Makalah Gastritis

15
GASTRITIS I. KONSEP DASAR MEDIS A. Definisi Gastritis Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang apabila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau bahan iritasi lain (Reeves. Lockhart,2001) Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difusi atau lokal (Silvia,1995:251) Gastritis dapat dibagi menjadi dua antara lain : (Reeves. Lockhart, 2001). 1. Gastritis akut Proses peradangan lambung jangka pendek yang terkait dengan konsumsi agar kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik. 2. Gastritis Kronis Terbagi dalam dua tipe : a. Tipe A mampu menghasilkan imun sendiri, Tipe ini berhubungan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa, akibat adanya penurunan sekresi gastrik ini mempengaruhi produksi antibodi yang berlanjut pada anemia pernisiosa. b. Tipe B : tipe B tidak lazim, biasanya tipe B ini di kaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter pylori yang menimbulkan

description

Makalah Gastritis

Transcript of Makalah Gastritis

Page 1: Makalah Gastritis

GASTRITIS

I. KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi Gastritis

Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang

berkembang apabila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau bahan iritasi

lain (Reeves. Lockhart,2001)

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik,

difusi atau lokal (Silvia,1995:251) Gastritis dapat dibagi menjadi dua antara lain : (Reeves.

Lockhart, 2001).

1. Gastritis akut

Proses peradangan lambung jangka pendek yang terkait dengan konsumsi agar kimia atau

makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik.

2. Gastritis Kronis

Terbagi dalam dua tipe :

a. Tipe A mampu menghasilkan imun sendiri, Tipe ini berhubungan dengan atropi dari kelenjar

lambung dan penurunan mukosa, akibat adanya penurunan sekresi gastrik ini mempengaruhi

produksi antibodi yang berlanjut pada anemia pernisiosa.

b. Tipe B : tipe B tidak lazim, biasanya tipe B ini di kaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter

pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung yang sering terjadi dengan

karakteristik adanya anoreksia, rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium, mual dan

muntah yang penyebabnya sering tidak diketahui (Long ; C. B,2006).

B. Etiologi

Gastritis dapat timbul tanpa diketahui penyebabnya. Penyebab yang sering

dijumpai adalah :

1. Obat analgetik - anti inflamasi terutama aspirin. Aspirin dalam dosis rendah sudah dapat

menyebabkan erosi mukosa lambung

2. Bahan kimia misalnya lisol

Page 2: Makalah Gastritis

3. Merokok

4. Alkohol

5. Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan gagal, pernafasan,

gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.

6. Refleksi usus lambung

C. Patofisiologi

Absorbsi pada lambung umumnya sangat rendah karena mukosa lambung dilapisi oleh

sel – sel mukosa yang sangat resisten yang mensekresi mukus yang sangat kental dan lekat dan

mukosa lambung mempunyai sambungan yang sangat rapat antara sel – sel epitel yang

berdekatan, dua hal tersebut ditambah dengan hambatan-hambatan absorbs lambung yang lain di

sebut sawar lambung, dan beberapa bahan makanan dan minuman seperti alkohol, aspirin dapat

merusak sawar mukosa pelindung lambung yaitu mukosa lambung dan sambungan gaster yang

rapat diantara sel pelapis lambung terdapat sebuah kelenjar gastrin yaitu di fundus, selain itu ada

sel G terletak didaerah pylorus lambung yang memproduksi hormone gastrin. Gastrin

merangsang kelenjar gastrin untuk menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen, substansi

lain yang juga disekresi oleh lambung adalah beberapa enzim dari berbagai elektrolit terutama

ion natrium, kalium dan klorida. (Silvia Price, 1995).

D. Manifestasi Klinis

Menurut Inayah. I. 2004, manifestasi klinik dari gastritis adalah :

1. Gastritis akut : muntah darah, nyeri epigastrium, nausea dan rasa ingin muntah, nyeri

tekan yang ringan pada epigastrium.

