MAKALAH BENTUKAN LAHAN

35
MAKALAH BENTUKAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Geomorfologi ( geomorphology ) adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Geomorfologi bisa juga merupakan salah satu bagian dari geografi. Di mana geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu geografi, mempelajari tentang bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk lahan (landform). Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan adanya pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi yang juga mendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan mempelajari bentuk-bentuk geomorfologi yang ada di bumi. Baik yang dapat berpotensi berbahaya maupun aman. Sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk lahan. Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap (Belanda) atau landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 dalam Tim Fakultas Geografi UGM, 1996). Untuk mengadakan analisis bentanglahan diperlukan suatu unit analisis yang lebih rinci.Dengan mengacu pada definisi bentang lahan tersebut, maka dapat dimengerti, bahwaunit analisis yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasi bentanglahan selalu mendasarkan pada kerangkakerja bentuklahan. Berdasarkan pengertian bentanglahan seperti di atas, maka dapat diketahui, bahwa ada delapan anasir bentanglahan. Kedelapan anasir bentanglahan itu adalah udara, tanah, air, batuan, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia.

description

h h

Transcript of MAKALAH BENTUKAN LAHAN

MAKALAH BENTUKAN LAHAN

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangGeomorfologi ( geomorphology ) adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Geomorfologi bisa juga merupakan salah satu bagian dari geografi. Di mana geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu geografi, mempelajari tentang bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk lahan (landform).Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan adanya pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi yang juga mendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan mempelajari bentuk-bentuk geomorfologi yang ada di bumi. Baik yang dapat berpotensi berbahaya maupun aman. Sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk lahan.Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap (Belanda) atau landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 dalam Tim Fakultas Geografi UGM, 1996). Untuk mengadakan analisis bentanglahan diperlukan suatu unit analisis yang lebih rinci.Dengan mengacu pada definisi bentang lahan tersebut, maka dapat dimengerti, bahwaunit analisis yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasi bentanglahan selalu mendasarkan pada kerangkakerja bentuklahan. Berdasarkan pengertian bentanglahan seperti di atas, maka dapat diketahui, bahwa ada delapan anasir bentanglahan. Kedelapan anasir bentanglahan itu adalah udara, tanah, air, batuan, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia. Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Bentuk lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaan bumi. Pada makalah ini akan dijelaskan kembali apa yang dimaksud dengan bentanglahan yang terbentuk berasal dari proses pelarutan.

B. Rumusan MasalahDari penjelasan di atas maka dapat di rumuskan masalah, yaitu :1. Apa yang dimaksud dengan bentuk lahan ?2. Apa saja jenis-jenis bentuk lahan dan bagaimana proses terbentuknya ?

C. TujuanAdapun tujuan dari makalah ini, yaitu :1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bentuk lahan dan bagaimana prosesnya.2. Mengetahui jenis-jenis bentuk lahan dan bagaimana proses terbentuknya.A. ManfaatAdapun manfaat dari makalah ini adalah :1. Bagi Mahasiswa dan kami sendiri dapat meningkatkan pengetahuan secara khusus, pemahaman dan berusaha untuk mempelajari lebih, kemudian mengimplikasikan.2. Bagi Dosen dan tenaga pengajar, sebagai bahan informasi tambahan terhadap matakuliah yang bersangkutan dan materi yang diajarkan.

B. Metode Pembuatan MakalahMetode yang digunakan pembuatan makalah ini adalah metode sekunder, yaitu metode berdasarkan data dari buku, internet atau artikel-artikel.

BAB IIDASAR TEORI

* Asal kata Geomorfologi Geos : Bumi Morfo : Asal-usul Logos : Ilmu (Yunani) Artinya: Ilmu yang mempelajari asal-usul bumi. Geomorfologi arti fisiologisnya adalah uraian tentang bentuk bumi (Kardono Darmoyuwono, 1972).* Definisi Geomorfologi Ilmu pengetahuan yang mempelajari atau mendeskripsi bentuklahan /landforms (Lobeck, 1983: 2). Ilmu tentang bentuklahan (Thronbury, 1954: 3). Studi tentang bentuklahan, terutama mengenai sifat alaminya, asal mula, proses perkembangan dan komposisi material penyusunnya (Cook et al.,1978: 4). Studi yang mendeskripsi bentuklahan dan proses yang mempengaruhinya, dan menyelidiki interrelasi antara bentuk dan proses tersebut dalam tatanan keruangannya (Van Zuidam et al., 1979: 5). Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bentuklahan penyusun muka bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan air laut dan menekankan pada asal mula terbentuknya (genesa) dan perkembangan pada masa yang akan datang, serta konteksnya/ hubungannya dengan lingkungannya (Verstappen, 1983). Dornhany dan CookeGeomorfologi mempelajari bentuk lahan dan unsure-unsur di dalamnya serta cara terbentuknya, perkembangannya dan komposisi material yang ada di dalamnya. Bentuklahan/Landforms Merupakan bentukan pada permukaan bumi sebagai hasil perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses-proses geomorfologis yang beroperasi di permukaan bumi. Proses Geomorfologis Semua perubahan fisik maupun kimia pada permukaan bumi oleh tenaga-tenaga geomorfologis. Tenaga Geomorfologis Semua tenaga yang ditimbulkan oleh medium alam yang berada di permukaan bumi termasuk di atmosfer.

ASPEK - ASPEK YANG DIPELAJARI DALAM GEOMORFOLOGI Bentuk lahan Bentuk lahan dikaji secara kuantitatif maupun kualitatif (morfometri) dimana tujuannya mendiskripsikan relief bumi. Bentuk lahan konstruksional misalnya gunung api, patahan, lipatan, dataran, plato, dome dan pegunungan kompleks. Sedangkan bentuk lahan distruksional meliputi bentuk lahan erosional, residual dan deposisional. Cabang yang mengkaji tentang bentuk lahan disebut Geomorfologi Statis. Cara Terbentuknya (Genesis) Cara terbentuknya bentuk lahan dan perkembangan selanjutnya dalam waktu yang lama dikaji dalam Geomorfologi Genetik. Bentuk muka bumi disebabkan oleh adanya tenaga Geologi. Proses Proses merupakan perubahan bentuk lahan dalam waktu yang relatif pendek akibat adanya gaya eksogen serta waktu perkembangannya relatif pendek. Poses ini dikaji dalam Geomorfologi Dinamik. Lingkungan (enviroment) Proses Geomorfologi terjadi karena adanya kontak dengan lingkungan misalnya tanah, air tanah, air permukaan serta vegetasi termasuk kotak dengan manusia akan mempengaruhi terhadap bentuk lahan maupun proses yang terjadi. Bentuk lahan berdasarkan genesisnya terbagi menjadi sepuluh klas utama yaitu: Bentuk lahan asal struktural, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat pengaruh struktur geologis, contohnya adalah pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan kubah dan sebagainya. Bentuk lahan asal vulkanik, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api, contohnya antara lain kerucut gunung api, kawah, kaldera, medan lava. Bentuk lahan asal denudasi, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses degradasi seperti erosi dan longsor, contohnya bkit sisa, peneplain, lahan rusak. Bentuk lahan asal fluvial, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas sungai, contohnya antara lain dataran banjir, tanggul alam, teras sungai. Karena sebagian besar sungai bermuara di laut maka sering terjadi bentuk lahan akibat kombinasi proses fluvial dan marine. Bentuk lahan asal marine, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses laut seperti tenaga gelombang, pasang dan arus. Contohnya gisik pantai (beach ridge), bura (spit), tombolo, laguna. Bentuk lahan asal glasial, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas gletser (gerakan massa es), contohnya adalah lembah menggantung (hanging valley), morena, drumlin. Bentuk lahan asal aeolin, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses angin, contohnya gumiuk pasir yang memiliki berbagai bentuk seperti barchan, parabolik, longitudinal, transversal,bintang. Bentuk lahan asal solusional (pelarutan), merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh pelarutan batuan. Banyak terdapat pada daerah kapur (karst), contohnya adalah kubah karst, dolina, uvala, polje, gua karst. Bentuk lahan asal organik, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas organisme contohnya adalah terumbu karang dan pantai bakau. Bentuk lahan asal antropogenik merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia contohnya kota, pelabuhan. Proses Proses yang membentuk permukaan bumi adalah:* Epigene (proses eksogen), terbagi atas: Degradasi (penurunan permukaan bumi) prosesnya meliputi:1. Erosi oleh air yang mengalir, air tanah, angin, gelombang dan arus laut serta gletser.2. Pelapukan (wethering)3. Pemindahan massa tanah (mass wasting) Agradasi disebabkan oleh tenaga air yang mengalir, air tanah, gelombang, angin dan gletser. Organisme* Hipogene (proses endogen), meliputi atas diatropisme serta vulkanisme.* Ekstraterestial yang disebabkan oleh adanya benda-benda luar angkasa yang jatuh ke bumi, sehingga menimbulkan proses geomorfologi, contohnya meteor, asteroid.

KONSEP-KONSEP GEOMORFOLOGIv Ada sepuluh konsep dasar geomorfologi meliputi: Konsep 1 Hukum dan proses fisika yang bekerja saat ini, bekerja pada waktu yang lampau meskipun tidak dengan intensitas yang sama. Penjelasan: Hal ini mengandung pengertian bahwa hokum dan proses fisik yang bekerja saat ini telah bekerja sejak waktu geologi meskipun dengan daya kehebatan yang berbeda. Dalam prinsif uniformitarianisme dari James Hutton dikomunikasikan bahwa hokum dan proses fisik yang berlangsung pada waktu lampau sama dengan yang bekerja saat ini. Pada kenyataannya hokum dan proses fisik itu masing-masing mempunyai intensitas yang berbeda. Konsep 2 Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam perkembangan bentuk permukaan bumi. Penjelasan: Pada setiap daerah akan memperlihatkan struktur geologi masing-masing, dimana struktur geologi ini akan berubah-ubah menurut tingkat kedewasaannya. Dengan sendirinya perkembangan bentuk permukaan bumi ini akan dapat dilihat melalui struktur geologi yang berkembang pula. Konsep 3 Pada bentuk lahan yang besar, permukaan bumi mempunyai relief (tinggi/rendah permukaan) karena proses geomorfologi telah berlangsung dengan hal yang berbeda. Konsep 4 Proses geomorfik akan meninggalkan bekasnya di atas permukaan bumi dan masing-masing proses geomorfik membentuk suatu kelompok bentuk permukaan bumi sesuai dengan karakternya. Konsep 5 Karena ada perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka dihasilkan urutan bentuk permukaan bumi yang mempunyai karakteristik tertentu sesuai dengan tingakat perkembangannya. Dalam hal ini akan didapatkan suatu bentuk lahan tertentu sesuai dengan tingkatan yang bekerja (menurut orde). Misalnya : Orde 1 (first order relief) Merupakan bentuk-bentuk lahan terbesar yang terbentuk pada awal-awal perkembangan bumi. Terdiri atas benua (pangea) dan cekungan dasar laut. Orde 2 (second order relief) Merupakan bentuk-bentuk lahan terbesar yang terbentuk pada awal-awal perkembangan bumi. Terdiri atas benua (pangea) dan cekungan dasar laut. Orde 3 (Third Order Relief)Ditemukan relief berupa sisa pegunungan. Tenaga yang membentuknya adalah tenaga eksogen. Konsep 6 Evolusi geomorfik yang komplek lebih umum didapat dari pada bentuk yang sederhana. Karena banyaknya proses geomorfologi yang terjadi, maka bentuk-bentuk lahan dihasilkan tidak hanya disebabkan oleh satu proses saja. Misalnya: Adanya pegunungan kompleks, di mana di daerah itu terdapat lipatan, patahan intrusi dan lain-lain. Konsep 7 Sebagian kecil dari topografi bumi dibentuk lebih tua dari zaman Tersier dan sebagian besar tidak lebih tua dari zaman Pleistosen. Hal ini dikarenakan pada zaman Tersier banyak terjadi perubahan-perubahan bumi. Misalnya: Pada zaman Tersier terjadi aktivitas vulkanis. Pada zaman Pleistosen sebagian air dipermukaan bumi membeku (menjadi es). Konsep 8 Interpretasi bentangan bumi pada saat ini tidak mungkin dilakukan tanpa menilai pengaruh geologi dan perubahan iklim selama zaman pleistosen. Konsep 9 Apresiasi penilaian iklim yang terjadi di dunia adalah sangat penting untuk mengetahui perbedaan proses-proses geomorfik. Konsep 10Di dalam geomorfologi, walaupun terutama berkaitan dengan bentangan bumi yang ada sekarang, tetapi untuk mengkaji hal-hal tersebut harus meninjau masa lampau. Karena bentangan bumi yang ada sekarang asalnya juga dari pembentukan masa lampau maka untuk meninjau kembali kita tidak lepas dari sejarah pembentukannya.Faktor-faktor yang mempengaruhi proses geomorfologiv Faktor fisik, yaitu iklim dan batuan. Faktor iklim: suhu, kelembaban, curah hujan, angin, dan lama penyinaran matahari.v Faktor batuan: Struktur batuan, meliputi: mineral penyusun batuan, kekompakan batuan, bidang perlapisan, sikap perlapisan batuan, kekar dan sesar. Tekstur batuan, meliputi: tingkat kelolosan air dan mineral penyusun batuan.v Faktor non fisik, yaitu: vegetasi penutup, manusia dan hewan.

PELAPUKAN Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelapukan: Iklim, Topografi, Batuan, Biota, Waktuv Proses pelapukan ada 3 macam: Pelapukan fisis (mekanis), disebabkan oleh: Tekanan, Suhu, Pembentukan kristal garam, dan Akibat aktivitas/kegiatan manusia. Pelapukan yang menghasilkan fragmen batuan yang lebih kecil, namun dengan komposisi kimia tetap.v Pelapukan Khemis, disebabkan oleh karena proses: Hidrolisa, Hidratasi, Karbonasi, Oksidasi dan masuknya koloid ke dalam batuan. Pelapukan karena adanya perubahan susunan kimia pada batuan.v Pelapukan Organis Pelapukan yang terjadi oleh aktivitas organisme, misal: cacing, rayap, dan berbagai jenis serangga yang hidup di dalam tanah serta aktivitas binatang dan manusia. EROSI Erosi adalah proses pengelupasan dan pengangkutan material tanah atau batuan. Faktor-faktor yang menentukan erosi: Iklim (curah hujan), Lereng, Vegetasi penutup, Batuan/tanah, dan Pengelolaan Tipe erosi permukaan:* Erosi percik (splash erosion) adalah proses terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos.* Erosi lembar (sheet erosion) adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian (runoff).* Erosi alur (rill erosion) adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air.* Erosi parit (gully erosion) adalah erosi yang membentuk jajaran parit yang lebih dalam dan lebar dan merupakan tingkat lanjutan dari erosi alur.

GERAK MASSA BATUAN Gerak massa batuan atau mass-wasting atau mass movement adalah proses bergeraknya puing-puing batuan menuruni lereng secara merayap, karena pengaruh langsung gravitasi.

Gerak massa batuan dibedakan menjadi 4 kelompok: Aliran lambat (slow flowage) Creepyaitu gerakan tanah atau puing-puing batuan menuruni lereng karena pengaruh gravitasi, gerakan sangat lambat sehingga biasanya tidak tampak mata.Contoh: soil creep, talus creep, rock creep, rock-glacier creep dan solifluction. Aliran cepat (rapid flowage)Bergerak sebagai aliran cepat, biasanya melewati saluran, material berupa: tanah, lempung, puing batuan yang jenuh air.Contoh: earthflow, mudflow, debris avalanche. Longsoran atau landslideGerakannya nampak mata, material relatif kering.Contoh: slump, debris slide, debris fall, rock slide, rock fall. Terban atau subsidenceAdalah gerakan permukaan batuan ke bawah tanpa permukaan bebas dan gerakan mendatar. Relief Orde I Merupakan proses pembentukan permukaan bumi, seperti benua dan ledok lautan dan proses pembentukkannya sudah berlangsung jutaan tahun yang lalu, sehingga telah mengalami proses geomorfik. Relief Orde II Merupakan kelanjutan dari relief orde I, dan bersifat membangun atau konstruksional, karena dibentuk oleh proses endogen seperti proses diatrofisme dan proses volkanisme. Hasil bentukkannya membentuk pegunungan dan daratan dan dibedakan menjadi 6, yaitu: Plain dan Plateau, Pegunungan Dome, Pegunungan Blok, Pegunungan Lipatan, Pegunungan Kompleks, dan Gunungapi dan bentukan yang berkaitan. Relief Orde III Merupakan kelanjutan dari orde II dan bersifat destruktif, yaitu terjadi pengrusakan relief bumi yang dibentuk pada orde II oleh tenaga eksogen, seperti air, angin, gelombang dan es. Hasil bentukan reliefnya terdiri dari 3 bentuk tahapan, yaitu: Bentuk Erosional Bentukan hasil proses pengelupasan relief oleh tenaga eksogen pada seluruh bagian permukaan atau sebagian dari bentuk relief orde II. Bentuk Residual Bentukan yang tersisa dari hasil proses pengelupasan relief oleh tenaga eksogen. Bentuk Deposisional Bentukan hasil pengendapan material hasil pengelupasan relief yang terangkut oleh tenaga eksogen.

LEMBAH DAN SUNGAI* Perkembangan lembah dibedakan menjadi 3 tahapan, yaitu:

Pelebaran lembah (valley widening)

Adanya erosi lateral/horisontal oleh sungai pada material dinding lembah dengan cara hidrolik dan korasif. Adanya erosi dan penggerusan dinding lembah oleh aliran air hujan. Pelapukan dan gerak massa batuan yang terjadi pada dinding lembah. Masuknya cabang sungai atau bergabungnya sungai ke dalam lembah sungai utama.

Pendalaman lembah (valley deepening)

Adanya proses hidrolisis, yaitu proses air yang mengalir di dasar lembah langsung menggaruk dan membawa material-material yang ada di dasar lembah. Adanya proses korosi dan abrasi pada dasar lembah, yaitu proses pengikisan dasar lembah oleh air dan adanya material yang ternagkut mempunyai tenaga untuk mengangkut, mengikis, merusak dan menghancurkan. Proses korosi bersifat kimiawi, yaitu proses pengikisan yang dipercepat oleh adanya reaksi kimia. Pothole driling atau pembentukan lubang pada dasar lembah yang dapat membentuk sebuah kedung. Adanya pelapukan pada dasar lembah.

Pemanjangan lembah (valley lengthening)

Adanya erosi mundur (headward erosion) oleh air sungai Berkembangnya sungai meander Adanya termini, yaitu prose pengangkatan lahan atau penurunan muka air laut. Klasifikasi lembah didasarkan atas 4 faktor, yaitu:

Berdasarkan Umurnya, terbagi menjadi lembah muda, dewasa dan tua. Berdasarkan Genetiknya, terbagi menjadi:

Lembah konsekuen (k), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang mengalir sesuai dengan arah dip batuan atau perlapisan batuan. Lembah subsekuen (s), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang arah alirannya sejajar dengan arah strike. Lembah resekuen (r), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang mengalir searah dip batuan atau sejajar dengan lembah sungai konsekuen, biasanya aliran sungainya masuk ke sungai subsekuen. Lembah Obsekuen (o), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang mengalir menuruni lereng, sehingga berlawanan dengan dip batuan dan masuk ke sungai subsekuen.Lembah Insekuen (i), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang arah alirannya tidak dikontrol struktur batuan (dip atau strike), sehingga mengalir dengan arah tidak menentu, biasanya terjadi pada daerah pengangkatan baru.

Berdasarkan Struktur pengontrolnya, terbagi menjadi:

Lembah monoklinal, Lembah antiklinal, Lembah sinklinal, Lembah sesar/patahan, Lembah rekahan/joint.

Berdasarkan pemotongan pada struktur, terbagi menjadi:

Lembah superposed, yaitu lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang tidak searah dengan kemiringan perlapisan batuan asal. Lembah anteseden (antecedent), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang memotong struktur geologi, karena proses pengikisannya lebih cepat daripada proses pengangkatan.Pola Aliran Sungai* Pola Dendritik Pola aliran yang perkembangannya menyebar ke segala arah dengan percabangan yang teratur. Cirinya: pada batuan berstruktur homogen atau struktur horisontal dan berbutir halus; resistensi batuan homogen; permeabilitasnya seragam dan kemiringannya landai; terdapat pada lereng-lereng pegunungan. Misal: Batuan shale, lempung, pasir halus, napal, tuff bercampur lempung.* Pola Paralel Pola aliran yang cabang-cabang sungainya berkembang secara paralel atau hampir paralel. Cirinya: pada batuan shale atau clay dengan kemiringan yang nyata; jarak antar cabang sungai beraturan karena pengaruh struktur. Pola ini terdapat pada: pantai; aliran lava dan tilted valley.* Pola Radial* Pola Radial SentripetalPola aliran dengan sungai-sungai yang mengalir menuju pusat suatu basin/cekungan atau depresi, misal danau atau kaldera/kawah gunung api.* Pola Radial SentrifugalPola aliran dengan sungai-sungai yang mengalir menyebar dari puncak gunung menuju ke bawah. Terdapat pada gunungapi dan pegunungan dome mudaatau berstruktur volkan.* Pola TrellisPola aliran yang terjadi pada daerah yang telipat kuat atau batuan berlapis yang berdip, dan menunjukan suatu pola aliran yang paralel dan biasanya mengikuti arah strike batuan.* Pola RektangulerPola aliran yang berkembang mengikuti patahan atau belahan (joint), sungai-sungai lurus dan belokan terjadi secara tiba-tiba membentuk sudut hampir 900.* Pola AnulerPola alirannya menyebar dan merupakan peralihan dari pola radial, karena berkembang pada struktur melingkar/dome yang sudah terkikis kuat dan adanya perbedaan resistensi pada perlapisan batuan. Sungai-sungai subsekuen mengikuti pada zone yang kurang resisten.* Pola BarbedPola aliran dengan sungai cabang yang membelok kearah hulu, merupakan pola aliran yang menunjukkan penggabungan sungai-sungai kecil ke sungai induk dengan arah belokan ke hulu. Pola ini terjadi pemenggalan sungai oleh patahan yang melintang terhadap sungai-sungai besar, sehingga arah aliran membalik dari sebagian sistemnya.* Pola DerangedPola yang terbentuk pada daerah rawa atau dekat danau dengan bentuk tidak teratur, terdapat kombinasi antara drainase permukaan dan bawah permukaan.* Pola ContortedPola aliran ini mula-mula sungai utama mengalir ke satu arah kemudian arahnya membalik ke arah hulu. Proses terjadinya kemungkinan karena pengaruh retakan (fracture) pada batuan atau adanya blok-blok batuan dengan berbagai kemiringan.* Pola AngulerMerupakan hasil modifikasi dari tipe rektangular yang ditandai dengan belokan-belokan tajam sehubungan dengan adanya joint atau patahan. Sungai-sungai cabang lebih kurang paralel dengan sungai utama dengan sudut tumpul. Pola ini terdapat pada batuan sedimen yang granuler seperti sandstone dengan kedudukan hampir horisontal.

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Pengertian Bentuklahan dan Bentang AlamIstilah bentanglahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau Landscap (Belanda) atau landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung dua aspek,yaitu aspek visual dan aspek estetika padasuatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 dalam Tim Fakultas Geografi UGM,1996).Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografiskhas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Dari pengertian ini, faktor-faktor penentu bentuklahan dapat dirumuskan sebagai berikut :B = f (T, P, S, M, K)(1) Notasi dalam rumus (1 ) tersebut adalah :B = bentuklahan,T = topografiP = proses alamS = struktur geologisM = material batuanK = ruang dan waktu kronologis.Oleh karena itu untuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan berdasarkan unit bentuklahan, maka klasifikasi bentanglahan juga akan lebihsesuai jika didasarkan pada unit-unit bentuklahan yang menyusunnya. Verstappen (1983) telah mengklasifikasi bentuklahan berdasarkan genesisnya menjadisepuluh klas utama. Kesepuluh klas bentuklahan utama itu adalah sebagai berikut :1. Bentuklahan asal structural2. Bentuklahan asal vulkanik 3. Bentuklahan asal denudasional4. Bentuklahan asal fluvial5. Bentuklahan asal marine6. Bentuklahan asal glacial7. Bentuklahan asal Aeolian8. Bentuklahan asal solusional (pelarutan)9. Bentuklahan asal organik 10. Bentuklahan asal antropogenik.

B. Bentuk Bentuk Lahan Menurut Genesisnya

1. Bentuk lahan asal solusional (pelarutan), Bentuklahan asal solusional atau pelarutan dikenal juga dengan istilah karst.Bentuklahan karst termasuk bentuk bentuklahan yang penting, dan banyak puladitemukan di Indonesia. Bentuk ini sangat erat berhubungan dengan batuanendapan yang mudah melarut. Oleh karena itu dengan mengetahui bentuk bentang alamnya, pada umumnya orang dapat mengetahui jenis batuannya, terutama juga karena bentuk bentangalam karst yang sangat karakteristik dan mempunyai tanda-tanda yang mudah dikenal baik di lapangan, pada petatopografi maupun pada potret udara dan citra satelit. Bentang alam ini terutama memperlihatkan lubang-lubang, membulat atau memanjang, gua-gua dan bukit- bukit yang berbentuk kerucut. Di dunia, daerah yang ditutupi bentangalam karsttersebar di Perancis Selatan, Spanyol Utara, Belgia, Yunani, Jamaika, beberapanegara Amerika Selatan, dan beberapa negara bagian di Amerika Serikat(Tenesse, Indiana, Kentucky). Sebenarnya kata karst berasal dari nama suatu pegunungan di Yugoslavia yang berbentangalam spesifik ini. Di Indonesia bentangalam karst dapat ditemukan di beberapa daerah di pulau Jawa, yaituJampang di Selatan Jawa Barat, pegunungan Sewu di Kulon Progo Jawa Tengah, daerah perbukitan Rembang di Jawa Timur, dan beberapa daerah di SulawesiTengah. Di Irian Barat bentangalam karst ditemukan di Kepala Burung pada formasi Klasafet, sedangkan di Sumatera ditemukan, terutama di Sumatera Selatan dan Aceh.

Bentuklahan karst terbentuk karena batuan muda dilarutkan dalam air dan membentuk lubang-lubang. Bentangalam ini terutama terjadi pada wilayah yangtersusun oleh batugamping yang mudah larut, dan batuan dolomit atau gamping dolomitan. Akibat pelarutan yang memegang peranan utama, maka air sangat penting artinya. Bentangalam karst biasanya berkembang di daerah yangmempunyai curah hujan cukup. Di samping itu, pelarutan maksimum dapat terjadi bila air tidak mencapai jenuh akan karbonat. Air yang mengalir dapat menciptakan keadaan ini. Air yang mengandung CO2 (gas) akan lebih mudah melarutkan batugamping. Di bawah ini diperlihatkan reaksi kimia yangmenghasilkan pelarutan tersebut.H2O + CO2 ->140%) Selisih ketinggian dari tempat terendah hingga tempat tertinggi (relief) >500m Tingkat pengikisan tergantung dari kondisi litologi, iklim, vegetasi penutup serta proses erosi ulang bekerja pada tempat tersebut Umumnya mempunyai lembah dalam, berdinding terjal dan berbentuk V karena proses yang dominan adalah proses yang cenderung pendalaman lembah (valley deepenting) 2. Perbukitan DenudasionalKarakteristik : Topografi berbukit dan bergelombang Lereng berkisar antara 15 55% Perbedaan tinggi relief (relief local) antara 50 -