MAKALAH DEMOKRASI
-
Upload
s-nurul-halimah -
Category
Documents
-
view
22 -
download
0
description
Transcript of MAKALAH DEMOKRASI
MAKALAH DEMOKRASI
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Dosen : Amni Leonawarty,SH.Mpd
Disusun Oleh :
Siti Nurul halimah
NPM.201421500263
Kelas R1D
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
J A K A R T A
2014
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga akhirnya penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah Demokrasi dalam mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Adapun penulisan makalah ini dilakukan sebagai salah satu penyelesaiian
tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Penulis menyadari akan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sangat penulis harapkan
demi hasil laporan yang lebih baik.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
senantiasa memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca.
Jakarta, September 2014
Penulis
Siti Nurul Halimah
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................. 1
1.1 Perumusan Masalah.................................................................... 2
1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................ 3
1.3 Manfaat Penulisan ...................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 4
2.1 KONSEP DASAR DEMOKRASI................................................. 4
2.1.1 Pengertian Demokrasi............................................................. 4
2.1.2 Azas Pokok Demokrasi........................................................... 9
2.1.3 Ciri Pemerintahan Demokratis ............................................. 10
2.1.4 Bentuk Demokrasi .................................................................. 11
2.2 Demokrasi di Indonesia............................................................... 12
2.1.1 Ide Demokrasi Pendiri Negara .............................................. 14
2.3 Perkembangan Demokrasi di Indonesia.................................... 15
BAB III PENUTUP......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demokrasi dianggap sebagai suatu sistem politik yang diyakini oleh
banyak masyarakat dunia sebagai yang terbaik untuk mencapai tujuan bernegara.
Kecenderungan ini menguat terutama sesudah Perang Dunia II. Demokrasi telah
menggantikan beberapa sistem politik non demokrasi yang dianggap gagal pada
saat itu, seperti: totalitarian, otoritarian, monarki absolut, rezim militer dan
kediktatoran.
Sejalan dengan perkembangan waktu, demokrasi beserta prinsip-prinsip
yang menyertainya mengalami perkembangan, pembaharuan dan pengujian yang
terus-menerus. Demokrasi juga mengalami pasang surut, bahkan terdapat
perkembangan menarik, hampir semua negara jajahan yang merdeka setelah
Perang Dunia II bergeser dari sistem demokrasi menuju non-demokrasi (Samuel
Huntington, 1992: 80). Kriteria dan prinsip-prinsip demokrasi adalah suatu gejala
kontinum, dimana semakin banyak prinsip dijalankan maka semakin demokratis
negara tersebut, sebaliknya semakin banyak prinsip ditinggalkan maka semakin
tidak demokratis negara tersebut.
Banyak negara yang mengupayakan sejauh mungkin prinsip-prinsip itu
ditegakkan agar dikatakan sebagai negara demokrasi. Mereka juga mengakui
bahwa Demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan politik. Kehendak rakyat
4
adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis tegaknya system
politik demokrasi. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini
karena masih memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang
tidak memegang demokrasi disebut negara otoriter. Negara otoriterpun masih
mengaku dirinya sebagai negara demokrasi. Ini menunjukkan bahwa demokrasi
itu penting dalam kehidupan bernegara dan pemerintahan.
Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara pada umumnya memberikan
pengertian bahwa pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam
masalah-masalah pokok yang mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai
kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan rakyat. Dengan demikian Negara
demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas
negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis
merumuskan permasalahan dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian demokrasi ?
2. Bagaimana demokrasi di Indonesia ?
3. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia ?
5
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah yang ingin ditulis oleh penulis, maka
yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi
2. Untuk mengetahui perjalanan demokrasi di Indonesia
3. Untuk mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Secara Teoritis
Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan,
wawasan dan pengalaman dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang politik, terutama yang berkaitan dengan DEMOKRASI.
b. Secara Praktis
Bagi Pihak Lain atau Pembaca
Diharapakan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
serta menjadi referensi dan data perbandingan sebagai bahan masukan yang dapat
diinterprestasikan secara lebih mendalam dalam rangka penulisan lebih lanjut.
