makalah agama SGD 2

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan manusia terletak diantara dua kutub, yaitu sehat dan mati. Berada di area sehat jika kesehatan manusia bergerak mendekati sehat, sementara berada pada area sakit jika bergerak mendekati kematian. Sehat dan sakit manusia dipengaruhi oleh perilaku, keturunan, lingkungan, sosial ekonomi, pelayanan kesehatan, dll. Agama memiliki peran yang sangat penting dalam menangani sehat dan sakit manusia. Permasalahan sehat sakit yang tidak dapat diselesaikan dapat menyebabkan distress moral bagi yang mengalami. Disini diharapkan peran agama dapat menjadi pedoman bagi yang mengalami untuk dapat menghadapi permasalahan sehat sakit yang dialami. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, penyusun mencoba menyampaikan dan membahas tentang Hubungan Agama dengan Konsep Sehat Sakit. C. Tujuan Penulisan Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Agama dan agar mahasiswa mampu memahami hubungan agama dengan konsep sehat sakit sebagai landasan dalam melaksanakan praktik profesi keperawatan. D. Metode 1

Transcript of makalah agama SGD 2

Page 1: makalah agama SGD 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan manusia terletak diantara dua kutub, yaitu sehat dan mati. Berada di area

sehat jika kesehatan manusia bergerak mendekati sehat, sementara berada pada area sakit

jika bergerak mendekati kematian. Sehat dan sakit manusia dipengaruhi oleh perilaku,

keturunan, lingkungan, sosial ekonomi, pelayanan kesehatan, dll. Agama memiliki peran

yang sangat penting dalam menangani sehat dan sakit manusia. Permasalahan sehat sakit

yang tidak dapat diselesaikan dapat menyebabkan distress moral bagi yang mengalami.

Disini diharapkan peran agama dapat menjadi pedoman bagi yang mengalami untuk dapat

menghadapi permasalahan sehat sakit yang dialami.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, penyusun mencoba menyampaikan dan membahas tentang

Hubungan Agama dengan Konsep Sehat Sakit.

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Agama dan agar

mahasiswa mampu memahami hubungan agama dengan konsep sehat sakit sebagai landasan

dalam melaksanakan praktik profesi keperawatan.

D. Metode

Metode yang penyusun gunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode literature

yaitu penyusun mencari dan menggali bahan-bahan dari internet dan penyusun juga

menggunakan metode diskusi kelompok (Small Group Discussion).

1

Page 2: makalah agama SGD 2

BAB II

PEMBAHASAN

HUBUNGAN AGAMA DENGAN KONSEP SEHAT SAKIT

2.1 DEFINISI KONSEP SEHAT SAKIT

Menurut DEPKES RI, konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan

universal karena ada factor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhi

terutama factor social budaya. Menurut UU No. 23, tahun 1992, definisi sehat adalah

keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan hidup produktif secara

social dan ekonomi. Sedangkan definisi sakit, seseorang dikatakan sakit apabila ia

menderita penyakit menahun (kronis) atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan

aktifitas kerja/kegiatannya terganggu.

Jadi definisi sehat-sakit yaitu status kesehatan seseorang terletak antara 2 kutub yaitu

“sehat optimal” dan “kematian” yang sifatnya dinamis. Bila kesehatan seseorang bergerak

ke kutub kematian maka seseorang berada pada area sakit (illness area) dan bila status

kesehatan bergerak kearah sehat (optimal well being) maka seseorang dalam area sehat

(wellness area).

2.2 DEFINISI SEJAHTERA DAN PERBEDAANYA DENGAN SEHAT

Sejahtera menunjuk pada kekeadaan yang baik, kondisi manusia dimana orang-

orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai terlepas dari segala

hambatan dan gangguan. Sedangakan sehat merupakan suatu keadaan dinamis yang

berubah secara tyerus menerus sesuai adaptasi individu terhadap berbagai perubahan yang

ada di lingkungan baik fisik, mental, dan social.

Dari penjelasan mengenai definisi sejahtera dan sehat, kita dapat mengetahui

perbedaan sejahtera dan sehat, dimana sejahtera itu menyangkut keadaan seseorang yang

dilihat dari segi ekonomi dan sosial. Orang yang hidupnya sejahtera pastinya dalam

keadaan yang sehat dan damai. Sedangkan orang sehat belum tentu sejahtera. Jika ditinjau

2

Page 3: makalah agama SGD 2

dari segi ekonomi, tidak selamanya orang yang dalam keadaan sehat tergolong ke dalam

ekonomi yang memadai.

2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEHAT DAN SAKIT

Faktor-faktor yang mempengaruhi sehat meliputi:

1. Perilaku

Dengan perilaku gaya hidup sehat maka dapat menghindarkan diri kita dari banyak

penyakit, mislanya : penyakit jantung, stroke, dsb. Contohnya : mengkonsumsi

vitamin dan kebiasaan pola makan yang sehat

2. Lingkungan atau Sosial Budaya

Dengan tinggal di lingkungan yang bersih, terawatt dan sehat maka kita akan bisa

menjalani hidup sehat. Lingkungan yang bersih dapat kita wujudkan dengan menjaga,

memelihara serta merawat lingkungan dengan baik dan benar.

3. Keturunan atau Biologis

Apabila kita memiliki orang tua yang mengidap penyakit menurun seperti asma maka

sudah pasti kita akan mengidapnya pula. Hal ini dapat diatasi dengan pengobatan

secara rutin agar tidak sering kambuh dan bertambah parah.

4. Pelayanan Kesehatan

Dengan semakin baiknya pelayanan kesehatan dari segi fasilitas dan murahnya biaya

berobat maka pasien/masyarakat diharapkan banyak yang berobat ke pelayanan

kesehatan sehingga tingkat kesehatan masyarakat semakin tinggi dan mampu menekan

angka masyarakat yang sakit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sakit meliputi :

1. Faktor internal

a. Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami

Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu

rutinitas kegiatan sehari-hari. Hal ini tentu saja dapat memiliki akibat yang

sebaliknya. Bila saja orang tersebut takut mengalami sakit yang serius akan

bereaksi dengan cara menyangkal dan tidak mau mencari bantuan.

b. Asal atau jenis penyakit

3

Page 4: makalah agama SGD 2

Pada penyakit akut dimana gejala relative singkat dan berat serta mengikuti

menggangu fungsi pada seluruh dimensi yang ada. Maka klien biasanya akan

segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan. Tetapi

lain halnya jika itu penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan dan terapi

tersebut hanya mampu menghilangkan sebagian gejala yang ada, maka klien

mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi rencana terapi yang ada.

2. Faktor eksternal

a. Gejala yang dapat dilihat

Gejala yang dapat terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi citra tubuh dan

perilaku sakit

b. Kelompok sosial

Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit atau justru

menyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.

c. Latar belakang budaya

Latar belakang budaya dan etika mengajarkan seseorang bagaimana menjadi sehat,

mengenal penyakit dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat perlu memahami

latar belakang budaya yang dimiliki klien.

d. Ekonomi

Semakin tinggi tingkat ekonomi maka akan lebih cepat tanggap terhadap gejala

penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika

merasa ada gangguan pada kesehatan.

e. Kemudahan akses terhadap system pelayanan

Semakin dekatnya jarak klien dengan rumah sakit, klinik, atau tempat pelayanan

medis lain sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki system

pelayanan kesehatan. Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan

yang kompleks dan besar. Sehingga mereka lebih suka mengunjungi puskesmas

yang tidak membutuhkan prosedur yang rumit.

f. Dukungan sosial

Meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang bersifat peningkatan kesehatan.

Hal ini yang banyak menarik klien untuk mengikuti acara tersebut seperti, seminar

kesehatan, pendidikan, pelatihan senam, dll.

4

Page 5: makalah agama SGD 2

2.4 PROSES MASYARAKAT MENGALAMI PERAN SAKIT DAN MENUNJUKKAN

PERILAKU MENCARI BANTUAN UNTUK PENANGANAN KONDISINYA

SERTA PERAN AGAMA DALAM PROSES INI

Ketika seseorang mengalami peran sakit umumnya mereka akan mencari bantuan

untuk menangani sakit yang diderita dengan berbagai cara dari bantuan medis sampai

bantuan non-medis. Disini peran agama sebagai landasan aturan/kode etik dalam

pengobatan pasien. Peran agama disini diharapkan dapat mencegah terjadinya hal-hal yang

menyimpang dari nilai-nilai agama. Jadi agama itu digunakan sebagai pedoman

masyarakat dalam mencari bantuan untuk menangani sakitnya agar tidak melenceng dari

nilaiu-nilai agama.

