Makalah Borax
-
Upload
vina-subaidi -
Category
Documents
-
view
225 -
download
31
Transcript of Makalah Borax
PENGARUH BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN
Posted by hakim simanjuntak Labels: MAKALAH PENGARUH BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN, METODE ILMIAH
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberkati saya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.saya juga ingin mengucapkan
terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan karya tulis ini dan
berbagai sumber yang telah saya pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini
saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai
hal,Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.Begitu pula
dengan karya tulis ini yang telah saya selesaikan.Tidak semua hal dapat saya deskripsikan
dengan sempurna dalam karya tulis ini.saya melakukannya semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang saya miliki.
Di mana saya juga memiliki keterbatasan kemampuan.Maka dari itu seperti yang telah
dijelaskan bahwa saya memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, saya bersedia menerima
kritik dan saran dari ibu guru. saya akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis saya di masa yang akan datang. Sehingga semoga
karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih
baik.Dengan menyelesaikan karya tulis ini saya mengharapkan banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi
bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan.
Dengan begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit
baru yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. saya
juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan
yang merupakan bagian dari kepemerintahan, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia
dapat lebih terjamin dan sehat.
I.IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin
pada pangan yang diproduksinya?
2. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses
pembuatannya?
3. Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?
4. Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
5. ssBagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat
dibasmi secara tuntas.
I.1 Latar Belakang Masalah
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan
diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan
efisien.Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan
lain.Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan
dapat berakibat fatal.
Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan.Fenomena ini merupakan salah satu masalah
dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus
berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, saya berusaha
merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan
mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting
I.2 Pembatasan Masalah
Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan
pengontrol kecoa.Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan,
pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.Kedua bahan kimia tersebut
memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila
digunakan dalam pembuatan pangan.Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang
menjadi bahan makanan manusia.Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa
jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga menyebabkankematian.
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari
boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan
sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan.Begitu pula dengan berbagai akibat dari
penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus
dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi
I.3Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian boraks dan formalin.
Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada
proses pembuatannya.
Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan
Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks pada
makanan.
I.4 Metode Penulisan
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan angket.Di mana
angket akan saya sebarkan dengan jumlah 40 lembar.Di mana angket itu berisi pertanyaan-
pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada tujuan yang telah ada.
II. OBSERVASI
Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian penggunaan
boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan.Di mana kedua bahan tersebut sangat
dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan.Dan jika penggunaannya terus dilakukan dan
dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk
tingkat yang lebih lanjut.Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu masalah
yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pemerintah.Sebagai pusat
utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak memutuskan dan bertindak
bagaimana penanganan kasus tersebut.Terutama kasus pada pembuatan bakso dengan bahan
pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin serta tahu yang diawetkan dengan
menggunakan formalin.Berbagai solusi kami tuliskan di sini.Tetapi solusi tersebut tidaklah
semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan ada kemungkinan banyak faktor yang
menyebabkan penyelesaian masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.Karena masalah ini
harus kembali lagi kepada masyarakatnya yang terlibat langsung.
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan,
khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik.Boraks biasa berupa serbuk kristal
putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol.Boraks
biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu.Daya pengawet yang kuat dari boraks
berasal dari kandungan asam borat didalamnya.Asam borat sering digunakan dalam dunia
pengobatan dan kosmetika.Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci
mata dan dikenal sebagai boorwater.Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot
hidung, dan salep luka kecil.
Namun bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika
terserap masuk dalam tubuh.Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
a.Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan,
pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu.Formalin
memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol.
Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan ,sukar bernafas,
nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan
kabur, bahkan kebutaan
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala,
pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan,
kejang, bahkan koma dan kematian.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan
seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena
bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap
kesehatan.Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak
produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan
bahayanya.
Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan
pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena
harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada
kesehatan.Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur
makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk.Beberapa contoh
makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso,
kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena
merupakan racun.Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja
syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan
boraks yang digunakan dalam suatu makanan.Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang
mengandung formalin dan boraks.Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang
menggunakan formalin dan boraks.
a. Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan
bakso yang menggunakan banyak daging.
b. Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya
bagus dan renyah.
c. Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan
tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
d. Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
e. Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau
menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
III.HIPOTESA
1. Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industri
tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama
sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2. Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya
adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin.
3. Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan
pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang terkena
secara langsung.Dan bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kanker bahkan
kematian.
4. Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin
pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan
tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering melihat orang-orang
yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan memakan makanan yang mengandung
boraks atau formalin.
LANGKAH PEMBAHASAN:
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang saya gunakan adalah penelitian korelatif.Yang di maksud dengan
penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan
pengertian tersebut saya menghubungkan data-data yang saya dapat antara yang satu dengan
yang lain.Selain itu saya juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang
saya gunakan.Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.
.
2 Sumber data
Sumber data saya adalah beberapa siswa SMA Kanisius,yang kira-kira saya ambil sampel adalah
40 siswa.
3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah dengan
angket.Dengan angket saya dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab
pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab dengan jawaban
yang berbeda pada pertanyaan yang sama.Dan setiap dari pertanyaan itu akan saling berkaitan.
4 Teknik Analisis Data
Cara saya dalam menganalisis data yang saya dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan
bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik.Lalu saya
mulai menghitung jumlah data, setelah itu saya mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap
pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih.Langkah berikutnya, sesuai
dengan jenis penelitian saya, saya menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan
juga dengan landasan teori yang ada.Langkah terakhir, saya menuangkannya dalam karya tulis
ini.
IV.EXPERIMENT
Berikutnya akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak penggunaan
boraks dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang mengandung boraks dan
formalin yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil angket sebelumnya.
Pengetahuan akan Boraks dan Formalin,Menurut hasil angket saya, yang tidak mengetahui
begitu pasti apa itu boraks dan formalin adalah 11 orang, dari total 40 angket yang dibagikan.Hal
itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu boraks dan formalin
lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti. Jika dimasukkan dalam persen maka
72,5 % responden menyatakan mengetahui boraks dan formalin, sedangkan 27,5 % lainnya tidak
begitu mengetahui tentang boraks dan formalin.Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan
pengetahuan akan boraks dan formalin harus lebih sering disosialisasikan, agar diharapkan kita
semua mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin, sehingga dapat menggunakannya
secara benar, sesuai dengan fungsinya.
Maka diharapkan juga dengan pengetahuan akan boraks dan formalin tersebut, kasus
penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan dapat dikurangi bahkan menghilang dari
masyarakat.
V.PENGAMATAN EXPERIMENT
Melalui hasil angket yang telah saya sebarkan sebelumnya,didapat hasil bahwa jumlah
responden yang mengerti akan dampak angket hamper sama dengan responden yang tidak begitu
tahu tentang dampak boraks dan formalin pada makanan.Adapun jumlah responden yang tahu
dampak boraks dan formalin pada makanan adalah 18 orang dan yang tidak begitu tahu sebanyak
20 orang sedangkan yang sama sekali tidak tahu ada 2orang.Jika dituangkan dalam presentasi
adalah sebagai berikut :
1. Jawaban A : 45%
2. Jawaban B : 5%
3. Jawaban C :50%
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih rancu atau
bingung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh tersebut.Lalu apa sebenarnya
dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh kita?
a. Formalin
Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika
digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala
diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan
mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya.
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan :
· Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker
paru-paru.
· Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar
· Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan
· Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati,
kerusakan saraf, kulit
membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.
b.Boraks
Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya
berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :
· Tanda dan gejala akut :
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
· Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena
merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja
syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang
dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari makanan yang mengandung
formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin.
Formalin dan boraks tidak boleh digunakan dalam makanan.
VI.ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah saya sebarkan, jumlah responden
yang menganggap bahwa tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering diberi formalin
sebanyak 33 orang, sedangkan yang memilih ikan sebanyak 6 orang, dan 1 orang memilih
kerupuk.Sedangkan menurut makanan-makanan yang biasa mengandung boraks dan formalin
yang biasanya mereka konsumsi, jumlah responden yang memilih tahu dan bakso sebanyak 28
orang, 10 orang memilih ikan dan 2 orang memilih kerupuk.Data ini menunjukkan bahwa
kebanyakan siswa SMA Kanisius beranggapan bahwa tahu dan bakso merupakan makanan yang
biasanya diberi formalin atau boraks.Tahu dan bakso memang cukup dikenal sering diberi
formalin maupun boraks, namun bukan mereka makanan yang paling sering diberi formalin
maupun boraks.Berdasarkan penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia tahun
2005, penggunaan boraks formalin pada ikan dan hasil laut menempati peringkat teratas.Yakni,
66 persen dari total 786 sampel.Sementara mi basah menempati posisi kedua dengan 57 persen.
Tahu dan bakso berada di urutan berikutnya yakni 16 persen dan 15 persen.Dan dari pertanyaan
nomor tiga pada angket ternyata responden banyak menjawab bahwa mereka paling sering
mengkonsumsi tahu dan bakso.Padahal, menurut kebanyakan dari mereka tahu dan bakso adalah
makanan yang biasanya mengandung boraks atau formalin. Mengapa mereka masih tetap sering
mengonsumsinya meskipun menganggap bahwa tahu dan boraks yang paling sering mengandung
formalin dan boraks?Mungkin hal ini disebabkan karena siswa SMA Kanisius percaya bahwa
para pedagang di Kanisius pasti tidak memberikan formalin maupun boraks pada dagangannya,
maka mereka tidak takut untuk mengonsumsinya.Namun tetap saja, boraks dan formalin
sangatlah berbahaya bila termakan.Walaupun berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawasan
Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005 penggunaan boraks dan formalin paling banyak adalah
pada ikan dan hasil laut, namun jumlah 16 persen dan 15 persen tetap merupakan jumlah yang
besar. Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita makan, terutama makanan-
makanan yang sedang marak diberi boraks maupun formalin.
Oleh karena itu, di bawah ini kami paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa makanan yang
diberi boraks maupun formalin:
A.Mi basah
Penggunaan formalin pada mi basah akan menyebabkan mi tidak rusak sampai dua hari pada
suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat
Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap
dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur
yang lebih kenyal.
B. Tahu
Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan
gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa saja tahu
tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang
tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut
mengandung bahan berbahaya, bisa formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi
formalin tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan
lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga akan terlampau keras,
namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin.
C. Bakso
Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Teksturnya juga
sangat kenyal.
D. Ikan segar
Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia tidak
rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Warna insang merah tua dan tidak
cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih.
E. Ikan asin
Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi
bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena masih
mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak mengandung
formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius).Tubuh
ikan bersih, cerah.
Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di Indonesia.Walaupun
penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum,
pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini.Buktinya bisa
didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan
masih merajalela.Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan
melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh
BPOM, seperti : melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream,
black currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan
tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan bahan
tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman sesuai UU No.
23/1992 untuk aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996.Tetapi upaya yang dilakukan Badan
POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan POM hanya
mengeluarkan undang-undang dan aturan.Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas
seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin,
bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia.
karena lebih banyak orang yang beranggapan bahwa upaya pemerintah masih sangat kurang. Ini
mungkin disebabkan karena memang pemerintah kurang serius / tegas dalam menangani masalah
ini, padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat membahayakan kesehatan
manusia.Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam menangani masalah ini.
.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab VI dapat disimpulkan bahwa:
a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti, tetapi ada
juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin.
b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks
dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti.
c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran
penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada tahun 2005, ikan adalah
bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin.
d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan boraks
dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.
VIII. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
a. Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian,
fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
b. Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti
mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-
undang mengenai boraks dan formalin.
c. Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya
mengandung bahan formalin maupun boraks.
d. Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks
dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada
orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan
juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang
pembeliannya.
Sumber: http://hakimsimanjuntak.blogspot.com/2010/11/pengaruh-boraks-dan-formalin-pada.html
Senin, 22 November 2010
Makalah tentang Boraks dan Formalin
Posted by Gusti Alif Prassojo on 15:36
BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN
Karya tulis ini dikerjakan dalam rangka pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
GUSTI ALIF PRASSOJO
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PURWOKERTO
2009 / 2010
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah saya selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa saya memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Saya akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis ini di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.Dengan menyelesaikan karya tulis ini saya mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. Saya juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan yang merupakan bagian dari kepemerintahan, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.
Penulis
Ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………. IiDaftar Isi………………………………………………………………...………... iiiBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………... 1 1.2 Perumusan Masalah…………………………………………………….. 1 1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………..………… 2 1.4 Metode Penelitian………….…………………………………………… 2 1.5 Manfaat…………....……………………………………………………. 2
BAB II BORAKS
1.6 Pengertian boraks ………....……………………………………………. 3
1.7 Dampak dari boraks………....………………………………………….. 3
BAB III FORMALIN
1.8 Pengertian formalin………....………………………………………….. 4
1.9 Dampak dari formalin………....……………………………………….. 4
BAB IV MENGAPA MENGGUNAKAN BORAKS DAN FORMALIN………. 5
BAB V TEHNIK MENANGKAL BORAKS DAN FORMALIN………....……. 6
BAB VI UPAYA PENCEGAHAN OLEH PEMERINTAH………....………….. 7
BAB VII PENUTUP
2.0 Kesimpulan…………………………………………………………….. 8
2.1 Saran…………………………………………………………………… 8
BAB VIII DAFTAR PUSTAKA……………………… ………………………... 9
iii
BAB IPENDAHULUAN
Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa sementara dan manfaat.
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, saya berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?
2. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya?
3. Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?
4. Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
5. Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas?
1.3 Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian boraks dan formalin.Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya.Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks pada makanan.
1.4 Metode PenulisanPada penulisan karya tulis ini saya menggunakan 2 metode yaitu :
1. Studi Pustaka
Penyusunan pengumpulan data dengan membaca sebuah buku dan
berbagai macam sumber terpercaya dari internet.Saya membaca sumber
sumber tersebut secara intensif pada bagian yang akan disusun dalam
pembuatan makalah ini.
2. Pengamatan
Saya mengamati secara langsung objek yangakan diteliti dengan cara
membelinya angsung dari pedagang.
1.5 Manfaat
Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya.Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan.Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
BAB IIBORAKS
1.6 Pengertian
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
1.7 Dampak - dampak
Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :
#Tanda dan gejala akut :Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
#Tanda dan gejala kronis- Nafsu makan menurun- Gangguan pencernaan- Gangguan SSP : bingung dan bodoh- Anemia, rambut rontok dan kanker.
BAB III
FORMALIN
1.8 Pengertian
Formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol.
Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya.
1.9 Dampak – dampakPengaruh Formalin Terhadap Kesehatan :· Jika terhirupRasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.· Jika terkena kulitKemerahan, gatal, kulit terbakar· Jika terkena mataKemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan
· Jika tertelanMual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulitmembiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.
BAB IV
MENGAPA MENGGUNAKAN FORMALIN DAN BORAKS
Sebagai pedagang tentunya ingin meraih laba yang besar tanpa modal yang besar. Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak
memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah
didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan.
Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun.
Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks.
BAB V
TEHNIK MENANGKAL BORAKS DAN FORMALIN
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks tidak boleh digunakan dalam makanan. Saya memiliki beberapa tehnik untuk menghindari hal – hal tersebut yaitu :
A. Mi basahPenggunaan formalin pada mi basah akan menyebabkan mi tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.
B. TahuTahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau
lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga akan terlampau keras, namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin.
C. BaksoBakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Teksturnya juga sangat kenyal.
D. Ikan segarIkan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih.
E. Ikan asinIkan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Tubuh ikan bersih, cerah.
BAB VI
UPAYA PENCEGAHAN OLEH PEMERINTAH
Berdasarkan penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks formalin pada ikan dan hasil laut menempati peringkat teratas. Yakni, 66 persen dari total 786 sampel. Sementara mi basah menempati posisi kedua dengan 57 persen. Tahu dan bakso berada di urutan berikutnya yakni 16 persen.
Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di IndonesiaWalaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela.Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan manisan plum;
mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia.
BAB VIIPENUTUP
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran.
2.0 Kesimpulan
Berdasarkan seluruh isi dari makalah tersebut dapat disimpulkan:
a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin.
b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti.
c. Menurut penelitian BPOM pada tahun 2005, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin.
d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.
2.1 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini saya ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:Ø Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.Ø Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai
boraks dan formalin.Ø Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.Ø Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.
BAB VIIIDAFTAR PUSTAKA
Widyaningsih Tri Dewantri dan Erni Sofia Murtini .2006. Alternatif Pengganti
Formalin Pada Produk Pangan . Jakarta : Trubus Agrisarana
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net
BlengDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bleng (IPA: /bləŋ/, dari bahasa Jawa) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.
Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks, sementara asam borat murni buatan industri farmasi lebih dikenal dengan nama boraks.[1] Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak.
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah lumpur (seperti di Bledug Kuwu, Jawa Tengah).
Legalitas
Pemerintah telah melarang penggunaan boraks sebagai bahan makanan per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.
YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49 persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya mengandung asam borat (boraks). Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan formalin secara bersama-sama. YLKI juga melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan.
Bahaya bleng dan boraks
Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.
Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini:
karak /lèmpèng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk)
mi
lontong , sebagai pengeras ketupat , sebagai pengeras bakso , sebagai pengawet dan pengeras kecap , sebagai pengawet
Substitusi bleng/boraks
Karena penggunaan bleng/boraks adalah sebagai pengenyal, bahan pengganti dapat dicari untuk fungsi yang sama. Air merang dan STPP (Sodium Tri-polyphosphate) dengan konsentrasi sama diketahui tidak memengaruhi tanggapan organoleptik (kesan fisik dan rasa) dari kerupuk beras.[2]
Referensi
1. ̂ http://www.suaramerdeka.com/harian/0709/03/ragam05.htm2. ̂ Yustina et al. 2009. Pengaruh bleng, air merang, dan STPP terhadap sifat organoleptik kerupuk
puli rambak. BPTP Jawa Timur.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bleng
Boraks Ada dalam Makanan KitaAug 8, 2010 2:44am by cahPamulang
http://id.wikipedia.org/wiki/Blenghttp://www.suaramerdeka.com/harian/0709/03/ragam05.htm
BORAKS merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Ia tidak berwarna dan gampang larut dalam air.
Asal tahu saja, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa seperti itu karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam borat.
Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks.
Asam borat juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.
Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, ingat, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.
Kerupuk Gendar
Ironisnya, boraks sejak lama digunakan masyarakat Indonesia untuk bahan baku pembuatan gendar nasi, atau kerupuk gendar. Masyarakat Jawa biasa menyebutnya karak atau lempeng. Air bleng (pijer) yang dipakai dalam pembuatan karak atau gendar ini sejatinya adalah boraks. Jadi, boraks ada dalam
makanan, bahkan termasuk salah satu makanan kesukaan kita.
Bukan hanya gendar, boraks juga banyak dipakai untuk industri makanan lain, seperti pembuatan mi, lontong, ketupat, bakso, bahkan kecap. Konon, pembuatan bakmi pabrik dan macaroni juga memakai asam borat murni buatan industri farmasi.
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700, dalam bentuk air bleng. YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49 persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya mengandung asam borat (boraks). Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan formalin secara bersama-sama!
YLKI juga melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan. Padahal Pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif.
Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara akumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, dan lain-lain.
Pada anak kecil dan bayi, boraks sebanyak 5 gram di dalam tubuhnya dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kematian pada orang dewasa terjadi jika dosisnya mencapai 10-20 gram atau lebih.
Bakso Boraks
Seperti dijelaskan di atas, sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung boraks. Tetapi kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau tidak.
Bakso yang mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Ia juga tahan lama dan awet hingga beberapa hari.
Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan merata di semua bagian.
Kalau masih ragu, coba lembar bakso ke lantai. Apabila memantul seperti bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks.
Padahal pembuatan bakso tidak harus menggunakan berbagai bahan kimia. Bakso dapat dihasilkan
dengan baik tanpa menggunakan boraks.
Kita bisa menggunakan bahan pengawet yang lebih aman, seperti kalium karbonat, natrium karbonat, karaginan, atau kalsium propionat.
(Susiana, dosen Biologi Fakultas MIPA Undip-32)
Sumber: http://cahpamulang.amplify.com/2010/08/08/boraks-ada-dalam-makanan-kita/