Bio Kliping

download Bio Kliping

of 7

Transcript of Bio Kliping

Tulang belakang yang normal jika dilihat dari belakang akan tampak lurus. Lain halnya pada tulang belakang penderita lordosis, akan tampak bengkok terutama di punggung bagian bawah . Gejala yang timbul akibat lordosis berbeda-beda untuk tiap orang. Gejala lordosis yang paling sering adalah penonjolan bokong. Gejala lain bervariasi sesuai dengan gangguan lain yang menyertainya seperti distrofi muskuler, gangguan perkembangan paha, dan gangguan neuromuskuler. Nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke tungkai, dan perubahan pola buang air besar dan buang air kecil dapat terjadi pada lordosis, tetapi jarang. Jika terjadi gejala ini, dibutuhkan pemeriksaan lanjut oleh dokter. Selain itu, gejala lordosis juga seringkali menyerupai gejala gangguan atau deformitas tulang belakang lainnya, atau dapat diakibatkan oleh infeksi atau cedera tulang belakang. Untuk membedakannya dilakukan beberapa pemeriksaan seperti :

Sinar X. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur dan menilai kebengkokan, serta sudutnya. Magnetic resonance imaging (MRI) Computed tomography scan (CT Scan) Pemeriksaan darah

Tujuan pengobatan lordosis adalah menghentikan semakin membengkoknya tulang belakang dan mencegah deformitas (kelainan bentuk). Penatalaksanaan lordosis tergantung pada penyebab lordosis. Latihan untuk memperbaiki sikap tubuh dapat dilakukan jika lordosis disebabkan oleh kelainan sikap tubuh. Lordosis yang terjadi akibat gangguan paha harus diobati bersama dengan gangguan paha tersebut.

Retak atau patah tulang dapat terjadi karena benturan atau tekanan yang terlalu keras. Selain penyebab tersebut, patah tulang dapat terjadi karena kecelakaan. Dapatkah orang yang patah tulang sembuh kembali? Sebagai organ yang hidup, tulang mempunyai kemampuan membentuk jaringan baru untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Oleh karena itu, penderita patah tulang, terutama jika usianya masih muda dapat sembuh kembali. Akan tetapi jika persambungan tulang yang patah tersebut tidak baik maka bentuknya menjadi tidak sempurna dan terlihat cacat

Seseorang dikatakan terkilir apabila ligamen (otot liat seperti karet yang melekat pada tulang dan mengikat persendian pada tempatnya) pada lutut, pergelangan kaki, tangan, siku atau persendiran lainnya diregangkan mendadak sehingga ada serat-serat yang menegang, bahkan putus atau robek. Bagian yang terkilir, akan terasa sakit dan bila tidak segera diambil tindakan pemulihan akan terjadi pembengkakan pada jaringan otot. Tidakan apa yang harus diambil untuk pertolongan kasus terkilir (keseleo)?

Segera hentikan kegiatan agar tidak bertambah parah. Untuk pertolongan pertama, kompres dingin (menggunakan air dingin atau es batu) pada persendian yang terkilir. Kompre bagian yang terkilir untuk mengurangi pembengkakan dan radang, serta mengurangi rasa sakit. Setelah bengkak mulai tampak hilang, barulah temanteman dapat melanjutkannya dengan kompres hangat. Setelah dikompres, bagian tubuh yang terkilir sebisa mungkin dinaikkan setinggi posisi jantung untuk memperlambat aliran darah dan mengurangi pembengkakan. Hindari mengangkat beban berat selama masih terasa sakit. Walau demikian, latihlah bagian yang terkilir dengan gerakan yang ringan agar tidak menjadi kaku dan proses penyembuhan bisa berlangsung lebih cepat.

Osteoporosis adalah suatu penyakit dimana terjadi penurunan massa tulang (pengurangan Sendi lepas dapat dari tempatnya sehingga ligamen putus/ sobek. Hal ini dapat terjadi karena kecelakaan ataupun ketika melakukan olahraga berat. jaringan tulang) terutama terjadi pada tulang spongiosa. Pada penyakit ini proses penghancuran tulang melebihi proses pembentukan tulang. Penyakit ini terjadi terutama pada wanita kulit putih usia lanjut setelah menopause. Hal ini dikarenakan lambatnya osifikasi dan penghambatan reabsorpsi (penyerapan kembali) bahan bahan tulang. Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan hormon kelamin pada pria maupun wanita. Berikut ini adalah gambar struktur tulang yang normal dan yang terkena osteoporosis.

Kifosis adalah salah satu bentuk kelainan tulang punggung, di mana punggung yang seharusnya berberntuk kurva dan simetris antara kiri dan kanan ternyata melengkung ke depan melebihi batas normal. Kelainan ini di masyarakat awam sering disebut sebagai Bungkuk Penyebab Kifosis Penyebab Kifosis bermacam-macam. Kelainan otot, kelainan lahir bawaan, kekurangan vitamin D dan kalisum. Serta diperparah oleh posisi duduk yang salah. Siapa saja yang rentan terkena Kifosis = Pria lebih rentan terkenan Kifosis ini. Terutama pria yang kurang aktif dan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk duduk. Pria manula juga lebih berisiko terkena Kifosis ini Gejala dan Tanda = Sakit leher dan punggung adalah gejala yang paling sering terjadi. Pada Kifosis yang berat akan terjadi sesak napas karena paru-paru tidak dapat mengembang sempurna. Seringkali justru orang lain yang sudah lama tidak bertemu yang menyadari adanya kifosis (kebungkukan) ini. Pencegahan - Pencegahan meliputi pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer agar tidak terkena Kifosis dan pencegahan sekunder bertujuan agar Kifosis ditemukan sedini mungkin. Pencegahan primer dan sekunder meliputi : - Duduk dengan posisi yang benar - Hilangkan kebiasaan bertopang dagu - Berolahraga teratur, - Diet yang cukup kalsium dan Vit D

Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang.[1] Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya.[1] Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya.[1] Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung.[1] Ahli bedah tulang (ortopedi) mengklasifikasikan idiofatik skoliosis ke dalam empat kategori berdasarkan usia penderita ketika kelengkungan tulang terlihat untuk pertama kalinya.[2] Keempat kategori tersebut adalah skoliosis idiofatik anak-anak, remaja, pada remaja yang berada di sekitar masa pubertas, dan dewasa.[2] Dalam perkembangannya, Scoliosis lebih lanjut Pada umumnya dibagi atas dua kategori diantaranya adalah Scoliosis Struktural dan Non Struktural. Scoliosis Struktural Suatu kurvatura lateral spine yang irreversible dengan rotasi vertebra yang menetap. Rotasi vertebra terbesar terjadi pada apex. Jika kurva bertambah maka rotasi juga bertambah. Rotasi ini menyebabkan saat foward bending costa menonjol membentuk hump di sisi convex. Sebaliknya dada lebih menonjol di sisi concav. Scoliosis struktural tidak dapat dikoreksi dengan posisi atau usaha penderita sendiri. Scoliosis Non Struktural / Fungsional Scoliosis / Postural Scoliosis Suatu kurvatura lateral spine yang reversibel dan cenderung terpengaruh oleh posisi. Di sini tidak ada rotasi vertebra. Umumnya foward/side bending atau posisi supine/prone dapat mengoreksi scoliosis ini.