Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

57
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara global terdapat 200 kasus gangguan ginjal per sejuta penduduk. 8 juta di antara jumlah populasi yang mengalami gangguan ginjal berada dalam tahap gagal ginjal kronis. Penelitian sebelumnya mengatakan terdapat hubungan antara mengalami gagal ginjal dengan timbulnya gangguan psikiatri pada pasien ( Cohen et al., 2004 ). Kondisi ini bisa terjadi pada kasus gagal ginjal akut maupun yang kronis. Penyakit apapun yang berlangsung dalam kehidupan manusia dipersepsikan sebagai suatu penderitaan dan mempengaruhi kondisi psikologis dan sosial orang yang mengalaminya. Akan tetapi petugas kesehatan sering kali cenderung memisahkan aspek biologis dari aspek psikososial yang dialami pasien ( Leung, 2002 ). Aspek psikososial menjadi penting diperhatikan karena perjalanan penyakit yang kronis dan sering membuat pasien tidak ada harapan. Pasien sering mengalami ketakutan, frustasi dan timbul perasaan marah dalam dirinya. ( Harvey S, 2007 ). Penelitian oleh para profesional di bidang penyakit ginjal menemukan bahwa lingkungan psikososial tempat pasien gagal ginjal tinggal mempengaruhi perjalanan penyakit dan kondisi fisik pasien ( Leung, 2002 ). 1.2 RUMUSAN MASALAH 1

description

makalah

Transcript of Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

Page 1: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

BAB I

PENDAHULUAN

1.1     LATAR BELAKANG

Secara global terdapat 200 kasus gangguan ginjal per sejuta penduduk. 8 juta di antara jumlah

populasi yang mengalami gangguan ginjal berada dalam tahap gagal ginjal kronis. Penelitian

sebelumnya mengatakan terdapat hubungan antara mengalami gagal ginjal dengan timbulnya

gangguan psikiatri pada pasien ( Cohen et al., 2004 ). Kondisi ini bisa terjadi pada kasus

gagal ginjal akut maupun yang kronis.

Penyakit apapun yang berlangsung dalam kehidupan manusia dipersepsikan sebagai suatu

penderitaan dan mempengaruhi kondisi psikologis dan sosial orang yang mengalaminya.

Akan tetapi petugas kesehatan sering kali cenderung memisahkan aspek biologis dari aspek

psikososial yang dialami pasien ( Leung, 2002 ).

Aspek psikososial menjadi penting diperhatikan karena perjalanan penyakit yang kronis dan

sering membuat pasien tidak ada harapan. Pasien sering mengalami ketakutan, frustasi dan

timbul perasaan marah dalam dirinya. ( Harvey S, 2007 ).

Penelitian oleh para profesional di bidang penyakit ginjal menemukan bahwa lingkungan

psikososial tempat pasien gagal ginjal tinggal mempengaruhi perjalanan penyakit dan kondisi

fisik pasien ( Leung, 2002 ).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud gagal ginjal kronis?

2. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada gagal ginjal kronis?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini diharapkan pembaca mampu mengidentifikasi

apakah yang dimaksud dengan gagal ginjal kronis dan bagaimanakah asuhan

keperawatannya.

1

Page 2: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 DEFINISI

Chronic Kidney Disease ( CKD ) merupakan penurunan faal ginjal yang menahun yang

umumnya tidak riversibel dan cukup lanjut. ( Burner, 2002 ).

Gagal ginjal kronik ( GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara

bertahap ( Doenges, 1999 : 626 )

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir ( ESRD ) merupakan gangguan fungsi

renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan

metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia ( retensi urea dan

sampah nitrogen lain dalam darah ). ( Brunner & Suddarth, 2002: 1448 )

Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan

lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. ( Price, 1992 : 812 )

2.2 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

Ginjal terdiri beberapa bagian, yang diantaranya sebagai berikut :

a. Renal Capsule (Fibrous Capsule), Tiap ginjal dibungkus oleh suatu membran transparan

yang berserat yang disebut renal capsule.

b. Cortex merupakan lapisan pembungkus ginjal, merupakan jaringan yang kuat yang

melindungi lapisan dalam ginjal.

c. Medulla berada dibawah Cortex. Bagian ini merupakan area yang berisi 8 sampai 18

bagian berbentuk kerucut yang disebut piramid, yang terbentuk hampir semuanya dari

ikatan saluran berukuran mikroskopis.

d. Pelvis renalis berada di tengah tiap ginjal sebagai saluran tempat urin mengalir dari

ginjal ke kandung kemih.

e. Vena Renal dan Arteri Renal Dua dari pembuluh darah penting, vena renal dan arteri

renal. Dua pembuluh ini merupakan percabangan dari aorta abdominal (bagian

abdominal dari arteri utama yang berasal dari jantung) dan masuk kedalam ginjal

melalui bagian cekung ginjal.

f. Nephrons merupakan unit fungsional dari ginjal dalam menjalankan fungsi ini.

g. Glomerulus adalah filter utama dari nefron dan terletak dalam Bowman's capsule.

2

Page 3: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

h. Henle's Loop, merupakan bagian dari tubulus renal yang kemudian menjadi sangat

sempit yang menjulur jauh kebawah kapsul Bowman dan kemudian naik lagi keatas

membentuk huruf U.

i. Renal Collecting Tubule (Tubulus Pengumpul) Disebut juga Pembuluh Bellini, suatu

pembuluh kecil sempit yang panjang dalam ginjal yang mengumpulkan dan mengangkut

urin dari nefron.

j. Kapsula bowman Merupakan suatu invaginasi dari tubulus proksimal, terdapat ruang

yang mengandung urine antara rumbai kapiler dan kapsula bowman, dan ruang yang

mengandung ini dikenal dengan nama ruang bowman atau ruang kapsular.

Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi (

yaitu glomerulus dan kapsul Bowman ), tubulus kontortus proksimal, lengkung

Henle, tubulus kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di

sekeliling tubulus ginjal tersebut terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol ( yang

membawa darah dari dan menuju glomerulus ) serta kapiler peritubulus ( yang

memperdarahi jaringan ginjal ) Berdasarkan letaknya nefron dapat dibagi menjadi:

3

Page 4: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

(1) nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di korteks yang

relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle yang

terbenam pada medula, dan

(2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di tepi

medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan

pembuluh-pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta.

2.3 ETIOLOGI

Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit vaskuler

( nefrosklerosis ), proses obstruksi ( kalkuli ), penyakit kolagen ( luris sutemik ),

agen nefrotik ( amino glikosida ), penyakit endokrin ( diabetes ). ( Doenges, 1999 :

626 ) Penyebab GGK menurut Price, 1992 : 817, dibagi menjadi delapan kelas,

antara lain :

1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik

2. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis

3. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,

nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis

4. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,

poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif

5. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,

asidosis tubulus ginjal

6. Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis

7. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbale

8. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas : kalkuli

neoplasma, fibrosis netroperitoneal.

