MAKALAH BIOLOGI DASAR EKOLOGI KLP 1.doc
-
Upload
rachma-surya-m -
Category
Documents
-
view
691 -
download
4
Transcript of MAKALAH BIOLOGI DASAR EKOLOGI KLP 1.doc
MAKALAH BIOLOGI DASAR
EKOLOGI
OLEH
KELOMPOK I
LABORATORIUM BIOLOGI DASARFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2012
BAB IPENDAHULUAN
Ekologi merupakan cabang biologi yang belakangan ini semakin memperoleh perhatian
yang semakin besar dari manusia yang meminatinya. Definisi Ekologi oleh Ernst Hnechel
(1865), menyatakan bahwa ekologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan
timbal balik antara makhluk hidup (biotik) dan lingkungannya (abiotik). Odum (1993)
menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau
alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari
sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme,
biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya
yang menciptakan keadaan sistem tersebut.
Ekologi hanya bersifat eksploratif dengan tidak melakukan percobaan, jadi hanya
mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam. Pada saat ini dengan berbagai
keperluan dan kepentingan, ekologi berkembang sebagai ilmu yang tidak hanya mempelajari
apa yang ada dan apa yang terjadi di alam. Ekologi berkembang menjadi ilmu yang
mempelajari struktur dan fungsi ekosistem (alam), sehingga dapat menganalisis dan memberi
jawaban terhadap berbagai kejadian alam. Sebagai contoh ekologi diharapkan dapat memberi
jawaban terhadap terjadinya tsunami, banjir, tanah longsor, DBD, pencemaran, efek rumah
kaca, kerusakan hutan, dan lain-lain.
Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara keseluruhan
antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang ilmu
yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu
dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di sekitarnya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-
tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling
mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh-
tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan;
dimana mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana.
Hubungan- hubungan tersebut demikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971)
menyatakan bahwa ekologi adalah “Environmental Biology“.
Menurut Zoer´aini (2003), Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya
mempertanyakan berbagai hal antara lain adalah:
1. Bagaimana alam bekerja
2. Bagaimana species beradaptasi dalam habitatnya
3. Apa yang diperlukan organisme dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
4. Bagaimana organisme mencukupi kebutuhan materi dan energi
5. Bagaimana interaksi antar species dalam lingkungan
6. Bagaimana individu-individu dalam species diatur dan berfungsi sebagai populasi
7. Bagaimana keindahan ekosistem tercipta
Dari perpaduan harafiah dan berbagai kajian, maka ekologi dapat dikatakan sebagai
ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbalbalik antar mahluk hidup dan juga
antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Manusia sebagai mahluk hidup juga menjadi
pembahasan dalam kajian ekologi. Ekologi menjadi jembatan antara ilmu alam dengan ilmu
social.
BAB II
PEMBAHASAN
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos
("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama
kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup
dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air,
kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang
saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari perkembangan itu
semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu lainnya.
Guna memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus dipandang
dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan antara organisme dan
lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan tentang komponen-komponen makhluk
hidup dan lingkungan itu sangat diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan,
perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena
efek dari rumah kaca atau pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga
harus berbicara mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan
lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi dengan
hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang harus memahami
ekologi.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada
tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang
biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan
kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak
hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan
lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa
ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan
rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-individu dari
setiap spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua populasi-populasi yang
menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama
sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis
pemisah yang jelas ditunjukan pada spektrum yang dimaksud. Interaksi dengan lingkungan
fisik (energi dan mineral) pada setiap tingkat menghasilkan sistem-sistem fungsional yang
khas. Di mana sistem tersebut mempunyai tujuan dan merupakan gabungan dari berbagai
komponen yang secara teratur berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan serta
membentuk satu kesatuan secara keseluruhan.
Agar mudah dimengerti hubungan organisme dan lingkungannya, semua bidang ilmu
yang dapat menerangkan setiap makhluk hidup dan lingkungan sangat diperlukan.
Penyebaran, adaptasi dan aspek-aspek fungsi organisme dan komunitas banyak dipelajari
dalam ekologi dan erat hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti taksonomi,
morfologi, fisiologi, genetika. Sedangkan klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika
memberikan informasi mengenai keadaan lingkungan. Jadi pengetahuan dan biologi sangat
diperlukan bagi seorang ahli ekologi untuk dapat mengungkapkan hubungan antara
lingkungan dan dunia kehidupan.
Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Autekologi: membahas pengkajian individu organisme atau spesies. Sejarah-sejarah hidup
dan prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap lingkungan biasanya mendapatkan
penekanan. Pembahasan melaiputi aspek siklus hidup, adaptasi, sifat parasitik, non-parasitik,
dan lain-lain.
2. Sinekologi: membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang
berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah
tertentu. Bila diadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis pohon terhadap
lingkungan, pengkajian itu akan bersifat autekologi. Apabila studi itu memperhatikan atau
mengenai hutan di mana jenis pohon itu tumbuh, pendekatannya bersifat sinekologi.
Ekologi memiliki ruang lingkup yang meliputi populasi, komunitas, ekosistem,
hingga biosfer.
A. Populasi
Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan genetik, dan
berada bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama. Secara umum, apabila kita bicara
populasi, maka yang kita maksudkan adalah anggota-anggota dari spesies yang sama, yang
satu sama lain berdekatan. Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi
interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi
antarpopulasi adalah sebagai berikut.
1. Alelopati
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa. Contoh, jamur Penicillium sp.
dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
2. Kompetisi
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama
sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan
antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
B. Komunitas
Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat dan
waktu tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan. Kita dapat
menggunakan komunitas untuk menunjukkan semua benda yang hidup di dalam suatu
ekosistem, atau kita dapat membatasi perhatian kita hanya pada komunitas burung, atau
komunitas tanaman dan sebagainya.
Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang
secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu (1) Komunitas akuatik, komunitas ini
misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam, (2) Komunitas
terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang
rumput, di padang pasir, dll.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antarkomponen
ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.
1. Interaksi antar organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik
individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian
banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat
erat dan ada yang kurang erat.
2. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara
langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.
3. Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan
saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas
sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan
gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan
dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran
nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas
tersebut.
4. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan
antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem
itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik,
keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri
khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong
terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
C. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati
yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup
organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi
dan berinteraksi. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang
berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer.. Ekosistem merupakan suatu
interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-
macam ekosistem.
I. Susunan Ekosistem
Suatu ekosistem berdasarkan susunan dan fungsinya tersusun dari beberapa
komponen sebagai berikut :
a. Komponen autotrof
Autotrof berasal dari kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang berarti
“menyediakan makan” pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik
dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai
produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti berbeda, dan trophikos yang
berarti makanan).Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan
bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme
lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara,
sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya
kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai
menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana
yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan
jamur.
II. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem
perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi
beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma gurun
2. Bioma padang rumput
3. Bioma Hutan Basah
4. Bioma hutan gugur
5. Bioma taiga
6. Bioma tundra
b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Ekosistem air
tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang
adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai .
c. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas (Anonim, 2012):
Ekosistem air laut berdasarkan daya tembus sinar matahari kedalam laut dibedakan atas
:
1. Fotik, merupakan daerah yang masih mendapat sinar matahari.
2. Afotik, merupakan daerah yang tidak mendapat sinar matahari.
a. Ekosistem laut secara fisik dibedakan atas :
1. Daerah literal, yaitu daerah yang berbatasan dengan darat.
2. Daerah meritik, yaitu daerah yang didalamnya ± 200 m dari permukaan laut.
Daerah ini masih dapat tembus cahaya matahari.
3. Daerah batial, adalah daerah yang kedalamannya mencapai 200-1500 m dari
permukaan laut. Daerah inimendapat sedikit cahaya.
4. Daerah abisial, adalah kedalamannya lebih dari 1500 m. Daerah ini tidak
tembus cahaya matahari.
D. Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global--jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh
makhluk hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling kompleks
dalam ekologi. Biosfer meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa kilometer, daratan
sampai ke dan termasuk bebatuan yang mengandung air yang berada paling tidak 1500 meter
di bawah tanah, danau dan aliran sungai, gua, dan lautan hingga kedalaman beberapa
kilometer.
Penentu penting persebaran organisme dalam biosfer meliputi iklim dan faktor abiotik
lainnya.
a. Faktor abiotik utama
1. Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam persebaran organisme karena
pengaruhnya pada proses bilogis dan ketidakmampuan sebagaian besar organisme untuk
mengatur suhu tubuhnya secara tepat. Sel bisa pecah jika air yang terdapat di dalamnya
membeku pada suhu di bawah 0oC, dan protein pada sebagian besar organisme akan
mengalami denaturasi pada suhu di atas 45o C. Selain itu jumlah organisme dapat
mempertahankan suatu metabolisme yang cukup aktif pada suhu yang sangat rendah atau
pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi yang luar biasa memungkinkan beberapa organisme
hidup di luar di dalam suhu tersebut.
2. Air
Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organisme dan lingkungannya. Air sangat
penting bagi kehidupan tetapi ketersediaannya bervariasi secara dramatis di berbagai habitat.
Organisme air tawar dan air laut hidup terendam di dalam suatu lingkungan akuatik, tetapi
organisme tersebut menghadapi permasalahan keseimbangan air jika tekanan osmosis
intraselulernya tidak sesuai dengan tekanan osmosis air disekitarnya. Organisme di
lingkungan darat mengahdapi ancaman kekeringan yang hampir konstan dan evolusinya
dibentuk oleh kebutuhannya untuk mendapatkan dan menyimpan air dalam jumlah yang
mencukupi.
3. Cahaya Matahari
Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem meskipun
hanya tumbuhan dan organisme fotosintetik lain yang menggunakan sumber energi secara
langsung. Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi persebaran
organisme fotosintetik akan tetapi organisme fotosintetik itu sendiri menyerap banyak cahaya
yang menembus air yang selanjutnya akan mengurangi intensitas dan kualitas cahaya pada air
di bawahnya.
4. Angin
Angin memperkuat pengaruh suhu lingkungan pada organism dengan cara
meningkatkan hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan konveksi. Angin juga
menyebabkan hilangnya air di organism dengan cara meningkatkan laju penguapan pada
hewan dan laju transpirasi pada tumbuhan. Selain itu, angin dapat menyebabkan pengaruh
yang sangat mendasar pada bentuk pertumbuhan tumbuhan., yaitu dengan cara menghambat
pertumbuhan anggota tubuh pohon yang terdapat pada sisi arah tiupan angin, anggota tubuh
pohon yang berada pada arah yang berlawanan dengan arah tiupan angin akan tumbuh secara
normal, yang menghasilkan suatu penampakan “lambaian bendera”.
5. Batu dan Tanah
Penyebab timbulnya pola pengelompokan pada area tertentu yang acak pada
ekosistem terrestrial adalah struktur fisik, pH dan komposisi mineral batuan serta tanah yang
akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya. Pada aliran sungai,
komposisi substrat dapat mempengaruhi factor kimiawi dalam air, yang selanjutnya akan
mempengaruhi tumbuhan dan h ewan penghuni ekosistem akuatik. Pada lingkunhan laut
struktur substrat dalamm zona pasang-surut dan dasar laut menentukan jenis organisme yang
dapat menempel atau meliang dalam habitat seperti itu.
6. Gangguan Periodik
Gangguan yang sangat merusak seperti kebakaran, badai, tornado dan letusan gunung
merapi dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah adanya gangguan yang merusak,
daerah akan dikolonisasi ulang oleh organisme yang selamat dari bencana, akan tetapi
struktur komunitas akan mengalami suatu suksesi perubahan selama proses pemulihan.
Beberapa gangguan, seperti letusan gunung berapi merupakan gangguan yang jarang terjadi
dan tidak dapat diprediksi menurut dan ruang, sehingga organism tidak memiliki adaptasi
evolusioner untuk menghadapinya. Sebaliknya gangguan seperti kebakaran meskipun dalam
jangka pendek tidak dapat diprediksi, tetapi kejadian berulang sering terjadi pada beberapa
komunitas, dan banyak tumbuhan telah beradaptasi terhadap gangguan periodic seperti ini.
Pada kenyataannya beberapa komunitas sesungguhnya bergantung pada kebakaran yang
terjadi secara perioi untuk mempertahankan hidupnya.
b. Iklim
Faktor abiotik yang baru dijelaskan memiliki pengaruh langsung pada biologi
organisme. 4 faktor pertama-suhu, air, cahaya, dan angin-merupakan komponen utama iklim
(climate) yaitu kondisi cuaca yang dominan pada suatu lokasi, kita dapat melihat dampak
besar iklim pada persebaran organisme dengan cara membuat suatu klimograf, yaitu suatu
plot suhu dan curah hujan dalam suatu daerah tertentu, yang sering kali diberikan dalam
bentuk rata-rata tahunan.
Rata-rata tahunan untuk suhu dan curah hujan sangat berkorelasi dengan bioma yanng
ditemukan di wilayah yang berbeda-beda. Akan tetapi, kita harus selalu berhati-hati untuk
membedakan antara korelasi antara variabel-variabel dengan kausal, yaitu suatu hubungan
sebab akibat.
BAB III
PENUTUP
1. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.
2. Ekologi adalah bagian kecil dari biologi. Ilmu biologi murni dapat dibagi dua, yaitu
pembagian berdasarkan “lapisan vertikal” dan pembagian berdasarkan “taksonomi”
3. Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat paling
sederhana ke tingkat organisasi yang paling kompleks.Tingkatan organisme dalam ekologi
adalah protoplasma, sel, jaringan, organ , sistem organ, organism, populasi, komunitas, dan
ekosistem.
4. Ekologi masa kini menjadi semakin luas cakupannya, namun ekologi dapat dikelompokkan
berdasarkan bidang kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi, berdasarkan habitatnya, dan
berdasarkan taksonomi.
5. Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme
akan sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada di
sekitarnya.
DAFTAR ISI
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. ITB: Bandung
Septian, Rian. 2012. Ekologi Ilmu Dasar. http://rian-septian.blogspot.com/2012/03/makalah-ekologi-ilmu-alamiah-dasar.html. Diakses pada senin 26 November 2012 pukul 12.30 WITA, Makassar.
Widyosiswoyo, Supartono. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia.