Makalah Bindo

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sitasi adalah daftar pustaka dari sejumlah dokumen yang dirujuk atau yang dikutip oleh sebuah dokumen dan setiap daftar pustaka dokumen tersebut dimuat dalam bibliografi dokumen yang mengutip, yang secara khusus mengkaji pengarang dan karya-karya lain. Bisa juga didefinisikan untuk menunjukkan asal-usul atau sumber suatu kutipan, mengutip pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkannya di dalam suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu adalah pernyataan orang lain. Sedangkan Bibliografi (daftar pustaka) merupakan susunan seluruh bahan kepustakaan yang digunakan sebagai bahan acuan. Daftar pustaka ditempatkan pada bagian akhir dari suatu karya tulis ilmiah sebelum bagian lampiran dan perlu memperhatikan konsistensi gaya penulisan, antara kepustakaan yang dikutip dengan isi daftar pustaka. Kesesuaian antara kepustakaan yang dikutip di dalam tubuh tulisan dengan yang ada di dalam daftar pustaka serta konsistensi penulisan merupakan salah satu aspek yang menentukan nilai ilmiah suatu karya tulis ilmiah. Namun dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui kesulitan dalam menuliskan sitasi ataupun bibliografi. Dengan demikian, penulis menyusun makalah tentang cara penulisan sitasi atau bibliografi yang baik dan benar dengan tujuan pembaca dapat memahami sitasi dan bibliografi itu sendiri dan dapat membedakannya.

description

.

Transcript of Makalah Bindo

Page 1: Makalah Bindo

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sitasi adalah daftar pustaka dari sejumlah dokumen yang dirujuk atau yang dikutip

oleh sebuah dokumen dan setiap daftar pustaka dokumen tersebut dimuat dalam bibliografi

dokumen yang mengutip, yang secara khusus mengkaji pengarang dan karya-karya lain.

Bisa juga didefinisikan untuk menunjukkan asal-usul atau sumber suatu kutipan, mengutip

pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkannya di dalam

suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu

adalah pernyataan orang lain. Sedangkan Bibliografi (daftar pustaka) merupakan susunan

seluruh bahan kepustakaan yang digunakan sebagai bahan acuan.  Daftar pustaka

ditempatkan pada bagian akhir dari suatu karya tulis ilmiah sebelum bagian lampiran dan

perlu memperhatikan konsistensi gaya penulisan, antara kepustakaan yang dikutip dengan isi

daftar pustaka. Kesesuaian antara kepustakaan yang dikutip di dalam tubuh tulisan dengan

yang ada di dalam daftar pustaka serta konsistensi penulisan merupakan salah satu aspek

yang menentukan nilai ilmiah suatu karya tulis ilmiah.

Namun dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui kesulitan dalam menuliskan sitasi ataupun bibliografi. Dengan demikian, penulis menyusun makalah tentang cara penulisan sitasi atau bibliografi yang baik dan benar dengan tujuan pembaca dapat memahami sitasi dan bibliografi itu sendiri dan dapat membedakannya.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian sitasi dan bibliografi beserta fungsinya?2. Bagaimana unsur-unsur sitasi dan bibliografi?3. Bagaimana penyusunan sitasi dan bibliografi, teknik penulisan sitasi dan

bibliografi serta penulisannya berdasarkan yang dibedakan dari sumbernya?

1.3 Tujuan1. Pembaca mengetahui apa itu sitasi dan bibliografi2. Pembaca dapat memahami unsur-unsur sitasi dan bibliografi3. Pembaca dapat menyusun sitasi dan bibliografi dengan baik, mengetahui dan

memahami teknik penulisannya dengan benar

Page 2: Makalah Bindo

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Sitasi2.1.1 Definisi Sitasi

Sitasi adalah daftar pustaka dari sejumlah dokumen yang dirujuk atau yang dikutip

oleh sebuah dokumen dan setiap daftar pustaka dokumen tersebut dimuat dalam

bibliografi dokumen yang mengutip, yang secara khusus mengkaji pengarang dan karya-

karya lain. Bisa juga didefinisikan untuk menunjukkan asal-usul atau sumber suatu

kutipan, mengutip pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan

mencantumkannya di dalam suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan

bahwa kutipan tersebut itu adalah pernyataan orang lain.

Menurut Hartinah ( 2002 : 1) “Analisis sitiran adalah penyelidikan melalui data

sitiran dari suatu dokumen, baik dokumen yang disitir maupun dokumen yang menyitir.

Hartinah (2002 : 2) Menyatakan bahwa pada kajian bibliometrika banyak digunakan

analisis sitiran sebagai cara untuk menentukan berbagai kepentingan atau kebijakan

seperti:

1. Evaluasi program riset.

2. Penentuan ilmu pengetahuan.

3. Visualisasi suatu disiplin ilmu.

4. indikator iptek.

5. faktor dampak dari suatu majalah (journal impact factor).

6. Kualitas suatu majalah.

7. Pengembangan koleksi majalah, dan lain–lain.

Sulistyo–Basuki (1998 : 6) menyatakan bahwa: Analisis sitiran digunakan untuk

mengukur pengaruh intelektual ilmuwan dari pengarang yang disitir, karena beberapa

studi sitiran literatur digunakan untuk mengetahui karakteristik komunikasi ilmu

pengetahuan dan banyak aspek kualitatif dari penelitian dan publikasi

Garfield dalam Hartinah (2002 : 3) bahwa “analisis sitiran banyak digunakan dalam

kajian bibliometrika karena jelas mewakili subjek yang diperlukan, tidak memerlukan

interpretasi, valid dan reliable”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sitasi benar–benar dibutuhkan dalam

menghasilkan suatu karya tulis karena dapat membantu argumen peneliti melalui teori

terkait dengan literatur, dan membantu pembaca untuk membedakan antara ide atau

bukan. Atau juga bagian dari kajian bibliometrika dan yang dikaji adalah dokumen yang

Page 3: Makalah Bindo

disitir dengan dokumen yang menyitir pada sebuah karya ilmiah. Aspek yang dikaji dalam

analisis sitiran disesuaikan dengan kebutuhan peneliti atau penulis yang bersangkutan.

2.1.2. Sistem Penulisan

Secara umum ada dua sistem penulisan pencantuman kutipan (sitasi) yang banyak

digunakan dalam karya tulis ilmiah, yaitu sistem alfabet atau sistem nama-tahun (Harvard

system) dan sistem nomor (Vancouver system). Sistem Pengarang-Tahun banyak

digunakan dalam penulisan di bidang ilmu biologi, fisika, ilmu sosial dan kemanusiaan,

juga disarankan untuk penulisan di bidang ilmu pengetahuan alam. Sistem Numerik

banyak digunakan dalam ilmu kedokteran dan tulisan-tulisan sejenis tinjauan literatur

yang memuat banyak sitasi. Berikut pembahasannya:

a. Sistem Nama-Tahun

Ciri-cirinya yaitu:

• Sitasi dalam teks dinyatakan dalam bentuk nama pengarang dan tahun terbit

dokumen yang disitir dan ditempatkan di dalam tanda kurung. Antara nama

pengarang dan tahun terbit dipisahkan dengan spasi atau tanda koma (bervariasi

tergantung buku panduan)

• Nama pengarang pada sitasi/referensi dinyatakan dengan nama keluarga

• Daftar referensi disusun sesuai dengan urutan abjad nama pengarang

• Urutan data bibliografi dalam referensi adalah: Nama pengarang, tahun terbit,

judul, informasi lain kecuali tahun terbit.

Adapun kelebihan dan kelemahan dari sistem penulisan ini, yaitu:

Kelebihannya:

Jika akan menambah atau menghapus referensi, penulis tidak perlu merubah

keseluruhan urutan dalam daftar referensi.

Pembaca dapat mengidentifikasi dokumen yang disitir tanpa melihat ke dalam

daftar referensi.

Tahun terbit dokumen dapat memberikan informasi yang berhubungan

dengan perkembangan konsep dan metode yang sedang dibahas secara kronologis.

Nama pengarang yang disitir tampil dalam teks.

Kelemahannya:

Page 4: Makalah Bindo

Pada teks yang memuat banyak sitasi atau nama pengarang/lembaga yang

terlalu panjang, maka panjangnya sitasi dapat mengganggu keterbacaan teks.

Aturan pada sistem pengarang-tahun lebih rumit dibanding sistem numerik,

misalnya tentang urutan sitasi, tanda baca antara sitasi, dan urutan abjad

pengarang pada daftar referensi.

Ada 2 macam cara penyajian sitasi sistem Pengarang-Tahun, yaitu :

- Nama pengarang merupakan bagian dari kalimat. Dalam hal ini, tahun terbit

diletakkan di dalam tanda kurung.

Contoh : Menurut Leigh Calvez (2004: 41), studi yang dilakukan oleh

Hawaii’s Ocean Mammal Institute menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh

oleh kebisingan mesin kapal.

- Nama pengarang bukan merupakan bagian dari kalimat. Dalam hal ini, nama

pengarang dan tahun terbit diletakkan di dalam tanda kurung.

Contoh: Hasil studi yang dilakukan oleh Hawaii’s Ocean Mammal Institute

menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal

(Calvez, 2004: 41).

b. Sistem Nomor

Ciri-cirinya yaitu:

• Sitasi dalam teks dinyatakan dalam bentuk nomor (angka) yang ditempatkan di

dalam tanda kurung atau di atas garis (superscript).

• Urutan nomor sitasi disusun berdasarkan urutan munculnya sitasi dalam teks.

• Daftar referensi disusun sesuai dengan nomor urut sitasi

• Urutan data bibliografi dalam referensi adalah: Nama pengarang, judul,

informasi lain termasuk tahun terbit.

Adapun kelebihan dan kelemahan dari sistem penulisan ini, yaitu:

Kelebihannya:

Keterbacaan teks tidak banyak mengalami gangguan

Lebih praktis digunakan untuk teks yang memuat banyak sitasi dan secara

terus menerus seperti tinjauan literatur.

Menghemat ruang, kertas dan biaya.

Kelemahannya:

Page 5: Makalah Bindo

Pembaca harus melihat daftar referensi jika ingin tahu karya siapakah yang

disitir, karena sitasi dalam teks tidak memberikan informasi tentang hal itu.

Jika penulis akan menambah atau menghapus referensi, maka keseluruhan

urutan nomor referensi harus diubah.

Nama pengarang kurang terlihat karena tidak muncul dalam teks.

Cara penyajiannya:

Ukuran huruf yang digunakan untuk nomor sitasi umumnya lebih kecil dari

huruf pada teks. Contoh: Hasil studi yang dilakukan oleh Hawaii’s Ocean

Mammal Institute menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan

mesin kapal1.

Nomor sitasi yang tidak berurutan dipisahkan dengan tanda koma tanpa spasi.

contoh: Hasil studi yang dilakukan oleh Hawaii’s Ocean Mammal Institute

menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal.

[1,2,7,9]

Nomor sitasi yang berurutan lebih dari dua nomor, cukup menuliskan nomor

awal dan nomor akhir sitasi dan dipisahkan dengan tanda hubung. Jika hanya

ada dua nomor, cukup dipisahkan dengan tanda koma.

Contoh: Hasil studi yang dilakukan oleh Hawaii’s Ocean Mammal Institute

menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal[1 10].

Atau Hasil studi yang dilakukan oleh Hawaii’s Ocean Mammal Institute

menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal[1]

[10].

Nomor sitasi yang berurutan dan hanya ada dua nomor, cukup dipisahkan

dengan tanda koma.

Contoh: Hasil studi yang dilakukan oleh Hawaii’s Ocean Mammal Institute

menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal[1,2].

2.1.3. Teknik penulisan

Pada dasarnya ada 2 teknik penulisan sitasi:

1. Catatan langsung (catatan perut).

Catatan perut ditulis langsung di dalam baris-baris naskah, yang berisi alamat rujukan

singkat dari bahan yang diacu, yaitu: nama pengarang, tahun penerbitan, dan halaman.

Page 6: Makalah Bindo

Untuk artikel jurnal, artikel media massa, atau makalah, tidak perlu dicantumkan

nomor halamannya.

Contoh: berelson (1952:18) mendefinisikan analisis isi sebagai “teknik penelitian

untuk mendeskripsikan secara obyektif, sistematik dan kuatitatif isi komunikasi yang

tampak,”.

Sedangkan para ahli yang lain menyatakan, analisis isi adalah sebuah teknik penelitian

untuk membuat inferensi-inferensi dengan mengidentifikasi secara sistematik dan

obyektif terhadap karakteristik-karakteristik khusus pada sebuah teks (stone et al.,

1966:5).

2.   Catatan kaki (footnotes) atau catatan akhir (endnotes) Footnotes dan endnotes ditulis

terpisah dari baris-baris naskah.

a) Catatan Kaki (Footnotes):

Diletakkan di bagian bawah halaman, dipisahkan dari naskah utama menggunakan

garis. Informasi referensi yang dituliskan di dalam catatan kaki adalah: nama

pengarang (tidak dibalik susunannya), judul, penerbit, kota, tahun, dan halaman.

Untuk sumber berupa makalah atau artikel jurnal/media massa, tidak perlu

menuliskan nomor halamannya.

Contoh: Berelson mendefinisikan analisis isi sebagai “teknik penelitian untuk

mendeskripsikan secara obyektif, sistematik dan kuatitatif isi komunikasi yang

tampak.”1=> 1 Benard Berelson, Content Analysis in Communications Research,

Free Press, New York, 1952, hal. 18.

b) Catatan akhir (endnotes):

sama dengan teknik penulisan catatan kaki. Perbedaannya terletak pada penempatan

catatan. Endnotes diletakkan terpisah di bagian akhir tulisan atau bab (chapter).

Contoh: Berelson mendefinisikan analisis isi sebagai “teknik penelitian untuk

mendeskripsikan secara obyektif, sistematik dan kuatitatif isi komunikasi yang

tampak.”1 => 1 Benard Berelson.

Page 7: Makalah Bindo

2.1.4. Cara penulisan

A. Harvard system

1. Sitasi dengan Satu Pengarang

a.   Pengarang yang Sama Menulis pada Tahun Berbeda.

Jika terdapat lebih dari satu pustaka yang ditulis oleh pengarang yang sama

pada tahun yang berbeda, pengacuan ditulis sesuai urutan terbit. Misalnya Suwanto

(1997, 2000) … atau … (Suwanto, 1997, 2000).  Tahun terbit yang satu dengan yang

berikutnya dipisahkan oleh koma dan spasi.

b.   Pengarang yang sama Menulis pada Tahun Sama

Pengacuan terhadap dua atau beberapa pustaka yang ditulis oleh pengarang

yang sama pada tahun yang sama dilakukan dengan menambah huruf  “a” untuk yang

pertama,  “b” untuk yang kedua,  dan seterusnya setelah tahun.  Misalnya Suwanto

(1998a,  1998b) … atau … (Suwanto, 1998a,  1998b).  Penambahan huruf  “a”,  “b”, 

dan seterusnya ini perlu didasarkan pada urutan waktu publikasi, dari yang paling

awal sampai dengan yang paling akhir.  Urutan waktu ini biasanya dapat ditentukan

dari volume dan nomor jurnal tempat artikel tersebut terbit atau dari urutan nomor

halaman jika bukan berasal dari jurnal yang sama.  Di dalam tubuh tulisan tahun

penerbitan yang satu dengan yang berikutnya dipisahkan oleh koma dan spasi.

2.   Sitasi dengan Dua Pengarang

Pengacuan pustaka yang ditulis oleh dua pengarang seperti “Suwanto A dan

Fardiaz S” pada Tahun 1983 diacu sebagai Suanto dan Fardias (1983) … atau …

(Suwanto & Fardias, 1983). Jangan menggunakan tanda apersan (&) untuk

menggantikan kata ”dan” dalam suatu kalimat tubuh tulisan, kecuali pada sumber

acuan dalam tanda kurung. Perhatikan pula bahwa dalam senarai Daftar Pustaka kata

“dan” tidak dituliskan.

Jika pengarang mempunyai nama keluarga yang sama untuk suatu publikasi

yang terbit pada tahun yang sama, nama inisial disertakan untuk membedakan bahwa

sumbernya berbeda.  Misalnya Suwanto A (1999) dan Suwanto H (1999) … atau …

(Suwanto A, 1999; Suwanto H, 1999).  Perhatikan bahwa kata “dan” digunakan untuk

menghubungkan dua sumber acuan yang ditulis oleh pengarang yang berbeda dalam

suatu kalimat, sedangkan titik koma dan spasi digunakan untuk memisahkan

pengacuan terhadap pustaka yang ditulis oleh pengarang yang berbeda.

Page 8: Makalah Bindo

3.   Tiga Pengarang atau Lebih

Untuk nama pengarang yang terdiri atas tiga orang atau lebih, hanya nama

keluarga atau nama akhir pengarang pertama saja yang ditulis dan diikuti dengan kata

“et al.”   (singkat kata dari et alii). Dalam Pedoman ini kata “et al.” tetap

dipertahankan dan dicetak dalam huruf miring; tidak diubah menjadi “dkk.”

(singkatan dari dan kawan-kawan). Sebagai contoh, artikel yang di tulis oleh Suwanto

A, Friska H, dan Sudirman I yang dipublikasikan pada 1996 diacu sebagai: Suwanto

et al. (1996) … atau … (Suwanto et al., 1996).

Jika sumber acuan yang terdiri atas tiga pengarang atau lebih di tulis oleh

penulis pertama yang sama, maka untuk membedakan sumber acuan tersebut

dituliskan pada struktur penulisan Pengarang yang Sama Menulis pada tahun yang

sama. Misal artikel Suwanto A, Suwanto H, dan Suryanto D dipublikasikan pada

tahun 2000 dan artikel yang di tulis Suwanto A bersama-sama Yuhana M dan Angka

SL dipublikasikan juga pada tahun 2000, maka untuk membedakannya dituliskan

Suwanto et al. (2000a) …; Suwanto et al. (2000b) … atau … (Suwanto et al., 2000a);

… (Suwanto et al., 2000b). Penambahan huruf a dan b didasarkan pada senarai

menurut abjad nama pengarang.

4. Sitasi dengan Pengacuan Ganda

Bila dua artikel atau lebih dengan pengarang berbeda diacu sekaligus, maka

penulisan pengacuannya didasarkan pada urutan tahun penerbitannya, misalnya

(Kaplan & Suwanto, 1990; Suhartono et al., 1994; Tjahyadi et al., 1994; Rosana et

al., 1995; Suwanto et al., 2000a; Suwanto et al., 2000b). Di sini digunakan titik koma

dan spasi untuk memisahkan pengacuan terhadap pustaka yang ditulis oleh pengarang

yang berbeda.

5. Sitasi dengan Lembaga sebagai Pengarang

Nama lembaga yang diacu sebagai pengarang sebaiknya ditulis dengan bentuk

singkatannya. Misalnya untuk mengacu tulisan yang diterbitkan tahun 1999 oleh Biro

Pusat Statistik ditulis BPS (1999) …. atau … (BPS, 1999). Dalam Daftar Pustaka

nama pengarang acuan ini ditulis sebagai [BPS].

6.   Tulisan tanpa Nama Pengarang

Sebaiknya acuan  yang tidak memiliki nama pengarang di dalam tubuh tulisan

dan Daftar Pustaka dituliskan dengan nama lembaga yang menerbitkannya. Acuan

Page 9: Makalah Bindo

tanpa pengarang ada pula yang dituliskan sebagai Anonim (1990) … atau …

(Anonim, 1990) dan dalam Daftar Pustaka ditulis [Anonim], namun sebaiknya

penggunaan kata anonim ini dihindari.

7.   Sitasi yang berasal dari Pustaka Sekunder

Untuk artikel yang belum pernah dibaca sendiri oleh penulis dan diacu dari

suatu sumber (pustaka sekunder), nama pengarang dan tahun penerbitan aslinya

ditulis dan dipisahkan dengan spasi dengan kata “diacu dalam” yang dicetak miring,

diikuti nama pengarang dan tahun penerbitan pustaka sekunder. Contoh Powell

(1958) diacu dalam Forbes (1972) … atau …(Powel, 1958 diacu dalam Forbes,

1972). Selanjutnya dalam Daftar Pustaka kedua artikel ini harus dicantumkan. Dalam

menulis karya tulis ilmiah, pengacuan terhadap pustaka yang tidak pernah dibaca

sendiri sangat tidak dianjurkan.

8.   Sitasi yang berasal dari Artikel Siap Terbit

Pengacuan terhadap artikel yang telah diterima untuk publikasi, masih dalam

proses penerbitan, dilakukan dengan menambahkan kata “in press” atau “siap terbit”

yang ditulis cetak miring. Pemilihan kata tersebut harus digunakan dengan taat asas

dalam seluruh tubuh tulisan. Misal Suwanto (in press)…atau…(Suwanto, in press)

dan Suwanto (siap terbit)… atau … (Suwanto, siap terbit). Sumber acuan seperti ini

disenaraikan dalam Daftar Pustaka.

9.   Sitasi yang berasal dari Artikel Sedang Dikirimkan untuk Publikasi

Artikel yang sedang disampaikan untuk publikasi dalam suatu jurnal tidak

dapat diacu dalam karya tulis ilmiah karena belum ada pernyataan dapat diterbitkan.

10. Sitasi yang berasal dari Komunikasi Pribadi

Dalam keadaan sangat khusus, komunikasi pribadi dengan seorang pakar

kadang kala perlu diacu dalam tulisan. Pakar yang diacu merupakan orang yang

kompetensinya dikenal oleh masyarakat ilmiah dan diakui legalitasnya.

Bila pengacuan ini dilakukan, nama diikuti oleh inisialnya, tanpa menggunakan gelar

akademik atau jabatan dan dipisahkan oleh tanda koma dan spasi, dilanjutkan dengan

waktu dan kata “komunikasi pribadi” yang dicetak miring; semuanya dituliskan dalam

tanda kurung, misal… (Nasoetion AH, 8 Maret 1998 komunikasi pribadi). Pengacuan

dengan cara ini tidak dianjurkan dan seandainya digunakan, maka informasi yang

diperoleh dari komunikasi pribadi ini tidak disenaraikan dalam Daftar Pustaka.

11. Sitasi terhadap Tabel atau Gambar

Page 10: Makalah Bindo

Sumber dalam sitasi berupa tabel atau gambar, ditulis di bagian bawah tabel

atau gambar dengan mencantumkan nama pengarang dan tahun penerbitannya.

Contoh penulisannya adalah “Sumber: BPP Sembawa (2003)” atau “Gambar 1.

Skema pembuatan agroforestri karet (Lahebel-Peron, 2008)”.

B. Vancouver system

1. Sitasi dengan 1 karya tulis

Contoh: Hasil studi yang dilakukan oleh Hawaii’s Ocean Mammal Institute

menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal[1].

Atau

Hasil studi yang dilakukan oleh Hawaii’s Ocean Mammal Institute

menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal1.

2. Sitasi dengan 2 karya tulis

Contoh: Hasil studi yang dilakukan oleh Hawaii’s Ocean Mammal Institute

menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal[1,2].

3. Sitasi dengan beberapa karya tulis

Nomor yang tidak berurutan

Contoh: Hasil studi yang dilakukan oleh Hawaii’s Ocean Mammal

Institute menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin

kapal.[1,2,7,9]

Nomor sitasi yang berurutan lebih dari dua nomor, cukup menuliskan

nomor awal dan nomor akhir sitasi dan dipisahkan dengan tanda hubung.

Jika hanya ada dua nomor, cukup dipisahkan dengan tanda koma. Contoh:

Hasil studi yang dilakukan oleh Hawaii’s Ocean Mammal Institute

menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal[1

10].Atau

Hasil studi yang dilakukan oleh Hawaii’s Ocean Mammal Institute

menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal[1]

[10].

Page 11: Makalah Bindo

2.2 Definisi Bibliografi

Bibliografi atau daftar pustaka merupakan susunan seluruh bahan kepustakaan yang

digunakan sebagai bahan acuan.  Daftar pustaka ditempatkan pada bagian akhir dari suatu

karya tulis ilmiah sebelum bagian lampiran dan perlu memperhatikan konsistensi gaya

penulisan antara kepustakaan yang dikutip dengan isi daftar pustaka. Kesesuaian antara

kepustakaan yang dikutip di dalam tubuh tulisan dengan yang ada di dalam daftar pustaka

serta konsistensi penulisan merupakan salah satu aspek yang menentukan nilai ilmiah

suatu karya tulis ilmiah.

Berikut ini adalah beberapa ketentuan penulisan daftar pustaka yang berasal dari

berbagai sumber kepustakaan, yakni: buku, jurnal, pertemuan ilmiah, koran, multimedia,

internet, dan sumber elektronik.

a. Bibliografi yang bersumber dari buku

Penulisan bibliografi untuk bahan kepustakaan berupa buku membutuhkan sejumlah

keterangan sebagai berikut (disusun berdasarkan urutan):

1.  Nama (-nama) penulis, editor, pengkompilasi atau lembaga yang bertanggung

jawab atas isi buku:

a)  Apabila terdapat enam orang pengarang, maka semuanya harus dituliskan.

b) Apabila jumlah pengarang lebih dari enam orang, maka tuliskan nama enam

pengarang pertama lalu tambahkan kata-kata et al. (Latin: et alii = dan lainnya).

c)  Setiap nama pengarang dipisahkan oleh koma dan satu spasi. Nama pengarang

terakhir harus diikuti oleh titik setelah inisialnya.

Format:   Nama keluarga (satu  spasi), inisial (tanpa spasi dan tanda baca di antara

inisial), titik (atau jika ada nama pengarang berikutnya, beri koma dan 1 spasi).

Contoh:  - Smith AK, Jones BC, editors.

- Smith AK, Jones BC, Bloggs TC, Ashe PT, Fauci AS, Wilson JD et al.

Page 12: Makalah Bindo

- Runtunuwu SD, Hartana A, Suharsono, Sinaga MS.

Catatan:  apabila tidak ada nama (-nama) pengarang, maka sebagai gantinya

digunakan  penerbit/lembaga. Penulisan nama penerbit/lembaga ditulis dengan

singkatan dalam kurung siku, ditambah satu spasi, diikuti dengan

kepanjangannya, diakhiri dengan titik dan satu spasi.

Contoh: [BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bungo

2.  Tahun terbit:

Format:   tahun (titik tambahkan satu spasi).

Contoh:  2008.

3.  Judul buku dan sub-judulnya (jika ada):

a.  Judul tidak dicetak miring, tidak digarisbawahi dan tidak juga dicetak tebal.

b.  Setiap kata diawali huruf Kapital, kecuali kata depan dan kata sambung.

Format:        judul (titik, diikuti satu spasi).

Contoh: Dasar-dasar Agronomi.

Kimia Hasil Pertanian.

4.  Nomor edisi (jika buku tersebut bukan edisi pertama):

a.  Untuk buku berbahasa Indonesia, tuliskan: edisi.

b.  Untuk buku berbahasa Inggris, tuliskan: ed.

Format:   pernyataan nomor edisi (titik, diikuti satu spasi).

Contoh:  Edisi kedua

Edisi ketiga

Page 13: Makalah Bindo

2nd ed.

3rd ed.

5.  Nama kota tempat terbit:

a)  Jika penerbit berada di lebih dari satu kota, maka tuliskan nama kota yang pertama.

b)  Tuliskan nama kota dengan lengkap.

c)  Jika nama kota tidak cukup terkenal, beri koma dan satu spasi, lalu tuliskan nama

negaranya.

Format:   kota tempat terbit (titik dua, diikuti satu spasi).

Contoh:  Jakarta:

Armidale, Australia:

Melle, Belgium:

6.  Nama penerbit:

Nama penerbit harus ditulis dengan lengkap.

Format:   nama penerbit (titik koma, diikuti satu spasi).

Contoh:  CV Sagung Seto;

Raven Press;

Australian Government Publishing Service;

7. Nomor halaman:

a.  Untuk buku berbahasa Indonesia, tuliskan kata: hal (singkatan dari halaman).

b.  Untuk buku berbahasa Inggris, tuliskan huruf: p (singkatan dari page).

Page 14: Makalah Bindo

Format:   hal (titik, diikuti satu spasi) nomor halaman (titik) atau (titik, diikuti satu

spasi) nomor halaman (titik).

Contoh:  hal. 234-249.

p. 122-129.

p. 333, 338, 340-345 (jika tulisan tidak pada halaman yang sinambung).

Contoh penulisan:

Goldman SJ, Jackson K, Bursztynzky TA. 1986. Erosion and Sedimen Control Handbook.

London: McGraw-Hill Book Company.

Lodish H, Baltimore D, Berk A, Zipursky SL, Matsudaira P, Darnell J. 1995. Molecular Cell

Biology. 3rd ed. New York: Scientific American.

Rodgers P, Smith K, Williams D, Jones A, Brown W, Green B, et al. 2002. The way forward

for Australian libraries. Perth: Wombat Press.

Nasoetion AH. 2002. Berkelana di antara Tahu dan Tidak Tahu. Di dalam: Saefuddin A.

editor. Pola Induksi Seorang Eksperimentalis. Bogor: IPB. Hal. 61-67

Carlson BM. 2004. Human Embryology and Developmental Biology. 3rd ed. St. Louis:

Mosby. P. 10-15

b. Bibiografi yang Bersumber dari Kamus dan sejenisnya

Penulisan bibiografi yang bersumber dari kamus dan sejenisnya secara umum

mengacu pada bibiografi penulisan buku di atas. Kamus yang tidak menyertakan

nama pengarang langsung dituliskan judul kamus dan seterusnya

Contoh penulisan :

1.   Kamus dan sejenisnya:

Parker SP. 2002. Dictionary of Scientific and Technical Terms. 6th ed. London:

McGraw-Hill Companies.

Page 15: Makalah Bindo

Bagus, L. 2002. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Oxford dictionary for scientific writers and editors. 1991. Oxford: Clarendon.

Parabola; p.89.

Hanrahan C. Valerian. 2001. In: Krapp K, Longe JL, editors. The Gale encyclopedia

of alternative medicine. Michigan: Gale Group. Vol 4 p. 1768-70.

 

c. Bibliografi yang bersumber dari jurnal

Penulisan bibliografi untuk bahan kepustakaan berupa jurnal mengikuti  ketentuan

sebagai berikut (disusun berdasarkan urutan):

1.  Nama (-nama) penulis dan tahun penerbitan jurnal dicantumkan sama seperti

penulisan untuk bibliografi yang bersumber dari buku.

2. Judul artikel. Penulisan huruf kapital pada judul artikel hanya diberlakukan

terhadap huruf pertama dari judul buku dan terhadap kata-kata yang biasanya dimulai

dengan huruf kapital.

3.  Nama jurnal:

a)  Tulis dalam bentuk singkatan sebagaimana style Medline. Daftar singkatan nama

jurnal dapat dijumpai di: //www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?db=journals.

b)  Penyingkatan nama jurnal tidak menggunakan tanda baca, hanya diberi spasi.

4.  Volume dan Nomor Terbitan Jurnal:

Volume dan nomor terbitan jurnal ditulis dengan angka arab setelah nama jurnal dan

dipisahkan dengan spasi. Nomor volume yang tidak menggunakan angka arab,

misalnya volume XXVI diubah menjadi 26. Angka nomor terbitan diletakkan dalam

tanda kurung setelah volume yang semuanya ditulis langsung tanpa spasi. Nomor

terbitan tidak perlu dicantumkan bila penomoran halaman berkesinambungan dalam

Page 16: Makalah Bindo

satu volume. Setelah nomor langsung diikuti tanda titik dua dan nomor halaman

lengkap  yang diakhiri dengan tanda titik.

5.  Nomor Halaman:

Nomor halaman ditulis dengan angka arab setelah volume dan nomor terbitan yang

dipisahkan dengan tanda titik dua (tanpa spasi) dan diakhiri dengan titik.

Contoh penulisan:

Melkote SR. 2006. Everett m. Rogers and his contributions to the field of

communication and social change in developing countries. J of Creative Comm. 1(1):

1-6 .

Runtunuwu SD, Hartana A, Suharsono, Sinaga MS. 2000. Penanda molecular sifat

ketahanan kelapa terhadap phytophthora penyebab gugur buah. Hayati 7:101-105.

Harjadi B, Prakosa D, Wuryanta A. 2007. Analisis Karakteristik Kondisi Fisik Lahan

DAS dengan PJ dan SIG di DAS Benain-Noelmina, NTT. J Ilmu Tanah dan

Lingkungan 7(2): 74-79.

d. Bibliografi yang bersumber dari pertemuan ilmiah

Penulisan bibliografi untuk bahan kepustakaan yang berasal dari kegiatan pertemuan

ilmiah (prosiding) tidak ubahnya seperti penulisan bibliografi untuk kepustakaan yang

berasal dari buku, tambahkan informasi mengenai kegiatan pertemuan ilmiahnya

(konferensi, simposium atau seminar), berikut nama, tanggal dan tempat pertemuan

ilmiahnya. Selanjutnya makalah di dalam prosiding tersebut dikutip bab atau bagian

dari buku yang berisikan tulisan dari sejumlah pengarang.

Contoh penulisan:

Page 17: Makalah Bindo

Wery, Sudirman LMI, Gunawan AW. 1994. Pertumbuhan dan perkembangan

Schizophylum commune in vitro dan in vivo. Di dalam: Peranan Mikrobiologi dalam

Industri Pangan. Prosiding pertemuan ilmiah tahunan; Bogor, 20 agustus 1994. Bogor:

Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia Cabang Bogor. Hal. 170-177

Juarsah I. 2008. Implementasi sistem pola tanam usahatani konservasi petani peladang

berpindah terhadap peningkatan produktivitas  lahan dan pendapatan petani. Di

dalam: Murtilaksono K, Agus F, Tarigan SD, Dariah A, Nurida NL, Santoso H,

Sinukaban, N dan Gintings A Ng, editor. Prosiding Seminar dan Kongres Nasional

MKTI VI; Safari Garden Hotel, Cisarua, Bogor, 17-18 Des 2007. Jakarta: Masyarakat

Konservasi Tanah dan Air Indonesia (MKTI). Hal. 237-246.

e. Bibliografi yang bersumber dari disertasi/tesis

Penulisan bibliografi yang bersumber dari tesis atau disertasi mengikuti tata cara

penulisan bibliografi yang bersumber dari buku, dengan menambahkan jenis

bibliografi (tesis atau disertasi) yang ditulis di dalam kurung siku [ ] setelah judul

tulisan. Perhatikan contoh berikut:

Hidayah N. 2005. Pengembangan kapasitas kelembagaan kelompok swadaya

masyarakat (Studi kasus di desa wonokromo kecamatan pleret kabupaten bantul

provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor

Saribanon N. 2007. Perencanaan sosial partisipatif dalam pengelolaan sampah

permukiman berbasis masyarakat (Kasus di kotamadya Jakarta Timur). [Disertasi].

Bogor:  Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

f. Bibliografi yang bersumber dari bahan elektronik

Kepustakaan elektronik termasuk sumber-sumber dari internet seperti situs web,

jurnal elektronik dan pangkalan data. Sumber-sumber kepustakaan ini terus

berkembang dan panduan pengutipannya juga berkembang. Secara umum, bentuk

dasar pengutipan kepustakaan dari sumber elektronik mengikuti prinsip-prinsip yang

sama seperti halnya kepustakaan tertulis.

Page 18: Makalah Bindo

Dalam hal sumber kepustakaan dapat berubah-ubah, maka penting untuk

mencantumkan tanggal pengutipan.  Hal ini terutama sekali sangat berguna

manakala kepustakaan tersebut dikutip dari situs yang dapat berubah (sewaktu-waktu

menghilang) atau terjadi perubahan dalam hal izin aksesnya atau terjadi pemutakhiran

data dari waktu ke waktu. Perhatikan contoh berikut:

Dalam hal penulisan tanggal, volume, halaman dan nama jurnal atau buku, ikuti

prosedur yang sama sebagaimana mengutip jurnal dalam bentuk cetak ditambah

dengan alamat URL (diunduh dari: alamat website) dan tanggal, bulan dan tahun

diakses.

Contoh:

Hsu YH, To KY. 2000. Cloning of a cDNA (Accesion No AF183891) encoding type

II S-adenosyl- L-methionine synthetase from Petunia hybrid. Plant Physiol 122:1457.

[diunduh dari]. http: //www.tarweed.com/pgr/PGR00-033. Html [2 nov 2000]

EndNote (computer program). Version 5. Berkeley (CA): ISI ResearchSoft; 2001.

g. Bibliografi yang bersumber dari surat kabar

Penulisan bibliografi yang bersumber dari surat kabar dapat bervariasi tergantung

pada lay out surat kabar yang bersangkutan. Secara umum, penulisan bibliografi untuk

kepustakaan yang berasal dari surat kabar mengikuti format sebagai berikut:

Format:   Penulis – jika ada – (titik, satu spasi). Judul artikel (titik, satu spasi) Nama

surat kabar (satu space) Tanggal edisi (tanggal bulan tahun) (titik koma, tanpa spasi)

Halaman (titik).

Contoh penulisan:

Bakir M, Julianto I. Harga sawit merosot tajam. Kompas 14 Desember 2008; hal. 10.

Substitusi penggunaan pupuk anorganik solusi bagi petani. Kompas 24 Januari 2000;

hal.12

Page 19: Makalah Bindo

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan adanya makalah ini, sangat diharapkan bahwa pembaca mampu memahami apa

yang dimaksud dengan sitasi dan apa pula yang dimaksud dengan bibliografi. Bahwa

ada perbedaan diantara keduanya. Dalam menulis sitasi maupun menulis bibliografi

memiliki aturan yang tidak sama. Oleh sebab itu juga diharap pembaca mampu

mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam sitasi dan bibliografi sehingga mampu

menuliskan dan menyusunnya dalam sebuah karya tulis.

3.2 Saran

Untuk menuliskan bibliografi dalam sebuah karya tulisan, terlebih dahulu pahamilah

apa yang dimaksud dengan sitasi. Setelah itu barulah akan lebih memahami bagaimana

harus menuliskan suatu bibliografi itu sendiri.