makalah-destilasi.docx

download makalah-destilasi.docx

of 18

Transcript of makalah-destilasi.docx

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    1/18

    SATUAN OPERASI DAN PROSES

    DESTILASI

    Oleh :

    Ayu Yasri Putri 115101001111022

    Bagaskara Yunianta K. 115101000111010

    Destry Anggarini 115101001111021

    Qonyta Ayu Z.K. 115101000111020

    Sefti Yuliana 115101001111002

    JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2013

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    2/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi

    yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus.

    Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus

    dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi

    pada sekitar abad ke-4. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metodepemisahanbahan kimia

    berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau

    didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam

    penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan

    kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memilikititik didih lebih rendah akan menguap lebih

    dulu. Metode ini merupakan termasukunit operasi kimia jenisperpindahan massa. Penerapan

    proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatularutan, masing-masing komponen akan

    menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan padaHukum Raoult danHukum

    Dalton.

    Tujuan dari destilasi adalah memisahkan molekul air murni dari kontaminan yang punya

    titik didih lebih tinggi dari air. Destilasi, menyediakan air bebas mineral untuk digunakan di

    laboratorium sains atau keperluan percetakan. Destilasi membuang logam berat seperti timbal,

    arsenic, dan merkuri.

    1.2Tujuan

    Tujuan dari pembuatan makalah tentang destilasi ini adalah untuk mengetahui gambar

    mesin serta deskripsinya, cara kerja dari mesin destilasi, contoh mesin dari proses destilasi. Serta

    mengetahui beberapa contoh perusahaan yang menggunakan proses destilasi.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_pemisahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_kimiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Volatilitas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Titik_didihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Unit_operasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perpindahan_massa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Larutanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_Raoult&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Daltonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Daltonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Daltonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Daltonhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_Raoult&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Larutanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perpindahan_massa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Unit_operasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Titik_didihhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Volatilitas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Proses_pemisahan
  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    3/18

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1Gambar Mesin Destilasi dan Keterangan

    Berikut ini adalah skema tipe unit destilasi dengan arus umpan dan dua arus produk

    Beberapa komponen utama dari alat destilasi adalah sebagai berikut:

    Sebuah shell vertical dimana pemisah komponen cairan dilakukan

    Internal kolom seperti tray/pelat/packing yang digunakan untuk meningkatkan pemisahan

    komponen

    Reboiler sebagai penyedia penguapan yang dbutuhkan bagi proses destilasi. Pemanas untuk

    boiler harus menghasilkan panas yang stabil.

    Kondensor untuk mendinginkan dan mengembunkan uap yang meninggalkan bagian atas kolom

    Sebuah drum reflux untuk menahan uap terkondensasi dari bagian atas kolom sehingga

    cairan(reflix) dapat di daur ulang ke kolom

    Rumah-rumah shel vertical, internal kolom dan bersama-sama dengan kondensor serta reboiler

    menyusun suatu kolom destilasi

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    4/18

    Berikut ada beberapa jenis alat destilasi beserta keterangannya:

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    5/18

    2.2Cara Kerja Mesin Destilasi

    Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan

    perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,

    campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke

    dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Pada

    dasarnya alat destilasi dibagi menjadi dua yaitu destilasi kering dan basah. Dan penggunaan alat

    destilasi pun tergantung dari siapa yang menggunakannya karena alat destilasi itu sendiri dapat

    berskala laboratorium dan skala komersil.

    Cara kerja alat destilasi basah skala komersil adalah sebagai berikut:

    Buka tutup ketel pemanas dan penyuling, masukkan air dan bahan yang akan didestilasi,

    bahan harus terendam dalam air, guna menghindari menggumpalnya bahan yang

    didestilasi karena pengaruh panas. Kemudian tutuplah ketel dan kuatkan pengunci.

