makalah frenektomi peterson.docx

8
II.5.2. Frenektomi Labial Frenulum adalah lipatan tipis jaringan fibrosa ditutupi mukosa yang menghubungkan pipi dan bibir ke alveolar periosteum Indikasi . Ketinggian dari frenulum ini dapat bervariasi dari ketinggian vestibulum ke ridge alveolar crest dan area papilla insisivum pada anterior maksilla. Pengecualian pada frenum labial midline dalam hubungannya dengan diastema, namun perlekatan frenulum umunya tidak menyebabkan masalah jika giginya masih utuh. Gesekan antara gigi tiruan dan frenulum atau jaringan lunak sekitarnya dapat mengakibatkan ketidaknyamanan, ulserasi. dan mengganggu pheriperal seal serta melepaskan gigi tiruan, oleh karena itu diperlukan penyesuaian perlekatan frenulum. Pada beberapa kasus perencanaan penggunaan gigi tiruan lengkap terutama rahang atas serta prosedur perawatan ortodonti membutuhkan pembuangan frenulum labial, terutama jika frenulum tersebut hipertrofi (Fig. 10.72). Begitu juga pada frenulum lingual mandibula dapat menimbulkan masalah, seperti menyebabkan ankylogossia (Fig. 10.73). Ankylogossia dapat menyebabkan pergerakan lidah yang terbatas, sehingga menyebabkan kesulitan dalam berbicara.

description

makalah frenektomi peterson.docx

Transcript of makalah frenektomi peterson.docx

II.5.2. Frenektomi LabialFrenulum adalah lipatan tipis jaringan fibrosa ditutupi mukosa yang menghubungkan pipi dan bibir ke alveolar periosteum Indikasi. Ketinggian dari frenulum ini dapat bervariasi dari ketinggian vestibulum ke ridge alveolar crest dan area papilla insisivum pada anterior maksilla. Pengecualian pada frenum labial midline dalam hubungannya dengan diastema, namun perlekatan frenulum umunya tidak menyebabkan masalah jika giginya masih utuh. Gesekan antara gigi tiruan dan frenulum atau jaringan lunak sekitarnya dapat mengakibatkan ketidaknyamanan, ulserasi. dan mengganggu pheriperal seal serta melepaskan gigi tiruan, oleh karena itu diperlukan penyesuaian perlekatan frenulum.Pada beberapa kasus perencanaan penggunaan gigi tiruan lengkap terutama rahang atas serta prosedur perawatan ortodonti membutuhkan pembuangan frenulum labial, terutama jika frenulum tersebut hipertrofi (Fig. 10.72). Begitu juga pada frenulum lingual mandibula dapat menimbulkan masalah, seperti menyebabkan ankylogossia (Fig. 10.73). Ankylogossia dapat menyebabkan pergerakan lidah yang terbatas, sehingga menyebabkan kesulitan dalam berbicara.

Sumber: Fragiskos. Oral Surgery Pada pemeriksaan bila frenulum dekat dengan puncak dari prosessus alveolaris atau pada marginal gingiva menyebabkan tarikan yang kurang menguntungkan pada mukosa, maka hal ini merupakan indikasi perawatan bedah.Frenulum yang mengalami hipertrofi akan menimbulkan beberapa efek, yaitu:a. gangguan estetikab. membatasi pergerakan bibir maupun lidahc. mengganggu susunan gigid. menarik gingiva menjauh dari gigi, sehingga terjadi resesi

II.5.2.1. Frenektomi LabialTaknikEksisi dari frenulum labial bisa dikatakan mudah, sehingga praktisi umum pun bisa melakukannya (Fragiskos, 2007). Attachment dari frenulum labial terdiri atas lapisan tipis jaringan fibrosa yang dilapisi mukosa yang memanjang dari bibir hingga periosteum alveolar. Metode pembedahan secara umum cukup efektif dalam mengeksisi perlekatan frenulum labial. Eksisi yang sederahana dan Z-plasty merupakan metode yang efektif untuk perlekatan frenulum yang sempit (Figures 9-15 dan 9-16).

Anestesi lokal secara infiltrasi dapat dilakukan sebelum dilakukan pembedahan. Setelah dilakukan anestesi, bibir bagian atas dibuka ke atas, sehingga dalam keadaan tegang. Kemudian, frenulum dijepit dengan menggunakan dua jepitan hemostat yang diletakkan pada margin inferior dan superior frenulum labial (Figs 10.75). Hemostat pertama dijepitkan sejajar dengan permukaan labial alveolar ridge dan ujungnya terdapat pada lipatan mukobukal. Sedangkan hemostat kedua dijepitkan pada ujung frenulum dekat bibir yang ditarik sejajar terhadap permukaan mukosa bibir. Kedua ujung hemostat saat ini saling bersentuhan satu sama lain dan jaringan frenulum terkurung di tengahnya.Kemudian dibuat 2 insisi yang paralel dari belakang hemostat inferior dan superior menggunakan pisau scalpel (Figs. 10.7610.78). Insisi berada di sekeliling permukaan luar kedua hemostat, sampai hemostat terlepas dengan jaringan frenulum yang berada di tengahnya.

Tepi daerah operasi dilakukan undermine dengan gunting bedah. Kemudian dilakukan penjahitan pada bagian yang bergerak dari tepi luka. Jahitan tersebut harus menjepit/memegang periosteum untuk pengamanan kedalaman sulkus. Kompres dengan kasa steril yang diletakkan antara gigi insisif, selama 2 jam. Periodontal pack biasanya tidak perlu dilakukan karena tulang akan tertutup jaringan granulasi dengan cepat.

Langkah terpenting lain yang tidak boleh terlupakan adalah menginstruksikan pasien tetap menjaga kebersihan dengan obat kumur, dan satu minggu kemudian jahitan dapat dibuka.

II.5.2.2. Frenektomi LingualIndikasi Frenulum lingual abnormal biasanya merupakan jaringan ikat fibrous, dan kadang-kadang merupakan serat superior otot genioglosus. Perlekatan frenulum ini dapat mengganggu kestabilan pemakaian protesa, karena setiap kali lidah bergerak akan menyebabkan terjadinya penegangan perlekatan frenulum yang dapat melepaskan protesa.Teknik Lingual frenektomi juga merupakan pembedahan yang relatif mudah. Bahkan juga dapat dilakukan tanpa menggunakan hemostat (Fragiskos, 2007). Letak frenulum lingualis dekat dengan vena lingualis yang dalam, dan duktus submandibularis yang mungkin dapat rusak oleh teknik operasi yang tidak hati-hati (H.Birn dan J.E. Winther, 1983).Metode koreksi frenulum lingualis secara bedah, sebelumnya dilakukan anestesi blok lingual bilateral dan infiltrasi lokal pada daerah anterior mandibula. Setelah dilakukan anestesi lokal, lidah ditarik ke atas dan ke depan, yang dikendalikan dengan benang. Kemudian, potong frenulum lingualis yang melekat erat pada dasar lidah dengan melakukan insisi transversal pada dasar lidah menggunakan gunting. Hemostat dijepitkan di bawah lidah sehingga terjadi efek vasokonstriksi, kemudian dilakukan insisi. Insisi dilakukan dengan hati-hati karena terdapat pembuluh darah lingual pada lidah dan daerah dasar mulut serta kelenjar submandibular. Sebagai hasilnya, luka akan berbentuk rumboid, kemudian lidah diangkat ke atas dan tepi luka dibuat undermine, kemudian ditutup dengan jahitan interrupted mulai dari dasar lidah. Karena lapisan mukosa ini sangat tipis, maka penjahitan dianjurkan untuk menggunakan jarum atraumatik (fig. 10.89-.10.93)

II.5.2.3. Komplikasi Komplikasi yang mungkin terjadi pada bedah frenektomi, di antaranya adalah:a. Infeksi post-operasib. Perdarahan, bengkak, dan adanya rasa nyeric. Diskolorisasi fasiald. Munculnya sensitivitas gigi permanen terhadap rangsang dingin, panas, atau makanan manis dan asame. Reaksi alergif. Kebas pada bibi atau jaringan sekitarnyag. Materi asing tertelan secara tidak sengaja