MAKALAH BIODIVERSITAS

21

Click here to load reader

description

Makalah biodiversitas tentang manfaat keanekaragaman hewan dan tumbuhanlangka

Transcript of MAKALAH BIODIVERSITAS

Page 1: MAKALAH BIODIVERSITAS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengertian (dari Society of American Foresters) biodiversitas mengacu pada macam dan

kelimpahan spesies, komposisi genetiknya, komunitas, ekosistem dan bentang alam di mana

mereka berada. Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas sebagai diversitas kehidupan

dalam semua bentuknya, dan pada semua level organisasi. Dalam semua bentuknya menyatakan

bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan, binatang, jamur, bakteri dam mikroorganisme yang

lain. Semua level organisasi menunjukkan bahwa biodiversitas mengacu pada diversitas gen,

speses dan ekosistem(Persemakmuran,2007).

Indonesia adalah salah satu negara yang beriklim tropis di dunia sehingga memiliki

keanekaragaman hayati dan hewani yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim

sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati dan hewani di Indonesia ini

terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti ekosistem pantai,

ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air

tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan lain-lain. Masing-masing ekosistem ini

memiliki keaneragaman hayati tersendiri.

Keunikannya adalah selain memiliki keanekragaman hayati dan hewan yang tinggi,

Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan

peralihannya. Selain itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan

dan tumbuhan endemik (penyebaran terbatas).Tumbuhan (flora) di Indonesia merupakan bagian

dari geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India,

Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia,

Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai kelompok flora Malesiana(Team Teaching,2012).

Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah, dicirikan

dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat), seperti rotan.

Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe bioma terestrial, ini terletak pada beberapa tempat

di bumi di mana kondisi iklim dan geologi menghasilkan lingkungan yang mirip. Bioma hutan

Page 2: MAKALAH BIODIVERSITAS

hujan tropis mengandung komunitas biologi yang secara umum sama, tetapi spesiesnya tidak

sama dari satu hutan tropis ke hutan tropis yang lain. Tetapi, setiap hutan tropis akan

mengandung organisme yang secara ekologis ekuivalen, yaitu spesies berbeda tetapi memiliki

siklus hidup serupa dan cara beradaptasi yang mirip pada kondisi lingkungan(Utama,2011).

Beraneka ragam tumbuhan dan hewan yang hidup di hutan hujan topis Indonesia

memberikan keuntungan tersendiri. Tumbuhan dan hewan ini dapat dimanfaatkan di berbagai

bidang baik dari segi manfaat sosial, ekologi, ekonomi,kesehatan , industri, maupun dalam

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tumbuhan dan hewan dapat dijadikan solusi alternative

untuk kesehatan disamping pemanfaatan mikroba, maupun bahan kimia, diketahui manusia telah

lama menggunakan sumber daya hayati dan hewani untuk kepentingan medis. Selain pengobatan

tradisional, pengobatan moderenpun sangat tergantung pada keragaman hayati terutama

tumbuhan dan mikroba. Sumber daya dari tanaman liar, hewan dan mikroorganisme juga sangat

penting dalam pencarian bahan-bahan aktif bidang kesehatan.  Banyak obat-obatan yang

digunakan saat ini berasal dari tanaman dan hewan seperti  beberapa antibiotik, berasal dari

mikroorganisme, dan struktur kimia baru ditemukan setiap saat(Team Teaching, 2015).

Untuk lebih jelasnya makalah ini akan membahas mengenai optimalisasi pemanfaatan

beberapa spesies tumbuhan dan hewan hutan hujan tropis di Indonesia sebagai solusi alternative

di bidang kesehatan. Selain itu, juga akan dibahas dampak negatif dan positif yang ditimbulkan

dari pemanfaatan tumbuhan tersebut serta upaya untuk meminimalisir dampak negatif yang

ditimbulkan.

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1) Bagaimana optimalisasi pemanfaatan beberapa spesies tumbuhan dan hewan hutan hujan

tropis di Indonesia sebagai solusi alternative di bidang kesehatan?

2) Apa kelemahan dari pemanfaatan beberapa spesies tumbuhan dan hewan hutan hujan

tropis di Indonesia sebagai solusi alternative di bidang kesehatan?

3) Bagamana upaya untuk mengoptimalisasi pemanfaatan beberapa spesies tumbuhan dan

hewan hutan hujan tropis di Indonesia sebagai solusi alternative di bidang kesehatan ?

Page 3: MAKALAH BIODIVERSITAS

III. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :

1) Untuk mendeskripsikan optimalisasi pemanfaatan beberapa spesies tumbuhan dan hewan

hutan hujan tropis di Indonesia sebagai solusi alternative di bidang kesehatan.

2) Untuk mengetahui kelemahan dari pemanfaatan beberapa spesies tumbuhan dan hewan

hutan hujan tropis di Indonesia sebagai solusi alternative di bidang kesehatan.

3) Untuk mencari solusi yang dapat ditempuh dalam mengoptimalisasi pemanfaatan

beberapa spesies tumbuhan dan hewan hutan hujan tropis di Indonesia sebagai solusi

alternative di bidang kesehatan.

IV. Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk mahasisiwa agar lebih

memahami mata kuliah biodiversitas serta pemanfaatannya di bidang kesehatan. Selain itu dapat

dijadikan referensi untuk daftar tumbuhan dan hewan yang dapat dijadikan obat.

V. Hipotesis

Indonesia adalah negara beriklim tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhan dan hewan

yang berlimpah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai solusi alternative di bidang kesehatan.

Page 4: MAKALAH BIODIVERSITAS

BAB II

LANDASAN TEORI

Hutan hujan tropis adalah hutan yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat

tinggi, atau hutan dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang lembab, dan curah hujan yang

tinggi Hutan hujan tropis merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan fauna di seluruh

dunia. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4 obat

modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini(Persemakmuran,2007).

Penyebaran Hutan Hujan Tropika di Indonesia dibagi ke dalam tiga zone vegetasi, yaitu :

1. Zone barat, yang berada dibawah pengaruh vegetasi Asia, meliputi pulau Sumatera dan

Kalimantan dengan jenis-jenis kayu yang dominan dari famili Dipterocarpaceae.

2. Zone timur, berada dibawah pengaruh Australia meliputi vegetasi pulau Maluku, Nusa

Tenggara dan Irian. Jenis dominan adalah dari famili Araucariaceae dan Myrtaceae.

3. Zone peralihan, dimana pengaruh dari kedua benua tersebut bertemu yaitu pulau Jawa dan

Sulawesi, terdapat jenis dari famili Araucariaceae, Myrtaceae dan Verbenaceae. Sekalipun

dapat dikatakan pemisahan demikian tidaklah berarti bahwa batas tersebut merupakan garis

tegas dari penyebaran vegetasi. Selanjutnya dikemukakan bahwa penyebaran hutan hujan

tropis di Indonesia terdapat terutama di pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan

Irian(Campbel,2003).

Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat

banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan

hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut,

terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan

penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon

yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm (Mckenna ,2002). Di samping itu, di hutan hujan

tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies

anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan banyak

tanaman hutan dan hewan menghasilkan racun, fungisida, antibiotik dan senyawa biologis aktif

lainnya sebagai mekanisme pertahanan, tetapi banyak dari mereka dapat dijadikan obat. Banyak

produk farmasi saat ini berasal dari spesies hutan tropis, misalnya :

Kina dari pohon (Chinchona spp)

Page 5: MAKALAH BIODIVERSITAS

Tumbuhan ciplukan (Physalis angulata)

Tumbuhan sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan lain – lain.

Sistem pengobatan tradisional berdasarkan pengetahuan lokal memang telah dilakukan oleh

masyarkat di daerah tropis sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Sistem perawatan kesehatan

ini penting, terutama ketika pelayanan kesehatan formal perawatan tidak ada. Pasar untuk obat

tradisional saat ini telah berkembang, dan banyak dari itu adalah di tangan perempuan, misalnya

dalam pembuatan dan penjualan jamu (Lucas, 1998). Karena pohon-pohon yang terdapat di

hutan tropis rata-rata tinggi dan permukaan tanahnya relatif sering tergenang oleh air, maka

hewan yang banyak hidup di daerah hutan basah ini adalah hewan-hewan pemanjat sejenis

primata, seperti; gorilla, monyet, simpanse, siamang, dan primata lainnya.beberapa hewan yang

terdapat di hutan hujan tropis dapat dijadikan obat alami seperti :

Landak (Hystrix brachyuran)

Burung wallet ( Collacalia fuciphaga )

Tokek (Gecko gecko)

Page 6: MAKALAH BIODIVERSITAS

BAB III

METODELOGI PENULISAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunde yaitu data yang diperoleh tidak

berdasarkan penelitian. Data sekunder ini seperti buku-buku mengenai teori-teori perpustakaan,

baik di media cetak maupun media elektronik.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik kajian pustaka

atau studi pustaka. Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data.

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan

informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun

dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan.”Hasil penelitian juga akan

semakin kredibel apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah

ada.”(Sugiyono,2005:83).

3.3. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul diolah secara deskriptif kualitatif. Menurut Whitney (1960), metode

deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Tujuan penelitian deskriptif ini

adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Metode

deskriptif kualitatif akan menghasilkan data berupa variabel atau uraian baik kata ataupun

kalimat.

Metode deskriptif kualitatif dilaksanakan melalui 3 tahapan yakni:

Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data mentah atau kasar yang muncul dari data yang

Page 7: MAKALAH BIODIVERSITAS

diperoleh. Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan secara terus menerus saat

melakukan pengumpulan data untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin.

Penyajian data, yaitu penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang

sistematis sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana serta memberikan kemungkinan

adanya penarikan simpulan data dan pengambilan tindakan. Dengan proses penyajian

data ini akan diperoleh data yang telah disederhanakan dan menghasilkan informasi yang

sistematis.

Simpulan, yaitu tahapan akhir dalam proses analisis data. Pada bagian ini diuraikan

simpulan data yang telah diperoleh.

Page 8: MAKALAH BIODIVERSITAS

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Optimalisasi Pemanfaatan Beberapa Spesies Tumbuhan dan Hewan Hutan

Hujan Tropis Indonesia sebagai Solusi Alternative di Bidang Kesehatan

Hampir setiap orang Indonesia pernah menggunakan tumbuhan maupun hewan untuk

mengobati penyakit atau kelainan yang timbul pada tubuh selama hidupnya, baik ketika masih

bayi, kanak-kanak, maupun setelah dewasa. Di masyarakat sudah diakui manfaat tumbuhan obat

dalam menyembuhkan penyakit yang diderita atau meredakan kelainan yang timbul pada tubuh.

Sebagai contoh adalah penggunan kunyit yang dicampur atau dioleskan dengan kapur sirih untuk

mengobati kelainan kulit akibat alergi yang dikenal dengan biduran. Hal inilah yang menjadikan

popularitas tumbuhan atau tanaman obat tetap besar di masyarakat karena manfaatnya secara

langsung dapat dirasakan secara turum temurun, walaupun mekanisme kerjanya secara ilmiah

masih belum banyak diketahui.

Indonesia yang merupakan negara hutan hujan topis memberikan keuntungan tersendiri

untuk masyarakat. Kelimpahan tumbuhan dan hewan yang ada sudah dimanfaatkan dari dulu

hingga sekarang memang dapat dikembangkan secara luas di Indonesia khususnya di bidang

kesehatan atau medis. Berikut ini adalah beberapa spesies tumbuhan obat yang dapat ditemukan

di daerah hutan hujan tropis di Indonesia :

1. Tumbuhan Kina (Cinchona calisaya)

Tumbuhan kina kalisaya ini tumbuh liar dihutan basah dan hutan berlumut, di

pegunungan Andes, pada ketinggian 1050 m – 1500 m diatas permukaan laut, terutama di

Peru bagian selatan dan Bolivia. Tanaman herbal Kina ini tumbuh baik pada lereng

gunung dengan curah hujan diatas 2000 mm setahun dan tersebar merata sepanjang

tahun, dengan iklim yang lembab dan suhu antara 12 – 21 derajat celcius. Dari daerah

asalnya dipegunungan Andes tanaman ini menyebar ke Indonesia dan India. Di pulau

Jawa tanaman ini dibudidayakan didaerah pegunungan dengan ketinggian antara 800 –

1600 m diatas permukaan laut.  Kina mengandung berbagai macam zat yang dapat

digunakan sebagai obat herbal. Adapun kandungannya adalah sebagai berikut :

Page 9: MAKALAH BIODIVERSITAS

Alkaloida, Kinina, Kinidina, Sinkonina, Sinkonidina, Asam kinat, Asam kinatanat, Zat

kina (Dzulkarnain, 2002) Kina mampu mengobati beberapa penyakit diantaranya:

a. Sebagai obat yang sangat ampuh untuk mengobati malaria.

b. Mengobati penyakit jantung.

c. Sebagai obat untuk kejang otot.

d. Sebagai tamiflu pada flu burung.

e. Sebagai katalis yang baik pada proses berbagai idustri minuman.

f. Sebagai Biopestisida atau pestisida nabati dan

g. Sebagai bahan kosmetika.

2. Tumbuhan sambiloto (Andrographis paniculata Nees)

Sambiloto dipilih sebagai obat alternatif, bagian yang digunakan adalah daunnya.

Tumbuhan ini tumbuh lurus dengan banyak cabang, tingginya cuma 50 - 80 cm. Daunnya

terbukti tidak beracun dan memiliki sifat antipiretik (menghilangkan demam). Sifat

antipiretik inilah yang bisa membantu penderita malaria dalam melawan penyakitnya.

Daun sambiloto bisa digunakan sebagai obat oral tunggal tradisional. Setiap kali hendak

menggunakannya diperlukan sekitar setengah sampai satu genggam daun sambiloto

segar. Daun Sambiloto/Sambilata (Andrographis paniculata Nees) tumbuh hampir

diseluruh daerah Indonesia dengan berbagai nama daerah. Tumbuhan semak pendek

becabang banyak ini sejak zaman dahulu dikenal oleh orang Jawa sebagai obat mujarab

terhadap gigitan ular berbisa. Di daerah Sumatera dikenal dengan nama Pepaitan, di Jawa

disebut Sambilata, Takila, Bidara, Sadilata, Ki oray, Ki peurat, Ki ular(Mukhlisah,2002).

3. Tumbuhan ciplukan (Physalis angulata)

Tumbuhan herbal ceplukan adalah salah satu herbal yang hidup semusim dan

mempunyai ketinggian pohon hanya 1 m saja. Herbal ciplukan ini biasanya hidup dpinggiran

kebun, pinggiran sungai dan lereng tebing sungai. Ciplukan ini bisa tumbuh baik pada

ketinggian kurang lebih 0-1800 m diatas permukaan laut. Zat yang terkandung dalam

ciplukan  : Chlorogenik acid, C27H44O-H2O, Asam sitrun dan fisalin, Buah mengandung

asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula, sedangkan bijinya mengandung

Page 10: MAKALAH BIODIVERSITAS

Claidic acid (Departemen Kesehatan RI, 1983).Khasiat herbal ciplukan sebagai  obat

tradisional  :

a. Sebagai obat herbal diabetes Mellitus :   Ambil pohon ciplukan yang sudah berbuah

cabut samapi akarnya, cuci bersih, layukan, setelah layu rebus dengan 3 gelas air hingga

airnya tinggal 1 gelas, saring. Minum 1 x sehari.

b. Sebagai obat herbal sakit paru-paru :   Ambillah pohon ciplukan lengkap dari pohon,

buah, daun, batang dan akarnya, cuci bersih, rebus dengan 3 – 5 air hingga mendidih,

saring, minum 3 x sehari 1 gelas setiap minum.

c. Sebagai obat ayan :    Ambil 8 – 10 buitr buah ciplukan yang sudah masak. Dimakan

setiap hari secara rutin.

d. Sebagai obat borok :  Ambil 1 genggam daun ciplukan tambah 2 sdm air kapur sirih,

tumbuk sampai halus, kemudian tempelkan pada bagian yang sakit.

Berikut ini adalah beberapa spesies hewan obat yang dapat ditemukan di daerah hutan hujan

tropis di Indonesia

1. Landak (Hystrix brachyuran)

Salah satu jenis satwa mamalia yang terdapat di Sumatera dan Kalimantan adalah landak

(Hystrix sp.). Landak atau porcupine atau babi berduri adalah mamalia unik yang tergolong ke

dalam ordo Rodentia, subordo Hystricomorpha, dan famili Hystricidae. Penyebaran satwa ini

meliputi Thailand Selatan, Malaysia, Singapura, Sumatera, dan Kalimantan (Lekagul dan

McNeely 1977). Ternyata hampir seluruh bagian tubuh landak memiliki khasiat bila dimakan.

Hati landak jika dibakar berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit asma dan diabetes.  Poin

yang paling mengejutkan adalah daging landak berkolesterol nol alias bebas kolesterol. Daging

landak juga memiliki kandungan penguat stamina dan kitotefin yang berguna bagi penderita

asma, disamping itu juga memiliki gen yang dapat mempercepat penyembuhan luka(Farida,2010).

2. Burung wallet ( Collacalia fuciphaga )

Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka

meluncur. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang

cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit - langit untuk

menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak.Tempat yang sesuai dengan habitat

Page 11: MAKALAH BIODIVERSITAS

walet adalah bersuhu 26-30 C, berkelembaban udara 80-90% dan dekat dengan tempat ia

mencari makan. Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air liurnya

(saliva). Sarang wallet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat bermanfaat bagi duni

kesehatan. Sarang walet berguna untuk menyembuhkan paru-paru, panas dalam, melancarkan

peredaran darah dan penambah tenaga(Mackinnon,1994).

3. Tokek (Gecko gecko)

Tokek adalah nama umum untuk menyebut cecak besar. Ada banyak jenis tokek, namun

istilah tokek secara sempit biasa dipadankan bagi anggota marga Gekko, suku Gekkonidae.

Sedangkan tokek dalam bahasa awam umumnya merujuk kepada tokek rumah (Gekko gecko),

yang memiliki persebaran luas.Hewan ini tersebar luas mulai dari India timur, Nepal,

Bangladesh, Myanmar, Tiongkok selatan dan timur, Thailand, Semenanjung Malaya dan pulau-

pulau sekitarnya, Sumatera, Jawa, Borneo, Sulawesi, Lombok, Flores, Timor, Aru, dan

Kepulauan Filipina. Khasiat daging tokek yang dikonsumsi sebagai makanan atau dalam bentuk

bubuk dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit kulit, asma dan juga

meningkatkan stamina kaum laki-laki. Tapi hingga kini belum ada penelitian secara farmakologi

yang mampu menunjukkan khasiat dari pengobatan menggunakan tokek tersebut.

4.2. K elemahan dari Pemanfaatan Beberapa Spesies Tumbuhan dan Hewan Hutan

Hujan Tropis di Indonesia sebagai Solusi Alternative di Bidang Kesehatan

Meskipun tumbuhan dan hewan di Indonesia dipercaya memiliki khasiat di bidang

kesehatan, tetapi secara umum. Namun secara umum tumbuhan dan hewan obat ini juga

mempunyai kelemahan. Beberapa kelemahan menurut penulis antara lain :

1. Sulitnya mengenali spesies tumbuhan dan hewan, serta berbedanya nama tumbuhan dan

hewan berdasarkan daerah tempatnya hidup.

2. Kurangnya sosialisasi tentang manfaat tumbuhan dan hewan sebagai obat, terutama

dikalangan profesi dokter.

3. Penampilan tumbuhan dan hewan obat yang berkhasiat yang kurang menarik dan kurang

meyakinkan, dibanding dengan penampilan obat-obat paten.

Page 12: MAKALAH BIODIVERSITAS

4. Kurangnya penelitian yang komprehensif dan terintegrasi dari tumbuhan dan hewan obat

ini di kalangan ilmuan maupun professional

5. Belum adanya upaya pengenalan dini terhadap tumbuhan dan hewan yang berkhasiat

obat di institusi pendidikan, yang sebaiknya dimulai dari pendidikan dasar.

4.3. Upaya untuk Mengoptimalisasi Pemanfaatan Beberapa Spesies Tumbuhan dan

Hewan Hutan Hujan Tropis di Indonesia sebagai Solusi Alternative di Bidang

Kesehatan

Adapun upaya untuk menghilangkan/mengurangi kelemahan tersebut yang mungkin dapat

dilakukan adalah :

1. Sosialisasi dini tumbuhan dan hewan obat di institusi pendidikan hingga ke masyarakat

2. Mengintegrasikan tumbuhan dan hewan obat di dalam sistem pelayanan kesehatan

formal, seperti puskesmas dan rumah sakit

3. Mendukung setiap kegiatan penelitian ilmiah bidang tumbuhan obat/tanaman obat

tradisional ataupun hewan untuk membuktikan khasiatnya secara ilmiah, agar kalangan

profesional dapat memahami secara positif.

4. Peninjauan dan reformasi sistem pendidikan kedokteran/kesehatan dan pertanian/biologi,

dengan memberikan porsi yang seimbang terhadap tumbuhan dan hewan obat.

5. Memulai melakukan kegiatan penelitian sekecil apapun terhadap bahan tumbuhan

ataupun hewan berkhasiat terhadap penyakit tertentu, mempublikasikannya serta

melakukan penelitian yang berkesinambungan.

6. Selalu meningkatkan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada seluruh kalangan

baik kaum intelektual maupun masyarakat luas.

Page 13: MAKALAH BIODIVERSITAS

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Indonesia merupakan negara hutan hujan topis yang memberikan keuntungan tersendiri

untuk masyarakat. Kelimpahan tumbuhan dan hewan yang ada sudah dimanfaatkan dari dulu

hingga sekarang memang dapat dikembangkan secara luas di Indonesia khususnya di

bidang kesehatan atau medis. Beberapa spesies tumbuhan obat yang dapat ditemukan di

daerah hutan hujan tropis di Indonesia antara lain tumbuhan kina yang memiliki segudang

manfaat diantaranya mengobati malaria, tumbuhan sambiloto sebagai obat mujarab terhadap

gigitan ular berbisa dan tumbuhan ciplukan sebagai obat diabetes mellitus, ayan, paru-paru

dan borok. Adapun hewan hutan hujan tropis dapat dimanfaatkan sebagai obat diantaranya

Landak (Hystrix brachyuran) mengobati penyakit asma dan diabetes, Burung wallet (

Collacalia fuciphaga ) melancarkan peredaran darah dan Tokek (Gecko gecko) mengobati

berbagai macam penyakit salah satunya penyakit kulit.Kelemahan dari pemanfaatan

tumbuhan dan tanaman sebagai obat adalah sulit mengenali spesies tertentu, kurang

sosialisasi dan kurangnya penelitian secara komprehensif. Upaya untuk mengoptimalisasi

pemanfaatan tumbuhan dan hewan sebagai obat adalah dengan KIE, mendukung kegiatan

penelitian ilmiah, serta pengenalan sejak dini.

5.2. Saran

Makalah ini hanya mengulas secara singkat pemanfaatan tumbuhan dan hewan sebagai

tanaman obat. Diharapkan peneliti selanjutnya mengkaji lebih dalam lagi biodiversitas hutan

hujan tropis Indonesia terutama mencangkup penelitian di bidang kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: MAKALAH BIODIVERSITAS

B. Dzulkarnain. 2002. Tanaman-tanaman Antimalaria : Harian Suara Merdeka

Campbel Neil, B. Reece Jane, G. Mitchell Lawrence. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II.Jakarta: Erlangga

Departemen Kesehatan RI, DitJen POM.1983.” Pemanfaatan Tanaman Obat”.

Jakarta.

Farida WR, Handayani TH. 2010. “Bioprospecting Study of Porcupine (Hystrix sp.) and Domestication Effort for Sustainable Utilization : Abstracts on Association for TropicalBiology & Conservation 2010 Meeting” . Bali Indonesia

Mackinnon, John. 1994. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press : Jogjakarta

Mckenna, A. Sheila, dkk. 2002. A Marine Rapid Assesmant of the Raja4 islands, Papua province Indonesia. Washington Dc: Conservation International.

Mukhlisah, Fauziah. 2002. Taman Obat Keluarga : Hal. 68 – 71 . PT.Penebar Swadana : Depok

Persemakmuran Australia. 2007. Pengelolaan Keanekaragaman hayati. Australia: Persemakmuran Australia.

R, Lucas. 1998. Rahasia Herbalis Cina, Ramuan Tanaman Obat Cina. Pustaka Delapratasa : Jakarta.

Team Teaching. 2012. Bahan Ajar Biodiversitas dan Konservasi. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo

Team Teaching. 2015. “Bahan Ajar Biodiversitas : ppt”. Universitas UdayanaUtama, I Made, dkk. 2011. Konservasi Keanekaragaman Hayati dengan Kearifan

Lokal. Bali : Universitas Udayana.