makalah gjpj

download makalah  gjpj

of 14

description

lm, ,'l[let joujokggtreot rt

Transcript of makalah gjpj

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, serta kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini menjelaskan tentang Analisis Karakteristik Fisik Lahan Menggunakan Citra Spot 5 Untuk Pemetaan Daerah Rawan Bencana Tsunami. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang peranan SIG dalam penanggulangan bencana alam terutama bencana tsunami.Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Adi Prabowo ST.,MT., yang selama ini telah mengajarkan mata kuliah Geologi Citra Dan Penginderaan Jauh. Saya menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi teknik penyajian maupun dari segi materi. Oleh karena itu, demi penyempurnaan makalah ini, kritik dan saran sangat saya harapkan.Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 4 Juni 2015

LAODE MUHAMMAD FAHRUL

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2BAB 1 PENDAHULUAN31.1 latar belakang31.2 Maksud dan tujuan41.3 Metode penelitian4BAB II PEMBAHASAN52.1 Identifikasi daerah kajian52.2 Software yang digunakan52.3 Pembuatan peta52.5 Pengolahan data citra62.6 Pemetaan tingkat resiko tsunami72.7 Pemetaan Rawan Tsunami dan Jalur Evakuasi Korban Bencana Tsunami8BAB III PENUTUP133.1 Kesimpulan13DAFTAR PUSTAKA14

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki banyak pulau besar dan kecil dengan kawasan pesisir pantai yang cukup luas. Luas wilayah Indonesia mencapai 3,1 juta km2 dan zona ekonomi eksklusif seluas 2,7 juta km2, sementara luas daratan adalah 9,1 juta km2, dengan jumlah pulau sebanyak 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km, (Badan Meteorologi dan Geofisika, 2006). Terkait dengan kondisi dan fenomena alam yang terjadi akhir-akhir ini, seperti gempa dan tsunami, perlu dilakukan inventarisasi potensi bencana, terutama pada kawasan pesisir. Hal ini sebagai dasar penyusunan program penanggulangan bencana melalui peringatan dini bahaya gempa dan tsunami, sehingga dampak dan Risikonya dapat diminimalisasi. Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsife dari dasar laut. Gangguan impulsife tersebut berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran (Sutowijoyo, 2006). Banyaknya kejadian tsunami di Indonesia, baik dalam skala besar, maupun kecil, dikarenakan wilayah Indonesia pada bentukan tektoniknya merupakan wilayah yang berada pada lempeng tektonik aktif. Zona subduksi aktif menyebabkan banyak sumber-sumber gempa yang menjadikan sebagian besar wilayah Indonesia rawan terhadap bencana gempa dan tsunami.Salah satu kejadian tsunami yang terjadi adalah pada tanggal 17 Juli 2006; 15:19:22 WIB, pada episentrum 9,46 LS 107,19 BT, pada kedalaman 33 Km dan magnitudo sebesar 6,8 SR yang menerpa wilayah Pangandaran sampai Yogyakarta (BMG, 2006). Kejadian tsunami tersebut memakan korban jiwa dan kerusakan lingkungan yang cukup besar di sepanjang pantai selatan pulau Jawa, mulai dari kawasan pantai Pangandaran Cilacap, Kebumen, sampai Yogyakarta.Menurut Lillesan, drr (1990) data penginderaan jauh memiliki kemampuan untuk merekam kondisi dan karakteristik wilayah dalam jangkauan wilayah yang luas. Penggunaan citra digital beresolusi tinggi, seperti citra SPOT, untuk analisis dan pemetaan bahaya tsunami dapat dilakukan melalui identifikasi dan analisis topografi dan bentukan permukaan lahan. Analisis topografi menggunakan citra digital dapat dilakukan dengan banyak pilihan menggunakan program-program sistem informasi geografis, salah satunya adalah fasilitas 3D Analyst pada program ArcView. Melalui teknik integrasi antara sistem informasi geografis dengan data penginderaan jauh dapat dibuat Peta Zona Rawan Bencana Tsunami yang dibutuhkan masyarakat pada saat ini.1.2 Maksud dan tujuanHasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat dan dapat dijadikan dasar perencanaan pengembangan wilayah dan dasar informasi upaya penanganan dini bencana tsunami guna meminimalisasi Risiko kerusakan dan korban jiwa.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi dan ancaman bahaya tsunami yang mungkin terjadi di daerah kajian, yaitu wilayah pantai Srandil, Kabupaten Cilacap. Data inderaja yang digunakan adalah citra SPOT-5. Analisis karakteristik fisik lahan dilakukan dengan menggunakan program ER Mapper 7.0 dan ArcView 3.3 yang dihubungkan dengan besarnya ancaman atau tingkat Risiko bencana tsunami dengan mempertimbangkan faktor Tutupan lahan, kelerengan, ketinggian tempat, bentuk lahan dan besarnya magnitudo gempa. Hasil penelitian berupa Peta Kerawanan Bencana Tsunami pada tiap kelas magnitudo gempa dan Peta Peringatan dan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami.1.3 Metode penelitianMetode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode data sekunder, yaitu metode berdasarkan data dari buku, internet, dan artikel-artikel.

BAB II PEMBAHASAN2.1 Identifikasi daerah kajianLokasi penelitian adalah daerah sekitar Pantai, Srandil, Kabupaten Cilacap. Secara geografis, daerah kajian terletak antara 1090930 BT - 1091530 BT dan 073730 LS - 074230 LS.2.2 Software yang digunakanSoftware sistem informasi geografis, berupa program ER Mapper 7.0 untuk pengolahan citra SPOT-5 dan ArcView 3.3. untuk penyusunan peta dan analisis spasial. Tahap pengolahan data terdiri atas tahap persiapan dan pengumpulan data. Tahap pengolahan data menggunakan ER Mapper 7.0 berupa cropping citra, koreksi radiometrik, mozaik, analisis 3D, dan export data vektor. Pengolahan dengan ArcView 3.3 berupa delineasi, editing, labeling, 3D analyst, dan tumpang susun peta serta pengaturan tampilan peta.2.3 Pembuatan petaPenyusunan peta tematik berupa Peta Tutupan Lahan dan Bentuk Lahan dilakukan secara visual pada data citra SPOT-5, sedangkan Peta Ketinggian, Kelas Lereng, dan Peta Jarak Tubuh Air dilakukan dengan fungsi 3D Analyst, Spasial Analyst, dan Distance Analyst yang ada pada program ArcView 3.3. Peta tingkat Risiko tsunami pada tiap variabel ditentukan berdasarkan tingkat Risiko masing-masing variabel berdasarkan sistem skor yang telah ditentukan.Peta Kerawanan Tsunami diperoleh dari hasil tumpang susun dan formulasi hasil modifikasi metode Barret (1974) dalam Adningsih dan Komarudin (1998), yaitu :

Penentuan tingkat kerawanan tsunami berdasarkan besarnya nilai indeks kerawanan tsunami adalah seperti yang tercantum dalam Tabel 1.

Tabel 1. Tingkat kerawanan tsunami

Sumber : Modifikasi Barret (1974) dalam Adiningsih (1998)2.5 Pengolahan data citraPengolahan citra SPOT-5 dengan program ER Mapper 7.0 terdiri atas cropping citra, koreksi radiometrik untuk penajaman kontras citra, mozaik atau penggabungan citra, analisis 3 garis dimensi untuk memperoleh data vektor berupa kontur dan ekspor data set untuk diolah lebih lanjut pada program ArcView 3.3. Koreksi geometrik tidak dilakukan karena citra SPOT yang digunakan dalam kondisi sudah terkoreksi geometrik menggunakan sistem proyeksi UTM pada zona SUTM 49 dengan datum WGS 84. Penggabungan citra dilakukan untuk menggabungkan citra SPOT multispektral yang memiliki resolusi 10 m dengan citra SPOT-5 pankromatik dengan resolusi 2,5 m, sehingga diperoleh tampilan citra SPOT-5 multispectral dengan resolusi 2,5 m (Gambar 1).

Gambar 1. Citra SPOT-5 multispectral daerah penelitian.Hasil analisis 3D pada program ER Mapper 7.0 digunakan sebagai dasar penyusunan Peta Ketinggian dan Peta Kelas Lereng menggunakan fungsi 3D Analyst pada program ArcView 3.3. Hasil klasifikasi visual pada bentuk lahan dan tutupan lahan berupa Peta Bentuk Lahan dan Peta Tutupan Lahan. Sementara Peta Jarak Tubuh Air diperoleh dari hasil analisis menggunakan fungsi distance analyst pada prohram ArcView 3.3.2.6 Pemetaan tingkat resiko tsunamiPenentuan tingkat Risiko tsunami pada tiap variabel dilakukan dengan cara generalisasi menggunakan geoproseccing wizard berdasarkan tingkat risiko tiap variabel sesuai dengan pembobotan atau skor yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat risiko dan skorring hasil proses generalisasi pada tiap variabel dapat dilihat pada Tabel 2.Tabel 2. Tingkat resiko tsunami hasil generalisasi.

Hasil pemetaan risiko menghasilkan enam Peta Tingkat Risiko Tsunami pada masing-masing variabel, yaitu Peta Tingkat Risiko Tsunami Faktor Tutupan Lahan (Gambar 2); Peta Tingkat Risiko Tsunami Faktor Kelas Lereng (Gambar 3); Peta tingkat Risiko Tsunami Faktor Ketinggian (Gambar 4); Peta Tingkat Risiko Tsunami Faktor Rasio Kelas Lereng, dan Ketinggian Tempat (Gambar 5); Peta Tingkat Risiko Tsunami Faktor Jarak Tubuh Air (Gambar 6), dan Peta Tingkat Risiko Tsunami Faktor Bentuk Lahan (Gambar 7).2.7 Pemetaan Rawan Tsunami dan Jalur Evakuasi Korban Bencana TsunamiPeta kerawanan diperoleh dari hasil skoring dan formulasi dari modifikasi persamaan Barret (1974) dalam Adiningsih (1998) seperti pada tabel 2. Maka peta kerawanan tsunami dapat disusun menjadi delapan tingkat magnitudo gempa (Tabel 3).Tabel 3. Indeks magnitudo gempa penyebab tsunami

Peta Jalur Evakuasi Korban Bencana Tsunami (Gambar 12) disusun setelah diketahui daerah rawan tsunami sebagai dasar penentuan zona evakuasi. Hasil rekomendasi menunjukkan terdapat dua zona evakuasi, yaitu di desa Kedawung, Kecamatan Kroya dan Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala.Selain itu, direkomendasikan zona evakuasi darurat di Gunung Srandil yang diperuntukkan bagi warga Desa Kedungbenda dan sekitarnya yang letaknya cukup jauh dari dua zona evakuasi yang ditentukan.

BAB III PENUTUP3.1 KesimpulanBerdasarkan hasil analisis dapat diambil simpulan sebagai berikut :1. Tingkat kerawanan tsunami sangat dipengaruhi oleh tingkat Risiko tsunami pada tiap variabel berupa faktor Tutupan lahan, rasio kelas lereng, ketinggian tempat, bentuk lahan, jarak dari tubuh air, dan besar kecilnya magnitudo gelombang penyebab tsunami. 2. Pada magnitudo 3,9 5,9 SR terjadi tingkat kerawanan tinggi seluas 3.589 Ha. Sementara pada magnitudo lebih dari 5,9 SR sebagian daerah kajian penelitian memiliki tingkat kerawanan sangat tinggi mencapai 1.405,52 Ha. 3. Jalur evakuasi korban bencana tsunami diarahkan pada zona evakuasi di Desa Kedawung, Kecamatan Kroya dan di Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala dengan tingkat kerawanan tsunami dari kerawanan sedang sampai rendah, melalui jalur yang telah ditentukan. Zona evakuasi darurat ditentukan di Gunung Selok yang ada di Desa Kedungbenda, Kecamatan Adipala yang hanya untuk bencana tsunami dengan magnitudo kurang dari 5,9 SR dan hanya diarahkan untuk warga terdekat di sekitar Gunung Selok.

DAFTAR PUSTAKA

Suwardi, Sisno dan Triono Dedi, Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 61 68. ANALISIS KARAKTERISTIK FISIK LAHAN MENGGUNAKAN CITRA SPOT 5 UNTUK PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA TSUNAMI (Studi Kasus : Wilayah Pantai Srandil, Kabupaten Cilacap). Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology)