Makalah Disverifikasi Punya Fitri

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diversifikasi adalah suatu strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai instrumen investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda, bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan yang cukup. Pada dasarnya, setiap orang memiliki latar belakang dan tujuan investasi yang berbeda-beda. Dalam melakukan diversifikasi, karakter instrumen investasi yang harus dipertimbangkan, yaitu: (1) potensi tingkat pengembalian (return), (2) risiko, (3) likuiditas. Dapat kita ambil contoh antara investasi pada saham dengan deposito. Umumnya, saham memberikan tingkat pengembalian atau return yang lebih tinggi daripada deposito. Namun, risiko untuk berinvestasi pada saham cenderung lebih besar karena fluktuasi atau perubahan harga saham lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan peluang untuk mengalami kerugian menjadi lebih tinggi daripada berinvestasi di deposito. Aspek ketiga adalah likuiditas. Maksud likuiditas disini adalah kemudahan untuk membeli dan menjual sebuah instrumen investasi. Tentunya jika berinvestasi di deposito, kita tidak dapat menguangkan investasi tersebut sewaktu-waktu karena deposito memiliki masa jatuh tempo. Sedangkan jika berinvestasi di saham, kita dapat dengan mudah menjualnya sesuai dengan keinginan kita. Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargan yang lebih tinggi terhadap hal- hal tertentu akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi. Jika suatu masyarakat lebih menghargai 1

Transcript of Makalah Disverifikasi Punya Fitri

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDiversifikasi adalah suatu strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai instrumen investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda, bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan yang cukup. Pada dasarnya, setiap orang memiliki latar belakang dan tujuan investasi yang berbeda-beda. Dalam melakukan diversifikasi, karakter instrumen investasi yang harus dipertimbangkan, yaitu: (1) potensi tingkat pengembalian (return), (2) risiko, (3) likuiditas. Dapat kita ambil contoh antara investasi pada saham dengan deposito. Umumnya, saham memberikan tingkat pengembalian atau return yang lebih tinggi daripada deposito. Namun, risiko untuk berinvestasi pada saham cenderung lebih besar karena fluktuasi atau perubahan harga saham lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan peluang untuk mengalami kerugian menjadi lebih tinggi daripada berinvestasi di deposito. Aspek ketiga adalah likuiditas. Maksud likuiditas disini adalah kemudahan untuk membeli dan menjual sebuah instrumen investasi. Tentunya jika berinvestasi di deposito, kita tidak dapat menguangkan investasi tersebut sewaktu-waktu karena deposito memiliki masa jatuh tempo. Sedangkan jika berinvestasi di saham, kita dapat dengan mudah menjualnya sesuai dengan keinginan kita. Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi. Jika suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan material daripada kehormatan, misalnya, maka mereka lebih banyak mempunyai kekayaan material dan menempati kedudukan yang lebih tinggi. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal. Disamping itu pula, Apakah dilingkungan kita masih terdapat orang yang memiliki ciri khas dari masing-masing daerah yang berbeda? Jawabannya pasti ada. Dalam kenyataan yang ada di dalam masyarakat perbedaan perbedaan yang terjadi memang secara kodrati telah ada. Perbedaan tersebut yang membuat keseimbangan dan kedinamisan dalam hidup bermasyarakat. Dengan perbedaan-perbedaan yang ada tersebut akan menyebabkan pembagian tugas di dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam diferensiasi sosial perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai derajat yang sama dan seyogyanya saling menghormati dalam perbedaan-perbedaan tersebut. Namun pada kenyataannya perbedaan yang terjadi pada masyarakat tersebut sering menyebabkan terjadinya konflik. Konflik-konflik tersebut dapat terjadi karena adanya diferensiasi sosial dalam hal agama, etnik, ras, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Sehingga pada kesempatan kali ini saya ingin mengkaji dan menganalisis permasalahan-permasalahan yang terkait dengan diferensiasi sosial pada masyarakat dengan harapan menemukan perpecahan masalah yang dapat diterapkan dan berguna dengan baik. Oleh karena itu pada makalah ini kami mencoba mengulas sedikit mengenai Stratifikasi sosial dan Differensiasi Sosial.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Disverifikasi Produk ?2. 3. Apa pengertian stratifikasi sosial ?4. Apa sebab-sebab timbulnya stratifikasi sosial?5. Apa dasar-dasar stratifikasi sosial?6. Apa saja unsur-unsur stratifikasi sosial?7. Bagaimana sifat stratifikasi sosial itu?8. Apa fungsi stratifikasi sosial?9. Apa dampak stratifikasi sosial?10. Bagaimanakah contoh stratifikasi sosial di seluruh kalangan masyarakat?

1.3 Tujuan PenulisanAdapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah1. Umum Untuk mengetahui tentang berbagai pengertian, bentuk-bentuk stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial dan penyebab terjadinya disorganisasi sosial.

2. Khusus Untuk memenuhi tugas matakuliah ISBD ( ilmu sosial budaya dasar ) kelas 1H keuangan.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Disverifikasi produk

Diversifikasi Produk adalah upaya yang dilakukan pengusaha/produsen/perusahaan untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya.Terdapat beberapa sumber menyatakan bahwa pengertian diversifikasi produk yaitu antara lain :1. Kotler (2001Ea:69) menyatakan konsep diversifikasi produk merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ada dengan jalan mengidentifikasi peluang untuk menambah bisnis menarik yang tidak berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini.2. Effendi (1996:109) mengemukakan bahwa diversifikasi produk didefinisikan sebagai suatu perluasan pemilihan barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan dengan jalan menambah produk baru atau jasa ataupun memperbaiki tipe, warna, mode, ukuran, jenis dari produk yang sudah ada dalam rangka memperoleh laba maksimal.3. Sedangkan Tjiptono (2001:132) mengemukakan definisi dari diversifikasi produk yaitu upaya mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru, atau keduanya, dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas. Dari definisi di atas terlihat kesamaan pendapat mengenai tujuan diversifikasi yaitu perluasan atau penambahan terhadap barang dan jasa untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.Beberapa pendapat yang berbeda menyatakan diversifikasi sebagai perluasan barang dan jasa dengan jalan penganekaragaman namun pendapat lain menyebutkan bahwa diversifikasi adalah menambah atau memperbaiki produk atau jasa sehingga dapat disimpulkan bahwa diversifikasi produk merupakan jalan atau strategi dalam perusahaan yang berkaitan dengan produknya dengan cara menambahkan jenis produknya atau melakukan penganekaragaman untuk memperluas pangsa pasar sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan.

STRATEGI DIVERSIFIKASI (DIVERSIFICATION STRATEGY)Ada 3 bentuk strategi diversifikasi yakni : strategi diversifikasi konsentris, horizontal, dan konglomerat.

A. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy) Dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan produk yang ada saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran yang sama. Pedoman keberhasilan strategi diversifikasi konsentris adalah : a) Bersaing dalam industri yang tidak atau rendah pertumbuhannya b) Adanya produk baru yang terkait dengan produk yang ada saat ini dapat menaikkan penjualan produk yang ada c) Produk baru ditawarkan pada harga yang kompetitif d) Produk yang ada saat ini berada pada tahap penurunan dalam daur hidup produk Memiliki tim manajemen yang kuat.

Contoh diversifikasi konsentris (Concentric Diversification Strategy) : Perusahaan mobil seperti Suzuki dan Honda juga memproduksi sepeda motor. Kelompok usaha Kompas Gramedia masuk ke bisnis penerbitan (Elexmedia Komputindo), toko buku (Gramedia) dan penyiaran (Radio Sonora dan TV7).

B. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy) Strategi diversifikasi horizontal adalah strategi menambah atau menciptakan produk baru yang tidak terkait dengan produk saat ini kepada pelanggan saat ini. Dasarnya adalah, bahwa perusahaan sudah sangat familiar dengan pelanggannya saat ini dan pelanggan saat ini sangat loyal dengan merk/brand perusahaan. Pedoman yang akan menjamin keberhasilan strategi diversifikasi horizontal adalah :a) Tambahan produk baru akan meningkatkan revenue secara signifikan.b) Tingkat kompetisi yang tajam dalam industri yang tidak tumbuh, margin dan return rendah.c) Saluran distribusi yang ada saat ini dapat dimanfaatkan.

Contoh diversifikasi horizontal (Horizontal Diversification Strategy) : PT. Garuda Indonesia Airways memiliki jaringan hotel di Indonesia yaitu PT. Aerowisata. Kelompok Usaha Kompas membuka bisnis jasa konsultansi perjalanan (travel biro) yang khusus ditujukan bagi pelanggan Koran dan Majalah Kelompok Kompas Gramedia.

C. Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy)Penambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang tak terkait dengan yang ada saat ini. Ide dasar strategi ini terutama pertimbangan profit. Untuk menjamin strategi diversifikasi konglomerasi efektif, ada beberapa pedoman yang perlu diikuti, yakni: a) Terjadi penurunan penjualan dan profit. b) Kemampuan manajerial dan modal untuk berkompetisi dalam industri baru c) Tercipta sinergi financial antara perusahaan yang diakuisisi dengan yang mengakuisisi pasar bagi produk saat ini sudah jenuh. d) Ada peluang untuk membeli atau memperoleh bisnis baru yang tak terkait yang memiliki peluang investasi yang menarik.e) Jika ada tindakan antitrust atas bisnis yang terkonsentrasi pada bisnis tunggal.

Contoh diversifikasi konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy) : PT. Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal Group Lippo memutuskan untuk bergerak di sektor properti seperti Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, dan Lippo Development. PT. Maspion Indonesia memiliki PT. Bank Maspion Indonesia, Maspion Securities, dan Maspion Money Changer.

2.2 Pengertian Stratifikasi SosialStratifikasi sosial (Sosial Stratification) berasal dari kata bahasa latin stratum (tunggal) atau strata (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkatPengertian stratifikasi sosial menurut beberapa ahli:1. Pitirim A. Sorokin Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).2. Max Weber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.3. Cuber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda.

2.3 Sebab-Sebab Timbulnya Stratifikasi Sosial Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demikian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Sistem lapisan sosial yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi formal. Kekuasaan dan wewenang merupakan unsur khusus dalam sisitem lapisan.

2.4 Dasar-Dasar Stratifikasi SosialUkuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut.1. KekayaanBarangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas.2. KekuasaanBarangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atas.3. KehormatanOrang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.4. Ilmu PengetahuanIlmu pengetahuan sebagai alat ukur, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang menyebabkan terjadinya akibat yang negatif, karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, tetapi gelar kesarjanaannya.

2.5 Unsur-Unsur Stratifikasi SosialHal yang mewujudkan unsure dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat adalah:1. Kedudukan (status) Kedudukan (status) sering kali dibedakan dengan kedudukan sosial (sosial status). Kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta kewajibannya. Dengan demikian kedudukan sosial tidaklah semata-mata merupakan kumpulan kedudukan-kedudukan seseorang dalam kelompok yang berbeda, tapi kedudukan sosial tersebut memengaruhi kedudukan orang tadi dalam kelompok sosial yang berbeda. Namun, untuk mendapatkan pengertian yang mudah kedua istilah tersebut akan digunakan dalam pengertian yang sama, yaitu kedudukan (status). Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua kedudukan,yaitu:a. Ascribed Status Yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsaawan pula.b. Achieved Status Yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya, setiap orang dapat menjadi hakim asalkan memenuhu syarat tertentu. Kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu assigned status, yang merupakan kedudukan yang diberikan. Assigned status tersebut sering mempunyai hubungan erat dengan achieved status dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa,yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

2. Peranan (role) Peran (role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Artinya, seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban-kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan sesuatu peran. Keduanya tak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lain saling tergantung, artinya tidak ada peran tanpa status dan tak ada status tanpa peran. Sebagai mana kedudukan, maka setiap orang pun dapat mempunyai macam-macam peran yang berasal dari pola pergaulan hidupnya. Peranan mungkin mencakup tiga hal:a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakatPembahasan perihal aneka macam peranan yang melekat pada individu dalam masyarakat penting karena hal-hal sebagai berikut:a. Peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat hendak dipertahankan kelangsungannya.b. Peranan-peranan setogyanya dilekatkan pada individu-individu yang oleh masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya.Mereka harus telah terlatih dan mempunyai hasrat untuk melaksanakannya.c. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu yang tak mampu melaksanakan peranannya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, karena mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan kepentingan-kepentingan pribadinya yang terlalu banyak.d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya, belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang. Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi peluang-peluang tersebut.

2.6 Sifat Stratifikasi SosialMenurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi 3, yaitu:1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Sosial Stratification)Pada sistem sosial tertutup, kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan lain dibatasi, baik yang merupakan gerak ke atasataupun ke bawah. Di dalam system yang demikian, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran. 2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Sosial Stratification)Pada system sosial terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan ataupun turun lapisan. Pada umumnya system terbuka ini menjadi perangsang yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat dari sistem yang tertutup.3. Stratifikasi Sosial CampuranSistem ini merupakan campuran dari system stratifikasi sosial terbuka dan tertutup.

2.7 Karakteristik Stratifikasi SosialSecara rinci, ada tiga aspek yang merupakan karakteristik stratifikasi sosial, yaitu :1. Perbedaan dalam kemampuan atau kesanggupan. Anggota masyarakat yang menduduki strata tinggi, tentu memiliki kesanggupan dan kemampaun yang lebih besar dibandingkan anggota masyarakat yang di bawahnya. Contoh : berbeda dengan pegawai negeri golongan IV yang kebanyakan mampu membeli mobil, akibat keterbatasan gaji yang diperolehnya seorang pegawai negeri golongan I dan II tentu hanya akan sanggup membeli sepeda atau sepeda motor saja.2. Perbedaan dalam gaya hidup (life style). Seorang direktur sebuah perusahaan, selain selalu dituntut berpakaian rapi, mereka biasanya juga melengkapi atribut penampilannya dengan aksesoris-aksesoris lain untuk menunjang kemantapan penampilan seperti memakai dasi, bersepatu mahal, berolahraga tennis atau golf, memakai pakaian merek terkenal, dan perlengkapan-perlengkapan lain yang sesuai dengan statusnya. Seorang direktur sebuah perusahaan besar kemungkinan akan menjadi pergunjingan. Sebaliknya, seorang bawahan yang berperilaku seolah-olah direktur tentu juga akan menjadi bahan cemoohan.3. Perbedaan dalam hal hak dan akses dalam memanfaatkan sumber daya. Seorang yang menduduki jabatan tinggi biasanya akan semakin banyak hak dan fasilitas yang diperolehnya. Sementara itu, seseorang yang tidak menduduki jabatan strategis apapun tentu hak dan fasilitas yang mampu dinikmati akan semakin kecil. Seorang kepala bagian, misalnya, selain memiliki gaji yang besar dan memiliki ruang kerja sendiri, mereka juga berhak untuk memerintah stafnya.

2.8 Fungsi Stratifikasi SosialStratifikasi sosial mempunyai beberapa fungsi, yaitu:1. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang.2. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan/gelar/ kebangsawanan, dan sebagainya.3. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan.4. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.5. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.6. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok, yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.

