Makalah Gempa Dahsyat Nusantara

14
MAKALAH SEISMOLOGI GEMPA DAHSYAT NUSANTARA “GEMPA YOGYAKARTA-KLATEN” Oleh : Nila Wulan Sari M 0207048 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of Makalah Gempa Dahsyat Nusantara

Page 1: Makalah Gempa Dahsyat Nusantara

MAKALAH SEISMOLOGI

GEMPA DAHSYAT NUSANTARA

“GEMPA YOGYAKARTA-KLATEN”

Oleh :

Nila Wulan Sari M 0207048

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: Makalah Gempa Dahsyat Nusantara

BAB I

PENDAHULUAN

Letak Indonesia secara geologis, terletak pada batas pertemuan tiga

lempeng tektonik utama dunia yaitu Lempeng Eurasia,Lempeng Indo-Australia,

dan Lempeng Pasifik. Kondisi ini mengakibatkan pada beberapa daerah terdapat

aktivitas gempa dan vulkanisme yang aktif.

Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi

kita semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempa

bumi, baik yang ringan maupun yang sangat dahsyat, menelan banyak korban

jiwa dan harta, meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.

Gempa bumi yang kuat dapat menyebabkan kerusakan besar bagi gedung,

jembatan dan bangunan lain, termasuk korban nyawa. Permukaan bumi terbentuk

dari lapisan batuan paling luar yang disebut kerak bumi. Kerak bumi yang pecah

membentuk potongan-potongan besar yang saling berpasangan, seperti kepingan

puzzle yang besar. Potongan-potongan ini disebut lempeng. Lempeng ini bergerak

perlahan dan mendesak bebatuan. Akibatnya, tekanan bertambah besar. Jika

tekanan semakin besar, bebatuan bawah tanah akan pecah dan terangkat.

Pelepasan tekanan ini merambatkan getaran yang menyebabkan gempa bumi.

Setiap tahun, terjadi sekitar 11 juta gempa bumi dan 34.000-nya cukup kuat untuk

kita rasakan.

Para peneliti kebumian berkesimpulan bahwa penyebab utama terjadinya

gempa bumi berawal dari adanya gaya pergerakan di dalam interior bumi (gaya

konveksi mantel) yang menekan kerak bumi (outer layer) yang bersifat rapuh,

sehingga ketika kerak bumi tidak lagi kuat dalam merespon gaya gerak dari dalam

bumi tersebut maka akan membuat sesar dan menghasilkan gempa bumi. Akibat

gaya gerak dari dalam bumi ini maka kerak bumi telah terbagi-bagi menjadi

beberapa fragmen yang di sebut lempeng (Plate). Gaya gerak penyebab gempa

bumi ini selanjutnya disebut gaya sumber tektonik (tectonic source).

Selain sumber tektonik yang menjadi faktor penyebab terjadinya gempa

bumi, terdapat beberapa sumber lainnya yang dikategorikan sebagai penyebab

Page 3: Makalah Gempa Dahsyat Nusantara

terjadinya gempa bumi, yaitu sumber non-tektonik (non-tectonic source) dan

gempa buatan (artificial earthquake).

Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah beberapa kali dilanda gempa bumi

dengan kekuatan yang sangat dahsyat yang menyebabkan jatuhnya banyak

korban. Setiap bencana alam selalu mengakibatkan penderitaan bagi masyarakat,

korban jiwa dan harta benda kerap melanda masyarakat yang berada di sekitar

lokasi bencana.

Page 4: Makalah Gempa Dahsyat Nusantara

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Gempa Bumi

Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang

terjadi pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Getaran pada bumi

terjadi akibat dari adanya proses pergeseran secara tiba-tiba (sudden slip) pada

kerak bumi. Pergeseran secara tiba-tiba terjadi karena adanya sumber gaya (force)

sebagai penyebabnya, baik bersumber dari alam maupun dari bantuan manusia

(artificial earthquakes). Selain disebabkan oleh sudden slip, getaran pada bumi

juga bisa disebabkan oleh gejala lain yang sifatnya lebih halus atau berupa getaran

kecil-kecil yang sulit dirasakan manusia. Getaran tersebut misalnya yang

disebabkan oleh lalu-lintas, mobil, kereta api, tiupan angin pada pohon dan lain-

lain. Getaran seperti ini dikelompokan sebagai mikroseismisitas (getaran sangat

kecil). Dimana tempat biasa terjadinya gempa bumi alamiah yang cukup besar,

berdasarkan hasil penelitian, para peneliti kebumian menyimpulkan bahwa hampir

95 persen lebih gempa bumi terjadi di daerah batas pertemuan antar lempeng yang

menyusun kerak bumi dan di daerah sesar atau fault.

Terjadinya gempa juga dapat dijelaskan sebagai berikut, gempa terjadi bila

blok batuan yang satu menekan blok batuan yang lain hingga timbul tegangan.

Jika batas elastisitas batuan dilampaui terjadilah patahan batuan. Getaran akibat

patahan itulah yang dinamakan gempa.

2.2 Klasifikasi Gempa bumi

Gempa diklasifikasi menjadi bermacam-macam , antara lain:

Berdasarkan penyebabnya :

1. Gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh pergeseran lapisan

batuan pada daerah patahan.

2. Gempa vulkanik,yaitu gempa yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanisme.

3. Gempa guguran (gempa runtuhan), yaitu disebabkan oleh runtuhnya

bagian gua.

Page 5: Makalah Gempa Dahsyat Nusantara

4. Gempa tumbukan, yaitu gempa yang disebabkan oleh meteor besar yang

jatuh ke bumi.

Berdasarkan bentuk episentrum :

1. Gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya titik

2. Gempa linier, yaitu gempa yang episentrumnya garis.

Berdasarkan kedalaman hiposentrum

1. Gempa dalam, yaitu lebih dari 300 km

2. Gempa menengah, yaitu antara 100-300 km

3. Gempa dangkal, yaitu kurang dari 100 km

Berdasarkan jarak episentrum

1. Gempa lokal, yaitu episentrumnya kurang dari 10000 km.

2. Gempa jauh, yaitu episentrumnya sekitar 10000 km.

3. Gempa sangat jauh, yaitu episentrumnya lebih dari 10000 km.

Klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman. Menurut Fowler, 1990, klasifikasi gempa

berdasarkan kedalaman fokus adalah :

1. Gempa dangkal : kedalaman fokus gempa kurang dari 70 km

2. Gempa sedang : kedalamanan fokus gempa kurang dari 300 km

3. Gempa dalam : kedalaman fokus gempa lebih dari 300 km (kadang-kadang

lebih dari 450 km)

Selain klasifikasi gempa di atas dikenal juga gempa laut, yaitu gempa yang

episentrumnya terdapat di bawah permukan laut. Gempa ini menyebabkan

terjadinya gelombang pasang yang dahsyat, disebut tsunami. Seismograf adalah

alat pencatat gempa, sedang seismogram adalah rekaman atau hasil catatan

seismograf. Alat ukur kekuatan gempa yang paling lazim adalah skala richter.

Kelas gempa berkisar dari kecil (<1.5 skala richter); sedang (5 – 6.4 SR); besar

( > 6.4 SR ); Sangat besar ( > 7.4 SR)

2.3 Zonasi Wilayah Gempa Bumi Indonesia

Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktifitas gempa bumi di

Indonesia bisa dibagi dalam 6 daerah aktifitas :

Page 6: Makalah Gempa Dahsyat Nusantara

1. Daerah sangat aktif, magnitude lebih dari 8 mungkin terjadi di daerah ini

yaitu di Halmahera, pantai utara Irian.

2. Daerah aktif, magnitude 8 mungkin terjadi dan magnitude 7 sering terjadi

yaitu di lepas pantai barat Sumatra, kepulauan Sunda dan Sulawesi tengah.

3. Daerah Lipatan dengan atau tanpa retakan, magnitude kurang dari tujuh

bisa terjadi yaitu di Sumatra, kepulauan Sunda, Sulawesi tengah.

4. Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan, magnitude kurang dari 7

mungkin terjadi, yaitu di pantai barat Sumatra, jawa bagian utara,

Kalimantan bagian timur.

5. Daerah gempa kecil, magnitude kurang dari 5 jarang terjadi, yaitu di

daerah pantai timur Sumatra, Kalimantan tengah

6. Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa, yaitu daerah pantai selatan

Irian,Kalimantanbagianbarat

2.4 Gempa Bumi Yogyakarta-Klaten

Gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter yang terjadi pada sabtu Wage

tanggal 27 Mei jam 05.55 WIB lalu, tidak hanya memakan korban jiwa di 21

kecamatan wilayah kabupaten Klaten.bencana itu juga meluluhlantakkan fasilitas

pemerintah di 21 kecamatan.

Penyebab terjadinya gempa menurut IAGI ( Ikatan Ahli Geologi

Indonesia) yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 disebabkan adanya gerakan

blok sesar atau patahan opak yang dipicu oleh zona penunjaman lempeng tektonik

di laut selatan Yogyakarta. Lokasi sumber gempa berada di selatan kota

Yogyakarta (±37 km) pada kedalaman 33 km di bawah laut. Getaran gelombang

gempa akibat patahan ini merambat ke segala arah, yang mengenai patahan opak,

yang memanjang dari Kretek Prambanan ini, menyebabkan bencana yang lebih

besar karena batuan yang pernah patah di masa lalu masih stabil.

Dampak bencana yang besar ini terjadi di kiri kanan Zona Opak, yaitu

daerah Kretek, Bambang Lipuro, Jetis, Imogiri, Piyungan, Berbah, Kalasan,

Prambanan, kemudian merambat ke sesar Jiwo sehingga daerah yang parah di

Klaten adalah kecamatan Wedi, Prambanan, Gantiwarno, Bayat dan Cawas.

Page 7: Makalah Gempa Dahsyat Nusantara

Posisi Yogyakarta dan seluruh pantai selatan Jawa adalah pertemuan

lempeng Indo-Australia dengan Eurasia sehingga termasuk daerah rawan gempa.

Dari Ujung Kulon Jawa Barat sampai Banyuwangi dan kabupaten-kabupaten yang

berada di bagian selatan Pulau Jawa termasuk daerah rawan gempa.

Gempa tektonik yang terjadi di Klaten dan Yogyakarta pada tanggal 27

Mei 2006 menurut Badan Meteorologi dan geofisika (BMG) berpusat dilaut

selatan pada kedalaman sekitar 33 km, pada posisi episentrum 8.26ºLS dan

110.33º BT. Pusat gempa sudah diketahui sekitar 5-10 menit setelah gempa

pertama terjadi. Secara sederhana, cara menentukan pusat gempa sebagai berikut,

setelah gempa terjadi, alat pencatat gempa (seismograf) mencatat waktu terjadinya

gempa. Catatan itu, paling sedikit harus dicatat oleh tiga stasiun pencatat. Selain

sebagai pembanding, makin banyak data yang masuk akan menambah akurasi

hitungan. Setelah sinyal getaran masuk ke seismograf, diteruskan ke data longer

system, lalu disalurkan ke computer atau laptop. Sinyal juga ditangkap melalui

Global Positioning System (GPS)

Setelah tanggal 27 Mei 2006, terjadi gempa susulan pada hari Kamis, 8

Juni 2006, pusatnya berada di Gantiwarno, Klaten. Gempa kedua yang terjadi

pukul 11.44 WIB itu berkekuatan 4.2 SR. Episentrum gempa berada diposisi 7.8º

LS dan 110.3º BT. Setelah dihitung ternyata pusat gempa di wilayah kecamatan

Gantiwarno, kabupaten Klaten merupakan gempa bagian dari gempa tektonik

pertama (27 Mei 2006). Pusat gempa terjadi di Gantiwarno, Klaten karena bagian

dari pergeseran lempeng bumi di wilayah ini sedang mengalami penyeimbangan

akibat pergeseran lapisan bumi (sesar). Getran gempa ini juga telah

mempengaruhi aktivitas vulkanik gunung Merapi. Saat getaran terjadi, magma

dengan dinding saluran magma tersebut menyebabkan gempa vulkanik. Bila

gempa vulkanik ini terus terjadi, kubah lava pijar yang belum bisa memiliki ikatan

kuat terhadap struktur Merapi bisa gugur dan semburan awan panas tak

terbendung lagi.

Gempa tektonik akibat tumbukan lempeng tektonik Euroasia dan

Indoaustralia yang terjadi 27 Mei 2006 itu juga telah mempengaruhi struktur sesar

yang membentang dari laut selatan kea rah Bantul dan Klaten. Setelah peristiwa

Page 8: Makalah Gempa Dahsyat Nusantara

itu, sesar kecil ini secara alamiah bergerak untuk mencari keseimbangan hingga

ke posisi awal. Proses pergerakan itulah yang menyebabkan gempa-gempa

tektonik susulan ( Sumber : BMG DIY)

Page 9: Makalah Gempa Dahsyat Nusantara

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indonesia secara geologis, terletak pada batas pertemuan tiga lempeng

tektonik utama dunia yaitu Lempeng Eurasia,Lempeng Indo-Australia, dan

Lempeng Pasifik. Kondisi ini mengakibatkan pada beberapa daerah terdapat

aktivitas gempa dan vulkanisme yang aktif. Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah

beberapa kali dilanda gempa bumi dengan kekuatan yang sangat dahsyat yang

menyebabkan jatuhnya banyak korban. Setiap bencana alam selalu mengakibatkan

penderitaan bagi masyarakat, korban jiwa dan harta benda kerap melanda

masyarakat yang berada di sekitar lokasi bencana.

Penyebab terjadinya gempa Yogyakarta-Klaten menurut IAGI ( Ikatan

Ahli Geologi Indonesia) yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 disebabkan

adanya gerakan blok sesar atau patahan opak yang dipicu oleh zona penunjaman

lempeng tektonik di laut selatan Yogyakarta. Lokasi sumber gempa berada di

selatan kota Yogyakarta (±37 km) pada kedalaman 33 km di bawah laut. pada

posisi episentrum 8.26ºLS dan 110.33º BT. Getaran gelombang gempa akibat

patahan ini merambat ke segala arah, yang mengenai patahan opak, yang

memanjang dari Kretek Prambanan ini, menyebabkan bencana yang lebih besar

karena batuan yang pernah patah di masa lalu masih stabil.

Page 10: Makalah Gempa Dahsyat Nusantara

DAFTAR PUSTAKA

Ismawati, Esti. 2006. Gempa Klaten Dalam Kenangan. UNWIDHA : Klaten

Neil Morris, Gempa Bumi, penerbit PT. Elex Media Komputindo, 2002

http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1030986000&34

www.appliedgeology.itb.ac.id/static/lab/hg/modul1.pdf