2. Gastritis kronik : nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, nyeri seperti ulkus peptik, anemia,

nyeri tekan epigastrium, cairan lambung terganggu, kadar gastrin serum tinggi (Inayah.

I, 2004).

E. Penatalaksanaan

Menurut inayah, I (2004 : 56) penatalaksanaan gastritis akut dan kronik antara lain :

1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi

Page 3: Makalah Gastritis

2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai

3. Pemberian obat - obatan H 2 blocking antacid atau obat - obat ulkus lambung yang lain.

F. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Inayah. I, 2004, Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada gastritis akut

dan kronis adalah sama antara lain :

1. Endoskopi

Pemeriksaan bagian dalam sesuatu alat memakai endoskop

2. Histopologi biopsi mukosa lambung

Pengambilan jaringan dari penderita secara bedah untuk pemeriksaan mikroskopik

3. Radiologi dengan konsep ganda

Ilmu tentang energi dan zat-zat radioaktif khususnya cabang ilmu kedokteran yang menggunakan

energi radioaktif dalam diagnosis dan pengobatan penyakit.

G. Komplikasi

Pendarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematomesis dan melena, dapat

berakhir sebagai syok hemoragik (FKUI, 2000 : 493) Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan

dapat menyebabkan peptic ulcers dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis

kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus

menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.

Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel

kelenjar dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. pylori.

Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori adalah MALT (mucosa associated

lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem

kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila

ditemukan pada tahap awal.

H. Prognosis

1. Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari.

2. Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada gastritis kronis tipe A.

Page 4: Makalah Gastritis

3. Gastritis dapat menimbulkan komplikasi pedarahan saluran cerna dan gejala klinis yang

berulang.

II. KONSEP PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Faktor predisposisi dan presipitasi Faktor predisposisi adalah bahan-bahan kimia,

merokok, kafein, steroid, obat analgetik, anti inflamasi, cuka atau lada. Faktor

presipitasinya adalah kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok, penggunaan obat-

obatan, pola makan dan diet yang tidak teratur,  serta gaya hidup seperti kurang istirahat.

2. Pengkajian dikembangkan dari Smertzer, S.C B,G, 2002 : 1062 ; long, C.B; Lorkhart, R,

2001 : 138 0 antara lain melakukan pengkajian pola fungsional :

a. Aktivitas dan istirahat : keadaan umum lemah, aktivitas dibantu

b. Sirkulasi : nadi lemah bila muntah berlangsung terus

c. Eliminasi : kadang terjadi diare kembung

d. Makan /cairan : tidak ada nafsu makan, mual, haus, penurunan turgor kulit, selaput mukosa

kering.

e. Nyeri / ketidaknyamanan : nyeri ulu hati terutama sesudah makan

f. Integritas ego : riwayat mudah stress akibat kerja, keuangan, mudah cemas

g. Neurosensori : Sakit kepala

h. Keamanan : lesu

i. Penyuluhan dan pembelajaran : riwayat minum alkohol, merokok, pola diet yang sembrono

( makan banyak atau makan tergesa – gesa, adanya riwayat infeki saluran cerna ).

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien gastritis adalah :

1. Nyeri b.d iritasi mukosa asam lambung

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrien yang tidak adekuat mual

dan muntah.

3. Kecemasan b.d kurang informasi mengenai  penyakit dan program pengobatan yang sedang

dijalani

Page 5: Makalah Gastritis

4. Risiko kekurangan volume cairan tubuh b.d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan

cairan berlebih karena muntah

5. Intoleran  aktivitas b.d kelemahan fisik

6. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.

C. Rencana Keperawatan

1. Nyeri b.d iritasi mukosa asam lambung

Tujuan: Nyeri berkurang atau hilang  dengan kriteria:

a. Nyeri dan panas pada daerah epigastrium berkurang atau hilang.

b. Pasien dapat istirahat.

INTERVENSI RASIONAL

1.     Kaji  tingkat nyeri pasien.

2.     Berikan informasi tentang berbagai

strategi yang dipilih  untuk menurunkan

rasa nyeri

3.     Anjurkan pasien menggunakan

strategi yang dipilih untuk menurunkan

rasa nyeri.

4.    Anjurkan pasien agar tidak makan

makanan yang merangsang peningkatan

asam lambung.

Agar dapat mengetahui tingkat nyeri yang

dialami oleh pasien.

Dapat mengetahui metode penurunan nyeri

serta dapat melakukannya.

Membantu dalam menurunhkan ambang

nyeri yang dialami.

Agar pasien dapat mengetahui makanan yang

merangsang asam lambung serta tidak

mengkonsumsinya.

Page 6: Makalah Gastritis

5.    Kolaborasi dengan tim medik untuk

pemberian anti analgetik. Menurunkan tingkat nyeri yang dialami oleh

pasien.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrien yang tidak adekuat mual

dan muntah.

Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria:

a. mual berkurang/hilang.

b. porsi makan dihabiskan.

c. pasien mengerti manfaat makanan bagi tubuhnya.

INTERVENSI RASIONAL

1.     Jelaskan klein dan keluarga tentang

pentingnya makanan bagi tubuh.

2.     Monitor jumlah makanan yang

masuk.

3.     monitor adanya muntah dan catatat

jumlah, frekwensi dan warna

4.    Berikan makanan yang bervariasi

menurut dietnya untuk merangsang

nafsu makan.

5.    Berikan makanan dalam porsi kecil

namun sering.

6.    Kolaborasi dengan tim medik untuk

pemberian obat anti emetik.

Pasien dan keluarga dapat mengetahui

pentingnya

Untuk mengetahui besar makanan yang

dikonsumsi.

Sebagai data untuk melakukan tindakan

keperawatan dan pengobatan selanjutnya.

Agar klirn dapat termotivasi dan merangsang

nafsu makan.

Untuk mengurangi perasaan dan memenuhi

kebutuhan makanan bagi pasien.

Sebagai terapi untuk

menghambat/  rangsangan mual dan muntah.

Page 7: Makalah Gastritis

3. Gangguan pola tidur b.d nyeri pada daerah epigastrium

Tujuan: kebutuhan tidur dan istirahat terpenuhi

INTERVENSI RASIONAL

1.     Kaji masalah gangguan tidur pasien,

karakteristik, dan penyebab kurang tidur.

2.     Rapikan tempat tidur, bantal yang

nyaman dan bersih

3.     Lakukan persiapan untuk tidur malam

4.    Anjurkan pasien untuk relaksasi pada

waktu pasien akan tidur.

5.    Ciptakan suasana dan lingkungan yang

nyaman

Memberikan informasi dasar dalam

menentukan rencana keperawatan.

Meningkatkan kenyamanan saat tidur.

Mengatur pola tidur pasien.

Memudahkan pasien dalam memulai

tidurnya.

Lingkungan dan suasana yang nyaman

akan mempermudah penderita untuk tidur

4. Kecemasan b.d kurang informasi mengenai  penyakit dan program pengobatan yang sedang

dijalani

Tujuan: Cemas teratasi atau kurang dengan kriteria :

a. Pasien mengerti tentang penyakit dan program pengobatan yang dijalankan.

b. Pasien tidak murung dan tidak gelisah lagi.

INTERVENSI RASIONAL

1.       Kaji rasa cemas pasien.

2.      Beri kesempatan pada pasien

mengungkapkan rasa cemasnya.

Sebagai data awal untuk mengetahui

tingkat kecemasan pasien.

Agar dapat mengetahui penyebab cemas

yang dialami serta mengurangi beban

psikologis pasien.

Pasien dapat mematuhi diet serta

Page 8: Makalah Gastritis

3.     Jelaskan pada pasien tantang diet yang

bisa dijalankankan setelah sembuh.

4.    Jelaskan pada pasien tentang prosedur

pengobatan/perawatan yang akan dilakukan

dan dianjurkan kooperatif didalamnya.

5.    Berikan motivasi pada pasien tentang

kesembuhannya.

menghindari kambuh penyakitnya kembali.

