makalah disproporsi fetopelvik

12
Panggul Sempit (Pelvic Contraction) Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada INLENT (pintu atas panggul = pap), MIDPEL-VIS (ruang temgah panggul = r.t.p), OUTLET (p.b.p atau dasr panggul), atau kombinasi dari INLET, MIDPEL VIS, atau OUTLET. PEMBAGIAN PANGGUL SEMPIT 1. Kesempitan pintu atas panggul (pelvic inlet) a) Pembagian tingkatan panggul sempit: Tingkat I :C.V. = 9-10cm=borderline Tingkat II :C.V .=9-8cm =relatif TingkatIII :C.V =6-8cm =ekstrim TingkatIV :C.V =6cm =mutlak absolut b) Pembagian menurut tindakan: S.C. primer = 11 cm..........................partus biasa 1. C.V. = 8- 10cm...............................partus percobaan 2. C.V. = 6- 8cm.................................S.C. primer. 3. C.V. = 6cm.....................................S.C. mutlak (absolut). Inlet dianggap sempit bila C.V. kurang dari 10 cm atau diameter transversa kurang dari 12 cm. Karena yang

description

disproposi fetopelvik

Transcript of makalah disproporsi fetopelvik

Page 1: makalah disproporsi fetopelvik

Panggul Sempit (Pelvic Contraction)

Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran

yang normal. Kesempitan panggul bisa pada INLENT (pintu atas panggul = pap),

MIDPEL-VIS (ruang temgah panggul = r.t.p), OUTLET (p.b.p atau dasr panggul),

atau kombinasi dari INLET, MIDPEL VIS, atau OUTLET.

PEMBAGIAN PANGGUL SEMPIT

1. Kesempitan pintu atas panggul (pelvic inlet)

a) Pembagian tingkatan panggul sempit:

Tingkat I :C.V. = 9-10cm=borderline

Tingkat II :C.V .=9-8cm =relatif

TingkatIII :C.V =6-8cm =ekstrim

TingkatIV :C.V =6cm =mutlak absolut

b) Pembagian menurut tindakan:

S.C. primer = 11 cm..........................partus biasa

1. C.V. = 8-10cm...............................partus percobaan

2. C.V. = 6-8cm.................................S.C. primer.

3. C.V. = 6cm.....................................S.C. mutlak (absolut).

Inlet dianggap sempit bila C.V. kurang dari 10 cm atau diameter

transversa kurang dari 12 cm. Karena yang biasanya diukur adalah conj.

Diagonalis (C.D.) maka inlet dianggap sempit bila C.D. kurang dari 11,5

cm.

2. Kesempitan midpelvis

Terjadi bila:

Diameter interspinarum 9 cm, atau

Kalau diameter transversa ditambahkan dengan diameter sagitalis

posterior kurang dari 13,5 cm.

Kesempitan midpelvis hanya dapatdipastikan dengan rontgen

pelvimetri. Dengan pelvimetri klinik, hanya dapat dipikirkan

kemungknan kesempatan midpelvis, kalau:

Spina menonjol,partus akan tertahan, disebut MIDPELVIC

ARREST

Side walls konvergen

Page 2: makalah disproporsi fetopelvik

Ada kesempitan outlet.

Midpelvics contraction dapat memberi kesulitan sewaktu partus sesudah

kepala melewati pintu atas panggul. Adanya kesempitan ini sebetulnya

merupakan kontraindikasi untuk forsep karena daun forsep akan

menambah sempitnya ruangan.

3. Kesempitan outlet

Adalah bila diameter transversa dan diameter sagitalisposterior kurang

dari 15 cm. Kesempitan outlet, meskipun bisa tidak menghalangi lahirnya

janin, namun dapat menyebabkan perineal ruptur yang hebat, karena

arkus pubis sempit sehingga kepala janin terpaksa melalui ruangan

belakang.

DIAGNOSIS

Kita selalu memikirkan kemungkinan panggul sempit, bila ada seorang

primigravida pada akhir kehamilan kepala anak belum masuk p.a.p dan ada

kesalahan letak janin.

Anamnesis

Kepala tidak masuk p.a.p dan ada riwayat kesalahan letak (LLi, letak

bokong), partus yang lalu berlangsung lama, anak mati atau persalinan ditolong

dengan alat-alat (ekstraksi vakum atau forsep) dan operasi.

Inspeksi

Ibu kelihatan pendek ruas tulang-tulangnya atau ada skolosis, kifosis, dan

lain-lain. Kelainan panggul luar (rachitis, dan sebagainya) kalau kepala terdepan

belum masuk p.a.p kelihatan kontur seperti kepala menonjol di atas simfisis.

Palpasi

Kepala tidak masuk p.a.p atau masih goyang dan terdapat tanda dari

OSBORN, yaitu kepala didorong ke arah p.a.p dengan satu tangan di atas

simfisis pubis sedang tangan lain mengukur tegak lurus pada kepala yang

menonjol.

(+ = 3 jari

(-) = masuk p.a.p

Page 3: makalah disproporsi fetopelvik

(±) = antara.

-kesalahan-kesalahan letak.

Pelvimetri Klinis

1. Pemeriksaan panggul luar; apakah ukurannya kurang dari normal.

2. Pemeriksaan dalam (V,T.); apakah promontorium teraba, lalu diukur

C.D. dan C.V.; linea inominata teraba seluruhnya atau tidak, spina

ischiadia, dan lain-lain.

Rontgen pelvimetri

Dari foto dapat kita tentukan ukuran-ukuran C.V.; C.O. = apakah kurang

dari normal; C.T.; serta imbang kepala panggul.

MEKANISME PERSALINAN

Bila panggul sempit dalam ukuran muka belakang dan C.V. kurang dari 9

cm, maka diameter ini tidak dapat dilalui oleh diameter biparietalis dari janin yang

cukup bulan. Maka dari itu kalau kepala turun biasanya terjadi defleksi sehingga

yang melewati d. Anteroposterior adalah diameter bitemporalis.

Jadi pada panggul sempit sering ditemui letak defleksi. Karena panggul

sempit maka persalinan berlangsung lama, karena adanya obstruksi pada:

KALA I : Kepala tidak masuk p.a.p, maka pembukaan berlangsung lama

dan besar kemungkinan ketuban pecah sebelum waktunya.

Setelah ketuban pecah, maka kepala tidak dapat menekan

serviks kecuali kalau his kuat sekali sehingga terjadi moulage

yang hebat pada kepala. Jalannya pembukaan dapat

menentukan prognosa, bila pembukaan lancar: baik, bila lambat,

maka besar kemungkinan janin tidak dapat melewati panggul.

KALA II : Menjadi lama karena diperlukan waktu untuk turunnya kepala

dan untuk moulage.

KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN

1. Pada kehamilan muda, rahim yang bertambah besar dapat

bertahan/terhalang keluar dari true pelvic (inkarserasi), tetapi hal ini

jarang dijumpai kecuali pada panggul sempit absolut.

Page 4: makalah disproporsi fetopelvik

2. Pada kehamilan lanjut, inlet yang sempit tidak dapat dimasuki oleh bagian

terbawah janin, menyebabkan fundus uteri tetap tinggi dengan keluhan

sesak, sulit bernafas, terasa penuh di ulu hati, dan perut besar.

3. Bagian terbawah anak goyang dan tes osborne (+).

4. Perut seperti abdomen pendulus (perut gantung)

5. Dijumpai kesalahan-kesalahan letak, presentasi, dan posisi.

6. Lightening tidak terjadi, fiksasi kepala tidak ada, bahkan setelah

persalinan dimulai.

7. Sering dijumpai tali pusat terkemuka dan menumbung.

KOMPLIKASI

1. Saat persalinan

Komplikasi panggul sempit pada persalinan tergantung pada derajat

kesempitan panggul.

a. Persalinan akan berlangsung lama

b. Sering dijumpai ketuban pecah dini

c. Karena kepala tidak mau turun dan ketuban sudah pecah sering tali

pusat menumbung

d. Moulage kepala berlangsung lama

e. Sering terjadi inersia uteri sekunder

f. Pada panggul sempit menyeluruh bahkan sering didapati inersia uteri

primer

g. Partus yang lama akan menyebabkan peregangan SBR dan bila

berlarut-larut dapat menyebabkan ruptura uteri

h. Dapat terjadi simfisiolisis, infeksi intrapartal

i. Partus lama mengakibatkan penekanan yang lama pada jaringan

lunak menyebabkan edema dan hematoma jalan lahir yang kelak

dapat menjadi nekrotik dan terjadilah fistula.

2. Pada anak:

a. Infeksi intrapartal

b. Kematian janin intrapartal (KJIP)

c. Prolaps funikuli

Page 5: makalah disproporsi fetopelvik

d. Perdarahan intrakranial

e. Kaput suksedaneum dan sefalo-hematoma yang besar

f. Robekan pada tentorium serebri dan perdarahan otak karena

moulage yang hebat dan lama

g. Fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang hebat dari his dan oleh

karena alat-alat yang dipakai

PROGNOSIS

1. Bahaya pada ibu ialah :

a. Partus berlangsung lama

b. Terjadi fistula, karena anak terlalu lama menekan pada jaringan lahir,

terjadi edema, nekrosis yang kemudian mengakibatkan vesiko-

vaginal, vesiko-servikal, atau rekto-vaginal fistel.

c. Infeksi intrapartum

d. Simfisiolisis

2. Bahaya bagi anak ialah :

a. Persalinan lama menyebabkan KJIP dan memberikan angka

kematian yang tinggi

b. Pada panggul sempit sering terjadi ketuban pecah dini dan kemudian

infeksi intrapartum

c. Terjadi prolaps funikuli

d. Dengan moulage memang terjadi pengecilan ukuran kepala,

pengecilan sampai 0,5 cm tidak merusak otak, pengecilan melebihi

0,5 cm akan mengakibatkan buruk terhadap anak atau kematian.

TERAPI

Sebenarnya panggul hanya merupakan salah satu faktor yang menentukan

apakah anak dapat lahir spontan atau tidak, disamping banyak faktor yang lain

ang memegang peranan dalam prognosa persalinan.

Bila conjugata vera 11 cm dapat dipastikan partus biasa, dan bila ada

kesulitan persalinan, pasti tidak disebabkan faktor panggul. Untuk C.V. kurang

dari 8,5 cm dan anak cukup bulan tidak mungkin melewati panggul tersebut.

Page 6: makalah disproporsi fetopelvik

a. C.V. = 8,5 – 10 cm dilakukan Partus Percobaan yang kemungkinan

berakhir dengan partus spontan atau dengan ekstraksi vakum-ekstraksi

teforsep, atau ditolong dengan seksio sesarea sekunder atas indikasi

obstetrik lainnya.

b. C.V. = 6 - 8,5 cm dilakukan S.C. primer.

c. C.V. = 6 cm dilakukan S.C. primer mutlak.

Disamping hal-hal tersebut di atas juga tergantung pada:

His atau tenaga yang mendorong anak

Besarnya janin, presentasi, dan posisi janin

Bentuk panggul

Umur ibu dan pentingnya anak

Penyakit ibu.

Kelainan Jalan Lahir Lunak

Jalan lahir lunak dapat pula menghalangi lancarnya persalinan. Jalan lunak yang

akan dibicarakan disini adalah kelainan serviks uteri, vagina, selaput dara, dn

kelainan lahir pada jalan lahir lunak.

DISTOSIA SERVIKS

Adalah terhalangnya kemajuan persalinan karena kelainan serviks uteri.

Walaupun his normal dan baik, kadang-kadang pembukaan serviks macet,

karena ada kelainan yang menyebabkan serviks tidak mau membuka.

Ada 4 jenis kelainan pada serviks uteri:

1.Serviks kaku (rigid serviks = cervical rigidity)

2.Serviks gantung (hanging serviks)

3.Serviks konglumer (conglumeratio servicis)

Page 7: makalah disproporsi fetopelvik

4.Edema serviks.

Serviks Kaku (Rigid Cervix)

Adalah suatu keadaan dimana suatu serviks kaku. Keadaan ini sering

dijumpai pada primigravida tua, atau karena adanya parut- parut bekas luka atau

bekas infeksi atau pada karsinoma servisis.

Kejang atau serviks dbagi menjadi dua:

a. Primer

Karena takut atau pada primigravida tua.

b.Sekunder

Karena bekas luka-luka dan infeksi yang sembuh dan meninggalkan

parut.

Diagnosis

Diagnosis distosia persalinan karena serviks kaku dibuat bila terdapat his

yang baik dan yang normal pada kala I disertai pembukaan, dan setelah

dilakukan beberapa kali pemeriksaan dalam waktu yang tertentu. Juga pada

pemeriksaan terasa serviks tegang dan kaku, tidak mengalah.

Penanganan

Bila setelah pemberian obat-obatan seperti valium dn petidin tidk merubah

sifat kekakuan, tindakan kita adalah melakukan seksio caesar.

Serviks Gantung (Hanging Serviks)

Adalah suatu keadaan dimana ostium uteri eksternum dapat terbuka lebar,

sedangkan ostium uteri internum tidak mau membuka. Serviks akan

menggantung seperti corong.

Page 8: makalah disproporsi fetopelvik

Bila dalam observasi keadaan tetap dan tidak ada kemajuan pembukaan

ostium uteri internum, maka pertolongan yang tetap adalah dengan melakukan

seksio caear.

Serviks Konglumer ( conglumeratio cerviks)

Adanya suatu keadaan dimana ostium uteri internum dapat terbuka sampai

lengkap, sedangkan ostium uteri eksternum tidak mau membuka.

Keadaan ini sering kita jumpai pada ibu hamil dengan prolaps uteri disertai

serviks dan porsio yang panjang (elongatio servicis at portionis).

Dalam hal ini serviks dpat menjadi tipis, namun ostium uteri eksternum

tidak membuka atau hanya membuka 5 cm.

Penanganan

Penanganan tergantung pada menurunyya kepala janin:

a) Coba lebarkan pembukaan ostium uteri eksternum secara digital atau

memakai dilatator.

b) Perlebar ostium uteri eksternum dengan sayatan menurut durshen

(durshen incishion) seperti dibawah ini. Sayatlah masing-masing selebar

1-2 cm sehingga pembukaan menjadi lengkap (10 cm) dn partus dapat

dipimpin atau diselesakan dengan ekstraksi vakum atau forsep.

c) Bila hal-hal diatas tidak besrhasil atau tidak mungkin sebaiknya dilakukan

seksio caesar.

Edema Serviks

Bila dijumpai edema yang hebat pada serviks dan disertai hematoma serta

nekrosis, maka ini merupakan tanda adanya obtruksi.

Page 9: makalah disproporsi fetopelvik

Diagnosis distosia srviks

Dapat ditegakkan dengan beberapa kali moment opname

pemeriksaan dalam yaitu his baik tetapi pembukaan serviks tidak

bertambah.

Pemeriksaan dilakukan 2-3 kali antara 1-2 jam.