Makalah Blok 22 Sharania

23

Click here to load reader

Transcript of Makalah Blok 22 Sharania

Page 1: Makalah Blok 22 Sharania

Stroke Iskemik Disertai dengan Penurunan Kesadaran

Sharania Manivannan

102011438- B9

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

Pendahuluan

Sistem saraf merupakan suatu sistem dalam tubuh yang vital. Sistem saraf terdiri atas

tiga bagian, yaitu susunan saraf pusat, susunan saraf tepi, dan susunan saraf otonom. Susunan

saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang. Susunan saraf tepi terdiri atas urat

saraf yang berasal dari otak dan sumsum tulang belakang. Susunan saraf otonom terdiri dari

saraf simpatik dan saraf parasimpatik.

Stroke merupakan masalah kesehatan yang sudah lama sekali dikenal di dunia

kedokteran. Namun demikian, hingga kini, stroke masih menjadi masalah kesehatan yang

serius dan belum dapat diturunkan angka kejadiannya secara signifikan. Stoke adalah

terminologi klinis untuk gangguan sirkulasi darah nontraumatik yang terjadi secara akut pada

suatu fokal area di otak, yang berakibat terjadinya keadaan iskemia dan gangguan fungsi

neurologis fokal maupun global, yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau langsung

menimbulkan kematian. Secara tipikal, stroke bermanifestasi sebagai munculnya defisit

neurologis secara tiba-tiba, seperti kelemahan gerakan ataupun kelumpuhan, defisit sensorik

1 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 2: Makalah Blok 22 Sharania

atau bisa juga gangguan berbahasa. Stroke secara garis besar terbagi menjadi dua jenis, yaitu

stroke iskemik dan stroke hemoragik.1

Anamnesis

Dalam menegakkan diagnosis stroke disamping keluhan utama perlu ditanyakan data seperti

umur, jenis kelamin, status perkawinan, keterangan mengenai daerah tempat tinggal

sekarang, pekerjaan, riwayat obatan dan lain-lain. Pertanyaan lainyang dapat ditanyakan pada

pasien yang mempunyai keluhan seperti dalam kasus dan untuk menegakkan pemeriksaan

fisik stroke adalah:

Apakah pasien menderita strok atau bukan

Status pasien secara keseluruhan, termasuk di sini adalah tekanan darah, gula darah,

keadaan kardiorespirasi, keadaan hidrasi, elektrolit, asam-basa, keadaan ginjal dan

lain-lain.

Mengetahui sejarah kesehatan pasien

o Selalunya berlaku onset mendadak (biasanya beberapa saat) dimana

berlakunya deficit fungsi saraf seperti lemah, baal, dysphasia dan lain-lain

o Kapan deficit fungsi saraf yang pertama dikenalpasti? Adakah ia berlaku tiba-

tiba atau bertambah buruk dari suatu masa?

o Apakah symptom yang berlaku? Lemah, baal, kesemutan, diplopia, dysphasia

atau kemunduran fungsi otot?

o Terdapat keluhan lain seperti sakit kepala, nausea, muntah atau rasa sesak?

o Terdapat defek nuerologis sejak akhir-akhir ini? (seperti TIA atau amaurosis

fugax?)

o Adakah ahli keluarga atau sesiapa yang mengetahui atau melihat sewaktu

serangan berlaku?

o Ada masalah seperti aspirasi atau berlaku kerusakaan saraf setelah

kecekalakan (jatuh)?

o Adakah pasien mengalami kecelakaan akhir-akhir ini atau trauma kepala?

(subdural atau extrasubdural hematoma)?

o Seberapa jauh ketidakmampuan akibat gangguan saraf dan adakah berlaku

gangguan fungsi?

Mengetahui riwayat kesehatan pasien dahulu2 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 3: Makalah Blok 22 Sharania

o Terdapat sebarang strok, TIA, amaurosis fugax, pingsan atau subarachnoid

haemorrhage?

o Adakah terdapat penyakit vascular seperti stenosis carotid, arterosklerosis

koroner, penyakit vascular perifer?

o Adakah terdapat pendarahan atau tendensi penyumbatan?

o Adakah kemungkinan punca emboli (seperti fibrilasi atrial, katup prostetik,

stenosis carotid atau carotid/vertebral dissection?

o Adakah sejarah hipertensi, hiperkolesterolaemia atau merokok?

