Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

23
MAKALAH ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN MASALAH ETIK DALAM PRAKTEK KEBIDANAN KELAS 1 A KELOMPOK 7 : DESI NATALIS R DWI PUTRI C NOVI RIZKI RANDINA M YULIA N

description

Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

Transcript of Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

Page 1: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

MAKALAH ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

MASALAH ETIK DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

KELAS 1 A

KELOMPOK 7 :

DESI NATALIS R

DWI PUTRI C

NOVI RIZKI

RANDINA M

YULIA N

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 1

JURUSAN KEBIDANAN

Page 2: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

PENDAHULUAN

Fungsi pengetahuan etik bagi bidan adalah memberikan bantuan yang positif bagi bidan untuk menghindarkan dari prasangka dalam melakukan pekerjaannya. Etik memliki dimensi kode etik, yaitu : anggota profesi & klien, anggota profesi & sistem kesehatan, anggota profesi & profesi kesehatan, sesama anggota profesi

Kode etik merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi yang memberikan tuntunan bagi bidan untuk melaksanakan praktek kebidanan baik yang berhubungan dengan klien, keluarga masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya sendiri. Kode etik memiliki prinsip, yaitu :

Menghargai otonomi Melakukan tindakan yang benar Mencegah tindakan yang dapat merugikan Memperlakukan manusia secara adil Menjelaskan dengan benar Menepati janji yang telah disepakati Menjaga kerahasiaan

Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat. Kode etik memiliki tujuan, yaitu menjunjung tinggi martabat dan citra profesi, menjaga & memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian para anggota profesi dan meningkatkan mutu profesi

Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disyahkan dalam kongres Nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaannya disyahkan dalam rapat kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991, sebagai pedoman dalam berprilaku.

Page 3: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

PEMBAHASAN

Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia

dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya

baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative yang

berhubungan dengan hukum. Seseorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai

kekhususan. Sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab

menolong persalinan.

Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang harus

mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan

mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi. Derasnya arus globalisasi

yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dunia, juga mempengaruhi

munculnya masalah/penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu

pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini tidak dapat

dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dengan demikian

penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek kebidanan misalnya dalam

praktek mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi Kesehatan lainnya,

mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidang yang praktek

mandiri menjadi pekerja yang bebas Mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali

pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.

Istilah dalam Etik

Sebelum melihat masalah etik yang Mungkin timbul dalam pelayanan

kebidanan, maka ada baiknya dipahami beberapa Istilah berikut ini :

1. Legislasi (Lieberman, 1970) Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban

seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan.

2. Lisensi Pemberian izin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang

telah diterapkan. Tujuannya untuk membatasi pemberian wewenang dan untuk

meyakinkan klien.

3. Deontologi/Tugas Keputusan yang diambil berdasarkan keserikatan/berhubungan

dengan tugas. Dalam pengambilan keputusan, perhatian utama pada tugas.

Page 4: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

4. Hak Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak berbeda

dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan.

5. Instusioner Keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilemma etik dari kasus

per kasus. Dalam teori ini ada beberapa kewajiban dan peraturan yang sama

pentingnnya.

6. Beneficience Keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan.

7. Mal-efecience Keputusan yang diambil merugikan pasien

8. Malpraktek/Lalaia

o Gagal melakukan tugas/kewajiban kepada klien

o Tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar

o Melakukan tindakan yang mencederai klien

o Klien cedera karena kegagalan melaksanakan tugas.

9. Malpraktek terjadi karena.

o Ceroboh

o Lupa

o Gagal mengkomunikasikan

Bidan sebagai petugas Kesehatan sering berhadapan dengan masalah etik yang

berhubungan dengan hukum. Sering masalah dapat diselesaikan dengan hukum, tetapi

belum tentu dapat diselesaikan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai etik. Banyak hal

yang bisa membawa seorang bidan berhadapan dengan masalah etik.

Langkah - Langkah Penyelesaian Masalah

1) Melakukan penyelidikan yang memadai

2) Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli

3) Memperluas pandangan tentang situasi

4) Kepekaan terhadap pekerjaan

5) Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain

Page 5: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

Masalah Etik Moral

Bidan harus memahami dan mengerti situasi etik moral, yaitu :

1) Untuk melakukan tindakan yang tepat dan berguna.

2) Untuk mengetahui masalah yang perlu diperhatikan

Kesulitan dalam mengatasi situasi :

1) Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita

2) Pengertian kita terhadap situasi sering diperbaruhi oleh kepentingan, prasangka, dan

faktor-faktor subyektif lain

Masalah Etik Moral yang mungkin terjadi dalam praktek kebidanan

1) Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan karena :

- Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat

- Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil

2) Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik dibutuhkan :

- Pengetahuan klinik yang baik

- Pengetahuan yang Up to date

- Memahami issue etik dalam pelayanan kebidanan

3) Harapan Bidan dimasa depan :

- Bidan dikatakan profesional, apabila menerapkan etika dalam menjalankan

praktik kebidanan (Daryl Koehn,Ground of Profesional Ethis,1994)

- Dengan memahami peran bidan tanggung jawab profesionalisme terhadap

patien atau klien akan meningkat

- Bidan berada dalam posisi baik memfasilitasi klien dan membutuhkan

peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi

praktik kebidanan

Contoh kasus :

1. Di sebuah desa terpencil seorang ibu mengalami pendarahan postpartum setelah

melahirkan bayinya yang pertama di rumah. Ibu tersebut menolak untuk diberikan

Page 6: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

suntikkan uterotonika. Bila ditinjau dari hak pasien atas keputusan yang

menyangkut dirinya maka bidan bisa saja tidak memberikan suntikkan karena

kemauan pasien. Tetapi bidan akan berhadapan dengan masalah yang lebih rumit

bila terjadi pendarahan hebat dan harus diupayakan pertolongan untuk merujuk

pasien, dan yang lebih patal lagi bila pasien akhirnya meninggal karena

pendarahan. Dalam hal ini bisa dikatakan tidak melaksanakan tugasnya dengan

baik. Walapun bidan harus memaksa pasiennya untuk disuntik Mungkin itulah

keputusan yang terbaik yang harus ia lakukan (dentology).

2. Seorang ibu PP masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan

anamnesa dia mengatakan tidak mau di episiotomi. Sekarang ini pasen tersebut

berada dalam kala II dan kala II yang berlangsung agak lambat, tetapi ada

kemajuan. Perineum masih kaku dan tebal. Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh

bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya. Sementara waktu berjalan terus dan bjj

mulai menunjukkan keadaan yang tidak stabil/fetal distress dan ini mengharuskan

bidan untuk mempertimbangkan melakukan episiotomi, tetapi ibu tersebut tidak

menggubrisnya. Bidan berharap bayinya selamat. Sementara itu ada bidan yang

memberitahukan bahwa dia pernah melakukan hal ini tanpa persetujuan pasen

untuk melindungi bayinya. Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan

pasen, maka bidan akan dihadapkan kepada sederetan tuntutan.

Issue Etik Dalam Pelayanan Kebidanan

Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia

dalm menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah pernyataan itu baik

atau buruk. Issue etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang

berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang

berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.

Beberapa pembahasan masalah etik dalm kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut:

1. Persetujuan dalam proses melahirkan.

2. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.

3. Kegagalan dalam proses persalinan.

4. Pelaksanan USG dalam kehamilan.

Page 7: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

5. Konsep normal pelayanan kebidanan.

6. Bidan dan pendidikan seks.

Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi:

1. Perawatan intensif pada bayi.

2. Skreening bayi.

3. Transplantasi organ.

4. Teknik reproduksi dan kebidanan.

Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi:

1. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.

2. Otonomi bidan dan kode etik profesional.

3. Etik dalam penelitian kebidanan.

4. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.

Biasanyan beberapa contoh mengenai isu etik dalm pelayananan kebidanan adalah

berhubungan dengan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Agama / kepercayaan.

2. Hubungan dengan pasien.

3. Hubungan dokter dengan bidan.

4. Kebenaran.

5. Pengambilan keputusan.

6. Pengambilan data.

7. Kematian.

8. Kerahasiaan.

9. Aborsi.

10. AIDS.

11. In Vitro fertilization

Bidan dituntut untuk berprilaku hati-hati dalm setiap tindakannya dalam memberikan

asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis dan profesional.

Page 8: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

Issue Moral Dalam Pelayanan Kebidanan

Moral merupakan pengetahuan atau keyakian tentang adanya hal yang baik dan

buruk yang mempengaruhi siakap seseorang.

Kesadaran tentang adanya baik buruk berkembang pada diri seseorang seiring

dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama, dll. Hali ini yang disebut

kesadaran moral.

Isu moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang

berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya

dengan pelayanan kebidanan.

Beberapa contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari:

1. Kasus abortus.

2. Euthanansia.

3. Keputusan untuk terminasi kehamialn.

4. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari,

seperti yang menyangkut konflik dan perang.

Dilema dan Konflik Moral

Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada

dua alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan

pemecahan masalah.

Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau

pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.

Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggung jawab

profesional, yaitu:

1. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan kesejahteraan pasien atau

klien.

Page 9: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

2. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian [omission],

disertai ras tanggung jawab memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau

klien.

3. Konflik moral menurut Johnson adalh bahwa konflik atau dilema pada dasarnya

sama , kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan tugas yang mana

sering menyebabkan dilema.

Ada 2 tipe konflik:

1. Konflik yang berhubungan dengan prinsip.

2. Konflik yang berhubungan dengan otonomi.

Dua tipe konflik ini merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisahkan.

Informed Choice

Pengertian Informed Choice

Pengertian informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan

penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya. Menurut kode etik internasional

bidan yang dinyatakan oleh ICM tahun 1993 bahwa bidan harus menghormati hak wanita

setelah mendapatkan penjelasan dan mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab

terhadap hasil dari pilihannya. Definisi informasi dalam konteks ini adalah meliputi:

informasi yang lengkap sudah diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman resiko,

manfaat, keuntungan, dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya. Hak dan keinginan wanita

harus dihormati, tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya.

Dari riwayat yang sudah lama berlangsung, petugas kesehatan termasuk bidan

sungkan baik untuk membagikan informasi maupun membuat keputusan bersama dengan

klien. Ini bertentangan dengan aspek hukum dan untuk sikap profesionalisme yang wajib

dan bersusah payah untuk menjelaskan kepada klien semua kemungkinan pilihan tindakan

dan hasil yang diharapkan dari setiap pilihannya.

Di negara manapun ada hambatan dalam memberdayakan wanita mengenai

pelaksanaan informed choice ini, misalnya sangat kurang informasi yang diperoleh ketika

wanita mulai hamil dan ada prasangka bahwa wanita sendiri enggan menggambil tanggung

Page 10: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

jawab untuk membuat keputusan yang sulit dalam kehamilan maupun persalinan. Dari hasil

penelitian yang pernah dilakukan menunjukan bahwa wanita ingin membuat pilihan kalau

diberikan informasi yang cukup dan justru para bidan yang enggan memberikan informasi

yang lengkap agar wanita dapat membuat keputusan. Wanita dengan pendidikan tinggi

dapat membuat pilihan karena banyak membaca atau mempunyai bekal untuk membuat

keputusan, tetapi untuk sebagian besar masih sulit karena berbagai alasan, misalnya alasan

social ekonomi, kurangnya pendidikan dan pemahaman masalah kesehatan, kesulitan

bahasa dan pemahaman system kesehatan yang tersedia.

Sebagai seorang bidan dalam memberikan inform choise kepada klien harus:

Memperlakukan klien dengan baik.

Berinteraksi dengan nyaman

Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan.

Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan

kondisinya.

Rekomendasi yang Dianjurkan untuk Bidan

1. Bidan harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam

berbagai aspek agar dapat membuat keputusan klinisdan secara teoritis agar dapat

memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan kliennya.

2. Bidan wajib memberikan informasi secara rinci dan jujur dalam bentuk yang dapat

dimengerti oleh si wanita dengan menggunakan media alternative dan

penterjemah kalau perlu, begitu juga tatap muka langsung.

3. Bidan dan petugas kesehatan lain perlu belajar untuk membantu wanita melatih

diri dalam menggunakan haknya dan menerima tanggung jawab untuk keputusan

yang mereka ambil sendiri. Ini tidak hanya dapat diterima secara etika tetapi juga

melegakan para profesional kesehatan. Memberikan jaminan bahwa para petugas

kesehatan sudah memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan bahwa wanita

itu sudah diberikan informasi yang lengkap tentang implikasi dari keputusan

mereka dan mereka telah memenuhi tanggung jawab moral mereka.

4. Dengan memfokuskan asuhan yang berpusat pada wanita dan berdasarkan fakta,

diharapkan bahwa konflik dapat ditekan serendah mungkin.

Page 11: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

5. Tidak perlu takut akan konflik tetapi menganggapnya sebagai suatu kesempatan

untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang objektif, bermitra

dengan wanita dari system asuhan dan suatu tekanan positif terhadap perubahan.

Bentuk Pilihan yang Ada dalam Asuhan Kebidanan

Ada beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat dipilih oleh pasien, antara lain:

a. Bentuk pemeriksaan ANC dan pemeriksaan laboratorium atau screening

antenatal.

b. Tempat melahirkan

c. Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan

d. Pendampingan waktu melahirkan

e. Klisma dan cukur daerah pubis

f. Metoda monitor denyut jantung janin

g. Percepatan persalinan atau augmentasi

h. Diet selama proses persalinan

i. Mobilisasi selama proses persalinan

j. Pemakaian obat penghilang rasa sakit

k. Pemecahan ketuban

l. Posisi ketika melahirkan

m. Episiotomi

n. Penolong persalinan

o. Keterlibatan suami waktu bersalin/kelahiran.

p. Pemotongan tali pusat

q. Metode kontrasepsi

Pencegahan konflik etik, meliputi empat hal:

1. Informed Consent

2. Negosiasi

3. Persuasi

4. Komite Etik

Latar belakang diperlukannya informed consent adalah karena tindakan medik yang

dilakukan bidan, hasilnya penuh dengan ketidak pastian dan unpredictable (tidak dapat

Page 12: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

diperhitungkan secara matematik), sebab dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berada di

luar kekuasaan bidan, seperti perdarahan post partum, shock, asfiksia neonatorum.

Menurut Dr.H.J.J Leenen, bahwa isi dari informasi adalah diagnosa, terapi, tentang

cara kerja, resiko, kemungkinan perasaan sakit, keuntungan terapi, dan prognosa. Yang

berhak memberikan persetujuan adalah mereka yang dalam keadaan sadar dan sehat

mental, telah berumur 21 tahun atau telah menikah, bagi mereka yang telah berusia lebih

dari 21 tahun tetapi dibawah pengampuan maka persetujuan diberikan oleh wali. Ibu hamil

yang telah melangsungkan perkawinan, berarapun umurnya, menurut hukum adalah

dewasa (cakap), berhak mendapat informasi.

Hak atas persetujuan bilamana ada pertentangan dengan suami maka pendapat ibu

hamil yang diturut karena yang memebrikan persetujuan adalah ibu hamil sendiri,

mengingat akan hak atas alat reproduksi.

Pernyataan dalam informed consent menyatakan kehendak kedua belah pihak, yaitu

pasien menyatakan setuju atas tindakan yang dilakukan bidan dan formulir persetujuan itu

ditandatangani oleh kedua belah pihak, maka persetujuan kedua belah pihak saling

mengikat dan tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak. Ia hanya dapat dipergunakan

sebagai bukti tertulis akan adanya izin atau persetujuan dari pasien terhadap tindakan yang

dilakukan.

Bilamana ada formulir yang ditandatangani pasien atau wali pada umumnya

berbunyi segala akibat dari tindakan akan menjadi tanggung jawab bidan atau rumah

bersalin. Rumusan tersebut secara hukum tidak mempunyai kekuatan hukum, mengingat

seseorang tidak dapat membebaskan diri dari tanggung jawabnya atas kesalahan yang

belum dibuat.

Rahasia pribadi yang diberitahu oleh ibu hamil adalah rahasia yang harus dipegang

teguh dan dirahasiakan bahkan sampai yang bersangkutan meninggal dunia. Hukuman

membuka rahasia jabatan diatur dalam KUHP BAB XVII pasal 322 tentang membuka rahasia.

Informed consent mempunyai dua dimensi, yaitu sebagai berikut:

1. dimensi hukum, merupakan perlindungan pasien terhadap bidan yang berperilaku

memaksakan kehendak, memuat:

a. keterbukaan informasi antara bidan dengan pasien

b. informasi yang diberikan harus dimngerti pasien

c. memberikan kesempatan pasien untuk memperoleh yang terbaik

Page 13: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

2. Dimensi etik, mengandung nilai-nilai:

a. menghargai otonomi pasien

b. tidak melakukan intervensi melainkan membantu pasien bila diminta atau

dibutuhkan

c. bidan menggali keinginan pasien baik secara subjektif atau hasil pemikiran

rasional

Syarat syahnya perjanjian atau consent adalah:

1. Adanya kata sepakat, sepakat dari pihak tanpa paksaan, tipuan maupun kekeliruan.

Dalam hal perjanjian antara bidan dan pasien, kata sepakat harus diperoleh dari

pihak bidan dan pasien setelah terlebih dahulu bidan memberikan informasi kepada

pasien sejelas-jelasnya.

2. Kecakapan, artinya bahwa seseorang memiliki kecakapan memberikan persetujuan,

jika orang tersebut mampu melakukan tindakan hukum, dewasa, dan tidak gila

3. Suatu hal tertentu, objek dalam persetujuan antara bidan dan pasien harus

disebutkan dengan jelas dan terperinci. Misalnya dalam persetujuan ditulis dengan

jelas identitas pasien meliputi: nama, jenis kelamin, alamat, suami atau wali.

