Makalah 7 Habit Kel Wiko, Juli, Akrom

38
PENDAHULUAN Pada pembuatan Makalah kali ini kami dari kelompok 3 Mengambil Tema tentang ”Kemenangan Pribadi”. Adapun Buku yang kita ambil adalah buku karangan Stephen Covey dalam bukunya "The 7 Habits of Highly Effective People" Adapun Alasan kita dalam mengambil bahan dari buku ini karena buku ini membedakan antara orang-orang yang sangat efektif dengan orang kebanyakan yang tidak produktif adalah, bukan pada apa yang mereka miliki, tetapi pada kebiasaan-kebiasaannya. Watak seseorang terbentuk dari kebiasaan-kebiasaannya. Di alam bawah sadar,kebiasaan - kebiasaan itu membentuk dan mengubah watak seseorang.Dan ternyata kebiasaan-kebiasaan itu bisa diubah, asal kita mau, walaupun membutuhkan waktu. Kebiasaan itu sendiri terjadi karena adanya paradigma. Yang dimaksudkan dengan paradigma adalah sudut pandang atau kerangka yang terbentuk oleh pengalaman hidup, pendidikan maupun latar belakang kita. Paradigma inilah yang menentukan bagaimana kita memandang dan mengartikan dunia ini, dan dengan demikian menentukan bagaimana kita bereaksi dan bersikap terhadapnya. Di dalam buku ini Stephen Covey menyatakan adanya tujuh kebiasaan yang perlu dimiliki. Tiga di antaranya berkaitan dengan penguasaan diri yaitu: 1. Jadilah proaktif (Be Proactive). 2. Merujuk pada tujuan akhir (Begin with the End in Mind). 3. Dahulukan yang utama (Put First Thing First). Kalau kita dapat menguasai ketiga kebiasaan ini maka kita akan mengalami apa yang disebut "kemenangan pribadi" (private victory), dan kita boleh dikatakan telah mencapai tahap kemandirian (independent).

Transcript of Makalah 7 Habit Kel Wiko, Juli, Akrom

PENDAHULUAN

Pada pembuatan Makalah kali ini kami dari kelompok 3 Mengambil Tema

tentang ”Kemenangan Pribadi”. Adapun Buku yang kita ambil adalah buku karangan

Stephen Covey dalam bukunya "The 7 Habits of Highly Effective People"

Adapun Alasan kita dalam mengambil bahan dari buku ini karena buku ini

membedakan antara orang-orang yang sangat efektif dengan orang kebanyakan

yang tidak produktif adalah, bukan pada apa yang mereka miliki, tetapi pada

kebiasaan-kebiasaannya.

Watak seseorang terbentuk dari kebiasaan-kebiasaannya. Di alam bawah

sadar,kebiasaan - kebiasaan itu membentuk dan mengubah watak seseorang.Dan

ternyata kebiasaan-kebiasaan itu bisa diubah, asal kita mau, walaupun

membutuhkan waktu.

Kebiasaan itu sendiri terjadi karena adanya paradigma. Yang dimaksudkan

dengan paradigma adalah sudut pandang atau kerangka yang terbentuk oleh

pengalaman hidup, pendidikan maupun latar belakang kita. Paradigma inilah yang

menentukan bagaimana kita memandang dan mengartikan dunia ini, dan dengan

demikian menentukan bagaimana kita bereaksi dan bersikap terhadapnya.

Di dalam buku ini Stephen Covey menyatakan adanya tujuh kebiasaan yang

perlu dimiliki.

Tiga di antaranya berkaitan dengan penguasaan diri yaitu:

1. Jadilah proaktif (Be Proactive).

2. Merujuk pada tujuan akhir (Begin with the End in Mind).

3. Dahulukan yang utama (Put First Thing First).

Kalau kita dapat menguasai ketiga kebiasaan ini maka kita akan mengalami

apa yang disebut "kemenangan pribadi" (private victory), dan kita boleh dikatakan

telah mencapai tahap kemandirian (independent).

Maka dari itu, dalam makalah ini kami hanya membahas Teknik kemenangan

pribadi yang terdiri atas ke-3 point diatas.

Bagian 1

TUJUH KEBIASAAN

Tujuh Kebiasaan adalah kebiasaan pembaruan diri — suatu pembaruan yang

seimbang dari empat dimensi dasar kehidupan. Kebiasaan ini melingkari dan memadukan

semua kebiasaan lain. Kebiasaan ini adalah kebiasaan perbaikan terus menerus yang

menciptakan spiral pertumbuhan meningkat yang mengangkat anda ke tingkatan baru

pengertian dan pelaksanaan.

Tujuh Kebiasaan bukanlah seperangkat formula pemberi semangat yang terpisah

atau sepotong-sepotong. Selaras dengan hukum alam pertumbuhan, ketujuh kebiasaan

tersebut memberikan pendekatan yang meningkat, berurutan, dan sangat terpadu bagi

perkembangan efektivi¬tas pribadi dan antarpribadi. Kebiasaan-kebiasaan ini

meningkatkan kita secara progresif pada Kontinum Kematangan dari ketergantungan

(dependence) menuju kemandirian (independence) hingga kesalingtergantungan

(interdependence).

Pada kontinum kematangan, ketergantungan adalah paradigma kamu — kamu

mengurus saya; kamu datang melalui saya; kamu tidak berhasil; saya menyalahkan kamu

untuk hasilnya.

Kemandirian adalah paradigma saya — saya dapat melakukannya; saya

bertanggung jawab; saya percaya diri; saya dapat memilih.

Kesalingtergantungan adalah paradigma kita — kita dapat melakukannya; kita

dapat bekerja sama; kita dapat menggabungkan bakat dan kemam¬puan kita serta

menciptakan sesuatu yang lebih besar secara bersama-sama.

Mudah untuk melihat bahwa kemandirian jauh lebih matang dibandingkan

ketergantungan. Kemandirian itu sendiri adalah pencapaian utama. Tetapi kemandirian

bukanlah yang pencapaian tertinggi.

Walaupun demikian, paradigma sosial mutakhir menobatkan kemandirian.

Kemandirian adalah cita-cita yang diakui oleh banyak individu dan gerakan sosial.

Sebagian besar dari materi perbaikan diri me¬muja kemandirian, seolah-olah

komunikasi, kerja kelompok, dan kerja sama memiliki nilai yang lebih rendah.

Kemandirian sejati dari karakter memberi kekuatan pada kita untuk bertindak dan bukan

menjadi sasaran tindakan. la membebaskan kita dari ketergantungan kita pada keadaan

dan orang lain dan is merupa¬kan cita-cita yang layak dan memerdekakan kita. Namun,

kemandirian bukanlah tujuan tertinggi dalam kehidupan yang efektif.

Kesalingtergantungan adalah konsep yang jauh lebih matang dan maju ,dan

merupakan suatu pilihan yang hanya dapat dibuat oleh orang yang mandiri. Orang yang

tergantung tidak dapat memilih untuk menjadi saling tergantung. Mereka tidak

mempunyai karakter untuk melakukannya; mereka tidak punya cukup untuk diri mereka

sendiri.

DEFINISI EEFEKTIVITAS

Tujuh Kebiasaan adalah kebiasaan efektivitas. Karena didasarkan atas prinsip,

ketujuh kebiasaan ini memberi hasil jangka panjang yang menguntungkan secara

maksimum. Ketujuh kebiasaan itu menjadi dasar dari karakter seseorang, menciptakan

pusat dari peta yang benar yang memberi kekuatan dari mana seorang individu dapat

memecahkan masalah, memaksimumkan peluang, terus menerus belajar dan memadukan

prinsip-prinsip lain dalam spiral pertumbuhan meningkat secara efektif. Ketujuh

kebiasaan ini menjadi kebiasaan yang.efektif karena didasar¬kan pada paradigms

efektivitas yang selaras dengan hukum alam

Efektivitas terletak pada keseimbangan. Fokus yang berlebihan pada Produksi

mengakibatkan kesehatan yang jelek, mesin yang rusak, rekening bank yang menipis, dan

hubungan yang buruk. Terlalu banyak fokus pada Kemampuan Produksi seperti seorang

yang berlari tiga atau empat jam sehari, menyom¬bongkan diri untuk sepuluh tahun

ekstra usia yang dihasilkannya, tanpa sadar bahwa is menghabiskannya hanya dengan

berlari. Atau orang yang terus menerus sekolah, tidak pernah menghasilkan, hidup dalam

telur emas orang lain — sindrom mahasiswa abadi.

Bagian 2 :

KEMENANGAN PRIBADI, JADILAH PROAKTIF

Dalam menemukan prinsip dasar sifat manusia, Frankl menggambarkan sebuah

peta diri yang akurat dan darimana is mulai mengembangkan kebiasaan pertama yang

paling mendasar dari manusia yang sangat efektif pada lingkungan apapun, yaitu

kebiasaan proaktivitas

Karena kita secara alamiah proaktif, jika hidup kita merupakan fungsi dari

pengkondisian dan kondisi, hal ini karena kita, melalui keputusan sadar atau kelalaian

kita, memilih untuk memberi kekuatan pada fungsi-fungsi tersebut untuk mengendalikan

diri kita.

Sewaktu membuat pilihan seperti itu, kita meniadi reaktif. Orang yang reaktif

seringkali ciipengaruhi oleh lingkungan fisik mereka. Jika cuaca bagus, mereka merasa

senang. Jika tidak, cuaca itu mempengaruhi sikap mereka dan prestasi kerja mereka.

Orang yang proaktif dapat mengatur cuaca mereka sendiri. Entah hari hujan atau cerah

tidak ada bedanya bagi mereka

Orang yang reaktif juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial mereka, oleh "cuaca

sosial." Ketika orang memperlakukan mereka dengan baik, mereka merasa senang; jika

orang tidak memperlakukan mereka dengan baik, mereka menjadi defensif atau protektif.

Orang yang reaktif mem¬bangun kehidupan emosional mereka di sekitar perilaku orang

lain, memberi kekuatan pada kelemahan orang lain untuk bisa mengendalikan mereka.

Viktor Frankl mengemukakan bahwa ada tiga nilai pokok dalam kehidupan

pengalaman, atau yang terjadi pada diri kita; kreatifitas, atau yang kita adakan; dan sikap,

atau respons kita" menghadapi keadaan yang sulit seperti penyakit yang mematikan.

Pengalaman saya dengan banyak orang menegaskan pokok yang diajukan Frankl

bahwa yang tertinggi dari ketiga nilai tadi adalah sikap, dalarn paradigma atau pembuatan

kerangka berpikir. Dengan kata lain, apa yang paling penting adalah bagaimana kita

berespons terhadap apa yang kita alami dalam kehidupan..

Sifat dasar kita adalah bertindak, dan bukan menjadi sasaran tindakan. Selain

memungkinkan kita memilih jawaban terhadap keadaan tertentu, sifat ini memberi kita

kekuatan untuk menciptakan keadaan tertentu. Mengambil inisiatif bukan berarti

mendesak, menjengkelkan, atau agresif. Hal ini tidak mengakui tanggung jawab kita

untuk menciptakan segalanya terjadi

Menuntut seseorang untuk bertanggung jawab tidaklah merendahkan dirinya;

malah menguatkannya. Proaktivitas adalah bagian dari sifat manusia, dan walaupun otot-

otot proaktif mungkin tidur, namun otot-otot ini ada. Dengan menghargai sifat proaktif

orang lain, kita memberi mereka setidaknya satu pantulan yang jelas dan tidak

menyimpang dari cermin sosial.

Tentu saja, tingkat kematangan individu yang bersangkutan perlu diperhitungkan.

Kita tidak dapat mengharapkan kerja sama yang sangat kreatif dari orang yang berada

dalam ketergantungan emosional yang benar. Namun, setidaknya kita dapat meneguhkan

sifat dasar mereka dan menciptakan suasana dimana is dapat menangkap peluang dan

memecahkan masalah dengan cara yang makin penuh percaya diri.

BERTINDAK ATAU MENJADI SASARAN TINDAKAN

Dibutuhkan inisiatif untuk mengembangkan Tujuh Kebiasaan tersebut. Sewaktu

anda mempelajari keenam kebiasaan lain, anda akan melihat bahwa masing-masing

tergantung pada perkem¬bangan otot-otot proaktivitas anda. Masing-masing menuntut

tanggung jawab anda untuk bertindak. Jika anda menunggu untuk menjadi sasaran

tindakan, anda pun akan menjadi sasaran tindakan. Dan peluang per¬tumbuhan serta

konsekuensi ada pada kedua jalan tersebut

Sekarang apa yang mungkin dikatakan oleh orang yang berpikiran reaktif? "All,

mana mungkin. Hadapi kenyataan. Anda hanya dapat ber¬pikir positif dan melakukan

pendekatan psikologi diri sampai disini saja. Cepat atau lambat anda harus menghadapi

kenyataan?"

Naniun, itulah perbedaan antara cara berpikir positif dan proaktif. Kita

menghadapi realitas. Kita menghadapi realitas dari keadaan sekarang clan

memproyeksikan masa yang akan datang. Namun, kita juga mempunvai realitas bahwa

kita memiliki kekuatan untuk memilih respons yang posit-if terhadap keadaan dan

proyeksi tadi. Tidak mau menghadapi realitas sama juga dengan menerima gagasan

bahwa apa yang sedang terjadi dalam lingkungan kita pasti menentukan nasib kita.

Bisnis, kelompok masyarakat, segala bentuk organisasi termasuk keluarga dapat

menjadi proaktif. Mereka dapat menggabungkan krea¬tivitas dan sumber daya dari

individu-individu yang proaktif untuk menciptakan budaya proaktif di dalam organisasi.

Organisasi tidak perlu berada di bawah kekuasaan lingkungan; organisasi dapat

mengambil inisiatif untuk mencapai nilai-nilai dan tujuan-tujuan bersama dari individu-

individu yang terlibat.

MENDENGARKAN BAHASA KITA

Karena sikap dan perilaku kita mengalir dari paradigma kita, jika kita

menggunakan kesadaran diri kita untuk memeriksa sikap dan perilaku tersebut, kita

sering dapat melihat sifat dari peta yang mendasari kita. Sebagai contoh, bahasa kita

adalah indikator yang sangat riil mengenai tingkatan kita memandang diri kita sebagai

orang yang proaktif.

Bahasa orang yang reaktif melepaskan mereka dari tanggung jawab. Misal,

"Itulah saya. Memang begitulah saya." Saya sudah ditakdirkan begitu. Tidak ada yang

dapat saya lakukan dengannya." Bahasa reaktif berasal dari paradigma dasar

deterministik dan selu¬ruh semangatnya merupakan pergeseran tanggung jawab. Saya

tidak her¬tanggung jawab, saya tidak dapat memilih respons sayaMasalah serius dari

bahasa reaktif adalah bahwa bahasa merupakan pembenaran ramalan sendiri. Orang jadi

lebih dikukuhkan pada para¬digma bahwa mereka sudah ditakdirkan, dan mereka

memberi bukti yang menyokong kepercayaan itu. Mereka merasa semakin menjadi

korban dan kehilangan kendali, tidak bertanggung jawab atas kehidupan dan nasib

mereka. Mereka menyalahkan kekuatan luar orang lain, keadaan, bahkan bintang untuk

situasi mereka sendiri

Dalam literatur besar tentang masyarakat yang progresif, cinta adalah kata kerja.

Orang yang reaktif menjadikannya perasaan. Mereka digerak-- kan oleh perasaan.

Hollywood secara umum membuat kita percaya. bah¬wa kita tidak bertanggung jawab,

bahwa kita adalah prociuk clan: perasaan kita. Namun, naskah Hollywood tidak

menjabarkar. realitas. Jika perasan kita mengendalikan perbuatan kita, hal itu karena ;pia

me¬lepaskan tanggung jawab kita dan memberi kekuasaan kepadauntuk mengambil alih.

Orang yang proaktif membuat cinta sebagai kata kerja. Adalah sesuatu yang anda

lakukan: pengorhanan yang anda buat, diri anda, seperti seorang ibu yang melahirkan

anaknya ke Jika anda ingin mempelajari cinta, pelajarilah mereka yang mengorbankan

diri u.ntuk orang lain, bahkan untuk orang yang memusuhinya atau tidak membalas

cintanya. Jika anda orangtua, lihatlah cinta yang anda punyai untuk anak-anak kepada

siapa anda mengorbankan . Cinta adalah nilai yang diwujudkan melalui perbuatan penuh

rasa. Orang proaktif menomorduakan perasaan sesudah nilai. Cinta, perasaannya, dapat

diperoleh kembali.

LINGKARAN KEPERDULIAN LINGKARAN PENGARUH

Satu cara lain yang sangat bagus untuk lebih sadar diri sehubungan dengan tingkat

proaktivitas kita adalah dengan melihat dimana kita menifokuskan waktu dan energi kita.

Masing-masing kita memiuki jangkauan luas hal-hal yang kita perdulikan kesehatan kita,

anak-anak kita, masalah di tempat kerja, utang negara, perang nuklir. Kita dapat

memisahkannya dari hal-hal yang tidak melibatkan kita secara mental atau emosional

dengan menciptakan "Lingkaran Keperdulian

Ketika kita melihat hal-hal yang ada di dalam Lingkaran keperdulian, tampak

jelas ada beberapa hal yang tidak bisa kita kontrol secara rid dan ada beberapa hal yang

kita dapat perbuat sesuatu terhadapnya. Kita kemudian dapat mengelompokkan bagian

yang terakhir ini ke dalam Lingkaran Pengaruh yang lebih kecil.

Dengan menemukan mana dari kedua lingkaran ini yang merupakan fokus dari

sebagian besar waktu dan energi kita, kita dapat menemukan banyak hal tentang tingkat

proaktivitas kita.

Orang reaktif memfokuskan upaya mereka di dalam Lingkaran Keperdulian.

Mereka berfokus pada kelemahan orang lain, masalah di lingkungan, dan keadaan yang

mereka tidak bisa kendalikan. Fokus mereka mengakibatkan sikap menyalahkan dan

menuduh, Bahasa yang reaktif, dan meningkatnya perasaan menjadi korban. Energi

negatif yang dihasilkan oleh fokus ini, digabungkan dengan ketidakperdulian terhadap

hal-hal yang dapat mereka perbuat, menyebabkan Lingkaran Pengaruh mereka makin

menyusut.

Kita tidak mengambil inisiatif proaktif yang perlu untuk mengadakan perubahan

yang positif. Namun, hal-hal itu berada di dalam Lingkaran Keperdulian kami. Selama

kami memfokuskan upaya kami pada hal-hal itu, kami tidak mencapai apa pun selain

meningkatkan perasaan tidak memadai dan tidak berdaya dan memperkuat

ketergantungan putra kami.Ketika kami mulai bekerja di dalam Lingkaran Pengaruh,

ketika kami berfokus pada paradigma kami sendiri, barulah kami mulai

menciptakanenergi positif yang mengubah diri kami dan akliirnya juga mempengaruhi

putra kami. Dengan memperbaiki diri kami sendiri dan bukannya malah

mengkhawatirkan soal keadaan, kami mampu mempengaruhi keadaan tersebut.

Karena posisi, kekayaan, peran, atau hubungan, maka ada beberapa keadaan di

mana Lingkaran Pengaruli seseorang lebih besar daripada Lingkaran Kepeduliannya

Masalah yang kita hadapi masuk ke dalam salah satu dari tiga bidang: kontrol

langsung (masalah yang melibatkan perilaku kita sendiri); kontrol tak langsung (masalah

yang melibatkan perilaku orang lain); atau tanpa kontrol (masalah yang kita tidak dapat

berbuat langsung terhadapnya, seperti masa lalu kita atau realitas situasi). Pendekatan

proaktif meletakkan ]angkah pertama dalam solusi dari ketiga jenis masalah

Masalah-masalah terkontrol langsung diatasi dengan memperbaiki kebiasaan kita.

Masalah-masalah ini jelas berada di dalam Lingkungan Penga¬rub kita. Ini adalah

"Kemenangan Pribadi" dari Kebiasaan 1, 2, dan 3.

Masalah-masalah terkontrol secara tak langsung diatasi dengan meng¬ubah

metode pengaruh kita. Ini adalah "Kemenangan Publik" dari kebiasaan 4, 5, dan 6. Secara

pribadi saya telah mengidentifikasi lebih dari 30 metode yang berbeda tentang pengaruh

manusiawi sama berbeda¬nya seperti empati dengan konfrontasi, sama berbedanya antara

contoh dan persuasi. Kebanyakan orang hanya mempunyai tiga atau empat me¬tode ini

dalam daftar mereka, dimulai biasanya dengan penalaran, dart jika tidak berhasil, pindah

ke metode lawan atau lari. Betapa rnelegakannya bahwa saya dapat belajar metode baru

tentang pengaruh manusia daripada terus-menerus berusaha menggunakan metode lama

yang tidak efektif untuk "membentuk" orang lain!

Masalah-masalah tanpa kontrol memerlukan pengambilan tanggung jawab untuk

mengubah garis pada bagian bawah wajah kita untuk tersenyum, untuk menerima secara

tulus dan damai masalah-masalah ini dan belajar untuk hidup bersamanya, walaupun kita

tidak menyukainya. Dengan cara ini, kita tidak memberi kekuasaan kepada rnasalah ini

untuk mengendalikan kita. Kita berbagi semangat yang terkandurtg pada doa Alcoholics

Anonymous, "Tuhan, beri saya keberanian untuk mengubah apa yang dapat dan hams

diubah, ketenangan untuk menerima apa yang tidak dapat diubah, dan kebijaksanaan

untuk mengetahui perbedaannya."

Entah masalahnya kontrol langsung, tak langsung, atau tanpa kontrol, kita

memiliki langkah pertama dalam diri kita untuk pemecahannya. Mengubah kebiasaan

kita, mengubah metode pengaruh kita dan mengubah cara kita melihat masalah yang tak

terkontrol semuanya ada di dalam Lingkaran Pengaruh kita.

MELUASKAN LINGKARAN PENGARUH

Sifat dasar orang reaktif untuk membebaskan diri mereka dari tanggung jawab.

Jauh lebih aman untuk berkata, "Saya tidak ber¬tanggung jawab." Jika saya berkata,

"Saya bertanggung jawab," saya mungkin terpaksa berkata, "Saya tidak bertanggung

jawab." Sulit sekali bagi saya untuk mengatakan bahwa saya memiliki kekuasaan untuk

memi¬lih respons saya dan bahwa respons yang telah saya pilih mengakibatkan

keterlibatan saya dalam lingkungan yang negatif dan bersifat perse¬kongkolan,

khususnya jika selama bertahun-tahun saya telah membe¬baskan diri saya dari tanggung

jawab atas nama kelemahan orang lain.

Jadi, para eksekutif ini berfokus pada penemuan lebih banyak informasi, lebih

banyak amunisi, lebih banyak bukti mengenai mengapa mereka tidak bertanggung jawab.

Akan tetapi orang ini juga proaktif terhadap mereka. Sedikit demi sedikit, Lingkaran

Pengaruhnya terhadap merekapun bertumbuh. Lingkaran ini terus meluas sehingga

akhirnya tak seorang pun sakan mem¬buat langkah yang berarti di organisasi tersebut

tanpa keterlibatan dan persetujuan orang ini, termasuk direktur. Namun si pimpinan tidak

me-rasa terancam karena kekuatan orang ini melengkapi kekuatannya dan mengimbangi

kelemahannya. Jadi, ia mempunyai kekuatan dua orang, sebuah tim yang saling

melengkapi. Keberhasilan orang ini tidak bergantung pada keadaannya. Banyak orang

lain berada dalam situasi yang sama. Respons pilihannya terhadap keadaan itu, fokusnya

pada Lingkaran Pengaruh, yang membuat perbedaan.

Ada beberapa orang yang menafsirkan "proaktif" sebagai suka mmaksa, agresif,

atau tidak peka; tetapi sebenarnya sama sekali tidak demikian. Orang proaktif tidak suka

memaksa. Mereka cerdik, digerakkan oleh nilai, membaca realitas, dan mereka tahu apa

yang dibutuhkan

Lingkaran Pengaruh dipenuhi dengan menjadi — Saya dapat menjadi lebih sabar,

menjadi bijaksana, menjadi penuh kasih. adalah fokus karakter. Setiap kali kita berpikir

masalahnya ada "di luar sana," pikiran itu sendiri adalah masalahnya. Kita memberi

kekuatan kepada apa yang ada di luar sana untuk mengendalikan kita. Paradigma

perubahannya adalah "dari luar ke dalam' — apa yang ada di luar sana harus berubah

sebelum kita dapat berubah.

Pendekatan proaktif adalah berubah dari dalam ke luar: untuk menjadi

berbeda, dan dengan menjadi berbeda, untuk mengadakan perubah positif pada apa yang

ada di luar sana — saya dapat menjadi lebih banyak akal, saya dapat menjadi lebih rajin,

saya dapat menjadi lebih kreatif, saya dapat menjadi lebih mau bekerja sama.

MEMBUAT DAN MEMENUHI KOMITMEN

Bagian paling inti dari Lingkaran Pengaruh kita adalah kemampuan kita untuk

membuat dan memenuhi komitmen dan janji. Komitmen yang kita buat pada diri sendiri

dan orang lain, dan integritas kita padakomitmen itu, adalah inti dan manifestasi paling

jelas dari proaktivitas kita. Hal ini merupakan pula inti dari pertumbuhan kita. Melalui

anugerah manusia berupa kesadaran diri dan suara hati, kita menjadi sadar akan wilayah

kelemahan, wilayah untuk perbaikan, wilayah bakat yang dapat dikembangkan, wilayah

yang perlu diubah atau dihapus dari hidup kita. Lalu, ketika kita mengenali dan

memanfaatkan imajthasi dan kehendak bebas kita untuk bertindak berdasarkan kesadaran

itu — membuat janji, menetapkan tujuan, dan setia terhadap janji dan tujuan tadi — kita

membangun kekuatan karakter, yang memungkinkan terjadinya semua hal positif yang

lain dalam hidup kita.

Disinilah kita menemukan dua Cara untuk membuat diri kita langsung

mengendalikan hidup kita. Kita dapat membuat janji dan memenuhinya. Atau kita dapat

menetapkan tujuan dan berusaha mencapainya. Ketika kita membuat dan memenuhi

komitmen, bahkan komitmen yang kecil sekalipun, kita mulai menegakkan integritas diri

yang memberi kita kesadaran akan kontrol diri dan keberanian serta kekuatan untuk

menerima lebih banyak tanggung jawab atas kehidupan kita sendiri. Dengan membuat

dan memenuhi janji pada diri sendiri dan orang lain, sedikit demi sedikit kehormatan kita

menjadi lebih besar dibandingkan suasana hati kita.

SARAN APLIKASI

1. Selama satu hari penuh, dengarkan bahasa anda dan bahasa orang¬orang di

sekitar anda. Berapa sering anda menggunakan dan mendengar istilah istilah

reaktif seperti "Seandainya saja," "Saya tidak bisa," atau "Saya harus"?

2. Kenali pengalaman yang mungkin anda jumpai di waktu mendatang yang

dimana, berdasarkan pengalaman masa lalu anda, mungkin reaktif. Tinjaulah

situasinya dalam konteks Lingkaran Pengaruh anda. Ba¬gaimana anda dapat

berespons secara proaktif? Luangkan beberapa saat dan bayangkan

pengalaman dalam pikiran anda, gambarkan diri anda berespons dengan cara

yang proaktif. Ingatkan diri anda tentang ruang antara stimulus dan respons.

Buatlah kontitmen pada diri anda sendiri untuk menjalankan kebebasan

memilih.

3. Pilihlah sebuah masalah dari pengalaman kerja atau pribadi anda yang

membuat anda frustrasi. Tentukan apakah masalah itu langsung, tak langsung,

atau tanpa kontrol. Identifikasi langkah pertama yang dapat anda ambil dalam

Lingkaran Pengaruh anda untuk memecahkannya dan kemudian ambil

langkah itu.

4. Cobalah tes proaktivitas tiga puluh hari. Perhatikan perubahan dalam

Lingkaran Pengaruh anda.

KEBIASAAN MERUJUK PADA TUJUAN AKHIR

Kebiasaan 2 herlaku pada banyak keadaan dan tingkat kehidupan yang berbeda,

sebagian besar aplikasi dasar dari "merujuk pada tujuan akhir" adalah untuk memulai hari

ini dengan bavangan, gambaran, atau paradigm, akhir kehidupan anda sebagai kerangka

acuan atau kriteria yang menjadi dasar untuk menguji segala sesuatu. Tiap bagian dari

kehidupan anda perilaku hari ini, perilaku esok, perilaku minggu depan, perilaku bulan

depan — dapat diuji dalam konteks ke seluruhan, dari apa yang benar-benar paling

penting bagi anda. Dengan mengusahakan titik akhir tersebut tetap jelas dalam pikiran,

anda dapat memastikan bahwa apa pun yang anda kerjakan pada hari tertentu tidak

rnelanggar kriteria yang sudah anda definisikan sebagai yang paling penting, dan bahwa

tiap hari dari kehidupan anda menunjang visi yang anda miliki tentang seluruh hidup

anda dengan cara yang berarti.

Merujuk pada tujuan akhir berarti memulai dengan pengertian yang jelas tentang

tujuan anda. Hal ini berarti mengetahui kemana anda akan pergi sehingga anda sebaiknya

mengerti dimana anda berada sekarang dan dengan begitu anda tahu bahwa langkah-

langkah yang anda ambil selalu berada pada arah yang benar.

Orang sering mendapatkan diri mereka mencapai kemenangan yang hampa,

keberhasilan yang diperoleh dengan mengorbankan hal-hal yang tiba-tiba mereka sadari

jauh lebih berharga bagi mereka. Orang-orang dari pelbagai bidang kehidupan — dokter,

akademisi, aktor, politikus, profesional bisnis, atlet, dan tukang ledeng — sering berjuang

untuk mencapai penghasilan yang lebih tinggi, pengakuan yang lebih besar atau tingkat

kecakapan profesional tertentu, hanya untuk mendapatkan bahwa dorongan mereka untuk

mencapai cita-cita mereka membutakan mereka terhadap hal-hal yang sebenarnya paling

penting dan malah sekarang sudah hilang.

Betapa berbedanya kehidupan kita jika kita benar-benar mengetahui apa yang

penting secara mendalam bagi kita, dan dengan gambaran tersebut di benak, kita

mengelola diri kita sendiri tiap hari untuk menjadi dan untuk mengerjakan apa yang

benar-benar paling penting. Jika tangga tersebut tidak bersandar pada dinding yang benar,

setiap langkah yang kita ambil hanya membawa kita ke tempat yang salah dengan lebih

cepat. Kita mungkin saja sangat sibuk, kita mungkin saja sangat efisien, tetapi kita juga

akan benar-benar efektif hanya jika kita memulai dengan merujuk pada tujuan akhir kita.

Ketika anda memulai dengan merujuk pada tujuan akhir, anda memperoleh perspektif

yang berbeda

SEGALANYA DICIPTAKAN DUA KALI

"Merujuk pada tujuan akhir" didasarkan pada prinsip bahwa segala¬nya

diciptakan dua kali. Ada ciptaan mental atau pertama, dan ciptaan fisik atau kedua.

Sebagai contoh, lihatlah pembangunan sebuah rumah. Anda mencipta¬kannya secara

rinci sebelum anda menanam pasak pertama di tempat¬nya. mencoba mendapatkan

pengertian yang sangat jelas tentang rumah macam apa yang anda kehendaki. Jika anda

menginginkan se¬buah rumah yang berpusat pada keluarga, maka anda akan merancang

untuk menempatkan ruang keluarga sebagai tempat berkumpul. Anda merencanakan

pintu sorong dan pekarangan di belakang rumah tempat anak-anak bermain. Anda bekerja

dengan gagasan. Anda bekerja dengan pikiran anda hingga anda mendapatkan gambaran

yang jelas tentang apa yang anda ingin bangun.

Lalu, anda menuangkannya menjadi cetak biru dan mengembangkan rencana

konstruksi. Semua ini dikerjakan sebelum tanahnya disentuh. Jika tidak, maka dalam

ciptaan kedua, ciptaan fisik, anda akan terpaksa membuat perubahan mahal yang

mungkin melipatduakan biaya pem¬bangunan rumah anda.

Kaidah tukang kayu berbunyi "ukur dua kali, potong sekali." Anda harus

memastikan bahwa cetak birunya, ciptaan pertama, benar-benar apa yang anda

kehendaki, bahwa anda sudah memikirkan segalanya hingga tuntas. Lalu, anda

memasang bata dan semen. Tiap hari anda pergi ke bedeng konstruksi dan mengeluarkan

cetak biru untuk mem¬beri perintah kerja pada hari yang bersangkutan. Anda memulai

dengan mePada tingkatan yang bervariasi, orang menggunakan prinsip ini da¬lam

banyak bidang kehidupan. Sebelum anda pergi melakukan suatu perjalanan, anda

menentukan tempat tujuan dart merencanakan rute terbaik. Sebelum anda berkebun, anda

merencanakannya terlebih dulu dalam benak anda, mungkin di atas kertas. Anda

menyusun pidato di atas kertas sebelum arida menyampaikannya, anda menggambarkan

da¬lam pikiran susunan tanaman di taman anda sebelum anda menata taman anda, anda

merancang pakaian yang anda buat sebelum anda me¬masang benang pada jarum.

Kita bertindak di dalam dan memperluas batas-batas Lingkaran Pe¬ngaruh kita

sejauh kita mernahami prinsip dua ciptaan dan menerima tanggung jawab untuk

keduanya. Jika kita tidak berbuat selaras dengan prinsip ini dan bertanggung jawab atas

ciptaan pertama, kita memperkecil Lingkaran Pengaruh kita rujuk pada tujuan akhir anda.

Ada prinsip bahwa segalanya diciptakan dua kali, tetapi tidak semua ciptaan

pertama didasari oleh desain yang disadari penuh. Dalam kehidup¬an pribadi kita, jika

kita tidak mengembangkan kesadaran diri kita sendiri dan bertanggung jawab atas ciptaan

pertama, kita memberi kekuasaan kepada orang lain dan keadaan di luar Lingkaran

Pengaruh kita untuk membentuk sebagian besar darn hidup kita berdasarkan standar yang

ada. Kita secara reaktif menjalani naskah yang diserahkan kepada kita oleh keluarga,

rekan sekerja, agenda orang lain, tekanan keadaan — naskah darn tahun-tahun awal kita,

dan pelatihan kita, dan pengkondisian kita

Entah kita sadari atau tidak, entah kita memiliki kendali atasnya atau tidak,

terdapat ciptaan pertama pada setiap bagian darn hidup kita. Kita mungkin merupakan

ciptaan kedua dari desain proaktif kita, atau kita adalali ciptaan kedua dari agenda orang

lain, keadaan, atau kebiasaan masa lalu.

Kapasitas manusia yang unik berupa kesadaran diri, imajinasi, dan suara hati

memungkinkan kita menguji ciptaan pertama dan memungkinkan kita bertanggung jawab

atas ciptaan pertama kita sendiri, untuk menulis naskah kita sendiri. Dengan kata lain,

Kebiasaan 1 menyatakan, "Andalah si pencipta." Kebiasaan 2 adalah ciptaan pertama.

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN

Kebiasaan 2 didasarkan pada prinsip kepemimpinan pribadi, yang berarti bahwa

kepemimpinan adalah ciptaan pertama. Kepemimpinan bukanlah manajemen.

Manajemen merupakan ciptaan kedua, yang akan kita bicarakan pada bab tentang

Kebiasaan 3. Akan tetapi kepemimpinan harus muncul terlebih dahulu.

Manajemen adalah fokus garis mendasar: Bagairnana cara terbaik saya untuk

mencapai hal-hal tertentu? Kepemimpinan berurusan dengan garis puncak: Apa saja yang

ingin saya capai? Dalam kata-kata Peter Drucker dan Warren Bennis, "Manajemen

adalah mengerjakan segalanva dengan benar; kepemimpinan adalah mengerjakan hal-hal

yang benar." Manaje¬men adalah efisiensi dalam menaiki tangga keberhasilan;

kepemimpinan menentukan apakah tangganya bersandar pada dinding yang benar

Efektivitas — bahkan sering kelangsungan hidup — tidak bergantung semata

pada berapa banvak usaha yang telah kita kerahkan, tetapi pada apakah usaha yang kita

kerahkan itu berada pada hutan yang benar atau tidak. Dan metamorfosis yang terjadi

dalam kebanyakan industri dan profesi menuntut adanya kepemimpinan terlebih dahulu

dan kemudian baru manajemen

Manajemen yang efisien tanpa kepemimpinan yang efektif adalah, seperti yang

pernah dikatakan orang, "seperti meluruskan kursi-kursi geladak di atas Titanic." Tidak

ada keberhasilan manajemen yang dapat mengimbangi kegagalan dalam kepemimpinan.

Akan tetapi, kepemim¬pinan sulit dilakukan justru karena kita sering terperangkap pada

paradigma manajemen.

Dan kepemimpinan bahkan lebih tidak ada dalam kehidupan pribadi kita. Kita

terlibat dalam manajemen melalui efisiensi, menetapkan dan mencapai tujuan bahkan

sebelum kita memperjelas nilai-nilai kita.

PENULISAN ULANG NASKAH: MENJADI PENCIPTA PERTAMA ANDA

SENDIRI

Seperti sudah kita lihat sebelumnya, proaktivitas didasarkan pada anu¬gerah

manusia yang unik yaitu kesadaran diri. Dua tambahan anugerah manusia yang unik dan

yang memungkinkan kita meluaskan proaktivi¬tas kita dan menjalankan kepempimpinan

pribadi dalam hidup kita adalah imajinasi dan suara hati.

Melalui imajinasi, kita dapat memvisualisasi dunia angan-angan yang yang ada

dalam diri kita. Melalui suara hati, kita dapat berhubungan dengan hukum atau prinsip

universal dengan bakat-bakat dan kontri¬busi tunggal kita sendiri, dan dengan pedoman

pribadi yang di dalam¬nya kita dapat secara efektif mengembangkan mereka.

Digabungkan dengan kesadaran diri, kedua anugerah ini memberi kekuatan kepada kita

untuk menulis naskah kita sendiri.

Karena kita sudah hidup dengan banyak naskah yang disodorkan pada kita, proses

penulisan naskah diri kita sebenarnya lebih merupakan proses "penulisan ulang naskah

diri," atau perubahan paradigma —proses mengubah sebagian dari paradigma dasar yang

sudah kita miliki. Ketika kita mengenali naskah yang tidak efektif, paradigma yang tidak

lengkap atau salah dalam diri kita, kita dapat memulai secara proaktif menulis ulang

naskah kita sendiri.

Dalam mengembangkan kesadaran diri kita, banyak dari kita mene¬mukan

naskah yang tidak efektif, kebiasaan yang sudah tertanam dalam yang sama sekali tidak

berarti bagi kita, yang sama sekali tidak sesuai dengan hal-hal yang sepenuhnya kita

hargai dalam hidup ini. Kebiasaan 2 mengatakan kita tidak harus hidup dengan naskah

seperti Kita bertanggung jawab dan mampu berespons untuk menggunakan imajinasi dan

kreativitas kita untuk menulis naskah yang baru dan lebih efektif, lebih sesuai dengan

nilai-nilai kita yang terdalam dan dengan prinsip-prinsip yang benar yang memberi arti

pada nilai-nilai kita

Memulai dengan merujuk tujuan akhir berarti mendekati peranan saya sebagai

orangtua dan juga peranan lain dalam hidup saya, dengan nilai-nilai saya dan arahan saya

yang jelas. Hal ini berarti bertanggung jawab atas ciptaan pertama saya sendiri, untuk

menulis ulang naskah saya sehingga paradigma yang mengalirkan perilaku dan sikap

saya sesuai dengan nilai-nilai saya yang paling dalam dan selaras dengan prinsip-prinsip

yang benar.

Hal ini juga berarti memulai setiap hari dengan menanam kuat nilai-nilai tersebut

dalam pikiran saya. Lalu, ketika perubahan atau tantangan muncul, saya dapat mengambil

keputusan berdasarkan nilai-nilai itu. Saya dapat bertindak dengan integritas. Saya tidak

perlu bereaksi ter¬hadap emosi, atau keadaan. Saya dapat benar-benar menjadi proaktif,

digerakkan oleh nilai, karena nilai-nilai saya jelas.

PERNYATAAN MISI PRIBADI

Cara paling efektif yang saya ketahui untuk mulai merujuk tujuan akhir adalah

dengan mengembangkan pernyataan misi pribadi atau filosofi atau syahadat. Pernyataan

ini berfokus pada ingin menjadi apa¬kah anda (karakter) dan apakah yang anda ingin

lakukan (kontribusi dan pencapaian) serta pada nilai atau prinsip yang menjadi dasar

untuk menjadi dan melakukan sesuatu. Karena masing-masing individu unik, suatu

pernyataan misi pribadi akan mencerminkan keunikan itu, baik dalam isi maupun bentuk.

Orang tidak dapat hidup dalam perubahan jika tidak ada suatu inti yang tak

berubah pada dirinya. Kunci menuju kemampuan untuk berubah adalah perasaan tak

berubah tentang siapa anda, bagaimanakah anda dan apa nilai anda.

Dengan pernyataan misi, kita dapat mengalir bersama perubahan. Kita tidak perlu

berprasangka dan membuat keputusan terlalu cepat. Kita tidak perlu memikirkan hal-hal

lain dalam hidup, untuk memberi stereotip dan menggolongkan segala sesuatu dan semua

orang agar sesuai dengan realitas.

Lingkungan pribadi kita juga berubah dengan kecepatan yang selalu meningkat.

Perubahan yang begitu cepat membuat letih banyak orang yang merasa nyaris tak dapat

mengatasinya, nyaris tak dapat menanggu lagi hidup ini. Mereka menjadi reaktif dan

pada hakikatnya menyerah, berharap segala yang terjadi pada diri mereka akan menjadi

baik.

Untuk menulis pernyataan misi pribadi, kita harus memulai di titik paling pusat

dari Lingkaran Pengaruh kita, pusat yang terdiri atas paradigma kita yang paling

mendasar, lensa yang kita gunakan untuk melihat dunia.

Rasa anian menggambarkan perasaan diri berguna, indentitas anda, jangkar

emosional anda, harga diri anda, kuat ata.0 tidaknya kekuatan pribadi yang mendasar

Pedoman berarti sumber arah hidup anda. Yang tercakup pada peta anda,

kerangka acuan internal anda yang menafsirkan apa yang terjadi di luar sana, merupakan

standar atau prinsip atau kriteria implisit yang mengatur pengambilan keputusan dan

pelaksanaan saat demi saat.

Kebijaksanaan adalah perspektif hidup anda, rasa keseimbangan anda, pengertian

anda tentang bagaimana pelbagai bagian dan prinsip berlaku dan berhubungan satu sama

Kebijaksanaan meliputi penilaian, ke¬tajaman pandangan, pemahaman. Kebijaksanaan

adalah sebuah gestalt atau kesatuan, suatu keutuhan yang terpadu.

Daya adalah kemampuan atau kapasitas untuk bertindak, kekuatan dan potensi

untuk mencapai sesuatu. Daya adalah energi vital untuk membuat pilihan dan keputusan:

Daya juga mencakup kapasitas untuk mengatasi kebiasaan yang sudah tertanam dalam

dan mengusahakan kebiasaan yang lebih tinggi dan lebih efektif

Rasa ainan anda pada kontinum terletak di antara ekstrem rasa tidak aman pada

satu ujung, di mana hidup anda dipukul oleh kekuatan yang berubah-ubah yang seolah-

olah mempermainkan anda, dan perasaan yang dalam tentang nilai intrinsik yang tinggi

dan rasa aman pribadi pada ujung yang satunya. Pedoman anda berjajar pada kontinum

dari ketergantungan pada cermin' sosial atau sumber lain yang tidak stabil dan

berfluktuasi sampai kepada arahan kuat dari dalam. Kebijaksanaan anda terletak di antara

suatu peta yang sepenuhnya tidak akurat di mana segala sesuatu menyimpang dan tidak

ada yang kelihatannya pas, dan sebuah peta yang lengkap dan akurat tentang kehidupan

di mana semua bagian dan prinsipnya berhubungan dengan tepat satu sama lain. Daya

anda terletak di antara irnobilitas atau menjadi boneka yang di¬gerakkan dengan tali oleh

orang lain sampai pada proaktivitas tinggi, yaitu kekuatan untuk berbuat menurut nilai-

nilai anda sendiri dan bukan menjadi sasaran tindakan oleh orang lain dan keadaan.

PUS AT-PUSAT ALTERNATIF

Kita masing-masing memiliki sebuah pusat, walaupun kita biasanya tidak

mengenalinya demikian. Kita juga tidak mengenali semua pengaruh yang tercakup dari

pusat itu pada setiap aspek kehidupan kita.

Satu pusat lain yang lazim adalah keluarga. Ini juga mungkin terlihat wajar dan

tepat. Sebagai bidang fokus dan investasi yang mendalam, keluarga memberi peluang

yang besar untuk hubungan yang dalam, untuk kasih, untuk kebersamaan, untuk banyak

hal yang membuat hidup berharga. Akan tetapi sebagai pusat, keluarga secara ironis

merusak elemen yang diperlukan untuk keberhasilan berkeluarga.

Satu lagi pusat yang logis dan sangat lazim bagi kehidupan adalah menghasilkan

uang. Rasa aman ekonomi adalah dasar bagi peluang orang untuk berbuat banyak dalam

dimensi lain yang mana pun. Pada hierarki atau kontinum kebutuhan, keselamatan fisik

dan rasa arnan keuangan muncul lebih dahulu. Kebutuhan-kebutuhan lain bahkan belum

diaktifkan sampai kebutuhan dasar ini dipenuhi, seti¬daknva secara minimum.

Orang yang berpusat pada uang sering mengesampingkan keluarga atau prioritas lain,

dengan asumsi semua orang akan mengerti bahwa tuntutan ekonomi memang harus

didahulukan

Orang yang berpusat pada kerja mungkin men¬jadi "pecandu kerja," mendorong

diri mereka untuk berproduksi dengan mengorbankan kesehatan, hubungan, dan bidang-

bidang penting lain dari kehidupan mereka. Identitas dasar mereka berasal dari pekerjaan

mereka — "Saya dokter", "Saya penulis", Saya aktor." Karena identitas mereka dan nilai

diri mereka terbungkus dalam pe¬kerjaan mereka, rasa aman mereka rentan terhadap apa

saja yang terjadi yang menghambat mereka melanjutkan kerja

Pusat lain yang lazim, yang berkaitan erat dengan harta, adalah kesenangan dan

kenikmatan Kesenangan yang tidak merusak dan dilakukan sewajarnya dapat

memberikan relaksasi untuk tubuh dan pikiran dan membantu berkem¬bangnya

hubungan keluarga dan hubungan lain. Namun kesenangan saja tidak memberikan

kepuasan yang dalam dan langgeng atau perasaan penuh. Orang yang berpusat pada

kesenangan terlalu cepat bosan pada tiap tingkat "kesenangan" yang berturut-turut, terus

menerus meminta lebih banyak lagi

Barangkali pusat yang g paling lazim seka¬rang irti adalah diri sendiri. Bentuk

yang paling jelas adalah keegoisan yang melanggar nilai-nilai dari kebanyakan orang.

Akan tetapi jika kita melihat lebih dekat pada banyak pendekatan populer terhadap

pertum¬buhan dan pemuasan diri, kita sering mendapatkan pemusatan pada diri sendiri

sebagai inti pendekatan-pendekatan tersebut. Hanya ada sedikit rasa aman, pedoman,

kebijaksanaan, atau daya pada pusat diri yang terbatas.

Sebaliknya, tindakan menaruh perhatian pada pengembangan diri pada perspektif

yang lebih besar dalam meningkatkan kemampuan se¬seorang untuk melayani, untuk

menghasilkan, untuk menyumbang dengan cara-cara yang berarti, akan memberikan

konteks bagi peningkatan dramatis dalam keempat faktor penunjang kehidupan

Barangkali cara terbaik untuk mengenali pusat anda sendiri adalah dengan

memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang menyokong ke¬hidupan anda. Jika anda

dapat mengenali satu atau lebih gambaran berikut ini, anda dapat meruntutnya sampai ke

pusat dari mana gam¬baran itu mengalir, sebuah pusat yang mungkin membatasi

efektivitas pribadi anda.Idealnya tentu saja adalah menciptakan satu pusat yang jelas

yang darinya anda secara konsisten memperoleh rasa aman, pedoman, kebijaksanaan, dan

daya dalam kadar yang tinggi, yang memberi kekuatan pada proaktivitas anda dan

memberikan kesesuaian dan keselarasan pada setiap bagian kehidupan anda.

BERPUSAT PADA PRINSIP

Prinsip tidak bereaksi terhadap apa pun. Prinsip tidak menjadi marah dan

memperlakukan kita secara berbeda. Prinsip tidak akan mencerai¬kan kita atau melarikan

diri bersama sahabat terbaik kita. Prinsip tidak berrnaksud menguasai kita. Prinsip tidak

dapat melicinkan jalan dengan jalan pintas dan perbaikan kilat. Prinsip tidak bergantung

pada perilaku orang lain, lingkungan, atau mode mutakhir untuk keabsahannya. Prin¬sip

tidak mati. Prinsip tidak berada disini hari ini dan pergi pada hari berikutnya. Prinsip

tidak dapat dihancurkan oleh api, gempa bumf atau pencuri.

Prinsip adalah kebenaran yang dalam dan mendasar, kebenaran kla¬sik,

denominator yang generik. Prinsip adalah benang-benang yang di¬tenun rapat dengan

ketepatan, konsistensi, keindahan, dan kekuatan melalui struktur kehidupan.

Bahkan di tengah orang banyak atau keadaan yang tampaknya meng¬abaikan

prinsip tersebut, kita dapat merasa aman karena mengetahui bahwa prinsip adalah sesuatu

yang lebih benar daripada orang atau keadaan, dan bahwa sejarah ribuan tahun telah

rnenyaksikan kemenang¬an berulang kali. Bahkan lebih penting lagi, kita dapat merasa

uman karena mengetahui bahwa kita dapat mengabsahkan prinsip da¬lam kehidupan kita

sendiri, melalui pengalaman kita sendiri

Kebzjaksanaan dan pedoman yang menyertai kehidupan yang berpusat pada

prinsip berasal clari peta yang benar, dari cara segala sesuatu se¬bagaimana adanva, sejak

dulu, dan sampai nanti. Peta yang benar me¬mungkinkan kita melihat dengan jelas ke

mana tempat yang kita tuju dan bagaimana untuk tiba ke sana. Kita dapat mengambil

keputusan dengan menggunakan data yang benar yang akan membuat pelaksana¬an

keputusan tersebut memungkinkan dan bermakna.

Daya pribadi yang datang dari kehidupan yang berpusat pada prinsip adalah daya

dari individu yang sadar diri, banyak pengetahuannya, in¬dividu yang proaktif clan tidak

dibatasi oleh sikap, perilaku, dan tindakan orang lain atau oleh keadaan dan pengaruh

lingkungan yang seringkali membatasi orang lain.

Prinsip selalu memiliki konsekuensi wajar yang melekat padanya. Ada

konsekuensi positif ketika kita hidup selaras dengan prinsip terse-but. Ada konsekuensi

negatif jika kita mengabaikannya. Akan tetapi karena prinsip ini berlaku pada semua

orang, entah disadari atau tidak, keterbatasan ini bersifat universal. Dan semakin banyak

kita tahu ten-tang prinsip yang benar, semakin besar kebebasan pribadi kita untuk

bertindak dengan bijaksana.

Dengan memusatkan kehidupan kita pada prinsip yang tak berubah dan tanpa

batas waktu, kita menciptakan paradigma mendasar tentang hidup yang efektif. Pusat

inilah yang menempatkan semua pusat lain pada perspektifnya.

Meluaskan Perspektif

jika anda orang yang proaktif, anda tidak perlu menunggu keadaan atau orang lain

mendatangkan pengalaman yang meluaskan perspektif anda. Anda dapat secara sadar

menciptakan pengalaman anda sendiri.

Anda dapat membayangkan ulang tahun kedua puluh lima dan ke¬mudian kelima

puluh pernikahan anda. Ajak pasangan anda untuk membayangkan ini bersama. Cobalah

menangkap intisari clari hubung¬an keluarga yang anda ingin ciptakan melalui investasi

hari demi hari selama periode beberapa tahun ini.

Anda dapat membayangkan masa pensiun anda dari pekerjaan anda yang

sekarang. Kontribusi apa, prestasi apa yang ingin anda capai dalam bidang anda? Apa

rencana yang akan anda miliki sesudah pensiun? Apakah anda akan memasuki karier

kedua?

MENGIDENTIFIKASI PERAN DAN SASARAN

Salah satu masalah utama yang timbul ketika orang berusaha untuk menjadi lebih

efektif dalam hidup adalah mereka tidak berpikir cukup luas. Mereka kehilangan

pengertian proporsi, keseimbangan, ekologi alam yang perlu untuk kehidupan yang

efektif. Mereka mungkin ter¬makan oleh pekerjaan dan mengabaikan kesehatan pribadi.

Atas nama keberhasilan profesional, mereka mungkin mengabaikan hubungan yang

paling berharga dalam hidup mereka

Sasaran yang efektif berfokus terutama pada hasil dan bukan aktivitas. Ia

mengidentifikasi dimana anda ingin berada, dan dalam prosesnya membantu anda

menentukan dimana anda berada sekarang. Ia memberi anda informasi penting tentang

bagaimana cara untuk tiba di sana, dan memberitahu anda ketika anda telah tiba. Ia

menyatukan upaya dan energi anda. Ia memberi makna dan tujuan kepada semua yang

anda kerjakan. Dan ia akhirnya dapat menterjemahkan diri ke dalam aktivitas harian

sehingga anda menjadi proaktif, anda bertanggung jawab atas hidup anda, setiap hari

anda menciptakan hal-hal yang akan me¬mungkinkan anda memenuhi pernyataan misi

pribadi anda.

SARAN APLIKASI

1. Luangkan waktu untuk mencatat kesan yang anda rasakan pada visua¬lisasi

pernakaman di awal bab Anda mungkin ingin rnenggunakan bagan di halaman

sebelah untuk mengorganisir pikiran anda.

2. Luangkan beberapa saat dan tuliskan peran-peran anda sebagaimana anda

memandang peran-peran tersebut sekarang. Apakah anda puas dengan bayangan

cermin kehidupan anda?

3. Tetapkan waktu untuk memisahkan diri anda sepenuhnya dari aktivitas sehari-hari

dan rnulailah mengerjakan pernyataan misi pribadi anda.

4. Periksalah bagan pada Lampiran A yang memperlihatkan pusat-pusat yang

berbeda dan lingkarilah semua yang dapat anda kenali. Apakah pusat-pusat itu

membentuk suatu pola perilaku bagi kehidupan anda? Apakah anda senang

dengan implikasi dari analisa anda?

KESIMPULAN

Untuk mencapai kemenangan Pribadi, Stephen Covey dalam bukunya "The 7 Habits

of Highly Effective People"merumuskan 3 hal yang harus terlebih dahulu di lakukan,

antara lain :

1. Jadilah proaktif (Be Proactive).

Bersikap proaktif tidak hanya berarti mengambil inisiatif tetapi juga

bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.

Sikap proaktif adalah sikap seseorang yang mampu membuat pilihan

dikala mendapatkan rangsangan (stimulus). Menurut Covey, seseorang

yang bersikap proaktif mampu memberi jeda antara datangnya stimulus

dengan keputusan untuk memberi respon. Pada saat jeda tersebut

seseorang yang proaktif dapat membuat pilihan dan mengambil respon

yang dipandang terbaik bagi dirinya. Proaktif dia definisikan sebagai

“kemampuan memilih respon”.Sikap proaktif sangat berguna bagi

manusia terutama dalam menghadapi rintangan maupun dalam

berinteraksi dengan manusia lain. Sikap proaktif menunjukkan tingkat

kecerdasan emosi (EQ) yang tinggi. Seseorang bisa bertahan saat

menghadapi musibah, bisa menumbuhkan motivasi saat kondisi tidak

menyenangkan, juga bisa memberikan respon positif yang disesuaikan

dengan situasi, semua itu merupakan sikap proaktif yang menunjukkan

pengelolaan emosi secara baik.

2. Merujuk pada tujuan akhir (Begin with the End in Mind)

Ini adalah kebiasaan kepemimpinan diri (personal leadership), yaitu

memulai suatu kegiatan dengan suatu kejelasan tentang apa hasil yang

ingin dicapai.

Segala sesuatu diciptakan dua kali. Produk apa pun yang dihasilkan pada

mulanya telah ada sebagai konsep, baru kemudian secara fisik.

Misalnya:membangun rumah, selalu ada rancangannya terlebih dahulu.

Kepemimpinan adalah "ciptaan pertama", yaitu "doing the right things".

Manajemen adalah "ciptaan kedua", yaitu "doing things right".