Dapat memahami dan menerima segala

tindakan yang dilakukan untuk proses

penyembuhan penyakitnya.

Pasien dan keluarga optimis atas

penyembuhan penyakit pasien dan

mematuhi segala anjuran yang diberikan.

5. Risiko kekurangan volume cairan tubuh b.d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan

cairan berlebih karena muntah.

Tujuan: Tidak ada tanda-tanda kehilangan cairan tubuh.

INTERVENSI RASIONAL

1.     Kaji kemungkinan adanya tanda-tanda

dehidrasi serta catat intake dan output.

2.     Kaji kesimbangan cairan dan elektrolit

setiap 24 jam.

3.     Anjurkan pasien tetap mempertahankan

intake peroral yaitu makan dan minum

sedikit-sedikit tapi sering

4.    Anjurkan pasien menghindari

mengkonsumsi makanan dan minuman

yang mengandung kafein.

Mendeteksi tanda-tanda awal dehidrasi.

Mendeteksi indicator awal

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

Agar keseimbangan cairan tubuh pasien

dapat tetap dipertahankan.

Kafein merupakan stimulan sistem saraf

pusat yang dapat meningkatkan aktivitas

lambung dan sekresi pepsin yang

menimbulkan peningkatan sekresi asam

lambung sehingga dapat menimbulkan

reaksi mual danmuntah

Page 9: Makalah Gastritis

6. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

Tujuan: Keterbatasan aktifitas teratasi.

Kriteria Hasil :

K/u baik, pasien tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.

INTERVENSI RASIONAL

1.         Tingkatkan tirah baring atau duduk,

berikan lingkungan yang tenang dan

nyaman; batasi pengunjung sesuai

keperluan.

  dorong penggunaan tekhnik relaksasi,

3.        berikan obat sesuai dengan indikasi.

Meningkatkan istrahat dan ketenangan dan

menyediakan energi yang digunakan untuk

penyembuhan. Aktivitas dan posisi duduk

tegak diyakini menurunkan aliran darah ke

kaki, yang mencegah sirkulasi optimal

kesel hati.

Meningkatkan relaksasidan penghematan

energi, memusatkan kembali perhatian dan

dapat meningkatkan koping.

Membantu dalam manajemen kebutuhan

tidur

7. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan : Kurang pengetahuan teratasi dengan kriteria:

Pasien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan

pengobatan.

INTERVENSI RASIONAL

1.      Kaji ulang penyebab khusus terjadi

episode dan prognosis.

2.     Pajankan pada program

pengobatan/rehabilitasiketergantungan zat

kimia bila diindikasikan.

3.     Dukung penggunaan teknik penanganan

Memberikan dasar pengetahuan dimana

pasien dapat membuat pilihan informasi

Penggunaan alkohol dapat mengiritasi

dan mengikis lapisan mukosa dalam

lambung dan dapat mengakibatkan

peradangan dan pendarahan.

Menurunkan rangsang eksentrik HCL,

Page 10: Makalah Gastritis

stres, hindari stres dan emosi

4.     Anjurkan  menghentikan merokok

menurunkan resiko perdarahan ulang.

Merokok mengganggu kerja lapisan

pelindung lambung, membuat lambung

lebih rentan terhadap gastritis

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: Makalah Gastritis

Doenges, E. Marillyn.1999. Rencana Asuhan Keperawatan,Alih bahasa: I made kariasi edisi 3,

Penerbit EGC, Jakarta.

Hadi, Sujono, 1999, Gastroentrologi, Penerbit Alumni, Jakarta.

Price, Sylvia A. Wilson, L. M.1994, Patofisiologi Konsep ProsesPenyakit, edisi 4, Alih Bahasa Peter

Anugrah. Penerbit Buku Kedokteran  EGC, Jakarta.

Underwood, J. C. E., 1996, Patologi Umum dan Sitemik, edisi 2, EGC,Jakarta

http://www.indofarma.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=27&Itemid=125, di akses

tanggal 7 Juni 2013,