    Hubungkan ketel dengan kondensor melalui sebuah pipa

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    6/18

    Hubangkan kondensor dengan alat penampung air pendingin dan usahakan aliran air

    pendingin dalam kondensor berlawanan dengan aliran dari uap yang dikondensasikan

    Pasanglah alat penampung kondensat dan pemisah cairan destilasi

    Nyalakan api pemanas dan jangan sampai padam

    Akibat dari pemanasan air dalam ketel pemanas dan penyuling akan mendidih dan bahan

    dalam air akan menguap, jagalah air jangan sampai kurang, bila kurang tambahlah

    melalui lubang penambahan air, kecilkan dulu api dan setelah beberapa waktu baru tutup

    lubang dibuka dan seterusnya diisi air air tambahan. Hal tersebut bertujuan guna

    menghindari semburan air panas keluar akibat tekanan uap

    Uap bahan akan mengalir ke dalam kondensor, yang seterusnya akan mengalami

    kondensasi dan kondensat terapung dalam alat penampung. Kondensat selanjutnya

    dimasukkan dalam alat pemisah cairan destilasi (destilat) untuk diadakan pemisahan

    dengan air

    Setelah pekerjaan selesai api dipadamkan dan alat dilepaskan dari rangkaian. Setelah

    dingin sisa bahan dikeluarkan dari dalam ketel pemanas dan penyuling

    Selanjutnya adalah destilasi secara kering. Pada dasarnya alat destilasi kering adalah

    sama dengan alat destilasi basah. Perbedaannya hanya terletak pada alat ketel destilasi,

    sedangkan alat yang lain seperti kondensor adalah sama. Dalam destilasi kering, bahan yang

    didestilasi dipanasi dalam ketel destilasi dengan menggunakan udara panas atau asap panas.

    Udara panas atau asap panas dapat berasal dari sebuah dapur yang berada di luar ketel destilasi.

    Dapat pula dari bahan bakar yang langsung dibakar dalam ketel penyulingan. Uap bahan yang

    terjadi kemudian dialirkan ke dalam kondensor sehingga mengalami kondensasi. Kondensat

    yang terjadi ditampung dalam alat penampung yang kemudian dipisahkan dengan alat pemisah.

    Cara kerja dari alat destilasi kering skala komersil adalah sebagai berikut:

    Bukalah tutup ketel penyulingan dan masukkan bahan yang akan didestilasi kemudian

    tutup kembali dan eratkan baut-baut penguncinya

    Hubungkan ketel penyuling dengan kondensor dan pasanglah alat penampung kondensat

    pada mulut pengeluaran kondensat dari kondensor

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    7/18

    Alirkan air pendingin ke kondensor jangan sampai terbalik. Aliran air pendingin dalam

    kondensor harus berlawanan dengan aliran uap bahan dari ketel penyuling ke kondensor

    Nyalakan api pemanas dan apabila sumber panas ada di luar ketel, alirkanlah asap

    panasnya ke dalam ketel, alirkanlah asap panasnya ke dalam ketel dengan membuka

    oemasukkan asap panas

    Dengan adanya asap panas yang masuk ke dalam ketel penyuling, maka bahan yang akan

    didestilasi akan dipanasi dan minyak atsiri yang terkandung di dalamnya akan menguap.

    Apabila sumber panas berada di luar ketel maka asap panas yang dialirkan melalui pipa

    ke dalam ketel akan memanasi udara di dalam ketel dan udara panas akan naik memanasi

    bahan yang akan didestilasi

    Uap minyak akan dialirkan ke dalam kondensator melalui pipa penyuling, karena adanya

    air pendingin maka uap bahan akan mengalami kondensasi dan berubahlah menjadi

    kondensat, yang ditampung dalam alat penampung yang selanjutnya dipisahkan dari zat-

    zat yang lain dalam alat pemisah.

    2.3Resume Jurnal dan Aplikasi Alat dalam Agroiundustri

    Dalam jurnal Reaktor, Vol. 12 No. 1, Juni 2008, hal. 7-11 karya Widayat dan Hantoro

    Satriadi yang berjudul Optimasi pembuatan dietil eter dengan proses reaktif destilasi akanmembahas pengaplikasian destilasi pada pembuatan dietil eter sebagai bahan pelarut lemak,

    minyak, resin, dll. DiEtil Eter merupakan salah satu dari eter komersial yang paling penting

    diantara eter yang lainnya. Dalam industri dietil eter banyak digunakan sebagai bahan pelarut

    untuk melakukan reaksi-reaksi organik dan memisahkan senyawa organik dari sumber alamnya.

