makalah emboli paru

20
Emboli Paru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku manusia yang saat ini cenderung lebih melakukan hal-hal yang lebih santai dan cenderung terkesan malas ternyata akan berdampak buruk pada kesehatan. Umumnya saat ini remaja lebih suka bersantai lama di depan computer ataupun di depan televisi dari pada harus berdiri ataupun berjalan. Gaya hidup “kurang gerak” tersebut berpotensi menimbulkan pembekuan darah yang berjalan sampai vena kaki dan berakhir di dalam paru-paru. Sebuah studi terbaru di Inggris, mengatakan, pembekuan darah (emboli) dalam paru-paru siap mendatangi orang yang terlalu sering duduk dalam kesehariannya. Berdasarkan riset baru, orang yang menghabiskan lebih banyak waktu mereka duduk saat tiba di rumah bisa lebih cenderung berpotensi mengalami pembekuan darah mematikan dalam paru-paru daripada mereka yang lebih aktif. Studi itu merupakan yang pertama menunjukkan bahwa gaya hidup duduk berjam-jam bisa menyebabkan emboli paru. Pembekuan darah

description

makalah emboli paru

Transcript of makalah emboli paru

Page 1: makalah emboli paru

Emboli Paru

BAB I

PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Perilaku manusia yang saat ini cenderung lebih melakukan hal-hal yang lebih santai

dan cenderung terkesan malas ternyata akan berdampak buruk pada kesehatan. Umumnya

saat ini remaja lebih suka bersantai lama di depan computer ataupun di depan televisi dari

pada harus berdiri ataupun berjalan. Gaya hidup “kurang gerak” tersebut berpotensi

menimbulkan pembekuan darah yang berjalan sampai vena kaki dan berakhir di dalam

paru-paru. Sebuah studi terbaru di Inggris, mengatakan, pembekuan darah (emboli) dalam

paru-paru siap mendatangi orang yang terlalu sering duduk dalam kesehariannya.

Berdasarkan riset baru, orang yang menghabiskan lebih banyak waktu mereka duduk

saat tiba di rumah bisa lebih cenderung berpotensi mengalami pembekuan darah mematikan

dalam paru-paru daripada mereka yang lebih aktif.  Studi itu merupakan yang pertama

menunjukkan bahwa gaya hidup duduk berjam-jam bisa menyebabkan emboli paru.

Pembekuan darah berjalan sampai dalam vena kaki dan pada akhirnya masuk paru-paru.

Gejalanya termasuk nyeri dada, sesak nafas dan batuk-batuk.

Emboli paru (EP) merupakan kondisi akibat tersumbatnya arteri paru, yang dapat

menyebabkan kematian pada semua usia. Penyakit ini sering ditemukan dan sering

disebabkan oleh satu atau lebih bekuan darah dari bagian tubuh lain dan tersangkut di

paruparu; sering berasal dari vena dalam di ekstremitas bawah, rongga perut, dan terkadang

ekstremitas atas atau jantung kanan.

Embolus paru banyak terjadi akibat lepasnya suatu trombosis yang berasal dari

pembuluh darah vena di kaki. Trombus terbentuk dari beberapa elemen sel dan fibrin yang

kadang-kadang berisi protein plasma seperti plasminogen. Menurut virchow (dalam

Page 2: makalah emboli paru

Himawan S; 1986) terdapat tiga faktor penting yang memegang peranan timbulnya

thrombus (trias virchow), yaitu :

1.             Perubahan permukaan endotel pembuluh darah

2.             Perubahan pada aliran darah dan

3.             Perubahan pada konstitusi darah.

Jika terjadi kerusakan pada trombosit maka akan dilepaskan suatu zat tromboplastin.

Zat inilah yang merangsang proses pembentukan beku darah (trombus). Tromboplastin

akan mengubah protrombin yang terdapat dalam darah menjadi trombin, kemudian bereaksi

dengan fibrinogen menjadi fibrin.

Untuk lebih jelas mengetahui tentang penyakit penyumbatan yang terjadi pada arteri

paru ini, maka dalam bab selanjutnya  akan dijelaskan lebih lanjut tentang penyakit

“Emboli Paru”.

1.2         Rumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan

diantaranya :

1.             Apakah yang dimaksud dengan emboli paru?

2.             Bagaimana gejala dan tanda penderita emboli paru?

3.             Apakah penyebab emboli paru?

4.             Bagaimana patogenesis emboli paru ?

5.             Bagaimana gambaran klinis penderita emboli paru?

6.             Diagnosa Penyakit Emboli

7.             Pengobatan penyakit emboli paru

8.             Pencegahan penyakit emboli paru

1.3         Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut

tentang penyakit emboli paru meliputi definisi, gejala, penyebab, patofisiologi, gambaran

klinis, pemeriksaan penunjang, pengobatan, dan pencegahan penyakit emboli paru.

Page 3: makalah emboli paru

1.4         Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini yaitu

1.             Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang penyakit emboli paru

2.             Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya penyakit emboli paru dan

bagaimana cara mencegah penyakit ini agar tidak terserang pada individu

Page 4: makalah emboli paru

BAB II

PEMBAHASAN

2.1         Definisi Emboli Paru

Emboli paru (EP) merupakan kondisi akibat tersumbatnya arteri paru, yang dapat

menyebabkan kematian pada semua usia. Penyakit ini sering ditemukan dan sering

disebabkan oleh satu atau lebih bekuan darah dari bagian tubuh lain dan tersangkut di paru-

paru, sering berasal dari vena dalam di ekstremitas bawah, rongga perut, dan terkadang

ekstremitas atas atau jantung kanan.

Selain itu, emboli paru (Pulmonary Embolism) dapat diartikan sebagai penyumbatan

arteri pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu embolus, yang terjadi secara tiba-tiba.  Suatu

emboli bisa merupakan gumpalan darah (trombus), tetapi bisa juga berupa lemak, cairan

ketuban, sumsum tulang, pecahan tumor atau gelembung udara, yang akan mengikuti aliran

darah sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah.

Biasanya arteri yang tidak tersumbat dapat memberikan darah dalam jumlah yang

memadai ke jaringan paru-paru yang terkena sehingga kematian jaringan bisa dihindari.

Tetapi bila yang tersumbat adalah pembuluh yang sangat besar atau orang tersebut

memiliki kelainan paru-paru sebelumnya, maka jumlah darah mungkin tidak mencukupi

untuk mencegah kematian paru-paru (http://kumpulan-artikel-kedokteran-dari-berbagai-

sumber.com).

Sekitar 10% penderita emboli paru mengalami kematian jaringan paru-paru, yang

disebut infark paru. Jika tubuh bisa memecah gumpalan tersebut, kerusakan dapat

diminimalkan. Gumpalan yang besar membutuhkan waktu lebih lama untuk hancur

sehingga lebih besar kerusakan yang ditimbulkan. Gumpalan yang besar bisa menyebabkan

kematian mendadak.

Page 5: makalah emboli paru

2.2         Gejala dan Tanda Penderita Emboli Paru

Emboli yang kecil mungkin tidak menimbulkan gejala, tetapi sering menyebabkan

sesak nafas. Sesak mungkin merupakan satu-satunya gejala, terutama bila tidak ditemukan

adanya infark. Penting untuk diingat, bahwa gejala dari emboli paru mungkin sifatnya

samar atau menyerupai gejala penyakit lainnya :

   Batuk (timbul secara mendadak, bisa disertai dengan dahak berdarah)

   Sesak nafas yang timbul secara mendadak, baik ketika istirahat maupun ketika sedang

melakukan aktivitas

   Nyeri dada (dirasakan dibawah tulang dada atau pada salah satu sisi dada, sifatnya tajam atau

menusuk)

   Nyeri semakin memburuk jika penderita menarik nafas dalam, batuk, makan atau

membungkuk

   Pernafasan cepat

   Denyut jantung cepat (takikardia).

Selain itu juga terdapat gejala lainnya yang mungkin ditemukan, diantaranya :

   Wheezing (bengek )

   Kulit lembab

   Kulit berwarna kebiruan

   Nyeri pinggul

   Nyeri tungkai (salah satu atau keduanya)

   Pembengkakan tungkai

   Tekanan darah rendah

   Denyut nadi lemah atau tak teraba

   Pusing

   Pingsan

Page 6: makalah emboli paru

   Berkeringat

   Cemas

2.3         Penyebab Emboli Paru

Kebanyakan kasus disebabkan oleh bekuan darah dari vena, terutama vena di tungkai

atau panggul. Penyebab yang lebih jarang adalah gelembung udara, lemak, cairan ketuban

atau gumpalan parasit maupun sel tumor.

Penyebab yang paling sering adalah bekuan darah dari vena tungkai, yang disebut

trombosis vena dalam. Gumpalan darah cenderung terbentuk jika darah mengalir lambat

atau tidak mengalir sama sekali, yang dapat terjadi di vena kaki jika seseorang berada

dalam satu posisi tertentu dalam waktu yang cukup lama. Jika orang tersebut bergerak

kembali, gumpalan tersebut dapat hancur, tetapi ada juga gumpalan darah yang

menyebabkan penyakit berat bahkan kematian.

Penyebab terjadinya gumpalan di dalam vena mungkin tidak dapat diketahui, tetapi

faktor predisposisinya (faktor pendukungnya) sangat jelas, yaitu:

   Pembedahan

   Tirah baring atau tidak melakukan aktivitas dalam waktu lama (seperti duduk selama

perjalanan dengan mobil, pesawat terbang maupun kereta api)

   Stroke

   Serangan jantung

   Obesitas (kegemukan)

   Patah tulang tungkai tungkai atau tulang pangggul

   Meningkatnya kecenderungan darah untuk menggumpal (pada kanker tertentu, pemakaian pil

kontrasepsi, kekurangan faktor penghambat pembekuan darah bawaan)

   Persalinan

   Trauma berat

Page 7: makalah emboli paru

   Luka bakar

2.4         Patogenesis Emboli Paru

Bekuan darah merupakan kumpulan platelet untuk memperbaiki kerusakan pembuluh

darah, yang membentuk jaringan dengan sel darah merah dan fibrin. Pada keadaan normal

bekuan terbentuk untuk menghentikan perdarahan akibat luka, namun kadang-kadang

bekuan timbul tanpa ada luka.

Bekuan darah yang terbentuk dalam vena disebut thrombus, sedangkan bekuan darah

yang lepas dan berpindah ke bagian tubuh yang lain menimbulkan emboli. Kadang-kadang

material lain seperti tumor, lemak, udara dapat masuk ke dalam aliran darah dan

menimbulkan emboli yang menyumbat arteri. Kebanyakan bekuan darah berasal dari lutut

hingga tungkai atas, dan pelvis. Bekuan dari vena dalam dapat bermigrasi melalui aliran

darah menuju jantung kanan, kemudian masuk ke dalam arteri paru

2.5         Gambaran Klinis Emboli Paru

Foto thorax di atas diambil dari pasien yang mengalami pembesaran pulmonary

embolus akut (emboli paru akut). Perhatikan dengan baik pada daerah kanan atas.

Mendadak muncul fissura horisontal dimana daerah tersebut terlihat lebih hitam

dibandingkan dengan bagian kiri pada tinggi yang sama (tanda panah). Ini merupakan

Westermark’s sign dari perfusi yang berkurang pada daerah paru yang mengindikasikan

bahwa arteri pada daerah ini mengandung gumpalan besar. Perhatikan juga daerah

konsolidasi dibawah fissura horisontal, merupakan titik kecil dari infarksi.

Ingatlah untuk selalu memeriksa kualitas film yang digunakan. Hal ini menjadi

penting sebab perubahan densitas yang diakibatkan oleh pulmonary emboli sulit dibedakan

dengan perubahan densitas yang diakibatkan tidak sempurnanya pengambilan foto. Jika

kita mencurigai adanya EP sebagai penyebab kehitaman pada paru-paru, maka kita harus :

a.              Periksa tanda-tanda yang dihasilkan oleh COPD maupun pneumothorax. Kita harus

memisahkan kehitaman yang dihasilkan karena kedua diagnosa tadi.

Page 8: makalah emboli paru

b.             Tentukan apakah daerah paru yang mengalami penghitaman itu melingkar dan tidak

tersebar luas. Embolus di dalam arteri pulmonalis hanya akan memberikan efek pada

bagian-bagian yang disuplai oleh arteri dan tidak menyebabkan hal lainnya. Sangat

mungkin jika terjadi emboli pada daerah yang sangat luas, akan terjadi gambaran hitam

pada keseluruhan lapangan paru, namun jika hal ini terjadi lupakan pemeriksaan sinar-x,

karena dalam keadaan seperti ini, pasien berada pada posisi yang sangat berbahaya, dekat

dengan kematian.

c.              Lihat sisa dari paru. Perfusi yang rendah (under perfusion) pada daerah yang mengalami

pulmonary emboli akan menyebabkan perfusi yang tinggi (over perfusion) pada bagian

paru yang lain dan akan meningkatkan densitas pada bayangan vascular. Akan sangat

membantu jika dibandingkan dengan foto sebelumnya yang pernah dibuat.

d.             Perhatikan arteri pulmonari dan bayangan jantung. Sebuah pulmonary emboli akut akan

menyebabkan dilatasi pada arteri pulmonari terutama pada ventrikel dan atrium kanan.

Arteri pulmonari akan bertambah besar dan bisa menyebabkan pembesaran juga pada

bayangan jantung.

e.              Emboli paru merupakan hal yang jarang yang menyebabkan paru-paru berwarna hitam dan

biasanya diikuti dengan perubahan pada infarksi yang akan dijelaskan lebih lanjut, atau bisa

juga tidakmenyebabkan perubahan apapun. Maka, kecuali pasiennnya berada pada kondisi

yang tidak baik, pikirkan kembali mengenai penyebab lain mengapa paru-paru berwarna

hitam karena penyebab lain tersebut jauh lebih mungkin sebagai penyebab paru-paru

berwarna hitam.

Adanya perubahan infarksi pada penderita emboli paru ditandati dengan :

Meskipun EP menyebabkan paru-paru berwarna hitam biasanya kita akan melihat

bahwa EP menyebabkan perubahan infarksi, mengarahkan kita pada hemoragic atau

nekrosis paru. Ini akan menyebabkan perubahan pada foto sebagai berikut :

   Hemidiafragma yang meningkat

   Kolaps dan linier alectasis

Page 9: makalah emboli paru

   Effusi Pleura

   Bayangan yang bertingkat

2.6         Diagnosa Emboli Paru

a.             Diagnosis emboli paru ditegakkan berdasarkan gejala dan faktor pendukungnya. 

Pemeriksaan untuk menilai fungsi paru-paru:

  Gas darah arteri

  Oksimetri denyut nadi.

b.             Pemeriksaan untuk menentukan lokasi dan luasnya emboli :

  Rontgen dada

  Skening ventilasi/perfusi paru

  Angiogram paru

c.              Pemeriksaan untuk trombosis vena dalam (sebagai penyebab tersering):

  USG Doppler pada aliran darah anggota gerak

  Venografi tungkai

  Pletsimografi tungkai

2.7         Pengobatan Emboli Paru

Pengobatan emboli paru dimulai dengan pemberian oksigen dan obat pereda nyeri.

Oksigen diberikan untuk mempertahankan konsentrasi oksigen yang normal.

Terapi antikoagulan (Enoxaparin, Dalteparin, Tinzaparin, Heparin, Warfarin,

Fondaparinux) diberikan untuk mencegah pembentukan bekuan lebih lanjut dan

memungkinkan tubuh untuk secara lebih cepat menyerap kembali bekuan yang sudah ada.

Terapi antikoagulan terdiri dari heparin (diberikan melalui infus), kemudian dilanjutkan

dengan pemberian warfarin per-oral (melalui mulut). Heparin dan warfarin diberikan

bersama selama 5-7 hari, sampai pemeriksaan darah menunjukkan adanya perbaikan.

Page 10: makalah emboli paru

Lamanya pemberian antikoagulan (anti pembekuan darah) tergantung dari keadaan

penderita. Jika emboli paru disebabkan oleh faktor predisposisi sementara, (misalnya

pembedahan), pengobatan diteruskan selama 2-3 bulan.  Jika penyebabnya adalah masalah

jangka panjang, pengobatan diteruskan selama 3-6 bulan, tapi kadang diteruskan sampai

batas yang tidak tentu.

Pada saat menjalani terapi warfarin, darah harus diperiksa secara rutin untuk

mengetahui apakah perlu dilakukan penyesuaian dosis warfarin atau tidak. Penderita

dengan resiko meninggal karena emboli paru, bisa memperoleh manfaat dari 2 jenis terapi

lainnya, yaitu terapi trombolitik dan pembedahan.

Terapi trombolitik (obat yang memecah gumpalan) bisa berupa streptokinase,

urokinase atau aktivator plasminogen jaringan. Tetapi obat-obatan ini tidak dapat diberikan

kepada penderita yang :

   Telah menjalani pembedahan 10 hari sebelumnya

   Wanita hamil

   Menderita stroke

   Mempunyai bakat untuk mengalami perdarahan yang hebat.

Pada emboli paru yang berat atau pada penderita yang memiliki resiko tinggi

mengalami kekambuhan, mungkin perlu dilakukan pembedahan, yaitu biasanya dilakukan

embolektomi paru (pemindahan embolus dari arteri pulmonalis). Jika tidak bisa diberikan

terapi antikoagulan, maka dipasang penyaring pada vena kava inferior. Alat ini dipasang

pada vena sentral utama di perut, yang dirancang untuk menghalangi bekuan yang besar

agar tidak dapat masuk ke dalam pembuluh darah paru.

Obat "Pemusnah bekuan" (juga disebut trombolitik) diberikan kepada mereka yang

sakit kritis. Tujuannya adalah untuk memcah gumpalan yang memblokir pembuluh darah di

paru-paru. obat ini digunakan hanya pada pasien dengan emboli paru yang masif, turunnya

tekanan darah atau kadar oksigen yang sangat rendah yang tidak menanggapi pengobatan.

Page 11: makalah emboli paru

Contoh obat trombolitik untuk emboli paru adalah Reteplase, Alteplase, Urokinase,

Streptokinase.

2.8         Pencegahan Emboli Paru

Pada orang-orang yang memiliki resiko menderita emboli paru, dilakukan berbagai

usaha untuk mencegah pembentukan gumpalan darah di dalam vena. Untuk penderita yang

baru menjalani pembedahan (terutama orang tua), disarankan untuk :

   Menggunakan stoking elastic

   Melakukan latihan kaki

   Bangun dari tempat tidur dan bergerak aktif sesegera mungkin untuk mengurangi

kemungkinan terjadinya pembentukan gumpalan.

Stoking kaki dirancang untuk mempertahankan aliran darah, mengurangi

kemungkinan pembentukan gumpalan, sehingga menurunkan resiko emboli paru. Terapi

yang paling banyak digunakan untuk mengurangi pembentukan gumpalan pada vena

tungkai setelah pembedahan adalah heparin. Dosis kecil disuntikkan tepat dibawah kulit

sebelum operasi dan selama 7 hari setelah operasi.

Heparin bisa menyebabkan perdarahan dan memperlambat penyembuhan, sehingga

hanya diberikan kepada orang yang memiliki resiko tinggi mengalami pembentukan

gumpalan, yaitu :

   Penderita gagal jantung atau syok

   Penyakit paru menahun

   Kegemukan

   Sebelumnya sudah mempunyai gumpalan.

Heparin tidak digunakan pada operasi tulang belakang atau otak karena bahaya

perdarahan pada daerah ini lebih besar. Kepada pasien rawat inap yang mempunyai resiko

tinggi menderita emboli paru bisa diberikan heparin dosis kecil meskipun tidak akan

menjalani pembedahan. Dekstran yang harus diberikan melalui infus, juga membantu

Page 12: makalah emboli paru

mencegah pembentukan gumpalan. Seperti halnya heparin, dekstran juga bisa

menyebabkan perdarahan.

Pada pembedahan tertentu yang dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan,

(misalnya pembedahan patah tulang panggul atau pembedahan untuk memperbaiki posisi

sendi), bisa diberikan warfarin per-oral. Terapi ini bisa dilanjutkan untuk beberapa minggu

atau bulan setelah pembedahan.

Page 13: makalah emboli paru

BAB III

PENUTUP

3.1         Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Emboli Paru (EP)

merupakan kondisi tersumbatnya arteri paru, EP dapat menimbulkan kematian bila tidak

diobati. Emboli bekuan darah merupakan penyebab EP tersering, paling sering dari vena

dalam pada tungkai. Diagnosis EP melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium ( D-

dimer yang normal dapat menyingkirkan EP), foto toraks, angiografi paru. Pengobatan EP

menggunakan antikoagulan (pada pengobatan warfarin perlu monitoring INR dan

penyesuaian dosis), trombolisis atau tindakan bedah.

3.2         Saran

Sebaiknya aktivitas yang kurang dalam menggerakkan badan ataupun selalu

membiasakan diri duduk dalam waktu yang lama sebaiknya dihindari agar tidak terjadi

penyumbatan pada arteri paru sehingga menyebabkan timbulnya penyakit Emboli paru.

Page 14: makalah emboli paru

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Emboli Paru. Blog dr. Rosfanty. http://kumpulan-artikel-kedokteran-dari-berbagai-sumber.com. Diakses tanggal 18 April 2015

Anonim. 2011. Radang Usus Beresiko Terhadap Bekuan Darah di Paru. http://Redaksi-Go4Healtylife.com. Diakses tanggal 18 April 2015

Anonim. 2012. Mengenal Emboli Paru. Blog RSPG. http://www.klikpdpi.com. Diakses tanggal 18 April 2015

Anonim. 2012. Emboli Paru. Blog Media Informasi Obat-Penyakit. http://medicastore.com. Diakses tanggal 18 April 2015

Prof.Dr. Sukandar Elin. 2010. Iso Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan ; Jakarta Barat

Lesmana P. Vivi. 2010. Laporan Khusus Penyakit Emboli Paru. Bagian Penyakit Dalam RS Mitra Kemayoran, Jakarta.

Ramo Army. 2011. Belajar Baca Foto Thorax. http://blog.imaging.of.rontgen.com. Diakses tanggal 18 April 2015