Makalah Blok13 DONE
-
Upload
lili-hapver -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
description
Transcript of Makalah Blok13 DONE
Tumbuh dan Kembang Bayi di Bawah 1 Tahun
Lili Susanti
102011091
Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Email: [email protected]
Abstrak
Bayi sehat dan cerdas merupakan idaman dari setiap orang tua bahkan bagi bangsa kita. Maka dari itu
di sini kita akan membahas lebih dalam mengenai usaha-usaha yang dapat kita lakukan dalam
menghasilkan bayi yang sehat dan cerdas dengan tumbuh kembang yang baik. Diharapkan masyarakat
bisa lebih mengerti pentingnya tumbuh kembang anak yang baik. Dalam makalah ini kita akan
membahas mengenai pemeriksaan fisik seperti anthropometri dan pemeriksaan Denver dan pemeriksaan
penunjang berupa skrinning tes. Selain itu kita juga akan membahas mengenai nutrisi yang diperlukan
seperti ASI, multivitamin dan imunisasi untuk pertahanan terhadap berbagai penyakit.
Kata kunci : Bayi, pemeriksaan fisik, anthropometri, ASI, imunisasi
Abstract
Smart and healthy baby is every parent's dream even for our nation. Therefore here we will discuss more
about the efforts we can do to produce a healthy baby and intelligent with good growth. Expected that the
public can better understand the importance of good child development. In this paper we will discuss the
physical examination and anthropometric examination and investigations such as Denver skrinning test.
In addition we will also discuss the necessary nutrients such as milk, multivitamins and immunizations for
defense against various diseases.
Keywords: Baby, physical examination, anthropometric, breastfeeding, immunization
Pendahuluan
Bayi sehat dan cerdas merupakan idaman dari setiap orang tua bahkan bagi bangsa kita.
Namun bayi sehat dan cerdas bukan ada dengan begitu saja. Perlu usaha-usaha khusus untuk itu.
Sayangnya masih banyak orang tua yang tidak menyadari akan hal itu. Maka dari itu dalam
makalah ini kita akan membahas lebih jauh lagi mengenai hal-hal apa saja yang bisa kita lakukan
dalam upaya menciptakan bayi yang sehat dan cerdas. Dengan begitu diharapkan kita semakin
menyadari arti penting dari seorang bayi dan bagaimana cara kita menjadikannya bayi yang sehat
juga cerdas.
Anamnesis
Wawancara langsung pasien (Autoanamnesis) atau orang lain (Heteroanamnesis) dimana
diagnosis penyakit anak lebih dari 80 % dari anamnesis sehingga hal ini merupakan bagian yang
sangat penting dalam pemeriksaan klinis. Heteroanamnesis dilakukan kepada orang yang dekat
dengan anak. Pemeriksa harus bersikap empati dan menyesuaikan diri dengan yang
diwawancarai. Pada kasus gawat darurat anamnesis hanya dilakukan terbatas pada keadaan
umum dan yang penting saja.1
Hal-hal yang dapat kita tanyakan dalam anamnesis antara lain:
Identitas
Identitas anak dan orang tua atau wali berupa nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua (ayah,
ibu), alamat lengkap, umur orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan Orang tua, agama, serta
suku bangsa.1,2
Riwayat Penyakit
Pada riwayat penyakit kita akan menanyakan keluhan utama yang menyebabkan anak dibawa
berobat. Tidak selalu keluhan yang pertama diucapkan orang tua atau wali maka dari itu kita
yang harus menggalinya sendiri dari orang tua atau wali tersebut. Keluhan utama harus sejalan
dengan kondisi pasien dan kemungkinan diagnosis.1,2
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pada riwayat perjalanan penyakit harus disusun cerita yang kronologis terinci dan jelas. Kita
dapat mulai dengan perincian keluhan utama dimana diperinci mengenai gejala sebelum keluhan
utama sampai anak berobat. Perincian gejala mencakup:2
Lamanya keluhan
Terjadinya gejala-gejala mendadak, terus menerus, hilang timbul
Berat ringannya keluhan menetap, bertambah berat
Keluhan baru pertama atau pernah sebelumnya
Apakah ada saudara/serumah yang mempunyai keluhan sama
Upaya pengobatan yang dilakukan dan obat yang diberikan
Keluhan utama yang sering dijumpai: Panas badan, Sesak nafas, mencret, muntah, kejang, tidak
sadar, bengkak, kuning, perdarahan
Dari riwayat penyakit diperoleh gambaran kemungkinan diagnosis dan diagnosis banding.
Riwayat Kehamilan
Hal-hal yang bisa ditanyakan dalam riwayat kehamilan adalah kesehatan ibu selama hamil,
kunjungan antenatal, imunisasi TT, obat yang diminum, makanan ibu, kebiasaan merokok atau
minuman keras.2
Riwayat Kelahiran
Dalam riwayat kelahiran yang dapat kita tanyakan antara lain siapa yang menolong, cara
kelahiran, masa hamil, tempat melahirkan, keadaan setelah lahir (nilai APGAR), BB & Panjang
badan Lahir, serta keadaan anak minggu I setelah lahir.2
Riwayat Pertumbuhan
Dapat dilihat dari kurva BB terhadap Umur (KMS) dan dapat mendeteksi riwayat penyakit
kronik.
Riwayat Perkembangan
Di sini dapat ditanyakan patokan dalam perkembangan (Milestones) motorik kasar, motorik
halus, sosial, dan bahasa.
Riwayat Imunisasi
Status imunisasi ditanya BCG, Hep B, Polio, DPT, Campak, dan tanggal / umur waktu imunisasi
serta Imunisasi lain ditanya kalau ada.1,2
Riwayat Makanan
Ditanyakan makanan mulai bayi lahir sampai sekarang dan harus dapat gambaran tentang
kwantitas dan kwalitas makanan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Dimana ini ditanyakan untuk mengetahui hubungan penyakit sekarang dengan penyakit yang
diderita sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Penting untuk mendeteksi penyakit keturunan atau penyakit menular.
Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga
Di sini kita dapat menanyakan mengenai penghasilan orang tua, jumlah keluarga, keadaan
perumahan dan lingkungan, serta kebersihan diri dan lingkungan.1,2
Pemeriksaan Anthropometrik
Di Amerika Serikat secara klinis, alat terpenting untuk menilai pertumbuhan somatic
adalah kurva tumbuh kembang yang kini sudah dimodifikasi dan diterbitkan oleh the National
Center for Health Statistics ( di Indonesia disebut Kartu Menuju Sehat). Kurva tersebut meliputi
pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala menurut usia. Kurva ini memiliki 2 set,
yaitu satu set untuk anak yang berusia hingga 36 bulan dan set kedua untuk anak yang berusia 2-
18tahun. Kurva yang memplotkan berat badanberdasarkan panjang badan juga sudah tersedia.
Kurva tumbuh kembang ini memiliki garis-garis persentil yang menunjukkan persentase anak
normal di atas dan di bawah hasil pengukuran anak sesuai dengan usia kronologisnya.1,2
Bagi anak berusia lebih dari 2 tahun, pemgukuran tinggi badan dapat dilakukan secara
optimal dengan menggunakan stadiometer yang dipasang pada dinding. Untuk anak di bawah
usia 2 tahun, lakukan pengukuran panjang badan dengan menempatkan bayi atau anak dalam
posisi berbaring telentang pada papan pengukur atau di tempat nampan bayi pada alat timbang
bayi.1,2
Selanjutnya adalah pengukuran berat badan. Lakukan penimbangan berta badan bayi
secara langsung dengan alat timbang bayi. Bayi harus hanya memakai popok atau ditimbang
dalam keadaaan telanjang.
Lingkar kepala bayi harus diukur selama usia 2 tahun pertama, walau pengukuran ini
dapat dilakukan pada segala usia untuk menilai pertumbuhan kepala anak. Lingkar kepala pada
bayi menunjukkan laju pertumbuhan cranium dan otak.1 Pada anak yang lebih tua, ukuran kepala
dipengaruhi oleh factor genetic, dan pengukuran lingkaran kepala orang tua mungkin bermanfaat
kalau anak mereka memiliki ukuran kepala yang abnormal. Untuk menukur lingkar kepala,
tempatkan pita pengukur pada prominensia oksipitalis, parientalis, dan frontalis sehingga didapat
hasil pengukuran lingkaran yang maksimal. Pada bayi, pengukuran ini paling baik bila dilakukan
pada keadaan bayi telentang.1
Indeks Massa Tubuh Menurut Usia
Kurva khusus usia dan jenis kelamin kini sudah tersedia untuk menilai indeks massa
tubuh(IMT) pada anak-anak. IMT pada anak berkaitan dengan lemak tubuh dan resiko obesitas
terhadap status kesehatan, pengukuran IMT cukup membantu bagi anak berusia lebih dari 2
tahun.1
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah
Pengukuran ini sangat penting dan harus menjadi bagian dalam pemeriksaan fisik
terhadap setiap anak yang berusia lebih dari 2 tahun dan terhadap setiap anak kecil yang riwayat
medis atau hasil pemeriksaan fisiknya menunjukkan tekanan darah yang mungkin abnormal.
Anak akan mengalami peningkatan tekanan darah pada saat melakukan aktivitas fisik, menangis,
dan dalam keaadaan cemas.1,2 Hasil pengukuran yang tinggi harus selalu dikonfirmasikan dengan
beberapa kali pengukuran berikutnya. Pengukuran tekanan darah sistolik yang paling mudah
dilakukan pada bayi dan anak kecil adalah dengan menggunakan metode Doppler yang akan
mendeteksi getaran aliran darah arterial, hasil pemeriksaan ini lalu dikonversikan secara otomatis
oleh alat Doppler menjadi tingkat tekanan darah sistolik dan kemudian alat tersebut meneruskan
haisl pengukurannya ke alat pembaca digital. Namun alat ini snagat mahal dan hasil
pembacaannya cenderung lebih tinggi daripada hasil pengukuran lewat auskultasi. Tekanan
sistolik dapat meningkat secara bertahap selama masa bayi dan kanak-kanak.1,2
Pada tahun 1995, the National Heart, Lung, and Blood Institute’s National High Blood
Pressure Working Group on Hypertension Control in Children and Adolescents mendefinisikan
tekanan darah yang normal, normal-tinggi, dan tinggi sebagai berikut dengan hasil pengukuran
yang dilakukan 3 kali secara terpisah.1,2
Tabel 1 Kategori Tekanan Darah1
Kategori Tekanan Darah Tekanan Sistolik dan/atau Diastolik Rata-rata Menurut Usia, Jenis
Kelamin, dan Tinggi Badan
Normal <persentil ke-90
Normal Tinggi persentil ke-90-95
Tinggi ≥persentil ke-95
Penyebab hipertensi persisten pada masa bayi dan kanak-kanak awal adalah penyakit
pada parenkim ginjal atau arteri renalis dan koarktasio aorta.1
Denyut Nadi
Frekuensi jantung pada bayi dan anak cukup bervariasi. Frekuensi jantung pada usia ini
lebih sensitive terhadap pengaruh keadaan sakit, aktifitas fisik, dan keadaan emosi disbanding
pada orang dewasa. Frekuensi jantung rata-rata diperlihatkan dalam table di bawah ini:1
Tabel 2 Frekuensi Jantung Rata-rata pada Bayi dan Anak saat Istirahat1
Frekuensi Jantung Rata-Rata pada Bayi dan Anak saat Istirahat
Usia Frekuensi Rata-Rata Kisaran (Dua Standar Deviasi)
Lahir 140 90-190
6 bulan pertama 130 80-180
6-12 bulan 115 75-155
1-2 tahun 110 70-150
2-6 tahun 103 68-138
6-10 tahun 95 65-125
10-14 tahun 85 55-115
Frekuensi Pernapasan
Frekuensi pernapasan pada bayi dan anak memiliki kisaran yang lebih besar serta bersifat
lebih responsive terhadap keadaan sakit, aktivitas fisik, dan emosi bila dibandingkan dengan
frekuensi pernapasan orang dewasa. Frekuensi pernapasan per menit berkisar antara 30 dan 60
kali pada neonates, 20 dan 40 kali pada masa kanak-kanak awal, serta 15 dan 25 kali selama
masa kanak-kanak lanjut. Frekuensi ini kemudian mencapai frekuensi pernapasan orang dewasa
pada usia 15 tahun. Frekuensi pernapasan pada saat tidur merupakan nilai yang paling dapat
diandalkan. Namun frekuensi pernapasan selama tidur aktif dibandingkan selama tidur tenang
dapat meningkat hingga 10 kali lebih cepat per menitnya. Pola pernapasan harus diamati selama
paling sedikit 60 detik. Pada masa bayi dan kanak-kanak awal, pernapasan diafragma terlihat
paling dominan sednagkan pernapasan dada tampak minimal.2
Batasan yang lazim diterima untuk mendefinisikan takipnea adalah:1
Bayi 0-2 bulan >60/menit
Bayi 2-12 bulan >50/menit
Anak >12 bulan >40/menit
Suhu Tubuh
Pengukuran suhu tubuh yang akurat akan membantu kapan saja kita mencurigai infeksi,
penyakit vascular kolagen, atau malignasi. Pada anak dan remaja, pengukuran suhu melalui
kanalis auditorius lebih disukai karena dapat dilakukan dengan cepat dan yang paling penting
tidak menimbulkan gangguan rasa nyaman. Pada bayi berusia di bawah 2 bulan, pengukuran
suhu rektal lebih sering digunakan karena pedoman klinis untuk evaluasi terhadap infeksi bakteri
yang berat harus menggunakann suhu rektal sebagai kriteria utamanya. Suhu tubuh bayi dan
anak kurang begitu konstan seperti pada orang dewasa. Suhu rektal rata-rata lebih tinggi pada
masa bayi dan kanak-kanak awal, biasanya suhu tersebut tidak berada di bawah 99,0oF (37,2 oC)
sampai usianya lebih dari 3 tahun.suhu tubuh dapat berfluktuasi hingga sbesar 3oF dalam waktu
satu hari, yang bisa mendekati suhu 101oF (38,3oC) pada anak normal khususnya saat sore hari
dan sesudah melakukan aktivitas yang melelahkan.1,2
Pemeriksaan Fisik Umum pada Bayi
Pemeriksaan Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel , apakah ukuran dan tampilannya normal.
Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm, moulding yang buruk atau
hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih
yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga
ubun-ubun mudah diraba.2 Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba,
fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu
kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel
ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi. Periksa adanya
tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ;
anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.1,2
Cara:
1. Lakukan inspeksi daerah kepala.
2. Lakukan penilaian pada bagian tersebut, diantaranya:
• Maulage yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir asimetri atau tidak.
• Ada tidaknya caput succedaneum, yaitu edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfiuktuasi,
batasnya tidak tegas, dan menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari.
• Ada tidaknya cephal haematum, yang terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tanpak pada hari
pertama karena tertutup oleh caput succedaneum. Cirinya konsistensi lunak, berfluktuasi,
berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak, tidak menyeberangi sutura dan apabila menyeberangi
sutura kemungkinan mengalami fraktur tulang tengkorak. Cephal haematum dapat hilang
sempurna dalam waktu 2-6 bulan.
• Ada tidaknya perdarahan, yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan
di luar sinus dalam tengkorak. Batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala tanpak asimetris,
scring diraba terjadi fiuktuasi dan edema.
• Adanya fontanel dengan cara palpasi dengan menggunakan jari tangan. Fontanel posterior
akan dilihat proses penutupan setelah umur 2 bulan dan fontanel anterior menutup saat usia 12-
18 bulan.
Pemeriksaan Wajah
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan
posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom
piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi
N.fasialis.1,2
Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan mata di lakukan pada kelopak mata untuk menilai ada/tidaknya kemerahan
atau pembengkakan yaitu nanah yang keluar dari mata, dan perdarahan subkonjungtiva.
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.1,2
Periksa jumlah, posisi atau letak mata. Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata
yang belum sempurna. Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital akan mudah terlihat
yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti
lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina. Periksa adanya
trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina. Periksa adanya sekret pada mata,
konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan.
