Akbar Punya

16
. A. UJI VALIDITAS Validitas instrumen berhubungan dengan kesesuaian dan ketepatan fungsi alat ukur yang digunakannya. Maka dari itu sebelum instrument tersebut digunakan di lapangan perlu adanya pengujian validitas terhadap instrument tersebut.Uji Validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak diukur (variabel penelitian). Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan. Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta- fakta emperis yang telah ada (eksternal). Validitas internal kuesioner harus memenuhi construct validity (validitas kontruks) dan content validity (validitasisi). Validitas konstruks adalah kerangka dari suatu konsep.Untuk mencari kerangka konsep dapat ditempuh dengan: 1. Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur 2. Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli) 3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.

description

tugas

Transcript of Akbar Punya

Page 1: Akbar Punya

.

A. UJI VALIDITAS

Validitas instrumen berhubungan dengan kesesuaian dan ketepatan fungsi alat ukur yang

digunakannya. Maka dari itu sebelum instrument tersebut digunakan di lapangan perlu

adanya pengujian validitas terhadap  instrument tersebut.Uji Validitas adalah prosedur untuk

memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid

atau tidak. Kuesioner dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan atau mengukur apa

yang hendak diukur (variabel penelitian). Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang

menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.

Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.validitas internal atau

rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan

apa yang diukur, sedangkan validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun

berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah ada (eksternal).

Validitas internal kuesioner harus memenuhi construct validity (validitas kontruks)

dan content validity (validitasisi). Validitas konstruks adalah kerangka dari suatu

konsep.Untuk mencari kerangka konsep dapat ditempuh dengan:

1. Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur

2. Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus

mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)

3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang

yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.

Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment

experts).Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasarkan teori tertentu, dikonsultansikan

kepada ahlinya untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para

ahli dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total.

Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauhmana isi kuesioner tersebut mewakili semua

aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri

dari tiga aspek, maka kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut,

jika hanya menanyakan satu aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitasisi

yang tinggi.

Page 2: Akbar Punya

Setelah pengujian konstruk dan isi selesai, perlu diteruskan dengan Validitas eksternal adalah

validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner baru dengan tolok ukur

eksternal yang sudah valid, misal skala pengukur motivasi untuk berprestasi yang diciptakan

oleh Mehrabian (1973) yang sudah teruji kevalidanya. Validitas eksternal ini dilakukan

dengan ujicoba kuesioner tersebut pada populasi yang mempunyai kriteria serupa disarankan

sebanyak 30 responden (mendekati kurva normal), setelah data ditabulasi maka pengujian

validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item

kuesioner.

Jika kita mau menciptakan kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan

dengan kuesioner yang sudah valid dengan menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi

dan signifikan berarti kuesioner yang baru memiliki validitas yang memadai. Setelah validitas

konstruk terpenuhi maka dilakukan validitas eksternal dengan menggunakan bantuan SPSS.

CARA MENGHITUNG UJI VALIDITAS

terlebih dahulu data 30 sampel tadi di tabulasi ke microsoft excell. sebagai contoh saya akan

menguji validitas Y. dalam hal ini Y adalah variabel terikat minat melanjutkan studi

perguruan tinggi.

data yang sudah di tabulasikan ke excell tersebut di copy semua baik dari data dan jumlahnya

ke dalam SPSS, pada contoh di atas angket untuk minat ada 23 nomer, dan 30 responden

Page 3: Akbar Punya

sebagai sampel ,tentunya anda harus menginstal dulu program spss. contoh pada gambar di

atas yang saya watermark www.devamelodica.com   di copy ke dalam spss. hasil di spss

seperti berikut :

Lalu, ikuti langkah berikut :

1. klik analize —–> corelate ————-> bivariate, ( masukkan semua seperti pada gambar

berikut )

Page 5: Akbar Punya

Nah masukkan semua variabel yang ada dikotak kiri ke kanan, maka akan seperti gambar di

atas lalu klik OK.

hasilnya adalah tabel angka2 uji validitas, nah lalu bagaimana kita membacanya?

Untuk uji validitas yang saya gunakan dengan menggunakan uji factor/ R kritis sesuai dengan

teori di buku Sugiyono, tentunya para pembuat skripsi tidak asing dengan buku yang satu

ini.SYARAT YANG DI GUNAKAN ADALAH PEARSON CORRELATION LEBIH

BESAR DARI R KRITIS 0,3, JIKA KURANG DARI 0,3 MAKA POIN ISNTRUMEN

YANG R CORRELATIONNYA KURANG DARI 0,3 KITA ANGGAP GUGUR/

TIDAK DIPAKAI. lalu pada bagian Output spss setelah di klik OK adalah bagian bawah

sendiri yang kita bandingkan seperti pada tabel output spss sebagai berikut.

nah nilai pada kotak orange di atas adalah hasil yang akan kita bandingkan dengan 0,3 . dari

kiri ke kanan sebanyak 23 item maka kita jadikan tabel sebagai berikut :

Tabel rangkuman hasil uji validitas variabel Minat melanjutkan studi

No. Soal r Hitung Syarat Keterangan

1 0.714 > 0.300 Item soal valid

2 0.419 > 0.300 Item soal valid

3 0.690 > 0.300 Item soal valid

Page 6: Akbar Punya

4 0.534 > 0.300 Item soal valid

5 0684 > 0.300 Item soal valid

6 0.698 > 0.300 Item soal valid

7 0.486 > 0.300 Item soal valid

8 0.670 > 0.300 Item soal valid

9 0.047 < 0.300 Item soal tidak valid

10 0.147 < 0.300 Item soal tidak valid

11 0.760 > 0.300 Item soal valid

12 0.724 > 0.300 Item soal valid

13 0.637 > 0.300 Item soal valid

14 0.729 > 0.300 Item soal valid

15 0.419 > 0.300 Item soal valid

16 0.725 > 0.300 Item soal valid

17 0.625 > 0.300 Item soal valid

18 0.410 > 0.300 Item soal valid

19 0.668 > 0.300 Item soal valid

20 0.488 > 0.300 Item soal valid

21 0.529 > 0.300 Item soal valid

22 0.744 > 0.300 Item soal valid

23 0.416 > 0.300 Item soal valid

24 1,000 > 0.300 Item soal valid

Cara Menghitung Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Instrumen Skripsi Kuantitatif dengan SPSS

maka pada instrumen nomer 9 dan 10 kita nyatakan sebagai item yang tidak valid/gugur.

karena nilainya kurang dari 0,3. Artinya angket yang akan kita gunakan untuk meneliti

sampel asli sebesar 101 adalah menjadi 21 item dari item pra uji validitas sebanyak 23 item,

item nomer 9 dan 10 kita buang / gugur karena item itu tidak valid.

Hal serupa dilakukan untuk variabel yang lain dengan cara yang sama untuk menentukan

kevalidan item instrumen tersebut. Setelah semua item dilakukan uji Validitas maka kita

lanjut ke Uji realibilitas.

B. UJI REliaBILITAS

Page 7: Akbar Punya

Reliabilitas menyangkut masalah ketepatan alat ukur. Ketepatan ini dapat dinilai dengan

analisa statistik untuk mengetahui kesalahan ukur. Reliabilitas lebih mudah dimengerti

dengan memperhatikan aspek pemantapan, ketepatan, dan homogenitas. Suatu instrumen

dianggap reliabel apabila instrumen tersebut dapat dipercaya sebagai alat ukur data

penelitian.

Penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Croanbach’s Alpha.

Adapun Croanbach’s Alpha adalah sebagai berikut:

(Purwanto, 2002:193)

Keterangan:

ri= Reliabilitas instrumen

n     = jumlah butir pertanyaan

si2 = varians butir

st2 = varians total

Kriteria dari nilai Croanbach’s Alpha adalah apabila didapatkan nilai Croanbach’s

Alpha kurang dari 0,600 berarti buruk, sekitar 0,700 diterima dan lebih dari atau sama dengan

0,800 adalah baik.

CARA MENGHITUNGNYA adalah :

Page 8: Akbar Punya

1. buka spss,,,lalu copy data tabulasi dari excell ( yang gugur dan jumlah total tidak

usah di masukkan ) lalu pastekan pada spss seperti langkah pada uji validitas, lalu ikuti

langkah ini Scale ————> realibilitas analist

nah item 9 dan 10 pada uji validitas sudah gugur, dan item 24 adalah item jumlah tidak usah

dimasukkan, lalu klik OK. maka akan muncu output hasil spssnya sebagai berikut :

Page 9: Akbar Punya

Nah lalu yang mana yang akan kita hitung? yaitu pada bagian Cronbachs Alpha .915 artinya

0,915, Untuk variabel lain juga dilakukan hal yang sama, maka bisa dijadikan tabel sebagai

berikut :

apabila didapatkan nilai Croanbach’s Alpha kurang dari 0,600 berarti buruk, sekitar 0,700

diterima dan lebih dari atau sama dengan 0,800 adalah baik.

hasil Uji Realibilitas Hubungan Antara Fasilitas Belajar dan Komunitas Teman Sebaya

Dengan Minat Melanjutkan Studi Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII  SMK

Muhammadiyah 3 Kulon Progo Tahun Ajaran 2011/2012

No. Variabel Hasil Uji Keterangan

1. Fasilitas Belajar (X2) 0.941 Baik / reliable

2. Komunitas Teman Sebaya (X3) 0.798 Diterima / reliable

3. Minat Melanjutkan Studi (Y) 0.915 Baik / reliable

 

Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan berdasarkan tingkat keterhandalan, sehingga didapat

tingkat keterhandalan untuk instrumen variabel tingkat pendpatan orang tua dan komunitas

Page 10: Akbar Punya

teman sebaya dalam kategori diterima yaitu kurang dari 0.800, variabel fasilitas fasilitas

belajar dan minat melanjutkan studi dalam kategori baik yaitu lebih besar dari 0.800.

Setelah dilakukan uji tersebut, maka angket isntrumen yang sudah valid bisa kita lanjutkan ke

proses pengambilan data ke SAMPEL ASLI 101 responden ( sampel skripsi saya ) lalu kita

lakukan tabulasi lagi ke MS excell untuk selanjutnya kita uji prasyarat yang akan saya

terangkan setelah ini. uji prasyarat yang pertama adalah UJI NORMALITAS

Profil Penulis :

2. Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.[1] Angket merupakan sebuah pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang ia ketahui.[2] Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah danresponden tanpa merasa khawatir bila responden memberi jawaban yang tidaak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.[3] Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.[3]

Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untukmendapat jawaban (Depdikbud:1975) Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga ( WS. Winkel,1987) Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data (I. Djumhur, 1985 )Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidakmemerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingindiselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987).Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yangberupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepadasubyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis jugaPengambilan data dapat dilakukan secara :a. Pertanyaan langsung vs Pertanyaan tidak langsungPerbedaan mendasar antara Pertanyaan Langsung dan Pertanyaan Tidak Langsung ialah terletak pada tingkatkejelasan suatu pertanyaan dalam mengungkap informasi khusus dari responden. Pertanyaan Langsungmenanyakan informasi khusus secara langsung dengan tanpa basa-basi (direct), dimana jawaban diperoleh darisumber pertama tanpa menggunakan perantara. Pertanyaan Tidak Langsung menanyakan informasi khusus secaratidak langsung (indirect), dimana Jawaban angket itu diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidakdari sumber pertama.Contoh :Pertanyaan Langsung: Apakah Saudara mengenal tersangka pembunuhan?Pertanyaan Tidak Langsung: Bagaimana pendapat saudara terhadap pembunuhan yang dilakukan oleh budi?b. Pertanyaan Khusus v.s Pertanyaan UmumPertanyaan Khusus menanyakan hal-hal yang khusus yang dibutuhkan oleh penulis. Sedang Pertanyaan Umumbiasanya menanyakan informasi mengenai identitas dari

Page 11: Akbar Punya

koresponden. Lebih baik pertanyaan dimulai dari umum kekhusus.Contoh pertanyaan :Pertanyaan Khusus: Apakah saudara mengenal sistem Kanban?Pertanyaan Umum: Berapa umur anda?c. Pertanyaan Tentang Fakta v.s Pertanyaan Tentang OpiniPertanyaan tentang fakta yang menghendaki jawaban dari responden berupa fakta; sedang Pertanyaan tentang opinimenghendaki jawaban yang bersifat opini. Pada praktiknya dikarenakan responden mungkin mempunyai memoriyang tidak kuat ataupun dengan sadar yang bersangkutan ingin menciptakan kesan yang khusus; maka Pertanyaantentang fakta belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang bersifat faktual.Demikian halnya dengan pertanyaan yang menanyakan opini belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yangmengekspresikan opini yang jujur. Hal ini terjadi karena responden mendistorsi opininya didasarkan pada adanya“tekanan sosial” untuk menyesuaikan diri dengan keinginan social dan lingkungannya.Contoh:Pertanyaan Tentang Fakta: Majalah apa yang anda sukai?Pertanyaan Tentang Opini: Mengapa saudara menyukai majalah Aneka?d. Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya v.s. Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataanPertanyaan dalam bentuk kalimat tanya memberikan pertanyaan langsung kepada responden dimana jawaban yangdiperoleh dapat beraneka ragam; sedang pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan menyediakan jawabanpersetujuannya.Contoh:Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya: Apakah saudara setuju dengan pemilihan rector secara langsung?Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan: Pemilihan rector secara langsung akan dilaksanakan.

1.skala liter

Banyak orang yang bingung jika menggunakan Skala Likert [baca biasa likert, walau ada

yang baca laikert–kata Wikipedia], dan bahkan salah larap. Skala Likert digunakan untuk

membuat angket, tapi kadang-kadang salah isi yang disasar untuk dihimpun dengan Skala

Likert tersebut. Likert itu nama orang, lengkapnya Rensis Likert, pendidik dan ahli psikologi

Amerika Serikat. Jadi, skala ini digagas oleh Rensis Likert, sehingga disebut Skala Likert.

Kalau begitu mari kita mulai dengan memperjelas apa dan untuk apa Skala Likert itu.

Pengertian dan Kegunaan Skala Likert

Skala itu sendiri salah satu artinya, sekedar memudahkan, adalah ukuran-ukuran berjenjang.

Skala penilaian, misalnya, merupakan skala untuk menilai sesuatu yang pilihannya

berjenjang, misalnya 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.  Skala Likert juga merupakan alat untuk

mengukur (mengumpulkan data dengan cara “mengukur-menimbang”) yang “itemnya”

(butir-butir pertanyaannya) berisikan (memuat) pilihan yang berjenjang.

Untuk apa sebenarnya Skala Likert itu? Skala Likert itu “aslinya” untuk

mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu objek, yang

jenjangnya bisa tersusun atas:

sangat setuju

setuju

Page 12: Akbar Punya

netral antara setuju dan tidak

kurang setuju

sama sekali tidak setuju.

Pernyataan yang diajukan mengenai objek penskalaan harus mengandung isi yang akan

“dinilai” responden, apakah setuju atau tidak setuju. Contoh di bawah ini pernyataannya

berbunyi “Doktrin Bush merupakan kebijakan luar negeri yang efektif.” Objek khasnya

adalah efektivitas (kefektivan) kebijakan.  Responden diminta memilih satu dari lima pilihan

jawaban yang dituliskan dalam angka 1-5, masing-masing  menunjukkan sangat tidak setuju

(1), tidak setuju (2), netral atau tidak berpendapat (3),  setuju (4), sangat setuju (5).1. Skala LikertSkala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena pendidikan. Dalam skala Likert terdapat dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan positif yang berfungsi untuk mengukur sikap positif, dan pernyataan negative yang berfungsi untuk mengukur sikap negative objek sikap.

Skor pernyataan positif dimulai dari 1 untuk sangat tidak setuju (STS), 2 untuk tidak setuju (TS), 3 untuk ragu-ragu (R), 4 untuk setuju (S), dan 5 untuk sangat setuju (SS). Skor pernyataan negative dimulai dari 1 untuk sangat setuju (SS), 2 untuk setuju (S), 3 untuk ragu-ragu (R), 4 untuk tidak setuju (TS), dan 5 untuk sangat tidak setuju (STS). Beberapa peneliti menghilangkan option “Ragu-ragu” dalam instrument penelitian untuk memudahkan peneliti melihat sikap siswa sesungguhnya sesuai angket yang responden isikan. 

2. Skala GuttmanYaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas, seperti jawaban benar - salah, ya - tidak, pernah - tidak pernah, positif - negative, tinggi - rendah, baik - buruk, dan seterusnya. Pada skala Guttman, hanya ada dua interval, yaitu setuju dan tidak setuju. Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda maupun daftar checklist. Untuk jawaban positif seperti benar, ya, tinggi, baik, dan semacamnya diberi skor 1; sedangkan untuk jawaban negative seperti salah, tidak, rendah, buruk, dan semacamnya diberi skor 0. 

3. Semantik Differensial

Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda

maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat

positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negative terletak dibagian kiri

garis, atau sebaliknya.