Kemudian yang terpenting harus dilampirkan identitas yang memberikan

persetujuan

4. Suatu sebab yang halal, maksudnya adalah isi persetujuan tidak boleh bertentangan

dengan undang-undang, tata tertib, kesusilaan, norma dan hukum.

Untuk memahami informed consent, maka digambarkan urutan pelaksanaannya

pada bagan alir sebagai berikut:

Page 14: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

PASIEN BIDAN

INFORMASI

CHOICE/PILIHAN

KEPUTUSAN

CONSENT (PERSETUJUAN) REFUSAL (MENOLAK)

MENANDATANGANI FORM PERSETUJUAN

MENANDATANGANI FORM PENOLAKAN

CONTOH INFORMED CONSENT DALAM

TINDAKAN PERSALINAN

Bidan Praktik Swasta .........................

Alamat ................................................

Telp .....................Fax .........................

Kode Pos ............................................

PERSETUJUAN TINDAKAN PERTOLONGAN

PERSALINAN

Nomor: ..............

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ........................................................

Tempat/Tanggal Lahir : ........................................................

Alamat : ........................................................

Kartu Identitas : ........................................................

Page 15: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

Pekerjaan : ........................................................

Selaku individu yang meminta bantuan pada fasilitas kesehatan ini, bersama ini saya menyatakan

kesediaanya untuk dilakukan tindakan dan prosedur pertolongan persalinan pada diri saya.

Apabila dalam keadaan dimana saya tidak mampu untuk memperoleh penjelasan dan memberi

persetujuan maka saya menyerahkan mandat kepada suami atau wali saya, yaitu:

Nama : ........................................................

Tempat/Tanggal Lahir : ........................................................

Alamat : ........................................................

Kartu Identitas : ........................................................

Pekerjaan : ........................................................

Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaaan dari pihak manapun dan agar dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

........................, .......................

Yang memberi

Bidan, Persetujuan pasien

(...............................) (.............................................)

INFORMED CONSENT

Tindakan medic yang dilakukan bidan,hasilnya penuh dengan ketidakpastian dan

unpredictable(tidak dapat diperhitungkan secara metematik), sebab dipengaruhi oleh

factor-faktor lain yang lain berada di luar kekuasaan bidan.

Istilah consent adalah dari bahasa latin yaitu consensio. Kemudian di dalam bahasa

Inggris menjadi consent yang berarti persetujuan izin, memberi izin kepada seseorang untuk

melakukan sesuatu.

Menurut Culver and Gert, ada 4 komponen yang harus dipahami pada suatu

consent/persetujuan :

1. Sukarela (voluntariness)

2. Informasi (information)

Page 16: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

3. Kompetensi (competence)

4. Keputusan (decision)

Perbedaan Pilihan (choice) dan Persetujuan (consent)

1. Pilihan (choice) penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan

kebidanan yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya

dan merupakan aspek otonomi pribadi menentukan “pilihannya sendiri”.

2. Persetujuan (consent) penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan dengan

aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan

bidan. Choice berarti ada alternatif lain, ada lebih dari satu pilihan dan klien

mengerti perbedaannya sehinggga dia dapat menentukan mana yang disukai atau

sesuai dengan kebutuhannya.

Agar pilihan dapat dipeluas dan menghindari konflik, maka yang harus dilakukan

adalah:

1. Memberi informasi yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur, tidak bias, dan dapat

dipahami oleh ibu, menggunakan alternatif media ataupun yang lain, sebaiknya

tatap muka.

2. Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk membantu ibu menggunakan

haknya dan menerima tanggung jawab keputusan yang diambil. Hal ini dapat

diterima secara etika dan menjamin bahwa tenaga kesehatan sudah memberikan

asuhan yang terbaik dan memastikan ibu sudah diberikan informasi yang lengkap

tentang dampak dari keputusan mereka.

3. Untuk pemegang kebijakan pelayanan kesehatan perlu merencanakan,

mengembangkan sumber daya, memonitor perkembangan protokol dan petunjuk

teknis baik di tingkat daerah, propinsi, untuk semua kelompok tenaga pemberi

pelayanan bagi ibu.

4. Menjaga fokus asuhan pada ibu dan evidence based, diharapkan konflik dapat

ditekan serendah mungkin.

5. Tidak perlu takut akan konflik tetapi menganggapnya sebagai sesuatu kesempatan

untuk saling memberi, dan mungkin suatu penilaian ulang yang objektif, bermitra

dengan wanita dari sistem asuhan dan tekanan positif pada perubahan.

Page 17: Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan