Makalah
-
Upload
maman-marda -
Category
Documents
-
view
28 -
download
4
description
Transcript of Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penggunaan AC (Air Conditioner) pada mobil bukan merupakan hal yang
bisa dielakkan lagi. Udara yang semakin panas ditambah polusi yang semakin
parah menjadikan pemakaian AC mobil menjadi sangat penting bagi penumpang,
baik mobil angkutan umum maupun mobil pribadi. Di samping memperoleh
kenyamanan dengan menggunakan AC, keamanan penumpang lebih terjamin
karena pintu dan jendela mobil harus ditutup waktu AC dihidupkan, hal tersebut
menyebabkan penggunaan AC pada mobil semakin banyak.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
perkembangan teknologi dibidang teknik pendingin menjadi semakin pesat
khususnya pada sistem absorbsi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Uraian Umum Sistem AC
AC (Air Conditioner) adalah suatu alat yang di gunakan untuk
mengkondisikan kualitas udara yang meliputi sirkulasi udara, mengatur
kelembaban udara, mengatur kebersihan udara dan untuk m,emurnikan udara
(Purfication). Mendinginkan udara dengan cara mensirkulasikan udara dari
ruangan dilewatkan pada media pendingin kemudian udara yang sama
dihembuskan kembali ke ruangan, demikian seterusnya. Sehingga pada dasarnya,
udara dingin yang terjadi adalah udara yang itu-itu juga dari ruangan tersebut.
Trend teknologi AC rumah tangga sekarang banyak yang dilengkapi filter,
ozonasi atau media pengikat bakteri. Tapi bagaimana pun juga tidak sebaiknya
mempercayai keefektifan perangkat kelengkapan AC tersebut dan
mempertaruhkan kesehatan dan lingkungan.
Hal lain yang juga perlu perhatian adalah di dalam unit AC terhadap zat
media yang disirkulasikan untuk dimanfaatkan sebagai fungsi pendinginan, yang
saat ini masih dominan memakai zat dengan nama refrigerant. Walaupun saat ini
sudah beredar refrigerant jenis ramah lingkungan, tapi refrigerant lama yang
kurang ramah lingkungan masih banyak disukai karena sifatnya yang efisien. Zat
refrigerant ini, tidak membahayakan lingkungan selama tidak terlepas ke udara
alias instalasi AC tidak ada kebocoran. Oleh karena itu perlu kiranya, paling tidak
setahun sekali perlu mengundang teknisi AC untuk sekedar memeriksa kebocoran
refrigerant ini.
Indikasi terhadap kebocoran refrigerant juga mungkin sekali terjadi bila
ruangan menjadi tidak sejuk biasanya ketika AC dinyalakan. Bila instalasi bocor,
refrigerant yang terlepas diudara, bila masuk ke ruangan, jelas akan sangat
membahayakan, karena zat refrigerant ini termasuk gas tidak tampak dan tidak
berbau, tapi sangat beracun. Sedang bila terlepas ke udara bebas di luar, walaupun
mungkin kontribusinya kecil, tetap secara kolektif, hal ini akan berdampak pada
menipisnya lapisan ozon di atmosfir dan peningkatan efek rumah kaca.
Menipisnya lapisan ozon berdampak pada tidak tersaringnya sinar
2
ultraviolet dari matahari yang berbahaya bagi kesehatan kulit. Sementara
peningkatan efek rumah kaca, dapat mengakibatkan kenaikan suhu bumi secara
global yang dapat mengganggu keteraturan iklim dunia.
B. Refrigerant
Refrigerant adalah fluida kerja yang bersirkulasi dalam siklus refrigerasi.
Refrigerant adalah fluida kerja yang bersirkulasi dalam siklus refrigerasi.
Refrigerant merupakan komponen terpenting siklus refrigerasi karena refrigeran
yang menimbulkan efek pendinginan dan pemanasan pada mesin refrigerasi.
ASHRAE (2005) mendefinisikan refrigerant sebagai fluida kerja di dalam
mesin refrigerasi, pengkondisian udara, dan sistem pompa kalor. Refrigerant
menyerap panas dari satu lokasi dan membuangnya ke lokasi yang lain, biasanya
melalui mekanisme evaporasi dan kondensasi.
Refrigerant yang digunakan dalam sistem kompresi uap dikelompokkan
menjadi refrigerant primer. Sedangkan jika fluida digunakan untuk memindahkan
panas, maka fluida ini disebut sebagai refrigerant sekunder. Penggunaan
refrigerant saat ini merupakan isu penting menyangkut pemanasan global. Pada
bab ini, akan dijelaskan jenis refrigerant, sifat, dan penggunaannya saat ini.
Refrigerant atau zat pendingin mempunyai kemampuan menyerap panas
dalam jumlah yang besar dan pada proses itu disertai dengan perubahan wujud
yaitu dari cair menjadi gas. Zat pendingin yang sering digunakan pada sistem AC
mobil adalah R 12 atau juga dikenal dengan CFC 12 (fluorinated hydrocarbon).
C. Prinsip Refrigerasi dan Pengkondisian Udara
Fungsi utama refrigerasi dan pengkondisian udara saling berkaitan satu
sama lain, tetapi masing-masing mempunyai ruang lingkup yang berbeda.
Penerapan teknik refrigerasi yang terbanyak adalah refrigerasi industri yang
meliputi pemrosesan, pengawetan makanan, penyerapan kalor dari bahan kimia,
perminyakan dan industri petrokimia. Selain itu, terdapat penggunaan khusus
seperti pada industri manufaktur dan konstruksi.
Teknik pengkondisian udara tidak hanya berfungsi sebagai pendingin,
tetapi juga untuk pemanasan seperti pengaturan kecepatan, radiasi termal, dan
3
kualitas udara termasuk penyisihan partikel dan uap pengotor.
Refrigerasi dan pengkondisian udara merupakan terapan dari teori
perpindahan kalor dan thermodinamika. Sistem refrigerasi adalah suatu sistem
yang menjadikan kondisi temperatur suatu ruang berada dibawah temperatur
semula (menjadikan temperatur dibawah temperatur siklus). Pada prinsipnya
kondisi temperatur rendah yang dihasilkan oleh suatu sistem
refrigerasidiakibatkan oleh penyerapan panas pada reservoir dingin (low
temperature source) yang merupakan salah satu bagian sistem refrigerasi tersebut.
Panas yang diserap bersama-sama energi (kerja) yang diberikan kerja luar dibuang
pada bagian sistem refrigerasi yang disebut reservoir panas (high temperature
sink). Dalam suatu sistem refrigerasi jumlah panas yang diserap pada reservoir
dingin merupakan kuantitas yang terpenting, yang dapat menunjukkan berapa
kapasitas pendingin yang dapat diberikan oleh sistem refrigerasi.
Prinsip pengkondisian udara adalah kondisi udara dalam ruangan dapat
dalam keadaan sangat dingin, panas, lembab, kering, kecepatan udara tinggi atau
tidak ada gerakan udara. Udara dingin digerakkan oleh fan masuk reducting
(saluran udara) dan melalui outlet (lubang keluar) udara masuk ke dalam ruangan.
Udara dari dalam ruangan kembali ke return outlet (grile/ lubang isap) masuk ke
ducting return (saluran kembali) dan melalui filter untuk pembersihan udara
masuk melewati celah-celah/ permukaan coil evaporator (koil pendinginan) dan
kembali digerakkan fan (kipas udara).
Komponen sistem pengkondisian udara adalah:
a. Sistem pembangkit kalor, mesin refrigerasi, menara pendingin dan ketel
uap.
b. Sistem pipa: pipa air dan pipa refrigerasi dan pompa.
c. Pengkondisian udara: saringan udara, pendingin udara, pemanas udara dan
pelembab udara.
d. Sistem saluran udara: kipas dan saluran udara.
Pengkondisian udara adalah perlakuan terhadap udara untuk mengatur
suhu, kelembaban, kebersihan dan pendistribusiannya secara serentak guna
4
mencapai kondisi nyaman yang diperlukan oleh orang yang berada di dalam suatu
ruangan. Atau dapat didefinisikan suatu proses mendinginkan udara sehingga
mencapai temperatur dan kelembaban yang ideal. Sistem pengkondisian udara
pada umumnya dibagi menjadi 2 golongan utama :
a. Pengkondisian udara untuk kenyamanan kerja.
b. Pengkondisian udara untuk industri.
Sistem pengkondisian udara untuk industri dirancang untuk memperoleh
suhu, kelembaban dan distribusi udara yang sesuai dengan yang dipersyaratkan
oleh proses serta peralatan yang dipergunakan di dalam ruangan. Dengan adanya
pengkondisian udara ini, diharapkan udara menjadi segar sehingga karyawan
dapat bekerja dengan baik, pasien di rumah sakit menjadi lebih nyaman dan
penghuni rumah tinggal menjadi nyaman.
` Salah satu jenis mesin refrigerasi yang umum digunakan pada zaman
sekarang adalah jenis kompresi uap. Mesin pendingin jenis ini bekerja secara
mekanik dan perpindahan panas dilakukan dengan memanfaatkan sifat refrigerant
yang berubah dari fase cair ke fase gas (uap) dan kembali ke fase cair secara
berulang-ulang. Refrigerant mendidih pada suhu yang jauh lebih rendah
dibandingkan air pada tekanan yang sama. Misalnya, amonia yang sering
digunakan sebagai refrigerant, pada tekanan 1 atmosfir (101.3 kPa) dapat
mendidih pada suhu -33 oC. Suhu titik didih refrigeran dapat diubah dengan cara
mengubah tekanannya, misalnya, untuk menaikkan suhu titik didih amonia
menjadi 0o C,tekanan harus dinaikkan menjadi 428.5 kPa. Keragaman suatu siklus
refrigerasi umumnya dinyatakan dalam berbagai terminologi, seperti ton
refrigerasi, koefisien tampilan, dan efisiensi refrigerasi. Satu ton refrigerasi
didefinisikan sebagai kapasitas pendinginan yang diserap oleh satu ton es untuk
menjadi cair selama 24 jam, yaitu 1357 W (200 Btu/menit) .Istilah ton refrigerasi
umum digunakan untuk mesin pendingin berkapasitas besar.
5
D. Jenis-Jenis Refrigerant
Perubahan radikal dalam pemilihan dan penggunaan refrigerant dalam
menanggapi isu-isu lingkungan telah terjadi selama 25 tahun terakhir, sebuah
cerita yang dapat ditelusuri dengan bantuan sebuah ‘garis waktu perkembangan
sistem pendingin. Mesin pendingin udara mekanis paling awal digunakan sebagai
fluida kerja. Pengenalan siklus kompresi uap memungkinkan sistem yang lebih
kompak dan efektif. Pada awalnya hanya cairan praktis adalah karbon dioksida
dan amonia. Salah satu syarat utama adalah pelestarian daging di perjalanan laut
yang panjang dari Selandia Baru dan Australia ke Eropa, dan untuk amonia ini
adalah karena tidak cocok dengan sifat racunnya. Karbon dioksida, meskipun
memerlukan tekanan jauh lebih tinggi, digunakan. Metil klorida, meskipun
beracun dan sangat tidak menyenangkan, yang digunakan pada beberapa sistem
yang lebih kecil.
Sebuah revolusi muncul dengan penemuan chlorofluorocarbon (CFC) R12
oleh Midgley di awal 1930-an. Ini, para anggota refrigeran dan lainnya dari
keluarga CFC tampaknya memproses semua sifat yang diinginkan. Secara khusus
mereka tidak beracun, tidak mudah terbakar dan dengan sifat termodinamika yang
baik dan karakteristik minyak miscibility. The CFC R12, R11, R114 dan R502
bersama dengan hydrochlorofluorocarbon (HCFC) R22 menjadi refrigeran
definitif. Mereka memungkinkan ekspansi pendingin ke dalam, sektor komersial
AC domestik dan. Amonia dengan sifat yang sangat baik termodinamika dan
biaya rendah dilanjutkan pada aplikasi industri. keprihatinan lingkungan kini telah
mendorong pengembangan pengganti untuk klor mengandung senyawa.
Tak perlu dikatakan, tidak ada cairan tunggal memiliki semua sifat ini, dan
pilihan cairan untuk setiap aplikasi tertentu akan selalu kompromi.
Dalam syntetic refrigerant atau pendingin buatan, yaitu: Hidro, Chloro,
Fluoro dan Carbo. Ada banyak macam jenis refrigerant, tapi tipe yang Umum
dipakai sebagai pendingin ada tiga.
1. Pertama R-12 CFC (Chloroflurocarbon), karena tidak mengandung
hydrogen, CFC adalah senyawa yang sangat stabil dan tidak mudah
bereaksi dengan zat yang lain meskipun terlepas ke atmosfer. Karena
mengandung klohr, CFC merusak ozon di atmosfer (Stratosfer) jauh di
6
atas muka bumi. Zat ini mempunyaia nilai potensi merusak ozon (Ozone
Depletion Potential = ODP) yang tinggi (ODP = 1). Lapisan ozon
melindungi makhluk hidup dari pancaran sinar ultraviolet intensitas tinggi.
Refrigerant ini Banyak ditemukan pada kulkas, dispanser, maupun AC
mobil di bawa tahun 1993.
2. Kedua R-22 HCFC (Hidro chlorofluorocarbo), meskipun mengandung
klohr (C1), yang merusak lapisan ozon, zat ini juga mengandung hidrogen
(H), yang membuat zat ini kurang stabil jika berada di atmosfer.
Refrigerant ini sebagian besar akan terurai pada lapisan atmosfer bawah
dan hanya sedikit yang mencapai lapisan ozon. Oleh sebab itu HCFC
mempunyai ODP yang rendah. Refrigeran ini Banyak ditemukan pada
pendingin ruangan bersekala besar, seperti AC split, AC window, dan AC
central pada gedung perkantoran. Dulu pun rumah sakit menggunakan
pendingin dengan tipe refrigerant R-22.
3. Dan yg terakhir R-134a HFC (Hidrofluorocarbo), tidak mempunyai
unsur klohr. Oleh sebab itu refrigerant ini tidak merusak lapisan ozon dan
nilai ODPnya sama dengan nol. Jenis ini paling banyak digunakan oleh
AC mobil dewasa ini, dan sebagian produk kulkas.
R-12, R-22, R-134a
Gambar : Refrigerant AC
7
Nomor refrigerant Nama kimia Rumus kimia
11
12
13
22
40
113
115
Trikloromonofluorometan
Diklorodifluorometan
Monoklorotrifluorometan
Monoklorodifluorometan
Metilklorida
Triklorotrifluoroetan
Diklorotetrafluoroetan
CCl3F
CCl2F2
CClF3
CHClF2
CH3Cl
CCl2FCClF2
CClF2CClF2
1. Refrigerant Primer
Refrigerant primer adalah refrigeran yang digunakan pada sistem
kompresi uap. Refrigerant yang digunakan pada sistem pendinginan
kompresi uap harus mempunyai mempunyai sifat-sifat kimia, fisika,
termodinamika tertentu yang sesuai dengan kondisi penggunaan.
Golongan Halokarbon
Refrigerant golongn halokarbon adalah jenis refrigerant yang
umum digunakan. Refrigerant jenis ini meliputi refrigerant yang terdiri
dari satu atau lebih dari tiga jenis ion golongan halogen (klorin, fluorin,
dan bromin). Beberapa jenis refrigerant halokarbon yang umum digunakan
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1.1. Jenis refrigeran halokarbon
Sistem penomoran golongan halokarbon adalah sebagai berikut:
nomor pertama dari sebelah kanan menunjukkan jumlah atom florin pada
senyawa, nomor kedua dari kanan menunjukkan satu nilai lebih banyak
dari jumlah atau, hidogren pada senyawa dan tiga digit dari kanan
menunjukkan satu nilai lebih sedikit dari jumlah atom karbon.
8
Senyawa Organik
Awalnya, saat pendinginan hanya digunakan untuk tujuan khusus,
hanya amoniak dan karbon dioksida yang dapat digunakan sebagai
refrigerant. Saat pendinginan mulai dikenalkan pada masyarakat, sulfur
dioksida, metil klorida dan metilen klorida digunkan karena sesuai dengan
kompresor sentrifugal. Metilrn klorida dan karbon dioksida, karena faktor
keamanannya digunakan untuk sistem pengkondisian udara (AC). Semua
refrigerant ini, selain amonia, tidak digunakan lagi, kecuali pada sistem
yang lama. Amonia mempunyai sifat termal yang baik, dan masih
digunakan pada lapangan es skating.
Senyawa hidrokarbon
Banyak senyawa hidrokarbon yang digunakan sebagai refrigerant,
umumnya digunakan pada industri minyak bumi, seperti metana, etana,
propana, etilen, dan isobutilen. Kesemuanya flammable dan eksplosif.
Digolongkan sedikit beracun karena mengandung efek bius pada tingkat
tertentu. Etana, metana, dan etilen digunakan pada pendinginan suhu
ekstra rendah.
Hidrokarbon sebagai refrigerant dalam sistem refrigerasi telah
dikenal sejak tahun 1920-an, sebelum refrigerant sintetik dikenal. Ilmuwan
yang tercatat sebagai promotor hidrokarbon sebagai refrigerant antara lain
Linde (1916) dan Ilmuwan Dunia Albert Einstein (1920). Hidrokarbon
kembali diperhitungkan sebagai alternatif pengganti CFC, setelah aspek
lingkungan mengemuka, dan timbulnya permasalahan dalam peralihan
dari CFC ke HFC, dikarenakan perlu adanya penyesuaian perangkat keras,
pelumas, serta perlakuan khusus dalam operasional penggunaan bahan
HFC : R-134a ini.
2. Refrigerant Sekunder
Refrigerant sekunder merupakan fluida yang membawa panas dari
benda yang didinginkan ke evaporator suatu sistem pendinginan. Suhu
refrigeran sekunder akan berubah saat refrigeran mengambil panas namun
9
Refrigeran 11 (CCL3F) Pendinginan dengan kompresor
sentrifugal untuk sistem AC ber-kapasitas
besar
Refrigerant 12 (CCL2F) Pendinginan dengan kompresor piston untuk
refrigerasi unit kecil terutama water cooler,
kulkas
Refrigerant 22 (CHCLF2) Pendinginan dengan kompresor tipe piston
untuk unit refrigerasi kapasitas besar seperti
pengemasan dan central AC
Refrigerant 502 Untuk bahan pangan beku dalam kabinet,
terutama untuk pendinginan di pasar swalayan
Refrigerant Sekunder (Inorganik) Penggunaan
Amonia (NH3) Untuk cold storage, pabrik es, pendinginan
bahan pangan
Air (H2O) Pendinginan tipe ejektor
CO2 Sebagai karbondioksida padat atau es kering
dan hanya digunakan untuk refrigerasi
angkutan
tidak berubah fasa. Air dapat digunakan sebagai refrigeran sekunder,
namun hanya untuk kondisi operasi di atas titik beku air. Refrigeran yang
umum digunakan adalah campuran garam dan air (brine) atau anti beku
yang mempunyai titik beku di bawah 00 C. Beberapa anti beku yang umum
digunakan adalah campuran air dengan etilen glikol, propiln glikol atau
kalsium klorida. Etilen glikol dapat digunakan dalam industri makanan
karena tidak beracun. Beberapa jenis dan penggunaan refrigerant sekunder
sebagai berikut :
Tabel 1.2. Jenis refrigerant Sekunder
10
E. Dampak Freon AC
Freon memiliki Global Warming Potential (GWP) 510 kali lebih besar dari
pada CO2. Karbondioksida dalam alam sendiri menyebabkan 9-26% efek rumah
kaca. Dengan ditambahnya karbondioksida dari kendaraan bermotor, pemanasan
global akibat efek rumah kaca semakin meningkat. Tapi ‘kejahatan’
karbondioksida belum sebanding dengan freon terkait penyebab pemanasan
gelobal. Selain GWP yang lebih tinggi dari CO2, Freon pun memiliki ALT
(Atmosfer LifeTime) yang sangat besar, yaitu 15. Artinya gas freon akan bertahan
15 tahun diatmosfer sebelum terurai! Berarti sejak pertama kali AC ditemukan
dan dijual secara komersil (1950s), Freon baru terurai empat kali di alam (genap
tahun 2010).Tapi faktanya, penggunaan AC berjalan setiap tahun dan terus
meningkat, penggunaan freon yang juga tidak hanya di AC.
Sepanjang tahun freon semakin lama bertahan di atmosfer. Dampak
lingkungan secara tidak langsung adalah konsumsi listrik yang tinggi. Membuat
pendingin rumah tangga lebih boros energi 25-40% dari konsumsi yang
seharusnya. Selain berbahaya untuk lingkungan, freon pun berbahaya untuk
kesehatan. Cara kerja freon mengikat air, sehingga dampak langsung yang dapat
dirasakan adalah kulit yang kering. Sistem pernafasan pun sering terganggu untuk
jangka menengah dan jangka panjangnya, khususnya jika mengalami kebocoran
freon. Dampak paling fatal karena menggunakan freon adalah berkurangnya
molekul ozondi stratosfer yang mengakibatkan lapisan ozon menjadi semakin
tipis sehingga fungsi penyerapan radiasi UV-B menjadi berkurang. Sebagai
akibatnya, intensitas radiasi UV-B semakin meningkat. Berdasarkan kajian ilmiah
diketahui bahwa setiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan terjadi kenaikan
radiasi UV-B sebesar 20%. Paparan radiasi UV-Byang berlebih dapat
menimbulkan dampak negatif.
Pada manusia, radiasi UV-B berlebih dapat menimbulkan penyakit
kangker kulit, katarak mata, serta mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit
infeksi. Selain itu juga dapat memicu reaksi kimiawi di atmosfer bagian bawah,
yang mengakibatkan penambahan jumlah reaksi fotokimia yang menghasilkan
asap beracun, hujan asam, serta peningkatan gangguan saluran pernafasan. Pada
tumbuhan, radiasi UV-B dapat menghambat pertumbuhan berbagai tanaman,
11
bahkan beberapa menjadi kerdil. Sebagai akibatnya hasil panen menurun dan
tidak jarang gagal panen.
Di perairan laut, intensitas radiasi UV-Byang tinggi dapat memusnahkan
organisme kecil yang hidup di permukaan air. Phytoplanton yang menjadi sumber
utama rantai makanan organisme laut dapat musnah, sehingga menimbulkan
pengaruh berantai terhadap kehidupan organisme laut. Radiasi UV-B juga akan
menurunkan kemampuan sejumlah organisme menyerap gas karbon dioksida,
yang merupakan salah-satu gas rumah kaca, sehingga konsentrasi gas rumah
kacadi atmosfer akan meningkat dan menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Kelebihan zat pendingin ini antara lain :
1. mendidih pada –29,8o C dalam tekanan atmosfir.
2. Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah.
3. Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam.
4. dapat larut bila dicampur dengan minyak.
5. kurang bereaksi ter(fluorinated hydrocarbon).hadap karet.
6. tidak berwarna dan tidak berbau.
Kekurangannya adalah dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon pada atmosfir
bumi yang menjaga terjadinya radiasi sinar ultra Violet dari matahari dan
menimbulkan efek rumah kaca. Refrigerant (Zat Pendingin) lain yang sekarang
banyak dijumpai dan lebih ramah terhadap ozon serta memiliki efektifitas
pendinginan lebih baik adalah HFC 134a. Refrigerant yang dipakai sebagai
alternatif pengganti lainnya adalah: ternary blend yang merupakan campuran dari
12
zat pendingin yang berbeda seperti : HCF22, HFC152a dan HCFC124 dan yang
sudah sangat kita kenal yaitu gas alam cair ( LPG ) meskipun zat ini sangat mudah
terbakar, sehingga pada beberapa negara tertentu penggunaan LPG ini tidak
diijinkan lagi.
F. Cara mengisi refrigerant.
Sebelum mengisi refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan
kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Untuk
mengosongkan sistem rangkaian ini lakukanlah langkah pengosongan dengan
menggunakan alat Vacuum pump.
Prosedur pengosongan :
1. Tutup kedua katup manifold gauge.
2. pasang manifold gauge ke kompresor dengan selang merah ke nipel tekanan
tinggi dan selang biru ke nipel tekanan rendah serta selang hijau ke pompa
vakum. (lihat gambar)
3. Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan pompa vakum.
4. bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga menunjukkan angka +/- 600
mmHg ( 23,62 inHg; 80 kPa ).
5. bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum bekerja dari dua sisi untuk
lebih mengefisienkan kerja pompa vakum.
6. baca kembali ukuran pada vakum gauge dan pastikan sistem telah bersih dari
udara maupun uap air dengan angka penunjuk berada pada angka 750 mmHg
( 29,53 in Hg; 99,98 kPa ).
7. biarkan pompa vakum tetap hidup kurang lebih selama 30 menit.
8. tutup kedua katup manifold sebelum mematikan pompa vakum.
9. tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka penunjuk meteran. Bila terjadi
penurunan maka berarti dalam sistem rangkaian masih terjadi kebocoran.
10. cari kebocoran dengan alat deteksi kebocoran sampai ditemukan dan perbaiki.
13
Gambar: Penghubungan manifold gauge, kompresor, dan pompa vakum
ketika melakukan pengosongan rangkaian sistem AC.
Pengisian refrigerant.
Sebelum memulai pengisian refrigerant pastikan langkah-langkah berikut sudah
dilakukan :
1. Rangkaian sistem masih terpasang dengan benar.
2. Selang masih terpasang dengan manifold gauge warna merah ke nipel
tekanan tinggi, warna biru ke nipel tekanan rendah dan warna hijau ke
tangki refrigerant atau alat pengisi.
3. refrigerant yang akan digunakan tersedia dengan cukup.
4. singkirkan alat-alat yang masih ada di sekitar mesin untuk menghindari
terjadinya kecelakaan.
Langkah pengisian
1. Pemasangan selang pada tabung refrigerant.
Sebelum memasang selang, putarlah handle berlawanan arah jarum jam
sampai jarum katupnya tertarik penuh.
14
Putarlah disc berlawanan arah jarum jam, sampai posisi habis.
Hubungan selang warna hijau ke tabung refrigerant.
Putarlah disch searah jarum jam dengan tangan.
Putarlah handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan putarlah
kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat mengalir ke selang.
Tekanlah niple no 4 pada manifold gauge dengan jari tangan sampai
udara keluar dari selang tengah.
Bila udara sudah keluar ( ditandai dengan keluarnya refrigerant )
tutuplah niple no 4 dengan tutup niple.
Gambar: Pengosongan selang isap refrigeran sebelum langkah pengisian di
lakukan.
2. Pemeriksaan kebocoran awal.
Bukalah keran katup tekanan tinggi pada manifold gauge agar gas
masuk kedalam sistem. ( tabung menghadap keatas ).
15
Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukkan 1 kg/cm2 ( 14 psi; 98
kPa ) tutup keran manifold tekanan tinggi.
Periksalah kebocoran pada sistem dengan menggunakan detektor.
3. Pengisian Refrigerant dalam bentuk cair.
Balikkanlah tabung refrigerant menghadap kebawah agar isi refrigerant
yang keluar dalam bentuk cair.
Buka katup tekanan tinggi.
Periksalah kaca pengintai sampai aliran refrigerant berhenti mengalir
dan tutuplah keran.
Amati kedua pengukur, tekanan tinggi maupun tekanan rendah.
Keduanya harus menunjukkan tekanan yang sama.
Gambar: Penghubungan manifold gauge, kompresor, dan taabung refrigerant pada
saat pengisian refrigeran dalam bentuk cairan.
4. Pengisian Lanjutan.
Baliklah tabung refrigerant menghadap keatas agar isi refrigerant keluar
dalam bentuk gas.
16
Hidupkan mesin dan biarkan beberapa menit untuk pemanasan.
Hidupkan switch AC, dan amati pengukur tekanan manifold gauge
tanda merah harus terlihat pada tekanan tinggi dan tanda biru pada
tekanan rendah tetapi tidak vakum.
Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge warna biru. (besar
kecilnya pembukaan akan mempengaruhi jumlah refrigerant yang
mengalir dalam sistem.
Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi semakin sedikit
dan lembut menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup.
Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur tekanan rendah 1,5 –
2,0 kg/cm2 dan tekanan tinggi 14,5 – 15 kg/cm2
Gambar: Penghubungan manifold gauge, kompresor, dan tabung
refrigeran pada saat pengisisan lanjutan dengan refrigeran dalam
bentuk gas.
Test kebocoran pada sistem AC mobil
17
Siklus pendingin AC merupakan suatu rangkaian tertutup, oleh sebab itu
kebocoran sekecil apapun akan dapat mengurangi kinerja dari sistem tersebut.
Pengetesan kebocoran paska pengisian merupakan prosedur yang sangat lazim
dilakukan untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi pelanggan.
Ada beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu:
a. untuk kebocoran yang cukup besar bisa dilakukan menggunakan larutan air
sabun.
1) untuk kebocoran yang baru dirasakan kurang dingin dapat menggunakan
alat deteksi kebocoran Halide torch.
2) untuk tingkat kebocoran yang lebih kecil lagi dapat menggunakan
detektor listrik.
Servis/repair AC mobil.
1) Ciri-ciri siklus pendingin tidak normal, penyebab dan pemecahannya.
1. Refrigerant kurang
Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut :
udara yang keluar dari sistem pendingin tidak terlalu dingin.
pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung. pemeriksaan pada
manifold gauge : pengukur tekanan rendah : 0,8 kg/cm2 ( 11 psi, 78
kpa ) pengukur tekanan tinggi : 8-0 kg/cm2 ( 114 psi, 882 kpa ).
Kemungkinan penyebabnya : terdapat kebocoran pada siklus
Pendinginan.
Pemecahannya : Periksa kebocoran dengan menggunakan detektor
kebocoran dan perbaiki.
2. Pengisian refrigerant berlebihan.
Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut :
pendinginan tidak maksimum.
Pemeriksaan pada manifold gauge :
Pengukur tekanan rendah : 2.5 kg/cm2 ( 36 psi, 245 kPa )
Pengukur tekanan tinggi : 20 kg/cm2 ( 248 psi, 1.961 kPa )
Kemungkinan penyebabnya :
Dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan.
18
kondenser tidak bekerja dengan baik.
kopling fluida kipas radiator slip.
tali kipas kompresor kendor.
Pemecahannya :
Kurangi jumlah refrigerant.
Bersihkan kondenser.
Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti.
Stel tali kipas.
3. Terdapat udara di dalam siklus.
Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :
AC tidak terlalu dingin.
Pemeriksaan pada manifold gauge :
Pengukur tekanan rendah : 2.5 kg/cm2 ( 36 psi, 245 kPa )
Pengukur tekanan tinggi : 23 kg/cm2 ( 327 psi, 2.256 kPa ).
Kemungkinan penyebabnya :
Ada udara didalam siklus pendingin.
Pemecahannya :
Periksa kotoran oli dan jumlahnya.
Bila oli berwarna hitam (kotor), bersihkan dengan minyak tanah
dan
semprot dengan kompresor angin.
lakukan penyedotan kevakuman kembali.
Ganti receifer.
4. Terdapat uap air didalam siklus.
Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :
Kadang dingin kadang tidak
Pemeriksaan pada manifold gauge :
Pengukur tekanan rendah : 50 cmHg (1,5 kg/cm2)
Pengukur tekanan tinggi : 7 = 15 kg/cm2
Kemungkinan penyebabnya :
Pada expansion valve terjadi penyumbatan oleh gumpalan es.
Pemecahannya :
19
Ganti Receifer/Dryer
lakukan pemompaan kevakuman, untuk membuang uap air.
perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian.
5. Refrigerant tidak bersirkulasi.
Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :
AC tidak dingin
Pemeriksaan pada manifold gauge :
Pengukur tekanan rendah : 76 cmHg ( sangat rendah )
Pengukur tekanan tinggi : 6 kg/cm2 ( 85 psi / 588 kPa )
Kemungkinan penyebabnya :
Pada expansion valve terjadi penyumbatan.
Pemecahannya :
Lepas expansion valve, bersihkan dan tes. Bila sudah rusak
ganti.
Ganti Receifer/Dryer.
perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian.
BAB III
PENUTUP
20
A. Kesimpulan
Freon adalah salah satu zat yang berbahaya yang berpotensi
mengakibatkan pemanasan global. Kebocoran freon tidak akan menimbulkan
dampak yang serius bagi kesehatan manusia. Ketika freon (CFC) terlepas ke
atmosfer, maka molekul CFC akan terurai atom C yang akan mengakibatkan
timbulnya karbon monoksida (CO). Ketika CO terbentuk, maka mereka akan
menarik lagi satu atom O dari ozon-ozon (O3) lain sehingga menciptakan CO2,
oleh karena itu ozon sebagai pelindung bumi dari sinar ultraviolet menjadi
rusak, sementara CO2 memiliki efek rumaha kaca yang dapat menahan panas
di bumi,dengan demikian bumi akan semakin panas.
B. Saran
Setelah mengetahui bahaya dari freon setidaknya untuk mengurangi
dampak yang ditimbulkan oleh Freon , mulai sekarang kurangi penggunaan
Freon seperti yang terdapat pada AC, lemari pendingin dan lain-lain. Agar
dampak dari pemanasan global tidak akan menjadi semakin parah dengan
penggunaan zat yang berpotensi menimbulkan pemanasan global.
Dan Kepada teman-teman mahasiswa, Di anjurkan untuk bisa serius dalam
mengikuti perkuliahan baik itu saat pemberian teori maupun pada saat proses
Diskusi berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
21
Triyono, Wahyu. 2009. Modul pemeliharaan/servis sistem air conditioners untuk SMK dan MAK. Jakarta : penerbit erlangga.
22