Makalah Al'Qur'an Dan Sains

14
PERKEMBANGAN SAINS DALAM ISLAM Di Susun Oleh : KELOMPOK 1 : 1. ANI FEBRIANA 2. FIRMAH 3. DIAN PUSPITA SARI 4. PERY HERYANTO 5. SUKMA RYANTO 6. SITI SUNDARI FAK. JUR : P2K EKONOMI ( AKUNTANSI ) FAKULTAS EKONOMI ( AKUNTANSI ) UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH JL.JATIWARINGIN NO. 12 PONDOK GEDE JAKARTA 13070

description

Makalah Al'Qur'an Dan Sains

Transcript of Makalah Al'Qur'an Dan Sains

PERKEMBANGAN SAINS DALAM ISLAMDi Susun Oleh : KELOMPOK 1 :

1. ANI FEBRIANA2. FIRMAH3. DIAN PUSPITA SARI4. PERY HERYANTO5. SUKMA RYANTO6. SITI SUNDARI

FAK. JUR : P2K EKONOMI ( AKUNTANSI )

FAKULTAS EKONOMI ( AKUNTANSI )UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFIIYAHJL.JATIWARINGIN NO. 12 PONDOK GEDE JAKARTA 13070

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala. Salawat dan salam kita kirimkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Sallallahu-alaihiwasallam, karena atas hidayah-Nyalah Makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini kami sampaikan kepada Dosen mata kuliah Al-Quran dan Sains Bapak Masqury sebagai salah satu Tugas Kelompok mata kuliah tersebut. Tidak lupa Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada kami.Kami memohon kepada Bapak/Ibu dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

Jakarta, Desember 2013 Kelompok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I1PENDAHULUAN1Latar Belakang Masalah1BAB II2PEMBAHASAN2PANDANGAN ISLAM TERHADAP ILMU PENGETAHUAN2FASE PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DALAM PERADABAN ISLAM4TOKOH TOKOH ILMUWAN MUSLIM4BAB III8PENUTUP8KESIMPULAN8DAFTAR PUSTAKA9

BAB IPENDAHULUAN.LATAR BELAKANG MASALAH

Faktor utama dalam sebuah peradaban besar adalah Ilmu pengetahuan. Sebagai faktor utama dalam perkembangan peradaban, ilmu pengetahuan mendapatkan perhatian yang serius dalam Islam. Masa sebelum kedatangan Islam yang disebut dengan Masa Jahiliyah, misalnya, merupakan argumentasi penting bahwa Islam datang dengan membawa ilmu pengetahuan dan meminimalisir kebodohan.Ketika Islam datang sebagai agama dengan membawa benih-benih peradaban yang besar dan secara terang-terangan menghimbau untuk mempelajari ilmu dan menjadikannya sebagai jalan utama kehidupan, maka para pecinta ilmu mulai mempelajari warisan peradaban yang telah ada sebelumnya. Dalam lembaran sejarah peradaban Islam, kita bisa melihat hubungan yang harmonis antara agama dan akal, selama lima abad, dimulai dari abad kedelapan sampai abad ketiga belas masehi. Hal tersebut sangat wajar terjadi, karena dalam Islam, akal sebenarnya mempunyai kedudukan yang amat tinggi dan posisi penting dalam Islam. Substansi Al-Quran sebagai sumber utama agama Islam juga menjadi bukti bahwa Islam sangat mengapresiasi ilmu pengetahuan.

BAB IIPEMBAHASAN

PANDANGAN ISLAM TERHADAP ILMU PENGETAHUANIslam melalui Al-Quran telah memotivasi seluruh umat islam untuk berfikir dan merenungkan alam semesta ini untuk mengenal kebesaran Tuhan, sebagaimana tersebut dalam Surat Al-Baqarah ayat 164 :

yang artinya Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (keringnya) dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sesungguhnya terdapat tanda-tanda (ke-Esaan dan Kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.Islam sebagai agama yang membawa peradaban baru tentu memiliki batasan terhadap peradaban itu sendiri, sehingga tujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dari peradaban sebelumnya bisa tercapai.

Peradaban Islam memiliki empat karakteristik fundamental :1. Peradaban Islam bersifat universal (al-alamiyah)bahwa peradaban Islam tidak dibatasi oleh letak geografis, generasi, kurun waktu, suku, bangsa dan penyekat-penyekat lainnya2. Tauhid ( Ke-Esaan Allah SWT )Karakteristik ini menguatkan karakteristik pertama, di mana kualitas seseorang dalam Islam bukan didasarkan pada strata sosial, tetapi didasarkan kepada kualitas ketakwaannya kepada yang maha Esa. Hal ini berbeda dengan peradaban lainnya yang mengklasifikasikan masyarakatnya kepada beberapa kelompok; kelas elit, kelas menengah, dan kelas alit.3. Al-Tawazun wa al-Wasthiyah (keseimbangan dan moderat)Dalam Islam, harus ada balance antara aspek materi (madiyah) dan non-materi (ruhiyah). Kebahagian, dalam perspektif Islam, hanya bisa diraih dengan mengintegrasikan dan menyeimbangkan antara kedua aspek tersebut. Islam juga mengharuskan umatnya untuk menyeimbangkan antara dimensi akal dan wahyu, ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.4. Al-Shibghoh Al-Akhlaqiyah (menekankan pada aspek moral)Dalam sistem kehidupan, Islam memiliki sistem nilai yang luhur dalam setiap aspek kehidupan; ekonomi, budaya, politik, berbangsa, bernegara dan sebagainya.Ilmu pengetahuan dalam konsep Islam juga harus selaras dengan karakter peradaban Islam. Ilmu Pengetahuan harus berwatak humanis-religius, yang setidaknya didasarkan pada beberapa prinsip berikut: 1. Ilmu pengetahuan dalam Islam dikembangkan dalam kerangka tauhid atau teologi.2. Ilmu pengetahuan dalam Islam hendaknya dikembangkan dalam rangka untuk bertakwa kepada Allah swt.3. Reorientasi pengembangan ilmu pengetahuan harus dimulai dengan suatu pemahaman yang segera dan kritis atas epistemologi Islam klasik dan suatu rumusan kontemporer tentang konsep ilmu.4. Ilmu pengetahuan harus dikembangkan oleh orang yang memiliki keseimbangan antara kecerdasan moral dan spiritual.5. Ilmu pengetahuan harus dikembangkan dalam kerangka integral

FASE PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DALAM PERADABAN ISLAMHarun Nasution menyimpulkan bahwa periode perkembangan sejarah Islam bisa dikelompokkan ke dalam tiga masa, yaitu : 1. Masa klasik, antara tahun 650-1250 MDi zaman inilah daerah Islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di Barat dan melalui Persia sampai ke India di Timur. Daerah-daerah itu tunduk kepada kekuasaan Khalifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah, kemudian di Damaskus dan terakhir di Baghdad.2. Masa pertengahan, antara tahun 1250-1800 MPada masa pertengahan, yakni antara tahun 1250-1800 M adalah fase kemunduran dari intelektual umat Islam, karena filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam, sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dunia dengan akhirat. Di zaman ini, desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat yang berakibat pada hilangnya khilafah secara formil. Islam tidak lagi mempunyai khalifah yang diakui oleh semua umat sebagai lambang persatuan dan ini berlaku sampai kerajaan Usmani mengangkat khalifah baru di Istanbul di abad ke-163. Masa modern, Sejak Tahun 1800 M Sampai SekarangPeriode Modern (1800 M - dan seterusnya) merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat mengilhami kebangkitan. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Pada era ini, sebagaimana diungkapkan Al-Faruqi, kondisi umat Islam sangat tidak menggembirakan sekalipun dalam kuantitas besar umat Islam berdomisili di tanah yang subur dengan sumber daya alam yang melimpah. Bangsa Eropa melakukan hegemoni ekonomi atas bangsa-bangsa Timur dan Islam. Dan bahkan pada abad 19, Eropa secara terang-terangan menjadikan dirinya sebagai imperialisme dunia karena telah didukung oleh kekuatan politik, kekuasaan dan militer.

TOKOH TOKOH ILMUWAN MUSLIMTransformasi peradaban menyentuh bangsa Arab. Para sejarawan mencatat terjadinya perubahan besar berupa pencapain luar biasa di bidang sains dan teknologi. Pada awalnya, tak banyak yang bersentuhan dengan ilmu pengetahuan. Kedatangan Islam mengantarkan mereka pada beragam literatur.Istilah ilmu atau ilmu yang terdapat dalam kitab suci dan hadis, mendorong geliat tradisi keilmuan. Mereka menyerap ilmu pengetahuan dari beragam sumber. Pedagang dan penjelajah Muslim berperan besar dalam memajukan gairah perubahan di kalangan masyarakat Arab Muslim pada masa awal. Mereka berasal dari Makkah, Madinah, dan Yaman. Setelah mengadakan perjalanan melintasi gurun pasir, mereka mencapai Mesir, Mesopotamia, dan Suriah yang dikenal sebagai pusat peradaban kuno. Dari wilayah-wilayah itu, berbagai pemikiran ilmiah maupun teknik instrumen lawas dibawa dan diperkenalkan ke jazirah Arab.Di saat yang bersamaan, muncul kelompok baru di masyarakat Muslim, yakni kalangan terpelajar yang terdiri dari ulama, filsuf, dan cendekiawan. Para tokoh ini sangat tertarik dengan keunggulan peradaban kuno. Mereka menjelma sebagai pendorong utama percepatan kemajuan ilmu di dunia Islam. Berikut beberapa Ilmuwan muslim yang telah menyumbangkan pemikiran dan penemuannya dalam perkembangan sains diantaranya (dalam bidang astronomi saja) adalah :1. AL-FARABIAb Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Frbi (872-950) disingkat Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan nama lain Ab Nasir al-Frbi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi, juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir).Al Farabi dianggap sebagai salah satu pemikir terkemuka dari era abad pertengahan. Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari Ilmu Pengetahuan, karya-karya al- Farabi dapat ditinjau menjdi 6 bagian:1. Logika2. Ilmu-ilmu Matematika3. Ilmu Alam4. Teologi5. Ilmu Politik dan kenegaraan6. Bunga rampai (Kutub Munawwaah).Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama) yang membahas tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara rejim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam.2. AL-BATTANIAl Battani (sekitar 858-929) juga dikenal sebagai Albatenius adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani nama lengkap : Ab Abdullh Muhammad ibn Jbir ibn Sinn ar-Raqq al-Harrani as-Sabi al-Battn), lahir di Harran dekat Urfa.Salah satu pencapaiannya yang terkenal dalam astronomi adalah tentang penentuan Tahun Matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Angka ini mendekati angka yang dihasilkan dari penelitian modern dengan menggunakan alat yang lebih akurat. Penemuan lain yang takkalah mengagumkannya adalah penemuan garis bujur terjauh matahari mengalami peningkatan sebesar 16,47 derajat sejak perhitungan yang dilakukan Ptolomeaus beberapa abad sebelumnya. Ia dianggap Guru bagi orang-orang Eropa karena banyak memperkenalkan terminology astronomi yang berasal dari bahas Arab, seperti Azimuth, Zenith dan nadir.Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri:

Ia juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:

Dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen. Al Battani bekerja di Suriah, tepatnya di ar-Raqqah dan di Damaskus, yang juga merupakan tempat wafatnya3. ABU MUSA JABIR BIN HAYYANAbu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 722 dan wafat pada tahun 804. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut. Bapak Kimia Arab ini dikenal karena karya-karyanya yang sangat berpengaruh pada ilmu kimia dan metalurgi.Karya Jabir antara lain: Kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke Inggris menjadi The Book of the Composition of Alchemy) Kitab Al-Sab'een Kitab Al Rahmah Al Tajmi Al Zilaq al Sharqi Book of The Kingdom Book of Eastern Mercury Book of Balance'4. AL-FARGHANIHasil penelitian Al-Farghani di bidang astronomi ditulisnya dalam berbagai buku diantaranya HARAKAT AS-SAMAWIYAH WA JAWAMI ILM AN-NUJUM (Asas-Asas Ilmu Bintang) adalah salah satu karya utamanya yang berisi kajian bintang-bintang yang sangat berpengaruh bagi perkembangan astronomi di Eropa. Walaupun dalam bukunya Beliau mengadopsi sejumlah teori Ptolomaeus tetapi ia mengembangkannya lebih lanjut hingga membentuk teorinya sendiri. Karena sangat pentingnya karya bagi orang-orang Eropa maka karya tersebut banyak diterjemahkan kedalam bahasa inggris dan judulnya pun berubah menjadi The element of Astronomi. Pada tahun 1135 buku ini diterjemahkan dalam bahasa latin oleh John Seville dan kemudian direvisi oleh Regiomontanus pada tahun 1460.5. JABIR BIN AFLAHJabir pernah menulis buku yang mengoreksi tentang kesalaha teori Ptolomeaus yang berjudul Kitab Al-Haya (The Book of Astronomi), selain itu Kitab ini juga berisi tentang Trigonometri, pada bagian Trigonometri Sferis, Jabir menggunakan Rule of The Four Magnetudes atau Aturan Empat Besaran sebagai landasan untuk turunan rumusnya. Beliau juga menambahkan satu rumus utama untuk menghitung sudut segi tiga yaitu Cos A = Cos a Sin B. Fungsi trigonometri (sinus cosinus) ia perkenalkan juga pada Geometri Bidang. Karya Jabir telah diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gerard dari Cremona, sebelum kemudian diterbitka oleh Fetrus Apianus di Nuremberg,Jerman tahun 1534.6. IBNU YUNUSIbnu Yunus adalah penemu bandu (ayunan) yang berguna untuk mengetahui detik-detik waktu ketika seseorang sedang meneropong benda-benda angkasa. Karya Ibnu Yunus ini telah dikenal eman abad sebelum Galileo Galilei menemukan pendulum (1564-1642). Ibnu Yunus juga menemukan Rubu Berlubang (Gunners Quadrant) sebuah alat untuk mengukur gerak bintang. Ibnu Yunus juga menulis buku dengan judul Az-Zij Al-Kabir Al-Hakim atau Zij Ibnu Yunus yang kini lebih dikenal dengan nama Hakemite Astronomical Table. Dikemudian hari buku ini diterjemahkan kedalam berbagai bahasa dan diterbitkan di sejumlah Negara. Oleh Umar Khayyam buku ini dibawanya ke Persia, Nashiruddin Thusi sang ahli astronomi membawanya ke Mongol, Pada tahun 1280 Co Cheon King membawa buku ini ke daratan China.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN Ilmu Pengetahuan merupakan aspek terpenting dalam perkembangan peradaban. Dalam Islam, ilmu pengetahuan mendapatkan perhatian serius sebagaimana terkandung dalam ayat-ayat al-Quran maupun hadis-hadis Nabi. Pemaknaan dan pemahaman terhadap kedua sumber itu yang menyebabkan perbedaan generasi umat Islam dari awal hingga sekarang. Interptreasi itu pulalah yang menyebabkan gairah inteletual dalam lembaran sejarah peradaban Islam mengalami fluktuasi.Secara garis besar, perkembangan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam dibagi menjadi tiga fase: 1) Periode Klasik (650-1250 M), di mana ilmu pengetahuan mengalami kemajuan yang sangat pesat, muncul karya-karya besar dan temuan-temuan sains yang belum pernah ada sebelumnya. 2) Periode Pertengahan (1250-1800 M), gairah intelektual umat Islam terkikis dan sangat merosot. Tidak ada lagi buah karya atau penemuan sains yang dihasilkan oleh ilmuwan muslim. Perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat menurun. 3) Periode Modern (1800 M Sekarang), umat Islam mulai menyadari keterpurukan dan ketertinggalannya utamanya dalam bidang sains dan teknologi. Spirit ini melahirkan beberapa model gerakan pembaharuan dalam interpretasi dan implementasi terhadap ajaran Islam. Secara umum, ada empat model gerakan pembaharuan yang muncul; Wahabiyah, Modernisme, Westernisme dan Sekularisme.

DAFTAR PUSTAKA

http://munsypedia.blogspot.com/2013/08/10-ilmuwan-muslim-terbesar-dan-terhebat.html https://www.academia.edu/4823938/Perkembangan_Ilmu_Pengetahuan_dalam_Peradaban_Islam

1