Makalah Baru Fister
-
Upload
burhannudin -
Category
Documents
-
view
240 -
download
1
description
Transcript of Makalah Baru Fister
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Fisiologi Ternak dengan judul “Sistem saraf pada vertebrata” selesai tepat pada
waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas akhir
praktikum yang diberikan serta menambah kalkulasi nilai untuk nilai akhir
praktikum Fisiologi Ternak yang berkorelasi dengan nilai akhir semester genap
2016/2017. Menjadikan sistem saraf pada vertebrata menjadi fokus utama dalam
pembahasan demi pembahasan yang coba di sampaikan melalui makalah yang
singkat ini.
Beberapa pihak telah ikut berperan serta dalam penyelesaian makalah ini
,untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telag memberikan nikmat yang tiada tara.
2. Asisten dan teman-teman semua yang telah memberikan informasi.
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materiil.
4. Beserta semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini, yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan para pembaca. Dengan hati yang terbuka penulis menerima saran dan kritik
dari pembaca yang bersifat membangun atau koreksi tentang isi makalah, yang
akhirnya dapat menambah kesempurnaan dari penyusunan makalah ini.
Purwokerto, 10 Mei 2016
Penulis
2
I PENDHULUAN
I.1 Latar belakang
Perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan. Perubahan
lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat dsb), saraf akan
Sistem saraf adalah sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi merangsang
kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon-hormon yang hormon dikirim ke
organ target dan aktivitas metabolisme dibutuhkan akan merangsang jaringan-
jaringan. Sistem saraf mempunyai tiga peran utama yaitu mengenali lingkungan
luar, merangsang organism agar menyukai lingkungan luar dan mengatur
lingkungan dalam tubuh, serta menyimpan informasi. Fungsi ini terkait dengan
organ reseptor dan efektor. Sistem saraf juga merupakan sistem koordinasi
(pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat,
pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.Unit
terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atauneuron.
Informasi masuk diterima lewat saraf-saraf aferens (sensori) yang bermula
dari organ. Respons (berupa gerak badan) dimulai dari impuls saraf-saraf eferens
(motorik) yang merangsang otot-otot rangka. Oleh karena itu, ikan dapat berenang
dan tetrapoda dapat berjalan. System saraf terdiri dari sisitem saraf sentral (CNS)
dan system saraf peripheral.
Dalam paper ini akan dijelaskan system saraf pada masing-masing vetebrata
seperti pada pisces, amfibi, reptile, aves, dan mamalia. Secara umum system saraf
vetebrata dapat dikatakan sama, namun terdapat perbedaan yang mempengaruhi
proses kegiatannya.
I.2 Rumusan masalah
1. Pengertian sistem saraf pada vertebrata ?
2. Sistem saraf pada sapid an ayam?
3. Kelainan pada sistem saraf vertebrata?
I.3 Tujuan
3
1.mahasiswa dapat mengetahui sistem saraf pada vertrebrata
2.mahasiswa dapat mengetahui mekanisme kerja sistem saraf pada
vertebrata
3. mahasiswa dapat mengetahui kelainan /penyakit pada sistem saraf
4
II ISI
1. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan
serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem saraf mempunyai dua fungsi yaitu
sebagai penerima danpenghantar rangsang ke seluruh bagian tubuh, serta
memberikantanggapan terhadap rangsang tersebut. Sel saraf yang
menerimarangsang disebut reseptor. Reseptor dapat dibedakan
menjadieksteroseptor dan interoseptor. Reseptor ekstroseptor berfungsi sebagai
penerima rangsang dari luar sementara interoseptor berfungsi sebagai penerima
rangsang dari dalam. Rangsangan yang berasa dari luar contohnya seperti rasa,
sentuhan, bau, cahaya dll. Rangsangan dari dalam contohnya seperti lelah, lapar,
sakit dll.
Sistem saraf tersusun dari sejumlah sel saraf atau yang disebut dengan sel
neuron.Sel-sel neuron terbagi atas beberapa bagian yaitu badansel, dendrit, dan
neurit (akson).
a. Badan sel, berwarna kelabu, terdiri atas membran sel, sitoplasma
(neuroplasma), nukleus, nukleolus, dan reticulum endoplasma. Retikulum
endoplasma yang mengelompokpada sel saraf disebut badan nissl.
b. Dendrit, merupakan lanjutan atau percabangan badan sel saraf. Dendrit
berfungsi menerima impuls yang datang dari ujung akson lain, selanjutnya
membawa impuls tersebut kedalam badan sel saraf. Dendrit disebut juga serabut
pendekneuron.
c. Neurit (akson) disebut juga serabut panjang neuron. Neuritberfungsi
meneruskan impuls yang berasal dari badan selsaraf ke sel-sel saraf yang lain.
Bagian badan sel saraf yangberhubungan dengan akson berbentuk segitiga
dinamakanakson hillcok. Neurit terbungkus oleh selubung mielin.Selubung ini
tersusun oleh sel-sel Schwann. Mielin berfungsisebagai isolator.Bagian neurit
yang tidak berselubung mielin disebut nodusranvier. Nodus ranvier berfungsi
mempercepat jalannya impuls.Ujung neurit disebut terminal percabangan yang
akan bertemudengan ujung dendrit sel neuron yang lain. Pertemuan keduaujung
5
sel neuron yang berbeda disebut sinapsis. Neuron terbagi menjadi 3 macam
berdasarkan fungsi, tempatimpuls disalurkan, dan strukturnya.
1. Neuron Sensorik, arah impulsnya berawal dari reseptor menuju sistem
saraf pusat, memiliki struktur dendrit yang panjang dan neurit yang
pendek.
2. Neuron Motorik, arah impulsnya berawal dari sistem saraf pusat menuju
efektor, memiiki struktur dendrit yang pendek dan neurit yang penjang.
3. Neuron Konektor, arah impulsnya berawal dari neuron sensorik menuju
neuron motorik, memiliki struktur dendrit yang pendek dan neurit yang
panjang.
2. Susunan Saraf
Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
a. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar dibedakan lagi menjadi sistemsaraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusatberfungsi mengatur dan mengendalikan sistem
koordinasi.
1) Sistem Saraf Pusat, Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum.Bagian
luar otak dan sumsum diselubungi oleh selaput meninges.
a) Otak,
Otak terdiri atas 5 bagian, yaitu otak besar(serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak depan(diensefalon), otak kecil (serebelum), dan
jembatanVarol (ponds Varolii).
(1) Otak Besar (Serebrum),
Serebrum berwarna abu-abu pada bagianluar (korteks)
karena mengandung banyakbadan sel saraf yang disebut
substansigrissea. Bagian dalam (medula) serebrum berwarna
putih karena mengandung banyakdendrit dan akson, disebut
substansi alba.Serebrum terdiri atas beberapa lobus.
(2) Otak Tengah (Mesensefalon),
6
Otak tengah terletak di depan otak kecil(serebelum) dan
jembatan Varol. Otak tengahberperan dalam refleks mata dan
kontraksi ototyang terus menerus.
(3) Otak Depan (Diensefalon),
Otak depan terdiri atas dua lobus berikut.
a) Thalamus, berfungsi menerima semuarangsang yang berasal
dari reseptor(kecuali bau) ke area sensorik serebrum,serta
melakukan persepsi rasa sakit danrasa menyenangkan.
b) Hipothalamus, merupakan pusat koordinasi sistem saraf tepi
(otonom). Hipotalamusberfungsi mengatur suhu tubuh
padaorganisme homoiotermal. Akibatnya, suhutubuh relatif
tetap, tidak terpengaruh olehsuhu lingkungan. Hipothalamus
berfungsimengatur rasa lapar sehingga manusiamelakukan
kegiatan makan. Hipothalamusmengatur emosi, kadar air
dalam tubuh,kegiatan produksi, tekanan darah, dan kadargula
dalam darah.
(4) Otak Kecil (Serebelum),
Otak kecil terletak di bagian belakang dibawah otak besar. Otak
kecil berfungsi mengkoordinasikankerja otot, tonus otot,
keseimbangan,dan posisi tubuh. Otak kecilmerupakan pusat
keseimbangan. Apabila terjadigangguan (kerusakan) pada otak
kecil makasemua gerakan otot tidak dapat
dikoordinasikan.Keadaan seperti ini disebut ataxi.
(5) Jembatan Varol (Ponds Varolii).
Jembatan Varol merupakan serabut saraf yang menghubungkan
otak kecil bagian kiri dankanan, serta menghubungkan otak
besardengan sumsum tulang belakang. JembatanVarol berfungsi
menghantarkan rangsang darikedua bagian serebelum.
b) Sumsum,
Pada sistem koordinasi, sumsum terbagimenjadi 2 bagian yaitu
sumsum lanjutan (medulla oblongata) dan sumsum tulang belakang
(medulla spinalis).
7
(1) Sumsum Lanjutan (Medula Oblongata),
Sumsum lanjutan merupakan bagianpaling belakang dari
otak. Sumsum lanjutanpaling atas disebut jembatan Varol.
Sumsumlanjutan berfungsi mengatur denyut
jantung,menyempitkan pembuluh darah, melakukangerakan
menelan, batuk, bersin, bersendawa,muntah, serta membantu
pernapasan.
(2) Sumsum Tulang Belakang (Medul Spinalis ),
Sumsum tulang belakang berfungsi menghubungkanrangsang
dari dan menuju otak.Selain itu sumsum ini juga memberi
kemungkinanjalan terpendek pada gerak reflex
2) Sistem Saraf Tepi (Sistem Saraf Perifer), Sistem saraf tepi berfungsi
menyampaikan informasike dan dari pusat pengatur. Sistem saraf tepi
padadasarnya terdiri dari lanjutan sel saraf. Sel-sel saraf iniberfungsi
membawa impuls saraf atau rangsang sarafmenuju dan dari sistem saraf
pusat.Berdasarkan impuls saraf yang dibawa, sistem saraf tepi dibedakan
menjadi:
a) Sistem saraf aferen, membawa impuls saraf dari
reseptor ke susunan saraf pusat.
b) Sistem saraf eferen, membawa impuls saraf pusat
ke efektor.Susunan saraf tepi berdasarkan asalnya dibedakanmenjadi
saraf sumsum tulang belakang (spinal) dan sarafotak (kranial).
a) Saraf sumsum tulang belakang (spinalis), yaitu
saraf yang berjumlah 31 pasang saraf, memiliki ciricirisebagai berikut.
(1) Merupakan gabungan antara saraf sensorik
yang masuk ke akar dorsal dan saraf motorikyang keluar dari akar
ventral.
(2) Merupakan lanjutan dari sumsum lanjutan(medula oblongata)
hingga vertebrae lumbaliskedua. Saraf ini (nervi spinalis) berasal
darisumsum tulang belakang yang berwarna kelabuyaitu substansi
grissea.
8
b) Saraf otak (kranial), yaitu saraf yang berjumlah 12pasang dan meliputi
beberapa saraf
b) Sistem Saraf Tidak Sadar (Otonom)
Saraf yang mengendalikan gerak organ-organ dalam(visceral) secara
otomatis disebut saraf otonom. Gerakorgan dalam meliputi gerak organ
jantung, otot polos, pupil,mengembang dan mengerutnya pembuluh darah,
sertasekresi enzim dan keringat.Terdapat dua macam saraf otonom yaitu:
1) Saraf simpatetik adalah saraf yang berpangkal padasumsum tulang
belakang (medula spinalis) di daerahdada dan pinggang. Saraf simpatik
umumnya berfungsimemacu atau mempercepat kerja organ-organ tubuh.
2) Saraf parasimpatetik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum lanjutan
(medula oblongata) dan darisakrum yang merupakan saraf pre-ganglion
danpost-ganglion. Fungsi saraf parasimpatik umumnyamemperlambat
kerja organ-organ tubuh.
3. Sistem Saraf Pada Aves
Susunan saraf aves serupa dengan susunan saraf manusia dan hewan
menyusui (mammalia). Semua aktivitas saraf diatur oleh oleh susunan saraf
pusat yang terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak aves terdiri dari
beberapa bagian, yakni otak besar, otaak tengah, otak kecil, dan sum-sum
lanjutan. Selain otak kecil, otak besar pada aves tumbuh dengan baik. Otak
besar aves berbeda pula dengan otak besar manusia.
Permukaan otak besar aves tidak berlipat-lipat sehingga jumlah neuron
pada aves tidak banyak. Otak tengah aves berkembang membentuk dua
gelembung. Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatannya.
Otak kecil aves mempunyai banyak lipatan yang memperluas permukaannya
sehingga dapat menampung neuron cukup banyak (Aryulina, 2006).
Perkembangan otak kecil ini berguna untuk pengaturan keseimbanagan aves
waktu terbang.
4. Sistem Saraf Pada Mamalia
9
1. Sel Saraf (Neuron)
Neuron adalah satuan anatomis dan fungsional dari sel saraf. Unit terkecil
penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel
neuron berperan dalam penerimaan, penghantaran, pemerosesan rangsang ,
pencetus aktivitas sel tertentu dan pelepasan neurotransmitter serta molekul-
molekul menyampaian informasi ( Haryanto, 2008). Setiap satu sel saraf
(neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit,
dan akson.
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel. Fauzi (2012) menyatakan Dendrit
merupakan suatu perluasan dari soma yang menyerupai rambut dan bertindak
sebagai saluran untuk menerima masukan dari sel syaraf lainnya melaui
sinapsis. Sedangkan Feriyawati (2006) menyatakan dendrit adalah tonjolan
yang menghantarkan informasi ke badan sel.
Badan sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke
akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Sesui dengan
pernyataan Fauzi (2012) bahwa soma bertugas memproses nilai masukan dari
semua dendrit yang terhubung dengannya menjadi suatu keluaran. Soma
memiliki dua cabang yaitu dendrit dan axon.Nukleus adalah inti sel saraf yang
berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).Menurut Bandrya
(2014) menyatakan nukleus pada sel saraf tidak memiliki sentriol dan tidak
bereplikasi.
Menurut Feriyawati (2006) akson merupakan tonjolan tunggal dan
panjang yang menghantarkan informasi keluar dari badan sel. Neurit
(Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada
dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel
saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada
setiap neuron. Fauzi (2012) menyatakan Axon menyalurkan sinyal elektrik
yang dihasilkan pada bagian bawah dari axon hillock. Sinyal elektrik
digunakan oleh neuron untuk menyampaikan informasi atau sinyal ke otak
10
dengan semua sinyal sama. Oleh karena itu, otak menentukan jenis informasi
yang diterima berdasarkan jalur yang membawa sinyal. Otak kemudian
menganalisis dan menafsirkan jenis informasi yang diterima.
Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung
lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin
bersegmen-segmen. Menurut Fauzi (2012) Axon menyalurkan sinyal elektrik
yang dihasilkan pada bagian bawah dari axon hillock. Sinyal elektrik
digunakan oleh neuron untuk menyampaikan informasi atau sinyal ke otak
dengan semua sinyal sama. Oleh karena itu, otak menentukan jenis informasi
yang diterima berdasarkan jalur yang membawa sinyal. Otak kemudian
menganalisis dan menafsirkan jenis informasi yang diterima.Sel
Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit
(akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf.
Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus
ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan. Fauzi
(2012) pada nodus ini, sinyal yang mengalir dan mengalami penurunan akan
diperkuat lagi. Hal ini akan memastikan bahwa perjalanan sinyal pada axon
mengalir cepat dan tetap konsisten.Menurut Fauzi (2012) Sinapsis merupakan
bagian kontak (tempat) terjadinya pertukaran sinyal antar dua
neuron.Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu
dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah
sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson.
Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi
dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung
dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf
lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu sel saraf sensorik,
motorik dan penghubung. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai
fungsi menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah
menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Sesuai dengan
11
pernyataan Wulandari (2009) sel saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf
indera, karena berhubungan dengan alat indra. Badan sel saraf ini bergerombol
membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa
impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot.
Wulandari (2009) sel saraf motorik disebut juga sel saraf penggerak, karena
berhubungan erat dengan otot sebagai alat penggerak. Sel saraf ini mempunyai
dendrit yang pendek dan akson yang panjang.Sel saraf penghubung adalah sel
saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Sel
saraf tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls
(rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
Adapun skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) saraf sensorik
otaksaraf motorik otot gerakan.
Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan)saraf sensorik sumsum
tulang belakang saraf motorik ototgerak reflex.
5. Penyakit pada Sistem Saraf
Gangguan terhadap badan sel serta terhadap prosesus saraf adalah dua tipe
kerusakan yang umum di dalam system saraf.
Kerusakan tipe pertama, apabila demikian seriusnya sehingga
menyebabkan kematian sel, maka kerusakan tidaklah dapat diperbaiki. Hal ini
dapat terjadi pada manusia dalam kasus poliomyelitis, serta dalam kasus
distemper pada anjing. Hewan dewasa dan juga anak-anaknya yang baru lahir
memiliki semua neuron, kematian sel-sel saraf merupakan hal yang serius,
karena sel saraf tidak bisa diganti.
Gangguan terhadap prosesus saraf, umumnya pada saraf peripheral,
mungkin bersifat permanen atau mungkin juga tidak. Gangguan tersebut
bervariasi, sebagai keadaan sementara sampai tetap disebabkan tekanan pada
batang saraf sehingga merusakkan saraf sebagaimana dapat terjadi selama
12
parturisi yang sulit; sebagai akibat terpotongnya saraf oleh kawat berduri,
mesin pemotong dan sebagainya.
Penyembuhan saraf dari tekanan atau kerusakan terjadi secara spontan
dalam waktu relatif singkat. Tetapi jika saraf terputus, bagian distal mengalami
proses yang dikenal sebagai degenerasi wallerian, dimana akson terkeping-
keping, tangkai myelin terpatah, dan neurolema mungkin terpisah.
Degenerasi retrograde mengacu pada perubahan yang sama yang
mempengaruhi segmentum prosimal saraf yang etrpotong dan akhirnya
melibatkan dan mengakibatkan kematian badan sel.
Jika badan sel dan segmentum proksimal tetap sehat, maka dapat terjadi
proses pertumbuhan kembali saraf, khususnya bila neurolema dan tangkai
myelin dari segmentum distal dibawa dekat keujung potongan segmentum
proksimal. Ujung prosimal yang sehat akan menumbuhkan ujung serabur saraf
baru, dan ada kesempatan satu atau lebih serabut saraf akan menemukan jalan
ke tangkai sel Schwan peripheral. Jika hal ini terjadi, maka masing-masing
serabut akan menumbuhkan tangkai dengan laju 1 sampai 3mm per hari. Saraf
yang baru, fungsinya tidak akan penuh seperti serabut yang asli begitu pula
diameternya berkurang dan trasmisi impulsnya lebih lambat, akan tetapi fungsi
itu dapat diatasi oleh organ efektor yang iinervasi. Tumor saraf atau neuromas
dapat terbentuk pada ujung saraf. Apabila hal ini terjadi pada ujung proksimal,
terjadilah sensasi phantom. Ini adalah sensasi yang dihasilkan dari ujung
serabut saraf yang dalam keadaan normal letaknya lebih jauh, sehingga
memberikan kesan seolah-olah kaki itu masih ada.
Gangguan pada saraf perifer akan menghilangkan sensasi atau aktivitas
otot atau kedua-duanya pada daerah spesifik yang disuplai oleh saraf tertentu
yang terlibat.
Kerusakan pada system saraf pusat dapat disebabkan oleh berbagai faktor
seperti trauma, tumor, infeksi, atau toksin
Karena sebagian besar jalur serabut saraf dari satu sisi otak melintas kearah
yang berlawanan dari korda spinalis, suatu luka pada salah satu sisi otak akan
menganggu fungsi sisi lain dari tubuh. Penglihatan, pendengaran, dan sensasi
13
pada kulit, seperti halnya aktivitas motorik, dapat mengganggu kerja system
saraf pusat (Frandson, 1993).
14
III KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah system saraf pada vertebrata :
1. Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta
terdiri terutama dari jaringan saraf
2. Sistem saraf tersusun dari sejumlah sel saraf atau yang disebut dengan sel
neuron.Sel-sel neuron terbagi atas beberapa bagian yaitu badansel, dendrit, dan
neurit (akson).
3. Sistem saraf mempunyai dua fungsi yaitu sebagai penerima danpenghantar
rangsang ke seluruh bagian tubuh, serta memberikantanggapan terhadap
rangsang tersebut.
4. Sel saraf yang menerimarangsang disebut reseptor. Reseptor dapat dibedakan
menjadieksteroseptor dan interoseptor. Reseptor ekstroseptor berfungsi sebagai
penerima rangsang dari luar sementara interoseptor berfungsi sebagai penerima
rangsang dari dalam.
5. Susunan saraf aves serupa dengan susunan saraf manusia dan hewan menyusui
(mammalia).
6. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang
yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls
(rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak.
7. Kerusakan pada system saraf pusat dapat disebabkan oleh berbagai faktor
seperti trauma, tumor, infeksi, atau toksin.
8. Gangguan terhadap prosesus saraf, umumnya pada saraf peripheral, mungkin
bersifat permanen atau mungkin juga tidak. Gangguan tersebut bervariasi,
sebagai keadaan sementara sampai tetap disebabkan tekanan pada batang saraf
sehingga merusakkan saraf sebagaimana dapat terjadi selama parturisi yang
sulit; sebagai akibat terpotongnya saraf oleh kawat berduri, mesin pemotong
dan sebagainya.
9. Gangguan pada saraf perifer akan menghilangkan sensasi atau aktivitas otot
atau kedua-duanya pada daerah spesifik yang disuplai oleh saraf tertentu yang
terlibat.
15
10. . Umumnya gejala-gejala kerusakan system saraf pusat lebih umum
dibandingkan dengan kerusakan saraf perifer. Gejala-gejala tersebut dapat
berkisar dari paralisis parsial atau paralisis menyeluruh seperti yang tampak
pada keadaan luka pada korda spinali, sampai pada keadaan pasmus atau
konvulsi sebagai akibat kontraksi oto yang tidak terkontrol.
16
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah, dkk. 2006. Biologi. Jakarta: Erlangga
Badrya, Laeli. 2014. Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswa
Kedokteran Laki-Laki dan Perempuan Angkatan 2011 FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Dalam Menghadapi Ujian OSCE. Skripsi
dipublikasikan. Jakarta, FKIK-UIN Syarif Hidayatullah.
Fauzi, Shofwan Ali. 2012. “Analisis Fungsi Aktivasi Jaringan Syaraf Tiruan
Untuk Mendeteksi Karakteristik Bentuk Gelombang Spektra Babi Dan
Sapi”. Jurnal Chauci, 2(3): 154-162.
Feriyawati, Lita. 2006. Anatomi Sistem Saraf dan Perananya dalam Reglasi
Kontraksi Otot Rangka. Disertasi dipublikasikan. Medan, FK-USU.
Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Haryanto, Nia. 2008. Ada Apa Dengan Otak Tengah : Mengungkap Rahasia di
Balik Kehebatan Otak Tengah di Tengah Kontroversi, Disertai Panduan
Mandiri Mengoptimalisasi Otak Tengah. Jakarta: Gradien Medatama.
Wulandari, Ika Puspita. 2009. “Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia
Berbasis Mikrokontroller AT 89S8252”. Jurnal Neutrino, 1(2): 208-219.