Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

21
TUGAS ANALISA KUALITAS LINGKUNGAN “Agen Biologi (Protozoa) pada Makanan” OLEH KELOMPOK 6 1. Meyga Nazilla (K11113342) 2. Erza Destryana Effendi (K11113353) 3. Febryanti Ramadhani (K11113355) 4. Fitrah Yulianti (K11113359) 5.Dechany Aisyah Creamona (K11113361) 6. Fira Alfarindah (K11113364) 7. Anisah Maulidyah (K11113501) KELAS C FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

description

Kesehatan Lingkungan

Transcript of Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

Page 1: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

TUGAS ANALISA KUALITAS LINGKUNGAN

“Agen Biologi (Protozoa) pada Makanan”

OLEH KELOMPOK 6

1. Meyga Nazilla (K11113342)

2. Erza Destryana Effendi (K11113353)

3. Febryanti Ramadhani (K11113355)

4. Fitrah Yulianti (K11113359)

5.Dechany Aisyah Creamona (K11113361)

6. Fira Alfarindah (K11113364)

7. Anisah Maulidyah (K11113501)

KELAS C

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat taufiq dan hidayah-Nya lah

penulisan makalah ini dapat disesuaikan. Saya selaku penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih

jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran dari Anda demi

perbaikan selanjutnya.

Selanjutnya, saya mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang

telah membantu terselesaikannya makalah ini. Terlepas dari semua kekurangan penulisan makalah ini, baik

dalam susunan dan penulisannya yang salah, penulis memohon maaf dan berharap semoga penulisan

makalah ini bermanfaat khususnya kepada saya selaku penulis dan umumnya kepada pembaca.

Akhirnya, semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja yang

mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.

Makassar, 23 NOVEMBER 2014

Penyusun

ii

Page 3: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................(ii)DAFTAR ISI ........................................................................................................................(iii)BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Fakta Masalah ...........................................................................................................1B. Rumusan Masalah .....................................................................................................4C. Tujuan........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................5

A. Hasil / Data Penelitian (Tabel Rangkap Hasil) .........................................................5B. Faktor Penyebab dan Dampak Kesehatan .................................................................7C. Solusi .........................................................................................................................9

BAB III PENUTUP ............................................................................................................10Kesimpulan ..........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................11

iii

Page 4: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Fakta Masalah

Seperti yang kita ketahui, salah satu penyebab timbulnya penyakit adalah karena adanya

penularan penyakit melalui vektor makanan (food borne disease). Telah banyak penelitian yang

dilakukan terkait dengan penyakit yang ditularkan melalui makanan yang bisa menyebabkan

seseorang mengalami kesakitan hingga kematian, hal ini terjadi karena sangat mudahnya suatu

agen penyakit masuk ke dalam tubuh dengan vektor makanan, agen tersebut bisa saja lewat

udara, air, bahkan makanan itu sendiri yang mudah tertelan ke dalam tubuh manusia, hal inilah

yang menyebabkan terjadinya penyakit

Menurut Kordi (2010) upaya meningkatkan produksi ikan kerapu melalui usaha budidaya

berpeluang besar karena teknologi budidaya beberapa spesies kerapu telah dikuasai meliputi

pembenihan, pembesaran, penanggulangan penyakit, dan pakan. Salah satu permasalahan yang

timbul pada sektor perikanan adalah penyakit. Begitu pula pada budidaya ikan kerapu, kendala

yang sering dihadapi yaitu kematian ikan di bak budidaya akibat adanya penyakit. Parasit dapat

berpindah dari satu inang ke inang yang lain dan menginfeksi seluruh populasi ikan. Penularan

parasit dengan cara kontak langsung antara ikan yang sehat dengan ikan yang terinfeksi. Pada

populasi ikan yang tinggi penyebaran terjadi dengan cepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

parasit protozoa dari genus Trichodina sp., Acineta sp., Vorticella sp., dan Epistylis sp.,

menginfeksi kerapu bebek dan macan yang dibudidayakan di BBPBAP Jepara. Demikian juga

Arman (2011) menemukan Vorticella sp, Epistylis sp, dan Trichodina sp yang menginfeksi ikan

kerapu di BBPBAP Jepara.

Selain itu, dalam penelitian Putra (2006) pemberian saponin yang berasal dari daun waru

dan kembang sepatu diberikan dengan pakan basal berupa rumput lapangan, daun gamal, dan

daun lamtoro. Dalam penelitian ini pakan yang digunakan adalah 45% jerami padi aminoasi

dalam ransum sapi potong lokal dapat meningkatkan bobot badan harian mencapai 09-1,3 kg.

Saponin yang diberikan pada pakan akan dapat meningkatkan kecernaan jerami padi. Karena

defaunasi protoza dapat menurunkan tingkat predasi bakteri oleh protozoa (Thalib,2008)

iv1

Page 5: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

Adapun , terdapat hubungan fitoplankton di perairan dengan di dalam lambung saluran

pencernaan tiram mutiara selama 24 jam. Bacillariophyceae di perairan dan di dalam saluran

pencernaan mempunyai nilai persentase yang berbeda. Per78 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan

Perikanan Indonesia, Desember 2004, Jilid 11, Nomor 2: 73-79 sentase di perairan pada pukul

12 adalah sangat kecil dibandingkan dengan waktu pengamatan yang lain, sedangkan untuk nilai

persentase di dalam lambung saluran pencernaan justru paling tinggi. Hal ini diduga ada

kaitannya dengan intensitas cahaya matahari di perairan pada pukul 12 (tertinggi) dan semakin

lemah menjelang sore hari. Rendahnya persentase fitoplankton di perairan disebabkan oleh

intensitas cahaya matahari, fitoplankton cenderung melakukan distribusi vertikal untuk

menghindari besarnya intensitas cahaya. Di lain pihak, Bacillariophyceae yang ditemukan di

dalam saluran pencernaan tiram semakin tinggi persentasenya, hal ini diduga karena tiram terus

menerus mengambil fitoplankton dari lingkungannya padahal untuk mencerna fitoplankton

diperlukan waktu yang cukup lama karena ada dinding selnya sehingga makin terjadi

penumpukan fitoplankton dalam alat pencernaan.

Diare dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti infeksi bakteri, virus, parasit, keracunan

makanan, kekurangan gizi, efek obat-obatan, dan lain-lain. Parasit protozoa usus yang sering

dilaporkan sebagai penyebab diare yaitu Entamoeba histolytica (E.histolytica), Giardia lamblia

(G.lamblia), dan Balantidium coli (B.coli). Prevalensi E.histolytica di berbagai daerah di

Indonesia sekitar 10%-18% yang penyakitnya disebut amebiasis kolon. Infeksi dapat terjadi

melalui fecal-oral atau secara tidak langsung melalui air dan terkadang juga melalui makanan

yang telah terkontaminasi Teknik untuk diagnosis E.histolytica yang dapat digunakan yaitu

dengan pemeriksaan tinja secara langsung maupun tidak langsung untuk mengidentifikasi dan

menemukan protozoa Penularan juga sangat mudah baik secara langsung maupun dengan

perantaraan vektor seperti lalat atau lipas. Vektor tersebut akan hinggap pada tinja manusia yang

mengandung kista dan kemudian berpindah ke makanan ataupun minuman.Hal ini disebabkan

karena bentuk kista yang sangat kecil sehingga mudah berpindah dari satu tempat ketempat yang

lain. Cara infeksi adalah secara fekal oral sehingga kebersihan lingkungan maupun makanan

sangat berpengaruh terhadap tingginya kejadian infeksi ini.

v2

Page 6: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

Balantidiosis adalah suatu penyakit infeksius yang terjadi di seluruh dunia dan

disebabkan oleh protozoa, Balantidium coli. Organisme bersel tunggal ini secara khas ditandai

oleh ukurannya yang besar berkisar dari 50–500 mikron termasuk cilia pada permukaan selnya.

(Jones et al., 1997). Parasit ini dapat ditemukan pada lumen sekum, kolon babi, manusia, dan

primata sebagai organism komensal namun dapat menjadi patogen kalau didahului oleh adanya

kerusakan pada jaringan akibat mikroorganisme lain. Protozoa tersebut dapat menular melalui

media makanan atau minuman yang tercemar tinja babi, atau mengkonsumsi daging babi itu

sendiri. Penyakit ini dapat menyebabkan disentri dan infeksi usus jika diderita oleh manusia.

Infeksi protozoa usus oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh protozoa yang

hidup di usus yang biasanya tidak menyebabkan penyakit tetapi pada keadaan imunitas buruk

maka akan menjadi patogenik. Infeksi protozoa usus oportunistik dapat menginfeksi individu

imunokompeten maupun imunokompromais, pada individu imunokompeten biasanya

mempunyai gejala diare akut yang bersifat cair tanpa adanya darah yang dapat sembuh dengan

sendirinya dan kadang-kadang bersifat asimptomatis, tetapi jika daya tahan tubuh seseorang

menurun seperti pada human Immunodeficiency virus/aquired immunodeficienency syndrome

(HIV/AIDS) dapat menimbulkan gejala klinis yang berarti, yang paling sering adalah diare,

mual, muntah, anoreksia, demam, malaise, nyeri abdomen, dehidrasi dan lain-lainprotozoa usus

oportunistik yang sering dilaporkan dapat menginfeksi manusia adalah Cryptosporidium sp

Air adalah materi esensial di dalam kehidupan, tidak satupun makhluk hidup di dunia ini

yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Keperluan sehari-hari terhadap air berbeda

beda untuk tiap tempat dan untuk tiap tingkatan kehidupan , dan air minum isi ulang menjadi

salah satu alternatif sehari-hari, tetapi dari hasil penilitian tidak semua air minum isi ulang dapat

dikatakan bersih atau layak pakai, maka perlu dilakukan uji bakteriologis pada air minum isi

ulang pada depo yang terdapat di kota singaraja, dalam penelitian ini akan dilihat apakah

terdapat cemaran bakteri koliform dalaim air minum isi ulang karena bakteri ini dapat

menyebabkan beberapa penyakit seperti tifus/paratifus , disentri baselirdan disentri amuba.

vi3

Page 7: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis protozoa yang dapat menginfeksi makanan?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi infeksi protozoa pada makanan?

3. Bagaimana dampak infeksi protozoa pada makanan bagi kesehatan manusia yang

mengonsumsinya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis-jenis protozoa yang dapat menginfeksi bahan makanan.

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi adanya infeksi protozoa pada

makanan.

3. Untuk mengetahui dampak infeksi protozoa pada makanan yang dikonsumsi bagi

kesehatan manusia.

vii4

Page 8: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

BAB II

PEMBAHASAN

A. HASIL / DATA PENELITIAN

Tabel Hasil Rekapitulasi Jurnal Penelitian

Agen Biologi “Protozoa” pada Makanan

No Nama Mahasiswa Jenis Media Parasit/Penyebab Dampak Kesehatan

1. Meyga Nazilla

Babi,

Makanan/minuman

yang tercemar tinja

babi

Balantidium coli

Bagi manusia: Disentri berat

yang berdarah dan berlendir,

infeksi pada usus, nyeri perut,

kolik intermiten

Bagi babi: diare sedang sampai

berat pada ileum sampai

rektum juga disertai adanya

kerusakan ringan

pada mukosa usus besar

2.Erza Destryana

Effendi

Parasit masuk

melalui

kontaminasi

makanan/minuman

yang tidak higenis,

terutama susu yang

dikonsumsi balita

Cryptosporidium sp

Bagi manusia biasanya

menimbulkan gejala klinis

seperti diare, mual, muntah,

anoreksia, demam, malaise,

nyeri abdomen, dehidrasi, dll

viii5

Page 9: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

3.Febryanti Ramadhani

Buah-buahan/

sayuran yang

ditanam di tanah

yang tercemar

parasit serta air

minum/makanan

melalui vektor

lalat/ lipas yang

hinggap di tinja

manusia kemudian

berpindah ke

makanan/minuman.

E.histolytica

Dampak pada manusia adalah

dapat menyebabkan diare sedang

sampai parah (berdarah),

penurunan berat badan,

kelelahan, sakit perut,

amoeboma, kerusakan pada

usus, dll.

4.Fitrah Yulianti

Sapi

Trypasonoma evansi

P

Penyakit surra akan

menampakkan gejala – gejala

yaitu :

1. Suhu badan (demam)

yang terjadi secara

berselang – selang

2. Karena kekurangan

darah, akan tampak

pucat, letih dan tidak

memiliki tenaga

3. Nafsu makanannya akan

berkurang

5. Dechany Aisyah

Creamona

Ikan Kerapu Macan

(Ephinephelun

fuscoguttatus)

Trichodina sp.,

Acineta sp.,

Vorticella sp.,

dan Epistylis sp.,

Serangan parasit dapat

menimbulkan gangguan

kesehatan dan menyebabkan

kerugian besar, antara lain

kematian massal, penurunan

berat dan pengurangan

ix

6

Page 10: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

fekunditas. Serangan parasit juga

menyebabkan penolakan

konsumen terhadap ikan karena

penurunan mutu dan kualitas

ikan. Infeksi parasit pada ikan

juga berpengaruh terhadap

kesehatan manusia apabila ikan

mengandung parasit zoonotik.

6. Fira Alfarindah Tiram Mutiara Ciliata, Molusca

Pada manusia dapat

menyebabkan gangguan

pencernaan, penyakit jantung,

diabetes, dan mengganggu

sistem kekebalan tubuh

7. Anisah Maulidyah Air minum BakteriKkoliform

1) salmonella penyebab penyakit

tifus/paratifus.

2) shigella penyebab penyakit

disentri basiler ,

3) vibrio penyebab penyakit

kolera, entamoeba penyebab

disentri amuba

B. Faktor Penyebab dan Dampak Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Balantidiosis merupakan suatu penyakit

infeksius yang terjadi di seluruh dunia dan disebabkan oleh protozoa, Balantidium coli. Makanan

yang tercemar protozoa ini dapat mengakibatkan dampak kesehatan bagi manusia serta babi.

Bagi manusiadapat menyebabkan disentri berat berdarah dan berlendir, infeksi pada usus, nyeri

perut, kolik intermiten. Pada babi dapat menyebabkan diare sedang sampai berat pada ileum

sampai rektum juga disertai adanya kerusakan ringan pada mukosa usus besar.

x

7

Page 11: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

Infeksi protozoa usus oportunistik dapat menginfeksi individu imunokompeten maupun

imunokompromais, pada individu imunokompeten biasanya mempunyai gejala diare akut yang

bersifat cair tanpa adanya darah yang dapat sembuh dengan sendirinya. Disamping itu, gejala

yang paling sering adalah diare, mual, muntah, anoreksia, demam, malaise, nyeri abdomen,

dehidrasi dan lain-lainprotozoa usus oportunistik yang sering dilaporkan dapat menginfeksi

manusia adalah Cryptosporidium sp.

Parasit protozoa usus yang sering dilaporkan sebagai penyebab diare yaitu Entamoeba

histolytica (E.histolytica), Giardia lamblia (G.lamblia), dan Balantidium coli (B.coli). Dalam

penelitian ini, biasanya dampak pada manusia adalah dapat menyebabkan diare sedang sampai

parah (berdarah), penurunan berat badan, kelelahan, sakit perut, amoeboma, kerusakan pada

usus, dll..

Selain itu, pemberian saponin yang berasal dari daun waru dan kembang sepatu diberikan

dengan pakan basal berupa rumput lapangan, daun gamal, dan daun lamtoro. Faktor

penyebabnya ialah protozoa Trypasonoma evansi P. Akibatnya Suhu badan (demam) yang

terjadi secara berselang – selang, kekurangan darah, akan tampak pucat, letih dan tidak memiliki

tenaga, dan nafsu makanannya akan berkurang

Adapun, parasit protozoa dari genus Trichodina sp., Acineta sp., Vorticella sp., dan

Epistylis sp., menginfeksi kerapu bebek dan macan yang dibudidayakan di BBPBAP Jepara.

Akibatnya dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan menyebabkan kerugian besar, antara lain

kematian massal, penurunan berat dan pengurangan fekunditas.

Di lain pihak, Bacillariophyceae yang ditemukan di dalam saluran pencernaan tiram

semakin tinggi persentasenya, hal ini diduga karena tiram terus menerus mengambil fitoplankton

dari lingkungannya padahal untuk mencerna fitoplankton diperlukan waktu yang cukup lama

karena ada dinding selnya sehingga makin terjadi penumpukan fitoplankton dalam alat

pencernaan. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, penyakit jantung, diabetes, dan

mengganggu sistem kekebalan tubuh.

Di samping itu, bedasarkan hasil penelitian air minum depo isi ulang di kota singaraja

Bali, diketahui bahwa di dalam air terdapat BakteriKkoliform yang dapat menyebabkan penyakit

tifus/paratifus, disentri basiler, kolera, dan disentri amuba.

xi8

Page 12: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

C. Solusi

Masing-masing individu menjaga higenitas lingkungan serta makanan/minuman

yang dikonsumsi agar protozoa patogen tidak mudah terkontaminasi di dalam

makanan/minumannya.

Memasak dengan sempurna makanan yang tersumber dari hewan ternak seperti

daging sapi, babi, dll.

Dianjurkan untuk mencuci dengan bersih sayuran sebelum dimakan. Menyimpan

daging mentah terpisah dari sayuran, mengkomsumsi makanan yang telah dimasak

dan mencuci peralatan yang digunakan untuk mengolah daging mentah.

BAB III

xii9

Page 13: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

PENUTUP

Kesimpulan

Makanan merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, namun jika makanan

tersebut tidak higienis atau terkontaminasi protozoa maka dapat berdampak buruk bagi kesehatan

manusia karena berpotensi menimbulkan penyakit. Makanan yang umumnya sering

terkontaminasi protozoa adalah sayuran/buah-buahan yang ditanam di tanah yang tercemar

protozoa, makanan/minuman yang terkontaminasi dengan protozoa, daging sapi, babi, ikan, atau

tiram yang mengandung protozoa patogen dan tidak dimasak dengan baik, dll. Makanan yang

terkontaminasi tersebut dapat menyebabkan timbulnya beragam jenis penyakit bagi yang

mengkonsumsinya seperti Balantidium coli yang mengkontaminasi babi dapat menyebabkan

diare dan infeksi usus. Makanan/minuman yang terkontaminasi Cryptosporidium sp dan

E.histolytica juga dapat menyebabkan kerusakan pada usus, disentri, mual, dll. Adapun

Trypasonoma evansi P pada sapi dapat menyebabkan demam, kekurangan darah, dll. Adanya

Trichodina sp., Acineta sp., Vorticella sp., dan Epistylis sp pada ikan serta Ciliata, Molusca pada

tiram juga dapat menyebabkan berbagai penyakit. Maka dari itu, kita perlu memperhatikan dan

menjaga kualitas setiap makanan yang kita makan agar tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh

kita.

DAFTAR PUSTAKA

xiii

10

Page 14: Makalah Akl Kelompok 6 (Protozoa Pada Makanan)

Meyga Nazilla: Ida Bagus Oka Winaya dkk, 2011, Kejadian Balantidiosis pada Babi Laundrace.

Erza Destryana Effendi: Hendro Mandela dkk, 2010, Deteksi Protozoa Usus Oportunistik pada

Penderita Diare Anak di Puskesmas Rawat Inap Kota Pekan Baru.

Febryanti Ramadhani: Setri Herlina dkk, 2012, Deteksi Protozoa Usus Patogen pada Penderita

Diare Anak di Puskesmas Rawat Inap Kota Pekan Baru.

Ftrah Yulianti: Riris Restiti dkk, 2013, Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Waru (Hibiscus

Tiliaceus) Sebagai Pakan Tambahan Dalam Ransum Sapi Potong Lokal Terhadap

Populasi Protozoa Dan Kecernaan Bahan Kering Secara In Vitro

Dechany Aisyah Creamona: Retno Purwanti dkk, 2012, Pengaruh Ekstrak Jahe terhadap

Penurunan Jumlah Ektoparasit Protozoa pada Benih Kerapu Macan.

Fira Alfarindah: Kasful Anwar dkk, 2004, Kebiasaan Makan Tiram Mutiara Pintada Maxima Di

Perairan Teluk Sekotong, Lombok.

Anisah Maulidyah : Widyanti Ni Luh Putu Manik,2004, Analisis Kualitatif Bakteri Koliform

Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali.

xiv

11