Makalah Bio

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya pemeliharaan untuk memajukan dan membangkitkan peradaban bangsa merupakan proses dan tujuan yang bersifat jangka panjang baik dalam bidang sosial maupun lingkungan. Diperlukan adanya strategi kebijakan tentang lingkungan, yang mampu menempatkan kemajuan peradaban nasional sebagai motivasi penting dalam memajukan bangsa dan negara. Terbukti bangsa Indonesia mampu bertahan, bahkan berkembang dengan keanekaragaman hayati yang di milikinya. Untuk itu, negara wajib melindungi kekayaan keanekaragaman hayati, termasuk melestarikannya demi kemajuan di masa kini dan masa mendatang. Indonesia adalah negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut, seperti laut jawa, laut sulawesi bahkan samudera hindia. Dengan sekitar 16.777 pulau, yang memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km 2 , menjadikan Indonesia memiliki kekayaan laut yang melimpah. Tidak hanya biota laut dan ekosistemnya, namun juga mutiara dan minyak. Dengan adanya kekayaan laut yang besar, Indonesia kemudian menjadi salah satu negara pengekspor hasil laut. Laut Indonesia merupakan kekayaan alam bangsa Indonesia yang telah membentuk identitas dan jati diri bangsa. Laut memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup manusia. Konservasi laut merupakan salah satu landasan bagi proses pembangunan 1

Transcript of Makalah Bio

Page 1: Makalah Bio

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya pemeliharaan untuk memajukan dan membangkitkan peradaban bangsa

merupakan proses dan tujuan yang bersifat jangka panjang baik dalam bidang sosial maupun

lingkungan. Diperlukan adanya strategi kebijakan tentang lingkungan, yang mampu

menempatkan kemajuan peradaban nasional sebagai motivasi penting dalam memajukan

bangsa dan negara. Terbukti bangsa Indonesia mampu bertahan, bahkan berkembang dengan

keanekaragaman hayati yang di milikinya. Untuk itu, negara wajib melindungi kekayaan

keanekaragaman hayati, termasuk melestarikannya demi kemajuan di masa kini dan masa

mendatang.

Indonesia adalah negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut, seperti laut jawa, laut

sulawesi bahkan samudera hindia. Dengan sekitar 16.777 pulau, yang memiliki garis pantai

sepanjang 95.181 km2, menjadikan Indonesia memiliki kekayaan laut yang melimpah. Tidak

hanya biota laut dan ekosistemnya, namun juga mutiara dan minyak. Dengan adanya

kekayaan laut yang besar, Indonesia kemudian menjadi salah satu negara pengekspor hasil

laut.

Laut Indonesia merupakan kekayaan alam bangsa Indonesia yang telah membentuk

identitas dan jati diri bangsa. Laut memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup

manusia. Konservasi laut merupakan salah satu landasan bagi proses pembangunan bangsa.

Dalam menghadapi tantangan globalisasi, maka kita harus menjaga keanekaragaman hayati

di lingkungan salah satunya di lingkungan laut. Warisan bangsa perlu dilestarikan,

dikembangkan, bahkan diperbarui agar dapat menjadi pedoman menuju masa depan cerah.

Akan tetapi, saat ini keadaan laut yang dimiliki Indonesia semakin lama semakin

memprihatinkan. Berbagai kerusakan laut makin banyak ditemukan. Terdapat terumbu

karang yang rusak di berbagai daerah akibat pengambilan ikan dengan menggunakan pukat

harimau atau bom, atau karena pembukaan tambak udang dan lainnya. Pencemaran laut pun

terjadi. Limbah industri dan rumahtangga, khususnya limbah pabrik (tailing), yang rata-rata

bermuara ke laut. Kasus yang terkenal yaitu pencemaran tailing di Teluk Buyat, Sulawesi

1

Page 2: Makalah Bio

yang menyebabkan berkurangnya ikan di laut bahkan pencemaran ini berdampak pada

manusia. Meskipun saat ini masih banyak hasil laut terutama ikan, yang masih dapat diambil,

namun tidak mungkin pada satu saat nanti hasil laut akan sulit apabila kerusakan lingkungan

terus terjadi.

Keunikan serta potensial yang dimiliki negara kita ini membuat dunia menjadi terkesan.

Oleh karena itu, untuk menjaga dan mengembangkan keunikan dan potensial tersebut di

tengah era globalisasi, salah satu upaya yang harus dilakukan untuk adalah dengan berupaya

melakukan konservasi mengenai ekosistem laut. Tujuan konservasi adalah mengambil

tindakan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup, salah satunya kelangsungan hidup

manusia dalam hal ini adalah generasi muda, karena generasi muda adalah salah satu

komponen bangsa yang berkewajiban untuk melakukan upaya-upaya pelestarian khususnya

lingkungan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan makalah ini anatara lain:

a. Mengetahui definisi dari ekosistem laut.

b. Mengetahui jenis-jenis ekosistem laut.

c. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan ekosistem laut.

d. Mengetahui akibat dari ekosistem laut yang rusak.

e. Mengetahui cara menanggulangi kerusakan ekosistem laut.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini anatara lain:

a. Bagaimanakah definisi dari ekosistem laut?

b. Apa saja jenis-jenis ekosistem laut?

c. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan ekosistem laut?

d. Apa akibat dari ekosistem laut yang rusak?

e. Bagaimana cara menanggulangi kerusakan ekosistem laut?

2

Page 3: Makalah Bio

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekosistem Laut

Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di

perairan laur, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol,

dan ekosistem pasang surut.

Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut.

1. Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.

2. NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.

3. Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.

4. Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.

Laut merupakan wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari permukaan

bumi. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh cahaya matahari sangat

besar. Daya tembus cahaya matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi

dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya matahari, disebut daerah

fotik, daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Di antara keduanya terdapat daerah

remangremang cahaya yang disebut daerah disfotik.

2.2 Jenis-Jenis Ekosistem Laut

Ekosistem air laut dibedakan atas ekosistem lautan, ekosistem pantai,

ekosistem estuari (muara), dan ekosistem terumbu karang. Ekosistem laut

ditandai dengan salinitas (kadar garam) yang tinggi terutama di daerah laut

tropik. Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan darat, laut dan daerah

pasang surut. Ekosistem estuari merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.

Ekosistem terumbu karang terdiri dari didominasi karang batu dan organisme-

organisme lainnya, daerah ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga

fotosintesis dapat berlangsung.

3

Page 4: Makalah Bio

2.2.1 Ekosistem Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi

dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya

tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C.

Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur,

maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan.

Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke

bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan

yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan

kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.

a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.

b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari

sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.

c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m.

d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai

(1.500-10.000 m).

Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari

tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.

a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air

sekitar 200 m.

b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam an

200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.

c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-

2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.

4

Page 5: Makalah Bio

d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m;

tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak

mampu menembus daerah ini.

e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih

dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang

dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri

yang bersimbiosis dengan karang tertentu.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis

sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi

beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan

pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan

diekskresikan melalui insang secara aktif.

2.2.2 Ekosistem pantai

Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan

daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang

surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural

sehingga dapat melekat erat di substrat keras.

Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi.

Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang

menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.

Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah.

Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang,

siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-

ikan kecil.

Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini

dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.

5

Page 6: Makalah Bio

2.2.3 Ekosistem Estuari

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.

Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa

garam.

Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke

laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut

aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.

Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa

garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai

cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan

ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi

untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari

makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

2.2.4 Terumbu karang

Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang

khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya.

Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat

ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.

Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan

kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari

kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat

tempat hidup karang lain dan ganggang.

Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis

dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup

di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan,

menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.

6

Page 7: Makalah Bio

2.3 Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Ekosistem Laut

2.3.1 Kegiatan dan Dampak dari Illegal Fishing

Illegal fishing merupakan kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh

nelayan tidak bertanggung jawab dan bertentangan oleh kode etik

penangkapan bertanggung jawab Illegal fishing termasuk kegiatan mall

praktek dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan yang merupakan kegiatan

pelanggaran hukum. Kegiatan illegal fishing umumnya bersifat merugikan

bagi sumberdaya perairan yang ada. Kegiatan ini semata-mata hanya akan

memberikan dampak yang kurang baik baik ekosistem perairan akan tetapi

memberikan keuntungan yang besar bagi nelayan. Dalam kegiatan

panangkapan yang dilakukan nelayan dengan cara dan alat tangkap yang

bersifat merusak yang dilakukan oleh nelayan khususnya nelayan traditional.

Untuk menangkap sebanyak-banyaknya ikan-ikan karang yang banyak

digolongkan kedalam kegiatan illegal fishing karena kegiatan penangkapan

yang dilakukan semata-mata memberikan keuntungan hanya untuk nelayan

tersebut dampak berdampak kerusakan untuk ekosistem karang. Kegiatan

yang umumnya dilakukan nelayan dalam melakukan penangkapan dan

termasuk kedalam kegiatan illegal fishing adalah penggunaan alat tangkap

yang dapat merusak ekosistem seperti kegiatan penangkapan dengan

pemboman, penangkapan dengan menggunakan racun serta penggunaan alat

tangkap trawl pada daerah yang karang.

2.3.2  Kegiatan penangkapan dengan menggunakan bahan peledak

Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak merupakan cara

yang sering digunakan oleh nelayan traditional didalam memanfaatkan

sumberdaya perikanan khususnya didalam melakukan penangkapan ikan-ikan

karang. Penangkapan ikan-ikan karang dengan menggunakan bahan peledak

dapat memberikan akibat yang kurang baik baik bagi ikan-ikan yang akan

ditangkap maupun untuk karang yang terdapat pada lokasi penangkapan.

Penggunaan bahan peledak dalam penangkapan ikan di sekitar daerah

terumbu karang menimbulkan efek samping yang sangat besar. Selain

7

Page 8: Makalah Bio

rusaknya terumbu karang yang ada di sekitar lokasi peledakan, juga dapat

menyebabkan kematian biota lain yang bukan merupakan sasaran

penangkapan. Oleh sebab itu, penggunaan bahan peledak berpotensi

menimbulkan kerusakan yang luas terhadap ekosistem terumbu karang.

Penggunaan bahan peledak di daerah terumbu karang akan

menghancurkan struktur terumbu karang dan dapat meninggalkan gunungan

serpihan karang hingga beberapa meter lebarnya (Hamid, 2007). Selain

memberi dampak yang buruk untuk karang, kegiatan penangkapan dengan

menggunkan bahan peledak juga berakibat buruk untuk ikan-ikan yang ada.

Ikan-ikan yang ditangkap dengan menggunakan bahan meledak umumnya

tidak memiliki kesegaran yang sama dengan ikan-ikan yang ditangkap

dengan menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.

Walaupun demikian adanya, nelayan masih tetap menggunakan bahan

peledak didalam melakukan kegiatan penangkapan karena hasil yang mereka

peroleh cendrung lebih besar dan cara yang dilakukan untuk melakukan

proses penangkapan tergolong mudah.

2.3.3 Kegiatan penangkapan dengan menggunakan bahan beracun

Selain penggunaan bahan peledak didalam penangkapan ikan diderah

karang, kegiatan yang marak dilakukan oleh nelayan adalah dengan

menggunakan obat bius atau bahan beracun lainnya. Bahan beracun yang

umum dipergunakan dalam penangkapan ikan dengan pembiusan seperti

sodium atau potassium sianida. Seiring dengan meningkatnya permintaan

konsumen terhadap ikan hias dan hidup memicu nelayan untuk melakukan

kegiatan penangkapan yang merusak dengan menggunakan racun sianida.

Kegiatan ini umum dilakukan oleh nelayan untuk memperoleh ikan hidup.

