Makalah Anak Imunisasi

download Makalah Anak Imunisasi

If you can't read please download the document

Transcript of Makalah Anak Imunisasi

BAB I PENDAHULUAN13BAB IPENDAHULUAN ImunisasiPengertian ImunisasiImunisasi adalah Pemberian kekebalan kepada seseorang untuk mencegah timbulnya penyakit-penyakit berbahaya seperti : difteri, pertusis, tetanus, campak, TBC, dan polio serta hepatitis. Tindakan yang diberikan pada anak untuk meningkatkan kekebalan tubuh baik secara aktif ataupun pasif.Jenis-jenis ImunisasiImunisasi aktifyaitu imunisasi yang diberikan pada anak dengan harapan tubuh anak akan membuat sendiri zat anti setelah rangsangan antigen dari uar tubuh,contoh : virus yang telah dilemahkan pada imunisasi polio dan campak Imunisasi pasifyaitu penyuntikan sejumlah anti sehingga keadaannya dalam darah akan meningkat kanzat anti ini yang telah dipersiapkan pembuatannya di luar tubuh anak. Misal : ATS dari darah kuda yang telah divaksinasi dengan toxoid tetanus, kekebalan ini tidak akan bertahan lama.Macam-macam ImunisasiImunisasi wajibImunisasi Polio, untuk mencegah penyakit polio. Diberikann 3 kalibersamaan sama dengan DPT.Imunisasi Campak, untuk mencegah penyakit campak, diberikan 1 kali ketika bayi belajar berjalan ( 9 bulan).Imunisasi hepatitis BImunisasi BCG, untuk mencegah tuberculosa, diberikan 1 kali ketika bayi baru lahir atau sedini mungkin ( usia 2 bulan).Imunisasi DPT, untuk mencegah difteri, pertusis dan tetanus. Diberikan 3 kali. Pemberian pertama diberikan ketika bayi belajar miring ( 2 bulan), pemberian kedua ketika bayi belajar duduk ( 6 bulan). Pemberian ketiga ketika bayi belajar jalan ( 9 bulan).Imunisasi AnjuranImunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubella)Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau mencegah terjadinya penyakit campak (Measles), gondong, parotis epidemika (Mumps) dan Rubella (Campak Jerman). Dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah virus campak strainImunisasi HIB (Haemophilus Influenzae Tipe B)Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe B. vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi (PRP: Purified Capsular Polysacharide) kuman H. Influenza tipe B. antigen yang dalam vaksin tersebut dapat dokonjugasi dengan protein-protein lain seperti toksoid tetanus (PRP-T), toksoid dipteri (PRP-D atau PRPCR50) atau dengan kuman menongokokus (PRP-OMPC). Pada pemberian imunisasi awal dengan PRT-T dilakukan dengan tiga suntikan dengan interval 2 bulan kemudian vaksin PRP OMPC dilakukan dengan 2 suntikan dengan interval 2 bulan kemudian bosternya dapat deiberikan pada usia 18 bulan. (Ismoedijanto, 2002).Imunisasi tipoid (Typhus Abdominalis)Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tipoid (Typhus Abdominalis), terdapat 3 jenis vaksin typhus abdominalis di antaranya kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan (vivotif, berna) dan antigen capsular Vi polysaccharide (Typhim Vi, Pasteur Meriux). Pada kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk bayi 6-12 bulan adalah 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan 2-12 tahun 0,5, pada imunisasi awal dapat diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu kemudian penguat setelah 1 tahun kemudian. Pada kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk capsul enteric coated sebelum makan pada hari 1, 2,5 pada anak di atas usia 6 tahun dan pada antigen capsular diberikan pada usia di atas 2 tahun dan dapat diulang tiap 3 tahun.Imunisasi Varicella (Cacar air)Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit varicella (cacar air). Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zooster strain OKA yang dilemahkan. Pemberian vaksin varicella dapat diberikan suntikan tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropic dan bila di atas usia 13 tahun dapat diberikan 2 kali suntikan dengan interval 4-8 minggu.Imunisasi Hepatitis AMerupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. pemberian imunisasi dapat diberikan pada usia di atas 2 tahun. Untuk imunisasi awal dengan menggunakan vaksin Havrix (isinya virus hepatitis A HM175 yang inactivated) dengan 2 kali suntikan dengan interval 4 minggu dan boster pada 6 bulan kemudian dan apabila menggunakan vaksin MSD dapat dilakukan 3 kali suntikan pada usia 0, 6, dan 12 bulan.Penyakit-penyakitDifteriPenyakit tenggorokan dan hidung yang sangat berbahaya yang kadang-kadang Menyumbat pernapasan, dan menimbulkan Kematian sebanyak 2 dari 10 anak yang sakit.PertusisBatuk berbulan-bulan dengan bunyi khas, diakhirimuntah, mata ikut membengkak. Akibatnya anak Menjadi kurus karena tak mau makan. Semua anakAkanterserang penyakit ini, paling berat pada bayiberumur kurang dari 1 tahun. 3 dari 10 orang anak yang sakit akan meninggal.Tetanus Neonatorum (Penyakit Sawan /Sawan Kelabu)Penyakit pada bayi berumur kurang dari 1 bulan dengan kejang-kejang tidak bisa menetek sehingga akanmeninggal.Campak (Tampak / Gabagen)Penyakit menular yang menyerang semua bayi, pilek, panas, mata merah, bintik-bintik merah pada kulit : dari seribu yang sakit, 2-3anak akan meninggal, biasanya terkena radang paru.Polio (Kelumpuhan)Penyakit yang diatandai dengan panas, kaki lemas dan anak menjadi lumpuh seumur hidup.TBC (Tuberculosa Paru / Batuk Darah)Penyakit yang umumnya menyerang paru paru, anak menjadi rewel, tidak mau makan dan menjadai kurus, selanjutnya dapat menyerang otak dan meninggal.Kontra Indikasi ImunisasiDT : sakit parah, demam tinggiTetanus : sakit parahPolio : Diare berat, sakit parah, gangguan kekebalan.Campak / Morbili : Sakit parah,, TBC tanpa pengobatan, kurang gizi dalam derajat berat, gangguan kekebalan, sedang dalam pengobatan penyakit keganasanBCG : Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG kecuali pada anak ang berpenyakit TBC atau menunjukkan uji mantoux test positif.DPT : Anak sakit parah, penyakit kejang demam kompleks, batuk oleh karena batuk rejan, gangguan kekebalan, bila pada suntikan pertama terjadi reaksi berat, sakit batuk, pilek, demam / diare ( bukan kontraindikasi mutlak).Hepatitis B : sakit berat.MMR : Sakit parah, penyakit keganasan, penyakit defisiensi imun, kontraindikasi masing masing vaksin, vaksin rubella tidak boleh untuk ibu hamildemam thipoidHIB : Demam, wanita hamil, hipersensitivitas terhadap vaksin atau bahan pelarutnyaHepatitis ACacar air : demam, infeksi, hipersensitifitas terhadap neomisin, kehamilan, penyakit keganasan, sedang mendapat obat yang menekan sistem kekebalan, Infeksi HIV / AIDS, TBC aktif yang belum diobati, kelainan darah.Reaksi / Efek Samping ImunisasiBCG : reaksi setelah disuntik BCG bayi tidak akan menderita demam.ES : pembengkakan KGB setempat, sembuh dengan sendirinya.DPT : reaksinya demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri ditempat suntikan selama 1 2 hari.ES : demam tinggi / kejang karena unsur pertusisnya.Tetanus : reaksinya demam ringan / rasa nyeri, gatal, pembengkakan ringan di tempat suntikan kurang lebih 1 2 hari.DT : demam ringan, pembengkakan lokal di tempat suntikan selama 12hari.Polio : reaksinya kemungkinan ada bercak bercak ringan.ES : kemungkinan berupa kelumpuhan anggota gerak seperti pada penyakit polio sebenarnya.Campak : reaksinya demam ringan, tampak bercak merah pada pipi bawah telinga pada hari ketujuh delapan setelah penyuntikan / pada tempat penyuntikan.ES : kejang ringan tidak berbahaya yaitu 10 12 hari setelah penyuntikan, mungkin terdapat encefalitis yaitu 30 hari setelah imunisasi.Hepatitis B : reaksi nyeri pada tempat penyuntikan, rasa panas / bengkak hilang dalam 2 hari, demam ringan.MMR : reaksinya timbul peningkatan suhu ringan pada hari ke 5 atau hari ke 7, nyeri dan kemerahan kulit pada tempat suntikan.Demam tipoid : reaksi demam ringan, nyeri ringan pada tempat suntikan, kemerahan dan pembengkakan.HIB : reaksi imunisasi demam, reaksi lokan pada tempat penyuntikanES : bengkak, nyeri, kemerahan kulit.Hepatitis A : reaksi kemerahan, bengkak pada daerah suntikan, demam, lesu, lelah, mual. Muntah dan hilang nafsu makan.Varicella : reaksi demam ringan pasca imunisasiES : nyeri di tempat suntikan.7. Cara Pemberian Imunisasi melalui suntikan dan minumanBCG disuntik di lengan kanan atas bayiDPT disuntikan di lengan atas atau paha bayiPolio dengan meneteskan pada mulut bayiTT ibu hamil dan wanita usia subur di lengan atas paha bagian luar atau bokong Tapi bayi dengan panas tinggi, pernah kejang demam / step, bayi yang sudah mendapat imunisasi lengkap tidak boleh diimunisasiVaksinasiPengertian VaksinasiVaksinasi adalah Pemberian suatu bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah ditemukan atau dimatikan untuk merangsang tubuh anak untuk membuat Memberikan bibit penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan. Ada vaksin yang diberikan secara suntikan adapula dengan meneteskan ke dalam mulut (oral). Vaksin menyebabkan tubuh anak memproduksi anti bodi, tetapi tidak menimbulkan penyakit, bahkan anak menjadi kebal. Setelah divaksinasi, kadang-kadang terjadi panas, ini bukanlah penyakit tetapi reaksi dari vaksinasi ynag akan hilang dalam 1 2 hari.Bahan - Bahan Untuk Membuat VaksinVaksin dibuat di laboratorium, berasal dari bibit penyakit, terutama yang dapat menimbulkan penyakit, tetapi kemudian bibit penyakit ini ilemahkan atau dimatikan sehingga tidak berbahaya bagi manusia.qAda yang dibuat dari bibit penyakit yang sudah dimatikan, contoh: bakteri pertusis dalam vaksin DPT.Ada yang dibuat dari bibit penyakit hidup yang sudah dilemahkan, contoh: virus campak dalam vaksin campak, virus polio dalam vaksin polio, Basilus Calmette Guerin dalam vaksin BCG untuk mencegah penyakit tuberculosa.Ada yang dibuat dari toxin (racun) yang dihasilakn oleh bakteri kemudian dirubah menjadi toxoid sehingga tidak berbahaya bagi manusia, contoh tetanus toxoid dalam vaksin TT, difteri toxoid dalam vaksin DPT / DT.Ada yang dibuat dari bagian bibit penyakit yang telah dimurnikan, contoh: laisan paling luar (mantel) virus hepatitis B dalam pembuatan vaksin hepatitis B.Hal-Hal Yang Dapat Menimbulkan Kerusakan VaksinBila Vaksin ditangani sebagaimana mestinya, maka potensi vaksin akan tetap baik sampai tanggal kadaluarsa yang tercantum pada label. Vaksin yang baik akan menimbulkan kekebalan yang cukup tinggi.Panas dapat merusak semua jenis vaksin, sinar matahari dapat merusak vaksin BCG dan campak. Pembekuan dapat merusak vaksin yang dibuat dari toxoid, misalnya DPT, TT. Desinfektan / antiseptik ( misalnya alkohol, formalin, spirtus, dll) dan deterjen atau sabun dapat merusak vaksin. Jangan mensterilkan spuit dan jarum dengan antiseptik atau desinfektan seperti formalin, alkohol, dan lain-lain karena dapat merusak vaksin.Macam-Macam VaksinVaksin Polio Vaksin polio diberikan berupa cairan kemasannyasebanyak 1 cc atau 2 cc dalam flakon dilengkapi denganpipet untuk meneteskan vaksin. Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes langsung dari botol ke mulut bayi.Vaksin polio oral sangat mudah dan cepat rusak jika kenapanas dibandingkan dengan vaksin lainnya. Dosis 2 tetes peroral, pada bayi 0-11 bulan sebanyak 4kali dengan interval 4 minggu dan dilengkapi sebelum.Vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, rusak setelah 3 bulan, setelah dilarutkan untuk 1 kali kegiatan tidak boleh lebih dari 3 jam, jangan diberikan ASI kurang lebih 2 jam setelah pemberian.Vaksin Campak Kemasan dalam flakon yang berbentuk gumpalan-gumpalan yang beku dan kering untuk dilarutkan dalam 5 cc pelarut (aquabides). Dosis 0,5 cc diberikan secara IM, pada umur 9-11 bulan sebanyak 1 kali, disimpan pada suhu 2 8 derajat celcius, rusak setelah 1 tahun, setelah dilarutkan tahan sampai 8 jam dan kekebalan sampai usia 14 tahunVaksin BCGVaksin BCG adalah vaksin beku kering seperti campak, berbentuk seperti bubuk. Vaksin untuk bayi harus lebih dahulu dilarutkan dengan 4cc cairan pelarut (Nacl 0,9 %). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam.Cara penyuntikan yaitu, suntikan intrakutan tepatnya di intertisium deltoideus kanan. Dilakukan pada bayi 0-12 bulan, bila lebih dari 2 tahun dilakukan mantoux test (bila hasil + jangan diberikan imunisasi BCG).Pemberian secara IC pada lengan kanan atas atau paha kanan atas, vaksin disimpan dilemari es dengan suhu 8 derajat celcius.Vaksin Hepatitis BVaksin hepatitis B dibuat dari bagian virus yaitu paling luar (Mantel Virus) yang telah mengalami proses pemurnian. Vaksin hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur 2-8oC, karena vaksin hepatitis B akan rusak karena pembekuan atau pemanasan. Cara penyuntikan yaitu secara intra muskular pada paha bagian luar. Jumlah suntikan 3x / 3 dosis dengan jarak suntikan pertama dengan suntikan kedua satu bulan, jarak suntikan kedua dengan ketiga 5 bulan , dosis 0,5 cc secara IM, pemberian pada umur 0-11 bulan, 3 kali dengan interval 1-6 bulan dari penyuntikan pertama, disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius.VaksinDPTVaksin DPT disimpan pada suhu 2oC-8oC, pemberian 0,5 cc,diberikan 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan selang 4 minggu, imunisasi ulang pada usia 1 - 2 tahun setelah imunisasi, diulang lagi pada umur 6 tahun dan diulangi lagi pada saat vaksin TT, tempat penyuntikan sama dengan BCG, rusak setelah 2 tahun, saat mau digunakan terlebih dahulu di kocok. Cara penyuntikannya yaitu intra muskular / subkutan dalam bagian luar paha. VaksinMMRDosis 0,5 cc, secara IM pemberian padaumur 12 15 bulan, revaksinasi 12 tahun,penyimpanan pada suhu 2 8 derajat celciusVaksin ThipoidVaksin HIBBAB IIHASIL DISKUSIPertanyaanKapan dan Bagaimana cara pemberian vaksin?Mengapa setelah diberikan vaksin volio, anak tidak boleh diberi ASI selama 2 jam?Apa tujuan serta indikasi diberikannua imunisasi anjuran? Apa yang dimaksud MMR dan HIB?Bagaimana bunyi khas dari pertusis?Apakah penyakit difteri menular? Berapa lama masa inkubasinya?Mengapa sinar matahari dapat merusak vaksin?Jawaban1. Cara Pemberian vaksinVaksin BCG diberikan 1x pada usia 0-11 bulan dan 2/3 bulan dengan cara Intra Dermal / per cutanVaksin DPT diberikan 3x pada usia 0-11 bulan dengan interval 4 minggu dengan cara Intra MuskularVaksin Polio diberikan 4x pada usia 0-11 bulan dengan interval 4 minggu dengan cara Sub cutan / oralVaksin Campak diberikan 1x pada usia 9-11 bulan dengan cara Sub cutanVaksin Hepatitis B diberikan 3x pada usia 0-11 dengan cara Intra MuskularVaksin MMRdiberikan pada usia 15-18 bulan dengan cara Sub cutanThipus AbdominalisPemberian pertama diberikan pada usia 2-6 bulan. Pada imunisasi awal dapat diberikan 2x dengan interval 4 minggu, tetapi pada anak usia 6 tahun dapat diulang setiap 3 tahun. dengan cara Sub cutan / oralVaricellaDiberikan 1x pada usia 12 