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.2
Cara:
1 Lakukan speksi daerah mata.
2 Tentukan penilaian ada tidaknya kelainan, seperti:
• Strabismus (koordinasi gerakan mata yang belum sempurna), dengan cara menggoyang kepala
secara perlahan-lahan sehingga mata bayi akan terbuka.
• Kebutaan, seperti jarang berkedip atau sensitifitas terhadap cahaya berkurang.
• Sindrom Down, ditemukan epicanthus melebar.
• Glaukoma kongenital, terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea.
• Katarak kongenital, apabila terlihat pupil yang berwarna putih.
Pemeriksaan Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada
obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal
ini kemungkinan adanya sifilis congenital. Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping
hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan.2
Cara:
1. Amati pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut maka kemungkinan bayi
mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung,
atau ensefalokel yang menojol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping hidung akan
menujukkan gangguan pada paru.
2. Amati mukosa lubang hidung, apabila terdapat sekret mukopurulen dan berdarah perlu,
dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain.
Pemeriksaan Mulut
Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir
menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia. Periksa adanya
bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut). Periksa
keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak. Perhatika
adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s pearl atau
gigi. Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan
intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote).1,2
Cara:
1. Lakukan inspeksi adanya kista yang ada pada mukosa mulut.
2. Amati warna, kemampuan refieks menghisap. Apabila lidah menjulur keluar dapat dinilai
adanya kecacatan kongenital.
3. Amati adanya bercak pada mukosa mulut, palatum dan pipi bisanya disebut sebagai Monilia
albicans.
4. Amati gusi dan gigi, untuk menilai adanya pigmen.
Pemeriksaan Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan
sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian
atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat
pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin) Perhatikan adanya kulit tambahan atau
aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal.2
Cara: Bunyikan bel atau suara, apabila terjadi reflek terkejutmaka pendengarannya baik,
kemdian apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran.
Pemeriksaan Leher
Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus
baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. Periksa
adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis. Lakukan
perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar
tyroid dan vena jugularis. Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher
menunjukkan adanya kemungkinan trisomi.2
Cara:
1. Amati pergerakan leher apabila terjadi keterbatasan dalam pergerakannya maka kemungkinan
terjadi kelainan pada tulang leher. Seperti kelainan tiroid, himangiona dan laian-lain.
Pemeriksaan Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir
dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur.2
Pemeriksaan Tangan
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke
bawah kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan
neurologis atau fraktur. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili.Telapak
tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas
kromosom, seperti trisomi 21. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau
tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.2
Pemeriksaan Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan
bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang
normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal
pada saat bernapas perlu diperhatikan. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk
dengan baik dan tampak simetris. Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal.2
Pemeriksaan Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat
bernapas. Kaji adanya pembengkakan. Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia
diafragmatika. Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor
lainnya. Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus
omfaloentriskus persisten.2
Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra.
Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis. Periksa adanya hipospadia dan
epispadia. Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua. Pada bayi
perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora. Lubang uretra terpisah dengan
lubang vagina. Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan
oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding).2
Pemeriksaan Anus dan Rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya. Mekonium secara umum keluar pada
24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom,
megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.1,2
Pemeriksaan Tungkai
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan
keduanya dan bandingkan. Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan
berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis. Periksa adanya
polidaktili atau sidaktili padajari kaki.1,2
Pemeriksaan Spinal
Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas
seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan
adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra.2
Pemeriksaan Kulit
Perhatikan kondisi kuli bayi. Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir. Periksa
adanya pembekakan. Perhatikan adanya vernik kaseosa. Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang
banyak terdapat pada bayi kurang bulan.1,2
Denver Development Screening Test (DDST)
Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan
merupakan indicator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena itu perkembangan
anak harus dipantau secara berkala. Bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya
penyimpangan perkembangan perlu mendapat prioritas, diantaranya bayi premature, berat lahir
rendah, riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes mellitus, gamely,
dan lain-lain.1
Denver Development Screening Test adalah salah satu dari metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak. Test ini bukan test diagnostic atau test IQ. Tujuan dari test ini
adalah untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan anak serta untuk mengatasi secara
dini bila ditemukan kelainan perkembangan. Test ini sangat bermanfaat untuk mengetahui tahap
perkembangan yang telah dicapai anak, menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak
sedini mungkin serta untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk
berusaha menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan. Test ini memiliki 2
tahap yaitu tahap pertama dan kedua. Tahap pertama dilakukan pada usia 0 – 6 tahun. Dengan
jangka waktu 3 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun. Tahap
kedua dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap
pertama, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.1
Ada 125 tugas perkembangan yang dinilai, yang dikelompokkan menjadi 4 sektor, yaitu :
1. Sektor personal social.
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
2. Sektor gerakan motorik halus.
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh tertentu yang dilakukan
otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya koordinasi mata,
tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil.
3. Sektor bahasa.
Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
4. Sektor gerakan motorik kasar.
Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya
memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar. Contohnya duduk, melompat,
berjalan, dan lain-lain.
Persiapan yang harus dilakukan dalam Denver Development Screening Test antara lain:1,2
1. Usahakan test perkembangan dilakukan pada tempat yang tenang / tidak bising, dan
bersih.
2. Sediakan meja tulis dengan kursinya dan matras.
3. Formulir Denver.
-Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 tahun, berisi 125 gugus tugas
yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi.
-Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan
tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
-Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24 bulan.
Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.
-Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemampuan
perkembangan yaitu 25%, 50% dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas
perkembangan tersebut.
-Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung kotak sebelah
kiri, contohnya R singakatan dari report, artinya tugas perkembangan tersebut dapat
lulus berdasarkan laporan dari orang tua / pengasuh anak, tetapi apabila memungkinkan
maka penilai dapat memperhatikan apa yang biasa dilakukan oleh anak.
-Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan nomor yang ada
pada formulir.
4. Mengkaji kegiatan anak yang meliputi 4 sektor yang dinilai.
5. Dekat dengan anak.
6. Menjelaskan pada orang tua bahwa DDST bukan test IQ.
7. Lingkungan diatur supaya anak merasa nyaman dan aman selama dilakukan test.
Prosedur-prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan DDST:
1. Sapa orang tua / pengasuh anak dengan ramah.
2. Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua.
3. Buat komunikasi yang baik dengan anak.
4. Hitung umur anak dan buat garis umur.
-Instruksi umum : catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal pemeriksaan pada formulir.
-Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir.
5. Bila anak lahir prematur, koreksi factor prematuritas. Untuk anak yang lahir lebih dari 2
minggu sebelum tanggal perkiraan dan berumur kurang dari 2 tahun, maka harus dilakukan
koreksi.1
6. Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis
umur. Formulir Denver dapat digunakan untuk beberapa kali, gunakan garis umur dengan
warna yang berbeda.
7. Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan dari kita sesuai dengan
apa yang ingin ditestkan.
8. Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan dimulai dari sektor yang paling
mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak disebelah kiri garis umur,
kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur.
Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling dekat
disebelah kiri garis umur serta tiap tugas perkembanagan yang ditembus garis umur.
Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah i (gagal /
menolak / tidak ada kesempatan), lakukan uji coba tambahan kesebelah kiri garis
umur pada sektor yang sama sampai anak dapat ”lulus” 3 tugas perkembangan.
Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkambangan pada langkah i, lakukan
tugas perkembangan tambahan kesebelah kanan garis umur pada sektor yang sama
sampai anak :gagal” pada 3 tugas perkembangan.1
9. Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah selama test berlangsung, amati perilaku anak.
Apakah ada perilaku yang khas, dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku yang khas
tanyakan kepada orang tua / pengasuh anak, apakah perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-
hari yang dimiliki anak tersebut.1 Bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dan lain-
lain, dapat memberikan perilaku yang menghambat test. Mulai dengan menyuruh anak
melakukan yang mudah untuk memberi rasa percaya diri dan kepuasan orang tua. Memberikan
pujian walaupun gagal melakukan. Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban. Intepretasi harus
dipertimbangkan sebelum memberitahu orang tua bahwa test hasil normal atau abnormal. Tidak
perlu membahas setiap item pada orang tua. Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah
penampilan anak merupakan kemampuan atau perilaku pada waktu lain.1
Skoring
1. Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu / pengasuh anak
memberi laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya).1
2. Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau ibu /
pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukannya dengan baik.1
3. Refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji coba. Penolakan dapat
dikurangi dengan mengatakan kepada anak “apa yang harus dilakukan”, jika tidak menanyakan
kepada anak apakah dapat melakukannya (uji coba yang dilaporkan oleh ibu / pengasuh anak
tidak diskor sebagai penolakan).1
4. By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak tidak mempunyai kesempatan
untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba
dengan tanda R.1
Interpretasi Penilaian Individual
1. Lebih (advanced)
Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di kanan garis umur, dinyatakan
perkembangan anak lebih pada uji coba tersebut.
2. Normal
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan tugas perkembangan disebelah kanan garis
umur dikategorikan sebagai normal.
Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R) pada tugas perkembangan dimana
garis umur terletak antara persentil 25 dan 75, maka dikategorikan sebagai normal.
3. Caution / peringatanl
Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R ) tugas perkembangan, dimana garis umur terletak
pada atau anatara persentil 75 dan 90.
4. Delay / keterlambatan
Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan uji coba yang terletak lengkap
disebelah kiri garis umur.
5. No opportunity / tidak ada kesempatan. Pada tugas perkembangan yang berdasarkan laporan,
orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk melakukan tugas
perkembangan tersebut. Hasil ini tidak dimasukkan dalam mengambil kesimpulan.
Bila tidak ada keterlambatan (normal) dan atau paling banyak satu caution, lakukan
ulangan pada kontrol berikutnya. Namun bila didapatkan ≥ 2 caution dan / atau ≥ 1
keterlambatan, lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat seperti
rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan. Bila ada skor menolak pada ≥ 1 uji coba tertelak
disebelah kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah
75–90%, lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu.1
Tabel 3 Denver II1
Skrinning Bayi Baru Lahir
Skrining atau uji saring pada bayi baru lahir (Neonatal Screening) adalah istilah yang
menggambarkan berbagai cara tes yang dilakukan pada beberapa hari pertama kehidupan bayi
yang dapat memisahkan bayi-bayi yang mungkin menderita kelainan dari bayi-bayi yang tidak
menderita kelainan. Tujuan dari Skrining Bayi Baru Lahir adalah untuk mengetahui kelainan
pada anak sedini mungkin dimana gejala klinis belum muncul, memberikan intervensi sedini
mungkin untuk mencegah kecacatan atau kematian bayi yang pada akhirnya dapat
mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak.2
WHO telah merekomendasikan pelaksanaan skrining Bayi Baru Lahir pada setiap anak
sejak tahun 1968. Pada saat ini di negara maju, dengan alat yang canggih, Tandem Mass
Spectrometry (MS/MS), dari setetes darah telah bisa dideteksi lebih dari 30 kelainan bawaan
metabolik, endokrin dan lain-lain pada bayi baru lahir. Sebagian besar negara-negara di dunia
telah melakukan skrining bayi baru lahir secara rutin sebagai pelayanan kesehatan mendasar
terhadap setiap bayi baru lahir.2 Di Amerika Serikat, skrining bayi baru lahir telah menjadi
standard penting program kesehatan masyarakat dan sudah dimulai sejak 40 tahun yang lalu.
Negara telah mewajibkan melakukan skrining kepada seluruh bayi baru lahir untuk mengetahui
adanya kelainan, karena seringkali bayi baru lahir tampak normal dan tidak terdiagnosis dan
dikenali setelah timbul gejala khas dan sudah terjadi dampak permanen. Diagnosis dan
tatalaksana HK harus dilakukan sedini mungkin pada periode neonatal yaitu untuk mencapai
perkembangan otak maupun pertumbuhan fisik yang normal, karena terapi efektif bisa dimulai
pada minggu-minggu pertama kehidupan. Skrining bayi baru lahir penting dilaksanakan antara
lain karena:2
a. Segi medis:
1. Saat bayi baru lahir bayi bisa saja tampak seperti bayi normal karena dalam kendungan bayi
terlindungi oleh hormon ibu.
2. Bila ditunggu sampai tampak gejala-gejala maka dapat diartikan telah terjadi hambatan
perkembangan otak, sehingga terdapat retardasi mental dan keterlambatan pertumbuhan.
3. Masa bayi adalah periode kritis perkembangan otak anak dimana perkembangan otak bersifat
irreversible.2
4. Penanganan dengan terapi yang terlambat dapat meurunkan poit IQ anak, dimana
keterlambatan terapi 1 bulan dapat menurunkan 1 point IQ anak.
b. Kondisi Dunia dan Indonesia
1. Indonesia terikat hukum-hukum yang menjamin hak dan perlindungan pada anak seperti yang
terdapat pada Undang-undang kesehatan, Konvensi hak anak dan Undang-undang perlindungan
Anak No. 23 tahun 2002.2
2. Negara- negara tetangga sudah melaksanakan skrining bayi baru lahir sebagai program
nasional.
3. Upaya penurunan angka kematian bayi mengakibatkan peningkatan kelangsungan hidup anak
yang harus diikuti oleh perbaikan kualitas hidup anak.
Untuk mencapai skrining bayi baru lahir sebagai program nasional diperlukan kebijakan
pemerintah, komitmen petugas kesehatan/profesi terkait, Integrasi dengan sistem pelayanan
kesehatan, kerjasama dengan sektor lain (asuransi kesehatan) serta pemberian informasi yang
efektif ke seluruh lapisan masyarakat mengenai pentingnya skrining bayi baru lahir sebagai
upaya preventif untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak dan memperbaiki kualitas hidup
generasi penerus bangsa.2
Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau sakit ringan.3 Sedangkan imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal
untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. Imunisasi lengkap yaitu satu dosis
vaksin BCG, 3 dosis vaksin DPT, 4 dosis vaksin polio dan 1 vaksin campak serta ditambah 3
vaksin hepatitis B diberikan sebelum anak berumur satu tahun (9-11 bulan).3
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau bahkan menghilangkan
penyakit tertentu dari dunia seperti cacar.3 Menurut Depkes RI tujuan pemberiaan imunisasi
adalah untuk mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh wabah
yang sering muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi
sebagi cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita atau anak-anak pra
sekolah.3
Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan menurunnya angka
kesakitan dan kematian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi juga dirasakan
oleh anak, mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau
kematian. Keluarga, menghilangkan kecemasna dan biaya pengobatan yang dikeluarkan bila
anak sakit. Hal ini akan mendorong persiapan keluarga yang terencana, agar sehat dan
berkualitas, mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman, dan negara, memperbaiki tingkat kesehatan,
menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara dan
memperbaiki citra bangsa.3
Table 4 Jadwal Pemberian Imunisasi3
Usia Jenis Imunisasi yang diberikan
0-7 hari Hepatitis B (HB)0
1 bulan BCG, Polio1
2 bulan DPT/ HB1, Polio2
3 bulan DPT/ HB2, Polio3
4 bulan DPT/ HB3, Polio4
9 bulan Campak
Jenis-jenis penyakit menular yang saat ini masuk ke dalam program imunisasi adalah
tuberculosis, difteri, pertussis, tetanus, polio, campak, dna hepatitis B.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
KIPI adalah kejadian medic yang berhubungan dengan imunisasi ataupun efek samping,
toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis, kejadian kesalahan program, koinsidensi, reaksi
suntikan atau belum diketahui hubungan kausal belum diketahui. Menurut Departemen
Kesehatan kejadian pasca imunisasi adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi
dalam masa satu bulan setelah imunisasi yang diduga ada hubungannya dengan pemberian
imunisasi. Organisani kesehatan dunia atau WHO membagi KIPI ke dalam tiga kategori, yaitu:3
a. Program related atau hal-hal berkaitan dengan kegiatan imunisasi, misalnya timbul
bengkak bahkan abses pada bekas suntikan vaksin.
b. Reaction related to properties of vaccines atau reaksi terhadap sifat-sifat yang dimiliki
oleh vaksin yang bersangkutan, misalnya syncope( pingsan sekejap) yaitu gejala pusat,
berkeringat.
c. Coincidental atau koinsidensi adalah dua kejadian secara bersama tanpa adanya
hubungan satu sama lain. Misalnya anak menerima imunisasi, sebenarnya sudah dalam
keadaan masa perjalnan penyakit yang sama atau penykait lain yang tidak ada
hubungannya dengan vaksin.
Factor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap tepat waktu pada anak
usia 12 bulan antara lain: factor predisposisi berupa umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu,
jumlah anak hidup, jenis kelamin anak terakhir, pekerjaan suami, dan pendidikan suami. Factor
pendukungnya antara lain pemeriksaan kehamilan (ANC), kualitas ANC, penolong persalinan,
jarak ke fasilitas kesehatan serta factor pendorong berupa sumber informasi KIA.3
Multivitamin untuk Bayi
Vitamin dan nutrisi tambahan bukan menjadi sesuatu dianggap penting bagi kesehatan
ketika bayi mengkonsumsi air susu ibu, hal ini disebabkan segala nuturisi dan vitamin yang
dibutuhkan bayi terkandung dalam air susu ibu. Sejumlah riset membuktikan bahwa tidaklah
dibutuhkan vitamin dan nutrisi tambahan untuk bayi dalam kondisi serta mengkonsumsi air susu
ibu. Namun bisa diberikan jika berat badan bayi anda berada di bawah level normal. Namun
sejumlah dokter ahli anak banyak memberi saran agar memberikan tambahan vitamin dan nutrisi
untuk kesehatan dan daya tahan bayi.4
Air susu ibu adalah madu untuk bayi anda yang diperuntukkan selama 6 bulan
pertamanaya. Riset memberikan hasil bahwa floruide, juice, vitamin dan nutrisi, zat besi, air
serta konsumsi padat cuma memberi sedikit manfaat kesehatan untuk bayi dalam kondisi
menyusu kepada ibunya ketika dalam usia 6 bulan pertama, bahkan dapat beresiko jika asal-
asalan dalam memberi makanan bayi.4 Tambahan vitamin bagi bayi merupakan suatu hal yang
perlu bagi kondisi tertentu namun tidak merupakan suatu keharusan. Dalam kondisi jika bayi
terlahir prematur dimana mengalami kekurangan berat badan, sepantasnya diberikan vitamin
tambahan serta nutrisi dan mineral yang berasal dari luar yaitu dengan cara menambahkan ke
dalam air susu ibu yang disapih terlebih dulu agar diberikan kepada bayi anda. Dibawah ini
vitamin-vitamin serta mineral dimana akan menopang didalam perkembangan dan pertumbuhan
di awal-awal kehidupan bayi:4
Vitamin A
Air susu Ibu adalah sumber vitamin A alami yang sangat sempurna. Vitamin A dapat
bermanfaat dalam perkembangan mata bayi serta fungsi tubuh bayi yang lainnya. Selain itu dapat
membantu dalam perkembangan sistem kekebalan tubuh bayi serta menopang kemampuan bayi
dalam melihat dalam kondisi malam hari. Anda dapat memberikan vitamin A dengan cara
diteteskan secara langsung maupun diberikan melalui makanan lain contoh telur ayam, sayuran
hijau tua serta jenis sayuran yang berwarna kekuningan dan juga buah-buahan, jenis susu serta
hati.4
Vitamin B
Vitamiin B merupakan vitamin yang sangat penting. Karena Vitamin B mengandung sub
Vitamin yang dinamakan vitamin B kompleks. Diawali ketika ibu mulai hamil, ibu haruslah
banyak konsumsi vitamin B kompleks. hal ini sangat bermanfaat bagi kesempurnaan
perkembangan bayi, serta dapat membantu menjaga kondisi tubuh ibu. Salah satu bagian dalam
kelompok Vitamin B adalah Vitamin B2 atau disebut Riboflavin namun hal ini tidak disarankan
untuk dikonsumsi untuk ibu yang sedang menyusui bayinya. Vitamin B1,B6, serta B12
merupakan kelompok vitamin B yang penting juga dibutuhkan oleh ibu yang sedang hamil serta
dalam banyak kondisi dimana bayi mengalami kondisi kurang berat badan.4 Vitamin B complex
menunjang metabolisme bayi akan karbohidrat serta protein, pemeliharaan sistem nerves,
pembentukan sel darah yang dapat menyerang bakteri, sistem sel darah merah dan untuk
menciptakan kekebalan tubuh.4
Vitamin C
Vitamin C biasanya disebut juga sebagai Ascorbic acid hal ini cukup berguna bagi
penyembuhan luka, menjaga kolagen serta juga menambah daya tahan terhadap sebuah infeksi,
kesehatan gigi gusi dan juga pembuluh darah . Vitamin C dapat dijumpai pada buah-buahan
seperti buah jeruk, tomat, buah beri, pada cabai merah juga cabai hijau, sayuran brokoli serta
buah melon. Vitamin C juga dapat diperoleh dalam bentuk tablet vitamin. Kadarnya telah
dikondisikan sesuai usia juga berat badan bayi dan telah dikondisikan melalui dokter spesialis
anak.4
Vitamin D
The American Academy of Pediatrics menyarankan agar memberikan suplemen vitamin
D sebanyak 200 IU setiap harinya terhadap bayi anda ketika konsumsi Air susu ibu ekslusif
dalam kondisi kurang dari tujuh belas ons setiap harinya. Air susu ibu memiliki banyak vitamin
D. Air susu ibu secara khas memiliki kandungan 400 IU Vitamin G, ini merupakan jumlah
dalam hal yang sama dengan 33 ons sebuah susu formula bagi bayi. Maka camkan selalu bahwa
bayi bisa mendapatkan seribu IU vitamin D setiap harinya.4
Vitamin K
Vitamin K merupakan jenis vitamin yang sangat penting. Suntikan vitamin K akan
diberikan kepada bayi saat baru terlahir, hal ini diperuntukkan bagi pencegahan terjadinya
perdarahan internal dalam tubuh bayi yang baru terlahir. Vitamin K dapat menghentikan
perdarahan serta menjaga kerusakan tubuh bayi dimana mungkin saja bisa terjadi.4
Vitamin E
Ibu dapat memberikan supelemen vitamin E dalam bentuk pil atau juga dalam bentuk
tetes, hal ini dikenal juga sebagai Tocopherol. Vitamin E dapat menolong dalam pembentukan
kekebalan tubuh bayi.4
Selain vitamin, mineral juga merupakan hal penting bagi perkembangan bayi anda. Zink,
zat besi serta flouride sangat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan bayi anda serta juga
bagi perkembangan sistem tubuh bayi.4
Air Susa Ibu (ASI)
ASI eksklusif adalah pemberian ASI secara murni kepada bayi tanpa cairan lain, seperti
susu formula atau air putih. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal
hingga bayi berumur empat sampai enam bulan.5
Manfaat ASI antara lain:
a. ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kwantitas yang terbaik. ASI yang dihasilkan oleh
seorang ibu yang melahirkan secara premature komposisinya akan berbeda dengan ASI yang
yang dihasilkan ibu yang melahirkan cukup bulan. ASI adalah makanan bayi yang paling
sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan manajemen laktasi
secara baik, ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi hingga
usia 6 bulan.5
b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Bayi baru lahir secara alamiah mendapat
imunoglobulin (zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi
kadar zat tersebut dengan cepat akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru
lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar
empat bulan. Pada saat kadar immunoglobulin dari ibu menurun dan yang dibentuk sendiri
oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin
pada bayi. Kesenjangan tersebut hanya dapat dihilangkan atau dikurangi dengan pemberian
ASI.5 Air Susu Ibu merupakan cairan yang mengandung kekebalan atau daya tahan tubuh
sehingga dapat menjadi pelindung bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan
jamur.ASI Eksklusif Mengembangkan Kecerdasan. Perkembangan kecerdasan anak sangat
berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan
otak anak adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan
otak cepat. Lompatan pertumbuhan pertama atau growth sport sangat penting pada periode
inilah pertumbuhan otak sangat pesat.5
c. ASI Jalinan Kasih Sayang. Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui
dapat merasakan kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa aman, tenteram dan terlindung.
Perasaan terlindung dan disayang inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi anak, yang
kemudian membentuk kepribadian anak menjadi baik dan penuh percaya diri.
d. ASI bebas dari segala penyakit. Jika payudara terkena radang, justru ASI langsung diminum
secara mentah dan segar. Ini berarti semua zat hidrat arang, zat putih telur dan lemak serta
segala vitamin dan mineral tetap baik mutunya. ASI mengandung semua zat yang dibutuhkan
oleh bayi dalam perbandingan yang tepat sehingga mudah dicerna dan diserap oleh usus.5
e. ASI mengandung zat lactoferin yang mengikat unsur besi, sehingga selama di usus tidak ada
zat besi yang hilang.
Selain itu ASI juga berguna dalam melindungi bayi dari masalah pencernakan,
pernafasan dan infeksi telinga, mencegah alergi, meningkatkan IQ, mencegah obesitas,
melindungi bayi dari penyakit leukemia, mencegah diabetes tipe 1 dan campak, membantu
menurunkan berat badan ibu, menurunkan tingkat stress dan perdarahan postpartum.5
Kesimpulan
Bayi sehat dan cerdas merupakan idaman setiap orang tua. Namun bayi sehat dan cerdas
tidak didapat dengan begitu saja. Diperlukan kiat-kiat khusus seperti pemeriksaan fisik berupa
pemeriksaan anthropometrik, pemeriksaan Denver dan pemeriksaan umum. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui dan mengikuti proses pertumbuhan dan perkembangan bayi serta
untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan. Selain itu kita juga dapat
melakukan skrinning test yang berguna untuk mengetahui kelainan pada anak sedini mungkin
dimana gejala klinis belum muncul, memberikan intervensi sedini mungkin untuk mencegah
kecacatan atau kematian bayi yang pada akhirnya dapat mengoptimalkan potensi tumbuh
kembang anak. Hal yang tidak kalah penting adalah mengenai nutrisi pada bayi. Nutrisi pada
bayi terutama didapat dari ASI sampai pada 6 bulan kelahiran. Selain itu juga diperlukan
multivitamin untuk menambah daya tahan tubuh bayi tersebut. Pertahanan tubuh dari berbagai
penyakit juga dapat ditangani dengan melakukan imunisasi dasar lengkap. Hal-hal seperti di atas
sangat penting dalam tumbuh dan kembang bayi yang optimal.
Daftar Pustaka
1. Bickley LS, Szilagyi PG. Buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Edisi ke-8.
Jakarta: EGC.2009.h.633-736.
2. Willms JL, Schneiderman H, Algranati PS. Diagnosis fisik evaluasi diagnosis dan fungsi
di bangsal. Jakarta: EGC.2003.h.475-539.
3. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi dasar. Edisi ke-8. Jakarta: FKUI. 2009.h.557-
618.
4. Benedicta RW. A-z multivitamin untuk anak dan remaja. Yogyakarta: ANDI. 2003.h.10-
34.
5. Roesli U. Mengenal ASI eksklusif. Depok: Trubus Agriwidya. 2005. h.2-34.