Makalah BBT
description
Transcript of Makalah BBT
ANALISIS KEBUTUHAN PROSES PEMBELAJARAN
MAKALAHuntuk memenuhi tugas matakuliah
perencanaan dan pengembangan laboraturiumyang dibina oleh Bapak Dr. Syarif Suhartadi, M.Pd., M.M.
Oleh (Kelompok 3):
ACHMAD HAMDAN (140551807611)AYU SEPTIANA PRATIWI (140551807469)WAHYU DIANA (140551807568)DINY ALMIRA (140551807270)
UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEJURUANOktober 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan bangunan tinggi modern dimulai pada permulaan abad 19.
Ditandai dengan adanya perubahan tujuan penggunaan bangunan tinggi dari
bangunan pertahanan menjadi bangunan komersial dan tempat tinggal. Bangunan
tinggi komersial bertujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas bisnis agar lebih
dekat satu dengan yang lainnya dan sedapat mungkin dekat dengan pusat kota
yang adalah pusat bisnis. Sedangkan bangunan tinggi sebagai tempat tinggal
bertujuan untuk menghemat lahan perkotaan. Pertumbuhan penduduk perkotaaan
dan konsekuansi dari keterbatasan lahan yang tersedia berpengaruh pada pola
pembangunan tempat tinggal di daerah perkotaan yang padat penduduk sehingga
dewasa ini bangunan tinggi yang berfungsi sebagai tempat tinggal menjadi
dibutuhkan di daerah perkotaan. Harga lahan perkotaan yang tinggi,
kecenderungan masyarakat untuk tinggal di daerah perkotaan dan kebutuhan lahan
pertanian menjadi faktor lain yang mempengaruhi pembangunan bangunan tingi
sebagai tempat tinggal atau apartemen. Analisis struktur dan desain elemen
struktur bangunan bertingkat tinggi terdiri dari banyak tahapan-tahapan yang
tersusun menjadi sebuah prosedur analisis dan desain struktur bangunan
bertingkat tinggi. Mengingat perhitungan yang rumit dan banyak ketika
menganalisis dan mendesain bangunan, terlebih bangunan tinggi, diperlukan
program komputer sebagai alat bantu. Perangkat lunak yang dapat digunakan
antara lain ETABS, MathCad, PCACOL, GRASP, AutoCad dan lain-lain.
Pembangunan bangunan tinggi harus memperhitungkan akibat dari beban grafitasi
dan beban lateral. Indonesia adalah wilayah yang memiliki resiko gempa cukup
tinggi karena wilayah Indonesia berada di antara empat sistem tektonik yang aktif
yaitu tapal batas Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Filipina
dan Lempeng Pasifik. Maka dari itu Badan Standarisasi Nasional di Indonesia
membuat Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung ( SNI – 1726 – 2002 ). Sedangkan untuk pembebanan akibat beban lateral
angin diatur dalam “Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung -1983”.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana informasi proyek pembangunan Gedung Graha Rektorat
Universitas Negeri Malang?
2. Bagaimana pelaksanaan pekerjaan arsitektural dan mekanikal elektrikal
pembangunan Gedung Graha Rektorat Universitas Negeri Malang?
3. Bagaimana peran penggunaan softaware?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian bangunan bertingkat tinggi?
2. Menjelaskan SNI yang digunakan dalam bangunan bertingkat tinggi?
3. Menjelaskan siklus atau tahapan proyek dalam bangunan bertingkat tinggi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Informasi Proyek Pembangunan Gedung Graha Rektorat Universitas Negeri Malang
1. Lokasi Proyek
Pembangunan Gedung Graha Rektorat Universitas Negeri Malang ini
dilaksanakan di Jl.Semarang No. 05,Malang dengan luas bangunan ± 26425m2.
Untuk memperjelas uraian tersebut di bawah ini disediakan gambar site plan
proyek tersebut.
Gambar 1.1 Lokasi Proyek
2. Pemilik Proyek
Pemilik Proyek (Owner) adalah seseorang, badan hukum, instansi baik
pemerintah maupun swasta atau suatu pihak yang memiliki hak atas suatu gedung
yang dibangun, memberikan pekerjaan serta membiayai seluruh biaya proyek
dalam proses pembangunan suatu proyek. Pemilik Proyek Pembangunan Gedung
Graha Rektorat Universitas Negeri Malang Tahap IV ini, adalah Universitas
Negeri Malang.
3
3. Perencana
Konsultan perencana adalah suatu pihak yang ditunjuk dan diserahi tugas
oleh pemilik proyek (owner) untuk mewujudkan ide, gagasan, keinginan owner
dalam suatu perencanaan pembangunan secara lengkap. Adapun tugas dari
konsultan perencana adalah sebagai berikut:
Membuat dokumen perencanaan yang meliputi gambar kerja, Rencana Kerja
dan Syarat (RKS), serta membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Merencanakan setiap perubahan rencana dari rencana semula akibat adanya
kendala-kendala yang terdapat di lokasi proyek, dan dapat mempertanggung
jawabkan perubahan rencana tersebut pada owner.
Memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rancangan
arsitektural, structural, mekanikal, dan elektrikal.
Mempertimbangkan usulan-usulan dari konsultan pengawas dan kontraktor
pelaksana, dan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rancangan konstruksi.
Memberikan konsultasi melalui konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rancangan konstruksi yang
bertentangan dengan dokumen kontrak.
Memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai rancangan yang dianggap belum
jelas.
Dalam hal pembangunan Tahap IV proyek ini yang mendapatkan
kepercayaan adalah CV. MEGA SKALA.
4. Pengawas
Konsultan Pengawas adalah suatu organisasi atau perorangan yang bersifat
multi disiplin yang bekerja untuk dan atas nama owner. Konsultan pengawas
harus mampu bekerjasama dengan konsultan perencana untuk mencapai hasil
yang optimum dalam suatu proyek. Adapun tugas dari konsultan pengawas adalah
sebagai berikut:
Menyusun tata kerja tim yang kemudian disahkan oleh pemilik proyek atau
yang mewakilinya.
Mempersiapkan, mengawasi dan melaporkan hasil pelaksanaan proyek kepada
owner.
4
Memeriksa dokumen kontrak dan addendumnya bila ada.
Memberikan masukan (rekomendasi kepada pimpro mengenai
penerimaan/penolakan pelaksana/tenaga ahli/teknisi dan tenaga lain yang
diajukan oleh kontraktor pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan).
Menolak gambar-gambar kerja yang tidak dikonfirmasikan lebih dahulu oleh
kontraktor pelaksana.
Menolak material/peralatan yang diusulkan kontraktor pelaksana yang tidak
sesuai dengan spesikasi bestek.
Konsultan Pengawas dalam proyek ini adalah CV. PRIMA CIPTA
CONSULTANT.
5. Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah seseorang atau pihak yang menerima
pekerjaan dan menyelenggarakan pekerjaan sesuai rencana yang ditetapkan oleh
konsultan perencana, serta mengkoordinir dan membawahi setiap elemen yang
ada di dalam proyek dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap owner. Adapun
tugas dari kontraktor pelaksana adalah sebagai berikut:
Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat,
risalah penjelasan pekerjaan (anwijzing) dan syarat-syarat tambahan yang telah
ditetapkan oleh pengguna jasa.
Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas
sebagai wakil dari pengguna jasa.
Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan
untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan
bulanan.
Membuat buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan.
Pembenahan/perbaikan kembali lingkungan sekitar dan pembersihan lahan.
Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya
sesuai ketetapan yang berlaku.
Kontraktor Pelaksana yang mendapatkan kepercayaan dari owner
proyek pembangunan ini adalah PT. DELIMA AGUNG UTAMA.
5
6. Biaya Proyek
a. Sumber Dana
Sumber dana dalam Proyek Pembangunan Gedung Graha Rektorat Universitas
Negeri Malang Tahap IV ini merupakan sumber dana APBN 2015.
b. Jumlah Dana
Jumlah harga proyek pekerjaan Pembangunan Gedung Graha Rektorat
Universitas Negeri Malang Tahap IV ini adalah Rp 47.000.000.000,00 (Empat
Puluh Tujuh Miliar Rupiah).
Dalam jumlah harga proyek tersebut sudah termasuk segala pengeluaran
pekerjaan yang di dalamnya terdapat pajak-pajak dan pungutan-pungutan lainnya
yang harus dibayarkan oleh pihak kedua yaitu PT. DELIMA AGUNG UTAMA
selaku pelaksana proyek ini.
7. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan adalah lamanya proses Pembangunan Gedung
Graha Rektorat Universitas Negeri Malang Tahap IV yaitu selama 180 hari
kalender.
B. Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektural Dan Mekanikal Elektrikal
6
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laboratorium merupakan tempat yang didesain untuk terjadinya proses
pembelajaran bagi siswa dalam pelaksanaan kerja praktek atau keterampilan,
sangat mendukung proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Proses pembelajaran di laboratorium memiliki prinsip diantaranya adalah prinsip
belajar untuk berbuat, curiosity (keingintahuan) dan berpikir ilmiah. Langkah-
langkah proses pembelajaran yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut/
penutupan. Dalam mengidentifikasi alat dan bahan yang dibutuhkan di dalam
proses pembelajaran di laboraturium maka hal utama yang harus diperhatikan
adalah mengadakan alat dan bahan sesuai dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Luas ruangan laboratorium, sangat ditentukan oleh macam dan jenis
ruangan yang diperlukan pada proses belajar pada mata pelajaran tertentu. Proses
pembelajaran, langkah pembelajaran, identifikasi alat dan bahan yang diperlukan
dan ruangan yang dibutuhkan untuk melakukan proses pembelajaran menjadi hal
yang harus diperhatikan bagi seorang pendidik dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar di dalam sebuah laboraturium.
8
DAFTAR RUJUKAN
Depdikbud. (1979). Pengelolaan Laboratorium Sekolah dan Manual Alat IPA. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
__________.(1994). Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar-Mengajar. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
__________.(1999). Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta : Direktorat Pendidikan Mene-ngah Umum.
Identifikasi alat laboraturium. http// tommysiburian-fisika.blogspot.com/ support/materi/alat-laboraturium-sekolah, diakses pada 24 September 2014.
Moh. Amien. (1997). Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum Pendidikan IPA Umum (General Science) untuk LPTK. Jakarta : Depdikbud.
Rustaman, N. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : JICA.
9