Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4
-
Upload
hasan-alatas -
Category
Documents
-
view
137 -
download
0
Transcript of Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 1/43
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang. Karena
begitu pentingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap mukmin dalam
kehidupan dunia ini sehingga beberapa syariat islam yang diantaranya puasa
adalah sebagai wujud pembentukan diri seorang muslim supaya menjadi orang
yang bertaqwa, dan lebih sering lagi setiap khatib pada hari jum‟at atau shalathari raya selalu menganjurkan jamaah untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya
sosialisasi taqwa dalam kehidupan beragama membuktikan bahwa taqwa
adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hidup manusia (ibadah).
Taqwa adalah satu hal yang sangat penting dan harus dimiliki setiap muslim.
Signifikansi taqwa bagi umat islam diantaranya adalah sebagai spesifikasi
pembeda dengan umat lain bahkan dengan jin dan hewan, karena taqwa
adalah refleksi iman seorang muslim. Seorang muslim yang beriman tidak
ubahnya seperti binatang, jin dan iblis jika tidak mangimplementasikan
keimanannya dengan sikap taqwa, karena binatang, jin dan iblis mereka
semuanya dalam arti sederhana beriman kepada Allah yang menciptakannya,
karena arti iman itu sendiri secara sederhana adalah “percaya”, maka taqwa
adalah satu-satunya sikap pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya.
Seorang muslim yang beriman dan sudah mengucapkan dua kalimat syahadat
akan tetapi tidak merealisasikan keimanannya dengan bertaqwa dalam arti
menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, dan dia
juga tidak mau terikat dengan segala aturan agamanya dikarenakan
kesibukannya atau asumsi pribadinya yang mengaggap eksistensi syariat
agama sebagai pembatasan berkehendak yang itu adalah hak asasi manusia,
kendatipun dia beragama akan tetapi agamanya itu hanya sebagai identitas
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 2/43
2
pelengkap dalam kehidupan sosialnya, maka orang semacam ini tidak sama
dengan binatang akan tetapi kedudukannya lebih rendah dari binatang, karena
manusia dibekali akal yang dengan akal tersebut manusia dapat melakukan
analisis hidup, sehingga pada akhirnya menjadikan taqwa sebagai wujud
implementasi dari keimanannya.
Taqwa adalah sikap abstrak yang tertanam dalam hati setiap muslim, yang
aplikasinya berhubungan dengan syariat agama dan kehidupan sosial.
Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah
Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini. Yang
menjadi permasalahan sekarang adalah bahwa umat islam berada dalam
kehidupan modern yang serba mudah, serba bisa bahkan cenderung serbaboleh. Setiap detik dalam kehidupan umat islam selalu berhadapan dengan
hal-hal yang dilarang agamanya akan tetapi sangat menarik naluri
kemanusiaanya, ditambah lagi kondisi religius yang kurang mendukung.
Keadaan seperti ini sangat berbeda dengan kondisi umat islam terdahulu yang
kental dalam kehidupan beragama dan situasi zaman pada waktu itu yang
cukup mendukung kualitas iman seseorang. Olah karenanya dirasa perlu
mewujudkan satu konsep khusus mengenai pelatihan individu muslim menuju
sikap taqwa sebagai tongkat penuntun yang dapat digunakan (dipahami)
muslim siapapun. Karena realitas membuktikan bahwa sosialisasi taqwa
sekarang, baik yang berbentuk syariat seperti puasa dan lain-lain atau bentuk
normatif seperti himbauan khatib dan lain-lain terlihat kurang mengena, ini
dikarenakan beberapa faktor, diantaranya yang pertama muslim yang
bersangkutan belum paham betul makna dari taqwa itu sendiri, sehingga
membuatnya enggan untuk memulai, dan yang kedua ketidaktahuannya
tentang bagaimana, darimana dan kapan dia harus mulai merilis sikap taqwa,
kemudian yang ketiga kondisi sosial dimana dia hidup tidak mendukung dirinya
dalam membangun sikap taqwa, seperti saat sekarang kehidupan yang serba
bisa dan cenderung serba boleh. Oleh karenanya setiap individu muslim harus
paham pos – pos alternatif yang harus dilaluinya, diantaranya yang paling awal
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 3/43
3
dan utama adalah gadhul bashar (memalingkan pandangan), karena
pandangan (dalam arti mata dan telinga) adalah awal dari segala tindakan,
penglihatan atau pendengaran yang ditangkap oleh panca indera kemudian
diteruskan ke otak lalu direfleksikan oleh anggota tubuh dan akhirnya berimbas
ke hati sebagai tempat bersemayam taqwa, jika penglihatan atau pendengaran
tersebut bersifat negatif dalam arti sesuatu yang dilarang agama maka akan
membuat hati menjadi kotor, jika hati sudah kotor maka pikiran (akal) juga ikut
kotor, dan ini berakibat pada aktualisasi kehidupan nyata, dan jika prilaku,
pikiran dan hati sudah kotor tentu akan sulit mencapai sikap taqwa. Oleh
karenanya dalam situasi yang serba bisa dan sangat plural ini dirasa perlu
menjaga pandangan (dalam arti mata dan telinga) dari hal – hal yang dilarangagama sebagai cara awal dan utama dalam mendidik diri menjadi muslim yang
bertaqwa. Menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang
dilarang agama, menjadikan seorang muslim memiliki kesempatan besar
dalam memperoleh taqwa. Karena taqwa adalah sebaik –baik bekal yang harus
kita peroleh dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana dan pasti hancur
ini, untuk dibawa kepada kehidupan akhirat yang kekal dan pasti adanya.
Adanya kematian sebagai sesuatu yang pasti dan tidak dapat dikira-kirakan
serta adanya kehidupan setelah kematian menjadikan taqwa sebagai obyek
vital yang harus digapai dalam kehidupan manusia yang sangat singkat ini.
Memulai untuk bertaqwa adalah dengan mulai melakukan hal-hal yang terkecil
seperti menjaga pandangan, serta melatih diri untuk terbiasa menjalankan
perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, karena arti taqwa itu sendiri
sebagaimana dikatakan oleh Imam Jalaluddin Al-Mahally dalam tafsirnya
bahwa arti taqwa adalah “imtitsalu awamrillahi wajtinabinnawahih ”,
menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganya.
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 4/43
4
1.2 Tujuan Penulisan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Hakekat Taqwa”
ini adalah sebagai berikut ;
1. Dapat mengetahui pengertian Taqwa.
2. Mengetahui beberapa Hakekat Takwa yang terdapat didalam diri.
3. Mengetahui Kriteria orang orang yang bertaqwa.
4. Mengetahui Balasan Untuk Manusia yang Bertaqwa.
5. Mengetahui Taqwa Dan Sistem Pendidikan Indonesia
1.3 Rumusan Masalah.
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah yang berjudul
“Hakekat Taqwa” ini adalah sebagai berikut ;
1. Menjelaskan pengertian dari Taqwa.
2. Menjelaskan beberapa Hakekat yang terdapat didalam diri manusia.
3. Menjelaskan kriteria manusia yang bertaqwa.
4. Menjelaskan balasan untuk masunia yang bertaqwa.
5. Menjelaskan Taqwa Dan Sistem Pendidikan Indonesia.
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 5/43
5
BAB II
ISI
2.1. Pengertian
Kata taqwa yang terulang dalam Alquran sebanyak 17 kali, berasal dari
akar kata waqa’ – yaqiy yang menurut pengertian bahasa berarti antara lain,
„menjaga, menghindari, menjauhi‟ dan sebagainya. Kata taqwa dalam bentuk
kalimat perintah terulang sebanyak 79 kali, „Allah‟ yang menjadi objeknya
sebanyak 56 kali, neraka 2 kali, hari kemudian 4 kali, fitnah (bencana) 1 kali, tanpaobjek 1 kali. Sedangkan selebihnya yakni 15 kali, objeknya bervariasi seperti
rabbakum (Tuhanmu), al-ladzi khalaqakum (yang menciptakan kamu), al-ladzi
amaddakum bi ma ta’malun (yang menganugerahkan kepada kamu anak dan
harta benda) dan lain-lain. Redaksi-redaksi tersebut semuanya menunjuk kepada
Allah swt. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pada umumnya objek perintah
bertakwa adalah Allah swt. Sedangkan istilah Muttaqien adalah bentuk faa’il
(pelaku) dari ittaqa suatu kata dasar bentukan tambahan (mazid ) dari kata dasar
waqa, yang biasanya diterjemahkan menjadi “orang yang menjaga diri untuk
menyelamatkan dan melindungi diri dari semua yang merugikan”. Jadi secara
keseluruhan kata muttaqien adalah menjaga diri untuk menyelamatkan dan
melindungi diri dari semua yang merugikan yaitu dari kema-shiyatan, syirk,
kemunafikan dan sebagainya.
Sebagaimana dikemukakan di atas, secara bahasa, arti taqwa bisa berarti
”menjaga, menghindari, menjauhi”; dan ada juga yang mengartikan dengan ”takut”.Dengan mengambil pengertian ”takut”, maka taqwa berarti ”takut kepada Allah”.
Karena ketakutan ini, maka ia harus mematuhi segala ”perintah Allah” dan
”menjauhi segala larangan-Nya”. Pengertian ini, misalnya, terungkap pada salah
satu ayat yang sangat populer, karena sering dikumandangkan pada pengajian-
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 6/43
6
pengajian keagamaan dan khutbah-khutbah jum‟ah, yaitu dalam surat Ali
Imran/3:102 yang berbunyi :
”Hai orang -orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam.”
Berdasar kepada ayat di atas yang mengartikan taqwa dengan ”takut”,
maka dalam beberapa literatur berbahasa Inggris, taqwa juga sering diartikan
sebagai ”God - fearing” , orang yang takut kepada Tuhan. Namun dalam Al-Qur`an,
kata ”takut” telah memiliki padanan, yaitu "khasyiya" dan "khawf" , misalnya
terungkap dalam surat An-Nisa/4:9 sebagai berikut :
”Dan hendaklah takut kepada Allah orang -orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 7/43
7
Nampak, bahwa ada nuansa perbedaan antara ”takut” dan ”taqwa”,
dimana penggunaan istilah taqwa dalam ayat di atas, lebih cenderung kepada
suatu sikap etis atau norma-norma yang harus dilakukan manusia. Orang-orang
yang beriman dan mengikuti petunjuk Allah, justru akan dijauhkan dari ketakutan
atau suasana ketakutan. Sebagaimana terdapat dalam surat Albaqarah/2:38
38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika
datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku,
niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih
hati".
”Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang
petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya
tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
Demikian pula dalam surat Al-Ahqaaf/46:13 :
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 8/43
8
”Sesungguhnya orang - orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”,
kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan mereka tiada (pula) berduka cita.”
Adapun pengertian taqwa dari akar kata yang bermakna ”menghindar, menjauhi,
atau menjaga diri”, M. Quraish Shihab menjelaskan, bahwa kalimat perintah
”ittaqullah” yang secara harfiah berarti ”hindarilah, jauhilah, atau jagalah dirimu dari
Allah”, tentu makna ini tidak lurus dan bahkan mustahil dapat dilakukan makhluk.
Sebab, bagaimana mungkin makhluk menghindarkan diri dari Allah atau
menjauhiNya, sedangkan ”Dia (Allah) bersama kamu dimana pun kamu berada” .
Karena itu, perlu disisipkan kata atau kalimat untuk meluruskan maknanya.
Misalnya, kata siksa atau yang semakna dengannya, sehingga perintah bertaqwa
mengandung arti perintah untuk menghindarkan diri dari siksa Allah, baik di dunia
maupun akhirat.[2] Dalam surat Al-Furqan/25:15 Allah menegaskan :
”Katakanlah: “Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal
yang telah dijanjikan kepada orang- orang yang bertaqwa?” Dia menjadi
balasan dan tempat kembali bagi mereka?.”
Dengan demikian, pangkal dari taqwa adalah ”perintah dan larangan” Allah yang
ditujukan kepada manusia beriman, sehingga muncul kesadaran untuk ”takut”
akan siksa Allah kalau tidak melaksanakan segala perintahNya, ”menghindari
siksa Allah dengan cara melaksanakan perintahNya, dan senantiasa ”menjaga”
serta ”memelihara” untuk melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala
laranganNya.
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 9/43
9
2.2. Hakekat Taqwa
ada empat hakikat taqwa yang harus ada pada diri kita masing-masing dan
ini bisa menjadi tolok ukur keberhasilan ibadah Ramadhan kita.
Pertama, Takut Kepada Allah. Salah satu sikap yang harus kita miliki
adalah rasa takut kepada Allah swt. Takut kepada Allah bukanlah seperti kita takut
kepada binatang buas yang menyebabkan kita harus menjauhinya, tapi takut
kepada Allah swt adalah takut kepada murka, siksa dan azab-Nya sehingga hal-
hal yang bisa mendatangkan murka, siksa dan azab Allah swt harus kita jauhi.
Sedangkan Allah swt sendiri harus kita dekati, inilah yang disebut dengan taqarrub
ilallah (mendekatkan diri kepada Allah).
Karena itu, orang yang takut kepada Allah swt tidak akan melakukan
penyimpangan dari segala ketentuan-Nya. Namun sebagai manusia biasa
mungkin saja seseorang melakukan kesalahan, karenanya bila kesalahan
dilakukan, dia segera bertaubat kepada Allah swt dan meminta maaf kepada orang
yang dia bersalah kepadanya, bahkan bila ada hak orang lain yang diambilnya,
maka dia mau mengembalikannya. Yang lebih hebat lagi, bila kesalahan yang
dilakukan ada jenis hukumannya, maka iapun bersedia dihukum bahkan meminta
dihukum sehingga ia tidak menghindar dari hukuman.
Allah swt berfirman:
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa
(QS Ali Imran [3]:133).
Sebagai contoh, pada masa Rasul ada seorang wanita yang berzina dan ia
amat menyesalinya, dari perzinahan itu ia hamil dan sesudah taubat iapun datang
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 10/43
10
kepada Rasul untuk minta dihukum, namun Rasul tidak menghukumnya saat itu
karena kehamilan yang harus dipelihara. Sesudah melahirkan dan menyusui
anaknya, maka wanita itu dihukum sebagaimana hukuman untuk pezina yang
menyebabkan kematiannya, saat Rasul menshalatkan jenazahnya, Umar bin
Khattab mempersoalkannya karena ia wanita pezina, Rasulullah kemudian
menyatakan:
ن ض فأ ت د ج و و م و ي د ا أ ن ن ي ن ي ت ق و و ت د نأ
ج و ز ل
ت د ج
Ia telah bertaubat, suatu taubat yang seandainya dibagi pada tujuh puluh orang
penduduk Madinah, niscaya masih cukup. Apakah ada orang yang lebih utama
dari seorang yang telah menyerahkan dirinya kepada hukum Allah? (HR. Muslim).
Ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya mendidik kita untuk menjadi orang
yang takut kepada Allah swt yang membuat kita akan selalu menyesuaikan diri
dengan segala ketentuan-ketentuan-Nya. Kalau kita ukur dari sisi ini, kenyataan
menunjukkan bahwa banyak sekali orang yang belum bertaqwa karena tidak ada
rasa takutnya kepada Allah swt.
Hakikat taqwa yang Kedua kata Ali bin Abi Thalib adalah Beramal
Berdasarkan Wahyu. Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah swt untuk menjadi petunjuk
bagi manusia agar bisa bertaqwa kepada-Nya. Karena itu, orang yang bertaqwa
akan selalu beramal atau melakukan sesuatu berdasarkan wahyu yang diturunkan
oleh Allah swt, termasuk wahyu adalah hadits atau sunnah Rasulullah saw karena
ucapan dan prilaku Nabi memang didasari oleh wahyu. Dengan kata lain,
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 11/43
11
seseorang disebut bertaqwa bila melaksanakan perintah Allah swt dan menjauhi
larangan-Nya.
Dalam konteks inilah, menjadi amat penting bagi kita untuk selalu mengkajial-Quran dan al Hadits, sebab bagaimana mungkin kita akan beramal sesuai
dengannya, bila memahaminya saja tidak dan bagaimana pula kita bisa
memahami bila membaca dan mengkajinya tidak.
Dalam kehidupan para sahabat, mereka selalu berusaha untuk beramal
berdasarkan wahyu, karenanya mereka berusaha mengkajinya kepada Nabi dan
para sahabat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang suka bertanya. Meskipun
mereka suka melakukan sesuatu, tapi bila ternyata wahyu tidak membenarkan
mereka melakukannya, maka merekapun berusaha untuk meninggalkannya.
Suatu ketika ada beberapa orang sahabat yang dahulunya beragama
Yahudi, mereka ingin sekali bisa melaksanakan lagi ibadah pada hari Sabtu dan
menjalankan kitab taurat, tapi turun firman Allah swt yang membuat mereka tidak
jadi melakukannya, ayat itu adalah:
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu (QS Al Baqarah [2]:208).
Ketiga yang merupakan hakikat taqwa menurut Ali bin Abi Thalib ra yang
harus kita hasilkan dari ibadah Ramadhan kita adalah Mempersiapkan Diri Untuk
Akhirat. Mati merupakan sesuatu yang pasti terjadi pada setiap orang. Keyakinan
kita menunjukkan bahwa mati bukanlah akhir dari segalanya, tapi mati justeru awal
dari kehidupan baru, yakni kehidupan akhirat yang enak dan tidaknya sangat
tergantung pada keimanan dan amal shaleh seseorang dalam kehidupan di dunia
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 12/43
12
ini. Karena itu, orang yang bertaqwa akan selalu mempersiapkan dirinya dalam
kehidupan di dunia ini untuk kebahagiaan kehidupan di akhirat.
Bila kita sudah menyadari kepastian adanya kematian, maka kita tidak akanmensia-siakan kehidupan di dunia yang tidak lama. Kita akan berusaha
mengefektifkan perjalanan hidup di dunia ini untuk melakukan sesuatu yang bisa
memberikan nilai positif, sebagai apapun kita. Karena itu bila kita tidak efektif dan
orang mengkritik kita, harus kita terima kritik itu denga senang hati. Khalifah Umar
bin Abdul Aziz salah satu contohnya.
Ketika Umar bin Abdul Aziz telah menerima jabatan sebagai khalifah, dia
merasa perlu beristirahat karena kondisi badannya yang sudah amat lelah dan
mata yang sudah amat ngantuk, apalagi ia baru saja mengurus keluarganya yang
meninggal yakni Khalifah Sulaiman. Baru saja dia merebahkan tubuhnya di atas
tempat tidur dan meletakkan kepalanya di atas bantal, tiba-tiba datang Abdul Malik
lalu berkata: “Ayah, apa yang akan ayah lakukan sekarang?”.
“Aku ingin istirahat sejenak anakku”, jawab Umar.
“Apakah ayah akan beristirahat, padahal ayah belum mengembalikan harta
rakyat yang dirampas secara zalim kepada yang berhak?”.
“Aku akan lakukan semua itu nanti setelah zuhur, semalam aku tidak bisa
tidur karena mengurus pamanmu”, jawab Umar.
“Ayah, siapa yang bisa memberi jaminan bahwa ayah akan tetap hidupsampai zuhur nanti?”. Tanya Abdul Malik lagi menghentak.
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 13/43
13
Mendengar pertanyaan anaknya itu, terbakar rasanya semangat Umar
sehingga seperti hilang rasa ngantuk dan lelah yang dialaminya, lalu Umar
berkata: “Nak…mendekatlah kepadaku”.
Setelah Abdul Malik mendekat, Umar mencium keningnya lalu berkata:
“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku anak keturunan
yang membantuku dalam agamaku”.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz segera bangkit dari tempat tidurnya dan iapun
mengumumkan: “Barangsiapa yang hartanya telah diambil secara zalim, maka
hendaklah ia mengangkat permasalahannya”.
Efektifitas waktu hidup yang digunakan membuat Khalifah Umar bin Abdul
Aziz sampai kesulitan mencari mustahik karena tingkat kesejahteraan yang tingggi.
Harus kita akui banyak diantara kita yang merasa mati masih lama sehingga tidak
muncul amal shaleh, baik sebagai pribadi, keluarga, masyarakat maupun
organisasi sosial dan politik, keluhan kita adalah tidak punya waktu, kekurangan
waktu, karena itu Allah swt mengingatrkan kita semua:
ك ر ش ي و ص ي ف ه ر ء و ج ر ي ن ن فا د أ ه ر ة د
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kepada Tuhannya" (QS Al Kahfi [18]:110).
Manakala seseorang sudah melakukan segala sesuatu sebagai bentuk
persiapan untuk kehidupan sesudah kematian, maka orang seperti inilah yang
disebut dengan orang yang cerdas, meskipun ia bukan sarjana. Karena itu,
Rasulullah saw bersabda:
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 14/43
14
و ه نا د ن س ي ات و ا د
Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan nafsunya dan beramal bagi
kehidupan sesudah mati (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Hakim).
Hakikat taqwa yang Keempat menurut Ali bin Abi Thalib adalah Ridha
Meskipun Sedikit. Setiap kita pasti ingin mendapat sesuatu khususnya harta
dalam jumlah yang banyak sehingga bisa mencukupi diri dan keluarga serta bisa
berbagi kepada orang lain. Namun keinginan tidak selalu sejalan dengan
kenyataan, ada saat dimana kita mendapatkan banyak, tapi pada saat lain kita
mendapatkan sedikit, bahkan sangat sedikit dan tidak cukup. Orang yang
bertaqwa selalu ridha dan menerima apa yang diperolehnya meskipun jumlahnya
sedikit, inilah yang disebut dengan qana‟ah, sedangkan kekurangan dari apa yang
diharapkan bisa dicari lagi dengan penuh kesungguhan dan cara yang halal.
Korupsi yang menjadi penyakit bangsa kita hingga sekarang adalah karena tidak
ada sikap ridha menerima yang menjadi haknya, akibatnya ia masih saja
mengambil hak orang lain dan administrasi serta penguatan hokum atas
penyimpangan yang dilakukannya bisa diatur, karenanya Allah swt mengingatkan
kita semua dalam firman-Nya:
ا و أ ن ي ر ف او م ا إ او د و ط م ي م ا و أ او وس ا
نو م أ و م ث
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara
kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu
kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui.(QS Al
Baqarah [2]:188).
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 15/43
15
Suatu ketika, Ali bin Abi Thalib baru pulang lebih sore dari biasanya.
Isterinya, Fatimah putri Rasulullah menyambut kedatangan suaminya dengan
sukacita. Siapa tahu Ali membawa uang lebih banyak karena kebutuhan di rumah
makin besar.
Sesudah melepas lelah, Ali berkata kepada Fatimah, “Aku mohon maaf
karena tidak membawa uang sepeserpun.”
Tidak nampak sedikitpun kekecewaan pada wajah Fatimah, bahkan ia tetap
tersenyum dan bisa memaklumi keadaan suami yang dicintainya.
Ali amat terharu terhadap isterinya yang begitu tawakkal meskipun ia tidakbisa memasak malam itu karena memang tidak ada bahan makanan yang bisa
dimasak.
Ketika waktu shalat tiba, seperti biasa Ali lalu berangkat ke masjid untuk
menjalankan salat berjama‟ah. Sepulang dari shalat, seorang yang sudah tua
menghentikan langkahnya menuju rumah. “Maaf anak muda, betulkah engkau Ali,
anaknya Abu Thalib?”, tanya orang itu.
“Betul”, jawab Ali heran.
Orang tua itu merogoh kantungnya seraya berkata, “Dulu ayahmu pernah
kusuruh menyamak kulit. Aku belum sempat membayar ongkosnya, ayahmu
sudah meninggal. Jadi, terimalah uang ini, sebab engkaulah ahli warisnya.”
Dengan amat gembira Ali mengambil uang itu yang berjumlah 30 dinar.
Sesampai di rumah, Ali kemukakan kepada isterinya rizki yang tidak terduga itu.Tentu saja Fatimah sangat gembira ketika Ali menceritakan kejadian itu. Dan ia
menyuruh membelanjakannya semua agar tidak pusing-pusing lagi merisaukan
keperluan sehari-hari. Tanpa berpikir panjang, Ali langsung berangkat menuju
pasar.
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 16/43
16
Ketika hampir tiba ke pasar, Ali melihat seorang fakir menadahkan tangan,
“Siapakah yang mau menghutangkan hartanya untuk Allah, bersedekahlah
kepadaku, seorang musafir yang kehabisan bekal di perjalanan.”
Tanpa berpikir panjang lebar, Ali memberikan seluruh uangnya kepada
orang itu dan Ali pulang dengan tangan kosong. Tentu saja melihat sang suami
pulang tidak bawa apa-apa, Fatimah terheran-heran. Ali menerangkan peristiwa
yang baru saja dialaminya dan ini justeru membuat Fatimah begitu terharu
terhadap sang suami. Dengan diiringi senyum yang manis, Fatimah berkata: “Apa
yang engkau lakukan juga akan aku lakukan seandainya aku yang mengalaminya.
Lebih baik kita menghutangkan harta kepada Allah daripada bersifat bakhil yang
dimurkai-Nya.”
Sikap menerima membuat kita bisa bersyukur dan bersyukur membuat kita
akan memperoleh rizki dalam jumlah yang lebih banyak, bahkan bila jumlahnya
belum juga lebih banyak, rasa syukur membuat kita bisa merasakan sesuatu yang
sedikit terasa seperti banyak sehingga yang merasakan manfaatnya tidak hanya
kita dan keluarga tapi juga orang lain. Inilah diantara makna yang harus kita
tangkap dari firman Allah swt:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS
Ibrahim [14]:7).
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 17/43
17
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa bertaqwa kepada Allah swt
memerlukan kesungguhan sehingga kita dituntut untuk bertaqwa dengan sebenar-
benarnya. Akhirnya marilah kita sudahi ibadah shalat Id kita dengan berdoa:
ف ر غا و ن ي ا ر ي خ ك ف ح فا و ن ي ر ص ا ر ي خ ك ف ر ص ا م ار ي خ ك
ن ي ق زا را ر ي خ ك ف ق ز را و ن ي ا را ر ي خ ك ف را و ن ي ر ف ان ج و د ا و
. ن ي ر ف ا و ن ي ظا م و ا
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi
pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-
baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan
kafir.
و ش ي ف ا ن ي د ح صأ و ر أ ص و ى ذ ا ي د ح صأ م اح صأ
جا و ر ي خ ف ة د ي ز ة ي ا جا و د ي ف ا ر خآ ا ر ت و ا
رش ن
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi
urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami.Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan
ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami
sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 18/43
18
ه ت ك ت ع ط ن و ك ت ي ص ن ي و ي ل و ح ت ك ت ي ش خ ن م س قا م ا
ع س ت م ا . ي دا ب ئ ص ي ع ه ن و ت ن ي ي ا ن و ك ت ج
ر ص أ و و اد ع ن ى ع ر ه جا و ث را و ا ه جا و ت ي ي حأ ت و ق و
ع ط س ت و ع غ و ر أ ي دا ل ج ت و ي د ى ف ت ي ص ل ج ت ي
ح ر ي ن
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara
kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang
mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah,
anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan
kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan
jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan
janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu
kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi
kami. ا ت ؤ ا و ن ي ؤ ا و ت ا و ن ي ر غا م اك ا تا و ا و م ء ي
. تا و دا ب ي ج ب ي ر ق ع ي
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat,
baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya
Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
ر ا با ذ ق و ة ر خا ف و ي دا ف ا ر.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan
yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 19/43
19
2.3. Kriteria Orang yang Bertakwa
Adapun kriteria orang-orang yang bertakwa adalah sebagai berikut yang
terdapat dalam Q.S Al Baqarah ayat 1-5;
a. Alif laam miin.
b. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa,
c. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib , yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka.
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 20/43
20
d. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan
kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan) akhirat.
e. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan
merekalah orang-orang yang beruntung.
Berdasarkan Q.S Al Baqarah ayat 1-5 di atas dapat dipahami bahwa takwa itu
terdapat pada:
Mereka yang beriman pada yang ghaib seperti adanya Allah SWT, malaikat-
malaikat, dan hari kiamat; Mereka yang melaksanakan ibadah (terutama shalat, zakat, dan mereka
yang berinfaq serta membelanjakan hartanya di jalan Allah). Berikut ini ada
lagi beberapa kriteria orang-orang yang takwa yang dijelaskan dalam al
quran ialah mereka yang :
- Menepati Janji (Q.S Ali Imran : 76).
“ (bukan demikian), Sebenarnya siapa yang menepati janji (yang
dibuat)nya[207] dan bertakwa, Maka Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertakwa ” .
- Menegakan Keadilan (Q.S Al Maidah : 8)
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 21/43
21
“ Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan
adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan ” .
- Bersifat Pemaaf (Q.S Al Baqarah :237)
“ Jika kamu menceraikan Isteri-isterimu sebelum kamu bercampur
dengan mereka, padahal Sesungguhnya kamu sudah menentukan
maharnya, Maka bayarlah seperdua dari mahar yang Telah kamu
tentukan itu, kecuali jika Isteri-isterimu itu mema'afkan atau dima'afkan
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 22/43
22
oleh orang yang memegang ikatan nikah[151], dan pema'afan kamu itu
lebih dekat kepada takwa. dan janganlah kamu melupakan keutamaan di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha melihat segala apa yang kamu
kerjakan ” .
- Bersifat istiqomah, yaitu berkepribadian kuat dan teguh (Q.S At Taubah :
7)
“ Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya
dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu Telah
mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidilharaam[632]?
Maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku
lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertakwa ” .
- Tidak mempunyai rasa takut dan duka-cita dalam hidup yang berpanca
roba, seperti sifatnya wali-wali Allah. (Q.S Yunus : 62-63)
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 23/43
23
“ Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati ” .
“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa ” .
- Sabar, yaitu orang yang tabah, tahan uji, pantang menyerah, dan tidak
putus asa. Sabar dalam beribadah, sabar dalam kesulitan, sabar dalam
berjihad, sabar menghadapi musibah, sabar dari godaan duniawi. (Q.S
Ali Imran : 200)
“ Hai orang -orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan
bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”.
2.4. Balasan Untuk Manusia yang Bertaqwa
Jika orang bertaqwa dalam segala hal, maka ia di jamin mendapat
keberuntungan di sisi Allah SWT, antara lain:
a. Mendapt pujian dari Allah. (Q.s Ali Imran: 186)
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 24/43
24
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan
(juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab
sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan
yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan”.
b. Mendapat penjagaan dari Allah dalam menghadapi musuh. (Q.s Ali Imran: 120)
“ Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi
jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar
dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan
kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang
mereka kerjakan”.
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 25/43
25
c. Allah akan menyertainya dengan pertolongan-Nya. (Q.s Al-Baqarah: 196)
“ Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah Karena Allah. jika kamuterkepung (terhalang oleh musuh atau Karena sakit), Maka (sembelihlah)
korban[120] yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu[121],
sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. jika ada di antaramu yang
sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), Maka wajiblah atasnya
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 26/43
26
berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. apabila kamu Telah
(merasa) aman, Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di
dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. tetapi
jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), Maka wajib
berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu Telah pulang
kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. demikian itu (kewajiban membayar
fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram
(orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). dan bertakwalah kepada Allah
dan Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan- Nya”.
d. Di beri jalan keluar dari kesulitan dan di mudahka rezekinya. (Q.s Ath-Thalaq: 3)
“ Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-
tiap sesuatu”.
e. Di shalehkan amal perbuatannya dan akan mendapatkan ampunan dosa. (Q.s
Al- bbAhzab:71)
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 27/43
27
“ Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni
bagimu dosa-dosamu. dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka
Sesungguhnya ia Telah mendapat kemenangan yang besar”.
f. Kasih sayang Allah akan di curahkan bagi yang bertaqwa. (Q.s At-Taubah: 7)
“ Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya
dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu Telah
mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidilharaam[632]? Maka
selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula)
terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang bertakwa”.
2.5 Taqwa Dan Sistem Pendidikan Indonesia
Pendidikan nasional adalah berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan yang maha esa, kecerdasan,
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan
mempertebal semangat kebangsaan, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 28/43
28
yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab
atas pembangunan bangsa. Jelaslah, taqwa menjadi parameter pendidikan
Indonesia. Untuk itu, ada beberapa poin yang menjadi masalah pendidikan
Indonesia jika dikaitkan dengan paradigma taqwa itu, diantaranya :
Pertama ; Iman dan Taqwa (Imtaq) baru menjadi tema besar yang masih menjadi
angan-angan dalam sistem pendidikan di Indonesia, dan belum menjadi
paradigma sistem pendidikan kita. Tampaknya, Imtaq dalam sistem pendidikan kita
baru bisa menjadi semboyan dan ‟simbolisme‟ pendidikan; hanya untuk sekedar
memberikan statement bahwa sistem pendidikan Indonesia berdasarkan Pancasila
dan UUD‟45. Tujuan pendidikan Indonesia untuk ”mencerdaskan bangsa”, tidak
salah dan sudah tepat. Tetapi, bagaimana pendidikan itu bisa mencapai tujuan
tadi? Mungkin saja tujuan bisa tercapai kalau hanya sekedar ”mencerdaskan
bangsa”, tetapi bertolak belakang dengan idealisme, nasionalisme, dan jiwa
keagamaan sebagaimana diamanatkan bangsa yang kemudian dituangkan dalam
Pancasila dan UUD‟45. Dengan memahami yang menjadi ruh dan semangat
Pancasila dan UUD‟45 itu adalah keimanan dan ketaqwaan , maka seharusnya
Imtaq menjadi paradigma dalam sistem pendidikan, yang kemudian diturunkan
dalam perumusan sistem dan kebijakan pendidikan, baik pada aspek manajemen
kelembagaan, penyusunan kurikulum dan silabi, maupun pada aspek pembinaan
dan proses belajar mengajar yang Islami (ketaqwaan). Apakah adanya dikhotomi
pendidikan umum dan pendidikan agama merupakan cerminan dari paradigma
taqwa? Atau juga, dengan adanya mata pelajaran ”Pendidikan Agama Islam” di
sekolah-sekolah tingkat dasar s.d. perguruan tinggi mencerminkan paradigma
taqwa? Sekalipun baru wacana, maka merumuskan paradigma Imtaq yang bisa
dijadikan sistem pendidikan Indonesia adalah merupakan tugas kita semua.
Kedua ; jika taqwa menjadi paradigma sistem pendidikan kita, maka yang perlu kita
lakukan adalah : 1) merumuskan nilai-nilai taqwa untuk menjadi ”pilar” sistem
pendidikan Indonesia dan ”memayungi” setiap kebijakan pendidikan dan proses
belajar mengajarnya; 2) membenahi dan merumuskan kembali yang menjadi
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 29/43
29
‟struktur keilmuan Islam‟ atau ”ilmu-ilmu keislaman”. Hal ini untuk menghindari
kesan yang selama ini ada, bahwa ”pendidikan Islam” tempatnya ada pada
pendidikan/sekolah-sekolah agama dan terkesan eksklusif, seolah-olah Islam tidak
memiliki struktur keilmuan yang jelas dan mapan. Mengikuti pemikiran Zainuddin
Sadar, Hasan Hanafi, Arkoun, Nurcholish Madjid, Azyumardi, Amin Abdullah, dan
banyak lagi, semuanya memiliki pandangan yang sama bahwa Islam memiliki
‟struktur keilmuan‟ tersendiri yang bersumberkan kepada Alqur‟an dan As-Sunnah,
sebagaimana tampak dari warisan para intelektual Muslim dahulu. Dalam konteks
inilah, ”Islamisasi pengetahuan” digulirkan, karena disadari bahwa Islam pun
mengandung dan melahirkan keilmuan; 3) Oleh karena itu, dalam merumuskan
sistem pendidikan itu, maka imtaq harus menjadi landasan filosofisnya. Tentu saja,yang kita lakukan bukan hanya merumuskan aspek material semata – karena
memang sudah lengkap, sebagaimana terdapat dalam Alqur‟an dan As-Sunnah –
tetapi secara metodologis kita harus merumusankannya dalam satu bangunan
konsep yang jelas tentang imtaq yang akan dijadikan sebagai paradigma
pendidikan kita.
2.6 Takwa Sebagai Modal Untuk Menjadi Kepribadian Islam
Takwa adalah kepribadian islam yang shahih yang memiliki pola pikir dan sikap
islam. Seseorang yang memiliki pola pikir Islam akan memiliki pendapat yang
islami. Dia akan mempertimbangkan segala informasi yang ia terima sesuai
dengan Islam ketika mencoba menilai fakta. Pemikiran bahwa pacaran boleh,
mencontek itu sah-sah saja, korupsi itu wajar adalah sedikit contoh pemikiran yang
dimiliki oleh banyak orang saat ini. Namun, seorang muslim tidak akan mudah
terbawa arus dan mengambil ide yang sama dengan orang kebanyakan sebelum
ia standarisasi dengan Islam. Pacaran banyak melibatkan aktivitas mendekati zina
dan itu dilarang oleh Islam. Islam mengatakan mencontek dan korupsi dilarang
sehingga harus ditinggalkan. Seorang muslim yang ketika menemukan fakta
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 30/43
30
pacaran, mencontek, serta korupsi dan ia tidak akan menyetujuinya karena Islam
melarang berarti ia memiliki pola pikir islami. Seseorang pasti akan merasakan
lapar dan haus sehingga ia pasti akan tertuntut untuk memenuhinya. Orang yang
memiliki pola sikap yang islami akan memenuhi rasa lapar dan hausnya sesuai
dengan tuntunan islam, dengan cara yang halal membeli atau meminta kepada
orang lain bukan mencuri. Begitupula dengan pelajar atau mahasiswa yang ingin
nilainya bagus, ia tidak akan menempuh keinginannya dengan mencontek atau
bermain curang lewat jalan belakang (suap) jika ia memiliki pola sikap yang islami.
Jadi, seseorang dikatakan memiliki kepribadian Islam jika ia memiliki pola pikir
(aqliyah) islami dan pola sikap (nafsiyah) islami. Terlepas dari soal kuat lemahnya
kepribadian Islam yang dimiliki. Selama seseorang beraqidah Islam dan selama iamenjadikan aqidahnya itu sebagai landasan dalam berpikir dan mengambil
tindakan untuk memenuhi kebutuhannya orang itu dikatakan
berkepribadian Islam. Tidak menjadi soal dia seseorang yang sangat taat kepada
Allah swt dengan melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-
Nya atau hanya pas-pasan. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu Islam
tidak menganjurkan umatnya untuk memiliki kepribadian Islam yang pas-pasan,
yang mudah goyah, rapuh dan akhirnya tertelan arus jaman. Islam menginginkan
umatnya menjadi sosok-sosok yang memiliki kepribadian Islam yang tangguh,
mampu tampil percaya diri di dengan tingkat pemikiran yang tinggi, bicara tentang
Islam, menyebarkan Islam, dan selalu tunduk kepada aturan Islam. Bukan hal
yang mudah memang, tapi juga bukan sebuah mimpi untuk bisa
merealisasikannya dalam kenyataan. Untuk bisa menjadi sosok berkepribadian
Islam yang tangguh kita harus memperkuat kualitas pola pikir (aqliyah) dan pola
sikap (nafsiyah) islami. Selain itu kita pun harus mewaspadai hal-hal yang bisa
melemahkan kepribadian Islam sehingga kita bisa menghindarinya. Kualitas
aqliyah islamiyah dapat diperkuat dengan mengkaji Islam secara kontinyu,
menambah pembendaharaan ilmu (tsaqofah Islam), menghadiri forum-forum
diskusi keislaman, dan lain-lain, sedangkan nafsiyah islamiyah dapat
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 31/43
31
ditingkatkan dengan melatih diri melakukan ketaatan, mengerjakan am
alan-amalan wajib maupun sunah, dan berusaha sekuat mungkin menjauhkan diri
dari perbuatan yang haram dan makruh. Allah berfirman dalam sebuah hadist
Qudsi :
“…. Dan tidaklah bertaqarrub (beramal) seorang hamba-Ku dengan sesutau yang
lebih Aku sukai seperti bila ia melakukan amalan fardlu yang Aku perintahkan
atasnya, kemudian hamba-Ku senantiasa bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada-
Ku dengan amalan-amalan sunnah, sehingga Aku mencintainya … (HR. Bukhari
dari Abu Hurairah). Juga firman Allah swt :
“Maka berlomba-lombalah kamu dalam mengerjakan kebajikan” (QS. Al Baqarah :
147)
Sosok berkepribadian Islam bukanlah malaikat, sehingga wajar jika
kadangkala seorang muslim melakukan kesalahan dalam hidupnya. Seseorang
yang melakukan kemaksiyatan bukan berarti kehilangan kepribadian Islamnya.
Selama ia masih memegang aqidah Islam sebagai tolok ukur ia masih dikatakan
berkepribadian Islam walau selemah apapun. Namun, perlu diwaspadai kalau
kemaksiyatan atau perbuatan yang bertentangan dengan Islam terus-menerus
dilakukan selama itu juga ikatan antara aqidah dan amal perbuatannya akan
semakin longgar, sehingga kepribadian Islamnya akan semakin memudar dan
perlahan bisa hilang. Tentunya kita tidak menginginkan hal itu.Islam adalah
tuntunan yang utuh dan sempurna dari Allah Sang Pencipta manusia. Jika
seseorang telah mengikrarkan dirinya sebagai seorang muslim seharusnyalah ia
menerima Islam dengan utuh pula tidak parsial. Ia akan menerima dengan penuh
keridlaan dan akan menghindari perbuatan dosa sekecil apapun karena ia tahu itu
akan memisahkannya dari Islam. Jika anak-anak muslim menyadari hal itu
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 32/43
32
sepenuhnya dan bersegera berlomba untuk merealisasikannya dalam diri mereka
yakinlah sosok-sosok dengan kepribadian Islam yang tangguh sebentar lagi bukan
lagi jadi mimpi.
2.7 IMPLEMENTASI TAQWA DALAM SISTEMKEPEMERINTAHAN
Sistem kehidupan masyarakat dunia hingga kini masih didominasi dua sistem
yakni sistem kapitalis dan sosialis. Kedua sistem tersebut dibangun atas dasar
materi belaka (materialisme: tanpa nilai ruhiyah). Pada sisi inilah keduanya
bertemu meski pun dalam segi ide (fikroh) dan metode pelaksaan (thariqoh)
peraturannya terkadang berbeda.
Sebagai contoh sistem kapitalisme memandang individu bebas bertindak dan
berbuat apa saja yang diinginkannya untuk meraih kebahagiaan duniawi, tidak
mau menerima pengawasan orang lain serta menolak untuk dibatasi dan
dibelenggu kebebasannya. Sedangkan sisrem sosialisme memandang individu
hanyalah bagian dari alat/sarana produksi yang tidak memiliki kebebasan atau
pilihan.
Masyarakat pada sistem kapitalis selalu berubah peraturannya, terpecah-pecah
hubungannya, tidak diawasi dan dikoreksi oleh siapa pun, karena dalam
pandangan sistem ini, masyarakat terbentuk dari sejumlah individu yang ingin
bebas sehingga mereka tidak memiliki kemampuan mengoreksi
masyarakat/individu lainnya. Adapun pada sisitem sosialis, masyarakat bertingkat-
tingkat (kelas) yang saling bertentangan dan saling mewaspadai antara satu
dengan lainnya, karenanya peran negara pada sistem ini sangat mendominasi
segala aspek kehidupan masyarakat.
Dalam sistem kapitalis negara merupakan sarana yang bersifat temporal untuk
menjaga dan mempertahankan kebebasan individu. Sedangkan pada sosialisme,
negara ibarat tangan besi yang memaksa dan menghancurkan sisa-sisa sistem
yang lama untuk mengarahkan masyarakat agar produktif secara bersama-sama,
dipimpin oleh negara.
Bagaimana dengan Sistem Islam?
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 33/43
33
Sistem Islam berbeda dengan kedua sistem tersebut dan jelas takkan pernah
bertemu apalagi berkompromi, baik dalam fikroh maupun thariqahnya.
Pembahasan kali ini, bukan untuk mengadakan perbandingan mendetail antara
dua sistem sebelumnya. Namun saat ini akan dilihat secara ringkas bahwa sistem
Islam dengan ketiga asasnya merupakan sistem tunggal yang khas, yang berbedadengan sistem-sistem lain yang ada, baik yang lama maupun yang baru.
Kemudian ketiga asas ciri khas sistem Islam tersebut akan dirinci sebatas
kesempatan yang ada.
Asas Pertama
Asas pertama pembangun sistem Islam adalah ketakwaan yang tertanam dan
terbina pada setiap individu di masyarakat. Seorang muslim memiliki pandangan
mendalam dan jernih yang mencakup pemikiran terhadap alam, manusia dan
kehidupan serta apa yang ada pada sebelum dan sesudah kehidupan dunia ini.Pandangan ini akan menumbuhkan perasaan dan indera seorang mukmin
terhadap takwa, dan menjadikan aqidahnya sebagai pengontrol tingkah lakunya
sehingga tidak akan pernah bertentangan dengan aqidahnya. Hal ini terjadi karena
mafahim (ide-ide yang nyata atau bukan khayali) tentang kehidupan dan tingkah
laku seorang mukmin, terpancar dari aqidahnya.
Seorang mukmin mengetahui secara pasti bahwa Allah SWT selalu
mengawasinya. Dia juga menyadari bahwa pada hari kiamat nanti ia kan
dihidupkan kembali oleh-Nya, kemudian akan dihisab terhadap amal perbuatan
yang telah dilakukannya. Ia menyakini semua ini secara pasti tanpa ada keraguandan kebimbangan sedikit pun. Dan keyakinan ini membekas dalam sikap hidupnya
sehari-hari di masyarakat.
Contoh kebenaran pernyataan ini banyak sekali dapat kita temukan dalam rentetan
sejarah Islam yang agung, malah masih bisa ditemukan saat ini walaupun kaum
muslimin dalam keadaan terpecah belah dan tidak berjalannya sistem Islam.
Pada masa Nabi Muhammad saw (periode terbaik dan teragung dalam sejarah
Islam) banyak teladan yang amat menakjubkan tentang ketakwaan para sahabatdalam melaksakan dan memperjuangkan Islam. Pada masa itu cukuplah
Rasululah saw memberi isyarat (berperang), seluruh kaum muslimin yang telah
beriman langsung berangkat ke medan perang untuk meraih kemenangan atau
syahid, tanpa ada keraguan dan keterlambatan sedikitpun.
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 34/43
34
Kisah Ma‟iz Al Aslami dan al Ghomidiyah, radliyallahu „anhuma merupakan teladan
yang tepat sekali untuk menggambarkan betapa tingginya rasa ketakwaaan pada
diri para sahabat. Ma‟iz adalah seorang mukmin sejati, demikian pula Al
Ghomidiyah. Suatu ketika Al Ghomidiyah ini datang ke hadapan baginda
Rasulullah dan mengaku telah berbuat zina, seraya meminta supaya baginda Nabimenjatuhkan hukuman/had kepada sesegera mungkin. Nabi saw
menangguhkannya hingga ia melahirkan (anak yang dikandungnya) dan kemudian
ditangguhkannya lagi hingga selesai melaksanakan kewajiban menyusui anaknya;
namun demikian selama itu ia masih terus meminta agar hukum syara‟
diberlakukan atas dirinya yaitu hukum rajam.
Begitu pula hal dengan Ma‟iz ra, ia telah melakukan seperti yang dilakukan oleh
wanita mukminah tadi. Rasulullah telah memberinya kesempatan untuk
mengajukan bukti-bukti, namun demikian ia tetap meminta kepada nabi agar sudi
mensucikan dirinya dan menegakkan hukum Allah SWT padanya (atas
perbuatannya). Demikian gambaran ketinggian aqidah dan akhlak individu
masyarakat Islam, yang pada akhirnya menjadi asas pertama penopang
kehidupan masyarakat Islam. Dalam kasus mulia tersebut, Nabi saw memberi
komentar kepada Al Ghomidiyah:
“Dia (wanita itu) telah bertaubat dengan sesungguhnya, bila ditimbang(taubatnya itu) dengan seluruh penduduk bumi, pasti dikalahkannya”. (HR
Abu Daud no 4446; Tirmidzi no 1459)
Kemudian tentang Ma‟iz beliau berkomentar:
“Dia sekarang telah berenang di sungai surga.” (HR Ibnu Hibban no 4384
4385)
Pada masa sekarang pun, masih banyak teladan yang menunjukan tingginya nilai
taqwa individu dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Mayoritas umat Islam
masih tetap tegar menjauhi minum khamer, perbuatan-perbuatan keji, riba, dan
harta yang diperoleh dengan cara yang haram, sekali pun penguasa beserta
sistem kufur yang berlaku dewasa ini memberinya peluang dan kemudahan untuk
itu. Semua ini sudah cukup menjadi bukti bahwa ketaqwaan individu menjadi salah
satu asas pokok kehidupan masyarakat Islam.
Asas kedua
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 35/43
35
Asas kedua dalam penegakkan sistem Islam adalah adanya sikap saling
mengontrol pelaksanaan hukum Islam dan mengawasi serta mengoreksi tingkah
laku penguasa, pada masyarakat. Masyarakat Islam terbentuk dari individu-
individu yang dipengaruhi oleh perasaan, pemikiran, dan peraturan yang mengikat
mereka sehingga menjadi masyarakat yang solid (persatuannya).
Masyarakat seperti ini jelas berbeda dengan masyarakat kapitalisme yang
terpecah-pecah oleh rasa individualistis serta berubah. Juga tidak sama dengan
masyarakat sosialisme yang saling bertentangan dan mengalami fase kehidupan
yang keras dan penguasa yang absolut untuk mencapai masyarakat tanpa kelas
yang diidamkan. Masyarakat Islam memiliki karakteristik tersendiri dalam
membentuk perasaan taqwa dalam diri individu. Hal ini dijelaskan dalam Firman-
Nya:
(٨)
“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang benar sebagai
penegak keadilan, dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum,
mendorong kamu untuk berbuat tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat dengan taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Maidah: 8)
Lebih dari itu masyarakat Islam memiliki kepekaan indera yang sangat tajam,
bagaikan pekanya anggota tubuh terhadap sentuhan apapun yang mengenai
tubuhnya. Tubuh yang hidup akan merasakan luka apapun yang menimpa salah
satu anggotanya, kemudian ia bereaksi, bergoncang dan berusaha melawan
penyakit tadi sampai lenyap. Dari sisi inilah maka amar ma‟ruf nahi munkar
menjadi bagian yang paling esensial sekaligus yang membedakan masyarakat
Islam dengan masyarakat lainnya. Allah SWT berfirman:
(١٠٤)
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 36/43
36
“(Dan) Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebaikan, menyeru berbuat yang ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar,
mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS Ali Imran: 104).
(١١٠)
“Kalian adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk ummat manusia,
menyeru kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman
kepada Allah”
(QS Ali Imran:110)
Oleh karena itu ketaqwaan individu itu dapat dipengaruhi dan dibina oleh
pandangan masyarakat dan individu. Sedangkan individu tidak lain adalah salah
satu unsur dari masyarakat yang tegak atas dasar ketaqwaaan yang kuat. Dalam
naungan masyarakat inilah, individu yang berbuat maksiat tidak berani terang-
terangan, atau bahkan tidak berani melaksanakannya. Bahkan kalau pun ia
tergoda juga untuk melakukannya ia akan berusaha menyembunyikannya. Namun
begitu dengar ia sadar dan kembali kepada kebenaran dan bertaubat atas
kekhilafannya.
Bahkan orang-orang munafik sekali pun, dimasa nabi saw, tidak berani
menampakkan apa yang mereka sembunyikan dan menampakkan rencana-
rencananya. Pada zaman kekhalifahan Abbasiyah didapati orang-orang fasik, tapi
jumlahnya sedikit, yang dengan cara sembunyi-sembunyi mendatangi rumah-
rumah orang-orang Nashrani (kafir dzimmi) hanya untuk meminum seteguk khamr.
Mereka melakukan hal ini bukan hanya karena takut kepada penguasa saja
ataupun sanksi yang akan diterimanya, akan tetapi mereka takut menghadapi
pengawasan masyarakat. Tekanan keras dari masyarakat inilah, yang menjadi
faktor kuat untuk mendorong sekelompok kecil penyelewengan tersebut
bersembunyi.
Contoh lain dari kenyataan hidup sehari-hari dewasa ini juga dapat dilihat. Orang-
orang yang hidup di tengah-tengah masyarakat pedesaan, yang masih bersih dari
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 37/43
37
noda-noda kemerosotan akhlak, seperti adanya kedai-kedai khamr, tempat-tempat
mesum dan lain-lain. Sedikit sekali diantara mereka yang berani melakukan
kemaksyiatan atau perbuatan haram, karena masih khawatir atas pengawasan
masyarakat terhadap kemaksyiatan yang ada di masyarakat tersebut.
Karenanya, pengawasan masyarakat dalam bentuk amar ma‟ruf nahyi munkar
merupakan asas kedua yang menopang kehidupan masyarakat Islam. Dengan
asas ini makin kokohlah bangunan masyarakat Islam sehingga mampu membawa
kepada kemuliaan umat.
Asas Ketiga
Asas ketiga pembangun masyarakat Islam adalah keberadaan
negara/pemerintahan sebagai pelaksana hukum syara‟. Kedudukan negara dalam
Islam, tidak lain selalu memelihara masyarakat dan anggota-anggotanya serta
bertindak selaku pemimpin yang mengatur dan mementingkan urusan rakyatnya.
Keberadaan terpenting sebuah negara/pemerintahan dalam masyarakat Islam
adalah untuk menerapkan hukum-hukum syara‟ dan mengemban dakwah Islam ke
seluruh penjuru dunia. Maka dalam negara Islam, kedaulatan (penentu nilai benar
salah) itu adalah milik syara‟ saja, sedangkan kekuasaan (penentu siapa yang
akan melaksanakan nilai benar salah) adalah milik umat. Artinya umat memiliki
kekuasaan untuk mengatur dan melaksanakan pemerintahan, dengan tetap
berdasar kepada hukum syara‟ karena kedaulatan hanyalah berdasar syara‟
semata. Sedangkan kekuasaan melaksanakan hukum diserahkan kepada manusia
untuk memilih pemimpinnya dalam melaksanakan hukum tersebut.
Dalam sistem Islam, negara mempunyai bangunan yang kokoh dan menyatu
dengan tingkah laku individu dan sikap masyarakat.Hal ini terjadi karena umat
secara keseluruhan merupakan penyangga bagi negara; dimana negara diberi
wewenang penuh untuk menerapkan hukum-hukum syara‟ tanpa melihat tinggi-
rendahnya kedudukan seseorang. Dan tanpa merasa khawatir, apalagi takut,
menindak siapa saja yang melakukan penyelewengan dan kejahatan walaupun
kejahatannya meluas dan jumlahnya besar.
Suatu ketika diajukan kepada Nabi saw seorang wanita yang mencuri untuk diadili
dan dijatuhkan hukuman/had potong tangan terhadapnya. Beliau tidak menerima
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 38/43
38
permohonan grasi dari Usamah bin Zaid untuk wanita tersebut, bahkan menegur
Usamah seraya berkata:
“Apakah kamu mengajukan keringanan/grasi terhadap salah satu
hukuman dari Allah SWT? Demi Allah kalau saja Fathimah putri Muhammadmencuri, pasti akan aku potong tangannya.” (HSR. Bukhori, Muslim dari
’Aisyah. Lihat “Jaami’ul Ushul”, Ibnu Atsir Hadits no 1879)
Abu Bakar As Shiddiq ra, Khalifah pertama, berkata dalam pidatonya selepas
dibai‟at kaum muslimin :
“Orang yang lemah di antara kalian adalah kuat menurut pandangankusampai aku berikan haknya kepadanya. Orang yang kuat menurut kalian
adalah lemah menurut pandanganku sampai aku ambil hak tersebut
darinya”. (HR. Az Zuhri dari Anas.Lihat Al Bidayah Wan-Nihayah Ibnu Katsir,
VI :340).
Oleh karena itu ketika nampak adanya kemurtadan, sesaat setelah Rasulullah saw
wafat, dan kejahatan merajalela serta menunjukkan tanda-tanda membahayakan
stabilitas negara Khilafah yang masih muda umumnya itu, dengan segera Abu
Bakar mengambil tindakan menumpasnya tanpa ragu-ragu. Sampai akhirnya para
murtaddin itu kembali kepada kebenaran (Islam) semula. Kemudian Allah SWT
menghinakan para pemimpin kafir yang mengibarkan bendera kemurtadan lalu
kembalilah Islam menjadi kuat dan mulia.
Dengan demikian, negara merupakan asas tegak dan kokohnya masyarakat Islam.Negara/pemerintahan mengawasi dan mengontrol masyarakat, individu dan
pelaksanaan seluruh hukum Islam. Kepadanyalah Allah memberikan amanah
untuk menerapkan syari‟at Islam. Kepala negara (Khalifah) beserta aparatnya yang
menjalankan amanah itu. Bahkan sesungguhnya merekalah yang bertanggung
jawab mulai dari hal yang sekecil-kecilnya hingga sebesar-besarnya.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
“Seorang pemimpin adalah pemelihara dan dia bertanggung jawabterhadap peliharaannya.” (HSR Imam Bukhori, Muslim, Ahmad dari Ibnu
Umar. Lihat “Al Fathul Kabir” Yusuf An-Nabhani jilid II :330-331)
Karena itu negara menegakkan sanksi-sanksi hukum dan menyebarkan keadilan
serta mengembalikan hak-hak kepada fihak yang seharusnya menerimanya.
Negara memobilisasi tentara maupun rakyat untuk menyebarkan dakwah Islam di
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 39/43
39
seluruh pelosok dunia. Negara juga merupakan pemimpin bagi umat dalam
mengatur perekonomian, kesehatan, keamanan, hubungan dalam dan luar negeri
serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah masyarakat.
Negara pula yang mengadakan perjanjian-perjanjian dengan negara-negara lain
dan menyatakan perang, membuat perdamaian, kerjasama ekonomi maupun yanglainnya untuk kemaslahatan bersama. Negara mengawasi dan mengontrol
masyarakat serta individu dan meminta pertanggungjawaban mereka tanpa
memandang siapa pun juga. Dalam hal ini negara tidak membujuk masyarakat dan
individu untuk mendapat suara yang terbanyak seperti apa yang terjadi dalam
sistim kapitalisme. Dalam sistem Islam, negara bersikap keras (tegas) dalam
melaksanakan syari‟at Islam, tetapi lunak terhadap umat dan individu ikut serta
bersama masyarakat dalam mengoreksi tingkah laku para penguasa.
Oleh karena itu dalam sistem Islam pengontrolan dan pengawasan dan
pelaksanakan hukum dilakukan secara bersama-sama. Individu merupakan
penyangga dan pengoreksi tingkah laku masyarakat dan pengausa. Sedang
masyarakat adalah pilar yang membentuk kepribadian individu secara Islami yang
khas, lalu meluruskan kesalahan-kesalahan dan kekeliruan-kekeliruan serta
mendukung negara dan meminta pertanggungjawabannya, juga ikut serta dalam
menyangga masyarakat dan individu, disamping memenuhi dan melayani seluruh
kebutuhan masyarakat, berdasarkan peraturan-peraturan Islam, serta meminta
pertanggungjawaban mereka terhadap setiap kesalahan dan penyelewengan.
Setelah kita lihat gambaran umat Islam yang disimbolkan dengan negara,
masyarakat dan indivudu-individunya, kita dapat menyimpulkan bahwa ummat
Islam adalah ummat yang kokoh bangunannya, sempurna dan konsisiten
peraturannya sehingga tidak terdapat sedikitpun celah-celah yang memungkinkan
disusupi oleh pemikiran/ideologi asing. Keadaan ummat yang kacau balau selama
ini, yang telah menggoncangkannya, sehingga ambruk bangunannya dan
ditentukan oleh peraturan-peraturan kufur; semuanya itu telah terjadi setelah
ummat Islam menjauhkan diri dari dienul Islam dan mencampakkan peraturan-
peraturan Islam. Padahal dienul Islam itulah yang telah memuliakan mereka dan
meninggikan martabatnya di antara ummat-ummat lain.
Saat ini, perlu kita bertanya, apakah mungkin seorang individu yang hidup dalam
sistem materialis dapat mengecap kesempurnaan taqwa? Apa sebenarnya yang
bisa mendorong untuk memiliki sifat taqwa, sedangkan ia telah terputus
hubungannya dengan Allah SWT dan telah terikat dengan materi semata,
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 40/43
40
sehingga menjadikannya tidak yakin lagi kepada Allah sejak ia lahir sampai
menemui ajalnya, juga ia tidak percaya bahwa Allah akan menghisabnya di hari
kiamat kelak?
Jawaban pertanyaan ini sudah jelas, bahwa tidak ada tempat lagi untuk taqwa dihati individu kapitalis maupun sosialis. Apa yang dikatakan tentang individu dapat
pula dikatakan untuk masyarakat dan negara pada kedua sistem ini.
Sesungguhnya Islam yang berlandaskan wahyu Allah SWT, disampaikan melalui
Rasul-Nya, merupakan satu-satunya sistem yang memiliki ciri khas tentang cara
pelaksanaan aturannya. Hal ini tidaklah mengherankan karena Islam adalah
sistem yang bersumber dari Al Quraan, kalam Allah SWT, yang Maha Sempurna.
(٤٢)
“Yang tidak datang kepadanya (Al Quraan), kebatilan baik dari depan maupun
dari belakang yang diturunkan oleh Rabb yang Maha Terpuji” (QS. Fushilat:42).
KESIMPULAN: ketaqwa‟an itu memang sangat penting bagi orang-orang mukmin,
bukan hanya dalam kehidupan sehari-hari, dalam sistem kepemerintahan juga
sangat berperan agar tidak terjadi hal-hal seperti yang banyak terjadi di zaman
sekarang, mulai dari korupsi yang semakin merajalela, kolusi diaman-mana, dan
nepotisme yang sangat susah diberantas.
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 41/43
41
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Adapun kesimpulan yang di dapat dari makalah yang berjudul Hakekat
Takwa ini antara lain :
Menurut arti harfiah, takwa berarti : hati-hati, ingat, mawas diri dan
waspada. Kata takwa tidak dapat diartikan sama dengan “takut”, karena
sifat takut itu lebih banyak bercampur dengan rasa benci. Jadi, takwa ialah
sikap mental orang-orang mukmin dan kepatuhannya dalam melaksanakan
perintah-perintah Allah swt serta menjauhi larangan-Nya atas kecintaan
semata.
Pengertian taqwa secara syari; Allah memerintahkan nabi-Nya untuk
bertaqwa seperti yang termaktub diawal surat ahzab dan diayat lainnya,
perintah untuk orang-orang beriman, ulul albab, bahkan kepada manusia
secara menyeluruh.
Adapun kriteria orang-orang yang bertakwa adalah menepati janji,
menegakkan keadilan, berdifat pemaaf, bersifat istiqomah, tidak mempunyai
rasa takut dan duka-cita dalam hidup yang berpanca roba, sabar.
3.2 Saran.
Adapun saran yang dapat saya sampaikan dari hasil penulisan makalah
yang berjudul Hakekat Takwa ini yaitu : Diharapkan kepada Pemerintah dan
Instansi yang berkenaan dengan pendidikan agama islam agar lebih meningkatkan
program tentang akidah akhlak, fikih maupun tauhid agar generasi muda yang
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 42/43
42
akan akan datang tidak hanya menjadi orang yang cerdas namun juga mempunyai
akhlakul karimah dan mampu beribadah secara baik dan benar. Dengan
terbentuknya akhlak yang baik dan beribadah yang baik dan benar dapat menjadi
modal dasar kita dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah
SWT.
5/10/2018 Makalah Agama 2ia07 Minggu 1 Kelompok 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-2ia07-minggu-1-kelompok-4 43/43
43
DAFTAR PUSTAKA
http://basyirj.wordpress.com/2008/12/13/hakikat-taqwa/
http://amgy.wordpress.com/2008/02/22/taqwa-dan-implikasinya-terhadap-
pendidikan/
http://irwanselayar.blogspot.com/2011/04/makalah-agama-implementasi-
iman-dan.html
http://www.docstoc.com/docs/63319003/makalah-tentang-takwa
http://voiceofmuslimahbekasi.wordpress.com
http://ruqayyahafka.multiply.com
http://www.al-ikhwan.net/karakteristik-masyarakat-islam-dalam-surat-al-
ahzab-7-prinsip-prinsip-tegaknya-syariat-islam-1-takwa-320