Makalah b3 TPA

download Makalah b3 TPA

of 12

description

Makalah b3 TPA

Transcript of Makalah b3 TPA

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Besarnya jumlah penduduk dan keragaman aktivitas di kota-kota besar di Indonesia, mengakibatkan munculnya persoalan umum dalam pelayanan prasarana perkotaan, seperti masalah persampahan. Sampai saat ini paradigma pengelolaan sampah yang digunakan adalah: KUMPUL ANGKUT BUANG (Damanhuri, 2002). Namun, diperkirakan hanya sekitar 60% sampah di kota-kota besar di Indonesia yang dapat terangkut ke TPA. Banyaknya sampah yang tidak terangkut kemungkinan besar tidak terdata secara sistematis, karena biasanya dihitung berdasarkan ritasi truk menuju TPA. Disamping itu tidak pernah diperhitungkan sampah yang ditangani masyarakat secara swadaya, ataupun sampah yang tercecer dan secara sistematis dibuang ke badan air (Damanhuri, 2003). Paradigma KUMPUL ANGKUT BUANG seperti ini memiliki konsekuensi terhadap tingginya biaya operasional pengelolaan sampah karena sebagian besar biaya pengelolaan sampah digunakan untuk biaya pengangkutan yaitu sekitar 50-60% dari biaya total pengelolaan sampah .Undang-undang No. 18/2008 Pasal 6 butir (d) menyatakan bahwa tugas pemerintah adalah melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah. Ini berarti Pemerintah memiliki tanggungjawab dalam penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah, termasuk menentukan rute pengangkutan sampah mulai dari sumber hingga tempat pengelolaan akhir. Pengelolaan persampahan tidak diragukan lagi semakin penting terutama dalam hal efisiensi biaya (Karadimas, 2007). Transportasi sampah adalah sub-sistem persampahan yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju tempat pemerosesan akhir, atau TPA. Dengan optimasi sub-sistem ini diharapkan pengangkutan sampah menjadi mudah, cepat, serta biaya relatif murah. Minimasi jumlah sarana yang digunakan serta jarak dan waktu tempuh merupakan tujuan utama dari perencanaan rute transportasi sampah (Byung-In, 2005). Rute pengangkutan sampah yang dibuat haruslah efektif dan efisien sehingga didapatkan rute pengangkutan yang paling optimum. Akses yang mudah ke TPA akan mempercepat pengangkutan sampah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS). Hal ini akan mempermudah proses pengambilan sampah dari daerah pemukiman sehingga tidak terjadi penumpukan sampah. Isu-isu lingkungan yang berhubungan dengan transportasi sampah menjadi perhatian utama para pelaku pengelolaan sampah dan juga masyakarat. Pelayanan sistem pengangkutan sampah domestik yang baikdengan rute yang optimal akan mengurangi dampak buruk dari kegiatan tersebut terhadap lingkungan (Clifford, 2008). Saat ini sampah di Kota Bandung dibuang ke lokasi TPA Sarimukti yang lokasinya di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Jarak lokasi ini dengan Kota Bandung relatif jauh yaitu sekitar 45 km dari pusat Kota Bandung. Jarak yang jauh tersebut memiliki konsekuensi pada biaya operasional yang sangat tinggi untuk pengangkutan sampah yang sebagian besar digunakan untuk membeli bahan bakar kendaraan pengangkut. Oleh karena itu rute dan sarana pengangkutan yang ada haruslah di evaluasi kembali untuk mendapatkan rute optimum dan sistem pengangkutan yang baik sehingga dapat meminimalkan dampak terhadap lingkungan serta kerugian ekonomi.

1.2 Rumusan masalahRumusan masalah dari makalah ini adalah : Bagaimana sistem mekanisme sistem pengangkutan sampah pada daerah bandung utara Apakah sistem pengangkutan sampah pada daerah penelitian sudah memenuhi ketentuan yang ada

1.3 Tujuan penulisanAgar Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui sistem pengangkutan sampah pada daerah tertentu, khususnya dalam makalah ini pada daerah Bandung Utara