Saluran kemih bagian bawah : hipertropi prostat, striktur uretra, anomali

kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.

2.4 PATOLOGI

Gagal ginjal kronis diakibatkan oleh hilangnya nefron fungsionil karena rusaknya

glomerular dan atau tugular. Kondisi ini merupakan penyakit multisistim yang

mempengaruhi SSP, jantung, traktus GI, otot, tulang dan darah.

Berbagai manisfestasi terjadi pada tingkat fungsi ginjal yang berbeda bagi setiap

pasien tapi cenderung semakin nyata apabila kecepatan filtrasi glomelurus turun

sampai < 15-20 mL/menit ( BUN >100-120 mg/dL).

Banyak manifestasi insufisiensi ginjal diakibatkan oleh BUN dan mungkin juga

karena terakumulasinya produk-produk akhir metabolik yang tak terukur lainnya.

4

Page 5: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

2.5 PATOFISIOLOGI (Corwin, 2001)

5

Glomerulo Obstruksi Neprotik Nepritis Nepritis

Nepritis Kronik dan Infeksi Diabetik Hypertensi Lupus

Gagal Ginjal Kronik

Pencernaan Kulit Hematologi Syaraf dan Otot Kardiovaskular Endokrin

Ggn.Metab.protein

Ureum > daripada air liur

Cegukan

>Urokrom Gatal ekskariosis

Urea Frost

Anaemia

Ggn Fungsi

dan Trombositopeni

Ggn Fungsi

Restless Leg sindrom.

Burning Feet sindrom.

Ensepalopati

metab.

Hipertensi

Odema

Ggn.Seksual

Ggn.Tolerasi glukosa

Ggn.Metab.

lemak

Anoreksia Mual Muntah

Bau Mulut

Stomatitis

Parotitis

Pucat. Kuning,

Gatal

Eritropoitin <

Defisiensi besi

Hemolisis

Perubahan proses pikir

> Renin Angiotensi-Aldosteron

Arterisklerosis dini

Ggn Elektrolit dan kohesifikasi metastatik

Pada Laki produksi testosteron dan spermatogenesis kurang.

Pada Wanita

Gangguan Menst.,ovulasi

Resiko cedera (Profil darah abnormal)

Penurunan Curah Jantung

Gangguan. Interigas kulit

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Penurunan fungsi glomerulus

Iskemi dan infeksi nefron nefron ginjal

Angiopati sehingga

Jaringan ginjal < O² dan nutrisi

Vaskularisasi jar. Ginjal <

Kerusakan jaringan dan Nefron ginjal

Page 6: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

2.6 TANDA DAN GEJALA

1. Hematologik

Anemia normokrom, gangguan fungsi trombosit, trombositopenia, gangguan

lekosit.

2. Gastrointestinal

Anoreksia, nausea, vomiting, fektor uremicum, hiccup, gastritis erosiva.

3. Syaraf dan otot

Miopati, ensefalopati metabolik, burning feet syndrome, restless leg syndrome.

4. Kulit

Berwarna pucat, gatal-gatal dengan eksoriasi, echymosis, urea frost, bekas garukan

karena gatal.

5. Kardiovaskuler

Hipertensi, nyeri dada dan sesak nafas, gangguan irama jantung, edema.

6. Endokrin

Gangguan toleransi glukosa, gangguan metabolisme lemak, gangguan seksual,

libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki, gangguan metabolisme vitamin

D.

2.7 KOMPLIKASI

1 Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan

masukan diit berlebih.

2 Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah uremik dan

dialisis yang tidak adekuat.

3 Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin-angiotensin-

aldosteron.

4 Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah.

5 Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum rendah,

metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar aluminium.

6 Asidosis metabolic, Osteodistropi ginjal

7 Sepsis, Neuropati perifer, Hiperuremia

6

Page 7: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

2.8 PENATALAKSANAAN

1. Tentukan dan tatalaksana terhadap penyebab.

2. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam.

3. Diet tinggi kalori rendah protein.

4. Kendalikan hipertensi.

5. Jaga keseimbangan eletrolit.

6. Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang akibat GGK.

7. Modifikasi terapi obat sesuai dengan keadaan ginjal.

8. Deteksi dini terhadap komplikasi dan berikan terapi.

9. Persiapkan program hemodialisis.

10. Transplantasi ginjal

2.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Suyono ( 2001 ), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat dilakukan

cara sebagai berikut :

1.      Pemeriksaan laboratorium

Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan membantu

menetapkan etiologi.

2.      Pemeriksaan USG

Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk mengetahui

beberapa pembesaran ginjal.

4.      Pemeriksaan EKG

Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis,

aritmia dan gangguan elektrolit

2.10 PENCEGAHAN

Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan sering

kali tidak menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal.

Penurunan kejadian yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian

terhadap peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan

7

Page 8: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

pemeriksaan urinalisis. Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah

individu yang menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan

ditujukan kepada pengobatan masalah medis dengan sempurna dan mengawasi status

kesehatan orang pada waktu mengalami stress ( infeksi, kehamilan ). ( Barbara C

Long, 2001 ).

2.11 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

Proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam pemecahan masalah

yang sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap setiap orang. Selaim itu,

proses keperawatan juga diartikan sebagai suatu metode yang sistematis untuk mengkaji

respon manusia terhadap masalah-masalah kesehatan dan membuat rencana asuhan

keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Masalah-masalah

kesehatan dapat berhubungan dengan klien, keluarga klien, orang terdekat, dan masyarakat.

Proses keperawatan menurut Potter dan Perry (1997) adalah suatu pendekatan dalam

pemecahan masalah, sehingga perawat dapat merencanakan dan memberikan asuhan

keperawatan. Tahapannya meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan

(termasuk identifikasi hasil yang diperkirakan), implementasi, dan evaluasi. (Haryanto, 2008:

3).

1. Pengkajian

Potter dan Perry (1997), pengkajian adalah proses sistematis berupa pengumpulan, verifikasi,

dan komunikasi data tentang klien. Fase dari pengkajian meliputi pengumpulan data dan

analisa data.

a. Pengumpulan data

b. Langkah ini merupakan langkah awal dan dasar dari proses keperawatan. Dalam

pengkajian, data dikumpulkan secara lengkap dari berbagai sumber, antara lain dari klien,

keluarga, pemeriksaan medis maupun catatan kesehatan klien. Pengumpulan data

merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi dari klien meliputi unsur Bio- Psiko-

sosial- spiritual secara komprehensif. Data yang dikumpulkan terdiri atas :

1)      Identitas

Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status

marital, tanggal masuk, tanggal pengkajian, ruang rawat, nomor medrek, diagnosa medis

dan alamat.

Identitas penanggung jawab terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan, alamat dan hubungan dengan klien.

2)      Riwayat kesehatan

8

Page 9: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

Keluhan utama berupa keluhan yang dirasakan klien pada saat dilakukan pengkajian.

Klien dengan Gagal ginjal kronik biasanya datang dengan keluhan nyeri pada pinggang,

buang air kecil sedikit, bengkak/edema pada ekstremitas, perut kembung, sesak.

Riwayat penyakit sekarang merupakan informasi sejak timbulnya keluhan sampai dirawat

dirumah sakit. Berkaitan dengan keluhan utama yang dijabarkan dengan PQRST yang

meliputi hal-hal yang meringankan dan memberatkan. Kualitas dan kuantitas dari keluhan,

penyebaran serta tingkat kegawatan atau skala dan waktu.

Riwayat penyakit dahulu yang perlu dikaji adalah riwayat pada perkemihan, riwayat

penyakit ginjal sebelumnya, riwayat menggunakan obat-obatan nefrotoksik, kebiasaan

diet, nutrisi, riwayat tidak dapat kencing, dan riwayat penyakit DM.

Riwayat penyakit keluarga, ditanyakan pada klien atau keluarganya, apakah ada keluarga

klien yang mempunyai penyakit keturunan dan penyakit dengan riwayat yang sama. Perlu

dikaji riwayat kesehatan keluarga yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit GGK

seperti hipertensi, diabetes mellitus, sistemik lupus eritematosa, dan arthritis.

3)     Pemeriksaan Fisik (Dongoes, Moorhouse, & Geissler, 1999: 629-628)

Sistem Pernafasan, pada klien dengan GGK ditemukan adanya gejala napas pendek,

dyspnea nokturnal paroksismal, batuk dengan/tanpa sputum kental. Dengan tanda-tanda

tachipnoe, dyspnea, pernafasan kusmaul, batuk produktif dengan sputum merah muda

encer, edema paru.

Sistem Kardiovaskuler, pada klien dengan GGK ditemukan adanya gejala riwayat

hipertensi lama atau berat, nyeri dada (angina), gagal jantung kongestif, edema pulmoner,

perikarditis. Dengan tanda-tanda hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting

pada kaki, telapak, tangan. Tanda lainnya pucat, kulit coklat kehijauan, kuning, dan

kecenderungan perdarahan.

Sistem Pencernaan, pada klien dengan GGK ditemukan adanya anoreksia, nausea,

vomiting, cegukan, rasa metalik tak sedap pada mulut, ulserasi gusi, perdarahan

gusi/tidak, nyeri ulu hati, distensi abdomen, konstipasi.

Sistem Eliminasi, pada klien dengan GGK ditemukan adanya gejala penurunan frekuensi

urine, oliguria, anuria, abdomen kembung, diare, konstipasi. Tandanya perubahan warna

urine (kuning pekat, merah, cokelat).

Sistem Muskuloskeletal, pada klien dengan GGK ditemukan kelemahan otot, kejang otot,

nyeri pada tulang, fraktur tulang, dan keterbatasan gerak sendi.

9

Page 10: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

Sistem Integumen, pada klien dengan GGK ditemukan adanya gejala kulit gatal (pruritis),

petekie, Penurunan turgor kulit, echimosis, dan pucat.

Sistem Persyarafan, pada klien dengan GGK ditemukan adanya gejala sakit kepala,

penglihatan kabur, kram otot/kejang, kesemutan dan kelemahan khususnya ekstremitas

bawah (neuropati perifer). Dengan tanda-tanda gangguan status mental (penurunan lapang

perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat

kesadaran, stupor, koma), rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.

4)      Data Psikososial, klien dengan GGK ditemukan adanya kesulitan menentukan

kondisi seperti tidak mampu bekerja, tidak mampu mempertahankan fungsi peran

biasanya dalam keluarga yaitu sebagai ibu.

5)      Data Spiritual, pada klien dengan GGK ditemukan adanya perasaan tak berdaya,

tidak ada harapan, tidak ada kekuatan, menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,

dan perubahan kepribadian.

6)      Aktivitas/Istirahat, pada klien dengan GGK ditemukan adanya gejala kelelahan,

kelemahan, gangguan tidur (insomnia/gelisah), kelemahan otot, kehilangan tonus,

penurunan rentang gerak.

7)      Data Penunjang (Doenges, Moorhouse, Geissler, 1999: 629-628)

a.      Laboratorium

Urine, volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau urine tidak ada (anuria),

warna secara abnormal urine keruh, sedimen kotor atau kecoklatan, berat jenis kurang

dari  1,015 (menetap pada 1,010 menunjukan kerusakan ginjal berat), osmolalitas kurang

dari 350 mOsm/kg menunjukan kerusakan tubular, dan rasio urine/serum sering 1:1,

klirens kreatinin menurun, natrium lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu

mereabsorpsi natriun, protein derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukan

kerusakan glomerulus.

Darah, BUN/kreatinin meningkat, hitung darah lengkap, Ht menurun pada adanya anemia,

Hb biasanya kurang dari 7-8 g/dl. Natrium serum menurun, kalium meningkat, kalsium

menurun, magnesium/posfat meningkat, protein (khususnya albumin menurun), pH

menurun.

b)      Pyelogram Retrograd menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter.

c)      KUB foto menunjukan ukuran ginjal, ureter, kandung kemih, dan adanya obstruksi

(batu).

d)     Arteriogram ginjal mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi adanya massa.

10

Page 11: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

e)     Sistouretrogram berkemih menunjukan kandung kemih, refluks kedalam ureter.

f)     Ultrasono ginjal menentukan ukuran ginjal, adanya massa, kista, obstruksi pada

saluran perkemihan bagian atas.

g)      Biopsi ginjal dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel jaringan untuk

diagnosis histologis.

h)      Endoskopi ginjal, nefroskopi dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal.

i)        EKG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa.

b.      Analisa data

Setelah data terkumpul, data harus ditentukan validitasnya. Setiap data yang didapat,

kemudian dianalisis sesuai dengan masalah. Menentukan validitas data membantu

menghindari kesalahan dalam intrepetasi data. Berdasarkan data-data yang ada di klien

dengan GGK, maka masalah keperawatan yang muncul adalah Kelebihan volume cairan,

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Kurang pengetahuan, Intoleransi

aktivitas, Gangguan harga diri, Penurunan curah jantung, Resiko gangguan integritas

kulit, Ketidakpatuhan.

11

Page 12: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

2.12 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan, mengatasi

kebutuhan spesifik klien dan merespon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi.

(Dongoes, 2000).

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran urine, diet

berlebih dan retensi cairan dan natrium.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual,

muntah, pembatasan diet dan perubahan membran mukosa mulut.

3. Ganguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan tatus metabolik, sirkulasi,

sensasi, penurunan turgor kulit, penurunan aktifitas, akumulasi ureum dalam kulit.

4. Intoleransi aktifitas berhubnungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah

dan prosedur.

5. Gangguan konsep diri ( gambaran diri ) berhubungan dengan penurunan fungsi

tubuh, tindakan dialisis, koping maladaptif.

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi.

12

Page 13: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

2.13 Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa 1: Kelebihan volume cairan berhubhngan dengan penurunan keluaran urine, diet

berlebih dan retensi cairan dan natrium.

Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan

Kriteria hasil: Klien tidak sesak nafas, edema ekstermitas berkurang, piting edema (-),

produksi urine >600 mL/hari.

Intervensi Rasional

1. Kaji status cairan:

c. TTV

d. Timbang berat badan harian

e. Keseimbangan masukan dan

pengeluaran.

f. Turgor kulit dan adanya edema.

2. Batasi masukan cairan

3. Identifikasi sumber potensial cairan:

a. Medikasi dan cairan yang

digunakan untuk pengobatan: oral

dan intravena

b. Makanan

4. Bantu pasien dalam menghadapi

ketidaknyamanan dalam pembatasan

cairan.

5. Kolaborasi:

Berikan diuretik, contoh: furosemide,

spironolakton, hydronolakton,

adenokortikosteroid ,golongan

prednisone.

1. Pengkajian merupakan dasar dan data

dasar berkelanjutan untyk memantau

perubahan dan mengevaluasi intervensi.

2. Pembatasan cairan akan menentukan berat

tubuh ideal, keluaran urine, dan respon

terhadap terapi

3. Sumber kelebihan cairan yang tidak

diketahui dapat diidentifikasi.

4. Kenyamanan pasien mengingkatkan

kepatuhan terhadap pembatasan diet.

5. Diuretik bertujuan untuk menurunkan

volume plasma dan menurunkan retensi

cairan dijaringan sehingga menurunkan

resiko terjadinya edema paru.

Adenokortikosteroid, golongan prednisone

13

Page 14: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

6. Lakukan dialisis

digunakan untuk menurunkan proteinuri.

6. Dialisis akan menurunkan volume cairan

yang berlebih.

Diagonsa 2: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,

mual, muntah, pembatasan diet dan perubahan membran mukosa mulut.

Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat

Kriteria hasil: Mempertahankan atau meningkatkan berat badan seperti yang diindikasikan

oleh situasi individu, bebas edema.

Intervensi Rasional

1. Kaji status nutirisi :

a. Perubahan berat badan

b. Pengukuran antopometrik

c. Nilai labolatorium (elektrolit

seru, BUN, kreatinin,

protein, transperin, dan kadr

besi)

2. Kaji pola diet nutrisi pasien :

a. Riwayat diet

b. Makanan kesukaan

c. Hitung kalori

3. Kaji faktor yang berperan dalam

merubah masukan nutrisi :

a. Anoreksia, mual atau muntah

b. Diet yang tidak menyenangkan

bagi pasien

c. Depresi

d. Kurang memahami pembatasan

diet

1. Menyediakan data dasar untuk

memantau perubahan dan

mengevaluasi intervensi

2. Pola diet dahulu dan sekarang dapat

dipertimbangan dalam menyusun

menu

3. Menyediakan informasi mengenai

faktor lain yang dapat diubah atau

dihilangkan untuk meningkat

masukan diet

14

Page 15: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

e. Stomaitis

4. Menyediakan makanan kesukaan

pasien dalam batas-batsa diet

5. Tingkatan masukan protein yang

mengandung nilai biologis tinggi

seperti : telur, produk susu dan

daging

6. Anjurkan cemilan tinggi kalori,

rendah protein , rendah natrium,

diantara waktu makan

7. Ciptakan lingkungan yang

menyenangkan selama waktu makan

8. Timbang berat badan harian

9. Kaij bukti adanya masukan protein

yang tidak adekuat

a. Pembentukan edema

b. Penyembuhan yang lambat

c. Peurunan kadar albuminserum

4. Mendorong peningkatan masukan

diet.

5. Protein lengkap diberikan untuk

mencapai keseimbangan nitrogen

yang diperlukan untuk pertumbuhan

dan penyembuhan

6. Mengurangi makanan dan protein

yang dibatasi dan menyediakan

kalori untuk energi, membagi protein

untuk pertumbuhan dan pertumbuhan

jaringan

7. Faktor yang tidak menyenangkan

yang ber5peran menimbulkan

anoreksia dihilangkan

8. Untuk memantau status cairan dan

nutrisi

9. Masukan protein yang tidak adekuat

dapat menyebabkan penuruna

albumin dan protein lain,

pembentukan edema, dan

perlambatan penyembuhan

Diagnosa 3 : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status metabolic,

sirkulasi, sensasi, penurunan turgor kulit, penurunan aktivtas, akumulasi ureum dalam kulit.

Tujuan : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit .

Kreteria hasil : Kulit tidak kering, hiperpigmentasi berkurang, memar pada kulit berkurang.

Intervensi Rasioanal

1. Kaji terhadap kekeringan kulit, 1. Perubahan mungkin disebabkan oleh

15

Page 16: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

pruritis, ekskoriasi, dan infeksi.

2. Kaji terhadap adanya petekie dan

purpura.

3. Monitor lipatan kulit dan area yang

edema.

4. Gunting kuku dan pertahankan kuku

terpotong pendek dan bersih.

5. Kaloborasi : Berikan pengobatan

antipruritis ssesuai pesanan .

penuruna aktivitas kelenjar keringat

atau pengumpulan kalsium dan pospat

pada lapisan kutaneus .

2. Perdarahan yang abnormal sering

dihubungkan dengan penurunan

jumlah dan fungsi platelet akibat

urenia.

3. Area-area ini sangat mudah terjadinya

injuri.

4. Penurunan curah jantung

memngakibatkan gamgguan perfusi

ginjal, retensi natrium/air\, dan

penurunan urine output

5. Mengurangi stimulus gatal pada kulit

Diagnosa 4 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk

sampah dan prosedur dialis .

Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat di toleransi.

Kreteria hasil : Meningkatkan rasa sejahtera, yang dapat berpartisipasi dalam aktivitas

perawatan mandiri yang dipilih.

intervensi rasioanal

1. Kaji faktor yang menimbulkan

keletihan :

a. Anemia

b. Ketidak seimbangan cairan

dan elektrolit.

c. Retensi produk sampah.

d. Depresi.

1. Menyediakan informasi tentang indikasi

ketingkat keletihan.

16

Page 17: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

2. Tingkatkan kemandirian dalam

aktivitas perawatan diri yang dapat di

toleransi bantu jika keletihan terjadi .

3. Anjurkan aktivitas alternatif sambil

istirahat.

4. Anjurkan istirahat setalah dialisis.

2. 2. Meningkatkan aktivitas ringan/seedang

dan memperbaiki harga diri.

3. Mendorong latihan dan aktivitas dalam

batas-batas yang dapat ditoleransi dan

istirahat yang adekuat.

4. Istirahat yang adekuat dianjurkan

setelah dialisis yang bagi banyak

pasien sangat menglelahkan.

Diagnose 5 : Gangguan konsep diri (gambaran diri) berhubungan dengan penurunan fungsi

tubuh, tindakan dialysis coping maladaptif.

Tujuan : Pasien mampu mengembangkan coping yang positif.

Kreteria hasil : Pasien kooperatif pada setiap intervensi keperawatan mampu :

a. Mampu menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi

dan perubahan yang seedang terjadi

b. Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap komunikasi.

c. Mengakui dan menggabungkan perubahan kedalam konsep diri dengan cara yang

akurat tanpa harga diri yang negatif.

Intervensi Rasioanal

1. Kaji perubahan dalam dari

gangguan persepsi dan

hubungan dengan derajat

ketidak mampuaan .

2. Identifikasi arti dari kehilangan

atau disfunsi pada fasi.

1. Menentukan bantuan individual

dalam menyusun rencana

perawatan atau pemilihan

intervensi.

2. Mekanisme coping pada

beberapa pasien dapat menerima

dan mengatur perubahan fungsi

17

Page 18: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

3. Anjurkan klien untuk

mengekspresiakan perasaan .

4. Bantu dan anjurkan perawatan

yang baik dan memperbaiki

kebiasaan .

5. Anjurkan orang yang terdekat

untuk mengizinkan pasien

melakukan sebanyak-

banyakannya hal-hal untuk

dirinya.

6. Dukung prilaku atau usaha

seperti peningkatan minat atau

partisipasi dalam aktivitas dalam

rehabilitasi .

secara efektif.

3. Menunjukan penerimaan, dan

membantu pasien untuk

mengenal dan mulai

menysesuaikan dengan perasaan

tersebut.

4. Membantu meningkatkan

perasaan harga diri dan

mengontrol lebih dari satu area

kehidupan .

5. Menghidupkan kembali perasaan

kemandirian dan membantu

perkembangan harga diri, serta

mempengaruhi proses

rehabilitasi.

6. Pasien dapat beradaptasi terhadap

perubahan dan pengertian tentang

peran individu masa mendatang.

Diagnosa 6 : Kurangnya pengatahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan, berhubungan dengan informasi.

Tujuan : Meningkatkan pengatahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan.

Kreteria hasil : Meningkatkan pengatahuan pasien mengenai penyakit yang

dideritanya .

Intervensi Rasioanl

1. Kaji pemahaman mengenai

penyebab gagal ginjal,

1. Merupakan instruksi dasar

untuk penjelasan penyuluhan

18

Page 19: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

konsekuensinya dan

penangannnya :

a. Penyebab gagal ginjal

pasien.

b. Pengertian gagal ginjal.

c. Pemahaman mengenai

funsi renal .

d. Hubungan antara cairan,

pembatasan diet dengan

gagal ginjal.

e. Rasioanal penangan

(hemodialisa, dialisis

peritonial, transplantasi)

2. Jelaskan fungsi renal dan

kuenskuensi gagal ginjal sesuai

dengan tingkat pemahaman dan

kesiapan pasien untuk belajar.

3. Bantu pasien untuk

mengidentifikasi cara-cara untuk

memahami berbagai perubahan

akibat penyakit dan penangan yang

memopengaruhi hidupnya.

4. Sediakan informasi baik tertulis

maupun secara oral dengan tepat

tentang :

a. Fungsi dan kegagalan

renal.

b. Pembatasan cairan dan

diet.

lebih lanjut .

2. Pasien dapat belajar tentang

gagal ginjal dan penangan

setelah mereka siap untuk

memahami dan menerima

diagnosis dan konsekuensinya.

3. Pasien dapat melihat bahwa

kehidupannya tidak harus

berubah akibat penyakit.

4. Pasien memiliki informasi

yang dapat digunakan untuk

klarifikasi selanjutnya

dirumah.

19

Page 20: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

c. Medikasi

d. Melaporkan masalah, tanda

dan gejala.

e. Jadwal tindak lanjut.

f. Sumber dikomunitas.

g. Pilihan terapi.

2.14 Pelaksanaan

Inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik dimulai setelah

rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nurging order untuk membantu klien

dalam mencapai tujuan yang diharapkan( Nursalam, 2001: 63)

2.15 Evaluasi

Evaluasi semua tahap dalam proses keperawatan merupakan tahap yang

menentukan sejauh mana tujuan tercapai hingg diharapkan:

1. Klien tidak sesak nafas, edema ekstermitas berkurang, piting edema (-),

produksi urine >600 mL/hari.

2. Mempertahankan atau meningkatkan berat badan seperti yang diindikasikan

oleh situasi individu, bebas edema.

3. Kulit tidak kering, hiperpigmentasi berkurang, memar pada kulit berkurang.

4. Meningkatkan rasa sejahtera, yang dapat berpartisipasi dalam aktivitas

perawatan mandiri yang dipilih.

5. Pasien kooperatif pada setiap intervensi keperawatan

6. Meningkatkan pengatahuan pasien mengenai penyakit yang dideritanya.

20

Page 21: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Kasus

21

Page 22: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

Pada Tanggal 22 Mei 2013, Tn. A berumur 73 tahun datang ke Rumah Sakit Immanuel

dengan keluhan bengkak pada kedua kakinya, sehingga kedua kakinya sulit digerakkan.

Klien mengatakan badan terasa lemah, batuk berlendir, sesak nafas, mual dan muntah,  nafsu

makan berkurang, dan klien juga mengatakan gatal-gatal di kulit (kaki dan tangan). Pada saat

pemeriksaan TTV, Tekanan Darah: 140/70 mmHg, Nadi: 72x/menit, Respirasi: 28x/mnt,

Suhu Tubuh: 36,4ºC, Berat Badan: 65 Kg Tinggi Badan: 165 Cm

3.2 Pengkajian Keperawatan

1.   Anamnes

      a.   Biodata

             1).  Identitas Klien

                   Nama                                  :         Tn. A         

                   Umur                                  :         73 tahun

                   Jenis Kelamin                     :         laki-laki

                   Alamat                                :         Walian Lingkungan I Tomohon Selatan

                   Agama                                :         Kristen Protestan

                   Suku/Bangsa                       :         Minahasa/Indonesia

                   Status Pernikahan               :         Menikah

                   Pekerjaan                            :         Pensiunan

                   Pendidikan                         :         SMA

                   NO RM                              :         72897

                   Tanggal MRS                     :         22 Mei 2013  Pukul 14.30

                   Tanggal Pengkajian            :         22 Mei 2013  Pukul 16.00

                   Diagnosa Medis                  :         CKD 

22

Page 23: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

             2).  Penanggung Jawab

                   Nama                                  :         Ny. C.R

                   Umur                                  :         42 Tahun

                   Jenis Kelamin                     :         Perempuan

                   Pekerjaan                            :         Pegawai Bank

                   Hubungan dengan klien     :         Anak Klien

      b.   Keluhan Utama                  

             Badan terasa lemah   

      c.    Riwayat kesehatan

1).  Riwayat penyakit sekarang

Klien diantar ke Rumah Sakit karena bengkak Pada kedua kaki yang sudah dialami klien 1

bulan sebelum masuk rumah sakit tetapi belum dibawah ke Rumah Sakit karena klien

masih beraktivitas seperti biasa. Pada tanggal 22 Mei 2013 klien dibawah ke Rumah Sakit

karena klien mengeluh kedua kakinya semakin bengkak dan sulit di gerakkan, Setelah

diperiksa oleh Dokter klien dianjurkan untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Saat dikaji (Tanggal 22 Mei 2013, Jam 16.00) Klien mengeluh bengkak pada kedua

kakinya, sehingga kedua kakinya sulit digerakkan. Klien mengatakan badan terasa lemah,

batuk berlendir, sesak nafas, mual dan muntah,  nafsu makan berkurang, dan klien juga

mengatakan gatal-gatal di kulit (Kaki dan tangan)  

2).  Riwayat penyakit dahulu

23

Page 24: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

Klien Sudah  4 tahun menderita penyakit Diabetes Melitus, Klien sering keluar masuk

Rumah Sakit karena penyakit ini, klien sudah 4X masuk Rumah Sakit Kerena Penyakit

Diabetes Melitus.

3).  Riwayat penyakit keluarga

Dalam keluarga klien ada penyakit keturunan seperti Diabetess Melitus.

d.   Riwayat psikososial

Hubungan klien dengan keluarga terjalin baik. Klien selalu melibatkan diri dalam

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Klien kooperatif dalam perawatan, klien dan keluarga

mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang sedang diderita klien sekarang,

keluarga klien bertanya-tanya tentang penyakit yang sedang diderita klien sekarang.

e.   Riwayat Spiritual

Sebelum sakit klien aktif dalam kegiatan-kegiatan kerohanian di jemaatnya. Klien percaya

bahwa penyakitnya ini hanyalah cobaan dari Tuhan dan klien juga percaya bahwa Tuhan

akan senantiasa memberikan kesembuhan pada klien melalui pengobatan dan perawatan

di Rumah sakit.

f.    Aktivitas Sehari-hari

1) Nutrisi

                                   a. Sebelum Masuk rumah sakit

Nafsu Makan     : Kurang sejak 1 minggu sebelum masuk Rumah  Sakit

Frekuensi            : 3 x sehari

Jenis                   : Nasi, Ikan, Sayur, dan buah

                             Porsi makan yang dihabiskan ½ bagian

b.  Saat Dikaji

24

Page 25: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

Nafsu Makan     : Kurang

Frekuensi            : 3X sehari

Jenis                   : Bubur, Ikan, Sayur dan buah

Porsi makan tidak dihabiskan, Hanya dimakan 2 Sendok makan, klien makan dibantu oleh

perawat dan keluarga, klien mengatakan mual dan  1x mutah.

2) Cairan

a. Sebelum masuk Rumah sakit

Jenis minuman    : Air Putih

Frekuensi            : 7-8 Gelas / hari              

b.Saat dikaji

Jenis Minuman   : Air Putih

Frekuensi            : Klien Minum1000cc air putih (4 gelas Besar)

3) Pola Eliminasi

a. Sebelum masuk Rumah sakit

BAB

Frekuensi            : 1X/hari

Konsistensi         : Lembek, warna kuning

BAK

Frekuensi            : 5-6X/hari

Warna                 : kuning jernih

b. Saat dikaji

25

Page 26: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

BAB                  

Klien belum BAB sejak masuk Rumah Sakit

BAK

Frekuensi            : 1-2X/ hari Jumlah 600cc

 Warna               : Kuning kemerahan

4) Pola Aktivitas

a. Sebelum masuk Rumah sakit

Klien beraktivitas seperti biasa, menonton TV, kadang-kadang klien jalan pagi

b. Saat dikaji

Klien Bedrest, semua aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat.

5) Personal Hygine

a. Sebelum masuk rumah sakit

Mandi 1X/hari, Cuci rambut 1X/hari, Sikat Gigi 1X/hari

                              b. Saat dikaji

Klien mandi lap di tempat tidur dilakukan oleh keluarga dan perawat

6) Pola Istirahat dan tidur

a. Sebelum masuk rumah sakit

Tidur malam 7-8 Jam, tidur siang 1 jam

b. Saat Dikaji

Tidur Malam 8-9 jam, tidur siang 3-4 Jam

7) Ketergantungan

Klien Tidak pernah mengkonsomsi alkohol

Klien Merokok, berhenti merokok ± 4 tahun yang lalu

Klien Sudah lama mengkonsumsi obat-obatan Hipertensi dan Diabetes Melitus.

26

Page 27: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

2.   Pemeriksaan fisik

      a.    Keadaan umum : Klien tampak sakit sedang

             Kesadaran         : Compos Mentis

      b.   TTV : Tekanan darah : 140/70 mmHg,

                       Nadi                 : 72x/mnt,

                       Respirasi           : 28x/mnt,

                      Suhu Tubuh       : 36,4ºC

                      BB                     : 65 kg

                      TB                      : 165 Cm

c. Pemeriksaan Persistem

1. Sistem Penafasan

Inspeksi : Tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung ,

terpasang Nasal Canula, O2 4 l/m, bentuk dada normal, pergerakan dada simetris kiri dan

kanan.

Auskultasi : Terdengar ronki paru-paru kiri dan kanan

Palpasi      : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi     : Bunyi resonan

2. Sistem Kardiovaskuler

Inspeksi     : Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris kiri dan kanan

Palpasi        : Iktus kordis teraba di interkostal ke 5

Auskultasi : Bunyi jantung normal S1 dan S2

27

Page 28: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

Tekanan Darah : 140/70 mmHg

Nadi : 72 x/menit

3. Sistem Pencernaan

Inspeksi : Bibir kering dan pecah-pecah, mukosa mulut kering, nafas berbau amoniak. Perut

datar, tidak ada asites

Auskultasi : Bunyi usus terdengar 1-3 x/menit

Perkusi      : Bunyi timpani

Palpasi      : Tidak ada nyeri tekan

4. Eliminasi

BAB                  

Klien belum BAB sejak masuk Rumah Sakit

BAK

Frekuensi : 1-2X/ hari Jumlah 600cc

Warna      : Kuning kemerahan

5. Sistem Muskuloskeletal

Ekstermitas atas

Inspeksi :  Terpasang IFVD di tangan kiri, keadaan kulit di sekitar tempat

pemasangan IVFD tidak terdapat tanda-tanda peradangan, tidak bengkak, tidak

merah, tidak panas.

Ekstermitas bawah

Inspeksi : Tampak edema pada ekstermitas bawah (Dari paha sampai telapak kaki),

ROM menurun di bagian lutut dan pergelangan kaki, pergerakan ekstermitas bawah

terbatas, kekuatan otot 2

Palpasi : Piting edema pada kedua ekstermitas bawah

28

Page 29: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

6. Sistem Integumen

Inspeksi : Kering dan bersisik, pruritus, dan edema,

7. Sistem Persarafan

Mata

Inspeksi : pupil isokor

Reflek patela : (+)

Reflek hammer : (-)

CRT > 2 detik

8. Sistem penginderaan

Mata

Inspeksi : pergerakkan bebas, konjungtiva anemis, sclera putih

Telinga

Inspeksi : Daun telinga simetris kiri dan kanan tidak ada serumen tidak ada gangguan

pendengaran

Hidung

Inspeksi : Tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung , terpasang

Nasal Canula, O2 4 l/m

Mulut

Inspeksi : Bibir kering dan pecah-pecah, mukosa mulut kering, nafas berbau amoniak.

3.  Pemeriksaan Penunjang

Tgl 5 Mei 2010

a.  Pemeriksaan Darah                         Niali Normal

GD : 515 mg/dl                              110-140 mg/dl

29

Page 30: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

Natrium  : 189 meq/L                     135-148 meq/L

Kalium : 7,05 meq/L                       3,6-5,2 meq/L

Klorida : 93,4 meq/L                      94-111 meq/L

Hb : 8,3 %                                      13-16 %

HT : 2%                                          124.000

Leukosit : 8300                               5000-10.000 mm3

b.  Test Fungsi Ginjal

Tgl 6 mei 2010

Urea UV : 287,6 mg/dl                   10-50 mg/dl

Kreatinin : 6,26 mg/dl                    0,5-1,1 mg/dl

Uric Acid : 9,03 mg/dl                   3,5-7 mg/dl

Total Protein : 5,5 mg.dl                 6,7-8,7 mg/dl

Albumin : 3,2 mg/dl                       3,8-4,4 mg/dl

Globulin : 2,4 mg/dl                       2-3,9 mg/dl                       

7 mei 2010

GD : 339 mg/dl                              110-140 mg/dl

Kolestrol : 155

Pemeriksaan Radiologi

Foto Thorax : Hasil Normal

4.   Therapi Medis

Tomar 3 X 1 Lancid 0-0-1

30

Page 31: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

Novorapid 8 Unit

Impugan 1-1-0

Amoxiclave 3 X 500 mg

Inj Rantidin 3x1 Amp

        O2 4L/menit

5. Pengelompokan Data

Data Subjektif :

-     Keluarga klien mengatakan klien mengalami bengkak di kedua kaki sejak 1

bulan sebelum klien masuk Rumah Sakit

-     Klien mengatakan batuk berlendir

-    Klien mengeluh sesak nafas

-     Klien mengatakan gatal-gatal

-     Klien mengatakan badan terasa lemah

-     Klien mengeluh mual dan muntah

-     Klien mengeluh nafsu makan berkurang

-     Klien mengatakan sudah mengalami penyakit Diabetes Melitus sejak 4 tahun

yang lalu

-     Klien mengatakan sudah 4 x masuk rumah sakit dengan penyakit yang

sama

-     Keluarga klien mengatakan tidak tahu mengenai penyakit yang dialami

klien

Data Objektif :

-     Kadaan Umum Klien tampak sakit sedang

-     Tanda-Tanda Vital

      Nadi : 74x/m

31

Page 32: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

      Respirasi : 24x/m

-     Jumlah urine yang keluar perharinya 600cc, warna kuning kemerahan

-     Klien Bedrest

-     Edema pada ekstrimitas bawah kiri dan kanan ( Dari paha sampai telapak kaki

)

-     Pitting edema pada ekstrimitas bawah

-     Terdapat ronhi pada paru-paru kiri dan kanan

-     Terpasang O2 4 l/m Nasal canula

-     kulit kering dan bersisik

-     pruritus

-     Porsi makan tidak dihabiskan, yang dimakan Cuma 2 sendok makan

-     Edema di wajah

-     Konjungtiva anemis

-     Terpasang IVFD di lengan sebelah kiri klien

-     Keadaan kulit di sekitar tempat pemasangan IVFD tidak terdapat tanda-tanda

peradangan

-     ROM Menurun bagian lutut dan pergelangan kaki

-     Pergerakan Ekstrimitas bawah terbatas

-     Kekuatan otot ekstrimitas bawah 2

-     Klien dan keluarga bertanya-tanya tentang penyakitnya

-     Hasil laboratorium

            Ureum           : 287,8 mg/dl

            Creatinin       : 6,26 mg/dl

            Uric Acid      : 9,03 mg/dl

32

Page 33: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

            Hb                 : 8,3 %      

            Total protein : 5,5 mg/dl

            Albumin       : 3,2 mg/dl         

3.3 Analisa Data

DATA PENYEBAB MASALAH

DS :

- Klien mengeluh batuk berlendir

- Klien mengeluh sesak nafas

DO :

- Tanda-tanda Vital

   N : 74x/m

   R : 24x/m

- Terdapat ronhi pada paru-paru

kiri dan kanan

- Terpasang O2 4 l/m, Nassal

canula

Imobilisasi

Pengeluaran sekret

berkurang

Penumpukan sekret di

jalan nafas

Bersihan jaln nafas

tidak efektif

DS :

-   Keluarga klien mengatakan

klien mengalami bengkak di

kedua kaki sejak 1 bulan

sebelum klien masuk Rumah

Sakit

Penurunan ginnjal

persisten dan irefersibel

Penurunan GFR

Ginjal tidak mampu

Kelebihan volume

cairan

33

Page 34: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

DO :

-  Jumlah urine yang keluar

perharinya 600cc, warna

kuning kemerahan

-   Edema pada kedua Ekstrimitas

-   Pitting edema pada

ekstrimitas   bawah

-   Wajah tampak edema

-  Total protein : 5,5 mg/dl

-  Albumin       : 3,2 mg/dl  

mengkonsentrasikan

urine dengan normal

Gangguan absorbsi

bikarbonat

Retensi cairan dan Na

Edema

DS :

- Klien mengatakan badan terasa

lemah

DO:

- Klien Bedrest

- Hb : 8,3 %

- Semua aktivitas klien dibantu

- Kekuatan otot di ekstrimitas

bawah 2

- Konjungtiva anemis

Produksi eritropoitin

tidak adekuat

Penurunan stimulasi

sum-sum tulang

memproduksi sel darah

merah

Sel darah merah

berkurang

Intoleransi Aktivitas

34

Page 35: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

- Keadaan umum tampak sakit

sedang

- ROM Menurun

- Pergerakan Ekstrimitas bawah

terbatas

Anemia

Konsentrasi Hb

menurun

Konsentrasi O2 ke

jaringan menurun

Kelemahan

DS :

- Klien mengeluh mual dan

muntah

- Klien mengeluh badan terasa

lemah

DO :

- Porsi makan tidak dihabiskan,

porsi makan yan dihabiskan

hanya 2 sendok makan

Peningkatan urea dan

asam urat dalam darah

Mengiritasi mukosa

Ulserasi mukosa

Ulserasi mukosa

Merangsang

hipotalamus

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

35

Page 36: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

Mual,muntah, anoreksia

DS :

- Klien mengatakan gatal

DO :

- Kulit kering dan bersisik

- Pruritus

- Ureum           : 287,8 mg/dl

- Creatinin       : 6,26 mg/dl

- Uric Acid      : 9,03 mg/dl

Peningkatan urea dan

asam urat dalam darah

(BUN)

Penumpukan Kristal

uremik dibawah kulit

Pruritus

Kerusakan integritas

kulit

DS :

DO :

- Terpasang IVFD di ekstrimitas

atas sebelah kiri

- Keadaan kulit di sekitar tempat

pemasangan IVFD tidak

terdapat tanda-tanda

peradangan

Terpasang alat-alat

invasive

Resiko tingi infeksi

DS :

-  Klien mengatakan sudah

mengalami penyakit Diabetes

Melitus sejak 4 tahun yang

Kurang terpajan

informasi

Kurang pengetahuan

tentang kondisi dan

penanganannya

36

Page 37: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

lalu

-  Klien mengatakan sudah 4X

masuk rumah sakit dengan

penyakit yang sama

-  Keluarga klien mengatakan

tidak tahu mengenai penyakit

yang dialami klien

DO :

- Klien dan keluarga bertanya-

tanya tentang penyakitnya

3.4 .   Diagnosa Keperawatan

            1.        Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sekret di jalan nafas yang

ditandai dengan

DS :

- Klien mengeluh batuk berlendir

- Klien mengeluh sesak nafas

DO :

- Tanda-tanda Vital

   N : 74x/m

   R : 24x/m

- Terdapat ronhi pada paru-paru kiri dan kanan

- Terpasan O2 Nasal canula

37

Page 38: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

            2.       Kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan cairan yang ditandai dengan

DS :

-  Keluarga klien mengatakan klien mengalami bengkak di kedua kaki sejak 1  bulan

sebelum klien masuk Rumah Sakit

DO :

-  Jumlah urine yang keluar perharinya 600cc, warna kuning kemerahan

-  Edema pada kedua Ekstrimitas bawah kiri dan kanan (Dari paha sampai telapak

kaki)

-  Pitting edema pada ekstrimitas    bawah

-  Edema di wajah

-  Total protein : 5,5 mg/dl

-  Albumin       : 3,2 mg/dl  

            3.     Intoleransi aktivitas b/d kelemahan yang ditandai dengan

DS :

-  Klien mengatakan badan terasa lemah

DO:

-  Klien Bedrest

-  Hb : 8,3 %

-  Semua aktivitas klien dibantu

-  Kekuatan otot di ekstrimitas bawah 2

-  Konjungtiva anemis

-  Keadaan umum tampak sakit sedang

-  ROM Menurun

38

Page 39: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

-  Pergerakan Ekstrimitas bawah terbatas

            4.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Mual, muntah dan anoreksia

yang ditandai dengan

DS :

-  Klien mengeluh mual dan muntah

DO :

   -  Porsi makan tidak dihabiskan, porsi makan yan dihabiskan hanya 2 sendok makan

            5.     Kerusakan integritas kulit b/d penumpukan Kristal uremik di bawah kulit yang

ditandai dengan

DS :

- Klien mengatakan gatal

DO :

- Kulit kering dan bersisik

- Pruritus

- Ureum        : 287,8 mg/dl

- Creatinin       : 6,26 mg/dl

- Uric Acid      : 9,03 mg/dl

            6.     Resiko infeksi b/d terpasang alat-alat infasif yang ditandai dengan

DS :

DO :

- Terpasang IVFD di ekstrimitas atas sebelah kiri

39

Page 40: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

- Keadaan kullit di sekitar tempat pemasanga IVFD tidak terdapat tanda-tanda

peradangan

            7.     Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan penanganannya b/d kurang terpajan

informasi yang ditandai dengan

DS :

          - Klien mengatakan sudah mengalami penyakit Diabetes Melitus sejak 4 tahun

yang lalu

       -  Klien mengatakan sudah 4X masuk rumah sakit dengan penyakit yang sama

                - Keluarga klien mengatakan tidak tahu mengenai penyakit yang dialami   klien

DO :

   -  Klien dan keluarga bertanya-tanya tentang penyakitnya

40

Page 41: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir ( ESRD ) merupakan gangguan

fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan

uremia ( retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah ). ( Brunner & Suddarth,

2002: 1448 )

Penyebab GGK menurut Price, 1992 : 817, dibagi menjadi delapan kelas, antara

lain :

1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik

2. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis

3. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,

nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis

4. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,

poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif

5. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,

asidosis tubulus ginjal

6. Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis

7. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbale

8. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas : kalkuli

neoplasma, fibrosis netroperitoneal.

Saluran kemih bagian bawah : hipertropi prostat, striktur uretra, anomali

kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.

41

Page 42: Makalah CKD ( Gagal Ginjal Kronik )

DAFTAR PUSTAKA

Brunner& Sudarth, 2002, Edisi VIII, Vol. 2. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih

bahasa Agung Waluyo. Jakarta: EGC

Corwin, J, E, 2001. Buku Saku Patofisiologi. Alih bahasa Brahm Pendit. Jakarta: EGC

Carpenito, L,J. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan, Alih

bahasa Ester, M. Jakarta: EGC

Doengoes E. Mrylynn, dkk.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Nursalam, 2001. Proses& Dokumentasi Keperawata Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba

MedikaSuyono, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Jakarta : FK

42