Makalah Geomtrik Jalan

25
KLASIFIKASI FUNGSI JARINGAN JALAN DI JAKARTA BARAT Erlita Yulianti 1006705584 Stefanus Syalom 1006705792 Ivan Fauzan 1006659716

description

Survey geometrik jalan pada wilayah Jakarta Barat

Transcript of Makalah Geomtrik Jalan

Page 1: Makalah Geomtrik Jalan

KLASIFIKASI FUNGSI JARINGAN JALAN DI JAKARTA BARAT

Erlita Yulianti 1006705584Stefanus Syalom 1006705792Ivan Fauzan 1006659716

DEPARTEMEN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIADEPOK 2013

Page 2: Makalah Geomtrik Jalan

1. Pendahuluan

Jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peran yang sangat

penting di dalam Ibu kota Indonesia, yaitu Jakarta. Keberadaan jalan raya sangat penting

dalam berfungsinya suatu kota dimana jalan memiliki peran untuk menghubungkan

barang, jasa dan masyarakat kota itu sendiri. Berkaitan dengan itu, jalan raya juga

memiliki peran penting dalam berkembangnya suatu ekonomi negara seiring dengan

meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat menghubungkan daerah yang

lebih kecil dengan daerah besar.

Ada 4 cara untuk mengklasifikasikan jalan, yaitu:

1) Klasifikasi menurut fungsi jalan

2) Klasifikasi menurut kelas jalan

3) Klasifikasi menurut medan jalan

4) Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan

Dalam makalah ini kita akan mengklasifikasikan jalan yang telah disurvei menurut fungsi

jalan itu sendiri.

Daerah Survei

Untuk mendapatkan klasifikasi jalan arteri, kolektor, dan lokal sesuai dengan Pd T-18-

2004-B, maka survei dilakukan ke daerah Jakarta Barat.

Page 3: Makalah Geomtrik Jalan

2. Klasifikasi menurut fungsi jalan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang jalan, jalan

umum menurut fungshinya dikelompokkan ke dalam Jalan arteri, jalan kolektor, jalan

lokal dan jalan lingkungan.

a. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama

dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan

masuk (akses) dibatasi secara berdaya guna.

Page 4: Makalah Geomtrik Jalan

b. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata

sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

c. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat

dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan

masuk tidak dibatasi.

d. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan jalan sekunder.

Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan

distribusi barang dan jasa untuk perkembangan semua wilayah tingkat nasional, dengan

menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

Sedangkan sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan

peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan

perkotaan.

Page 5: Makalah Geomtrik Jalan

1) Jalan Arteri

Seperti yang telah di jelaskan diatas merupakan jalan umum yang berfungsi

melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata

tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi secara berdaya guna. Jalan arteri

tersebut dapat di pecah lagi menjadi jalan arteri primer dan sekunder.

Kami memulai survei jalan kami dari ujung selatan Jalan Panjang, tepat di perbatasan

Jakarta Selatan dengan Jakarta Barat. Dari perbatasan ini Jalan panjang akan terus ke

utara menyebrangi Jalan Tol Lingkar Dalam Kota Jakarta hingga bertemu dengan

Jalan Daan Mogot. Kedua jalan tersebut melewati beberapa kawasan sekunder yang

cukup besar yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar. Sebagian

Page 6: Makalah Geomtrik Jalan

adalah 3 mal, yaitu Mall Central Park, Ciputra World dan Mal Taman Anggrek, 2

universitas, yaitu Universitas Trisakti dan Universitas Tarumanegara dan juga

beberapa rumah sakit. Kedua jalan ini juga dilewati oleh lajur TransJakarta, yaitu

koridor 7, yang berasal dari Lebak Bulus hingga Harmoni.

Page 7: Makalah Geomtrik Jalan

Tentunya jaringan jalan arteri yang kami survei, yaitu Jalan Panjang dan Jalan

Daan Mogot, berada di dalam kota dan merupakan jalan arteri sekunder dimana

menurut Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Kawasan Perkotaan, Pd T-18-

2004-8 yang diterbitkan oleh Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah,

menetapkan bahwa:

a. Kriteria-kriteria jalan arteri sekunder terdiri atas:

Jalan arteri sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling

rendah 30 (tiga puluh) km/h;

Lebar badan jalan paling rendah 11 (sebelas) meter;

Akses langsung dibatasi tidak boleh lebih pendek dari 250 meter;

Persimpangan pada jalan arteri sekunder diatur dengan pengaturan

tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintasnya;

Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar dari

volume lalu lintas rata-rata;

Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu,

marka, lampu pengatur lalu lintas, lampu jalan dan lain-lain;

Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya paling besar dari

sistem sekunder yang lain;

Dianjurkan tersedianya jalur khusus yang dapat digunakan untuk

sepeda dan kendaraan lambat lainnya;

Jarak selang dengan kelas jalan yang sejenis lebih besar dari jarak

selang dengan kelas jalan yang lebih rendah.

b. Ciri-ciri jalan arteri sekunder terdiri atas:

Jalan arteri sekunder menghubungkan:

o kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu

o antar kawasan sekunder kesatu

o kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua

Page 8: Makalah Geomtrik Jalan

o jalan arteri/kolektor primer dengan kawasan sekunder kesatu

Lalu lintas cepat pada jalan arteri sekunder tidak boleh terganggu oleh

lalu lintas lambat;

Kendaraan angkutan barang ringan dan bus untuk pelayanan kota

dapat diijinkan melalui jalan ini;

Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan

seharusnya tidak diijinkan pada jam sibuk.

Penambang melintang jalan arteri primer sekunder ideal

Penampang melintang jalan arteri primer sekunder minimal

Page 9: Makalah Geomtrik Jalan

KOTA JENJANGI

JENJANGII

JENJANGIII

PERSIL

ArteriJENJANG I Arteri - Lokal

KolektorJENJANG II Arteri Kolektor Lokal

LokalLokalKolektor-JENJANG III

PERSIL Lokal Lokal Lokal Lokal

2) Jalan Kolektor

Jalan Kolektor Primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan

kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang

ketiga.

Kota jenjang kedua ialah kota yang berperan melayani sebagian dari satuan

wilayah pengembangannya dengan kemampuan pelayanan jasa yang lebih rendah

dari kota jenjang kesatu dalam satuan wilayah pengembangannya dan terikat

jangkauan jasa ke kota jenjang kedua serta memiliki orientasi ke kota jenjang

kesatu.

Kota jenjang ketiga ialah kota yang berperan melayani sebagian dari satuan

wilayah pengembangannya, dengan kemampuan pelayanan jasa yang lebih rendah

dari kota jenjang kedua dalam satuan wilayah pengembangannya dan terikat

jangkauan jasa ke kota jenjang kedua serta memiliki orientasi ke kota jenjang

kedua dan ke kota jenjang kesatu.

Tabel 1 : Hubungan antar hirarki kota dengan peranan ruas jalan

dalam sistem jaringan jalan primer

Page 10: Makalah Geomtrik Jalan

Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan Kolektor

Primer adalah :

1)        Kecepatan rencana > 40 km/jam.

2)        Lebar badan jalan > 7,0 m.

3)        Kapasitas jalan lebih besar atau sama dengan volume lalu lintas rata-rata.

4)        Tidak boleh terganggu oleh kegiatan lokal, lalu lintas lokal.

5)        Jalan kolektor primer tidak terputus walaupun memasuki daerah kota.

6) Jalan kolektor primer dalam kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar kota.

7) Jalan kolektor primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan arteri primer.

8) Jumlah jalan masuk ke jalan kolektor primer dibatasi secara efisien. Jarak antar jalan

masuk/akses langsung tidak boleh lebih pendek dari 400 meter.

9) Kendaraan angkutan barang berat dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini.

10) Persimpangan pada jalan kolektor primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai

dengan volume lalu lintasnya.

11) Lokasi parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak diizinkan pada jam

sibuk.

12) Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu pengatur

lalu lintas dan lampu penerangan jalan.

13) Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih rendah dari jalan arteri primer.

14) Dianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan

lambat lainnya.

Page 11: Makalah Geomtrik Jalan
Page 12: Makalah Geomtrik Jalan

Jalan Kolektor Sekunder adalah menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan

kawasan sekunder kedua atau menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan

kawasan sekunder ketiga.

Kawasan Sekunder adalah kawasan kota yang mempunyai fungsi sekunder.

Fungsi sekunder sebuah kota dihubungkan dengan pelayanan terhadap warga kota

itu sendiri yang lebih berorientasi ke dalam dan jangkauan lokal. Fungsi ini dapat

mengandung fungsi yang terkait pada pelayanan jasa yang bersifat pertahanan

keamanan yang selanjutnya disebut fungsi sekunder yang bersifat khusus.

Tabel 2 : Hubungan antara kawasan kota dengan peranan

ruas Jalan dalam sistem jaringan jalan sekunder

Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan

Kolektor Sekunder adalah :

1)   Jalan kolektor sekunder menghubungkan:

i. enter kawasan sekunder kedua.

ii. kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.

3) Jalan kolektor sekunder dirancang berdasarken keoepatan rencana paling rendah 20

(dua puluh) km per jam.

Page 13: Makalah Geomtrik Jalan

4) Lebar badan jalan kolektor sekunder tidak kurang dari 7 (tujuh) meter (Gambar 9).

5) Kendaraan angkutan barang berat tidak diizinkan melalui fungsi jalan ini di daerah

pemukiman.

6) Lokasi parkir pads badan jalan-dibatasi.

7) Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup.

8) Besarnya lalu lintas harian rata-rata pads umumnya lebih rendah dari sistem primer

dan arteri sekunder.

Page 14: Makalah Geomtrik Jalan

Hasil Survei Jalan

Jalan kolektor yang kita amati ialah Jalan Kemanggisan dan Jalan Rawa Belong.

Jalan tersebut merupakan jalan kolektor primer karena jalan tersebut langsung menuju ke

jalan arteri.

Dilihat dari kondisi jalan yang memenuhi beberapa persyaratan Jalan Kolektor

Primer seperti :

Kecepatan rencana > 40 km/jam.

Lebar badan jalan > 7,0 m.

Kapasitas jalan lebih besar atau sama dengan volume lalu lintas rata-rata.

masuk dibatasi secara efisien sehingga kecepatan rencana dan kapasitas jalan tidak

terganggu.

Tidak boleh terganggu oleh kegiatan lokal, lalu lintas lokal.

Jalan kolektor primer tidak terputus walaupun memasuki daerah kota.

Page 15: Makalah Geomtrik Jalan

3) Jalan Lokal

Jalan Lokal Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan persil,

kota jenjang kedua dengan persil, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga lainnya, kota

jenjang ketiga dengan kota jenjang di bawahnya. (R. Desutama, 2007)

Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan Lokal Primer

adalah :

1)   Kecepatan rencana > 20 km/jam.

2)   Lebar badan jalan > 6,0 m.

3)   Jalan lokal primer tidak terputus walaupun memasuki desa

Jalan lokal primer dalam kota merupakan terusan jalan lokal primer luar kota yang melalui atau

menuju kawasan primer atau jalan primer lainnya. Jalan lokal primer dirancang berdasarkan

kecepatan rencana paling rendah 20 (dua puluh) km per jam. Kendaraan angkutan barang dan

bus dapat diizinkan melalui jalan ini. Lebar badan jalan lokal primer tidak kurang dari 6 (enam)

meter. Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya paling rendah pada sistem primer.

Page 16: Makalah Geomtrik Jalan

Jalan Lokal Sekunder adalah ruas jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan

perumahan, atau kawasan sekunder kedua dengan perumahan, atau kawasan sekunder ketiga dan

seterusnya dengan perumahan.

Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan Lokal Sekunder

adalah :

1)   Kecepatan rencana > 10 km/jam.

2)   Lebar jalan > 5,0 m.

Jalan Lokal Sekunder menghubungkan kawasan sekunder ketiga atau dibawahnya dan juga

kawasan sekunder dengan perumahan. Jalan lokal sekunder didesain berdasarkan kecepatan

rencana paling rendah 10 (sepuluh) km per jam. Lebar badan jalan lokal sekunder tidak kurang

dari 5 (lima) meter.

Page 17: Makalah Geomtrik Jalan

Hasil Survey Lapangan

Jalan Lokal yang kami datangi adalah Jalan Bhakti dan Jalan Batusari di wilayah

Jakarta Barat.

Jalan Batusari merupakan Jalan Lokal primer. Jalan tersebut menghubungkan daerah

perumahan dengan daerah sekunder kota. Kendaraan angkutan barang dan bus dapat

diizinkan melalui jalan ini. Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih

rendah dibanding jalan besar disekitarnya, walaupun saat hari kerja dan jam-jam

sibuk seringkali dipakai sebagai jalur alternatif.

Jalan Bhakti merupakan Jalan Lokal sekunder yang menghubungkan perumahan

dengan perumahan di daerah tersebut. Kendaraan angkutan barang berat dan bus tidak

diizinkan melalui fungsi jaIan ini karena jalan ini berada di daerah pemukiman.

Jumlah jalan yang masuk ke jalan tersebut tidak dibatasi karena merupakan

penghubung pemukiman di daerah tersebut. Rata-rata kecepatan lalu lintas terhitung

rendah karena berada di kawasan perumahan hanya berkisa 10-20 km per jam

Jalan Bhakti

Jalan Batusari

Page 18: Makalah Geomtrik Jalan

REFERENSI

http://binamarga.pu.go.id/perpustakaan/

Panduan_Penentuan_Klasifikasi_Fungsi_Jalan_Di_Wilayah_Perkotaan.pdf

UU No.38 Tahun 2004

Pd T-18-2004-8