6
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 KONSEP DASAR DEMOKRASI
2.1.1. Pengertian Demokrasi
Menurut para ahli, demokrasi didefinisikan sebgai berikut:
a. Abraham Lincoln
Demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat.
b. Charles Costello
Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-
kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-
hak perorangan warga negara.
c. John L. Esposito
Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh
karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun
mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja
lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif,
legislatif, maupun yudikatif.
d. Hans Kelsen
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang
melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Dimana
7
rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan
diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.
e. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah
yang penting secara langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan mayoritas
yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
f. C.F. Strong
Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan
dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang
menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya
pada mayoritas tersebut.
g. Hannry B. Mayo
Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan
atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana di mana
terjadi kebebasan politik.
h. Merriem
Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya,
oleh mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan
dilakukan oleh mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem
perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas
yang diadakan secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat
8
sumber otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privelese berdasarkan
keturunan atau kesewenang-wenangan.
i. Samuel Huntington
Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam
sebuah sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala
dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan
hampir seluruh penduduk dewasa dapat memberikan suara.
Istilah demokrasi (democracy) berasal dari penggalan kata bahasa Yunani
yakni demos dan kratos/cratein. Demos berarti rakyat dan cratein berarti
pemerintahan. Jadi demokrasi berarti pemerintahan rakyat. Salah satu pendapat
terkenal dikemukakan oleh Abraham Lincoln di tahun 1863 yang mengatakan
demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat
(government of the people, by the people and for the people).
Berbagai pendapat para ahli banyak mengupas perihal demokrasi. Contoh
yang dikemukakan oleh Abraham Lincoln di atas, hanyalah salah satu contoh
pengertian demokrasi. Robert Dahl sampai pada pernyataan bahwa “ there isno
democratic theory, there are only democratic theories”. Bahkan Harold Laski
mengutarakan bahwa demokrasi tidak dapat diberi batasan, kerena rentang
sejarahnya yang amat panjang dan telah berevolusi sebagai konsep yang
menentukan (Hendra Nurtjahjo, 2006: 71).
Demokrasi itu sendiri adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan
suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga
9
negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu
pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan
politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga
jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat
yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga
negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan
saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan
dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica)
dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Prinsip semacam trias politica ini menjadi
sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat
kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk
membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut
pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain,
misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri
anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan
aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap
lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus ada
mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan
mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi
kekuasaan lembaga negara tersebut.
10
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga
pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan
kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang
menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat
(DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan
legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau
oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang
diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum
legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.
Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil
penting, misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan
umum. Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warga
negara, namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti
pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk
memilih (mempunyai hak pilih).
Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya
kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung,
tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota
parlemen secara langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara
demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara langsung presiden
hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam
sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta
demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang
11
masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang
bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin
negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem
yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya
memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya
umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau
bekas narapidana).
2.1.2. Azas Pokok Demokrasi
Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah
pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai
kemampuan yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar
tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:
1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan
wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara
langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil; dan
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan
pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan
bersama.
12
2.1.3 Ciri Pemerintahan Demokratis
Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan
dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan
demokrasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan
keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi rakyat (warga negara).
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen
sebagai alat penegakan hukum
5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi
dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan
(memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga
perwakilan rakyat.
9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama,
golongan, dan sebagainya).
13
2.1.4 Bentuk-bentuk Demokrasi
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan
demokrasi perwakilan.
a. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap
rakyat memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu
keputusan. Dalam sistem ini, setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam
memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung
terhadap keadaan politik yang terjadi. Sistem demokrasi langsung digunakan
pada masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana ketika terdapat
suatu permasalahan yang harus diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk
membahasnya.
Di era modern sistem ini menjadi tidak praktis karena umumnya populasi
suatu negara cukup besar dan mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum
merupakan hal yang sulit. Selain itu, sistem ini menuntut partisipasi yang
tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung tidak memiliki waktu
untuk mempelajari semua permasalahan politik negara.
b. Demokrasi perwakilan
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan
melalui pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil
keputusan bagi mereka.
14
2.2 DEMOKRASI DI INDONESIA
Perlu dipahami bahwa demokrasi yang berjalan di Indonesia telah
menghasilkan sejumlah kemajuan berarti dari segi prosedural. Pemilu legislatif,
pemilu presiden, hingga Pilkada dapat berlangsung dengan bebas, transparan,
demokratis, dan paling penting dalam suasana damai. Check and balance di antara
lembaga-lembaga eksekutif dengan legislatif juga berlangsung sangat dinamis.
Kebebasan berpendapat dan berserikat jauh lebih baik dibanding masa Orde Baru.
Hal paling mendasar adalah dibenahinya beberapa kelemahan dalam Batang
Tubuh UUD 1945 yang kemudian membuat wajah konstitusi kita tampil berbeda
dibanding Batang Tubuh UUD 1945 yang asli.
Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat
demokrasi di kawasan Asia, berkat keberhasilan mengembangkan dan
melaksanakan sistem demokrasi. Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik Asia
Pasifik (APAPC), Pri Sulisto, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi
bisa menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan Asia yang hingga saat ini
beberapa di antaranya masih diperintah dengan ‘tangan besi’. Indonesia juga bisa
menjadi contoh, bahwa pembangunan sistem demokrasi dapat berjalan seiring
dengan upaya pembangunan ekonomi. Ia menilai, keberhasilan Indonesia dalam
bidang demokrasi yag tidak banyak disadari itu, membuat pihak luar termasuk
Asosiasi Internasional Konsultan Politik (IAPC), membuka mata bangsa
Indonesia, bahwa keberhasilan tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar
biasa. Prestasi tersebut juga menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengantar
datangnya suatu era baru di Asia yang demokratis dan makmur.
15
Meski pada awalnya banyak yang meragukan pelaksanaan demokrasi di
Indonesia, kenyataannya demokrasi di Indonesia saat ini telah berusia 10 tahun
dan akan terus berkembang. Sebagian orang pernah berpendapat bahwa demokrasi
tidak akan berlangsung lama di Indonesia, karena masyarakatnya belum siap.
Mereka juga pernah mengatakan bahwa negara Indonesia terlalu besar dan
memiliki persoalan yang kompleks. Keraguan tersebut bahkan menyerupai
kekhawatiran yang dapat membuat Indonesia mengalami perpecahan.
Pada saat bersamaan muncul rasa khawatir terhadap berbagai masalah
yang cenderung mengguncang sendi-sendi pokok kehidupan berbangsa dan
bernegara. Gerakan separatisme sempat mencuat. Beberapa daerah mengajukan
tuntutan sangat keras kepeada pemerintah pusat, dan Jakarta sering kali
mengabaikan kepentingan pemerintah daerah. Isu-isu sensitive dengan mengatas-
namakan agama kembali meruyak. Hal lain yang cukup mengguncangkan adalah
maraknya korupsi pada era reformasi.
Deretan masalah masih bisa diperpanjang. Semua mengakumulasi menjadi
kekecewaan. Pertanyaan yang mengusik: Benarkah langkah kita dalam proses
demokratisasi sekarang ini? Apalagi kejadian pemilu yang baru saja kita lalui
menambah banyak PR bagi pe;aksananya. Cara terbaik agar tidak terjebak dalam
persoalan yang tidak kunjung usai ini, adalah dengan mempelajari kembali pesan-
pesan penting pendiri negara dan konstitusi untuk diproyeksikan menjadi visi
membangun kehidupan demokrasi.
16
2.2.1 Ide Demokrasi Pendiri Negara
Apakah ide atau gagasan demokrasi ada pada benak para pendiri negara
saat membicarakan dasar-dasar bernegara di sidang BPUPKI tahun 1945? Para
pendiri negara (The Founding Fathers) kita umumnya menyetujui bahwa Negara
kita yang akan didirikan hendaknya adalah Negara demokrasi. Bangsa Indonesia
sejak dahulu sesungguhnya telah mempraktekkan ide tentang demokrasi meskipun
masih sederhana dan bukan dalam tingkat kenegaraan. Dikatakan bahwa desa-desa di
Indonesia sudah menjalankan demokrasi, misalnya dengan pemilihan kepada desa
dan adanya rembug desa. Itulah yang disebut "demokrasi asli". Demokrasi asli itu
memiliki 5 unsur atau anasir yaitu; rapat, mufakat, gotong royong, hak mengadakan
protes bersama dan hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut.
Namun demikian, demokrasi desa tidak bisa dijadikan pola demokrasi untuk
Indonesia modern. Kelima unsur demokrasi desa tersebut perlu dikembangkan dan
diperbaharui menjadi konsep demokrasi Indonesia yang modern. Demokrasi
Indonesia modern, menurut Mohammad Hatta harus meliputi 3 hal yaitu; demokrasi
di bidang politik, demokrasi di bidang ekonomi, demokrasi di bidang sosial.
Demokrasi Indonesia tidak berbeda dengan demokrasi di Barat dalam bidang politik.
Hanya saja demokrasi di Indonesia perlu mencakup demokrasi ekonomi dan sosial,
sesuatu yang tidak terdapat dalam masyarakat Barat.
Saat ini, ide demokrasi tersebut terungkap dalam sila keempat Pancasila
yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan
perwakilan dan pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yakni kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar 1945.
17
Oleh karena UUD 1945 merupakan derivasi dari Pancasila sebagai dasar
filsafat negara, maka secara normatif demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang
bersumberkan nilai Pancasila khususnya sila keempat. Oleh karena itu demokrasi
Indonesia dikatakan Demokrasi Pancasila, dimana prinsip-prinsip demokrasi yang
dijalankan berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Demokrasi Pancasila dapat diartikan secara luas maupun sempit,
sebagai berikut:
a. Secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila baik sebagai pedoman penyelenggaraan maupun
sebagai cita-cita.
b. Secara sempit demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
2.3 PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA
Perkembangan demokrasi di Indonesia dari segi waktu dapat dibagi dalam empat
periode, yaitu :
1. Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer.Dimana
parlementer mulai diberlakukan sesudah sebulan kemerdekaan di proklamirkan
dan kemudian diperkuat dalam UUD 1945 dan 1950.Namun dalam
pelaksanaannya kurang sesuai untuk Indonesia. Karena persatuan yang dapat
18
digalang selama menghadapi musuh bersama dan tidak dapat dibina menjadi
kekuatan-kekuatan konstuktif sesudah kemerdekaan dicapai. Karena lemahnya
benih-benih demokrasi demokrasi sistem peluang untuk mendominasi partai-
partai politik dan DPR.
Dimana menurut UUD 1950 menetapkan berlakunya sistem parlementer,
dengan Badan Eksekutif yang terdiri dari presiden sebagai kepala Negara beserta
menteri-menterinya yang mempunyai tanggung jawab politik.
Karena fragmentasi partai politik, usia kabinet pada masa ini jarang dapat
bertahan cukup lama, juga ternyata ada beberapa kekuatan sosial dan politik yang
tidak memperoleh saluran dan tempat yang realistis, padahal merupakan kekuatan
yang paling penting, akhirnya koalisi yang dibangun dengan sangat gampang
pecah, hal ini mengkibatkan, destabilisasi politik nasional.
Faktor-faktor semacam ini ditambah dengan tidak mampunya anggota-
anggota partai yang tergabung dalam konstituante untuk mencapai konsesus
mengenai dasar Negara untuk UUD baru, akhirnya mendorong Ir. Soekarno untuk
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dengan memperlakukannya
kembaliUUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar. Dengan peristiwa ini
berakhirlah masa demokrasi parlementer.