2.9 Dampak Stratifikasi Sosial1. Dampak PositifDengan adanya stratifikasi sosial, orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.2. Dampak NegatifAda 3 dampak negatif dari stratifikasi soaial,yaitu:a. Konflik antar kelas Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas-kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha.b. Konflik antar kelompok sosial Di dalam masyarakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik. Contoh: tawuran pelajar.c. Konflik antar generasiKonflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan.Contoh : pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.

2.10 Contoh Stratifikasi Sosial Di Berbagai Lingkungan.

1. Contoh Stratifikasi Sosial di Lingkungan Masyarakat

Stratifikasi sosial yang kami identifikasi yaitu : Stratifikasi sosial yang ada pada masyarakat petani yang ada di desa Ringinanyar kec.Ponggok kab.Blitar. Dalam stratifikasi sosial ini terdapat struktur sosial yang menentukan peranan dari masing-masing individu. Struktur sosial yang terbentuk dari stratifikasi sosial itu yaitu dimulai dari lapisan atas yaitu pemilik tanah (juragan tanah). Juragan tanah ini sebagai pemilik lahan sawah yang digarap oleh petani pada stratifikasi sosial ang ada dibawanya. Peranan dari juragan tanah ini sebagai penyedia tanah dan hanya bertugas sebagai pengonrol pelaksanaan kegiatan pertanian . Kemudian di lapisan bawahnya lagi yaitu mandor petani. Tugas dari mandor sebagai pemimpin atau wakil juragan tanah yang terjun langsung dilapangan . Peranan dari Mandor ini yaitu mengawasi para petani pengarap secara langsung diladang sawah yang digarap . Sehingga mandor ini bertugas sebagai penegur dan pembimbing langsung para petani yang bekerja. Kemudian stratifikasi sosial yang paling bawah dalam masyarakat petani ini yaitu petani penggarap atau yang biasa disebut dengan buruh tani. Buruh tani bekerja secara langsung sebagai pelaksana proses pertanian yang dimulai dari kegiatan mencanggkul tanah agar tanah tersebut gemur dan siap ditanami tanaman . Kemudian melaukan proses penanaman tanaman pertanian. Selanjutnya melauka perawatan yang telah ditanam tadi seperti melakukan pengairan , penyiangan (mencabuti rumput) , pemberian pupuk , dan penyemprotan hama . Inilah sratifikasi sosial pada masyarakat pertanian yang kami teliti dari lapisan atas dimulai dari pemilik tanah yang peranannya sebagai penyedia lahan , mandor yang perananya sebagai pemimpin kegiatan pertanian dan petani penggarap yang berperan sebagai pelaksana proses pertanian.

2. Contoh berbagai bentuk stratifikasi sosial yang ada dilingkungan sekitar yang kami identifikasi

Bentuk stratifikasi sosial yang kami identifikasi dilingkungan sekitar berupa sratifikasi sosial tertutup dan stratifikasi terbuka . Contoh stratifikasi sosial tertutup yang kami identifikasi yaitu sistem kasta yang terdapa pada masyarakat hindu di kecamatan ponggok .Kasta yang menduduki strata teratas yaitu kasta Brahmana . Peran dari kasta Brahmana ini sebagai penyebar agama dan penguat agama yang ada di masyarakat . Kemudian strata yang ada dibawahnya lagi adalah kasta Ksatria . Peranan dari kasta Ksatria yaitu sebagai pendekar pelindung umat . Selanjutnya kasta yang ada diawanya lagi yaitu kasta Waisya . Perana dari kasta Waisya yaitu sebagai pedagang besar atau pemilik tanah (orang-orang kaya ) yang memperkerjakan kasta. Struktur sosial yang terjadi pada masyarakat hindu ini bersifat tertutup karena antar satu lapisan dengan lapisan lain tidak bisa berpindah dan hanya berdasarkan pada keturunan. Contoh stratifikasi terbuka yang kami amati di lingkungan sekitar, yaitu : struktur sosial yang terjadi pada sekolah dasar. Di sekoalh dasar struktur teratas dipegang oleh epala sekolah. Dan kepala sekolah ini mempunyai peran sebagai pengatur jalannya seluruh proses yang terjadi di sekolah tersebut serta bertanggung jawab pada proses pelaksanaanya. Kemudian dibawahnya dipegang oleh wakil kepala sekolah yang berperan sebagai pengganti tugas kepala sekolah apabila kepala sekolah berhalangan dalam menjalankan tugasnnya dan membantu seluruh proses kegiatan disekolah . Selanjutnya dibawah wakil kepala sekolah dipegang oleh guru . Guru bertugas atau berperan sebagai pelaksana proses belajar mengajar di sekolah . Kemudian struktur yang ada dibawahnya lagi dipegang oleh anggota tata usaha yan berperan membantu kegiatan administrasi. Struktur sosial yang terjadi pada sekolah dasar ini bersifat terbuka karena kedudukan seseorang dapat berpindah contohnya dari guru menjadi seorang kepala sekolah atau wakil kepala sekolah dengan melanjutkan studi dan mengikuti tes kepala sekolah.

3. Contoh Unsur-unsur Stratifikasi Sosial yang ada di komunitas/lingkungan sekitar

Lingkungan sekitar yang kami identifikasi stratifikasi sosialnya yaitu : Dalam perangkat desa unsur-unsur stratifikasi sosial yang ada berupa status dan peranan dari masing-masing perangkat yang berbeda . Status lapisan teratas dipegang oleh kepala desa yang berperan sebagai pengatur dan penanggung jawab seluruh kegiatan atau proses yang terjadi di lingkungan desa. Kemudian status selanjutnya dipegang oleh wakilnya yang biasa dipanggil dengan sebutan Carik yang berperan mengantikan tugas kepala desa apabila kepala desa mengalami halangan . Selanjutnya kedudukan diawah carik dipegang oleh Mudin . Mudin ini mempunyai peranan sebagai pengingat atau bagian woro-woro (bagian humas) dari kebijakan yang dibuat kepala desa yang akan disampaikan pada masyarakat melalui RW atau RT setempat. Lapisan sosial dibawahnya dipegang oleh RW yang bertugas atau berperan sebagai pengayom bagi warga atau pengemban tugas yang disampaikan dari mudin kepada masyarakat setempat langsung ataupun melalui RT , sedangkan RT adalah lapisan dibawah RW yang berperan sebagai pengatur dan pegemban tugas yang disampaikan oleh RW secara lagsung kepada masyarakat.

4.Contoh faktor determinasi stratifikasi sosial dan ketidaksamaan sosial di lingkungan sekitar yang kami identifikasi.

Faktor determinasi yang kami jadikan contoh yaitu faktor jenis kelamin. Di desa ringinanyar terdapat determinasi yang di pengaruhi oleh jenis kelamin. Dalam pemilihan ketua rt/rw di desa ini tidak di pilih secara demokratis oleh masyarakat melainkan di tunjuk langsung oleh kepala desa dan harus seorang laki-laki karena menurut kepala desa seorang laki-laki adalah pemimpin dalam suatu masyarakat sehingga dalam hal ini jenis kelamin dapat menentukan status dan peranan seseorang yang menjadikan ketidaksamaan sosial antara laki-laki dan perempuan di desa tersebut.

5. Contoh konflik status dan peranan yang terjadi pada masyarakat sekitar

Konflik status dan peranan yang kami amati di lingkungan sekitar yaitu sekitar 3 bulan yang lalu di desa ringinanyar diadakan pemilihan kepala desa baru dan yang menjadi salah satu kandidat dalam pemilihan kepala desa tersebut adalah anak dari kepala desa yang lama. Dan sebelum kepala desa yang baru terbentuk, kepala desa yang lama harus mengatur, menjaga, dan berbuat adil dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa yang baru mulai dari himbauhan kepada masyarakat agar memilih sesuai dengan hati nurani dan tidak boleh terprovokasi. Itu adalah peranan yang wajib dilakukan sebagai kepala desa namun disisi lain dia juga mempunyai status sebagai seorang bapak yang mempunyai peranan untuk menjaga dan mendukung anaknya sehingga dari sini ada konflik status namun pada kenyataannya yang kami teliti kepala desa tersebut membantu anaknya dengan menghimbau masyarakat agar mendukung anaknya secara diam-diam.Konflik status tersebut dialami oleh kepala desa dari strata paling atas di desa tersebut yang disebabkan karena dia mempunyai peranan ganda sebagai ayah dan sebagai kepala desa dan mengakibatkan kepala desa tersebut harus memenuhi kedua tuntutan itu. Dan dalam hal ini kepala desa itu mendukung anaknya secara diam-diam agar dimata masyarakat peranannya sebagai kepala desa dapat terlaksana dengan baik dan peranan sebagai ayah juga terlaksana.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan1. Stratifikasi sosial atau yang biasa disebut pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk/masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat. Perwujutannya adalah terjadinya lapisan-lapisan sosial tinggi dan yang lebih rendah. Dasar dan inti dari startifikasi sosial adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, serta tanggumg jawabnya terhadap nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat. Sehingga dengan adanya stratifikasi sosial ini menyebabkan seseorang mempunyai peranan yang berbeda antar individu-individu lainnya.2. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat majemuk atau diferensisasi sosial adalah pembedaan penduduk atau warga masyarakat ke dalam golongan golongan atau kelompok kelompok secara hoirizontal atau tidak bertingkat. Adapun wujudnya adalah penggolongan penduduk atas dasar ras, suku bangsa, agama dan lain lain. Dalam pembedaan tersebut tidak menunjukkan tinggi rendahnya martabat atau derajat seseorang sebagaimana yang terdapat dalam stratifikasi sosial atau pelapisan sosial masyarakat.Dengan kata lain, pembedaan ras, suku bangsa, agama, profesi, jenis kelamin, asal daerah dan partai politik dalam masyarakat Indonesia bukan merupakan bentuk pelapisan sosial, tetapi merupakan pembagian sosial yang mempunyai kedudukan atau derajat yang sama.3.2 Saran 1. Dengan adanya stratifikasi sosial yang terjadi pada masyarakat hendaknya kita menyikapinya dengan positif dan melaksanakan tugas/peranan sosial kita yang telah diberikan dengan baik. Sebab dengan adanya pembagian tugas (peranan) tersebut suatu pekerjaan/tugas yang kompleks yang kiranya tidak akan mampu dikerjakan sendiri akan berhasil dengan baik karena dikerjakan oleh masing-masing individu sebagai ahlinya. Karena kita ingat lagi pada haikatnya manusia adalah makhuk sosial yang tidak dapat memenuhi segala kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain.2. Dalam hal ini kami menyarankan kepada kita semua agar selalu berfikap positif dalam menyikapi adanya diferensiasi sosial. Karena pada hakikatnya manusia memang diciptakan beraneka ragam untuk saling mengisi dan melengkapi. Sehingga kita harus mengedepankan sikap toleransi agar konflik yang diakibatkan kerena adanya diferensiasi sosial tidak terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, (Jakarta : IKAPI, 1994).Davis Kingslay, Human Society, cetakan ke-13, ( New York: Macmillan Company, 1960 ).Karsidi Ravik. Sosiologi Pendidikan. (Surakarta, UNS press, 2007).Sanderson Stephen K.. Makro Sosiologi sebuah pendekatan terhadap realitas sosial. (Jakarta: PT RajaGrafindo., 2003).Setiadi Elly M. Dan Kolip Usman, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Kencana, 2011).Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Cetakan Ke Empat Puluh Empat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012).Soekanto Soerjono, Pengantar Sosiologi, Cetakan Keempat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990).Soekanto soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 1990.Sunarto Kamanto. Pengantar Sosiologi. Cetakan ketiga, (Jakarta, Penerbit fakultas Ekonomi, 2004).

15