BAB 2PEMBAHASAN

Wilayah Studi dan Timbulan Sampah Pelayanan persampahan Kota Bandung dilakukan oleh PD Kebersihan Kota Bandung. Untuk teknis pelayanan transportasi sampah wilayah Kota Bandung dibagi menjadi 4 (empat) wilayah pelayanan seperti dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Wilayah Pelayanan PD Kerbersihan Kota Bandung

Hasil sampling timbulan sampah di wilayah Bandung Utara ini dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1. Hasil Sampling Timbulan SampahTPS Kapasitas Timbulan Sampah per Hari (m3) Timbulan sampah per Kapita (l/p/day) Densitas (Kg/m3)

Pasteur Kontainer 10 m3 14.96 3.2 204.1

KPAD Kontainer 10 m3 11.76 2.88 224.5

Sarimadu Kontainer 10 m3 11.22 2.68 244.9

Sarijadi Kontainer 6 m3 8.06 2.75 224.5

Rata-rata 2.88 224.5

Untuk wilayah pelayanan Bandung Utara sendiri terdiri atas 7 kecamatan seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah tiapKecamatan di Wilayah Bandung UtaraNama KecamatanJumlah Penduduk (jiwa)Timbulan Sampah (m3/hari)

Bandung Wetan31.71491

Cibeunying Kidul110.012317

Cibeunying Kaler68.145196

Coblong124.121357

Sukajadi100.244289

Sukasari76.671221

Cidadap52.209150

Jumlah563.1161622

Studi sistem pengangkutan sampah Kota Bandung ini dilakukan untuk wilayah pelayanan Bandung Utara. Pemilihan ini berdasarkan tidak adanya irisan wilayah pelayanan dengan wilayah lain, wilayahnya juga cukup luas terbentang dari bagian timur hingga barat Kota Bandung, karakteristik penduduk yang cukup beragam, sehingga dianggap dapat mewakili studi sistem transportasi persampahan di Kota Bandung. Sistem Pengangkutan Sampah Pola pengangkutan sampah di Kota Bandung dilakukan dengan sistem tidak langsung. Sistem tidak langsung adalah sistem pengangkutan sampah dimana sampah tidak langsung diangkut ke TPA dari sumbernya, melainkan sampah dikumpulkan dulu di TPS sebelum diangkut menuju TPA. Pengangkutan sampah di Wilayah Pelayanan Bandung Utara dilakukan dengan dua jenis kendaraan pengangkutan yaitu Load Hauled (LH) dan Dump Truck. Setiap jenis kendaraan terdiri atas 2 ukuran yaitu 6 m3 dan 10 m3. Jenis kendaraan pengangkutan sampah haruslah sesuai dengan infrastuktur yang ada (Beullens, 2002). Jumlah sarana pengangkutan sampah yang dimiliki oleh Wilayah Pelayanan Bandung Utara dapat dilihat pada Tabel 3. Sarana-sarana tersebut melayani 64 TPS yang ada di wilayah Bandung Utara. Jumlah dan kapasitas TPS yang ada di Bandung Utara dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3. Sarana Pengangkutan Sampah di Wilayah Pelayanan Bandung UtaraJenis Jumlah Kapasitas Total (m3)

Load Hauled 10 m3 12 120

Load Hauled 6 m3 2 12

Dump Truck 10 m3 10 100

Dump Truck 6 m3 2 12

Kapasitas Total 244

(Sumber PD Kebersihan WP Bandung Utara, 2009)

Tabel 4. Jumlah dan Kapasitas TPS di Wilayah Bandung UtaraJenis Jumlah Kapasitas Total (m3)

Kontainer 10 m3 22 220

Kontainer 6 m3 3 18

Bak 39 561

Kapasitas Total 899

Sistem pengangkutan untuk setiap jenis kendaraan adalah berbeda. Untuk sarana pengangkutan jenis LH dilakukan dengan sistem Hauled Container System (HCS), dimana kontainer sampah kosong dibawa dari garasi menuju TPS pertama, kontainer sampah yang telah terisi dari TPS pertama yang dibawa ke TPA untuk dikosongkan dan dibawa untuk menggantikan kontainer di TPS kedua, dan begitu seterusnya. Namun karena keterbatasan sarana kontainer yang tidak memadai, maka ada beberapa unit kendaraan yang tidak membawa kontainer kosong pada awal ritasinya. Gambaran sistem pengangkutan HCS ini dapat dilihat pada Gambar 3a. Sedangkan untuk kendaraan pengangkutan jenis dump truck dilakukan dengan sistem Stationary Container System (SCS) dimana kendaraan akan mengangkut seluruh sampah di tiap TPS pada rutenya masing-masing. Pada TPS pertama seluruh sampah dimasukan ke dump truck, lalu berlanjut pada TPS kedua dan TPS-TPS berikutnya sampai dump truck penuh. Jika dump truck sudah penuh, dump truck akan langsung membuang sampah ke TPA Sarimukti meskipun belum semua sampah di rutenya diangkut. Untuk TPS-TPS yang sampahnya belum terangkut, akan diangkut pada hari berikutnya. Gambaran system pengangkutan SCS ini dapat dilihat pada Gambar 3b.POOLPool Kendaraan

TPASPBUSPBU

TPA

TPS Ke 3TPS Ke 1

TPS

TPS Ke 2

Gambar 3. Sistem Pengangkutan Sampah (a) HCS dan (b) SCS

Setiap unit kendaraan melakukan pengangkutan sesuai dengan rutenya. Rute dan jarak yang ditempuh oleh setiap kendaraan pengangkutan sampah di Wilayah Bandung Utara dapat dilihat di Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5. Rute dan Ritasi Pengangkutan Sampah Wilayah Pelayanan Bandung Utara untuk Jenis Kendaraan LHKapasitasTujuanJarak (km)Bahan Bakar (l)Jumlah RitasiTimbulan m3/hari

Pasar Kembang5Seminggu 2x3

135Seminggu 2x3

Punclut14,355Setiap Hari12

Jalan Layang93Setiap Hari11

Pasar Cihaurgeulis

8,733Sehari 2x

16

Pos Giro

10,644Seminggu 1x

2

Sangkuriang

9,74Seminggu 1x

2,5

Ambon

10,244Sehari 2x

15

Gempol

10,26

4Seminggu 2x

4

Pasar Sadang Serang

8,363Seminggu 3x6

Dago Golf13,345Setiap Hari13

Cikutra

8,53Sehari 2x15

Pasar Gegerkalong

12,465Sehari 1x11

10 m3

KPAD

12,845Sehari 1x12

Sarimadu

12,755Sehari 1x11

ORARI11,714Sehari 2x11

Cibogo9,153Sehari 1x11

Pasar Sederhana

10,934Sehari 3x26

Bunggur12,795Sehari 3x25

Pasar Sederhana

8,823Setiap Hari12

Kebun Binatang

9,234Setiap Hari12

Pasteur9,654Sehari 2x15

Sersan Bajuri

15,76Sehari 2x15

Pasar Simpang

8,993Setiap Hari11

PPI10,325Seminggu 3x4,5

Ledeng15,53Sehari 1x8

6 m3

RSHS8,712Sehari 1x6

Pasar Sarijadi13,573Sehari 2x8

(Sumber PD Kebersihan WP Bandung Utara, 2009)

Tabel 6. Rute dan Ritasi Pengangkutan Sampah Wilayah Pelayanan Bandung Utara untuk Jenis Kendaraan DT

Kapasitas RuteJarak (km) Bahan Bakar (l) Timbulan m3/hari

Setiabudhi Cipaku - Panorama

16,21614

Nalendra Cihampelas - Premier Plaza

10,58411

Pasar Balubur Taman Sari - Lingga Wastu Balai Kota

12,18414

Hegarmanah - Advent - Aceh

16,04511

Sariningsih - Halmahera - Pramuka Kajati

12,56411

10 m3

Sukaluyu - Terminal Dago

14,34514

Trunojoyo Bengawan - Cicadas

10,22312

Siliwangi - Bukit Jarian - Ciumbuleuit - Ki Putih

15,76612

Borma Dago - Jayakarta - Geulis Dayang Sumbi Boromeus

15,64510

Pahlawan Awiligar Cigadung Dago Tea House

16,37513

6 m3

Setrasari Mall - Sukahaji

13,4738

Puter Islamic Center

8,5727

(Sumber PD Kebersihan WP Bandung Utara, 2009)

