Makalah

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indikator mempunyai peranan yang sangat penting dalam rancangan persiapan pembelajaran karena proses belajar mengajar yang baik harus direncanakan dengan baik pula. Pengembangan indikator yang baik akan mengukur kompetensi dasar dan standar kompetensi yang dikehendakai oleh kurikukulum di sekolah karena indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perilaku siswa yang terukur mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakter peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi. Setiap mata pelajaran memiliki karakter yang berbeda– beda. Misalnya mata perlajaran Bahasa Indonesia terdiri atas aspek mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis yang sangat berbeda dengan mata pelajaran lain seperti matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Oleh sebab itu guru melakukan kajian yang mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran yang diampunya agar dapat mengembangkan indikator dengan tepat. Melalui indikator yang dikembangkan dengan benar akan dapat membantu memandu pemilihan bahan ajar,

description

indikator pencapaian

Transcript of Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakangIndikator mempunyai peranan yang sangat penting dalam rancangan persiapan pembelajaran karena proses belajar mengajar yang baik harus direncanakan dengan baik pula. Pengembangan indikator yang baik akan mengukur kompetensi dasar dan standar kompetensi yang dikehendakai oleh kurikukulum di sekolah karena indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perilaku siswa yang terukur mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakter peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi.

Setiap mata pelajaran memiliki karakter yang berbeda beda. Misalnya mata perlajaran Bahasa Indonesia terdiri atas aspek mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis yang sangat berbeda dengan mata pelajaran lain seperti matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Oleh sebab itu guru melakukan kajian yang mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran yang diampunya agar dapat mengembangkan indikator dengan tepat. Melalui indikator yang dikembangkan dengan benar akan dapat membantu memandu pemilihan bahan ajar, metode pembelajaran, dan alur pelaksanaan pembelajaran. Apabila keselarasan antara bahan ajar, metode, dan alur pembelajaran disetting dengan baik melalui penetapan indikatornya maka niscaya ketercapaian kompetensi yang ditargetkan dapat tercapai dengan baik.

Melihat begitu penting pengembangan indikator dan peranan dalam, pencapaian kompetensi dasar maka hal yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah guru dalam mengembangkan indikator untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka di buat lah makalah ini sehingga dapat membantu guru maupun calon guru dalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi.

1.2 Rumusan masalah1. Apakah Pengertian Indikator ?2. Apa Fungsi adanya Indikator pencapaian kompetensi ?

3. Apa manfaat adanya Indikator pencapaian kompetensi ?

4. Bagaimana Mekanisme Pengembangan Indikator ?1.3 Tujuan penulisan 1. Mengetahui pengertian indikator

2. Mengetahui fungsi adanya Indikator pencapaian kompetensi

3. Mengetahui manfaat adanya Indikator pencapaian kompetensi

4. Memahami Mekanisme Pengembangan Indikator pencapaian kompetensi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IndikatorIndikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

Menurut E Mulyasa indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indicator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian.

Sedangkan menurut Darwin Syah indikator pembelajaran adalah karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang dilakuakan oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa telah memiliki kompetensi dasar tertentu.

Jadi indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifisik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu

2.2 Fungsi IndikatorIndikator berfungsi sebagai berikut:1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.2. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan KI dan KD.

2.3 Manfaat Indikator Manfaat Indikator yaitu :a. membantu guru menentukan keberhasilannya dalam melaksanakan kegiatan. Di samping itu, dengan memperhatikan indikator pencapaian guru dapat menentukan teknik,instrumen evaluasi dan menentukan metode.b. membantu siswa menenetukan strategi belajar, memilih sumber belajar menggunakan waktu, serta memperhitungkan daya yang mereka alokasikan.orang tua dan masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian kompetensi siswa lebih maksimal.

2.4 Mekanisme Pengembangan Indikator1. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut.

Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai yang digunakan SK dan KD. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja berdasarkan aspek kognitif, Afektif dan Psikomotorik disajikan dalam tabel berikut : Kognitif

Psikomotorik

2. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah

Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam penilaian. Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Guru harus melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup dan SK serta KD masing-masing mata pelajaran. Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa dapat terukur secara proporsional. Sebagai contoh dalam mata pelajaran kimia terdapat indikator sebagai berikut: a. Membuat model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr dengan menggunakan bahan kertas, steroform, atau lilin mainan. b. Memvisualisasikan perbedaan model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr.

Indikator pertama (a) tidak mengakomodir keragaman karakteristik peserta didik karena siswa dengan intelegensi dan gaya belajar visual verbal dapat mengekspresikan melalui cara lain, misalnya melalui lukisan atau puisi. Karakteristik sekolah dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan indikator karena target pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar internasional yang digunakan. Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator.

3. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi

Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu dianalisis untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan indikator. Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang diraihnya. Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah di masa yang akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.Indikator hasil belajar harus memenuhi tiga kriteria utama yaitu :a. Dirumuskan dalam kalimat yang jelas,

Maksud Kejelasan pernyataan mengandung konsekuensi bahwa guru dan siswa memaknai kalimat dengan makna yang sama.b. Mengandung kepastian makna,

Maksud Kepastian makna mengandung pengertian tidak menimbulkan makna ganda.c. Dapat diukur.

Maksud dapat diukur jika pencapaian perilaku dapat diamati atau diukur dengan menggunakan instrumen.

Dalam penyusunan indikator perlu memperhatikan kriteria;

Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KI-KD.

Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya).

spesifik yaitu hanya mengandung satu prilaku. Contoh pernyataan yang menggandung satu prilaku; merancang rencana kegiatan. Dalam penyusunan indikator hasil belajar masih sering didapat beberapa kata kerja operasional dalam satu indiaktor. Misalnya, menyebutkan dan menuliskan kalimat. Contoh yang terakhir tentu tidak spesifik

berorientasi pada siswa yang menggambarkan kompetensi siswa yang diharapkan

menggunakan kata kerja operasional

mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan (2)2.5 Contoh Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi

Di bawah ini dideskripsikan beberapa contoh indikator sikap spiritual dan sosial yang terkandung di dalam KI-1 dan KI-2.

Tabel Daftar Deskripsi Indikator Sikap

Sikap spiritualContoh Indikator

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu. Menjalankan ibadah tepat waktu. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa; Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu. Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau melakukan usaha. Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat tinggal, sekolah, dan masyarakat Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia.

Menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut

Sikap sosialContoh Indikator

1. Jujur

adalah perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan

Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber)

Mengungkapkan perasaan apa adanya

Menyerahkan barang temuan kepada yang berwenang atau berhak

Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya

Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki

2. Disiplinadalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Datang tepat waktu

Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/sekolah

Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan

Mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar

3. Tanggung jawab

adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap Tuhan Yang Maha Esa, negara, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), dan diri sendiri

Melaksanakan tugas individu dengan baik

Menerima risiko dari tindakan yang dilakukan

Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat

Mengembalikan barang yang dipinjam

Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan

Menepati janji

Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri

Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa diminta/disuruh

4. Toleransiadalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat

Menerima kesepakatan meskipun berbeda pendapat

Dapat menerima kekurangan orang lain

Dapat mememaafkan kesalahan orang lain

Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan

Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain

Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain

Terbuka terhadap atau bersedia untuk menerima sesuatu yang baru

5. Gotong royong

adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong-menolong secara ikhlas. Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah

Bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan

Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan

Aktif dalam kerja kelompok

Lebih memperhatikan tujuan kelompok/bersama

Tidak mendahulukan kepentingan pribadi

Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri dan orang lain

Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama

6. Santun atau sopan

adalah sikap baik dalam pergaulan, baik dalam berbahasa maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain. Menghormati orang yang lebih tua.

Tidak berkata kotor, kasar, dan takabur.

Tidak melakukan tindakan jorok, cabul, dan cemar bukan pada tempatnya

Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat

Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain

Melakukan 3S (salam, senyum, sapa)

Meminta izin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain

Memberi perlakuan kepada orang lain seperti perlakuan yang diinginkan untuk diri sendiri

7. Percaya diri

adalah kondisi mental atau psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak

Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.

Mampu membuat keputusan dengan cepat

Tidak mudah putus asa

Tidak canggung dalam bertindak

Berani presentasi di depan kelas

Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan kepada orang lain

Berani memberikan kritik dan saran kepada orang lain

(Kurniasih, Imas. 2014 : 66-72)a. Contoh indicator pencapaian kompetensi pada mata pelajaran IPA SMP dengan Materi Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita. Dengan sub bab Bagaimana Cara Memisahkan CampuranKompetensi Dasar2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan2.3 Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab dalam aktivitas sehari-hari3.5 Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisika dan kimia pada zat yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari4.6 Melakukan pemisahan campuran berdasarkan sifat fisika dan kimia zat. (Kemendikbud. 2013)Dari kompetensi dasar diatas dapat kembangkan menjadi indicator sebagai berikut :1. Mengidentifikasi perangkat alat percobaan pemisahan campuran dengan metode filtrasi, evaporasi, kristalisasi, sublimasi, destilasi, dan kromatografi2. Menjelaskan prinsip pemisahan campuran pada setiap metode berdasarkan data percobaan3. Terampil melakukan pemisahan campuran dengan metode metode filtrasi, evaporasi, kristalisasi, sublimasi, destilasi, dan kromatografi4. Mengidentifikasi contoh pemanfaatan pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari5. Menjelaskan proses penjernihan air dengan metode pemisahan campuran6. Memisahkan bahan-bahan yang masih dapat digunakan menggunakan metode pemisahan campuran7. Memiliki rasa ingin tahu, teliti, dan peduli lingkungan melalui diskusi, kerja kelompok, dan melakukan praktikum pemisahan campuran8. Menunjukkan ketekunan, tanggung jawab, saling menghargai dalam kegiatan belajar dan bekerja baik secara individu maupun berkelompok9. Menjaga kehidupan dalam ekosistem dari bahan kimia berbahaya dengan melakukan pemisahan limbah sebelum membuang ke lingkungan.10. Membuat alat penjernihan air dari alat sederhana menggunakan metode pemisahan campuranb. Contoh indicator pencapaian kompetensi pada mata pelajaran Kimia SMAKompetensi Inti1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.Kompetensi dasar1.1 Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam bekerja sama memenemukan dan memahami keteraturan atom, unsur dan molekul.2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.3.2 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.4.2 Menyajikan hasil diskusi kelompok tentang kestabilan unsur, struktur Lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, senyawa kovalen polar dan non polar, ikatan logam dan sifat-sifat senyawa. (Kemendikbud. 2013)Indicator

