makalah baru

12
OTOMATISASI RUANG RAPAT DENGAN SENSOR PIR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega8535 Nama : Lucas All Jonathan, Nungky Puspitasari, Rizal Ade Kurniawan ABSTRAKSI Beban lampu penerangan dalam suatu rangkaian lazimnya di operasikan secara manual oleh manusia. Dengan kemajuan teknologi saat ini, campur tangan manusia dalam operasional berusaha dikurangi. Saklar otomatis akan dapat memudahkan operasional. Efefktif dan efisien untuk menghindari lampu yang menyala sia sia tanpa aktifitas. Tujuannya tak lain untuk menghindari pemborosan energy listrik. Telah dilakukan perancangan dan realisasi pembuatan alat penghemat energy listrik untuk instalasi ruang dengan sensor PIR (Passive Infrared) berbasis pemrograman mikrokontroller ATMega 8535. PIR termasuk sensor panas jenis pyroelectric yang mempunyai respon saat ada perubahan panas. Sumber panas di radiasikan dengan infra merah, Radiasi panas tubuh manuasia menghasilkan energy panas yang diradiasikan oleh Pinframerah. Radiasi panas tubuh manusia akan di terima sensor untuk respon masukan rangkaian. Alat penghemat energy listrik untuk instalasi ruangan dengan sensor PIR merupakan suatu bentuk penghematan energy listrik yang ramah linkungan. Kata Kunci : Mikrokontroller ATMega 8535, Sensor PIR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Sejalan dengan perkembangan pembangunan, jumlah kebutuhan daya listrik di Indonesia cenderung naik pesat. Peningkatan kebutuhan daya listrik dapat diakibatkan oleh penambahan beban baru, dapat juga disebabkan karena borosnya pemakaian daya listrik. Pemborosan energy listrik harus dicegah, karena pasokan daya listrik PLN semakin terbatas. Penghematan energy listrik dapat menguntungkan konsumen dan produsen. Pada saat ini pengendalian on/off berbagai piranti listrik kebanyakan masih dikendalikan secara manual dengan menekan tombol saklar on/off. Perkembangan gaya hidup dan dinamika sosial saat ini menunjukkan semakin pentingnya kepraktisan dan efisiensi menyebabkan kebutuhan untuk mengendalikan berbagai piranti listrik tidak hanya dilakukan secara manual yang 1

description

makalah

Transcript of makalah baru

Page 1: makalah baru

OTOMATISASI RUANG RAPAT DENGAN SENSOR PIR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega8535

Nama : Lucas All Jonathan, Nungky Puspitasari, Rizal Ade Kurniawan

ABSTRAKSI

Beban lampu penerangan dalam suatu rangkaian lazimnya di operasikan secara manual oleh manusia. Dengan kemajuan teknologi saat ini, campur tangan manusia dalam operasional berusaha dikurangi. Saklar otomatis akan dapat memudahkan operasional. Efefktif dan efisien untuk menghindari lampu yang menyala sia sia tanpa aktifitas. Tujuannya tak lain untuk menghindari pemborosan energy listrik.

Telah dilakukan perancangan dan realisasi pembuatan alat penghemat energy listrik untuk instalasi ruang dengan sensor PIR (Passive Infrared) berbasis pemrograman mikrokontroller ATMega 8535. PIR termasuk sensor panas jenis pyroelectric yang mempunyai respon saat ada perubahan panas. Sumber panas di radiasikan dengan infra merah, Radiasi panas tubuh manuasia menghasilkan energy panas yang diradiasikan oleh Pinframerah. Radiasi panas tubuh manusia akan di terima sensor untuk respon masukan rangkaian. Alat penghemat energy listrik untuk instalasi ruangan dengan sensor PIR merupakan suatu bentuk penghematan energy listrik yang ramah linkungan.

Kata Kunci : Mikrokontroller ATMega 8535, Sensor PIR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Sejalan dengan perkembangan pembangunan, jumlah kebutuhan daya listrik di Indonesia cenderung naik pesat. Peningkatan kebutuhan daya listrik dapat diakibatkan oleh penambahan beban baru, dapat juga disebabkan karena borosnya pemakaian daya listrik. Pemborosan energy listrik harus dicegah, karena pasokan daya listrik PLN semakin terbatas. Penghematan energy listrik dapat menguntungkan konsumen dan produsen.

Pada saat ini pengendalian on/off berbagai piranti listrik kebanyakan masih dikendalikan secara manual dengan menekan tombol saklar on/off. Perkembangan gaya hidup dan dinamika sosial saat ini menunjukkan semakin pentingnya kepraktisan dan efisiensi menyebabkan kebutuhan untuk mengendalikan berbagai piranti listrik tidak hanya dilakukan secara manual yang mengharuskan kita berada dihadapan piranti.

Tugas akhir semester ini mengambil topik tentang pembuatan saklar otomatis dengan sensor PIR yang berbasis mikrokontroller. Sensor PIR akan

mendeteksi kehadiran orang dalam suatu ruangan. Dasarnya adalah radiasi panas tubuh dengan infra merah. Lampu akan menyala saat pintu di buka dan beberapa saat kemudian kipas angin (fan) akan menyala jika sensor mendeteksi adanya manusia. Lampu dan fan akan tetap menyala apabila masih ada kegiatan manusia di dalam ruangan tersebut. Dan lampu akan mati jika sudah tidak ada kegiatan manusia di dalam ruangan tersebut dan keadaan pintu tertutup. Dengan kata lain sensor kehadiran orang ini akan di aplikasikan sebagai saklar otomatis.

Pengaturan lampu penerangan dan fan biasanya dengan menggunakan saklar. Untuk menghidupkan atau memadamkan lampu dengan mengoperasikan secara manual. Orang yang masuk paada ruangan gelap pasti akan menyalakan lampu. Namun apabila orang tersebut akan keluar ruangan, belum tentu ingat untuk mematikan lampu-lamou yang menyala. Apabila hal tersebut diatas terjadi dalam waktu yang lama, maka akan terjadi pemborosan.

Untuk menghindari pemborosan energy listrik, maka dalam tugaas akhir semester ini dibuat dan dibahas rangkaian otomatis untuk mengendalikan lampu dan fan pada ruangan.

1

Page 2: makalah baru

1.2 TUJUANTujuan yang ingin dicapai dari pembuatan Otomatisasi ruangan berbasis Mikrokontroler ATMega 8535 adalah untuk mengatasi permasalahan tentang pemborosan energy listrik. Dimana lampu dan fan akan menyala (hidup) jika di ruangan tersebut terdapat orang. Jika dalam ruangan terebut sudah tidak terdapat orang makan lampu dan fan akan secara otomatis mati.

BAB IILANDASAN TEORI

Listrik telah masuk sampai di pedesaan, karena listrik berguna untuk membantu aktifitas manusia terutama, untuk pekerjaan dalam ruang gelap ataupun melakukan pekerjaan yang membutuhkan tenaga listik untuk menjalankan alat industri. Listrik yang dipakai sangat terbatas, karena listrik sangat terbatas dan mempunyai kuota, sehingga dibuatlah alat penghemat energi listrik untuk penerangan ruangan. Dalam bab ini dijelaskan mengenai teori - teori tentang perancangan alat penghemat energi listrik untuk penerangan ruangan berbasis mikrokontroler. Berikut ini teori perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan.

2.1 MIKROKONTROLLER ATMega8535

Mikrokontroller merupakan sebuah system computer yang seluruh atau sebagian besar elemnnya dikemas dalam suatu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan system computer yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda daengan PC (Personal Computer) yang memiliki beberapa fungsi. Perbedaan antara computer dengan mikrokontroller.

Mikrokontroller adalah sebuah system microprocessor dimana didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, Ram, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai, sehingga kita tinggal memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya menurut Winoto (2008:3).

Teknologi yang digunakan pada mikrokontroler AVR berbeda dengan mikrokontroller seri MCS-51. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction

Set Computer), sedangkan seri MCS-51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computer). Mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga AT89RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, kelengkapan periperal dan fungsi-fungsi tambahan yang dimiliki. Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai Mikrokontroller ATMega8535

Gambar 2.1 Mikrokontroller ATMega8535

ATMega8535 adalah mikrokontroller CMOS 8 bit daya rendah berbasis arsitektur RISC. Instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATMega8535 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz, hal ini membuat ATMega8535 dapat bekerja dengan kecepatan tinggi walaupun dengan penggunaan daya rendah. Mikrokontroller ATmega8535 memiliki beberapa fitur atau spesifikasi yang menjadikannya sebuah solusi pengendali yang efektif untuk berbagai keperluan. Fitur-fitur tersebut antara lain:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yang terdiri atas Port A, B, C dan D

2. ADC (Analog to Digital Converter)3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan

perbandingan4. CPU yang terdiri atas 32 register5. Watchdog Timer dengan osilator internal6. SRAM sebesar 512 byte7. Memori Flash sebesar 8kb dengan kemampuan

read while write8. Unit Interupsi Internal dan External9. Port antarmuka SPI untuk men-download

program ke flash10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat

diprogram saat operasi11. Antarmuka komparator analog12. Port USART untuk komunikasi serial.

2.2 SENSOR PIR ( Passive Infrared Receiver)

2

Page 3: makalah baru

PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan inframerah. Akan tetapi tidak seperti sensor inframerah kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya ‘Passive’, sensor ini hanya merespon energy dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia.

Didalam sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang mempunyai peranan masing-masing yaitu:

1. Fresnel Lens2. IR Filter3. Pyroelectric sensor4. Amplifier5. Comparator

Gambar 2.4 Konstruksi Sensor PIR

Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energy panas yang dihasilkan dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh pyroelectic sensor yang terdiri dari gallium nitride, caesium nitrat dan litium tantalite menghasilkan arus listrik. Mengapa bias menghasilkan arus listrik. Hal ini dikarenakan pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energy panas. Prosesnya hamper sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar sel.

Mengapa sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja. Hal ini di sebabkan karena adanya IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari

tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor.

Jadi ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energy panas yang dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit aamplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh komparator sehingga menghasilkan output.

Ketika manusia berada didepan sensor PIR dengan kondisi diam, maka sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini yang menyebabkan energy panas yang dihasilkan dapat digambarkan hamper sama pada kondisi lingkungan di sekitarnya. Ketika manusia itu melakuakan gerakan, maka tubuh manusia itu akan menghasilkan pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombangyang bervariasi, sehingga menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor merespon dengan cara menghasilkan arus pada material Pyroelectricnya dengan besaran yang berbeda beda. Karena besaran yang berbeda inilah comparator menghasilkan output.

Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila sensor ini dihadapkan dengan benda panas yang tidak memiliki panjang gelombang inframerah 8 sampai 14 mikrometer dan benda yang diam seperti sinar lampu yang sangat terang yang mampu menghasilkan panas, pantulan objek benda dari cermin dan suhu panas ketika musim panas.

2.3 DIODA

Dioda adalah suatu bahan yang dibuat dari bahan yang disebut PN Junction yaitu suatu bahan campuran yang terdiri dari bahan positif (P type) dan bahan negatif (N type). Apabila kedua bahan tersebut dipertemukan maka akan menjadi komponen aktif yang disebut Dioda. P type akan membentuk kaki yang disebut kaki Anoda dan N type akan membentuk Katoda. Pada dioda, arus listrik hanya akan dapat mengalir dari anoda ke kutub katoda.

3

Page 4: makalah baru

Gambar 2.6 Simbol Dioda

2.3.1 Karakteristik DiodaSifat umum dioda adalah hanya dapat menghantarkan arus listrik ke satu arah saja. Oleh karena itu bila pemasangan dioda terbalik maka dioda tidak akan dapat menghantarkan arus listrik. Prinsip ini biasanya digunakan sebagai pengaman alat elektronika yaitu untuk menunjukkan benar atau salah penyambungan catu daya. Dioda memiliki dua elektroda (kaki), yaitu anoda dan katoda. Kaki – kaki ini tidak boleh terbalik dalam pemasangannya. Kaki katoda biasanya dekat dengan tanda cincin sedangkan kaki yang jauh dari tanda cincin berarti kaki anoda. Jika P (anoda) diberi tegangan positif dan N (katoda) diberi tegangan negatif maka pemberian tegangan ini disebut bias maju (biased forward). Sebaliknya, bila diberi tegangan yang terbalik yaitu P (anoda) diberi tegangan negatif dan N (katoda) diberi tegangan positif maka pemberian tegangan ini disebut bias mundur (biased reverse). Pada keadaan ini, arus yang mengalir dalam dioda sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

Pada saat diberi biased forward, dioda dapat dialiri arus dengan resistansi yang cukup kecil, yang dikenal dengan nama resistansi maju (forward). Sebaliknya, jika dioda diberi biased reverse, maka arus listrik akan mengalami resistansi yang amat besar dan disebut resistance reverse.Dioda dapat dianggap suatu Voltage Sensitive Electronic Switch, dimana dioda akan menutup atau dalam kondisi ON jika anoda lebih positif dari katoda dan dioda akan terbuka jika kondisi sebaliknya. Macam – macam dioda yang harus diketahui adalah :

1. Dioda Penyearah (Rectifier)2. Dioda Zener3. Dioda Cahaya (LED – Light Emiting Dioda)

Arus AC yang mendorong elektron keatas melalui resistor, saat melewati dioda hanya ½ periode positif dari tegangan input yang akan memberikan bias forward pada dioda, sehingga dioda akan menghantarkan selama ½ periode positif. Tetapi untuk ½ periode negatif, dioda dibias reverse dan terjadilah penyumbatan karena kecil sekali arus

2.3.2 Dioda Cahaya (LED : Light Emitting Dioda)LED merupakan salah satu jenis dioda yang mengubah energi perpindahan electron – electron yang jatuh dari pita konduksi ke pita valensi menjadi cahaya. Berwana – warninya cahaya yang dipancarkan ini, dikarenakan jenis bahan yang digunakan berbeda – beda. Bahan – bahannya antara lain gallium, arsen dan fosfor. Penggunaan

LED biasanya berhubungan dengan segala hal yang dilihat oleh manusia, seperti untuk mesin hitung, jam digital, dan lain – lain.

Gambar 2.10 Simbol Dioda Cahaya ( LED )

2.4 RESISTOR

Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan Variable Resistor Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain. Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan tembaga perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan – bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai insolator.

Gambar 2.11 Resistor Karbon

2.4.1 Fixed ResistorResistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe resistor yang umum berbentuk tabung porselen kecil dengan dua kaki tembaga dikiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan ohm meter. Kode warna tersebut adalah standar

4

Page 5: makalah baru

menufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association).

2.5 TRANSISTORTransistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).

Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.

Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal. Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga menghasilkan transistor NPN.

Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P adalah silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan :1. Transistor germanium PNP2. Transistor silikon NPN3. Transistor silikon PNP4. Transistor germanium NPNSemua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak panahyang terdapat di dalam simbol menunjukkan arah yang melalui transistor.

2.6 RELAY

Relay adalah suatu rangkaian switch magnetik yang bekerja bila mendapat catu dan suatu rangkaian trigger. Relay memiliki tegangan dan arus nominal yang harus dipenuhi output rangkaian pendriver atau pengemudinya. Arus yang digunakan pada rangkaian adalah arus DC.

Konstruksi dalam suatu relay terdiri dari lilitan kawat (coil) yang dililitkan pada inti besi lunak. Jika lilitan kawat mendapatkan aliran arus, inti besi lunak kontak menghasilkan medan magnet dan menarik switch kontak. Switch kontak mengalami gaya listrik magnet sehingga berpidah posisi ke kutub lain atau terlepas dari kutub asalnya. Keadaan ini akan bertahan selama arus mengalir pada kumparan relay. Dan relay akan kembali keposisi semula yaitu normaly ON atau Normaly OFF, bila tidak ada lagi arus yang mengalir padanya, posisi normal relay tergantung pada jenis relay yang digunakan. Dan pemakaian jenis relay tergantung pada kadaan yang diinginkan dalam suatu rangkaian.

Menurut kerjanya relay dapat dibedakan menjadi :a. Normaly Open (NO), saklar akan tertutup bila dialiri arusb. Normaly Close (OFF), saklar akan terbuka bila dialiri arusc. Change Over (CO), relay ini mempunyai saklar tunggal yang nomalnya tertutup yang lama, bila kumparan 1 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke terminal A, sebaliknya bula kumparan 2 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke terminal B.

Analogi rangkaian relay yang digunakan pada tugas akhir ini adalah saat basis transistor ini dialiri arus, maka transistor dalam keadaan tertutup yang dapat menghubungkan arus dari kolektor ke emiter yang mengakibatkan relay terhubung. Sedangkan fungsi dioda disini adalah untuk melindungi transistor dari tegangan induksi berlebih, dimana tegangan ini dapat merusak transistor. Jika transistor pada basis tidak ada arus maju, transistor terbuka sehingga arus tidak mengalir dari kolektor ke emiter, relay tidak bekerja karena tidak ada arus yang mengalir pada gulungan kawat.

2.7 LIMIT SWITCHLimit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada bagian actuator nya tertekan suatu benda, baik dari samping kiri ataupun kanan, mempunyai micro switch dibagian dalamnya yang

5

Page 6: makalah baru

berfungsi untuk mengontakkan atau sebagai pengontak, gambar batang yang mempunyai roda itu namanya actuator lalu diikat dengan sebuah baud, berfungsi untuk menerima tekanan dari luar, roda berfungsi agar pada saat limit switch menerima tekanan , bisa bergerak bebas, kemudian mempunyai tiga lubang pada body nya berfungsi untuk tempat dudukan baud pada saat pemasangan di mesin.

2.7.1 Cara Kerja Limit Switch. Ketika actuator dari Limit switch tertekan suatu benda baik dari samping kiri ataupun kanan sebanyak 45 derajat atau 90 derajat ( tergantung dari jenis dan type limit switch ) maka, actuator akan bergerak dan diteruskan ke bagian dalam dari limit switch, sehingga mengenai micro switch dan menghubungkan kontak-kontaknya, pada micro switch terdapat kontak jenis NO dan NC seperti juga sensor lainnya, kemudian kontaknya mempunyai beban kerja sekitar 5 A, untuk dihubungkan ke perangkat listrik lainnya, dan begitulah seterusnya, selain itu limit switch juga mempunyai head atau kepala tempat dudukan actuator pada bagian atas dari limit switch dan posisinya bisa dirubah-rubah sesuai dengan kebutuhan.

2.7.2PenerapanContoh-contoh penggunaan limit switch adalah sebagai berikut :

Digunakan untuk sensor door open/close. Digunakan untuk sensor cylinder up/down. Digunakan untuk sensor Safety cover

(emergency stop). Digunakan untuk sensor mesin home posisi. Dll.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 DISKRIPSI KERJA

Dalam penggunaan alat ini memiliki cara kerja yang sangat sederhana, dengan basis pemrograman pada mikrokontroller. Cara kerjanaya Otomatisasi Ruang Rapat ini terdapat sensor PIR. Sensor ini berfungsi sebagai pengganti saklar untuk menghidupkan instalasi listrik yang ada di ruangan tersebut.

Gambar 3.1 Diagram Alir Otomatisasi Ruangan Berbasis Mikrokontroller ATMega8535

Penjelasan Diagram:

1. Power Suplay ini digunakan untuk menghidupkan mikrokontroller ATMega8535.

2. Setelah program diproses dalam mikrokontroller maka data hasil pemrosesan akan dikeluarkan menuju Sensor PIR dan Limit Switch.

3. Limit Switch akan memerintahkan lampu untuk menyala saat limit switch di tekan.

4. Sensor PIR akan memerintahkan fan untuk bekerja saat sensor PIR mendeteksi adanya manusia.

3.2 RANGKAIAN ALAT

Gambar 3.2 Rangkaaian Kontrol

6

Page 7: makalah baru

3.3 DAFTAR KOMPONEN DAN FUNGSI

1. Mikrokontroller ATMega8535

Merupakan komponen yang utama yang di gunakan dalam system, sebagai pemroses program.

2. Sensor PIR ( HC-SR501)Berfungsi sebagai saklar yang bekerja jika mendeteksi keberadaan manusia. Dalam sensor PIR yang di gunakan saat ini mempunyai 5 pir module. Inputannya adalah 4,5 – 20 VDC. Dan akan menghasilkan output 3.3 V dengan logic high.

3. Resistor 1k, 220 ΩMerupakan komponen yang digunakan untuk menghambat arus. Pada rangkaian ini resistor digunakan sebagai pengatur arus untuk masukan LED dan fan.

4. Dioda IN 4001Dioda merupakan komponen yang digunakan untuk merubah tegangan AC menjadi DC dengan kata lain sebagai penyearah.

5. Limit switch

Digunakan sebagai saklar pengganti saklar manual untuk lampu.

3.4 PROGRAM KONTROL

#include <mega8535.h>

#include <delay.h>

void main(void)

DDRC=DDRD=0xff;

PORTA=PORTB=0xff;

DDRA=DDRB=0x00;

while(1)

atas:

if(PINA.0==0)

PORTC=0xff;

while(1)

if(PINB.0==0)

goto bawah1;

bawah1:

while(1)

PORTC=PORTD=0xff;

if (PINA.0==0)

while(1)

goto bawah2;

bawah2:

while(1)

PORTD=0x00;

if (PINA.0==1)

goto bawah3;

bawah3:

while(1)

PORTC=PORTD=0x00;

delay_ms(100);

goto atas;

7

Page 8: makalah baru

3.5 PRINSIP KERJA RANGKAIAN

1. Tegangan dari pln 220 V masuk kedalam catudaya sehingga menghasilkan tegangan 5 VDC untuk mensuplay mikrokontroller ATMega8535.

2. Jika pintu di buka dan limit switch tertekan, maka lampu pada ruangan akan menyala.

3. dan Jika sensor PIR mendeteksi adanya manusia maka sensor PIR akan bekerja dan fan akan ON.

4. Jika pintu di buka dan mengenai limit switch lagi, maka fan dan lampu akan off.

BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam pembuatan tugas akhir semester “OTOMATISASI RUANG RAPAT DENGAN SENSOR PIR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega8535” ini dapat diambil kesimpulan antara lain:

a. Pengontrolan pada system otomatisasi ini menggunakan mikrokontroller ATMega8535.

b. Output keluaran yang di hasilkan oleh input sensor sesuai dengan yang di harapkan, yaitu:

1. Jika limit switch di tekan maka LED akan menyala.

2. Jika Sensor PIR mendeteksi adanya manusia maka fan akan on

3. Lampu dan fan akan Off jika sensor sudah tidak mendeteksi adanya manusia dan pintu dalam keadaan tertutup.

5.2 SaranBerdasarkan pengalaman selama pembuatan aplikasi yang telah dilakukan, berikut adalah beberapa saran yang penting untuk diperhatikan :

1. Dengan adanya pengembangan dan penyempurnaan dalam suatu sistem dari alat ini alangkah lebih baik lagi, jika alat ini dikembangkan dengan menambah kamera untuk mengirim gambar bila alat mendeteksi orang asing di ruangan tersebut.

2. Peletakan Sensor PIR harus ideal sesuai dengan kegunaan rangkaian.

3. Kontak saklar otomatis dapat digunakan untuk beban yang berbeda.

4. Untuk ruangan yang lebih luas dan memerlukan lokalisasi operasi, diperlukan penambahan jumlah sensor.

5. Untuk lebih handal lagi dapat memakai sensor panas type thermopile.

Referensi

Artanto (2009), Mikrokontroler adalah sebuah alat pengendali (kontroler) berukuran mikro. Jakarta: Artanto.

Budiharto, W., (2004), Interfacing Komputer dan Mikrokontroler, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Dr. Agfianto E. Putra., (2012), Mikrokontroler DSP & Embedded Electronics(Lecturer, Consultant, Author) http://agfi.staff.ugm.ac.id).

Iswanto, (2008), Design dan Implementasi Sistem Embedded Mikrokontroler ATMega8535 dengan Bahasa Basic, Bandung: Informatika.

Marry, (2010), Jenis-Jenis Mikrokontroler, http://m4rry.blogspot.com.

Next System., (2011), Pelatihan Mikrokontroler dan Robotik, http://edukasi.nextsys.web.id.

Prasimax Mikron., (2001), Kontrol Peralatan Listrik dgn Mikrokontroler http://www.mikron123.com.

Winoto, A., (2008), Mikrokontroler AVR ATmega8/32/16/8535 dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR, Bandung: Informatika.

8