Makalah Akuntansi Manajemen Dan Akbi
Transcript of Makalah Akuntansi Manajemen Dan Akbi
PENDAHULUAN
Pembebanan biaya atas produk, jasa, pelanggan, dan objek lain yang merupakan kepentingan manajemen, adalah salah satu tujuan dasar sistem informasi akuntansi manajemen. Peningkatan keakuratan pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih bermutu tinggi, yang kemudian dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik. Biaya adalah kasa atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan meberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber non kas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.
Dalam usaha menghasilkan manfaat saat ini dan di masa depan, para manajer harus melakukan berbagai usaha untuk meminimumkan biaya yang dibutuhkan dalam mencapai manfaat ini. Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tetentu memiliki arti bahwa perusahaan menjadi lebih efisien. Akan tetapi, biaya tidak harus ditekan, tetapi juga harus dikelola secara strategis. Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya kepada entitas, yang disebut sebagai objek biaya.
Objek biaya dapat berupa apapun seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya, yang diukur biayanya dan dibebankan. Pembebanan biaya secara akurat ke objek sangatlah penting. Gagasan mengenai keakuratan tidak dievaluasi berdasarkan pengetahuan tentang biaya yang “sebenarnya”. Keakuratan adalah suatu konsep yang realtif, dan harus dilakukan dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya.
Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi yang buruk. Ketertelusuran hubungan antara biaya dan objek biaya dapat digali untuk membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek biaya. Biaya langsung adalah biaya yang dengan mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya.
PEMBAHASAN
Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Periode waktu berperan penting dalam penentuan perilaku biaya karena biaya dapat berubah dari tetap menjadi variabel, bergantung pada apakah keputusan yang diambil mencakup jangka pendek atau jangka panjang. Jika keputusan jangka panjang, pada akhirnya semua biaya adalah bersifat variabel (bersifat tetap hanya pada range tertentu atau dapat disebut relevant range. Oleh karena itu, konsep relevant range perlu diketahui.
a. Konsep Relevant RangeSuatu biaya dapat digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan dan nilai persediaan akhir. Biaya-biaya ini penting untuk mempersiapkan laporan
keuangan eksternal. Biaya-biaya yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut diatur berdasarkan fungsi. Oleh karena itu, semua biaya perusahaan dimasukkan dalam satu dari tiga kategori berikut : produksi atau manufaktur, biaya pemasaran, dan biaya administrasi. Perilaku biaya adalah istilah umum untuk menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan output.Biaya-biaya bereaksi pada perubahan output dengan berbagai macam cara. Dalam jangka panjang, pada akhirnya semua biaya adalah bersifat variabel (bersifat tetap hanya pada range tertentu atau dapat disebut relevant range. Relevant range adalah suatu interval yang dinyatakan dengan tingkat output tertentu, dimana anggaran variabel yang bersangkutan masih dapat dipakai atau masih berlaku. Relevant range perlu ditentukan karena biaya tetap dan biaya variabel perunit dapat berubah pada tingkat output tertentu. Relevant range adalah suatu kisaran dimana diasumsikan bahwa fixed cost adalah valid. Karena besarnya fixed cost adalah konstan untuk satu periode, maka kurva fixed cost berupa garis mendatar dengan kemiringan atau gradien nol.
b. Konsep Pemisahan Biaya Tetap dan Variabelb.1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah suatu biaya yang dalam jumlah total, tetap konstant dalam rentang yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah. Akan tetapi, perlu dicermati karakteristik yang dimiliki oleh biaya tetap, antara lain:a. Secara jumlah biaya total, biaya ini tidak akan berubah atau tidak akan
dipengaruhi oleh periode yang ditentukan atau output.b. Secara biaya per unit, biaya yang dibebankan akan berbanding terbalik
dengan perubahan volume output. Pada output yang banyak maka biaya tetap per unit menjadi rendah dan sebaliknya jika output sedikit maka biaya tetap per unit akan menjadi tinggi.
c. Total biaya tetap akan tidak berubah jika perubahan volume output masih berada dalam relevant range tertentu.
b.2. Biaya VariabelBiaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah total bervariasi secara proporsional terhadap perubahan output. Biaya variabel memiliki ciri-ciri sebagai berikut :1. Total biaya yang terjadi berubah secara proporsional atau sebanding
dengan perubahan cost drivernya. Semakin besar output maka semakin besar juga total biaya variabel yang terjadi.
2. Biaya variabel per unit konstant atau tetap.
Yang termasuk dalam biaya variabel murni antara lain : biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dll.
b.3. Biaya Semi VariabelBiaya semi variabel adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap dan biaya variabel. Biaya semi variabel memiliki ciri-ciri sebagai berikut :a. Total Biaya yang terjadi berubah tidak secara proporsional (tidak
sebanding)dengan perubahan cost drivernya. Semakin besar volume maka semain besar pula total biaya yang terjadi.
b. Biaya per unit adalah konstan (tetap).c. Total Biaya yang terjadi selalu terdiri dari dua komponen yakni biaya
tetap dan Biaya Variabel yang dipengaruhi jumlah output.
b.4. Metode Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya VariabelBeberapa biaya dapat secara jelas dan mudah untuk diklasifikasikan sebagai biaya tetap, biaya variabel, atau biaya campuran. Biaya-biaya yang termasuk dalam kategori biaya campuran perlu dipisahkan ke dalam komponen-komponen biaya tetap dan biaya variabel. Karena seringkali suatu informasi yang tersedia hanyalah total biaya suatu aktivitas dan jumlah penggunaan aktivitas. Oleh karena pencatatan akuntansi hanya mengungkapkan biaya total dan penggunaan biaya campuran tersebut, maka biaya total perlu dipisahkan ke dalam komponen tetap dan variabel. Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen biaya tetap dan biaya variabel. Ketiga metode tersebut antara lain : metode tinggi rendah, metode scatterplot, metode kuadrat terkecil. Dari ketiga metode tersebut semuanya menggunakan asumsi hubungan biaya linier. Oleh karena itu, konsep linearitas perlu diperhatikan terlebih dahulu.
a. Asumsi LinearitasDefinisi biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya aktivitas dan penggerak aktivitas terkait, atau dengan kata lain biaya variabel meningkat seiring dengan peningkatan jumlah unit tetapi tidak secara proporsional. Maka persamaan linear adalah :
Biaya Total = Biaya Tetap + (Biaya Variabel Per Unit X Output)Keterangan :Biaya Total : seluruh biaya yang akan diperkirakanBiaya Tetap : biaya yang jumlah selalu tetap tanpa
dipengaruhi outputBiaya Variabel : biaya yang jumlahnya tergantung atas output
yang dihasilkan b. Metode Tinggi Rendah
Metode tinggi rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan titik rendah) yang akan digunakan untuk menghitung biaya tetap dan biaya variabel. Titik tinggi didefinisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik rendah
didefinisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas terendah. Metode tinggi rendah bersifat objektif dan sederhana. Akan tetapi, jika titik tinggi dan rendah tersebut tidak mempresentasikan hubungan biaya yang sebenarnya, hubungan tersebut akan salah diperkirakan.Persamaan untuk penentuan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut:
Biaya variabel per unit : Perubahan biaya / Perubahan output
Biaya variabel per unit : (Biaya tinggi - Biaya rendah) / (Output tinggi - Output rendah)
Biaya tetap : Biaya total titik tinggi – (Biaya variabel per unit x Output tinggi)
Biaya tetap : Biaya total titik rendah – (Biaya variabel per unit x Output rendah)
c. Metode ScatterplotMetode scatterplot adalah suatu metode penetuan persamaan suatu garis dengan memplot data dalam suatu grafik. Metode scatterplot menyangkut pemeriksaan garis scatter (suatu plot yang menunjukkan total biaya campuran pada berbagai tingkat aktivitas yang berbeda) dan pemilihan dua titik yang tampaknya terbaik untuk mewakili hubungan antara biaya dengan aktivitas. Oleh karena kedua titik tersebut menentukan suatu garis, kedua titik yang dipilih tersebut dapat digunakan untuk menentukan titik potong dan kemiringan garis tempat mereka berada. Titik potong tersebut memberikan perkiraan komponen biaya tetap dan kemiringan memberikan estimasi biaya variabel per unit aktivitas. Metode scatterplot adalah suatu cara yang baik untuk mengidentifikasi nolinearitas, adanya outlier dan adanya pergeseran dalam hubungan biaya. Perumusan penetuan biaya variabel dan biaya tetap sama seperti metode tinggi rendah.
d. Metode Kuadrat TerkecilMetode kuadrat terkecil menggunakan semua titik (kecuali outlier) pada grafik scatter dan menghasilkan suatu garis yang paling sesuai dengan semua titik. Garis paling sesuai adalah garis yang terdekat ke semua titik yang diukur melalui penjumlahan kuadrat deviasi titik-titik tersebut dari garis. Metode kuadrat terkecil menghasilkan garis yang paling sesuai dengan titik-titik data, dan karena itu, lebih direkomendasikan dari pada metode tinggi rendah dan scatterplot. Metode kuadrat terkecil memiliki keunggulan dibandingkan metode lainnya dalam menilai keandalan persamaan biaya. Koefisien determinasi memungkinkan seorang analis untuk menghitung jumlah variabilitas biaya yang dijelaskan oleh penggerak biaya tertentu.
Koefisien korelasinya juga mengukur kekuatan hubungan dan menunjukkan arah hubungan.
c. Penentuan Biaya Per UnitPerhitungan biaya berdasarkan fungsi dan berdasarkan aktivitas membebankan biaya kepada objek biaya seperti produk, pelanggan, pemasok, bahan baku, dan jalur pemasaran. Ketika biaya dibebankan pada objek biaya, biaya per unit dihitung dengan membagi biaya total yang dibebankan dengan jumlah unit dari objek biaya tertentu. Secara konseptual, perhitungan biaya per unit produk adalah sederhana. Biaya per unit adalah total biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan jumlah unit yang di produksi. Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk atau jasa dapat ditentukan. Biaya per unit adalah bagian penting dari informasi bagi suatu perusahaan manufaktur. Keputusan mengenai rancangan produk dan pengenalan produk baru dipengaruhi oleh perkiraan biaya per unit. Keputusan membuat atau membeli suatu produk atau jasa, menerima atau menolak suatu pesanan khusus, atau mempertahankan atau menghentikan suatu produk atau jasa memerlukan informasi biaya per unit. Oleh karena informasi biaya per unit sangatlah penting, keakuratan adalah hal yang penting. Macam-macam pembebanan biaya dapat dilakukan dengan menggunakan sistem biaya pesanan (job order costing) dan Sistem biaya proses (process costing). c.1. Sistem Biaya Pesanan
Perusahaan yang beroperasi dalam industri berdasarkan proses, memproduksi jenis jasa atau produk yang sangat banyak dan berbeda satu dengan lainnya. Produk khusus atau yang dibuat menurut pesanan termasuk dalam kategori ini, termasuk juga perusahaan yang menyediakan jasa yang berbeda kepada setiap pelanggan. Jadi, job order adalah suatu unit atau serangkaian unit yang berbeda. pada sistem produksi berdasar pesanan, biaya-biaya diakumulasikan berdasar pekerjaannya. Pendekatan untuk membebankan biaya ini dinamakan Sistem Perhitungan Biaya Pesanan. Dalam suatu perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan, pengumpulan biaya per pekerjaan menyediakan informasi penting bagi pihak manajemen. Sistem perhitungan biaya pesanan memiliki karakteristik antara lain :
a. Produk sangat bervariasi.b. Biaya diakumulasi berdasarkan pekerjaan / pesanan.c. Biaya per unit dihitung melalui pembagian total biaya pekerjaan
dengan unit yang diproduksi untuk pekerjaan tersebut.Ada beberapa langkah untuk menetukan pembebanan biaya berdasar Sistem Biaya Pesanan Antara lain:
a. Identifikasi pesanan.b. Identifikasi biaya langsung pesanan.
c. Mengalokasikan biaya tidak langsung pada pesanan.d. Menadingkan biaya tidak langsung terhadap masing-masing proses.e. Menghitung tarif overhead dibebankan
Overhead yang dianggarkan : Dasar Pembebanan Anggaranf. Mengalokasikan overhead dibebankan terhadap masing-masing
pesanan.Tarif X Dasar Pembebanan Aktual
g. Menjumlah semua biaya pesanan baik langsung maupun tidak langsung.
c.2. Sistem Biaya ProsesDalam suatu perusahaan dengan sistem proses, unit-unit produksi umumnya melalui rangkaian departemen manufaktur atau produksi, atau daat dikatakan suatu proses operasi akan membawa suatu produk satu langkah lebih dekat ke penyelesaian. Dalam tiap departemen, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead mungkin dibutuhkan. Saat penyelesaian proses tertentu, barang yang setengah jadi dipindahkan ke departemen berikutnya. Setelah melewati departemen terakhir, barang selesai diproduksi dan dipindahkan ke gudang. Dari penjelasan tersebut, sistem biaya proses memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Produk bersifat homogen.b. Biaya diakumulasi berdasarkan proses atau departemen.c. Biaya per unit dihitung melalui pembagianbiaya proses satu periode
dengan unit yang diproduksi selama periode tersebut.Proses produksi dalam suatu perusahaan ada dua macam, antara lain : Proses Berurutan dan Proses Paralel. Dalam proses berurutan, unit-unit produksi harus melalui satu proses sebelum mereka dapat dikerjakan dalam proses berikutnya. Dalam proses paralel ada dua atau lebih proses berurutan dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang jadi. Unit-unit yang telah setengah jadi dapat dikerjakan secara simultan dalam dua proses yang berbeda dan kemudian dibawa bersamaan dalam proses akhir untuk penyelesaian. Pembenan Biaya menggunakan sistem biaya proses dapat dilakuakn dengan melakukan beberapa tahap sebagai berikut :
a. Analisis aliran unit secara fisik.b. Perhitungan unit-unit ekuivalen.c. Perhitungan biaya per unit.d. Penilaian persediaan (barang ditransfer keluar dan barang dalam
proses akhir)e. Rekonsiliasi biaya.
Adanya persediaan awal barang dalam proses juga mempersulit perhitungan biaya per unit. Pekerjaan yang telah dilakukan pada unit yang telah sebagian selesai menunjukkan pekerjaan periode sebelumnya. Maka
penilain persedian ini menggunakan dua pendekatan. Dua pendekatan yang digunakan adalah metode rata-rata tertimbang dan metode FIFO.
Metode perhitungan biaya rata-rata tertimbangMetode ini menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode saat ini, untuk menghitung biaya per unit. Pada dasarnya semua biaya disatukan, dan hanya satu biaya unit rata-rata yang dihitung dan dibebankan baik pada unit yang di transfer keluar, maupun pada unit yang tetap dalam persediaan akhir.
Metode perhitungan biaya FIFOMetode ini memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam periode saat ini. Diasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan lebih dahulu, dan di transfer keluar bersama dengan semua biaya periode sebelumnya di tambah biaya periode saat ini yang diperlukan untuk menyelesaikan unit-unit tersebut. Selanjutnya, produksi periode saat ini dimulai dan diselesaikan (serta di transfer keluar hanya dengan memakai biaya periode saat ini), atau dibiarkan tidak selesai dan diperlakukan sebagai persediaan akhir barang dalam proses.
CONTOH PERHITUNGAN
a. Contoh Pemisahan Biaya tetap dan Biaya Variabel dengan menggunakan metode :
Diketahui suatu catatan akuntansi pabrik memperlihatkan biaya dan waktu penyetelan selama lima bulan sebagai berikut :
Bulan Biaya Penyetelan (Rp) Waktu Penyetelan (Jam)
Januari 1000 100
Februari 1250 200
Maret 2250 300
April 2500 400
Mei 3750 500
Menggunakan metode biaya tinggi rendah dan scatterplot tentukan biaya variabel dan biaya tetap?
1. Tinggi Rendah
Titik Tinggi : 500 Jam Penyetelan dengan biaya sebesar Rp. 3.750
Titik Rendah : 100 Jam Penyetelan dengan baiay sebesar Rp. 1.000
Setelah titik tertinggi dan terendah telah ditentukan, maka biaya tetap dan biaya variabel per unit dapat ditentukan :
Biaya variabel = Biaya variabel per unit : (Biaya tinggi - Biaya rendah) / (Output tinggi - Output rendah)
= (3.750-1.000) / (500-100)
= 2.750 / 400
= 6,875
Biaya tetap = Biaya total titik rendah – (Biaya variabel per unit x Output rendah)
= 3.750 – (6,875 x 500)
= 312,50
2. Scatter Plot
Dengan asumsi pilihan garis terbaik adalah garis yang melalui titik 1 dan titik 3, biaya variabel per unit dapat dihitung sebagai berikut :
Pertama misalkan titik 1 ditunjukkan dengan (100, Rp. 1.000) dan titik 3 dengan (300, Rp. 2.250).
Biaya variabel dan biaya tetap per unit dapat dihitung sebagai berikut :
1) Biaya variabel = Biaya variabel per unit : (Biaya tinggi - Biaya rendah) / (Output tinggi - Output rendah)
= (2.250-1.000) / (300-100)
= 1.250 / 200
= 6,25
2) Biaya tetap = Biaya total titik rendah – (Biaya variabel per unit x Output rendah)
= 2.250 – (6,25 x 300)
= 375
b. Contoh Pembebanan Biaya Berdasarkan Sistem Biaya Pesanan
PT. XYZ pada tanggal 1 Maret memiliki dua pesanan pekerjaan, informasi biaya sebagai berikut :
Job 43 Job 44
Biaya Bahan Baku Rp. 10.200 Rp. 34.400
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 21.000 Rp. 10.400
Overhead Aktual * Rp. 4.950 Rp. 7.370
Biaya Total Rp. 36.150 Rp. 52.170
Jam Mesin 45 67
NB : * overhead aktual berdasarkan jam mesin terpakai
Selama bulam maret , PT. XYZ menerima pesanan baru berupa Job 45 dan job 44 telah selasai dan dikirim ke pelanggan. Job 43 akan diperkirakan selesai mei. Berikut adalah total biaya yang terjadi selama bulan maret :
Job 43 Job 44 Job 45
Biaya Bahan Baku Rp. 2.300 Rp. 4.500 Rp. 12.700
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 2.400 Rp. 3.300 Rp. 4.500
Jam Mesin 21 11 23
PT. XYZ memiliki kebijakan bahwa harga jual = biaya + 40%
Diminta
a. Hitung tarif overhead yang digunakan PT. XYZ
b. Hitung overhead aktual masing-masing job selama bulan maret.
c. Hitung barang dalam proses per 31 Maret.
d. Berapa harga jual job 44.
Jawab
a. BOP dibebankan = Tarif X Dasar Overhead Aktual
Tarif = Overhead Dibebankan / Overhead Aktual
Job 43 = 4.950 / 45 = 110
Job 44 = 7.370 / 67 = 110
b. Overhead Aktual = tarif x Jam mesin
Job 43 110 x 21 = 2.310
Job 44 110 x 11 = 1.210
Job 45 110 x 23 = 2.530
c. Barang dalam Proses per 31 Maret = BB + BTKL + BOP
Job 43 Job 45 Total WIP
BB : 10.200 + 2.300 = 12.500 12.700 = 23.300
BTKL : 21.000 + 2.400 = 23.400 4.500 = 27.900
BOP : 4.950 + 2.310 = 7.260 2.530 = 9.790
Total 43.160 19.730 62.890
d. Harga Jual Job 44
BB : 34.400 + 4.500 = 38.900
BTKL : 10.400 + 3.300 = 13.700
BOP : 7.370 + 1.210 = 8.580
Total 61.180
Laba: 40% x Rp. 61.180 = 24.472
Harga Jual = 85.652
c. Contoh Pembebanan Biaya Berdasarkan Sistem Biaya Proses dengan menggunakan metode:
Diketahui PT.ABC memiliki dua departemen yang saling berhubungan yaitu departemen “cutting” dan “Assembling”. Kedua departemen tersebut memiliki data sebagai berikut :
Jumlah Unit Cutting Assmbling
Barang dalam Proses (Awal) 100
Barang di Produksi dalam periode berjalan
600
Barang Selesai & di transfer ke Dept. Assembling
500
Barang di Produksi dalam periode berjalan
500
Barang Selesai & di transfer ke Persedian Barang Jadi
580
Barang Dalam Proses (Akhir) 100 200
Biaya (Rp) Cutting Assembling
BDP Awal :
Biaya dari Dept. Sebelumnya
BB
BTKL
BOP
1.892
400
796
8.320
830
475
518
Biaya yang terjadi Selama periode Berjalan :
BB
BTKL
BOP
13.608
5.000
7.904
7.296
9.210
11.052
Selain jumlah unit, berikut adalah prosentase tingakat penyelesaian tiap departemen :
Cutting BB BTKL BOP
BDP Awal 80% 40% 60%
BDP Akhir 60% 20% 40%
Assembling BB BTKL BOP
BDP Awal 40% 20% 20%
BDP Akhir 100% 70% 70%
Diminta
Hitung total biaya yang dibebankan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan metode FIFO
Jawab
1. Rata-Rata Tertimbang
a. Departement Cutting
Unit Ekuivalen (unit)
Unit Ekuivalen BB BTKL BOP
Unit Selesai dan Di transfer 5
00 5
00 5
00
BDP (Akhir) 1
20
40
80
Total Unit Ekuivalen 6
20 5
40 5
80
Biaya per Unit Ekuivalen
Unit Ekuivalen (Rp) BB BTKL BOP
Biaya dari BDP (Awal) 1.8
92 4
00 7
96
Biaya Selama periode Berjalan 13.6
08 5.0
00 7.9
04
Total Biaya 15.5
00 5.4
00 8.7
00
(:) Total Unit Ekuivalen 6
20 5
40 5
80
Biaya Per Unit Ekuivalen
25
10
15
Total biaya dept. Cutting
Unit Harga Per Unit Total
Unit Selesai dan Di transfer 500
50
25.000
Barang Dalam Proses (Akhir)
BB 120
25
3.000
BTKL 40
10
400
BOP 80
15
1.200
Total Biaya 29.600
b. Departemen Assembling
Unit Ekuivalen (unit)
Unit Ekuivalen Dept. Cut
BB BTKL BOP
Unit Selesai dan Di transfer
580
580
580
580
BDP (Akhir) 1
00 1
00
70
70
Total Unit Ekuivalen 6
80 6
80 6
50 6
50
Biaya per Unit Ekuivalen
Unit Ekuivalen (Rp) Dept. Cut
BB BTKL BOP
Biaya dari BDP (Awal) 8.3
20 8
30 4
75 5
18 Biaya Selama periode Berjalan
25.000
7.296
9.210
11.052
Total Biaya 33.3
20 8.1
26 9.6
85 11.5
70 (:) Total Unit Ekuivalen
680
680
650
650
Biaya Per Unit Ekuivalen
49,00
11,95
14,90
17,80
Total biaya dept. Assembling
Unit Harga Per Unit
Total
Unit Selesai dan Di transfer 580
93,65
54.317
Barang Dalam Proses (Akhir)
Dept. Cutting 100
49,00
4.900
BB 100
11,95
1.195
BTKL 70
14,90
1.043
BOP 70
17,80
1.246
Total Biaya 62.701
2. FIFO
a. Departemen Cutting
Unit ekuivalen (unit)
Unit Ekuivalen BB BTKL BOP
BDP (Awal) 20
60
40
Unit Selesai dan Di transfer 4
00 4
00 4
00
BDP (Akhir) 1
20
40
80
Total Unit Ekuivalen 5
40 5
00 5
20
Biaya Per unit Ekuivalen
Unit Ekuivalen (Rp) BB BTKL BOP
Biaya Selama periode Berjalan 13.6
08 5.0
00 7.9
04
(:) Total Unit Ekuivalen 5
40 5
00 5
20
Biaya Per Unit Ekuivalen 25,
20 10,
00 15,
20
Total biaya Dept. Cutting
Unit Harga Per Unit Total
BDP (Awal) Periode Sebelumnya
- BB 1.892
1.892
- BTKL 400
400
- BOP 796
796
Periode Berjalan
- BB 20
25,20
504
- BTKL 60
10,00
600
- BOP 40
15,20
608
Unit Selesai dan Ditransfer 400
50,40
20.160
BDP (Akhir)
- BB 120
25,20
3.024
- BTKL 40
10,00
400
- BOP 80
15,20
1.216
Total Biaya 29.600
b. Departemen Assembling
Unit Ekuivalen (unit)
Unit Ekuivalen Dept. Cut
BB BTKL BOP
BDP (Awal) 108
144
144
Unit Selesai dan Di transfer
400
400
400
400
BDP (Akhir) 1
00 1
00
70
70
Total Unit Ekuivalen 5
00 6
08 6
14 6
14
Biaya per Unit Ekuivalen
Unit Ekuivalen (Rp) Dept. Cut
BB BTKL BOP
Biaya Selama periode Berjalan
24.960
7.296
9.210
11.052
(:) Total Unit Ekuivalen 5
00 6
08 6
14 6
14 Biaya Per Unit Ekuivalen
49,92
12,00
15,00
18,00
Total Biaya Dept. Assembling
Unit Harga Per Unit Total
BDP (Awal) Periode Sebelumnya
- Dept. Cutting 8.320
8.320
- BB 830
830
- BTKL 475
475
- BOP 518
518
Periode Berjalan
- BB 108
12,00
1.296
- BTKL 144
15,00
2.160
- BOP 144
18,00
2.592
Unit Selesai dan Ditransfer 144 400
94,92
37.968
BDP (Akhir)
- Dept. Cutting 100
50
4.992
- BB 100
12,00
1.200
- BTKL 70
15,00
1.050
- BOP 70
18,00
1.260
Total Biaya 62.661
PENUTUP
Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Periode waktu berperan penting dalam penentuan perilaku biaya karena biaya dapat berubah dari tetap menjadi variabel, bergantung pada apakah keputusan yang diambil mencakup jangka pendek atau jangka panjang. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah ketika penggunaan aktivitas berubah. Biasanya, diasumsikan bahwa biaya variabel meningkat secara proporsional dengan peningkatan penggunaan aktivitas. Biaya tetap adalah beban yang tidak berubah jumlah totalnya ketika penggunaan aktivitas berubah. Biaya semi variabel mengandung komponen variabel dan tetap. Terdapat tiga metode formal untuk memisahkan biaya semi varibel ; metode tinggi rendah, metode scatter plot, dan metode kuadran terkecil.
Perhitungan biaya pesanan dan perhitungan biaya proses merupakan sistem pembebanan biaya. Perhitungan biaya pesanan digunakan dalam perusahaan yang memproduksi produk heterogen (unik) dengan berbagai jenis variasi. Perhitungan biaya proses digunakan oleh perusahaan yang memproduksi produk sejenis secara masal. Pada perhitungan biaya pesanan, dokumen atau catatan utama untuk akumulasi biaya produksi disebut sebagai lembar biaya pesanan. Formulir permintaan bahan baku (untuk bahan baku langsung), kartu jam kerja (untuk tenaga kerja langsung), dan dokumen untuk sumber aktivitas produksi, merupakan dokumen – dokumen sumber yang dibutuhkan untuk membebankan biaya produksi ke pekerjaan.
Aliran biaya di bawah perhitungan biaya proses serupa dengan aliran biaya pada perhitungan biaya pesanan. Bahan baku dibeli dan di debit pada akun bahan baku. Bahan baku langsung yang digunakan untuk produksi, tenaga kerja langsung, dan overhead yang dibebankan, dibebankan dalam akun barang dalam proses. Dalam proses produksi dengan beberapa tahap proses, terdapat akun barang dalam proses untuk tiap departemen atau proses. Barang-barang yang diselesaikan dalam satu departemen ditransfer keluar ke departemen berikutnya. Ketika unit-unit telah diselesaikan dalam departemen atau proses terakhir, biaya mereka di kreditkan ke barang dalam proses dan di debit ke barang jadi. Dalam pentransferan barang ada sebagian barang yang belum selesai 100 % maka barang tersebut di hitung sebagai unit ekuivalen. Unit produksi ekuivalen adalah unit-unit terselesaikan yang diproduksi dengan seluruh usaha manufaktur yang dilakukan selama periode berjalan. Jumlah unit secara fisik dikali dengan persentase penyelesaian, untuk menghitung unit ekuivalen. Terdapat dua pendekatan untuk menangani biaya persediaan awal barang dalam proses yaitu metode rata-rata tertimbang dan metode FIFO. Metode perhitungan biaya rata-rata tertimbang menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode berjalan, untuk menghitung biaya per unit. Metode perhitungan biaya FIFO memisahkan unit-unit dalam persediaan awal, dari unit0unit yang diproduksi selama periode berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Ronald Hilton. 2008. Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic Business Environment, 7th Edition: McGraw-Hill.
Don Hansen and Maryanne Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial: edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.