyarakat

sekitarnya bisa jadi terkena radiasi tingkat tinggi. Ancaman Terorisme adalah perhatian lain

yang perlu ditangani. Sebuah rencana memuaskan untuk melindungi pembangkit listrik

tenaga nuklir dari terorisme tidak pada tempatnya.

2.3 Keterlibatan berbagai NGO’s dalam upaya membatasi pemanfaatan energy

nuklir dunia

Kebijakan negara untuk tetap mempertahankan bahkan menambah reaktor nuklir sebagai

energy altiernatif memiliki kepentingan tersendiri. Efisiensi harga dan belum ditemukannya

alternatif energy lain yang ramah lingkungan seperti apa yang menjadi tuntutan banyak

NGO’s yang berorientasi pada keselamatan lingkungan adalah salah satu penyebab

pemanfaatan nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi dunia. Melihat hal tersebut, fungsi

non-state ator as rasional actor memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan

antara kebutuhan negara dengan berbagai realitas yang secara nyata terjadi.

IPPNW merupakan salah saru NGO’s yang yang terdapat di Jerman. IPPNW telah

memperingatkan selama bertahun-tahun adanya kolusi antara Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mencegah mereka dari melindungi

masyarakat dari risiko yang ditimbulkan oleh tenaga nuklir.16 Organisasi dokter dan

penerima nobel perdamaian keras mengkritik IAEA untuk tidak cukup memberi informasi

masyarakat tentang situasi di kompleks Fukushima nuklir dan WHO untuk mengecilkan

konsekuensi kesehatan potensial yang dihasilkan dari kehancuran. IPPNW berkeyakinan

bahwa orang mengatakan kebenaran tentang bahaya radiasi membantu mereka untuk

membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan, kurangnya kepercayaan dalam

kebijakan informasi menyebabkan rasa takut dan panik.

IPPNW meminta WHO untuk mengubah perjanjian yang dibuat dengan IAEA pada 1959

untuk membuat jelas bahwa, sementara bekerja sama dengan IAEA, mereka independen akan

penelitian dan menginformasikan publik tentang isu-isu mengenai efek kesehatan dari radiasi

pengion. WHO ditutup kantor di Helsinki pada tahun 2001 yang memiliki tugas menanggapi

seperti darurat kesehatan nuklir dan tidak menggantikannya.

16 WHO should objectively inform public of nuclear danger, diakses dari http://www.ippnw-europe.org/en/nuclear-energy-and-security.html?expand=644&cHash=0eac702f31, pada tanggal 28 Mei 2011 pukul 20.22 WIB.

10

Page 12: makalah greenpeace nuklir

IPPNW menyerukan Dewan Gubernur IAEA untuk memperbarui undang-undang dan

membuat nomor satu prioritas perlindungan masyarakat dari risiko yang ditimbulkan oleh

penggunaan sipil dan militer dari energi nuklir. Hal ini harus mencakup langkah-langkah

keamanan yang memadai untuk instalasi nuklir sementara mereka beroperasi, penutupan

instalasi nuklir berbahaya dan safequards ditingkatkan untuk melindungi terhadap pengalihan

bahan nuklir dan teknologi untuk penggunaan militer.

Green Party Euro adalah NGO’s yang berupaya mendorong gerakan dua juta orang untuk

mendaftar ke listrik hijau pada akhir tahun 2006, untuk menunjukkan pemerintah bahwa

orang ingin investasi yang lebih dalam menghemat energi dan pembangkit energi terbarukan,

bukan energy nuklir.

2.4 Pengaruh non-state actor/ NGO’s dalam membatasi pemakaian energy nuklir

dan solusi yg mungkin dri ekoradikal dan moderenis.

Upaya non-state aktor dalam mempengaruhi kebijakan pemerintahan dilakukan untuk

lebih memberikan keseimbangan antara kebutuhan negara dengan kapabilitas alam pada

umumnya. NGO’s dinilai lebih kompeten dikarenakan merupakan suatu lembaga yang

terbentuk karena memiliki voluntary member yang turut berkabung akibat kesadaran mereka

akan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian melalui berbagai penelitian yang dilakukan

secara terpisah, NGO’s dianggap lebih kompeten dibandingkan negara pada umumnya.

Sepertihalnya yang diungkapkan oleh pandangan pruralis yang menyatakan bahwa the state

is not a rasional actor. Foreign policy yang dibuat oleh negara pada umumnya terbentuk atas

dasar consensus pihak-pihak berkepentingan melalui berbagai lobi dan kompromi sehingga

menghasilkan foreign policy yang dinilai mewakili kebutuhan semua pihak yang

berkepentingan tersebut. Dalam hal ini NGO’s merupakan lembaga yang mapu menggerakan

aspirasi non-state actor sehingga pada akhirnya kebijakan yang diambil oleh suatu negara

secara rasional dapat diterima oleh semua pihak.

Kemampuan NGO’s dalam mempengaruhi kebijakan terlihat dari mulai munculnya

kesadaran pemerintah untuk mengurangi bahkan menghentikan rencana pembangunan

reaktor nuklir di negaranya. Hal ini diperlihatkan oleh inggris sejak tahun 2006.17 Laporan

dari Green Party Euro adalah NGO’s yang berupaya mendorong gerakan dua juta orang

untuk mendaftar ke listrik hijau pada akhir tahun 2006, untuk menunjukkan pemerintah

bahwa orang ingin investasi yang lebih dalam menghemat energi dan pembangkit energi

17 Government advisors reject nuclear power, diperbaharui 06 March 2006, diakses dari http://www.greenparty.org.uk/news/2447, pada tanggal28 Mei 19.45 WIB.

11

Page 13: makalah greenpeace nuklir

terbarukan, bukan energy nuklir. Laporan ini didasarkan pada analisis yang cermat tentang

biaya dan manfaat dari tenaga nuklir dan yang ditemukan, sederhana, bahwa biaya dan

bahaya lebih besar daripada manfaatnya. Konservasi energy sebagai jalan yang lebih baik

untuk pengurangan jumlah emisi karbon dunia.

Disisi lain Skotlandia sangat menentang pembuatan reaktor nuklir baru. Saat ini,

Skotlandia memiliki dua pembangkit listrik tenaga operasional nuklir - di Hunterston,

Ayrshire, dan Torness, Lothian Timur - memproduksi 40 persen listrik negara. Tapi

keduanya mendekati akhir kehidupan kerja mereka. Jajak pendapat yang dilakukan di

Skotlandia sendiri menunjukan kurang lebih 60% menolak pembangunan kembali reaktor

nuklie baru untuk memenuhi kebutuhan energi Skotlandia hingga tahun 2020.18 Kedepannya

Skotlandia akan mengembangkan energi angin sebagai renewable energy untuk memenuhi

kebutuhan energy negaranya.

Bencana gempa bumi dan tsunami juga menggerakan masyarakat Jepang untuk

melakukan gerakan penolakan terhadap pendirian reaktor nuklir baru di wilayahnya.

Sebelumya, Jepang merencanakan pembuatan reaktor nuklir hingga membuat lebih dari 50%

dari kebutuhan energi Jepang tahun 2030.19 Jepang, yang 54 reaktor nuklir memberikan 30%

dari listrik, telah merencanakan untuk membangun sedikitnya 14 reaktor baru selama 20

tahun mendatang, namun pembuat kebijakan menerima yang akan mustahil mengingat krisis

Fukushima.

Berdasarkan hal tersebut pandangan moderenis dan ekoradikal memiliki solusi yang

berbeda megenai isu ini. Pandangan moderenis memandang isu lingkungan sebagai isu yang

biasa. Dalam pandangan ini solusi yang dapat diberikan adalah penggunan teknologi baru

yang dapat digunakan untuk mengendalikan jumlah limbah yang dihasilkan oleh berbagai

sumber eneri lisrik yanga ada. Gabungan-siklus teknologi, yang memanfaatkan panas uap

sisa dari siklus pembakaran, telah menjadi, selama 20 tahun terakhir, metode yang paling

efisien untuk menghasilkan listrik dari gas alam. Namun, mereka batubara teknologi

konvensional dan gas bumi memancarkan karbon dioksida dan karenanya rentan terhadap

harga emisi tersebut, teknologi sangat inovatif dengan "penangkapan dan penyimpanan

18Scots reject Nuclear Power, diakses dari http://www.martinfrost.ws/htmlfiles/scots_reject.html, pada tanggal 30 Mei 2011 pukul 18.49 WIB.19Japan and Germany reject nuclear power – should we do the same?, diakses dari http://www.350resources.org.uk/2011/05/12/japan-and-germany-reject-nuclear-power-should-we-do-the-same/, pada tanggal 29 Mei 2011, pukul 19.55 WIB.

12

Page 14: makalah greenpeace nuklir

karbon (CCS) dapat menjadi pilihan paling komersial untuk yang menggunakan bahan bakar

fosil.20

Meskipun teknologi CCS belum digunakan secara komersial pada pembangkit listrik,

banyak pengamat mengharapkan mereka akan tersedia pada dekade mendatang. Teknologi

tersebut akan menangkap karbon dioksida yang dipancarkan oleh pembangkit listrik berbahan

bakar oleh batubara atau gas alam dan menyimpannya bawah tanah dalam formasi geologi,

seperti minyak dalam formasi garam, dan ladang gas, dan tempat tidur batubara yang tidak

dapat ditambang secara ekonomis. Untuk pembangkit listrik batubara dengan CCS, batubara

yang pertama akan gasifikasi dan kemudian gas yang dihasilkan dinyalakan. Yang terpadu-

gasifikasi gabungan-siklus (IGCC) teknologi, yang sudah digunakan pada beberapa

pembangkit listrik yang tidak menangkap karbon dioksida, memungkinkan untuk menangkap

sebelum pembakaran, ketika itu lebih terkonsentrasi. pembangkit listrik tenaga gas alam

dengan CCS menggunakan proses gabungan-siklus yang sama dengan tanaman konvensional

gas alam tetapi menyaring karbon dioksida dari gas alam sebelum pembakaran.

Disisilain pandangan ekoradikal yang memandang bahwa kesadaran tiap individu

dalam menjaga lingkungannya adalah hal yang terpenting bagi penurunan kerusakan

lingkunngan. Dengan melakukan penghematan energy melalui perubahan gaya hidup serta

mulai menggunakan alat-alat rumah tangga yang menggunakan daya yang rendah adalah

suatu bentuk penyelamatan lingkungan yang juga dapat dilakukan oleh tiap individu. Dengan

demikian, penambahan jumlah tenaga pembangkit listrik secara drastic tidak perlu dilakukan

terus menerus karena kesadaran masyarakat telah membantu pemerintah mengheman

anggaran dan menyelamatkan bumi itu sendiri.

BAB IV

Kesimpulan

20 Prospects for CCS technologies and other forms of carbon sequestration are discussed in Congressional Budget Office, The Potential for Carbon Sequestration in the United States, di perbaharui September 2007, di akses dari http://cbo.gov/ftpdocs/91xx/doc9133/toc.htm, pada tanggal 28 Mei 2011 pukul 21.22 WIB.

13

Page 15: makalah greenpeace nuklir

Masalah lingkungan kerapkali dikesampingkan dalam berbagai aspek kehidupan

manusia. Namun hal ini kemudian menjadi penting dan mulai dipermasalahkan ketika

kerugian yang didapatkan akibat perubahan kondisi lingkungan telah mengganggu

keseimbangan kehidupan individu, kelompok maupun negara dan dunia secara global.