    Penggunaan sebagai pelarut diantaranya untuk pelarut minyak, lemak, getah, resin,

    mikroselolosa, parfum, alkaloid, dan sebagian kecil dipakai dalam industri butadiena. Eter

    adalah senyawa tak berwarna dengan bau enak yang khas. Titik didihnya rendah dibanding

    alkohol dengan jumlah atom karbon yang sama, dan kenyataannya mempunyai titik didih sama

    dengan hidrokarbon, dimana pada eter gugus CH2- digantikan oleh oksigen.

    Proses reaktif destilasi merupakan proses dimana reaktan direaksikan dan komponen-

    komponen hasil langsung dipisahkan. Dengan proses reaktif destilasi dapat menghemat biaya

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    8/18

    investasi dan memperoleh kemurnian produk yang lebih tinggi. Beberapa senyawa yang selama

    ini sudah diproduksi dengan proses reaktif destilasi dan memberikan keuntungan yang cukup

    besar adalah Metil asetat dan Metyl Tertier Butyl Ether (MTBE) (Taylor dan Krishna, 2000).

    Dalam proses pembuatan dietil eter dari etanol dengan katalis asam sulfat, menghasilkan

    senyawa dietil eter, etanosulfat. Senyawa dietil eter mempunyai titik didih yang sangat rendah

    dibandingkan komponen yang ada di dalamnya. Dengan demikian memungkinkan untuk

    membuat dietil eter dengan proses reaktif distilasi. Dalam penelitian ini, dilakukan proses

    optimasi pada pembuatan senyawa dietil eter dengan proses reaktif distilasi. Penelitian ini

    bertujuan untuk mengoptimasi proses pembuatan dietil eter dari etanol teknis dan asam sulfat

    dengan proses reaktif distilasi secara batch.

    Peralatan terdiri dari reaktor yang berbentuk labu leher tiga, kolom pemisahan/distilasi,

    pendingin produk, dan penampung produk. Respon yang dianalisa adalah kandungan dietil eter

    dalam produk yang dianalisa dengan gas kromatografi (GC). Data-data yang diperoleh

    selanjutnya diolah dengan perangkat lunak Statistica 6. Design percobaan seperti disajikan dalam

    tabel 2, dimana design percobaan ini juga diperoleh dariperangkat lunak Statistica 6.

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    9/18

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    10/18

    dengan pendinginan dari udara luar. Suhu pada puncak distilasi dijaga dibawah 78 C.

    Pencapaian suhu operasi tersebut membutuhkan waktu 30 menit. Produk dietil eter akan

    mengalir ke labudistilat/produk melewati kondensor sehingga terkondensasi dan suhunya akan

    turun yaitu mencapai 33 C (dijaga agar dibawah 35 C). Dalam labu distilat/produk

    didinginkan dengan pendingin es yang berfungsi untuk menjaga dietil eter yang sudah tidak

    dapat larut dalam air tidak menguap. Suhu produk dalam labu distilat 10C, dimana pada suhu

    tersebut diharapkan tidak ada dietil eter yang menguap. Produk dianalisa dengan alat gas

    kromatografi.

    Hasil penelitian yang diperoleh seperti disajikan dalam tabel 3 yang merupakan

    perbandingan hasil percobaan dan hasil perhitungan dengan model.

    Tabel 3. Hasil penelitian dari percobaan dan hasil perhitungan dari model

    Setiap nilai hasil penelitian pengamatan (Yo), dibandingkan dengan nilai hasil prediksi

    (Yp) yang dihitung dari model seperti yang digambarkan pada gambar 2. Gambar 2 menunjukan

    bahwa sebagian besar data terletak yang tidak pada garis. Hal menunjukkan bahwa data-data

    hasil percobaan dengan model yang kurang valid.

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    11/18

    Hasil analisa dari model empiris diatas didapatkan kondisi operasi optimum, pada

    kondisi perbandingan mol reaktan 1 : 1,30 dan konsentrasi asam sulfat 10,93 M. Data-data

    tersebut dimasukkan ke model matematika (Persamaan 1) diperoleh nilai konversi sebesar

    31,83%. Secara teoritis semakin besar perbandingan mol reaktan etanol dan H2SO4 maka

    konversi yang dihasilkan akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi mol

    H2SO4maka kemungkinan terkonversinya etanol menjadi dietil eter besar. Fenomena yang sama

    juga terjadi untuk konsentrasi katalis. Semakin tinggi konsentrasi katalis maka konversi reaksi

    semakin besar karena dengan tingginya konsentrasi katalis maka kemungkinan kontak antar

    molekul menjadi lebih besar. Namun dari grafik dapat dilihat bahwa titik perbandingan mol

    reaktan 1 : 1,30 dan konsentrasi katalis 10,93 merupakan konversi optimum dimana peningkatan

    setelahnya akan menurunkan konversi reaksi. Hal ini disebabkan karena proses reaktif destilasi

    sangat berhubungan dengan titik didih campuran. Reaksi dehidrasi ethanol menjadi dietil eter

    terjadi pada suhu 130C (Ullman, 1987). Dengan demikian konversi reaksi akan besar pada saat

    titik didih campuran berada disekitar suhu reaksi, dengan penambahan H2SO4dan konsentrasi

    asam sulfat yang tinggi, akan mempengaruhi titik didih campuran secara signifikan yang

    mengakibatkan volume destilat kecil dan konversi reaksi kecil. Konversi reaksi yang kecil sangat

    mungkin, disebabkan oleh kondisi temperatur pada puncak distilasi yang bervariasi. Hal ini

    dikarenakan kesulitan mempertahankan temperatur kolom distilasi tetap pada temperatur di

    bawah 78 C. Jika dilihat titik didih dietil eter yang rendah, bisa jadi banyak dietil eter yang

    menguap ke atas (tidak masuk sebagai distilat). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi

    operasi optimum, pada kondisi perbandingan mol reaktan 1 : 1,30 dan konsentrasi asam sulfat

    10,93 M. Nilai konversi yang diperoleh sebesar 31,83%.

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    12/18

    2.4Pabrik yang Menggunakan Alat Destilasi

    2.4.1 UD. Tirta Kencana Nusantara

    UD. TKN dalam usahanya memproduksi minyak atsiri daun cengkeh menggunakan

    metode penyulingan dengan air dan uap dimana bahan olah tidak bercampur langsung dengan

    air, namun berada di atas rak/ saringan berlubang. UD. TKN menggunakan beberapa alat yang

    spesifikasinya didasarkan beberapa hal, diantaranya jenis dan jumlah bahan baku. Alat-alat uang

    digunakan dalam proses produksi antara lain:

    A. Ketel Suling

    Ketel suling atau biasa disebut tangki, berfungsi sebagai tempat air atau uap untuk

    mengadakan kontak dengan bahan serta untuk menguapkan minyak atsiri. Penggunaan

    bentuk ketel tergantung metode penyulingannya. UD.TKN menggunakan metode uap dan

    air, sehingga bahan dan air menjadi satu tempat yang terpisah oleh rak atau saringan.

    Tangki tersebut dilengkapi dengan tutup yang dapat dibuka dan diapitkan pada bagian

    atas tangki dipasang pipa berbentuk leher angsa (gooseneck) untuk mengalirkan uap ke

    kondensor. Dasar keterl dilengkapi dengan suatu kran untuk saluran air saat mengadakan

    pembersihan. Sementara satu setengah meter dari dasar ketel terdapat kran untuk

    mengalirkan air yang digunakan untuk pengukusan. Spesifikasi dari ketel suling tersebut

    adalah:

    Kapasitas : 7,510 Kwintal

    Tinggi : 3 meter

    Diameter : 1,9 meter

    Tebal : 9 mm

    Konstruksi : Besi baja

    Tinggi saringan dari dasar ketel : 1 meter

    Umur teknis : 5 tahun

    B. Kondensor ( kolam pendingin )

    Kondensor merupakan salah satu alat penyulingan yang berfungsi untuk

    mengubah seluruh komponen uap menjadi komponen cair, baik itu uap minyak maupun

    uap cair. Dalam proses penyulingan minyak atsiri ini, kondensor dalam bentuk kolam

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    13/18

    pendingin berfungsi untuk mendinginkan uap minyak yang bercampur dengan uap air.

    Melalui kondensor ini uap minyak dan uap air akan terpisah sebab kedua bahan tidak

    saling melarut. Spesifikasi dari kondensor tersebut adalah:

    Konstruksi : Beton

    Panjang : 7 meter

    Lebar : 4 meter

    Kedalaman : 3 meter

    Bentuk Pipa dalam kolam : Zig zag

    Jumlah pipa : 8 buah

    C. Drum ( kolam pemisah )

    Alat ini berfungsi untuk menampung cairan minyak dan air yang sudah

    didinginkan dalam kondensor. Selanjutnya minyak dan air terpisah berdasarkan berat

    jenisnya. Untuk minyak atsiri daun cengkeh, karena berat jenisnya lebih tinggi

    dibandingkan dengan air, maka posisi minyak berada di dasar drum. Sementara air berada

    di bagian atas. Kemungkinan masih belum sempurnanya pemisahan tersebut, di UD.

    TKN dipasang 3 kolam pemisahan; yang memungkinkan alat tersebut menampung

    bagian minyak yang belum terpisah pada kolam pemisah pertama. Namun demikian dari

    segi jumlah, pada kolam pemisah kedua dan ketiga tidak sebanyak pada kolam pertama.

    Spesifikasi alat ini adalah:

    Kapasitas : 100 kg

    Konstruksi : besi baja

    Tinggi : 1 meter

    Diameter : 70 cm

    Jumlah : 3 buah

    D.

    Penyaring

    Minyak yang sudah dipisahkan dari air selanjutnya didiamkan sementara untuk

    kemudian dilakukan penyaringan dengan kain saring. Ini bertujuan untuk menahan dan

    menghilangkan air yang mungkin terikut dengan minyak. Dan juga menyaring benda-

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    14/18

    benda asing yang mungkin terikut dalam bahan, seperti misalnya hasil reaksi antara

    minyak dengan bahan logam yang digunakan dalam proses. Spesifikasi alat ini adalah:

    Konstruksi : kayu bertingkat

    Bahan penyaring : kain cotton

    Jumlah : 2 buah

    E. Jerigen

    Penggunaan wadah penyimpan minyak atsiri di UD. TKN berasal dari bahan

    jerigen plastik dengan kapasitas sekitar 40 kg minyak setiap jerigen. Wadah yang

    digunakan itu adalah wadah yang tidak tembus cahaya. Hal ini menjadi syarat yang perlu

    dilakukan sewaktu akan melakukan penyimpanan. Sebab jika terjadi kontak langsung

    dengan cahaya matahari akan menimbulkan reaksi kimia yang merusak komposisi zat

    yang terkandung.

    2.4.2 PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk.

    PT. SMART merupakan perusahaan yang memproduksi minyak goreng, dimana dalam

    tahap pengolahan CPO menggunakan prinsip destilasi seperti pada proses deodorizing. Proses

    deodorasi adalah suatu tahapan proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan

    bau dan rasa yang tidak enak dalam minyak karena masih mengandung asam lemak bebas

    (FFA). Prosesnya adalah dengan destilasi, yaitu ketika minyak berada dalam tangki dilakukan

    prosessteamdengan cara dispray. Adapun peralatan yang digunakan dalam proses deodorizing

    adalah:

    Pompa Packed Column (P-304)

    Berfungsi untuk mengalirkan semi RBDPO (Refined Bleached Degummed Palm Oil) dari

    packed column ke Deodorizer

    Deodorizer (T-302)

    Berfungsi untuk menghilangkan bau khas kelapa sawit

    Splash Oil Tank (V-307)

    Berfungsi untuk menampung sebagian RBDPO yang keluar dari deodorizer untuk

    mengalirkan kembali ke deodorizer

    Pompa Splash Oil Tank (P-315)

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    15/18

    Berfungsi untuk mengalirkan RBDPO kembali ke deodorizer

    Pompa Deodorizer (P-302A, P-302B)

    Berfungsi untuk mengalirkan RBDPO dari deodorizer ke crystallizer (CR-01 CR-26)

    dengan melalui proses pendinginan (spiral heat exchanger (E-302), economic atau plate

    heat exchanger 1 (E-205), plate heat exchanger 4 (E-304)) dan proses penyaringan

    (catridge filter)

    Plate Heat Exchanger 4 (E-304)

    Berfungsi untuk mendinginkan RBDPO dengan menggunakan air pendingin

    Catridge Filter 1 (CF-1)

    Berfungsi untuk menjernihkan atau menyaring impurities yang masih terdapat dalam

    RBDPO (tahap akhir)

    Tangki RBDPO (P-1, P-2, dan P-4)

    Berfungsi untuk menampung RBDPO

    2.4.3 PTPN XI di PASA II Djatiroto, Lumajang

    Di PTPN XI Lumajang memproduksi etanol, dimana destilasi merupakan tahap terakhir

    dari proses produksi alkohol dari tetes tebu. Destilasi yaitu pemisahan dua komponen senyawa

    atau lebih berdasarkan pada titik didih masing-masing komponen dengan cara pemanasan

    penguapan, untuk memperoleh produk alkohol dengan kualitas prima. Setelah proses fermentasiselesai, maka cairan fermentasi masuk ke dalam destilator. Proses destilasi dilakukan pada suhu

    antara 79-81C. Pada suhu ini, etanol sudah menguap namun air tidak menguap. Maka uap

    etanol dialirkan ke destilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran destilator. Destilasi

    pertama biasanya di dapat kadar etanol masih 50-55%. Apabila kadar etanol masih di bawah

    95%, maka destilasi perlu diulangi lahi (reflux) hingga kadar etanolnya 95%. Apabila sudah

    mencapai 95% maka dilakukan dehidrasi atau penghilangan air. Untuk menghilangkan air bisa

    digunakan kapur tohor atau zeolit sintetis. Tambahkan kapur tohor pada etanol dan biarkan

    selama semalam. Setelah itu didestilasi lagi hingga kadar etanolnya kurang lebih 99,5%.

    2.4.4 PT Salim Ivomas Pratama Surabaya

    BPO dari filtrate tank dilewatkan melaluiplate heater(E701) kemudian dialirkan menuju

    zorro box economizer (E702) untuk meningkatkan temperature dan diteruskan ke final heater.

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    16/18

    Proses pemanasan yang terjadi di E703 menggunakan steam yang dialirkan dari high pressure

    boiler(G701). Dari E703, BPO dialirkan menuju deodorizer tank (DEO701) untuk dilakukan

    proses deodorisasi yang berdaya vacuum kuat.

    Proses deodorisasi atau penyulingan juga dapat berfungsi untuk mengurangi kandungan

    FFA dari BPO. Kandungan FFA yang diharapkan sebesar 0.03-0.05%. DEO701 terdiri dari

    beberapa tray atau palka yang dilengkapi dengan steam sparging untuk membantu proses

    penguapan pada proses deodorisasi. RBDPO yang bersuhu tinggi kemudian dialirkan menuju

    E702, dan terjadi cross dengan BPO. Dari E702, RBDPO dialirkan menuju heat exchanger

    (E001). Di dalam E001 terjadi cross antara RBDPO yang bersuhu tinggi dengan CPO yang

    bersuhu rendah sehingga suhu RBDPO menjadi turun sedangkan suhu CPO menjadi naik.

    Apabila suhu CPO daro E001 masih kurang dari ketentuan maka dipanaskan kembali dengan

    bantuan E002. RBDPO yang keluar dari E001 kemudian dialirkan menuju cooler (E704) dengan

    media pendinginnya berupa air. Penurunan suhu RBDPO yng keluar dari E704 kemudian

    dilewatkan bag filter(F701 dan F702) untuk memastikan bahwa RBDPO yang dihasilkan bersih

    dari kotoran. Setelah itu, RBDPO ditampung dalam tangki timbun atau dialirkan langsung ke

    proses fraksinasi.

    Hasil samping dari proses penyulingan yaitu berupa palm fatty acid destilate (PFAD)

    yang kemudian ditampung di intermediate tank (T703). Dari T703, PFAD dipompa menuju

    cooler (E705). Temperature di PFAD 60-80C. sebagian yang sudah berbentuk cair dialirkan

    kembali menuju DEO701 untuk menangkap atau mengkondensasi PFAD yang masih berbentuk

    uap atau gas dan sebagian lagi ditapung dalam tangki penyimpanan PFAD yang nantinya akan

    diekspor atau dijual kembali sebagai bahan baku sabun dan kosmetik. Dari proses deodorisasi

    terdapat tumpahan minyak yang masih mentah kemudian ditampung di tangki splash oil dan

    diproses kembali di dalam tangki T601

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    17/18

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Destilasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk pemurnian dan pemisahan

    larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik didih yang relatif jauh. Contoh jenis alat destilasi

    yaitu destilasi uap, destilasi air dan destilasi uap dan air. Cara kerja destilasi dibagi menjadi dua

    cara yaitu cara kerja destilasi basah dan cara kerja destilasi kering. Pada jurnal dijelaskan

    mengenai prosees reaktif destilasi yang merupakan proses dimana reaktan direaksikan dan

    komponen-komponen hasil langsung dipisahkan. Dengan proses reaktif destilasi dapat

    menghemat biaya investasi dan memperoleh kemurnian produk yang lebih tinggi. Beberapa

    senyawa yang selama ini sudah diproduksi dengan proses reaktif destilasi dan memberikan

    keuntungan yang cukup besar adalah Metil asetat dan Metyl Tertier Butyl Ether (MTBE). Pada

    jurnal dilakukan proses optimasi pada pembuatan senyawa dietil eter dengan proses reaktif

    distilasi. Tujuan penelitian pada jurnal adalah untuk mengoptimasi proses pembuatan dietil eter

    dari etanol teknis dan asam sulfat dengan proses reaktif distilasi secara batch. Alat destilasi telah

    banyak digunakan pada perusahaan besar. Berikut adalah contoh perusahaan yang menggunakan

    alat destilasi pada proses produksinya antara lain UD. Tirta Kencana Nusantara, PT. Sinar Mas

    Agro Resources and Technology Tbk., PTPN XI di PASA II Djatiroto, Lumajang dan PT Salim

    Ivomas Pratama Surabaya. Perusahaa tersebut menggunakan alat destilasi pada proses produksi

    produknya dengan jenis mesin destilasi yang berbeda-beda.

    3.2Saran

    Dalam pembahasan yang disajikan perlu diperhatikan proses perawatan dalam mesin

    destilasi agar mesin dapat terjaga dengan baik. Sehingga masa pakai mesin destilasi dapat

    dipakai dalam jangka yang panjang.

  • 8/10/2019 makalah-destilasi.docx

    18/18

    DAFTAR PUSTAKA

    Irawan, Bambang. 2010. Tesis: Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi Dan

    Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Universitas Diponegoro. Semarang.

    Kartika, D. (2011). Penerapan Supply Chain Managementdalam Pengadaan Bahan Baku untuk

    Produksi Etanol (Studi Kasus PTPN XI di PASA II Djatiroto, Lumajang). Skripsi Sarjana pada

    TIP. FTP Universitas Brawijaya Malang : tidak diterbitkan.

    Newmark, Ann. 2000. Jendela Iptek Seri 7: Kimia. Balai Pustaka Jakarta. Jakarta.

    Permatasari, Vitta Rizky. (2008). Teknologi Pemurnian Multi Proses (PMP) Pada Pengolahan

    Minyak Goreng Bimoli Di PT. Salim Ivomas Pratama Surabaya. Laporan Praktek Kerja Lapang

    TIP FTP Universitas Brawijaya Malang: tidak diterbitkan.

    Rosa, S.E. (2012). Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) pada Proses Produksi Minyak Goreng di

    PT. Sinar Mas Agro Resourches and Technology (SMART) Tbk. Surabaya. Laporan Praktek

    Kerja Lapang TIP FTP Universitas Brawijaya Malang : tidak diterbitkan.

    Wahyudi. (2005). Analisis Proses Produksi Minyak Atsiri Daun Cengkeh (Clove Leaf Oil) di

    UD. Tirta Kencana Nusantara. Laporan Praktek Kerja Lapang TIP FTP Universitas Brawijaya

    Malang : tidak diterbitkan.

    Widayat dan Satriadi, H. (2008). Optimasi Pembuatan Dietil Eter dengan Proses Reaktif

    Destilasi. Jurnal Reaktor Vol. 12 No. 1, hal. 7-11