2.5 PERAN AGAMA, NILAI-NILAI DAN KEPERCAYAAN DALAM

MEMPENGARUHI SEHAT DAN SAKIT SESEORANG

Peran agama, nilai-nilai dan kepercayaan dalam mempengaruhi sehat dan sakit

seseorang adalah agama dapat menginisiasi seseorang untuk mencari solusi yang tidak

merugikan kesehatan dan tidak menimbulkan penyakit. Seperti yang kita tau, di

masyarakat banyak nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda-beda, dan disini peran

agama sebagai pedoman dan tuntunan serta mengawasi bahwa masyarakat boleh

memiliki kepercayaan yang berbeda-beda namun harus tetap berpedoman pada nilai-nilai

yang terkandung dalam agama dan tidak boleh melenceng dari nilai-nilai agama itu

sendiri.

2.6 BAGAIMANA AGAMA DAPAT MENGINISIASI SESEORANG UNTUK

MENCARI SOLUSI YANG TIDAK MERUGIKAN KESEHATAN DAN TIDAK

MENIMBULKAN PENYAKIT

Dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama dapat menjadi pedoman bagi

seseorang untuk mencari solusi yang tidak merugikan kesehatan dan tidak menimbulkan

penyakit.

5

Page 6: makalah agama SGD 2

2.7 DEFINISI DISTRESS MORAL DAN PROSES TERJADINYA

Distress adalah keadaan seseorang dimana psikologisnya menderita , keadaan malang,

ekstrim fisik sakit dan serangan yang terus menerus yang menyebabkan sakit mental.

Seseorang yang mengalami fungsi spiritual biasanya memverbalisasikan distress yang

dialaminya atau mengekspresikan kebutuhan untuk mendapatkan bantuan.

Seseorang awalnya mengalami tekanan misalnya disebabkan oleh masalah kesehatan

yang dihadapi individu, masalah keuangan, masalah di tempat kerja, beban kerja, konflik

dikeluarga, dll. Lalu seseorang itu tidak mampu menyelesaikan masalah atau tekanan yang

dihadapi sehingga mengakibatkan gangguan emosi, masalah tingkah laku, perubahan

biokimia dan hormon. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya sakit mental.

2.8 SEBAGAI SEORANG PERAWAT BAGAIMANA CARA MENGATASI DISTRESS

MORAL YANG TERJADI PADA SEORANG PASIEN

Sebagai seorang perawat, langkah pertama yang dapat dilakukan adalah melakukan

pendekatan kepada pasien untuk mengetahui masalah apa yang dihadapi oleh pasien.

Memberikan support dan keyakinan kepada pasien bahwa pasien bisa sembuh dan masalah

yang dihadapi bisa diselesaikan. Selain itu merujuk pasien ke pemuka-pemuka agama

untuk membantu pasien dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.

Peran agama dalam memfasilitasi hal ini adalah dengan memperkuat iman dan

pengendalian diri untuk tidak berbuat hal-hal yang tidak diinginkan serta menambah dan

mendalami keyakinan/kepercayaan diri pasien untuk dapat bangkit dan sehat kembali dari

keterpurukan.

6

Page 7: makalah agama SGD 2

BAB III

KESIMPULAN

Definisi sehat-sakit yaitu status kesehatan seseorang terletak antara 2 kutub yaitu

“sehat optimal” dan “kematian” yang sifatnya dinamis. Bila kesehatan seseorang bergerak

ke kutub kematian maka seseorang berada pada area sakit (illness area) dan bila status

kesehatan bergerak kearah sehat (optimal well being) maka seseorang dalam area sehat

(wellness area). Perbedaan sejahtera dan sehat, dimana sejahtera itu menyangkut keadaan

seseorang yang dilihat dari segi ekonomi dan sosial. Orang yang hidupnya sejahtera

pastinya dalam keadaan yang sehat dan damai. Sedangkan orang sehat belum tentu

sejahtera. Sehat dan sakit manusia dipengaruhi oleh perilaku, keturunan, lingkungan, sosial

ekonomi, pelayanan kesehatan, dll.

Peran agama dalam permasalahan sehat sakit adalah sebagai landasan aturan/kode etik

dalam pengobatan pasien. Jadi agama itu digunakan sebagai pedoman masyarakat dalam

mencari bantuan untuk menangani sakitnya agar tidak melenceng dari nilaiu-nilai agama.

Munculnya tekanan dari permasalahan yang ada menyebabkan distress moral. Peran

agama dan perawat khususnya diharapkan mampu menangani permasalahan sehat sakit

yang dialami pasien.

7