makalah filsafat

19
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Farmasi adalah profesi kesehatan yang menghubungkan kesehatan ilmu dengan ilmu kimia dan dibebankan dengan memastikan penggunaan yang aman dan efektif dari obat farmasi. Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan berbagai macam penyakit. Farmasi mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan (selection), aksi farmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan obat (drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui resep (prsecription) dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun melalui cara lain yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada pemakai. Kata farmasi diturunkan dari bahasa Yunani “pharmakon”, yang berarti cantik atau elok, yang kemudian berubah artinya menjadi racun, dan selanjutnya berubah lagi menjadi obat atau bahan obat. Oleh karena itu seorang farmasis (Pharmacist) adalah satu-satunya profesi yang mengetahui segala sesuatu tentang obat, karena untuk 1

description

hchfj

Transcript of makalah filsafat

Page 1: makalah filsafat

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Farmasi adalah profesi kesehatan yang menghubungkan kesehatan ilmu

dengan ilmu kimia dan dibebankan dengan memastikan penggunaan yang aman dan

efektif dari obat farmasi. Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni

dan ilmu penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk

disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan berbagai macam

penyakit. Farmasi mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan

(selection), aksi farmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan pembakuan

bahan obat (drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup

pula penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui resep

(prsecription) dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun melalui cara lain

yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada pemakai.

Kata farmasi diturunkan dari bahasa Yunani “pharmakon”, yang berarti cantik atau

elok, yang kemudian berubah artinya menjadi racun, dan selanjutnya berubah lagi

menjadi obat atau bahan obat. Oleh karena itu seorang farmasis (Pharmacist) adalah

satu-satunya profesi yang mengetahui segala sesuatu tentang obat, karena untuk

mengerti, memahami dan memiliki keahlian tentang obat bukanlah hal yang mudah

tetapi memerlukan pengetahuan yang mendalam mengenai semua aspek kefarmasian.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Farmasi Masa Lalu ?

2. Bagaimana Farmasi Masa Kini ?

3. Bagaimana Farmasi Masa Depan ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui bagaimana Farmasi Masa Lalu

2. Mengetahui bagaimana Farmasi Masa Kini

3. Mengetahui bagaimana Farmasi Masa Depan

1

Page 2: makalah filsafat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Farmasi Masa Lalu

Shaman merupakan profesi pertama dan tertua di dunia, shaman merupakan

leluhur yang tidak menjadi leluhur pihak medis modern (dokter) dan pendeta

agamawan, tetapi juga leluhur yang berhubungan langsung dengan tipe profesi

lainnya. Shaman ini dibutuhkan karena adanya bahaya yang tidak pernah terduga

seperti kematian, penyakit, ataupun bencana lainnya dan pada zaman dahulu shaman

merupakan orang yang mengakui memiliki pengetahuan dan kuasa untuk mengatasi

segala misteri tersebut termasuk penyakit.

Perkembangan selanjutnya adalah tradisi tabib seperti di Yunani, Cina, India, Mesir,

dan berbagai wilayah di Asia seperti di Timur Tengah, dimana pada zaman itu di

Yunani, pendeta dianggap sebagai orang yang mampu menjaga kesejahteraan jasmani

dan rohani rakyat . Pengobatan yang dilakukan para pendeta kuil di Yunani tersebut

masih berpusat pada sekitar hal yang bersifat supranatural . Namun lambat laun

peranan pendeta ini diambil alih oleh tabib yang memperoleh ilmu pengetahuan

secara intuitif dan empiris .

Pada tahun 400 SM terdapat sekolah kedokteran dengan alumninya yang terkenal

bernama Hipokrates (459-370 SM)(2,5). Hipokrates yang merupakan bapak

kedokteran, memiliki peranan penting dalam membebaskan pengobatan dan upaya

pembedahan dari dasar yang berbau mistis . Hipokrates menggunakan lebih dari 200

jenis tumbuhan dalam pengobatan yang dilakukannya .