Peranan negara-negara sebagai pengontrol keseimbangan global menjadi sorotan baik untuk

mencari penyebab permasalahan serta mencari jalan pemecahan masalah, dalam hal ini

masalah lingkungan yang sedang terjadi. Oleh karena itu, peranan non-state actor sebagai

kontrol terhadap kebijakan pemerintah mengambil peranan penting dalam menjaga

lingkungan.

Kebutuhan energy yang bergerak sejajar dengan pertumbuhan sektor industri

mengakibatkan tingkat pencemaran akibat limbah industri yang dihasilkan terus bertambah.

Hal ini tidak dapat dicegah oleh pemerintah kecuali dengan menyediakan sumber tenaga

listrik baru yang ramah lingkungan. Untuk saat ini, tenaga nuklir adalah salah satu sumber

energy dinilai memiliki tingkat pencemaran yang rendah dan nilai ekonomis yang lebih tinggi

disbanding bahan bau energy lainnya. Akan tetapi, menurut penelitian dan data yang

disampaikan oleh berbagai NGO’s yang menaruh perhatian terhadap lingkungan berupaya

memperlihatkan damapk lain yang mungkin muncul akibat penggunaan energy nuklir yang

mampu menghasilkan energy yang besar ini. Dengan data-data tersebut NGO’s berupaya

mempengaruhi kebijakan pemerintah agar secara rasional dapat memandang penggunaan

energy nuklir tidak hanya dari segi ekonomisnya saja namun juga mempertimbangkan

dampak lingkungan yang muncul setelahnya.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 16: makalah greenpeace nuklir

BUKU

Viooti ,Paul R . Mark V. Kauppi. 1993. Internasional Relation Theory, ed. 2 (New York: Macmillan Publishing Company)

Jackson, Robert & Georg Sorensen. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional, (Jogjakarta, Pustaka Pelajar)

Carter, Neil. 2007. The Politics of the Environment: Ideas, Activism, Policy, (Cambridge, Cambridge University Press)

ARTIKEL DAN SUMBER INTERNET

--.“BP Statistical Review of World EnergyJune 2010”, diakses dari http://www.bp.com/liveassets/bp_internet/globalbp/globalbp_uk_english/reports_and_publications/statistical_energy_review_2008/STAGING/local_assets/2010_downloads/statistical_review_of_world_energy_full_report_2010.pdf

--.“World Energy Needs and Nuclear Power”, diperbaharui December 2010, diakses dari http://www.world-nuclear.org/info/inf16.html

--.“Safety of Nuclear Power Reactors”, diakses dari http://www.world-nuclear.org/info/inf06.html

--.“WHO should objectively inform public of nuclear danger”, diakses dari http://www.ippnw-europe.org/en/nuclear-energy-and-security.html?expand=644&cHash=0eac702f31

--.“Government advisors reject nuclear power”. 2006, diakses dari http://www.greenparty.org.uk/news/2447

--.“Scots reject Nuclear Power”, diakses dari http://www.martinfrost.ws/htmlfiles/scots_reject.html.

--.“Japan and Germany reject nuclear power – should we do the same?”, diakses dari http://www.350resources.org.uk/2011/05/12/japan-and-germany-reject-nuclear-power-should-we-do-the-same/,

--.“Prospects for CCS technologies and other forms of carbon sequestration are discussed in Congressional Budget Office, The Potential for Carbon Sequestration in the United States”. 2007, di akses dari http://cbo.gov/ftpdocs/91xx/doc9133/toc.htm

Kivi, Rose. 2011. “Nuclear Energy Affect Environment” diakses dari http://www.ehow.com/how-does_4566966_nuclear-energy-affect-environment.html

GRAFIK

15

Page 17: makalah greenpeace nuklir

grafik 2.2.1 Eksternal biaya, tenaga nuklir dan terbarukan fosil, sen AS / kWh (Pearce, 1992 11 ).

grafik 2.2.2 Total biaya, nuklir dan energi terbarukan fosil, UScents / kWh (Pearce, 1992 12 dan Grubb & Vigotti, 1997 13 ).

16

Grafik 2.1