Hasil yang diperoleh dengan cara ini memang merupakan ikan yang

masih hidup kan tetapi penggunaannya pada daerah karang memberikan

dampak yang sangat besar bagi terumbu karang. Selain itu penangkapan

dengan cara ini dapat menyebabkan kepunahan jenis-jenis ikan karang

tertentu. Racun tersebut dapat menyebabkan ikan besar dan kecil menjadi

8

Page 9: Makalah Bio

mabuk dan mati. Disamping mematikan ikan-ikan yang ada, sisa racun dapat

menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan terumbu karang, yang ditandai

dengan perubahan warna karang yang berwarna warni menjadi putih yang

lama kelamaan karang menjadi mati. Indikatornya adalah karang mati.

2.3.4 Kegiatan penangkapan dengan menggunakan alat tangkap trawl

Kegiatan lain yang termasuk kedalam kegiatan illegal fishing adalah

penggunaan alat tangkap trawl pada daerah karang. Kegiatan ini merupakan

kegiatan penangkapan yang bersifat merusak dan tidak ramah lingkungan.

Penggunaan alat tangkap trawl pada daerah karang dapat dilihat pada

kasus yang terjadi di perairan Bagan Siapi-Api Provinsi Sumatera Utara dan

di Selat Tiworo Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebagaimana telah kita ketahui

bersama, penggunaan alat tangkap ini sudah dilarang penggunaannya di

Indonesia karena alat tangkap tersebut termasuk kedalam alat tangkap yang

sangat tidak ramah lingkungan karena memiliki selektifitas alat tangkap

yang sangat buruk. Nelayan di sulawesi Utara cendrung tidak memperdulikan

hukum yang ada. Mereka tetap melakukan proses penangkapan dengan

menggunakan alat tangkap trawl. Alat yang umumnya digunakan oleh

nelayan berupa jaring dengan ukuran yang sangat besar, memilki lubang

jaring yang sangat rapat sehingga berbagai jenis ikan mulai dari ikan

berukuran kecil sampai dengan ikan yang berukuran besar dapat tertangkap

dengan menggunakan jaring tersebut.

Cara kerjanya alat tangkap ditarik oleh kapal yang mana menyapu ke

dasar perairan. Akibat penggunaan pukat harimau secara terus menerus

menyebabkan kepunahan terhadap berbagai jenis sumber daya perikanan. Hal

ini dikarenakan ikan-ikan kecil yang belum memijah tertangkap oleh alat ini

sehingga tidak memiliki kesempatan untuk memijah dan memperbanyak

spesiesnya. Selain hal tersebut, dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan

alat tangkap ini pada daerah karang adalah rusaknya terumbu karang akibat

tersangkut ataupun terbawa jarring. Jarring yang tersangkut akann menjadi

patah dan akhirnya menghambat pertumbuhan dari karang itu sendiri.

9

Page 10: Makalah Bio

Apabila hal ini terus berlanjut maka ekosistem karang akan mengalami

kerusakan secara besar-besaran dan berakibat pada punahnya ikan-ikann

yang berhabitat pada daerah karang tersebut.

2.4 Dampak Kerusakan Ekosistem Laut

Salah satu kerusakan lingkungan yaitu terjadi

pada wilayah pantai, misalnya penambangan pasir laut yang berdampak pada

rusaknya lingkungan pantai. Secara spesifik dampak yang ditimbulkan dari

penambangan pasir laut adalah:

1) Rusaknya Infrastuktur di sekitar lokasi penambangan, hal ini terjadi karena

banyaknya truk pengangkut pasir di sekitar lokasi yang hilir mudik dengan

jumlah tonase yang melebihi kapasitas.

2) Rusaknya berbagai ekosistem pesisir dan laut, antara lain :

a. Ekosistem Hutan Bakau (Mangrove),

Akibat dari kegiatan penambangan pasir laut, menyebabkan

kerusakan yang terjadi antara lain berkurangnya kadar oksigen

dalam air akibat sedimentasi/pengendapan yang berlebihan,

berubahnya fungsi hutan bakau sebagai penahan abrasi dan

ekosistem biota laut.

b. Ekosistem terumbu karang

Rusaknya trumbu karang dapat mengakibatkan antara lain abrasi,

penurunan produktifitas perairan menurunnya daya tarik wisata

bahari dan menurunnya tingkat kesejahteraan nelayan.

3) Menimbulkan lingkungan kritis di wilayah pesisir, dalam jangka panjang

penambangan pasir laut menimbulkan kerusakan pada lingkungan pesisir

sehingga membutuhkan waktu lama untuk memperbaikinya. Hal ini sudah

terjadi di berbagai wilayah Indonesia

4) Bergesernya bibir pantai akan berpengaruh pada pengelolaan batas wilayah,

karena berubahnya Zona Ekonomi Eksklusif. Dimana disatu pihak bahwa

10

Page 11: Makalah Bio

kabupaten atau kota hanya punya kewenangan pengelolaan wilayah laut saja

tetapi tidak punya wilayah laut, namun ada pula yang menginterprestasikan

bahwa kabupaten atau kota mempunyai wilayah laut dan kewenangan sejauh 4

mil laut. Sedangkan, provinsi mempunyai laut dari 4 mil sampai 12 mil serta

pemerintah pusat mempunyai wilayah laut dari 12 mil samapi Zona Ekonomi

Eksklusif (ZEE).

5) Terganggunya kehidupan manusia, antara lain pemiskinan sumber dan ruang

hidup, penyingkiran dari ruang hidup, kematian.

2.5 Cara Menanggulangi Kerusakan Ekosistem Laut

Untuk menanggulangi kerusakan ekosistemlaut dewasa ini tidaklah begitu mudah, hal

ini disebabkan karena laut mempunyai jangkauan batas yang tidak nyata. Meskipun demikian

ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran laut, antara lain:

dengan cara membuat alat pengolah limbah, penimbunan (alokasi) bahan pencemar di tempat

yang aman, dan daur ulang limbah.

Selain itu, mengingat demikian luas laut kita maka salah satu cara Penanggulangan

Kerusakan Ekosistem Laut adalah dengan upaya pencegahan. Langkah ini, tentu lebih mudah

dan murah dibandingkan dengan upaya perbaikan atau rehabilitasi lingkungan laut yang telah

tercemar.

Terkait dengan itu, agar dapat dilakukan pencegahan pengrusakan ekosistem laut sedini

mungkin, perlu dilakukan pemantauan. Pemantauan adalah pengukuran berdasarkan waktu,

atau pengulangan pengukuran, atau pengukuran berulang-ulang pada waktu-waktu tertentu.

Sedangkan Pemantauan lingkungan laut dapat diartikan sebagai pengulangan pengukuran

pada komponen atau parameter lingkungan laut untuk mengetahui adanya perubahan

lingkungan akibat pengaruh dari luar.

Pelaksanaan pemantauan lingkungan dapat meliputi segi-segi hukum, kelembagaan dan

pembuatan keputusan dari masalah-masalah pencemaran lingkungan. Dengan demikian

dalam pelaksanaan pemantauan lingkungan laut haruslah dimiliki suatu sistem yang dikenal

dengan istilah sistem pemantauan lingkungan laut. Pemantauan laut sering dilakukan untuk

berbagai tujuan. Meskipun demikian, umumnya pemantauan ini dilakukan dengan maksud

untuk mendapatkan informasi tentang empat kategori.

11

Page 12: Makalah Bio

Pertama, kepatuhan (compliance). Untuk memastikan bahwa kegiatan (industri dan

sebagainya) benar-benar telah dilakukan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan

persyaratan-persyaratan izin yang ditentukan. Kedua, verifikasi model. Yaitu untuk

memeriksa berlakunya anggapan-anggapan dan ramalan-ramalan yang digunakan sebagai

dasar untuk mengevaluasi alternatif-alternatif pengelolaan. Ketiga, pemantauan perubahan,

yaitu untuk mengidentifikasi dan kuantifikasi perubahan lingkungan laut jangka panjang

yang diharapkan atau dihipotesiskan sebagai akibat yang mungkin timbul oleh kegiatan

manusia. Keempat, penerapan baku mutu pengendalian pencemaran laut, yang khususnya

dilakukan dalam pelaksanaan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan

ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) sebagai upaya pengelolaan lingkungan.

Selain kegiatan pemantaun lingkungan laut tersebut, ada beberapa tindakan nyata yang

dapat dilakukan agar pencemaran dan kerusakan ekosistem laut dapat dicegah dan dihindari

sedini mungkin:

1. Kegiatan berupa pelarangan dan pencegahan, yaitu melarang dan mencegah semua

kegiatan yang dapat mencemari ekosistem laut.

2. Kegiatan pengendalian dan pengarahan yang meliputi teknik penangkapan biota,

eksploitasi sumberdaya pasir dan batu, pengurukan dan pengerukan perairan, penanggulan

pantai, pemanfaatan dan penataan ruang kawasan pesisir, konflik, dan pembuangan

limbah.

3. Kegiatan penyuluhan tentang keterbatasan sumberdaya, daya dukung, kepekaan dan

kelentingan pesisir, teknik penangkapan, budidaya dan sebagainya yang berwawasan

lingkungan laut kepada pemuka masyarakat.

4. Melakukan kegiatan konservasi yang meliputi konservasi pada kawasan ekosistem laut

(karang, mangrove, lagun, dan rumput laut), biota, kualitas perairan dan sebagainya.

5. Melakukan kegiatan pengembangan yang meliputi budidaya, penelitian, pendidikan dan

pembuatan buku-buku pedoman dan Perda yang dijabarkan dari UU lingkungan hidup

terkait lingkungan laut.

6. Melakukan kegiatan berupa penerapan dalam kehidupan masyarakat berupa penerapan

peraturan-peraturan dan sanksi hukum yang terkait dengan pencemaran lingkungan laut.

12

Page 13: Makalah Bio

Dari semua solusi yang dapat dilakukan, hal yang paling mendasar untuk diatasi

adalah peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat maupun nelayan mengenai

illegal. Peningkatan kesadaran ini dapat dilakukan dengan dilakukannya penyuluhan ke

wilayah nelayan, dan pendidikan dari kecil di sekolah daerah pesisir. Agar betul-betul bisa

langsung menyerang akar permasalahan dan menanamkan kesadaran sejak awal untuk

menjaga terumbu karang. Tapi penyuluhan itu tidak akan dapat bertahan lama jika akar dari

semua masalah itu tidak segera di selesaikan yaitu faktor kemiskinan.

Penanganan nyata lain untuk memperbaiki ekosistem terumbu karang yang marak

dilakukan oleh lembaga pemerintah, swasta maupun lembaga swadaya masyarakat adalah

dengan membudidayakan terumbu karang, yakni dengan pemasangan terumbu karang buatan

(artificial reef) yang diprakarsai oleh Departemen Kelautan Perikanan. Konservasi terumbu

karang adalah hal yang mutlak, dan tidak dapat ditawar ataupun ditunda karena waktu

tumbuh karang yang lama dan manfaatnya yang begitu besar untuk biota laut terutama ikan,

karenanya bila hasil tangkapan nelayan tidak ingin menurun maka secara bersama-sama

masyarakat harus melindungi kawasan terumbu karang. Untuk itu diharapkan nelayan atau

siapapun juga tak lagi melakukan penangkapan ikan dengan cara yang merusak. Lebih baik

lagi jika sikap tak merusak itu lahir dari kesadaran sendiri. Meskipun proses penyadaran ini

memerlukan waktu, namun harus dilakukan secara terus menerus oleh semua pihak.

Tapi semua solusi di atas masih kurang maksimal karena pemerintah yang belum

menunjukkan perhatian yang optimal dalam mengelola sistem alami dan kualitas lingkungan

kawasan pesisir dan lautan khususnya terumbu karang dan lemahnya penegakan hukum (law

enforcement). Tapi kita tidak bisa terus menunggu hal ini berubah kita semua harus turun

tangan terutama yang peduli. Kita dapat turut mengawasi penegakan hukum, mengawasi jika

terjadi pengerusakan terumbu karang, dan terus menyuarakan dan bertukar pikiran dengan

nelayan akan betapa pentingnya terumbu karang terhadap hasil tangkapan ikan mereka nanti.

Akhirnya, sesungguhnya kualitas lingkungan laut itu sangat berhubungan erat dengan

kualitas manusia. Bukankah manusia itu dianggap sebagai pemilik kekuasaan? Sayangnya,

kekuasaan ini seringkali membuat manusia bertindak serakah, sehingga kualitas lingkungan

laut menjadi rusak. Untuk itu, adanya kegiatan ekplorasi dan ekploitasi sumberdaya laut yang

tidak mempertimbangkan kehidupan generasi saat ini dan akan datang harus segera dihindari

sedini mungkin, bila tidak siap-siap kita didera derita ekosistem laut yang rusak.

13

Page 14: Makalah Bio

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Laut Indonesia merupakan kekayaan alam bangsa Indonesia yang telah membentuk

identitas dan jati diri bangsa. Laut memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup

manusia. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, maka kita harus menjaga

keanekaragaman hayati di lingkungan salah satunya di lingkungan laut. Warisan bangsa perlu

dilestarikan, dikembangkan, bahkan diperbarui agar dapat menjadi pedoman menuju masa

depan cerah.

Konservasi terumbu karang adalah hal yang mutlak, dan tidak dapat ditawar ataupun

ditunda karena waktu tumbuh karang yang lama dan manfaatnya yang begitu besar untuk

biota laut terutama ikan, karenanya bila hasil tangkapan nelayan tidak ingin menurun maka

secara bersama-sama masyarakat harus melindungi kawasan terumbu karang.

3.2 Saran

Kita tidak bisa terus menunggu ekosistem laut yang telah rusak ini berubah menjadi

ekosistem laut yang kembali baik. Kita semua harus turun tangan terutama yang peduli. Kita

dapat turut mengawasi penegakan hukum, mengawasi jika terjadi pengerusakan terumbu

karang, dan terus menyuarakan dan bertukar pikiran dengan nelayan akan betapa pentingnya

terumbu karang terhadap hasil tangkapan ikan nanti.

Diharapkan nelayan atau siapapun juga tak lagi melakukan penangkapan ikan dengan

cara yang merusak. Lebih baik lagi jika sikap tak merusak itu lahir dari kesadaran sendiri.

Meskipun proses penyadaran ini memerlukan waktu, namun harus dilakukan secara terus

menerus oleh semua pihak.

14

Page 15: Makalah Bio

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, dkk. 2006. Biologi SMA. Jakarta: Erlangga

Prawirahartono, Slamet. 2005. Sains BIOLOGI. Jakarta: Bumi Aksara

Penunjang:

http://Ekosistem Laut _ Mozaik Sains.htm

http://Ekosistem_laut.htm

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/02/penanggulangan-pencemaran-di-laut.html

http://nazwadzulfa.wordpress.com/2009/08/27/rusaknya-ekosistem-pantai/

http://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/05/11/kerusakan-ekosistem-perairan-terumbu-karang-akibat-cara-penangkapan-yang-ilegal/

http://regional.coremap.or.id/niassel/berita/article.php?id=337

http://ridwanaz.com/umum/biologi/pengertian-ekosistem-susunan-dan-macam-ekosistem/

http://www.kbr68h.com/perbincangan/bumi-kita/12358-upaya-menyelamatkan-ekosistem-laut-dan-ikan-nasional

http://zefaniamaleeva.wordpress.com/2011/01/19/konservasi-ekosistem-laut/

15