tahun dan 2x pada usia 13 tahun interval pemberian 4-8 minggu dengan cara Sub cutan Hepatitis A (Havrix)Diberikan 2x suntikan pada usia 0, 6, dan 12 bulan interval pemberian 4 minggu dengan cara Intra MuskularHIBPemberian awal diberikan 3x suntikan interval 2 bulan kemudian, 2 suntikan dengan interval 2 bulan dengan cara Intra MuskularKarena ASI mempunyai zat penetral terhadap vaksin polio yang mengakibatkan hasil imunisasi kurang efektif, tetapi zat ini hanya ada pada ASI yang diproduksi pada minggu pertama dan kedua setelah kelahiran bayi dan selanjutnya ASI tidak membawa pengaruh apapun terhadap imunisasi. Selain itu ASI mempunyai peran sebagai pertahanan tubuh sehingga jika vaksin polio masuk ke dalam tubuh dan ASI akan menganggap sebagai benda asing maka ASI akan membuang atau menetralkan vaksin polio tersebut. Tujuan serta indikasiImunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubella)Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau mencegah terjadinya penyakit campak (Measles), gondong, parotis epidemika (Mumps) dan Rubella (Campak Jerman). Dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah virus campak strainImunisasi HIB (Haemophilus Influenzae Tipe B)Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe B. Imunisasi tipoid (Typhus Abdominalis)Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tipoid (Typhus Abdominalis). Imunisasi Varicella (Cacar air)Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit varicella (cacar air). Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zooster strain OKA yang dilemahkan.Imunisasi Hepatitis AMerupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A.MMR : Sakit parah, penyakit keganasan, penyakit defisiensi imun, kontraindikasi masing masing vaksin, vaksin rubella tidak boleh untuk ibu hamildemam thipoidHIB : Demam, wanita hamil, hipersensitivitas terhadap vaksin atau bahan pelarutnyaBunyi khas pada pertusisPenyakit pertusis atau batuk rejan atau juga di kenal dengan batuk seratus hari adalah penyakit infeksi saluran yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Gejala yang khas yaitu : batuk terus-menerus, dan sukar berhenti, muka memerah atau kebiruan dan muntah kadang-kadang bercampur darah, batuk diakhiri dengan tarikan nafas panjang dan dalam berbunyi melengking. Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Difhateriae. Penyakit ini mudah menular dan menyerang terutama saluran nafas atas dengan gejala demam tinggi, pembengkakan pada amandel (tonsil) dan terlihat selaput putih kotor yang makin lama makin membesar dan dapat menutup jalan nafas. Penularan umumnya melalui udara (batuk/bersin) atau melalui benda dan makanan yang telah terkontaminasi. Masa inkubasi 2-5 hari. Masa penularan bervariasi mulai dari 2-4 minggu.Pemerikasaannya dilakukan dengan cara 3 cultur (jika hasil 3 cultur positif).Vaksin harus disimpan pada suhu 2-80C, sehingga jika suhunya lebih dari 80C atau kurang dari 20C, maka vaksin akan rusak. Oleh karena itu vaksin tidak boleh terkena cahaya matahari.DAFTAR PUSTAKAHidayat, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medikahttp://www.infeksi.com/articles.php?ing=in&pg=15http://bibilung.wordpress.com/2007/07/http://www.medicastore.com/med/artikel.php?id=109&iddtl=&ldktg=&idobat=&UID=20080313065225202.138.246.3http://202.155.5.44/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=983&Itemid=2Mustikaningsih, Dewi. 2008. Handout Keperawatan Anak 1. Bandung: Akper AisyiyahNursalam, Rekawati Susilaningrum, Sri Utami. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak . Jakarta: Salemba Medika Wong,Donna L. 2003. Pedomanan Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC