MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i
-
Upload
putri-sulung -
Category
Documents
-
view
92 -
download
5
Transcript of MAKALAH ASKEB v Bu Riskha Mahren2i
MAKALAH ASKEB VKEBIDANAN KOMUNITAS
ASUHAN POSTPARTUM IBU DI RUMAH
Dosen Pengampu : Riskha Mahreni, SST
Disusun Oleh : Kelas II A
Kelompok 3
Nike Ruspadillah Nofitriana Novita Indra Devi Nuri Ulfa Tari Nurma Yunita Fadilah Manda Sari Rani Oktavianti Reni Andeka Utami Ria Wahyu Ningsih Rima Nurhaidah Rita Dermata Sari Rosa Soraya Sari Wulan Fitri Shelly Anggraini
i
AKADEMI KEBIDANAN KELUARGA BUNDA JAMBITAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat dan
karuniannya jualah, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Persalinan Pada Ibu
Post Partum Di rumah“ yang merupakan salah satu tugas dari dosen mata kuliah ASKEB V.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok
yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyeleasaian makalah ini tentunya masih banyak terdapat
kekurangan dan kejanggalan, terutama sangat terbatasnya kemampuan yang kami miliki, karena
itu kami mohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswi Akbid
Keluarga Bunda Jambi.
Jambi, April 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Judul Makalah ..........................................................................................................i
Kata Pengantar .........................................................................................................ii
Daftar Isi ...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................1
1.3 Tujuan ................................................................................................................1
1.4 Manfaat ..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ...............................................................................................................3
2.2 Jadwal Kunjungan di Rumah .............................................................................3
2.3 Manajemen Post Partum ....................................................................................10
2.4 Post Partum Group .............................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................15
3.2 Saran ...................................................................................................................15
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pada ibu mulai 6 jam sampai
42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Masa nifas di mulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu lamanya.dalam masa nifas ini,bidan mempunyai peran
dan tanggung jawab untuk mendeteksi komplikasi pada ibu untuk melihat perlu atau tidaknya
rujukan,memberikan konseling pada ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan.
Mengenali tanda-tanda bahaya,memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayinya
memulai dan mendorong pemberian ASI.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Asuhan Ibu Postpartum ?
2. Jadwal kunjungan Dirumah ?
3. Manajemen Postpartum ?
4. Postpartum Group ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Asuhan Ibu Postpartum.
2. Untuk mengetahui Jadwal kunjungan, Manajemen serta Postpartum Group.
Selain dari pada itu makalah ini juga ditujukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
Dosen Pembimbing.
1.4 Manfaat
Manfaat bagi penulis :1
1. Menambah daya kreativitas penulis.
2. Menambah wawasan penulis tentang Asuhan Persalinan Pospartum di rumah.
Manfaat bagi pembaca :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang Asuhan Persalinan Pospartum di
rumah.
2. Pembaca dapat memahami tentang Jadwal kunjungan, Manajemen serta Postpartum Group.
2
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN PADA IBU POST PARTUM DIRUMAH
2.1 Definisi
Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang dilakukan pada
ibu nifas dimasyarakat. Pemberian asuhan secara menyeluruh, tidak hanya kepada ibu nifas, akan
tetapi pemberian asuhan melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat disekitaranya.
2.2 Jadwal Kunjungan Rumah
Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas, dilakukan
untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah–masalah yang terjadi. Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan
bayinya, baik fisik maupun psikologik, melaksanakan skirining yang komperhensif, mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,
pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat, serta memberikan pelayanan
keluarga berencana.
Namun dalam pelaksanaan kunjungan masa nifas sangat jarang terwujud dikarenakan
oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor fisik dan lingkungan ibu yang biasanya ibu
mengalami keletihan setelah proses persalinan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
beristirahat, sehingga mereka enggan untuk melakukan kunjungan nifas kecuali bila tenaga
kesehatan dalam hal ini bidan yang melakukan pertolongan persalinan datang melakukan
kunjungan ke rumah ibu. Dilihat dari faktor lingkungan dan keluarga juga berpengaruh dimana
biasanya ibu setelah melahirkan tidak dianjurkan untuk berpergian sendiri tanpa ada yang
menemani sehingga ibu memiliki kesulitan untuk menyesuaikan waktu dengan anggota keluarga
yang bersedia untuk mengantar ibu melakukan kunjungan nifas.
Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan konseling.
Dalam memberikan asuhan kebidanan di rumah bidan dan keluarga diupayakan dapat
berinteraksi dalam suasana yang respek dan kekeluargaan. Tantangan yang dihadapi bidan dalam 3
melakukan pengkajian dan peningkatan perawatan pada ibu dan bayi di rumah pada
pelaksanaannya bisa cukup umur, sehingga bidan akan memberi banyak kesempatan untuk
menggunakan keahlian berpikir secara kritis untuk meningkatkan suatu pikiran kreatif perawatan
bersama keluarga.