Orang yang paling berjasa dalam mengilmiahkan efek obat adalah Johan Jakob

Wepfer (1620-1695). Dialah yang pertama kali berhasil melakukan verifikasi efek

farmakologi dan toksikologi obat pada hewan percobaan, ia mengatakan: “I pondered

at length, finally I resolved to clarify the matter by experiment”. Dalam Bahasa

Indonesia berarti: Saya menimbang lama, akhirnya saya menemukan jalan untuk

memperjelas masalah dengan penelitian”. Hal ini masih terus dilakukan oleh farmasis

2

Page 3: makalah filsafat

sampai sekarang untuk menemukan dan mengembangkan penemuan obat baru, yaitu

secara ilmiah dan bukan lagi secara mistis seperti pada zaman dahulu kala.

Pada mulanya penggunaan obat dilakukan secara empiric dari tumbuhan, dan hanya

berdasarkan pada pengalaman . Hal ini dilakukan dengan hal yang masih berbau

mistis dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melakukan pengobatan seperti

kepala adat, kepala suku, ataupun shaman dan orang sakti lainnya yang dipercaya

memiliki kemampuan menyembuhkan dan menangkal segala yang jahat (1,3). Di

Mesir ditemukan beberapa macam jenis dan cara penggunaan obat dan semuanya itu

ditulis pada papyrus yang diketahui ditulis pada abad ke-16 SM bernama Ebers

Papyrus/Papyrus Ebers(1,4). Ini merupakan suatu kertas yang bertulisan yang

panjangnya 60 kaki dan lebarnya 1 kaki . Berisi lebih dari 800 formula atau resep

obatdan disamping itu disebutkan pula sekitar 700 jenis obat-obatan yang berbeda .

Selanjutnya, Paracelcus (1541-1493 SM) berpendapat bahwa untuk membuat sediaan

obat perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia membuat dari bahan yang

sudah diketahui zat aktifnya . Paracelcus berpendapat bahwa: “No substance is poison

by itself. It is the dose (the amount of exposure) that make a substance a poison” dan

“the right dose differentiates a poison and a remedy” (terjemahannya: “tidak ada

suatu apapun yang menjadi beracun dengan sendirinya. Dosislah yang membuat

sesuatu menjadi beracun” dan “dosis yang tepat membedakan racun dan obat

penyembuh”). Hal inilah yang mendasari adanya penentuan dosis dalam obat-obatan

yang dipegang teguh oleh para farmasis di dunia ini. Semua obat adalah racun yang

membedakannya hanyalah dosis yang tepat.

Lain lagi dengan Dioscorides yang merupakan seorang dokter dari Yunani dan juga

sekaligus merupakan ahli botani. Dia merupakan orang pertama yang menggunakan

ilmu tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Hasil karyanya yakni De

Materia Medica yang membahas lebih dari 500 jenis , dianggap sebagai awal

pengembangan botani farmasi dan dalam penyelidikan bahan obat yang diperoleh dari

alam. (1,8) Materia Medica merupakan istilah lama dari zaman dimana semua obat

merupakan berbahan dasar tumbuh-tumbuhan, hewan, maupun mineral secara

langsung.

3

Page 4: makalah filsafat

Selanjutnya adalah Claudius Galen (200-129 SM) yang menghubungkan penyakit

dengan teori kerja obat yang merupakan bidang ilmu farmakologi (5,8). De Materia

Medica dan hasil pola kerja dari Galen mendominasi sampai abad pertengahan, ketika

pengobatan dari tanaman tetap dilestarikan dalam dua aliran: oleh Bangsa Arab dan

Biarawan Kristen yang menanam rempah-rempah dan tanaman obat pada kebun-

kebun biara .

Pada sekitar abad ke-10, seorang ahli pengobatan terkenal bernama Abdullah Bin Sina

atau Ibnu Sina atau Avicenna telah menulis beberapa buku tentang pengumpulan dan

penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuatan beberapa sediaan obat seperti pil,

suppositoria, ataupun sirup. Beliau juga menggabungkan beberapa pengetahuan

pengobatan dari beberapa Negara seperti Yunani, India, Persia, dan Arab untuk

menghasilkan pengobatan yang baik . Salah satu karyanya yang paling termashyur

adalah Al-Qanun fi At Tibb yang merupakan buku kedokteran klasik yang paling

modern .

Sampai pada abad ke-19, ternyata obat masih berupa produk organik maupun

anorganik yang dikeringkan atau dibuat segar, bahan mineral atau hewan yang aktif

dalam penyembuhan penyakit tetapi dapat juga menimbulkan efek toksik bila

dosisnya terlalu tinggi atau pada kondisi tertentu penderita. Selain itu, obat-obatan

terbatas pada musim sehingga untuk menjaga ketersediaan obat dan menjamin khasiat

dari tanaman tersebut (dosis tumbuhan kering dalam pengobatan ternyata sangat

bervariasi tergantung pada tempat asal, waktu panen, kondisi dan lama penyimpanan

tanaman tersebut). Hal-hal tersebutlah yang melandasi adanya proses ekstraksi dan

isolasi dari suatu tanaman. Proses ini pertama kali dilakukan oleh F.W. Sertuerner

(1783-1841). Pada tahun 1804, Sertuerner mempelopori isolasi senyawa bioaktif dan

memurnikannya dan secara terpisah dilakukan sintesis secara kimia .

Pada permulaan abad ke-20, obat-obatan kimia sintetis mulai nampak kemajuannya

dengan ditemukannya obat-obat termashyur, yakni salvarsan dan aspirin . Aspirin

disintesis oleh Felix Hoffman dan didirikanlah perusahaan farmasi pertama di dunia :

Bayer (2). Tetapi pendobrakan sejati baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan

kemoterapeutika yakni Sulfanilamid (1935) dan penisilin (1940). Khasiat dari obat-

4

Page 5: makalah filsafat

obatan ini diteliti secara pasti oleh penemu Penisilin yakni Dr. Alexander Fleming

pada tahun 1928.

B. Farmasi Masa Kini

Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman

menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon

dan lima atom ekstra hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow. Hasil

penemuannya ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya

perusahaan industri farmasi modern di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya, perkembangan

(R & D) pasca Perang Dunia I. Kemudian, pada Perang Dunia II para pakar berusaha

menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC, hormaon steroid, dan

kontrasepsi serta antipsikotika.

Sejak saat itulah, dunia farmasi  terus berkembang dengan didukung oleh berbagai

penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah

farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan ilmu, kalau

bolehh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah industri

obat pertama berdiri).

Dunia Farmasi masa kini telah banyak mengalami perkembangan yang sangat pesat

dengan majunya perkembangan dunia Iptek. Dulu, ketika manusia mulai mengerti dan

mendalami masalah kesehatan, terbentuklah satu profesi yang bertanggung jawab

dalam menanggulangi masalah ini yang sering kita sebut dengan dokter. Kemudian,

seiring berjalannya waktu, semakin banyak permasalah kesehatan yang ditemui.

sehingga tak mungkin bagi seorang dokter mendalami semua ilmu terkait bidang

kesehatan. Selanjutnya, banyak terjadi pemekaran bidang ilmu pengetahuan dari

bidang kesehatan, salah satunya adalah ilmu farmasi. Jika mendengar kata farmasi,

maka gambaran yang terbentuk di masyarakat adalah seorang ahli obat-obatan.

"tukang" buat obat- begitulah sebutan yang sering terdengar.

Benar memang, farmasi adalah bagian dari ilmu kesehatan yang mendalami masalah

terkait obat. Dulu, seorang farmasis berorientasi untuk membuat sediaan (seperti

sirup, tablet, kapsul,dan salep) obat sehingga diharapkan dengan obat tersebut, dapat

menyembuhkan penyakit atau paling tidak megurangi rasa sakit atau menghambat

5

Page 6: makalah filsafat

progresifitas penyakit. Ahli farmasi berlomba-lomba dalam menemukan obat baru

atau memodifikasi obat sehingga dapat memberikan efek penyembuhan yang lebih

baik dari obat lain.

Namun ternyata, di lapangan ditemukan banyaknya masalah terkait penggunaan obat.

Seorang pasien menjadi "lebih sakit" akibat menggunakan obat-obatan tersebut.

Kenapa? Banyak hal yang menyebabkan hal itu. Cipolle, 1998- meerangkan dalam

bukunya bahwa ada 7 kategor masalah terkait obat, yaitu membutuhkan tambahan

terapi obat, terapi obat yang tidak perlu, terapi salah obat, dosis terlalu rendah, dosis

terlalu tinggi, reaksi obat yang merugikan, dan kepatuhan. Hal ini kemudian menjadi

permasalahan yang cukup menarik perhatian di dunia kesehatan. Berangkat dari

kejadian-kejadian di lapangan seperti di atas, maka sekitar tahun 80-an, konsentrasi

farmasi di Indonesia mulai melakukan pengembangan ke arah patient oriented atau

pelayanan yang berorientasi pada pasien yang ditekuni oleh ahli-ahli bidang farmasi

klinis. Sebenarnya di USA, farmasi klinis telah menjadi perhatian sejak sekitar tahun

60-an. Namun, di Indonesia farmasi klinis baru memperlihatkan perkembangan di

tahun 2000-an dengan tercetusnya PP 51 yang memuat peraturan standar pelayanan

kefarmasian.

Lalu, apa yang dikerjakan oleh farmasis klinis di lapangan? Ini juga menjadi

pertanyaan pertama saya ketika mendengar istilah farmasi klinis. Contoh terdekatnya,

selama ini ketika kita "singgah" ke apotek, kita tak pernah tau siapa apoteker yang

bertugas di apotek tersebut. Sehingga banyak masyarakat yang beranggapan bahwa

petugas yang selama ini melayani pembelian obat di apotek adalah apoteker atau

menyamakan antara asisten apoteker dengan apoteker. Selama ini, apoteker tak

pernah ada di tempat ketika apotek buka. Setelah PP 51 diberlakukan, apoteker wajib

berada di tempat selama apotek buka. Lalu, apa gunanya bagi masyarakat ? Nah, jika

Anda mengalami sakit ringan atau perlu informasi mengenai obat-obat yang Anda

konsumsi, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan apoteker di apotek Anda.

Dengan Anda mengetahui informasi seputar obat yang Anda konsumsi, Anda telah

mengurangi resiko terkena masalah terkait obat seperti di atas. Misalnya, ketika Anda

diresepkan Antibiotik oleh dokter, hal-hal yang harus Anda ketahui ialah bahwa

Antibiotik haruslah diminum dengan waktu yang teratur dan digunakan hingga obat

yang diresepkan habis. Penggunaan antibiotik tidak boleh dibarengi dengan antasida

6

Page 7: makalah filsafat

(obat mag) dan pemberian susu dalam waktu yang berdekatan. Apoteker Anda akan

menjelaskan hal-hal lain yang perlu Anda ketahui. Obat akan menyembuhkan

penyakit ketika diberikan dengan dosis dan cara penggunaan yang tepat. Namun jika

tidak, obat justru bisa membunuh Anda secara spontan atau perlahan-lahan.

Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola perkembangan teknologi agar

mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan

kebutuhan. Kurikulum pendidikan bidang farmasi disusun lebih ke arah teknologi

pembuatan obat untuk menunjang keberhasilan para anak didiknya dalam

melaksanakan tugas profesinya.

Dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi belum

merupakan bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang MIPA (Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni (basic science)

sehingga lulusan S1-nya pun bukandisebut Sarjana Farmasi melainkan Sarjana Sains.

Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam “informasi jabatan untuk

standar kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli Teknik Kimia Farmasi, (yang

tergolong sektor kesehatan) bagi jabatan yang berhubungan erat dengan obat-obatan,

dengan persyaratan, pendidikan Sarjana Teknik Farmasi.

Buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang yang

menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi/sintesis, pembuatan, pengendalian,

distribusi dan penggunaan.

Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”, menyatakan

bahwa :

1. Pharmacist lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter

menuliskan resep rasional. Membanu melihat bahwa obat yang tepat, pada waktu

yang tepat, dalam jumlah yang benar, membuat pasien tahu mengenai

“bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik dengan atau tanpa resep

dokter.

2. Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal

produk/produksi obat yang memiliki kesempatan yang paling besar untuk

7

Page 8: makalah filsafat

mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang obat, yang dapat melayani baik

dokter maupun pasien, sebagai “penasehat” yang berpengalaman.

3. Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat

yang salah, penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional. Sedangkan

Herfindal dalam bukunya “Clinical Pharmacy and Therapeutics” (1992)

menyatakan bahwa Pharmacist harus memberikan “Therapeutic Judgement” dari

pada hanya sebagai sumber informasi obat.

Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena

pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu

bidang yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi berkembang ke arah “patient

oriented”, memuculkan berkembangnya Ward Pharmacy (farmasi bangsal) atau

Clinical Pharmacy (Farmasi klinik).

Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional lain

memerlukan informasi obat tang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun

1975 mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker merupakan informasi

obat yang “parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi

obat Apoteker yang berkualits dinilai amat jarang/langka, bahkan dikatakan bahwa

dibandingkan dengan apotekeer, medical representatif dari industri farmasi justru

lebih merupakan sumber informasi obat bagi para dokter.

Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care” yang

membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien. Secara

global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya semula yaitu

sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker diharapkan setidak-

tidaknya mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat maupun

profesi kesehatan lain baik di rumah sakit, di apotek atau dimanapun apoteker berada.

C. Farmasi Masa Depan

Menurut Drs. M. Dani Pratomo, Apt, MM sebagai ketua IAI (ikatan apoteker

Indonesia) tahun 2005 mengatakan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak

mengetahui apa tugas apoteker yang sebenarnya. Ini dikarenakan di Indonesia

penggunaan obat sudah terlalu mudah diakses oleh masyarakat padahal obat yang

8

Page 9: makalah filsafat

sesungguhnya adalah racun yang memerlukan pengaturan yang tepat. Menurut

pandangan beliau juga apoteker tidak dilatih sesuai dengan pekerjaan yang

sebenarnya sesuai pharmaceutical care untuk menghadapi pasien. Sehingga mereka

kurang begitu terampil ketika lulus. Di Indonesia masyarakat umum mengenal

apoteker sebagai tenaga kedua setelah dokter. Ini terbukti dengan anggapan dan

pendapat masyarakat yang mengutarakan bahwa apoteker memiliki kerja sebagai

penerjemah resep, orang yang mempersiapkan obat dan penjaga apotek. Pandangan

seperti ini secara tidak langsung juga telah menurunkan mental dan menjadikan

pandangan orang lain tidak terlalu baik terhadap farmasi. Bila haltersebut

dibandingkan dengan beragamnya tugas farmasi yang sebenarnya diatas, maka

anggapan masyarakat yang seperti itu telah menjadi indikasi dan parameter bahwa

keberadaan farmasi kurang begitu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Padahal

apoteker telah diakui sebagai profesi layaknya dokter gigi, dokter,perawat dan dokter

hewan. Sebuah profesi pastilah memiliki kualifikasi untuk bekerja secara professional

dan mempunyai undang-undang yang mendukung pekerjaannya. Bila dibandingkan

dengan keadaan tersebut,maka ini menjadi suatu masalah besar bagi farmasi untuk

diselesaikan.

BPOM adalah badan resmi di Indonesia yang berhak memberi ijin untuk beredarnya

produk obat, obat herbal, makanan dan minuman yang boleh beredar di Indonesia.

Namun dalam sebagian besar pertimbangan untuk regulasi dan pemilihan kepala yang

ada di lembaga tersebut bukanlah orang farmasi. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh

menteri kesehatan yang diwakili oleh profesi kedokteran. Sehingga farmasi Indonesia

terasa belum bebas sepenuhnya dan diakui sebagai profesi yang mampu berkembang

walaupun banyak berdiri

pabrik-pabrik besar farmasi di negara ini. Di lain pihak bahwa sebagian besar mental-

mental lulusan farmasi Indonesia masih memikirkan pekerjaan teknis-teknis saja.