2. Periode 1959-1965 (Orde Lama)
Pada masa periode ini, ialah adanya dalam pendominasian presiden dalam
kegiatan pemerintahan, berkembangnya komunis, dan meluasnya peran ABRI
dalam unsur sosial politik.UUD 1945 membuka kesempatan bagi seorang
19
presiden untuk bertahan sekurang-kurangnya 5 tahun. Akan tetapi ketetapan
MPRS No.III/1963 yang mengangkat Ir.Soekarno sebagai presiden seumur hidup,
telah membatalkan pembatasan dalam kurun waktu 5 tahun itu.Selain itu, banyak
terjadi tindakan penyimpangan lainnya yang terjadi terhadap ketentuan UUD 1945
yang eksplisit ditentukan dan presiden tidak mempunyai wewenang untuk berbuat
demikian.
Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong juga mengganti Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai hasil pemilu, ditonjolkan peranannya
sebagaipembantu pemerintah sedangkan fungsi kontrol ditiadakan.Dan di dalam
bidang perundang-undangan dimana segala aktifitas pemerintahan dilaksanakan
melalui Penetapan Presiden yang memakai sumber Dekrit 5 Juli.
Dan bagaimanakah rumusan demokrasi terpimpin dan apakah butir-butir
pokok demokrasi terpimpin?Seperti yang dikemukakan Soekarno, dalam kutipan
A.Syafi’I Ma’arif adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan prinsip-prinsip demokrasi terpimpin
yang dikemukakan oleh Soekarno adalah sebagai berikut:
1. Tiap-tiap orang diwajibkan untuk berbakti kepada kepentingan umum,
masyarakat, bangasa, dan Negara;
2. Tiap-tiap orang berhak mendapat penghidupan yang layak dalam
masyarakat, bangsa, dan Negara
20
3. Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila
Dengan landasan formil, yaitu pancasila, UUD 1945, dan Ketetapan
MPRS. Dalam usah untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD
1945. Dan begitupula meniadakan pasal yan memberi wewenang kepada presiden
untuk memutuskan permasalahan yang tidak dicapai mufakat antara badan
legeslatif. Selain itu beberapa hak asasi diusahakan supaya diselenggarakan
secara lebih penuh dengan memberi kebebasan kepada pers untuk menyatakan
pendapat, dan kepala partai-partai politik untuk bergerak dan menyusun
kekuatannya, terutama menjelang pemilu 1971. Dengan demikian diharapkan
terbinanya partisipasi golongan-golongan dalam masyarakat disamping
pembangunan secara teratur.
Namun dalam pelaksanaanya, demokrasi pancasila pada masa Soeharto
belum mencapai pada tataran praksis. Karena dalam demokrasi ini, ditandai
dengan adanya; dominan para ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan
keputusan politik; pengebirian peran dan fungsi partai politik; adanya campur
tangan pemerintah dalam berbagai urusan partai politik; masa mengambang;
monolitisasi ideologi Negara; dan inkorporasi lembaga non pemerintah. Sehingga
pelaksanaan demokrasi pada masa ini belum secara penuh ditegakan berdasar
nilai-nilai demokrasi pancasila.
4. Periode 1998-sekarang( Reformasi )
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei
1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J.
21
Habibie. Turunnya presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi
kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. . Bergulirnya
reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal
bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial
yang kritis karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan
dibangun.
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dri rakyat
oleh rakyat dan untuk rakyat.
2. Indonesi menganut Demokrasi Pancasila di mana demokrasi itu
dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila sehingga
tidak dapat diselewengkan begitu saja.
3. Dengan diadakannya Pemilihan Umum baik legislatif maupun
presiden dan wakil presiden terutama di era reformasi ini, aspirasi
rakyat dan hak-hak politik rakyat dapat disalurkan secara langsung
dan benar serta kedaulatan rakyat yang selama ini hanya ada dalam
angan-angan akhirnya dapat terwujud.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
http://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/09/demokrasi/
Wajdi, M Farid dan Sri Wahyuningsih. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan,
Edisi Ketiga, Penerbit Inti Prima Promosindo, Jakarta.
http://baa.unas.ac.id/download/buku%panduan/Buku-Modul-Kuliah-
Kewarganegaraan.pdf
24