Obatan yang diambil

o Adakah pasien menggunakan obatan antikoagulasi seperti warfarin atau

antiplatelet seperti aspirin?

o Adakah pasien mengambil trombolitik akhir-akhir ini?

Riwayat keluarga dan sosial

o Adakah dalam keluarga yang merokok?

o Mengetahui riwayat pasien samada merokok atau mengambil alkohol.1

Pemeriksaan Fisik

Adakah pasien dalam keadaan sihat atau tidak sihat?

Pastikan jalan pernapasan pasien dipertahan dan dijaga. Ini memerlukan kaedah

recovery position atau intubasi

Periksa tahap kesadaran pasien dengan menggunakan Glasgow Coma Score

Tingkat coma pasien menurut Glasgow Coma Score adalah:

Ringan: 13-15

Moderat: 9-12

Berat: 3-8

Berdasarkan kasus, pasien:

lengan dan tungkai kanan tidak dapat digerakkan= 1

tidur terus, tidak bisa dibangunkan = 1

tidak dapat berbicara= 1

Totalnya adalah 3, yaitu tergolong dalam koma yang berat.

Memeriksa keseimbangan dan postur badan pasien.

3 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 4: Makalah Blok 22 Sharania

Memeriksa pemeriksaan neurological yang menyeluruh, selalunya berlaku deficit

neurological fokal (lemah pada satu sisi tubuh).

Memeriksa adakah berlaku gangguan koordinasi? Adakah cirri-ciri lesi serebelar?

Adakah reflex berkurang atau meningkat?

Pasien harus menjalani pemeriksaan fisik lengkap yang berfokus pada sistem berikut:

1. Sistem pembuluh perifer. Lakukan auskultasi pada arteri karotis untuk mencari

adanya bising (bruit) dan periksa tekanan darah di kedua lengan untuk

diperbandingkan.

2. Jantung. Perlu dilakukan pemeriksaan jantung yang lengkap, dimulai dengan

auskultasi jantung dan EKG-12 sadapan. Murmur dan disritmia merupakan hal yang

harus dicari, karena pasien dengan fibrilasi atrium, infark miokardium akut atau

penyakit katup jantung dapat mengalami embolus obstruktif.

3. Retina. Periksan ada tidaknya cupping diskus optikus, perdarahan retina dan kelainan

diabetes.

4. Ekstremitas. Evaluasi ada tidaknya sianosis dan infark sebagai tanda-tanda embolus

perifer.

5. Pemeriksaan neurologic. Sifat intactness diperlukan untuk mengetahui letak dan luas

suatu stroke.2

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium

1) Hitung darah tepi lengkap: diskrasia darah, polisitemia, trombositopenia atau

trombositosis atau infeksi sebagai faktor risiko stroke.

2) Waktu protrombin, waktu protrombin parsial: ditujukan kepada penderita dengan

antibodi antifosfolipid (waktu protrombin parsial memanjang).

3) Analisa urin: hematuria terjadi pada endokarditis bakterialis subakut (SBE) dengan

stroke iskemik oleh karena emboli.

4) Kecepatan sedimentasi (LED): peningkatan LED menunjukkan kemungkinan adanya

vaskulitis, hiperviskositas atau SBE sebagai penyebab stroke.

5) Kimia darah: peningkatan kadar glukosa, kolesterol atau trigliserida dalam darah.

4 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 5: Makalah Blok 22 Sharania

6) Pungsi lumbal: Bila cairan serebrospinalis (CSS) mengandung darah (eritrosit) dan

tekanannya meningkat (200mmH2O), pungsi lumbal mendukung adanya perdarahan.1,2

Pencitraan

1) Foto rontgen dada: pelebaran ukuran jantung sebagai suatu sumber emboli pada suatu

stroke atau akibat hipertensi lama; dapat menemukan suatu keganasan yang tidak diduga

sebelumnya.

2) Elektrokardiogram: dapat menunjukkan adanya aritmia jantung, infark miokard baru, atau

pelebaran atrium kiri.

3) CT scan

- Untuk membedakan stroke hemoragik atau iskemik, tidak dapat digunakan pemeriksaan

klinis atau pemeriksaan cairan serebrospinalis (LCS), melainkan menggunakan CT

scan/MRI.

- Dapat membantu menetukan lokasi dan ukuran abnormalitas, seperti daerah vaskularisasi,

superficial atau dalam, kecil atau luas.

- Stroke iskemik : adanya daerah hipodens tampak setelah beberapa jam pada CT scan.

Pada MRI, stroke iskemik lebih sensitif.

- Stroke hemoragik : setelah perdarahn langsung timbl daerah hiperdens.

4) MRI

- MRI kadang dapat menunjukkkan adanya iskemia serebri pada stadium awal, sebelum

dapat terlihat pada CT-scan dan sering bial pada pemeriksaan CT-scan tetap negatif

- MRI sering dapat menunjukkan adanya infark pada batang otak, serebelum, atau lobus

temporalis yang tidak terlihat pada CT-scan

5) Arteriografi

- Mengidentifikasi suatu lesi yang dapat dikoreksi denga operasi seperti aneurisma

intakranial dan AVM, stenosis arteria karotis, dan plak arteria karotis yang mengalami

ulserasi

- Membantu memastikan diagnosis

- Memastikan diagnosis sebelum dikerjakan pemberian antikoagulansia

6) Elektroensefalografi (EEG)

- Dapat membantu menentukan lokalisasi gangguan fungsi kortikal, dan kadang-kadang

pada lesi thalamus.2

5 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 6: Makalah Blok 22 Sharania

Diagnosa banding

Stroke hemoragik

Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh perdarahan intrakranial non

traumatik. Pada strok hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah

yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir

70% kasus strok hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik meliputi

perdarahan di dalam otak (intracerebral hemorrhage) dan perdarahan di antara bagian dalam

dan luar lapisan pada jaringan yang melindungi otak (subarachnoid hemorrhage). Gangguan

lain yang meliputi perdarahan di dalam tengkorak termasuk epidural dan hematomas

subdural, yang biasanya disebabkan oleh luka kepala. Gangguan ini menyebabkan gejala

yang berbeda dan tidak dipertimbangkan sebagai stroke. Berikut ini adalah penjelasan lebih

rinci mengenai jenis-jenis stroke hemoragik:

Intracerebral hemorrhage (perdarahan intraserebral)

Perdarahan intraserebral terjadi karena adanya ekstravasasi darah kedalam jaringan parenkim

yang disebabkan ruptur arteri perforantes dalam. Stroke jenis ini berjumlah sekitar 10% dari

seluruh stroke tetapi memiliki persentase kematian lebih tinggi dari yang disebabkan stroke

lainnya. Diantara orang yang berusia lebih tua dari 60 tahun, perdarahan intraserebral lebih

sering terjadi dibandingkan perdarahan subarakhnoid.3

Subarachnoid hemorrhage (perdarahan subarakhnoid)

Perdarahan subarakhnoid adalah perdarahan ke dalam ruang (ruang subarachnoid) diantara

lapisan dalam (piamater) dan lapisan tengah (arachnoidmater) para jaringan yang

melindungan otak (meninges). Penyebab yang paling umum adalah pecahnya tonjolan pada

pembuluh (aneurisma). Biasanya, pecah pada pembuluh menyebabkan tiba-tiba, sakit kepala

berat, seringkali diikuti kehilangan singkat pada kesadaran. Perdarahan subarakhnoid adalah

gangguan yang mengancam nyawa yang bisa cepat menghasilkan cacat permanen yang

serius. Hal ini adalah satu-satunya jenis stroke yang lebih umum terjadi pada wanita.3

6 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 7: Makalah Blok 22 Sharania

Gambar 3 Apabila arteri pecah, darah dipaksa masuk ke dalam tisu otak, merosakkan sel-sel sehingga

bahagian otak itu tidak dapat berfungsi.3

Diagnosa kerja

Stroke iskemik

Stroke iskemik disebut juga stroke sumbatan atau stroke infark dikarenakan adanya

kejadian yang menyebabkan aliran darah menurun atau bahkan terhenti sama sekali pada area

tertentu di otak, misalnya terjadinya emboli atau trombosis. Penurunan aliran darah ini

menyebabkan neuron berhenti berfungsi. Aliran darah kurang dari 18 ml/100 mg/menit akan

mengakibatkan iskemia neuron yang sifatnya irreversibel. Hampir sebagian besar pasien atau

sebesar 83% mengalami stroke jenis ini. Aliran darah ke otak pada stroke iskemik terhenti

karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau adanya

bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak.

Penyumbatan dapat terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke otak. Misalnya

suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan

berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam

keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Terjadinya hambatan dalam aliran

darah pada otak akan mengakibatkan sel saraf dan sel lainnya mengalami gangguan dalam

suplai oksigen dan glukosa. Bila gangguan suplai tersebut berlangsung hingga melewati batas

toleransi sel, maka akan terjadi kematian sel. Sedangkan bila aliran darah dapat diperbaiki

segera, kerusakan dapat diminimalisir.4

7 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 8: Makalah Blok 22 Sharania

Gambar 2 Gumpalan darah tersekat di arteri dan menghalang perjalanan darah.3

Epidemiologi

Strok merupakan penyakit yang terutama mengenai populasi usia lanjut. Insidens pada

usia 75-84 tahun sekitar 10 kali dari populasi berusia 55-64 tahun. Di Inggris, strok

merupakan penyakit kedua setelah infark miokard akut sebagai penyebab kematian utama,

sedangkan di Amerika strok masih merupakan penyebab kematian ketiga. Dengan makin

meningkatnya upaya pencegahan terhadap hipertensi, diabetes mellitus dan gangguan lipid,

insidens strok di Negara-negara maju makin menurun. Strok non hemoragik merupakan strok

yang tersering didapatkan, sekitar 80% dari semua otak. Sekitar 80% sampai 85% stroke

adalah stroke iskemik, yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar

pada sirkulasi serebrum.4

Faktor Resiko

Faktor risiko yang tidak boleh dikawal:

Umur: Kadar strok adalah dua kali ganda bagi setiap 10 tahun apabila seseorang itu

melebihi umur 55 tahun.

Jantina : Lelaki mempunyai kadar risiko yang lebih tinggi daripada perempuan.

Perempuan yang menggunakan pil perancang, dan merokok, mempunyai kadar risiko

yang lebih tinggi daripada perempuan-perempuan lain.

Keturunan

8 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 9: Makalah Blok 22 Sharania

Faktor risiko yang boleh dikawal:

Darah tinggi : Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggilah risikonya. Sebab

utama kadar strok berkurangan ialah kerana adanya rawatan berkesan.

Penyakit Jantung: Jantung yang berpanyakit merupakan satu pam yang lemah dan

boleh menjadi sumber darah beku. Beberapa faktor penyakit koronari (aras

kolesterol yang tinggi, merokok) juga merupakan faktor-faktor risiko strok.

Merokok

Kiraan sel darah merah yang tinggi : Ketinggian kandungan sel darah merah

adalah satu faktor risiko untuk strok kerana ini menyebabkan darah menjadi pekat

dan memudahkan pembentukan darah beku.

Serangan strok sementara (TIA): Keadaan ini mempunyai ciri-ciri strok tetapi

pulih dalam masa kurang dari 24 jam. Serangan strok sementara adalah amat

penting; ia menandakan kemungkinan berlakunya strok. Ia selalunya dirawat dengan

ubat yang menahan daripada berlakunya pembekuan darah.4

Patofisiologi

Mekanisme terjadinya stroke iskemik secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu

akibat trombosis atau akibat emboli. Diperkirakan dua per tiga stroke iskemik diakibatkan

karena trombosis, dan sepertiganya karena emboli. Akan tetapi untuk membedakan secara

klinis, patogenesis yang terjadi pada sebuah kasus stroke iskemik tidak mudah, bahkan sering

tidak dapat dibedakan sama sekali. Trombosis dapat menyebabkan stroke iskemik karena

trombosis dalam pembuluh darah akan mengakibatkan terjadinya oklusi (gerak menutup atau

keadaan tertutup) arteri serebral yang besar, khususnya arteri karotis interna, arteri serebri

media, atau arteri basilaris. Namun, sesungguhnya dapat pula terjadi pada arteri yang lebih

kecil, yaitu misalnya arteri-arteri yang menembus area lakunar dan dapat juga terjadi pada

vena serebralis dan sinus venosus.5

Stroke karena trombosis biasanya didahului oleh serangan TIA (Transient ischemic

attack). Gejala yang terjadi biasanya serupa dengan TIA yang mendahului, karena area yang

mengalami gangguan aliran darah adalah area otak yang sama. TIA merupakan defisit

neurologis yang terjadi pada waktu yang sangat singkat yaitu berkisar antara 5-20 menit atau

dapat pula hingga beberapa jam, dan kemudian mengalami perbaikan secara komplit.

Meskipun tidak menimbulkan keluhan apapun lagi setelah serangan, terjadinya TIA jelas

9 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 10: Makalah Blok 22 Sharania

merupakan hal yang perlu ditanggapi secara serius karena sekitar sepertiga penderita TIA

akan mengalami serangan stroke dalam 5 tahun. Dalam keadaan lain, defisit neurologis yang

telah terjadi selama 24 jam atau lebih dapat juga mengalami pemulihan secara komplit atau

hampir komplit dalam beberapa hari. Keadaan ini kerap diterminologikan sebagai stroke

minor atau reversible ischemic neurological defisit (RIND).5

Emboli menyebabkan stroke ketika arteri di otak teroklusi oleh adanya trombus yang

berasal dari jantung, arkus aorta, atau arteri besar lain yang terlepas dan masuk ke dalam

aliran darah di pembuluh darah otak. Emboli pada sirkulasi posterior umumnya mengenai

daerah arteri serebri media atau percabangannya karena 85% aliran darah hemisferik berasal

darinya. Emboli pada sirkulasi posterior biasanya terjadi pada bagian apeks arteri basilaris

atau pada arteri serebri posterior. Stroke karena emboli memberikan karakteristik dimana

defisit neurologis langsung mencapai taraf maksimal sejak awal (onset) gejala muncul.

Seandainya serangan TIA sebelum stroke terjadi karena emboli, gejala yang didapatkan

biasanya bervariasi. Hal ini dikarenakan pada TIA yang terjadi mendahului stroke iskemik

karena emboli, umumnya mengenai area perdarahan yang berbeda dari waktu ke waktu.

Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir didalam darah yang

kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.

Arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat

karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu

katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral, yang paling sering terjadi pada

penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung

atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium). Embolil emak terbentuk jika lemak

dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di

dalam sebuah arteri.4,5

Manifestasi Klinik

Gejala stroke yang muncul sangat bergantung pada bagian otak yang terganggu. Gangguan

pembuluh darah otak yang memberikan pasokan darah ke lobus frontal dan parietal akan

memberikan gejala kelemahan anggota gerak dan gannguan rasa (misalnya kebas di separuh

anggota gerak). Stroke yang menyerang cerebellum memberikan gejala pusing berputar

(vertigo).

10 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 11: Makalah Blok 22 Sharania

Secara umumnya:

1) Kelumpuhan anggota gerak: Rasa semut-semut dan kebas secara tiba-tiba pada

sebahagian badan, rasa lemah, kebas atau lumpuh bahagian muka, kaki atau tangan secara

tiba-tiba, Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.

2) Wajah perot.

3) Gangguan bicara : pelo/afasia karena kelumpuhan saraf otak nomor 12 atau lobus fronto-

temporal di otak, celaru/keliru, susah bertutur atau memahami pertuturan orang secara

tiba-tiba.

4) Pusing berputar/vertigo: Sukar berjalan, pusing atau hilang imbangan atau koordinasi

secara tiba-tiba.

5) Nyeri kepala: Sakit kepala yang kuat tanpa sebab tertentu.

6) Penurunan kesadaran.

7) Perubahan tingkah laku.

8) Penurunan tajam penglihatan: Penglihatan kabur tiba-tiba pada sebelah mata atau kedua-

dua mata, gangguan lapang pandang, penglihatan ganda.

9) Gangguan menelan.

10) Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.

11) Pergerakan yang tidak biasa.

12) Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.6

Penatalaksanaan

Pendekatan pada terapi darurat memilki tiga tujuan:

1. Mencegah cedera otak akut dengan memulihkan perfusi ke daerah iskemik non

infark

2. Membalikkan cedera saraf sedapat mungkin

3. Mencegah cedera neurologik lebih lanjut dengan melindungi sel di daerah penumbra

iskemik dari kerusakan lebih lanjut oleh jenjang glutamat.

Terapi yang terbukti efektif dalam memulihkan fungsi otak dan memperkecil kerusakan

neuron setelah stroke iskemik adalah:

1. Aspirin yang diberikan dalam 24 jam

2. Terapi trombolitik yang diberikan dalam dalam 3 jam

11 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 12: Makalah Blok 22 Sharania

3. Perawatan intensif di unit stroke khusus

Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan

apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat

penghancur bekuan darah. Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus

untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan

(misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke. Pada

completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah ke daerah

tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan

pembedahan. Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan

atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang

akan datang.

Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang. Untuk mengurangi pembengkakan

dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau

kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu

bernapas) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian

khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit untuk mencegah

timbulnya luka di kulit karena penekanan. Aspirin 300 mg sehari sekali harus diberkan beitu

diagnosis pasti stroke iskemik ditegakkan.7

Komplikasi

Serangan stroke tidak berakhir dengan akibat pada otak saja. Gangguan emosional dan fisik

akibat terbaring lama tanpa dapat bergerak di tempat tidur adalah bonus yang tak dapat

dihindari. Setelah mengalami stroke, beberapa penderita juga mengalami gangguan kesehatan

yang lain seperti berikut.

a) Depresi

Penderita stroke umumnya mengalami stress berat atau depresi ketika kembali dari rumah

sakit setelah menjalani perawatan. Hal ini biasanya disebabkan karena rat-rata penderita

stroke tidak sembuh total.

b) Darah beku

Darah beku mudah terbentuk pada jaringan yang lumpuh, terutama pada kaki sehingga

menyebabkan pembengkakan yang menggangu. Selain itu, pembekuan darah juga dapat

12 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 13: Makalah Blok 22 Sharania

terjadi pada arteri yang mengalirkan darah ke paru-paru (emboli paru-paru) sehingga

penderita sukit bernapas dan dalam beberapa kasus sering mengalami kematian.

c) Memar (dekubis)

Jika penderita stroke menjadi lumpuh, penderita harus sering dipindahkan dan digerakkan

secara teratur agar bagian pinggul, pantat, sendi kaki dan tumit tidak terluka akibat

terhimpit alas tempat tidur. Bila luka-luka tidak dirawat, bisa terjadi infeksi. Keadaan ini

akan menjadi semakin buruk bila penderita dibiarkan terbaring di temapat tidur yang

basah karena keringat.

d) Otot mengerut dan sendi kaku

Kurang gerak akan menyebabkan sendi menjadi kaku dan nyeri. Misalnya, jika otot-otot

betis mengerut, kaki terasa sakit ketika harus berdiri dengan tumit menyentuh lantai. Hal

ini biasanya ditangani dengan fisioterapi.

e) Pneumonia (radang paru)

Ketidakmampuan untuk bergerak setelah mengalami stroke membuat pasien mungki

mengalami kesulitan menelan dengan sempurna atau sering terbatuk-batuk sehingga

cairan terkumpul di paru-paru dan selanjutnya dapat terjadi pneumonia.

f) Nyeri pundak

Otot-otot di sekitar pundak yang mengontrol sendi-sendi pundak akan mudah cedera pada

waktu penderita diganti pakaiannya, diangkat, atau ditolong untuk berdiri. Untuk

mencegahnya, biasanya tangan yang terkulai ditahan degan sebilah papan atau kain

khusus yang dikaitkan ke pundak atau leher agar bertahan pada posisi yang benar. Bila

anda menolong penderita stroke untuk berdiri, lakukan dengan cara yang benar agar tidak

membuat otot-otot daerah tersebut terbebani terlalu berat.6,7

Pencegahan

Pencegahan primer

Menurunkan hipertensi yang merupakan factor risiko paling prevalen dan telah

dibuktikan bahawa penurunan tekanan darah memiliki dampak yang sangat besar

pada risiko stroke.

Antikoagulasi oral harus digunakan sebagai profilaksis primer terhadap semua pasien

dengan fibrilasi atrium yang berisiko tinggi mengalami stroke

Penghidap hipertensi, usia lebih dari 75 tahun, embolisme sistemik

atau berkurangnya fungsi ventrikel kiri13 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 14: Makalah Blok 22 Sharania

Penatalaksanaan diabetes yang baik. Meningkatnya kadar gula darah berkepanjangan

berkait erat dengan disfungsi endotel, yang memicu pada atheroskelosis

Strategi kesehatan masyarakat atau populasi

Mengurangkan perilaku berisiko pada seluruh populasi dengan

melakukan peraturan dan pendidikan

Strategi risiko tinggi

Upaya untuk orang-orang yang memiliki risiko stroke di atas rata-rata

Pada semua kelompok usia dan di semua kategori risiko, perempuan

memiliki risiko absolute yang lebih rendah daripada laki-laki.

Pencegahan sekunder

Mengacu kepada strategi untuk mencegah kekambuhan stroke

Pendekatan utama: mengendalikan hipertensi, CEA dan memakai obat antiagregat

antitrombosit

Aggrenox adalah satu-satunya kombinasi aspirin dan dipiridamol yang telah

dibuktikan efektif untuk mencegah stroke sekunder.8

Prognosis

Prognosis thrombosis cerebri ditentukan oleh lokasi dan luasnya infark, juga keadaan

umum pasien. Umumnya makin lambat penyembuhannya, maka semakin buruk

prognosisnya. Pada emboli cerebri, prognosis ditentukan juga dengan adanya emboli dalam

organ-organ yang lain. Bila pasien dapat mengatasi serangan yang akut, prognosis

kehidupannya baik. Dengan rehabilitasi yang aktif, banyak penderita dapat berjalan lagi dan

mengurus dirinya.8,9

Kesimpulan

Stroke merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf manusia, yang dapat

berakibat pada kelumpuhan sistem-sistem lainnya. Secara umum patologi stroke berlangsung

secara progresif dan bertahap, mulai dari gejala stroke ringan hingga dapat menyebabkan

kematian. Secara garis besar, stroke dibagi menjadi stroke iskemik (karena penyumbatan

pembuluh darah) dan stroke hemoragik (karena pecahnya pembuluh darah) yang memiliki

gejala bervariasi sesuai daerah yang terserang.

14 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]

Page 15: Makalah Blok 22 Sharania

Stroke memiliki beberapa faktor resiko yang dapat mendukung perkembangan stroke

yang terdiri dari dua jenis faktor, yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi (usia, jenis

kelamin, herediter, dan ras) dan yang dapatdimodifikasi (berbagai penyakit degeneratif dan

gaya hidup). Pencegahan penyakit stroke dapat dilakukan dengan meminimalisir faktor resiko

yang dapat dimodifikasi tersebut, seperti mengatur pola hidup dan mengkonsumsi makanan.

Daftar pustaka

1. Jonathan Gleadle. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Editor bahasa

Indonesia: Amilia Safitri. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2007. Hlm 176-77

2. G.G.Wahyu. Stroke Hanya Menyerang Orang Tua?. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2009.

Hlm 43-46

3. Pemeriksaan Fisik pada Penderita Stroke. 10 Februari 2008. Diunduh dari

http://baioe.wordpress.com/2008/02/10/pemeriksaan-fisik-pada-penderita-stroke/ . 7

Disember 2013

4. P.L.Lawrence, L.W.Howard. Buku Saku Neurologi. Editor bahasa Indonesia: J.S.Wita.

Edisi 5. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2001. Hlm 22-35

5. Apakah yang menyebabkan stroke. Diunduh dari

http://www.nasam.org/bahasa/pencegahan-menyebabkan-strok.php . 6 Disember 2013

6. Lionel Ginsberg. Lecture Notes: Neurologi. Editor bahasa Indonesia: Amalia Safitri, Rina

Astikawati. Edisi 8. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2007. Hlm 89-99.

7. Rizaldy Pinzon, Laksmi Asanti. Awas stroke! Pengertian, Gejala, Tindakan, Perawatan,

dan Pencegahan. Edisi 1. Yogyarkata : Penerbit ANDI; 2010. Hlm 15-21.

8. B.B.Fransisca. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.

Jakarta : Salemba Medika; 2008. Hlm 56-65.

9. B. Mahendra, Evi Rachmawati. Atasi Stroke dengan Tanaman Obat. Jakarta : Penerbit

Penebar Swadaya. Hlm 7-28.

15 |*Alamat Korespondensi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected]