Makalah Diskusi Skenario C Utm 411

7
BAB I Pendahuluan Diskusi kedua pada modul 411 dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Maret 2015 pukul 08.00 – 09.50 WIB. Jumlah peserta diskusi sebanyak 22 mahasiswa/i paralel 1 FKG Trisakti 2013. Diskusi ini dipimpin oleh Antonius Kevin Arlen dengan Ayu Wulandari Tan sebagai sekretaris. Fasilitator yang menghadiri diskusi ini adalah dr. Yenny, Sp. FK. Diskusi kedua ini memiliki topik mengenai “Nyeri” dengan beberapa pokok pembahasan antara lain, anestesi lokal, anestesi umum, obat-obat anestesi lokal dan umum, analgesik inflamasi non-steroid, dan analgesik opioid.

description

makalah

Transcript of Makalah Diskusi Skenario C Utm 411

Page 1: Makalah Diskusi Skenario C Utm 411

BAB I

Pendahuluan

Diskusi kedua pada modul 411 dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Maret 2015 pukul

08.00 – 09.50 WIB. Jumlah peserta diskusi sebanyak 22 mahasiswa/i paralel 1 FKG Trisakti

2013. Diskusi ini dipimpin oleh Antonius Kevin Arlen dengan Ayu Wulandari Tan sebagai

sekretaris. Fasilitator yang menghadiri diskusi ini adalah dr. Yenny, Sp. FK.

Diskusi kedua ini memiliki topik mengenai “Nyeri” dengan beberapa pokok

pembahasan antara lain, anestesi lokal, anestesi umum, obat-obat anestesi lokal dan umum,

analgesik inflamasi non-steroid, dan analgesik opioid.

Page 2: Makalah Diskusi Skenario C Utm 411

BAB II

Pembahasan

Setelah dilakukan tindakan kedokteran gigi yang tepat, berupa pembuangan tumpatan

komposit yang retak dan pembersihan jaringan keras gigi yang megalami karies sekunder,

pasien masih memerlukan obat yang dapat mengurangi nyeri giginya selama tindakan

dikerjakan dan obat analgesik yang diminum selama 1-2 hari sesudahnya.

a. Anestesi lokal adalah hilangnya sensasi pada bagian tubuh tertentu tanpa

disertai kehilangan kesadaran atau kerusakan fungsi kontrol saraf pusat dan

bersifat reversible. Obat anestesi lokal terutama berfungsi untuk mencegah atau

menghilangkan sensasi nyeri dengan memutuskan konduksi impuls saraf yang

bersifat sementara. Obat anestesi lokal pertama yang ditemukan adalah kokain.

Kokain yang ditemukan secara tidak sengaja pada akhir abad ke-19 ternyata memiliki

kemampuan sebagai anestesi yang baik.

Secara kimiawi obat anestesi lokal dibagi dalam dua golongan besar, yaitu

golongan ester dan golongan amid. Perbedaan kimia ini direfleksikan dalam

perbedaan tempat metabolisme, dimana golongan ester terutama dimetabolisme

oleh enzim pseudokolinesterase di plasma sedangkan golongan amid terutama

melalui degradasi enzim di hati. Golongan amid meliputi bupivakain, dibukain,

etidokain, lidokain, mepivakain dan prilokain, sedangkan golongan ester

meliputi benzokain, kloroprokain, kokain, prokain dan tetrakain.

Obat anestesi lokal bekerja dengan menghambat keluar masuknya ion terutama

ion Na+ sehingga pengiriman impuls ke ujung syaraf terhambat maka terjadilah

Page 3: Makalah Diskusi Skenario C Utm 411

penurunan sensasi, terutama rasa nyeri yang bersifat sementara di sebagian tubuh.

Anestesi lokal dapat menghalangi hantaran dari system saraf tepi tetapi anestesi lokal

berperan penting pada sistem susunan saraf pusat, sistem kardiovaskular, otot polos,

sambungan saraf otot dan ganglion, serta reaksi alergi. Pada susunan saraf pusat,

anestesi lokal dapat menyebabkan kegelisahan dan tremor yang dapat diikuti

dengan depresi hingga kematian apabila terjadi kelumpuhan pernafasan. Lalu,

anestesi lokal pada sistem kardiovaskular dapat menurunkan eksitabilitas,

kecepatan konduksi, dan kekuatan kontraksi. Efek tersebut dapat dilihat setelah

penggunaan yang tinggi. Pada otot polos, anestetik lokal berefek spasmolitik.

Kemudian, pada sambungan saraf otot dan ganglion akan mempengaruhi

transmisi pada sambungan saraf-otot. Sedangkan untuk reaksi alergi dapat timbul

serangan asma atau reaksi anafilaktik yang fatal terutama apabila mengonsumsi

obat anastetik lokal golongan ester.

Obat anestesi lokal yang baik digunakan untuk tindakan kedokteran gigi ini

adalah lidokain yang merupakan salah satu dari golongan amid. Lidokain

merupakan anestesi lokal yang kuat dan efektif meski tanpa ditambahkan

vasokonstriktor karena efek penggabungan dari obat ini tidak menguntungkan pasien

tersebut dimana penggabungannya dapat menyebabkan luka menjadi lebih lama

sembuh, selain itu disertai dengan keadaan gelisah, takikardi, dan nyeri di dada.

Lidokain mudah diserap dari tempat suntikan, saluran cerna, dan saluran

pernafasan. Selain itu, dia juga dapat melewati sawar darah otak (blood brain

barrier). Lidokain mengalami dealkilasi dalam hati oleh enzim oksidase yang

dapat membentuk monoetilglisin xilidid dan glisin xilidid. 75% dari xilidid akan

diekskresi bersama urin pada manusia dalam bentuk metabolit akhir.

Page 4: Makalah Diskusi Skenario C Utm 411

b. Obat Analgesik Inflamasi Nonsteroid (AINS) mempunyai sifat analgesik,

antipiretik, antiinflamasi, dan urikosurik. Prototip obat golongan ini adalah

aspirin, oleh karena itu AINS sering juga disebut obat mirip aspirin. Mekanisme kerja

dari obat AINS memperlihatkan dosis aspirin dan indometasin yang rendah akan

menghambat produksi enzim prostaglandin. Apabila sel mengalami kerusakan,

produksi prostaglandin akan meningkat. Selain itu, obat AINS tidak

menghambat biosintesis leukotrien. Obat ini dapat menghambat enzim

siklooksigenase sehingga akan mengganggu asam arakidonat yang akan menjadi

PGG2.

Hambatan enzim siklooksigenase dibedakan dalam 2 isoform, yaitu P.COX1 dan

P.COX2. P.COX1 berfungsi dalam menghambat prostaglandin pada ginjal,

saluran cerna, dan trombosit. Umumnya P.COX1 memiliki efek analgesik,

antipiretik, dan antiinflamasi. Untuk parasetamol, hambatan prostaglandin

hanya terjadi bila lingkungannya rendah kadar peroxid di hipotalamus.

Parasetamol diduga adalah golongan dari P.COX3 yang merupakan varian dari

P.COX1. P.COX3 dapat berperan untuk menghilangkan nyeri dan memiliki efek

antipiretik. P.COX2 berperan pada sendi dan trombosit.

Contoh dari P.COX1 adalah aspirin, diklofenak, indometasin, piroksikam,

ibuprofen, naproksen, dan asam mefenamat. Sedangkan, contoh dari P.COX2

adalah meloksikam, coxib, dan nimesulid. Selain itu, obat parasetamol merupakan

contoh dari P.COX3.

Pada kasus ini, obat AINS untuk menghilangkan nyeri sesudah tindakan yang

digunakan adalah dari golongan P.COX1 yaitu diklofenak. Diklofenak mempunyai

sifat analgesik dan memiliki waktu paruh 1-3 jam. Diklofenak dapat

mengabsorpsi secara cepat dan lengkap dengan mengalami efek lintas 40-50%

Page 5: Makalah Diskusi Skenario C Utm 411

dan dikumulasi pada jaringan keras gigi yang mengalami nyeri. Efek samping

dari diklofenak adalah mual, gastritis, eritema kulit, dan sakit kepala. Tetapi,

efek-efek ini dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan sebelumnya.