1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab3. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya dengan cara berikatan dengan unsur lain.4. Menjelaskan hubungan antara susunan elektron valensi dengan struktur Lewis5. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.6. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.7. Menyebutkan contoh senyawa yang berikatan ion dan kovalen dalam kehidupan sehari-hari8. Menjelaskan sifat-sifat senyawa ion dan sifat-sifat senyawa kovalen9. Menganalisis penyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen.10. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa senyawa.11. Menggambarkan elektron valensi suatu unsur menggunakan struktur Lewis.12. Menggambarkan proses terbentuknya ikatan ion13. Menggambarkan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.14. Menyajikan hasil analisis perbandingan pembentukan ikatan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifisik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu.Ada beberapa fungsi Indikator diantaranya sebagai berikut:

Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.

Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.

Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.

Manfaat Indikator yaitu :a. membantu guru menentukan keberhasilannya dalam melaksanakan kegiatan. Di samping itu, dengan memperhatikan indikator pencapaian guru dapat menentukan teknik, instrumen evaluasi dan menentukan metode.b. membantu siswa menenetukan strategi belajar, memilih sumber belajar menggunakan waktu, serta memperhitungkan daya yang mereka alokasikan.orang tua dan masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian kompetensi siswa lebih maksimal.Mekanisme Pengembangan Indikator1. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah

3. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi Dalam penyusunan indikator perlu memperhatikan kriteria;

Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KI-KD.

Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya).

berorientasi pada siswa yang menggambarkan kompetensi siswa yang diharapkan

menggunakan kata kerja operasional mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan Dirumuskan dalam kalimat yang jelas,

Mengandung kepastian makna,

Dapat diukur.

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKAhttp://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/15/pengembangan-indikator-dalam-ktsp/http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=0CFUQFjAI&url=http%3A%2F%2Florensius.googlecode.com%2Ffiles%2Fpanduan-pengembangan-indikator.pdf&ei=wkZTVPhttp://gurupembaharu.com/home/perumusan-indikator-hasil-belajar-pada-kurikulum-2013/Kurniasih, Imas. Berlin Sani.2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan. Surabaya : Kata Pena.

Kemendikbud. 2013. Struktur kurikulum 2013. Jakarta: kementeriam pendidikan dan kebudayaan LAMPIRAN Shinta devitri (A1C112005) dan Emalia Contesa (A1C112024)

Bagaimana cara memuat indicator dari kompetensi dasar ?

Jawab :

Dalam merumuskan indicator pencapaian pembelajaran perlu memperhatian hal beriukut :

1. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut.Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai yang digunakan SK dan KD. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan. 2. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam penilaian. Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Guru harus melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup dan SK serta KD masing-masing mata pelajaran. Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa dapat terukur secara proporsional. Sebagai contoh dalam mata pelajaran kimia terdapat indikator sebagai berikut: a. Membuat model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr dengan menggunakan bahan kertas, steroform, atau lilin mainan. b. Memvisualisasikan perbedaan model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr.

Indikator pertama (a) tidak mengakomodir keragaman karakteristik peserta didik karena siswa dengan intelegensi dan gaya belajar visual verbal dapat mengekspresikan melalui cara lain, misalnya melalui lukisan atau puisi. Karakteristik sekolah dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan indikator karena target pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar internasional yang digunakan. Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator.

3. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu dianalisis untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan indikator. Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang diraihnya. Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah di masa yang akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.Indikator hasil belajar harus memenuhi tiga kriteria utama yaitu :

a. Dirumuskan dalam kalimat yang jelas, Maksud Kejelasan pernyataan mengandung konsekuensi bahwa guru dan siswa memaknai kalimat dengan makna yang sama.b. Mengandung kepastian makna,Maksud Kepastian makna mengandung pengertian tidak menimbulkan makna ganda.c. Dapat diukur. Maksud dapat diukur jika pencapaian perilaku dapat diamati atau diukur dengan menggunakan instrumen.