Jumlah ritasi pengangkutan untuk setiap TPS berbeda bergantung pada jumlah timbulan sampah yang di hasilkan setiap harinya. Untuk TPS dengan jumlah timbulan sampah yang kecil, pengangkutan bisa dilakukan hingga 1 minggu sekali seperti yang pada TPS di POS Giro. Sedangkan untuk TPS yang memiliki timbulan sampah yang besar bisa dilakukan hingga 2 kali sehari seperti di TPS Pasteur. Biaya operasional pengangkutan sampah sebagian besar digunakan untuk membeli bahan bakar. Jumlah bahan bakar yang digunakan oleh setiap kendaraan berbeda bergantung pada jarak yang ditempuh serta jenis dan umur kendaraan. Semakin jauh jarak yang ditempuh makan jumalah bahan bakar yang digunakan akan semakin besar. Untuk wilayah pelayanan Bandung Utara rute terpanjang adalah rute dump truck yang melayani daerah Setiabudhi Cipaku Panorama, yaitu sejauh 16,21 km, sedangkan rute terpendek adalah rute LH yang melayani TPS Cikutra sejauh 8.5 km. Jarak rute tersebut adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan pengangkut dari pool kendaraan tempat pengisian bahan bakar TPS gerbang Tol Pasteur. Jenis dan umur setiap unit kendaraan juga akan menentukan jumlah bahan bakar yang diperlukan. Kendaraan yang kapasitasnya lebih besar (10 m3) membutuhkan jumlah bahan bakar yang lebih besar dibanding kendaraan yang berkapasitas lebih kecil (6 m3). Sedangkan semakin muda umur kendaraan jumlah bahan bakar yang diperlukan akan lebih sedikit dibandingkan kendaraan yang lebih tua. Faktor-faktor kapasitas dan umur kendaraan inilah yang akan menentukan index bahan bakar untuk setiap kendaraan. Index bahan bakar akan menentukan jumlah bahan bakar yang diperlukan. Untuk mendapatkan jumlah bahan bakar yang diperlukan dapat dilakukan dengan menggunakan Persamaan 1.jumlah bahan bakar = jarak x index .........................................................(1)

Jumlah bahan bakar akan menentukan biaya yang diperlukan. Semakin besar jumlah bahan bakar yang diperlukan tentu semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Timbulan Sampah TPS Timbulan sampah di TPS akan menentukan jumlah sampah yang diangkut oleh setiap kendaraan. Apabila jumlah timbulan yang dihasilkan melebihi kapasitas kendaraan maka akan menimbulkan beberapa masalah. Dari timbulan sampah di tiap TPS Sampling dapat diperkirakan jumlah timbulan sampah di TPS lainnya berdasarkan jenis dan karakteristik wilayah yang dilayani oleh TPS tersebut. Jumlah timbulan sampah yang harus diangkut oleh tiap rute pengangkutan dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Dari data timbulan di setiap rute diatas dapat dilihat bahwa pada beberapa rute jumlah timbulan sampah yang dihasilkan melebihi kapasitas yang ada. Sebagai contoh pada rute DT Setiabudhi Cipaku Panorama jumlah timbulan sampah setiap harinya adalah 12.5 m3 sedangkan rute ini dilayani oleh DT dengan kapasitas 10 m3, ini berarti ada kelebihan muatan sampah sebesar 2.5 m3. Kelebihan muatan seperti ini dapat menimbulkan beberapa masalah. Masalah yang dapat ditimbulkan akibat timbulan yang berlebihan diantaranya adalah: tercecernya sampah ke jalanan saat diangkut. bau sampah yang mengganggu karena kontainer tidak dapat ditutup dengan baik.

Oleh karena itu harus dicari solusi untuk mengatasi masalah ini. Solusi yang dapat diambil diantaranya: - merancang ulang rute pengangkutan dengan memperhatikan timbulan TPS dan kapasitas kendaraan pengangkut. - menambah jumlah kendaraan pengangkutan sampah.

Rute Pengangkutan Sampah Rute pengangkutan sampah akan sangat berpengaruh pada biaya pengangkutan. Oleh sebab itu rute pengangkutan harus dibuat seoptimal mungkin. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penentuan rute pengangkutan diantaranya adalah: Faktor Teknis - Jenis jalan - Kondisi jalan Faktor Ekonomi - Jarak tempuh Faktor Sosial - Karakteristik wilayah yang dilalui oleh kendaraan

Untuk rute pengangkutan di wilayah pelayanan Bandung Utara sendiri secara teknis tidak menemui kendala yang berarti. Jalanan yang dilalui cukup lebar, kondisi jalan cukup baik serta jalur yang dilalui dapat meminimalkan pengaruh negatif terhadap lingkungan masyarakat sekitar. Kendala yang paling sering dihadapi dalam proses pengangkutan sampah Kota Bandung ke TPA Sarimukti adalah volume kendaraan Kota bandung yang cukup tinggi terutama pada akhir pekan sehingga kadang menyebabkan kemacetan. Kemacetan seperti ini akan mengganggu proses pengangkutan sampah karena biaya dan waktu yang dibutuhkan menjadi lebih besar, lebih buruk lagi kemacetan ini dapat menyebabkan tingkat pelayanan pengangkutan sampah menjadi berkurang. Contoh rute pengangkutan sampah di wilayah pelayanan Bandung Utara untuk daerah Setiabudhi dan sekitarnya dapat dilihat pada

Gambar 2. Rute Pengangkutan Sampah untuk Daerah Setiabudhi.

Tingkat Pelayanan Pengangkutan Sampah Tingkat pelayanan pengangkutan sampah di wilayah Bandung Utara bisa dilihat dari persentase kapasitas TPS serta sarana pengangkutan terhadap timbulan sampah setiap harinya. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di wilayah Bandung Utara adalah 563.116 jiwa. Dengan timbulan sampah rata-rata sebesar 2.88 l/orang/hari, jumlah sampah yang dihasilkan di TPS-TPS di wilayah Bandung Utara adalah sebesar 1622 m3/hari. Sedangkan volume samapah di truk adalah 1159 m3/hari dengan densitas sebesar 350 Kg/m3. Dengan demikian tingkat pelayanan pengangkutan sampah di wilayah Bandung Utara adalah sebagai berikut: Persentase Kapasitas TPS

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa kapasistas TPS yang ada di wilayah Bandung Utara adalah sebesar 899 m3. Dengan demikian persentase kapasitas TPS terhadap timbulan sampah setiap harinya adalah: Oleh karena itu untuk mencapai paling tidak 90% tingkat pelayanan terdapat kekurangan kapasitas TPS sebesar 560 m3. Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan dengan menambah TPS-TPS di beberapa wilayah yang masih belum terlayani TPS terutama di wilayah-wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi di bantaran sungai yang umumnya membuang sampah ke sungai. Persentase Kapasitas Pengangkutan

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa kapasitas sarana pengangkutan di wilayah Bandung Utara adalah sebesar 244 m3. Jika setiap kendaraan setiap harinya melakukan 3 kali ritasi maka kapasitas pengangkutan setiap harinya menjadi 732 m3. Dengan demikian persentase kapasitas sarana pengangkutan terhadap timbulan sampah setiap harinya adalah: Oleh karena itu untuk mencapai paling tidak 90% tingkat pelayanan terdapat kekurangan kapasitas sarana pengangkutan sebesar 311 m3. Untuk mengatasi masalah ini cara yang dapat diambil adalah dengan menambah sarana pengangkutan sampah.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanStudi evaluasi sistem transportasi sampah Kota Bandung kali ini dilakukan untuk wilayah pelayanan PD Kebersihan Bandung Utara. Pola pengangkutan sampah di wilayah ini dilakukan dengan sistem tidak langsung. Jumlah ritasi pengangkutan untuk setiap TPS berbeda bergantung pada jumlah timbulan sampah yang di hasilkan setiap harinya. Timbulan sampah di setiap rute di wilayah ini sebagian besar melebihi kapasitas yang ada.Biaya operasional pengangkutan sampah akan tergantung pada jumlah ritasi dan jarak tempuh rute pengangkutan. Rute pengangkutan di wilayah pelayanan Bandung Utara tidak menemui kendala berarti secara teknis. Kendala yang paling sering muncul adalah kemacetan yang bisa menimbulkan kerugian secara ekonomi dan sosial. Tingkat pelayanan pengangkutan sampah di wilayah Bandung Utara masih kecil, persentase kapasitas TPS terhadap timbulan sampah setiap harinya baru mencapai 55.4% sedangkan persentase kapasitas sarana pengangkutan baru mencapai 63 %.