Belum begitu peduli terhadap isu-isu yang terjadi dunia kefarmasian, terhadap

regulasi yang mengatur kefarmasian dan bersedia untuk merangkap kerja untuk

bekerja di sector public sebagai pembuat konsep regulasi.

Oleh karena itulah maka lulusan farmasi yang ada di masa yang akan datang haruslah

berani membuka diri untuk menerima ilmu-ilmu lain di luar farmasi untuk

mendukung keprofesiannya. Seperti ilmuhukum untuk mendukung farmasi dari sisi

9

Page 10: makalah filsafat

undang-undang. Ilmu manajemen untuk mendukung farmasi dari sisi kepemimpinan

dan manajerial. Sisi psikologi untuk mendukung farmasi dari sisi kepemimpinan dan

interaksi dengan orang lain, dan masih banyak ilmu-ilmu yang secara parsial

berhubungan dengan dunia kefarmasian seperti ilmu-ilmu medis, bioteknologi,

teknologi produksi dan lain-lain. Keterbukaan farmasi untuk mau belajar lebih

tersebut, akan membuat pencitraan farmasi akan dianggap baik dari segala sisi yang

saling mendukung. Karena pencitraan profesi ini tidaklah berhasil jika hanya ditinjau

dari satu sisi saja.

Namun tidak semua ilmu tersebut harus diberikan kepada mahasiswa dalam kuliah.

Hanya ilmu-ilmu tertentu saja yang sesuai untuk diberikan kepada mahasiswa yang

sudah memilki focus terhadap bidang pekerjaannya nanti. Sehingga spesialisasi

farmasi seharusnya juga menyesuaikan cabang pekerjaan farmasi yang ada tersebut.

Aktif dalam kegiatan pembahasan tentang isu-isu yang terjadi di dunia kefarmasian.

Seorangapoteker haruslah mengusahakan pembelajaran seumur hidup untuk

mengikuti kemajuan zaman, ilmupengetahuan dan teknologi. Serta

mempertimbangkan aspek nine star of pharmacist yang diajarkan di fakultas farmais

universitas airlangga bahwa farmasi adalah juga sebagai care giver,

decisionmaker,communicator,leader, manager, life long learner, teacher, researcher

dan pharmapreneur.

10

Page 11: makalah filsafat

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Di masa lalu pengobatan terhadap berbagai penyakit hanya dilakukan berdasarkan

pengalaman dan terkait dengan hal-hal yang berbau mistis. Seiring berjalannya

waktu muncullah beberapa ahli yang melakukan pengobatan berdasarkan ilmu

pengetahuan tentang kefarmasian.

2. Perkembangan farmasi yang semakin pesat diawali karena semakin banyaknya

masalah kesehatan yang tidak mungkin bagi seorang dokter untuk mendalami

semua masalah terkait dengan kesehatan, sehingga muncullah ilmu dalam bidang

kesehatan yaitu ilmu farmasi.

3. Dimasa yang akan datang farmasi diharapkan tidak lagi dianggap sebagai tenaga

kedua setelah kedokteran. Lulusan faramasi selanjutnya harus membuka diri

terhadap ilmu-ilmu lain untuk menunjang profesinya dan mengikuti

perkembangan isu-isu terkait dengan masalah kefarmasian.

B. Kritik dan Saran

Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, sehingga

diharapkan kritik dab saran dari Dosen dan para pembaca untuk memberikan kritik

dan saran yang membangun untuk membuat makalah yang lebih baik kedepannya.

11

Page 12: makalah filsafat

DAFTAR PUSTAKA

http://nurhasanahismiatimukhsin.blogspot.com/2014/03/farmasi-masa-depan-dan-

masa-kini.html

http://apotikmakassar.wordpress.com/2011/09/23/kefarmasian/

12