• Perencanaan Kunjungan Rumah merupakan wewenang dan tanggung jawab bidan untuk
melaksanakan kompetensi dan keterampilan memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan
setiap individu meliputi :
a. Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah
kepulangan klien ke rumah guna untuk memantau keadaan umum ibu meliputi tanda-
tanda vital ibu, observasi perdarahan dan kontraksi uterus serta memantau keadaan bayi
dan mulai mengajari ibu untuk menyusui bayinya.
b. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu
c. kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga.
d. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
• Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan. Tindakan kewaspadaan ini
dapat meliputi:
a. Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien
b. Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat perhatikan keadaan disekitar
lingkungan rumah klien
c. Beritahu rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungan
d. Beri kabar kepada rekan anda segera setelah kunjungan selesai
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena
seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat maka akan
menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga
menciptakan keluarga sehat dan bahagia.
Jadwal kunjungan rumah paling sedikit dilakukan 4x, yaitu diantaranya :
4
1. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)
Kunjungan pertama dilakukan setelah 6-8 jam setelah persalinan, jika memang ibu
melahirkan dirumahnya. Kunjungan dilakukan karena untuk jam-jam pertama pasca
persalinan keadaan ibu masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta perhatian ekstra
dari bidan, karena 60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan 50% meninggal pada saat 24
jam pasca persalinan.
Kunjungan pertama meliputi :
a. Pemberian ASI : bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara eksklusif,
cara menyatukan mulut bayi dengan putting susu, merubah-rubah posisi, mengetahui
cara memeras ASI dengan tangan seperlunya, atau dengan metode-metode untuk
mencegah nyeri putting dan perawatan putting susu.
b. Perdarahan : bidan mengkaji warna dan banyaknya atau jumlah yang semestinya,
adakah tanda-tanda perdarahan yang berlebihan, yaitu: nadi cepat dan suhu naik,
uterus tidak keras dan TFU menaik,kaji pasien apakah bisa memasase uterus dan ajari
cara memasase uterus agar uterus bisa mengeras. Periksa pembalut untuk memastikan
tidak ada darah berlebihan.
c. Involusi uterus : bidan mengkaji involusi uterus dan beri penjelasan pada pasien
mengenai involusi uterus.
d. Pembahasan tentang kelahiran : kaji perasaan ibu dan adakah pertanyaan tentang
proses tersebut.
e. Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi (keluarga),
pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan rangsangan.
f. Bidan memberikan penyuluhan mengenai tanda-tanda bahaya baik bagi ibu maupun
bayi dan rencana menghadapi keadaan darurat.
2. Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)
Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca persalinan dimana ibu sudah bisa
melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala.
Kunjungan kedua meliputi :
5
a. Diet : bidan memberikan informasi tentang makanan yang seimbang, seperti :
Kalori
Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama post partum mencapai 750-
800 Kkal jika laktasi berlangsung lebih dari 3 bulan, selama itu pula berat
badan ibu akan menurun yang berarti jumlah kalori tambahan harus
ditingkatkan agar produksi ASI seimbang untuk bayi.
Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalori seperti :daging
sapi, ayam, buah-buahan.
Protein
Selama menyusui ibu memerlukan tambahan protein diatas kebutuhan
normal yaitu 50gram/hari
Dasar ketentuannya adalah setiap 100cc ASI mengandung 1,2gram
protein, dengan demikian 830cc ASI mengandung 10gram protein.
Contoh makanan yang mengandung protein yaitu :
- Ikan salmon, telur, kentang, daging, kacang-kacangan”produk kedelai,
tahu, tempe, buncis dan lain-lain.
Makanan diatas mengandung banyak protein yang berguna untuk
penambahan berat badan bayi melalui ASI yang diminum oleh bayi.
Asam Lemak
Makanan yang mengandung asam lemak Omega 3 yang terdapat dalam
ikan kakap dan tongkol, Asam ini diubah menjadi DHA yang dikeluarkan
melalui ASI berfungsi sebagai nutrisi pematangan sel otak bayi.
Kalsium
Banyak terdapat pada susu, keju, teri dan kacang-kacangan yang
dikeluarkan melalui ASI berfungsi membantu perkembangan tulang bayi.
Kebutuhan kalsium perhari selama masa laktasi adalan 0,5-1gram/hari
6
Zat Besi
Banyak terkandung pada sayur-sayuran hijau tua seperti bayam, daun ubi
kayu, daun katuk yang berfungsi untuk mencegah anemia pada ibu dimasa
menyusui dan memperlancar produksi ASI, dibutuhkan 20gram zat
besi/hari.
Asam folat
Banyak terkandung pada jeruk, alvokad, asparagus,roti gandum yang
berfungsi untuk membantu perkembangan/pertumbuhan otak bayi melalui
ASI yang diminumnya.
Vit. C
Banyak terdapat pada buah-buahan yang berwarna kuning kemerahan
seperti wortel, tomat, jeruk, mangga,sirsak, apel yang berfungsi sebagai
anti oksidan dan dapat membantu perkembangan otak bayi serta sebagai
pembantu absorbsi zat besi didalam tubuh.
Cairan dan mineral
Kebutuhan cairan yang harus dikonsumsi ibu sebanyak 3 liter/hari dengan
asumsi 1 liter setiap 8jam dalam beberapa kali minum terutama setelah
selesai menyusui.
Selama menyusui ibu sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak
sayuran dan buahan yang mengandung serat seperti : papaya, pisang,
bayam, kangkung dll agar ibu terhindar dari konstipasi dan berguna untuk
menambah produksi ASI ibu.
b. Kebersihan atau perawatan diri sendiri : bidan menganjurkan pasien untuk menjaga
kebersihan diri, terutama putting susu dan perineum karena sangat sering terjadi
infeksi pada bagian perineum jika hyginie ibu kurang dan terjadi lecet pada putting
sehingga bisa menyebabkan peradangan pada putting susu jika ibu tidak dapat
merawat putting susu nya dengan baik.
Berikut langkah-langkah dalam perawatan kebersihan diri ibu post partum dirumah :
7
a) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, baik bayi maupun
ibu dengan tujuan agar terhindar dari resiko infeksi dan alergi kulit pada
bayi.
b) Anjurkan ibu untuk membersihkan daerah genitalia dengan sabun dan air
bersih, ajarkan ibu cara membersihkan nya dengan cara dibersihkan dari
vulva terlebih dahulu dari arah depan kebelakang dengan hati-hati.
c) Ajarkan ibu untuk mengganti pembalut setiap terasa penuh serta
membersihkan kembali daerah genetalia pada saat mengganti pembalut.
d) Ajarkan ibu untuk mencui tangan den gaan sabun sebelum dan sesudah
membersihkan daerah genetalia nya.
e) Jika ibu ada luka karena episiotomy maka ingatkan iu untuk tidak
menyentuh daerah luka agar tidak terjadi infeksi sekunder.
c. Senam : bidan mengajarkan senam kegel serta senam perut yang ringan tergatung
pada kondisi ibu dan tingkat diastasis. Senam ini bertujuan untuk mengembalikan
kekencangan otot-otot abdomen dan otot panggul serta membantu memperlancar
peredaran darah ibu dan lebih menyehatkan ibu selama masa nifas.
d. Kebutuhan akan istirahat : bidan menganjurkan pasien untuk cukup tidur ketika bayi
sedang tidur, meminta bantuan anggota keluarga untuk mengurus pekerjaan rumah
tangga.
e. Bidan mengkaji adanya tanda-tanda post partum blues seperti : ibu tidak peduli
dengan bayinya, ibu menyendiri, terlihat seperti cemas, menangis tiba-tiba dan ibu
kehilangan nafsu makan, status emosional ibu tidak stabil, perasaan takut dan lelah.
f. Keluarga berencana : pembicaran awal tentang kembalinya masa subur dan
melanjutkan hubungan seksual setelah selesai masa nifas, kebutuhan akan
pengendalian kehamilan dan penjelasan mengenai metode kontrasepsi seperti Metode
Amenorea Laktasi selama 6 bulan post partum.
g. Tanda-tanda bahaya : bidan memberitahu kapan dan bagaimana menghubungi bidan
jika ada tanda-tanda bahaya seperti : perdarahan abnormal, sakit kepala berat,
pandangan kabur, kaku kuduk, nyeri abdomen bagian bawah, pengeluaran lochea
yang abnormal, oedema pada kaki/tangan, demam, muntah serta rasa sakit saat BAK 8
& BAB, payudaraa bengkak, anoreksia dalam waktu yang lama, merasa letih dan
nafas sesak, kejang. misalnya pada ibu dengan riwayat pre-eklamsi atau resiko
eklamsia memerlukan penekanan pada tanda-tanda bahaya dari pre-eklamsi atau
eklamsia.
h. Perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
Jelaskan kepada ibu bahwa akan ada kunjungan ulang oleh bidan agar terjadi
kesepakatan antara pasien dan bidan.
3. Kunjungan 3 ( 2-4 minggu setelah persalinan)
Kunjungan ke tiga dilakukan setelah 2 minggu pasca persalinan dimana untuk teknis
pemeriksaannya sama persis dengan pemeriksaan pada kunjungan yang kedua.
Kunjungan ketiga meliputi :
a. Penyuluhan gizi : kecukupan diet seperti yang dianjurkan dan petunjuk untuk makan
makanan yang bergizi
Berikut tabel gizi ibu menyusui :
Zat GiziWanita Dewasa
Tidak Menyusui
Ibu menyusui
0-6 bulan 7-12 bulan
Energi 2200 +700 +500
Protein (gram) 48 +16 +12
Vitamin A (RE) 500 +350 +300
Vitamin C (mg) 60 +25 +10
Zat Besi (gram) 26 +2 +2
Yodium (µ) 150 +50 +20
Kalsium (mg) 500 +400 +400
9
Tabel Kebutuhan gizi Ibu Menyusui
10
11
Makanan
Saat tidak
hamil dan 4
bln pertama
kehamilan
5 bln
terkhir
kehamilan
Menyusui
Susu (Sapi atau
kedelai)
600ml 1200ml 1200ml
Protein hewani :
daging matang,
ikan atau
unggas)
atau Protein
Nabati: (biji-
bijian, kacang-
kacangan,
produk susu,
produk kedelai)
1 porsi 1-2 porsi 3 porsi atau
lebih
Telur 1 butir 1 butir 1 butir
Buah dan sayur
yang kaya Vit A
(sayuran
hijau,atau
kuning) brokoli,
kailan,
kangkung,
caisim, labu,
wortel, tomat)
1 porsi 1 porsi 1 porsi
Buah dan
b. Senam : rencana senam yang lebih kuat dan menyeluruh setelah otot abdomen kembali
normal. Jelaskan pada ibu mengenai senam nifas yang seharusnya dilakukan sejak hari
pertama post partum dimulai sejak 6-8 jam post partum ibu sudah mulai belajar
ambulasi dini dengan bergerak sedikit-sedikit telah membantu proses involusi uteri
dan memperlancar peredaran darah serta menambah kebugaran ibu serta
mengembalikan faal otot-otot uterus yang kendur pasca melahirkan.
c. Keterampilan membesarkan dan membina anak.
d. Rencana untuk asuhan selanjut nya bagi ibu
4. Kunjungan 4 (4-6 minggu setelah persalinan)
Untuk kunjungan yang ke empat lebih difokuskan pada penyulit dan juga keadaan laktasinya.
Lebih jelasnya tujuan dari kunjungan ke empat yaitu :
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu alami selama masa
nifas, seperti sakit kepala berat, kaku kuduk, pandangan kabur, nyeri abdomen,
perdarahan abnormal dan masalah lain yang ibu alami.
b) Tali pusat harus tetap kencang karena ini sangat berpengaruh terhadap infeksi dan
juga perdarahan tali pusat jika ditemukan tali pusat basah, berbau dan merah pada
pangkal pusat.
c) Perhatikan kondisi umum bayi meliputi :
Tanda-tanda vital bayi (suhu, pernafasan, nadi pada bayi), keaktifan bayi,
kepulasan bayi saat tidur, dan pastikan bahwa bayi menyusui cukup ASI sehingga
bayi tampak tenang dan sehat, BB bayi bertambah dan kulit bayi tidak terdapat
alergi.
d) Memberikan konseling mengenai imunisasi, senam nifas serta KB secara dini .
12
Makanan
Saat tidak
hamil dan 4
bln pertama
kehamilan
5 bln
terkhir
kehamilan
Menyusui
Susu (Sapi atau
kedelai)
600ml 1200ml 1200ml
Protein hewani :
daging matang,
ikan atau
unggas)
atau Protein
Nabati: (biji-
bijian, kacang-
kacangan,
produk susu,
produk kedelai)
1 porsi 1-2 porsi 3 porsi atau
lebih
Telur 1 butir 1 butir 1 butir
Buah dan sayur
yang kaya Vit A
(sayuran
hijau,atau
kuning) brokoli,
kailan,
kangkung,
caisim, labu,
wortel, tomat)
1 porsi 1 porsi 1 porsi
Buah dan
Keterangan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI :
Umur Vaksin Keterangan
Saat lahir
Hepatitis B-1
HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan
pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam
waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan
vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan
ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg
positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur
7 hari.
Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di
RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari
transmisi virus vaksin kepada bayi lain)
1 bulan Hepatitis B-2
Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1
bulan.
0-2 bulan
BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada
umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan
BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
2 bulan DPT-1 DPT-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat
dipergunakan DTwp atau DTap. DPT-1 diberikan secara kombinasi
dengan Hib-1 (PRP-T)
Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1
13
dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DPT-1.
Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DPT-1
4 bulan DPT-2 DPT-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).
Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2
Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2
6 bulan DPT-3 DPT-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3
(PRP-T).
Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak
perlu diberikan.
Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DPT-3
Hepatitis B-3
HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun
optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
9 bulan Campak-1
Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan
program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah
mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu
diberikan.
15-18 bulan
MMR Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi
campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.
Hib-4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).
14
18 bulan DTP-4 DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.
Polio-4 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.
2 tahun Hepatitis A
Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2 tahun, diberikan dua
kali dengan interval 6-12 bulan.
2-3 tahun
Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur > 2
tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.
5 tahun DTP-5 DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)
Polio-5 Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.
6 tahun. MMR Diberikan untuk catch-up immunization pada anak yang belum
mendapatkan MMR-1.
10 tahun dT/TT Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan
untuk mendapatkan imunitas selama 25 tahun.
Varisela Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.
Senam nifas : bidan memberikan konseling kepada ibu bahwa senam nifas memiliki
manfaat
Penting dalam masa kepulihan ibu post partum, baik untuk mengembalikan kekencangan
oto-otot dasar panggul dan otot-otot abdomen seperti normal, kemudian diskusikan
secara lanjut mengenai gerakan-gerakan dalam senam nifas dan ketersediaan ibu untuk
melakukan senam nifas.
15
KB : bidan memberikan konseling KB kepada ibu dan menjelaskan macam-macam
metode kontrasepsi seperti :
o MAL (Metode Amenorea Laktasi) dapat digunakan pada ibu yang menyusui
secara eklusif dan minimal bayi menyusui sebanyak 8 kali dalam waktu 24
jam,sebaiknya dikombinasikan dengan metode lain seperti kondom.
o Metode pantang berkala dapat diterapkan pada ibu dengan catatan ibu harus bisa
menghitung masa subur dan bidan dapat mengajarkan pada ibu cara perhitungan
masa subur secara teliti.
o Suntikan 1 bulan (cyclofem) dan suntikan 3 bulan (tryclofem)
o Pil kombinasi, pil progestin untuk ibu menyusui tidak menekan produksi ASI.
o Implant dapat digunakan oleh wanita usia reproduktif, susuk plastic yang dapat
dipakai dengan jangka waktu 3-5 tahun.
o AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) sejenis copper T dan spiral
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu di rumah yaitu:
1. Kebersihan Diri
a. Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh.
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Pastikanbahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu
dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan
ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
c. Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali
sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di
bawah matahari atau disetrika.
d. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
16
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka karena biasanya pasien kurang memperhatikan
kebersihan tangan nya sehingga dapat menyebabkan resiko terjadinya infeksi sekunder.
2. Istirahat
a. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
b. Menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-
lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c. Menjelaskan kepada ibu bahwa kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai
hal seperti :
1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi karena tertekannya hormone prolaktin
yang memproduksi ASI akibat kurangnya rangsangan dari oksitosin yang
disebabkan oleh ibu yang kelelahan .
2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan karena
berkurangnya rangsangan dari oksitosin akibat dari ibu yang kelelahan sehingga
tidak menyusui bayinya dengan baik faktor dari kurang istirahat
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri karena ibu merasa lelah, mengantuk dan terjadi Perubahan psikologis pada
ibu yang berdampak pada dirinya sendiri dan bayi serta dapt terjadi post partum
blues jika hal ini tidak segera diatasi.
3. Senam Nifas
Tujuan senam nifas :1. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamen-ligamen,
otot-otot dasar panggul dan sebagainya yang berhubugan dengan proses persalinan.2. Membentuk sikap tubuh3. Memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna memberikan latihan-latihan kontraksi dan
relaksasi.
17
Persiapan senam nifas : matras dan ruangan yang nyaman serta terdapat banyakventilasi,dapat menggunakan music yang rileksasi.
Bidan memberikan instruksi kepada pasien dalam melakukan senam nifas seperti langkahlangkah dibawah ini :
LANGKAH-LANGKAH SENAM NIFAS
Dengan mulut tertutup, tarik dan tiupkan nafas dengan lembut, juga cukup santai serta biarkan dinding perut naik dengan tarikan nafas dan turun dengan pengeluaran nafas.
Posisi tidur lurus, kedua tangan diangkat dan diluruskan ke atas kemudian telapak tangan saling bertepuk
Relaksasikan kedua kelompok otot dengan hati-hati dan kontraksikan otot-otot pinggang bahwa untuk membuat saluran dibawahnya.
18
Posisi tidur, kaki ditekuk keduanya, tangan sebelah kanan diletakkan di atas perut, tarik napas lalu kepala diangkat kemudian diturunkan lagi, lakukan sampai beberapa kali.
Posisi kaki sebelah kiri ditekuk, kaki sebelah kanan dipanjangkan dan tangan sebelah kanan diangkat ke atas sambil leher diangkat sedikit keatas dilakukan smbil bergantian dengan tangan kiri.
Posisi kaki kiri dipanjangkan, kaki kanan ditekuk lalu dipanjangkan lagi, lakukan secara bergantian dengan kaki kiri dan kanan
19
Posisi kaki dipanjangkan keduanya, kemudian kaki kiri berjauhan dengan kaki kanan dan dirapatkan lagi, dilakukan secara bergantian dengan kaki kanan.
Posisi kaki diangkat keduanya secara tegap lurus lalu ditahan sebentar lalu diturunkan lagi.
Merangkak dengan tengan tepat dibawah bahu dan lutut tepat dibawah panggul
20
Posisi badan terlentang kemudian badan dan tangan dibawah kepala lalu diangkat kaki lurus kedepan dilakukan sampai beberapa kali.
4. Gizi
Pendidikan untuk Ibu menyusui harus:
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin.
e. Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASInya. Vit A deberikan 1-2 jam post partum sebanyak 2 kapsul merah dengan
aturan pakai 1x1.
5. Perawatan Payudara
Perawatan payudara untuk ibu postpartum dirumah yaitu :
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
b. Mengenakan BH yang menyokong payudara.
21
c. Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting
susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari putting susu yang tidak
lecet.
d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan sendok.
e. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
2) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut
payudara dengan arah “Z” menuju putting.
3) Keluarkan ASI sebagian dari nagian depan payudara sehingga putting susu menjadi
lunak.
4) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI
keluakan dengan tangan.
5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
6) Payudara dikeringkan.
6. Hubungan Perkawinan/ senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti
dan ibudapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu
darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu
setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
7. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil
kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan tentang keluarganya.
Sebelum menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu:
a. Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya22
b. Kelebihan/ keuntungan
c. Kekurangannya
d. Efek samping
e. Bagaimana menggunakan metode ini.
f. Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui.
Jika seorang ibu telah memiliki metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu
dengannya lagi 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/
pasangan itu dan melihat apakah metode tersebut bekerja baik.
2.3 Manajemen Post Partum
1. Defenisi
Asuhan ibu postpartum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran,
sampai 6 minggu setelah kelahiran.
2. Tujuan
Adapun tujuannya yaitu untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu
segera setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan dalam persalinan
dan keadaan segera setelah melahirkan agar terlaksananya asuhan segera/ rutin pada ibu post
partum,di antaranya.
3. Pengkajian/ Pengumpulan data
Didasarkan pada data subjektif daan juga Objektif. Data subjektif yaitu data yang
didapatkan langsung daari pasien atau Pasien atau keluarganya langsung yang berbicara.
Sedangkan data Objektif adalah data yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan bidan atau tenaga
kesehatan.
23
a. Melakukan pengkajian dgn mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi keadaan ibu.
b. Melakukan pemeriksaan awal post partum.
c. Meninjau catatan/ record pasien.
d. Menanyakan riwayat kesehatan & keluhan ibu.
o Contoh Data Subjektif seperti anamnesa pasien menyangkut identitas pasien, keluhan
utama seperti: nyeri luka jahitan, riwayat kesehatan sekarang dan yang lalu, dan riwayat
nifas yang lalu. Melakukan hetero anamnesa terhadap orang tua bayi mengenai keadaan
bayinya.
o Contoh Data Objektif seperti pemeriksaan tanda-tanda vital ibu (TD, N, S, Rr), palpasi
uterus ibu apakah sudah mengalami involusi dengan normal atau tidak, periksa
pengeluaran lochea apakan normal/tidak, pemeriksaan fisik (Head To Toe), jika perlu
periksa Hb ibu untuk memastikan bahwa tidak anemia selama masa laktasi, serta
melakukan pemeriksaan antropometri pada bayi (BB bayi), pemeriksaan fisik bayi secara
head to toe, memberikan reflex pada bayi seperti rooting reflex, suckling reflex,
swallowing reflex, babynski reflex, grasping reflex dan lain-lain
Perhatikan warna urin bayi dan kepulasan bayi saat tidur.
4. Menginterpretasikan Data.
Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah adalah diagnosa berdasarkan
interpretasi yang benar atas data yg telah dikumpulkan. Diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu
postpartum tergantung dari hasil pengkajian terhadap ibu.
Contoh: Diagnosis berdasrkan data subjektif dan data objektif
Masalah berdasarkan keluhan utama seperti : nyeri luka jahitan
Kebutuhan : memberitahu ibu hasil pemeriksaan fisik, memberikan ibu konseling
perawatan perineum, memberikan ibu obat anti-nyeri serta antibiotic,
kebutuhan untuk ambulasi dini.
24
5. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan
masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan.
Contoh : Masalah potensial : nyeri pada luka jahitan
Diagnose : infeksi pada perineum
6. Menetapkan Tindakan Segera
Mengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi pasien.
Contoh tindakan segera : - pemberian analgetik anti-piretik, antibiotika, dan vitamin.
- mengompres luka dengan NaCl + gentamisin 1amp, bersihkan hingga
bersih kemudian keringkan dan tutup dengan kassa betadin.
7. Membuat Rencana Asuhan
Yaitu dengan Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dari
langkah sebelumnya.
Ccontoh rencana asuhan : - ajarkan ibu cara perawatan perineum dan pencegahan infeksi
- anjurkan ibu untuk meminum obat yang diberikan
- anjurrkan ibu untuk istirahat yang cukup
- anjurkan ibu untuk ambulasi sedikit-sedikit
- anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi
- berikan ibu dukungan psikososial dengan berkomunikasi secara
Teraupetik
- bertahu ibu bidan akan melakukan kunjungan ulang masa nifas.
8. Implementasi Asuhan :
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman daripada
rencana asuhan tadi.
Contoh Implementasi : penatalaksanaan dari asuhan yang diberikan seperti mengajarkan ibu25
perawatan perineum dan cara pencegahan infeksi dll.
9. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses
manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum
efektif atau merencanakan kembali asuhan yang belum terlaksana jika masih ada.Bidan harus
melakukan evaluasi secara terus menerus selama masa nifas.
Evaluasi secara terus menerus meliputi:
1. Meninjau ulang data
2. Mengkaji riwayat
3. Pemeriksaan fisik
Contoh Evaluasi : masalah sebagian teratasi
2.4 Post Partum Group
Ibu nifas sering mengalami gangguan psikologi yang dikenal dengan post partum blues.
Dikomunitas sebainya dibentuk post partum group yaitu kelompok ibu-ibu nifas. Dalam post
partum group para ibu nifas bisa saling berkeluh kesah. Dan mendiskusikan pengalaman
melahirkan nya, perasaannya saat ini dan bagaimana cara menghadapi masa nifas. Lewat post
partum group ini maka gangguan-gangguan psikologis saat nifas diharapkan bisa diatasi.
Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu post partum di komunitas salah satunya adalah
dalam bentuk kelompok. Ibu post partum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak
antara satu orang ibu post partum dengan ibu post partum lainnya .Kegiatan dapat dilaksanakan
di salah satu rumah ibu post partum/ posyandu dan polindes.
Kegiatannya dapat berupa penyuluhan dan konseling.tentang :
a. Kebersihan diri
Ibu nifas dianjurkan untuk :
- Menjaga kebersihan seluruh tubuh
26
- Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah genetalianya dengan sabun dan air
bersih
- Menyarankan ibu mengganti pembalut setiaap kali mandi, BAB/BAK, paling tidak
dalam wakti 3-4 jam supaaya ganti pembalut
- Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh
daerah genetalia nya.
- Jika pada ibu yang terdapat luka episiotomy anjurkan ibu untuk tidak sering
menyentuh luka/laserasi untuk menghindari infeksi.
b. Istirahat
- Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup mengurangi kelelahan
- Tidur siang/ istirahat selagi bayi tidur
- Kembali melakukan kegiatan rumah secara perlahan
- Mengatur kegiatan rumah sehingga dapat menyediakan waktu istirahat pada siang
hari selama 2 jam dan malaam 7-8jam.
c. Gizi
- Berikan penyuluhan mengenai makanan yang bergizi melalui sebuah poster seperti :27
28
Sumber zat besi dan mineral sumber protein
29
d. Menyusui
Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
Pembentukan dan Persiapan ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dansakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.
Posisi dan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)
30
Posisi menyusui sambil duduk yang benar Posisi menyusui sambil rebahan yang benar
Posisi menyusui balita pada kondisi normal
Posisi menyusui BBL yang benar diruang perawatan .
31
Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)
Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)
Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)
32
Langkah-langkah menyusui yang benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, duduK
dan berbaring dengan santai.
Gambar 9. Cara meletakan bayi Gambar 10. Cara memegang payudara
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)
Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu.Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
33
Gambar 12. Perlekatan benar Gambar 13. Perlekatan salah
Cara pengamatan teknik menyusui yang benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telahmenyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Bayi tampak tenang.2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
7. Puting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengadah.
34
Gambar 14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)
Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bilabayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
35
Gambar 15. Kutang (BH) yang baik untuk ibu menyusui (Perinasia, 2004)
e. Lochea
Terdapat beberapa jenis lochea yaitu :
a) Lochia Rubra (cruenta) : lochia yang berwarna merah berisi darah segar,sisa
selaput ketuban, dan sel-sel desidua berlangsung selama 2 hari.
b) Lchea sanguinolenta : lochea yang berwarna merah kekuningan/kecoklatan berisi
darah dan lendir terjadi pada hari ke 3-5 post partum.
c) Lochea serosa : bewarna kuning tidak terdapat darah lagi ini berlangsung selama
hari ke 7 hingga 14 post partum.
d) Lochea alba : lochea yang berwarna putih terdapat pada 2 minggu post partum.
e) Lochea purulenta : ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
f) Lochiostatis : lochea yang tidak lancar keluarnya.
36
f. Involusi Uterus
Ukuran uterus mengecil kembali setelah 2 hari pasca persalinan, uterus setinggi
umbilicus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran
sebelum hamil.
Jika sampai 2 minggu post partum uterus belum masuk panggul, curiga ada sub
involusi. Sub involusi disebabkan oleh infeksi atau perdarahan lanjut (late post partum
haemorrhage). Mengenai tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi
sebagai berikut :
Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi Pusat 100 gram
Uri lahir Dua jari dibawah Pusat 750 gram
Satu minggu Pertengahan pusat-symphisis 500 gram
Dua minggu Tak teraba diatas symphisis 350 gram
Enam minggu Bertambah kecil 50 gram
Delapan minggu Sebesar normal 30 gram
g. Senggama/hubungan seksual
1. Hubungan seksual aman setelah darah merah berhenti, dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Serta perlunya kompromi dan komunikasi dengan suami.
h. Keluarga berencana
37
1. Idealnya ibu boleh hamil lagi setelah 2 tahun.
2. Pada dasarnya ibu tidak mengalami ovulasi selama menyusui ekslusif atau penuh enam bulan dan ibu belum mendapatkan haid (metode amenorhe laktasi).
3. Jelaskan pada ibu berbagai macam metode kontrasepsi yang diperbolehkan selama menyusui, yang meliputi :
- Pil progestin untuk ibu menyusui
- Suntikan progestin untuk ibu menyusui
- Implant/susuk plastic
- AKDR / IUD
- Kondom
- MOP/MOW
Jelaskan mengenai : cara penggunaan, efek samping, kelebihan dan kekurangan, indikasi dan kontrasepsi, serta efektifitas dari metode yang dipilih.
Cara dukungan untuk mengatasi postpartum dari kelompok pendukung postpartum :
1. Cara pendekatan komunikasi terapeutik yang tujuannya untuk menciptakan hubungan baik antara bidan dan juga pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
38
b. Dapat memahami dirinya
c. Dapat mendukung tindakan konstruktif.
2. Cara peningkatan support mental post partum dapat dilakukan keluarga misalnya :
a. Sekali-kali ibu meminta suami untuk ikut membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah seperti membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu, dll
b. Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi kesibukan merawat bayinya.
c. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya.
d. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir.
e. Memperbanyak dukungan dari suami.
f. Suami menggantikan peran istri saat istri kelelahan.
g. Ibu dianjurkan untuk sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan
h. Bayi memakai pampers untuk meringankan kerja ibu.
i. Mengganti suasana dengan bersosialisasi.
j. Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya.
Selain hal diatas dukungan post partum dari dirinya sendiri diantaranya dengan cara :
a. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi.
b. Tidurlah ketika bayi tidur.
c. Berolahraga ringan.
d. Ikhlas dan tulus dengan peran baru ssebagai ibu.
e. Tidak perfectsionis dalam hal mengurus bayi,
f. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan.
g. Bersikap fleksibel.
39
h. Kesempatan merawat bayinya hanya datang satu kali.
i. Bergabung dengan kelompok ibu.
Kelompok postpartum merupakan salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu nifas. Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul masa nifas. Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu postpartum di komunitas, salah satunya adalah dalam bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum lainnya.
40
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang kami temukan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan kasus abortus yaitu:
a. Masa nifas adalah masa (kira-kira) 6 minggu) setelah kelahiran bayi (Bahiyatun, 2009).
b. Masa nifas adalah masa pemulihan alat reproduksi setelah proses persalinan (2 jam
setelah kala IV sampai 6-8 minggu kemudian).
c. Kunjungan rumah diberikan 2 minggu postpartum dan dilanjutkan minggu ke-4 sampai
ke-6.
3.2 Saran
Untuk pembaca :
Di harapkan kritik dari pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi
Untuk penulis :
Diharapkan penulis mampu meningkatkan kreatifitas dalam pembuatan makalah ataupun karya
tulis serta dapat menarik minat pembaca.
41
DAFTAR PUSTAKA
2. Karwati, SST, Dewi Pujianti, SST, Sri Mujiwati SKM, 2010, Asuhan Kebidanan
V, Jakarta : TIM
3. http://insanimj.blogspot.com/2011/04/asuhan-pada-ibu-post-partum-di-rumah.html
4. niken meilani, S.Si,T & DKK, 2009, Kebidanan Komunitas, Yogyakarta :
Fitramaya
5. Runjati, M.Mid, 2008,Asuhan Kebidanan Komunitas, Jakarta : EGC
6. Suherni S.Pd, APP, M.Kes, Hesty Widyasih, SST, Anita Rahmawati, S.Si.T, 2009,
Perawatan Masa Nifas, Yogyakarta : Fitramaya
7. Nurul Jannah, 2011, Asuhan Kebidanan (Ibu Nifas), Jakarta : Ar-Ruz Media
8. Atikah Proverawati, SKM, MPH, Siti Asfuah, S.kep, Ns, 2009, Gizi untuk
Kebidanan, Jakarta : Nuha-Medika
42